Anda di halaman 1dari 23

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS

BAB IV
ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS

4.1 Dasar Teori


4.1.1 Besaran – Besaran Pada Rangkaian Listrik
4.1.1.1 Daya Listrik
Daya listrik adalah besar energi listrik yang ditransfer oleh suatu rangkaian listrik
tertutup. Daya listrik sebagai bentuk energi listrik yang mampu diubah oleh alat-alat
pengubah energi menjadi berbagai bentuk energi lain, misalnya energi gerak, energi panas,
energi suara, dan energi cahaya. Daya listrik ini juga mampu disimpan dalam bentuk energi
kimia. Baik itu dalam bentuk kering (baterai) maupun dalam bentuk basah (aki).

Keterangan :
P = Daya Listrik (Watt)
W = Energi Listrik (Joule)
t = waktu (sekon)

4.1.1.2 Tegangan Listrik


Tegangan listrik adalah perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian
listrik, dan dinyatakan dalam satuan volt. Besaran ini mengukur energi potensial dari
sebuah medan listrik yang mengakibatkan adanya aliran listrik dalam sebuah konduktor
listrik. Tergantung pada perbedaan potensial listriknya, tegangan listrik dikatakan sebagai
ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi. Secara definisi tegangan listrik
menyebabkan objek bermuatan listrik negatif tertarik dari bertegangan rendah menuju
tempat lebih tinggi. Sehingga arah arus listrik konvensional di dalam suatu konduktor
mengalir dari tegangan tinggi menuju tegangan rendah.

𝑉 = 𝐼𝑅 ................................................................................................................. (4-2)

Kererangan :
V = Tegangan Listrik (Volt)
I = Arus Listrik (Ampere)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 04 93
ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS
R = Tegangan Listrik

4.1.1.3 Arus Listrik


Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari pergerakan
elektronelektron, mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu. Arus
listrik dapat diukur dalam satuan Coulomb/detik atau Ampere. Contoh arus listrik dalam
kehidupan sehari-hari berkisar dari yang sangat lemah dalam satuan mikroAmpere (µA)
seperti di dalam jaringan tubuh hingga arus yang sangat kuat 1-200 kiloAmpere (kA)
seperti yang terjadi pada petir. Dalam kebanyakan sirkuit arus searah dapat diasumsikan
resistansi terhadap arus listrik adalah konstan sehingga besar arus yang mengalir dalam
sirkuit bergantung pada voltase dan resistansi sesuai dengan hukum Ohm.
Arus listrik merupakan satu dari tujuh satuan pokok dalam satuan internasional. Satuan
internasional untuk arus listrik adalah Ampere (A). Secara formal satuan Ampere
didefinisikan sebagai arus konstan yang, bila dipertahankan, akan menghasilkan gaya
sebesar 2 x 10-7 Newton/meter di antara dua penghantar lurus sejajar, dengan luas
penampang yang dapat diabaikan, berjarak 1 meter satu sama lain dalam ruang hampa
udara.

Keterangan :
Q = Muatan listrik
I = Arus Listrik (Ampere)
t = waktu (sekon)

4.1.1.4 Hambatan Listrik


Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen
elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya. Hambatan listrik yang
mempunyai satuan Ohm dapat dirumuskan sebagai berikut:

Atau

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 04 94
ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS

Keterangan :
V = Tegangan (Volt)
I = Arus listrik. (A)
R = Hambatan listrik

4.1.2 Rangkaian Listrik


Rangkaian listrik adalah sambungan dari bermacam-macam elemen listrik pasif seperti
resistor, kapasitor, induktor, transformator, sumber tegangan, sumber arus, dan saklar
(switch). Rangkaian listrik dibagi menjadi :

1. Rangkaian Seri
Rangkaian seri adalah penyusunan komponen - komponen listrik secara berderet.
Rangkaian seri dibuat untuk membagi-bagi beda potensial sekaligus memperbesar
hambatan listrik. Karenanya, rangkaian seri jarang digunakan untuk merangkai
komponen listrik di rumah-rumah. Jika suatu hambatan listrik dirangkai seri, maka kuat
arus yang mengalir pada masing-masing hambatan akan sama besar, meskipun
hambatan masing-masing komponen berbeda.

