Anda di halaman 1dari 10

TUGAS LAPORAN

MATA KULIAH ILMU HAYAT DAN LINGKUNGAN

BIOLOGIC NANOMOTOR

Disusun Oleh:
Heaven Josiah Harvan 195060201111038
I. BIOLOGIC NANOMOTOR
A. Apa itu Biologic Nano motor?
Biologic Nano motor atau ’bionanomotor’ merupakan hal yang serupa dengan motor
yang kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebuah alat kecil yang mampu
mengubah suatu bentuk energi menjadi gerakan (energi kinetik). Bionanomotor merupakan
sebuah mesin protein yang mampu mengubah bentuk energi yang diterima menjadi gerakan.
Dalam tubuh, bionanomotor memiliki peran penting dalam semua proses seluler yang
esensial bagi kelangsungan hidup, seperti mitosis, replikasi DNA, reparasi DNA, transkripsi
RNA, sintesis ATP dan kontraksi otot. Bionanomotor memungkinkan terjadinya proses-
proses yang secara hukum termodinamika tidak memungkinkan.

B. Klasifikasi Bionanomotor
Berdasarkan mekanisme geraknya, terdapat 3 jenis bionanomotor yang diketahui, yaitu
linear motor, rotational motor dan revolutional motor.

Gambar 1. Klasifikasi bionanomotor

 Rotational motor
Sesuai namanya, merupakan motor yang melakukan gerak rotasi (gerakan sebuah
objek pada sumbunya). Sintase ATP FoF1, helikase, dan flagela bakteri adalah
merupakan contoh bionanomotor yang terdapat dalam tubuh manusia.
Flagella bakteri merupakan sistem biologis yang memanfaatkan gerakan proton pada
membran sel untuk bereaksi dengan protein dan asam aspartik, sehingga
menyebabkan terjadinya gerakan inkremental. Gerakan inkremental ini, dengan
susunan protein yang dimiliki ole flagella membuat sebuah gerakan rotasi yang
memutar flagella yang dimiliki bakteri.

Gambar 2. Ilustrasi flagella bakteri

Mirip dengan flagella, sintase ATP FoF1 juga memanfaatkan gerak proton antar
membran sel. Sintase ATP FoF1 ditemukan di membran dalam mitokondria,
membran tilakoid kloroplas, dan membran plasma bakteri dan bertanggung jawab
untuk generasi ATP. Enzim ini terdiri dari dua motor putar, Fo dan F1. F1 adalah
bagian yang menonjol dari membran dan domain katalitik dari ATP sintase. Ketika
diisolasi dari membran, F1 bertindak sebagai motor putar yang didorong oleh
hidrolisis ATP. Fo adalah bagian membran-spanning dari ATP sintase dan
melakukan translokasi proton melintasi potensial membran ke bawah membran.
Setelah translokasi proton, Fo memutar rotor berbentuk cincin melawan kompleks
stator yang terdiri dari subunit a dan b (gambar 3). Fo dan F1 dihubungkan oleh
poros rotor bersama dan tangkai periferal. Koneksi ini memungkinkan terjadinya
gerakan rotasi.
Gambar 3. Ilustrasi sintase ATP FoF1

 Revolutional motor
Revolusi merupakan gerakan suatu objek mengelilingi objek lain. Dalam tubuh
manusia terdapat banyak protein yang melakukan jenis gerakan seperti ini. Salah
satunya adalah pengemasan DNA pada bakteriofag dsDNA. Pada bakteriofag, gen
dari bakteri dibungkus dalam kepala kapsulnya, dan hal tersebut memerlukan adanya
translokasi asam nukleatnya.