Gambar 4.1 Rangkaian Listrik Seri


Sumber : Darjat (2009,p.19)

2. Rangkaian Paralel
Rangkaian paralel adalah penyusunan komponen - komponen listrik secara berjajar.
Rangkaian ini berfungsi untuk membagi-bagi arus dan memperkecil hambatan listrik.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 04 95
ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS

Gambar 4.2 Rangkaian Listrik Paralel


Sumber : Darjat (2009,p.19)

4.1.3 Pengendali Elektro Magnetik


4.1.3.1 Saklar Manual
Saklar manual ialah saklar yang berfungsi menghubung dan memutuskan arus listrik
yang dilakukan secara langsung oleh orang yang mengoperasikannya. Dengan kata lain
pengoperasian saklar ini langsung oleh manusia tidak menggunakan alat bantu. Sehingga
dapat juga disebut saklar mekanis. Pada saat saklar memutus dan menghubung, pada
kontak saklar akan terjadi percikan bunga api terutama pada beban yang besar dan
tegangan yang tinggi. Karena itu gerakan memutus dan menghubung saklar harus
dilakukan secara cepat sehingga percikan bunga api yang terjadi kecil. Dengan saklar ini
motor listrik dapat dihubungkan langsung dengan jala-jala (direct on line), atau dapat pula
saklar ini digunakan sebagai starter (alat asut) pada motor-motor listrik 3 fasa daya kecil.

Gambar 4.3Saklar manual


Sumber : Widodo (2015,p.33)

4.1.3.2 Time Delay Relay


TDR (Time Delay Relay) sering disebut juga relay timer atau relay penunda batas
waktu banyak digunakan dalam instalasi motor terutama instalasi yang membutuhkan

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 04 96
ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS
pengaturan waktu secara otomatis. Fungsi dari peralatan kontrol ini adalah sebagai
pengatur waktu bagi peralatan yang dikendalikannya. Timer ini dimaksudkan untuk
mengatur waktu hidup atau mati dari kontaktor atau untuk merubah sistem bintang ke
segitiga dalam delay waktu tertentu.Timer dapat dibedakan dari cara kerjanya yaitu timer
yang bekerja menggunakan induksi motor dan menggunakan rangkaian elektronik.

Gambar 4.4Time Delay Relay


Sumber : Widodo (2015,p.35)

4.1.3.3 Thermal Over Load Relay (TOR)


Thermal relay atau overload relay adalah peralatan switching yang peka terhadap suhu
dan akan membuka atau menutup kontaktor pada saat suhu yang terjadi melebihi batas
yang ditentukan atau peralatan kontrol listrik yang berfungsi untuk memutuskan jaringan
listrik jika terjadi beban lebih.

Gambar 4.5 Thermal Over Load Relay


Sumber : Widodo (2015,p.39)

4.1.3.4 Magnetic Contactor (Mc)


Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan
momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan loncatan bunga api pada alat
penghubungnya. Selain itu, dalam pengoperasian yang dapat dilengkapi dengan beberapa

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 04 97
ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS
alat otomatis dan alat penghubung yang paling mudah adalah dengan menggunakan sakelar
magnet yang biasa dikenal dengan kontaktor magnet. Kontaktor magnet yaitu suatu alat
penghubung listrik yang bekerja atas dasar magnet yang dapat menghubungkan antara
sumber arus dengan muatan. Bila inti koil pada kontaktor diberikan arus, maka koil akan
menjadi magnet dan menarik kontak sehingga kontaknya menjadi terhubung dan dapat
mengalirkan arus listrik.
Kontaktor magnet atau saklar magnet merupakan saklar yang bekerja berdasarkan
prinsip kemagnetan. Artinya sakelar ini bekerja jika ada gaya kemagnetan pada penarik
kontaknya. Magnet berfungsi sebagai penarik dan dan sebagai pelepas kontak-kontaknya
dengan bantuan pegas pendorong. Sebuah kontaktor harus mampu mengalirkan dan
memutuskan arus dalam keadaan kerja normal. Arus kerja normal ialah arus yang mengalir
selama pemutusan tidak terjadi. Sebuah kontaktor dapat memiliki koil yang bekerja pada
tengangan DC atau AC. Pada tengangan AC, tegangan minimal adalah 85% tegangan
kerja, apabila kurang maka kontaktor akan bergetar.
Ukuran dari kontaktor ditentukan oleh batas kemampuan arusnya. Biasanya pada
kontaktor terdapat beberapa kontak, yaitu kontak normal membuka (Normally Open = NO)
dan kontak normal menutup (Normally Close = NC). Kontak NO berarti saat kontaktor
magnet belum bekerja kedudukannya membuka dan bila kontaktor bekerja kontak itu
menutup/menghubung. Sedangkan kontak NC berarti saat kontaktor belum bekerja
kedudukan kontaknya menutup dan bila kontaktor bekerja kontak itu membuka. Jadi fungsi
kerja kontak NO dan NC berlawanan. Kontak NO dan NC bekerja membuka sesaat lebih
cepat sebelum kontak NO menutup

Gambar 4.6 Magnetic Contac


tor
Sumber :Widodo(2015,p.42)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 04 98
ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS
4.1.4 Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran
listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja Buzzer hampir sama dengan loud
speaker, jadi Buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan
kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi
akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya,
karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan
menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan
menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai
atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).

Gambar 4.7 Buzzer


Sumber : Widodo (2015, p.53)

4.1.5 AVO Meter


Avometer berasal dari kata ”AVO” dan ”meter”. ‘A’ artinya ampere, untuk mengukur
arus listrik. ‘V’ artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. ‘O’ artinya ohm,
untuk mengukur ohm atau hambatan. Terakhir, yaitu meter atau satuan dari ukuran. AVO
Meter sering disebut dengan Multimeter atau Multitester. Secara umum, pengertian dari
AVO meter adalah suatu alat untuk mengukur arus, tegangan, baik tegangan bolak-balik
(AC) maupun tegangan searah (DC) dan hambatan listrik.
AVO meter sangat penting fungsinya dalam setiap pekerjaan elektronika karena dapat
membantu menyelesaikan pekerjaan dengan mudah dan cepat, Tetapi sebelum
mempergunakannya, para pemakai harus mengenal terlebih dahulu jenis-jenis AVO meter
dan bagaimana cara menggunakannya agar tidak terjadi kesalahan dalam pemakaiannya
dan akan menyebabkan rusaknya AVO meter tersebut.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 04 99
ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS
AVO meter adalah singkatan dari Ampere Volt Ohm Meter, jadi hanya terdapat 3
komponen yang bisa diukur dengan AVOmeter sedangkan Multimeter , dikatakan multi
sebab memiliki banyak besaran yang bisa di ukur, misalnya Ampere, Volt, Ohm,
Frekuensi, Konektivitas Rangkaian (putus ato tidak), Nilai Kapasitif, dan lain sebagainya.
Terdapat 2 (dua) jenis Multimeter yaitu Analog dan Digital, yang Digital sangat mudah
pembacaannya disebabkan karena Multimeter digital telah menggunakan angka digital
sehingga begitu melakukan pengukuran listrik, nilai yang diinginkan dapat langsung
terbaca asalkan sesuai atau benar cara pemasangan alat ukurnya.

Gambar 4.8 Bagian -Bagian Multimeter


Sumber : Widodo (2015, p.21)

Bagian-Bagian Multimeter :
1. Sekrup Pengatur Jarum, Sekrup ini dapat di putar dengan Obeng atau plat kecil, Sekrup
ini berfungsi mengatur Jarum agar kembali atau tepat pada posisi 0 (NOL), terkadang
jarum tidak pada posisi NOL yang dapat membuat kesalahan pada pengukuran,
Posisikan menjadi NOL sebelum digunakan.
2. Tombol pengatur nol ohm. Tombol ini hampir sama dengan sekrup pengatur jarum,
hanya saja bedanya yaitu tombol ini digunakan untuk membuat jarum menunjukkan
angka nol pada saat saklar pemilih di posisikan menunjuk skala ohm.
3. Saklar pemilih ,saklar ini harus di posisikan sesuai dengan apa yang ingin diukur,
misalnya bila ingin mengukur tegangan ac maka saklar diatur/putar hingga menyentuh

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 04 100
ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS
skala ac yang pada alat ukur tertulis acv, begitu pula saat mengukur tegangan dc, maka
saklar diatur hingga menyentuh dcv.
Skala sangat penting dalam pengukuran menggunakan AVOmeter. Skala tersebut
adalah skala yang akan digunakan untuk membaca hasil pengukuran, semua skala dapat
digunakan untuk membaca, hanya saja tidak semua skala dapat memberikan atau
memperlihatkan nilai yang diinginkan, misalnya kita mempunyai Baterai 9 Volt DC,
kemudian saklar pemilih diatur untuk memilih skala tegangan DC pada posisi 2,5 dan
menghubungkan terminal merah dengan positif (+) baterai dan hitam dengan negatif (-)
baterai. Jarum akan bergerak ke ujung kanan dan tidak menunjukkan angka 9 Volt, sebab
nilai maksimal yang dapat diukur bila saklar pemilih diposisikan pada skala 2.5 adalah
hanya 2.5 Volt saja, sehingga untuk mengukur Nilai 9 Volt maka saklar harus di putar
menuju Skala yang lebih besar dari tegangan yang di ukur, jadi putar pada posisi 10 dan
alat ukur akan menunjukkan nilai yang diinginkan.
Berdasarkan prinsip kerjanya, ada dua jenis AVO meter, yaitu AVO meter analog
(menggunakan jarum putar / moving coil) dan AVO meter digital (menggunakan display
digital). Kedua jenis ini tentu saja berbeda satu dengan lainnya, tetapi ada beberapa
kesamaan dalam hal operasionalnya. Misal sumber tenaga yang dibutuhkan berupa baterai
DC dan probe / kabel penyidik warna merah dan hitam.

4.1.5.1 Avo Meter Analog


AVO Meter analog menggunakan jarum sebagai penunjuk skala. Untuk memperoleh
hasil pengukuran, maka harus dibaca berdasarkan range atau divisi. Keakuratan hasil
pengukuran dari AVO Meter analog ini dibatasi oleh lebar dari skala pointer, getaran dari
pointer, keakuratan pencetakan gandar, kalibrasi nol, jumlah rentang skala. Dalam
pengukuran menggunakan AVO Meter Analog, kesalahan pengukuran dapat terjadi akibat
kesalahan dalam pengamatan (paralax).

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 04 101
ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS

Gambar 4.9 Multimeter Analog


Sumber :Widodo(2015
, 23)
p.

4.1.5.2 Avo Meter Digital


Pada AVO meter digital, hasil pengukuran dapat terbaca langsung berupa angka-angka
(digit), sedangkan AVO meter analog tampilannya menggunakan pergerakan jarum untuk
menunjukkan skala. Sehingga untuk memperoleh hasil ukur, harus dibaca berdasarkan
range atau divisi. AVO meter analog lebih umum digunakan karena harganya lebih murah
dari pada jenis AVO meter digital.

Gambar 4.10 Multimeter


Sumber
DigitalWidodo
: ,
(2015
p.24)

4.1.6 Motor Induksi


Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang paling luas
digunakan. Motor ini bekerja berdasarkan induksi medan magnet stator ke statornya,
dimana arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 04 102
ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS
yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan
putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator. Motor induksi pada
dasarnya mempunyai 3 bagian penting sebagai berikut.
1. Stator : Merupakan bagian yang diam dan mempunyai kumparan yang dapat
menginduksikan medan elektromagnetik kepada kumparan rotornya.
2. Celah : Merupakan celah udara: Tempat berpindahnya energi dari startor ke rotor.
3. Rotor : Merupakan bagian yang bergerak akibat adanya induksi magnet dari kumparan
stator yang diinduksikan kepada kumparan rotor

Gambar 4.11 Bentuk Konstruksi dari Motor Induksi


Sumber : Widodo (2015,p.3)

4.1.7 Rangkaian Star dan Delta


Rangkaian star dan delta ialah sirkuit yang paling sering dipakai untuk
mengoperasikan motor tiga phase karena memiliki cukup besar daya. Untuk menggerakkan
motor tersebut memang diperlukan daya awal yang besar, serta dengan jenis rangkaian ini
dimana rangkaian star digunakan hingga semuanya menjadi stabil selanjutnya rangkaian
diubah menjadi delta. Prinsip kerja dari rangkaian star delta ini sangat sederhana. Pada saat
tombol start ditekan, maka posisi star akan aktif untuk beberapa saat, lalu berpindah ke
posisi delta. Sedangkan jeda waktu perpindahan dari star ke delta diatur oleh timer.
Kemudian ada yang namanya Termal Over-Load Relay atau disingkat TOL. Guna dari
TOL adalah untuk memotong rangkaian hingga motor menjadi berhenti jika terjadi
kelebihan beban.
Rangkaian Star Delta juga memiliki fungsi lainnya yaitu mengurangi jumlah arus start
disaat motor untuk pertama kalinya dihidupkan. Karena fungsi inilah, star delta paling
banyak digunakan pada system starting di motor-motor listrik. Pemakaian rangkaian ini

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 04 103
ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS
akan mengurangi lonjakan arus-listrik pada saat motor di starter. Prinsip kerjanya adalah
dengan membuat star awal menjadi tidak dikenakan tegangan secara penuh, yaitu dengan
cara dihubungkan dengan star. Kemudian saat motor telah berputar serta arus menjadi
menurun, fungsi timer pun berjalan yang akan memindakan dengan otomatis rangkaian
menjadi delta. Dengan berubahnya menjadi delta, maka arus yang melalui motor akan
menjadi penuh.
1. Rangkaian Star.
Model koneksi dengan persambungan yang terdiri dari 4 kabel, dimana 3
diantaranya digunakan untuk sambungan fasa dan 1 digunakan untuk sambungan netral
yang diambil dari titik pusat dari 3 fasa tersebut. Jika masing-masing arus yang
mengalir pada listrik 3 phasa bernilai sama maka disebut arus yang seimbang sehingga
titik netral bernilai 0, tetapi, jika masing-masing arus yang mengalir berbeda nilainya
maka disebut arus tidak seimbang. Arus yang tidak seimbang itu akan mengalir ke
netral dan diteruskan ke tanah (ground). Hal ini bertujuan untuk melindungi trafo dari
kerusakan. Koneksi star ini digunakan untuk transmisi listrik jarak jauh.

Gambar 4.12 Rangkaian Star


Sumber : Widodo (2017, p 21)
.

Aplikasi rangkaian star, rangkaian delta dan rangkaian star-delta adalah sebagai
berikut:
A. Rangkaian Star : Kaca mobil otomatis
B. Rangkaian Delta : Mesin bubut
C. Rangkaian Star-Delta : Eskalator
2. Rangkaian Delta.
Pada rangkaian ini, model koneksi dengan persambungan yang terdiri dari 3 kabel
tanpa sambungan netral, dimana ketiganya dihubungkan satu sama lain membentuk

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 04 104
ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS
segitiga Koneksi delta tidak terdapat titik netral, tetapi arus yang mengalir ke beban
langsung diteruskan ke tanah (Ground).

Gambar 4.13 Rangkaian Delta


Sumber : Widodo (2017, p.21)

4.2 Tujuan Pengujian


1. Praktikan dapat menggambar suatu rangkaian listrik.
2. Praktikan dapat memahami prinsip kerja dari alat-alat kelistrikan.
3. Praktikan dapat mengoperasikan dan memahami prinsip kerja motorlistrik.

4.3 Spesifikasi Alat

Gambar 4.14 Rangkaian Electrical Circuit Apparatus

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 04 105
ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS
Sumber : Modul Praktikum Fenomena Dasar Mesin Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya(2020)

a. Modul MCB 3 Fase + 1 Fase


b. Modul MC + Kontak Blok
c. Modul Termorelay
d. Modul Timer Analog
e. Modul Lampu Tanda
f. Modul Tombol Tekan NO/NC seporos
g. Kerangka Trainer
h. Kabel Penghubung
i. Papan Tulis, Transparan, OHP
j. Motor Listrik 3 Fasa
k. Inventor Speed Driver
l. Smart Relay
m. Saklar Pengaman Motor
n. Saklar Emergency
o. Magnetik Kontaktor

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 04 106
ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS
4.4 Cara Pengambilan Data
1. Percobaan 1

Gambar 4.15 Percobaan 1


Sumber : Modul Praktikum Fenomena Dasar Mesin Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya(2019)

Alat dan Bahan Yang Digunakan


1. Modul MCB 3 Fase + 1 Fase
2. Modul Lampu Tanda
3. Modul Tombol Tekan
4. Magnetik Kontaktor
5. Buzzer
Prosedur Pengambilan Data
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Gambarkanlah terlebih dahulu rangkaian kontrol dari rangkaian yangtelah ditentukan.
3. Laporkan pada asisten terlebih dahulu sebelum merangkai.
4. Hubungkan kabel pada modul MCB 3 Fase + 1 Fase sesuai dengan rangkaianyang
telah Anda gambar.
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020
KELOMPOK 04 107
ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS
5. Laporkan kembali pada asisten sebelum menyalakan Modul MCB 3 Fase+ 1Fase.
6. Nyalakan Modul MCB 3 Fase + 1 Fase.
7. Matikan Modul MCB 3 Fase + 1 Fase.
8. Kembalikan peralatan dan bahan pada tempat semula.

2. Percobaan
a)

Gambar 4.16 Percobaan 2a


Sumber : Modul Praktikum Fenomena Dasar Mesin Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya(2019)

b)

Gambar 4.17 Percobaan 2b


Sumber : Modul Praktikum Fenomena Dasar Mesin Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya(2019)

Alat dan Bahan Yang Digunakan


1. Modul MCB 3 Fase + 1 Fase
2. Magnetik Kontaktor
3. Motor 3 Fase
4. Kabel Penghubung
5. AVO Meter

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 04 108
ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS
Prosedur Pengambilan Data
1. 1.Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. 2.Gambarkanlah terlebih dahulu rangkaian kontrol dari rangkaian yang telah
ditentukan
3. 3.Laporkan pada asisten terlebih dahulu sebelum merangkai.
4. Hubungkan kabel pada modul MCB 3 Fase + 1 Fase dan Motor 3 Fase ini sesuai
dengan
5. rangkaian yang telah Anda gambar.
6. Laporkan kembali pada asisten sebelum menyalakan Modul MCB 3 Fase + 1 Fase.
7. Nyalakan Modul MCB 3 Fase + 1 Fase.
8. Ukur tegangan dan arus listrik pada rangkaian menggunakan AVO meter.
9. Matikan Modul MCB 3 Fase + 1 Fase.
10. Kembalikan peralatan dan bahan pada tempat semula.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 04 109
ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS
4.5 Hasil Pengujian
4.5.1 Data Hasil Pengujian
1. Percobaan 1

Gambar 4.18 Percobaan 1


Sumber : Modul Praktikum Fenomena Dasar Mesin Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya (2020)

Tabel 4.1
Data Hasil Percobaan 1
Rangkaian S1 S2 S3 Output
0 0 0 Lampu dan buzzer mati
1 0 0 Lampu merah dan buzzer menyala

I 0
0
1
0
0
1
Lampu kuning dan buzzer menyala
Lampu hijau dan buzzer menyala

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 04 110
ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS
2. Percobaan 2

Gambar 4.19 Percobaan 2a


Sumber : Modul Praktikum Fenomena Dasar Mesin Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya(2020)

Gambar 4.20 Percobaan 2b


Sumber : Modul Praktikum Fenomena Dasar Mesin Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya(2020)

Tabel 4.2
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020
KELOMPOK 04 111
ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS
Data Hasil Percobaan 2
Rangkaian Putaran (rpm) Tegangan (Volt)
Star 1525 224,7
Delta 1677 377,2

4.5.2 Analisa dan Pembahasan


1. Percobaan 1

Gambar 4.21 Percobaan 1


Sumber : Modul Praktikum Fenomena Dasar Mesin Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya(2020)

Percobaan ini bertujuan untuk merangkai rangkaian listrik 3 fase dengan


memanfaatkan magnetik kontaktor untuk menyalakan satu buzzer dan 3 lampu. Setiap
saklar memiliki kontaktor dan lampu. Magnetic Contactor (MC) adalah sebuah komponen
yang berfungsi sebagai penghubung/kontak pengendali otomatis dengan kapasitas yang
besar dengan menggunakan daya minimal menggunakan prinsip elektromagnetik.
Elektromagnet tersebut diciptakan oleh koil yang teraliri listrik.
Jadi ketika salah satu dari S1, S2, atau S3 ditekan maka, satu kontaktor aktif dan akan
memutus saklar. Hal itu karena adanya saklar NC yang menghubungkan kabel pada dua
kontaktor lainnya untuk kembali ke netral, sehingga dua kontaktor tersebut tidak bisa aktif.
Ketika kontaktor aktif lampu menyala dan buzzer berbunyi. Hal itu karena lampu dan

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 04 112
ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS
buzzer tersambung dengan saklar NO yang ada pada kontaktor. Ketika kontaktor aktif akan
menyambungkan saklar NO menjadi tertutup sehingga dapat meneruskan aliran listrik ke
lampu dan buzzer. Percobaan lain dilakukan saat saklar dicoba di tekan secara bersamaan,
namun tidak ada lampu yang menyala bersamaan, melainkan lampu yang di tekan paling
duluan, ini membuktikan adanya NC yang menghubungkan ketiga kontaktor.
2. Percobaan 2

Gambar 4.22 Percobaan 2a


Sumber : Modul Praktikum Fenomena Dasar Mesin Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya(2020)

Gambar 4.23 Percobaan 2b


Sumber : Modul Praktikum Fenomena Dasar Mesin Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya(2020)

Tabel 4.3
Data Hasil Percobaan 2

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 04 113
ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS
Rangkaian Putaran (rpm) Tegangan (Volt)
Star 1525 224,7
Delta 1677 377,2

Rangkaian star merupakan jenis persambungan yang terdiri dari 4 kabel. Dimana 3
diantaranya merupakan kabel untuk sambungan fasa dan 1 kabel lagi sebagai titik netral
yang diambil dari titik pusat 3 kabel fase tersebut. Sedangkan rangkaian delta merupakan
jenis persambungan dengan 3 kabel tanpa sambungan netral, dimana ketiganya
dihubungkan satu sama lain sehingga membentuk segitiga.
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan bahwa tegangan dari rangkaian delta lebih
besar dari rangkaian star. Hal ini disebabkan karena pada rangkaian delta tegangannya
tidak dibuang ke netral, lain halnya dengan rangkaian star yang sebagian tegangannya
dibuang ke netral. Inilah yang menyebabkan tegangan pada rangkaian star lebih kecil
daripada rangkaian delta.
Hal yang sama juga terjadi pada kecepatan putaran motor. Dimana kecepatan putaran
motor berbanding lurus dengan besarnya tegangan. Pernyataan ini sesuai dengan rumus.

P=V . I…………………………………………………………………………..(4-6)

T . n .2 π
P= ……………………………………………………..…………………..(4-
60
7)

T . n .2 π
V .I= ………………………………………………………...……………..
60
(4-8)

V . I .60
n= …………………………………………………………...……………..(4-
2π .T
9)

Dimana:
P = Daya (watt)
V = Tegangan (volt)
I = Arus listrik (ampere)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 04 114
ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS
T = Torsi (Nm)
n = Kecepatan putaran motor (rpm)
4.6 Kesimpulan dan Saran
4.6.1 Kesimpulan
1. Kontaktor adalah alat untuk memutuskan arus di saklar lain ketika salah satu saklar
ditekan. Ketika ada 2 saklar yang ditekan secara bersamaan maka hanya 1 lampu saja
yang menyala. Hal ini dikarenakan pada lampu yang menyala sudah lebih dahulu
mengalirkan arus sehingga kontaktor langsung memutuskan aliran di saklar lainnya.
2. Kecepatan putar motor listrik berbanding lurus dengan besarnya tegangan. Semakin
besar tegangan, semakin besar kecepatan putar motor listrik. Tegangan pada
rangkaian star dibuang sebagian melalui netral sedangkan pada rangkaian delta tidak
ada yang dibuang. Hal ini yang menyebabkan mengapa kecepatan putar dan tegangan
pada rangkaian delta lebih besar dari rangkaian star.

4.6.2 Saran
1. Untuk Laboratorium:
 Melengkapi berbagai alat dan keperluan yang menunjang pembelajaran di
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin serta melakukan pengecekan dan
perawatan secara berkala agar berbagai macam alat yang ada di Laboratorium
tetap dalam kondisi yang baik
2. Untuk Praktikum :
 Sebaiknya pembagian hasil data praktikum diberikan beberapa hari sebelum
asistensi pembahasan dimulai agar praktikan memiliki waktu untuk mengolah
data terlebih dahulu.
3. Untuk Asisten :
 Agar dapat terus meningkatkan wawasan serta membaginya kepada praktikan.
4. Untuk Praktikan :
 Praktikan diharapkan memperhatikan timeline praktikum agar dapat
menyelesaikan praktikum tepat waktu

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 04 115

Anda mungkin juga menyukai