Gambar 4. Revolutional motor pada bakteriofag


Gerakan revolusi pertama kali diketahui pada motor kemasan phi29 dsDNA. Motor
pengemasan dsDNA virus terdiri dari saluran portal protein dan dua komponen
pengemasan untuk mengemas genom ke dalam prokapsid. Motor phi29 berisi
saluran konektor dodekamerik, cincin RNA kemasan heksamerik, dan cincin
heksamerik ATPase gp16. Banyak virus dsDNA yang diketahui sejauh ini
menggunakan mekanisme serupa selama replikasi untuk translokasi genomnya ke
dalam prokapsid. Seperti terlihat pada gambar 5, untaian DNA akan ber-revolusi
didalam konektor dan akan membentuk sudut 30° sehingga dapat dibungkus dalam
kepala kapsul bakteriofag.

Gambar 5. Gerakan motor kemasan phi29 dsDNA

 Linear motor
Motor ini memiliki gerak linear yang gerakannya maju mundur / translasi. Motor
linear dapat dibagi menjadi 3, yaitu; Myosin, kinesin, dan dynein, yang merupakan
motor sitoskeletal (kerangka sel) yang bekerja secara linier. Ketiga motor ini dapat
berkerjasama untuk menghasilkan kekuatan besar, seperti selama kontraksi otot, atau
sebagai molekul tunggal untuk mengangkut kargo di sepanjang jalur seluler tertentu.
Myosin menggunakan filamen aktin sebagai jalur gerakan, kinesin dan dynein
adalah motor mikrotubular. Motor sitoskeletal adalah keluarga protein besar yang
diekspresikan di mana-mana dalam sel eukariotik dan diatur ke dalam kelas
berdasarkan struktur dan fungsinya.

6 1 2

4
5 3
4

Gambar 6. Siklus myosin dan aktin pada kontraksi otot

Pada gambar 6 diatas, ditunjukkan reaksi yang terjadi pada otot ketika berkontraksi
dan juga rileks. Jika dimulai pada langkah satu dan 2, keadaan otot rileks yang
ditandakan dengan hidrolisis ATP dan keadaan myosin dan aktin yang terpisah,
membuat gerakan sel otot ke kanan (menuju keadaan rileks). Kemudian pada
langkah 3, hasil hidrolisis ATP akan membentuk ADP dan Pi yang membuat myosin
akan menempel pada aktin. Pada langkah 4 Pi terlepas dan myosin akan bergerak
menarik aktin, sehingga bergerak ke kiri (posisi otot kontraksi). Setelah sampai pada
langkah 5, myosin akan berhenti dan akan melepas ADP pada langkah 6. Kemudian
ATP akan menempel pada myosin dan mengulang ke langkah 1.
II. PENERAPAN BIOLOGIC NANO MOTOR
Dari prinsip kerja bionanomotor diatas, menjadi dasar dimulainya penelitian pada
bionanomotor buatan manusia seperti nanorobot / biorobot untuk perkembangan di bidang
medis.
Sekarang ini banyak perkembangan yang mengarah ke robot kecil (robot nano) yang
diaplikasikan di dunia medis untuk melakukan berbagai tugas. Secara alami makhluk hidup
seperti bakteria hidup dan bergerak bebas dalam tubuh manusia. Dengan mengetahui hal ini
perkembangan robot nano di bidang medis melakukan rekayasa untuk membuat sistem gerak
yang mendekati sistem yang dimiliki oleh alam, sesuai dengan bionanomotors dalam tubuh
makhluk hidup
Gambar 7 dan 8 menunjukkan penerapan dilakukan adalah untuk menciptakan sebuah
sistem gerak untuk nanorobot yang mirip dengan ratational motor pada flagellum bakteri,
sehingga robot dapat memiliki gerak yang sesuai dengan lingkungan fluida dalam tubuh
manusia (mengikuti hukum alam).

Gambar 7. Ilustrasi gerakan motor rotasi flagella pada robot


Gambar 8. Gambar rancangan bio-robot dengan sistem gerak flagellum

Gambar 9, 10, 11 dan 12 menjelaskan sebuah penelitian terkait sebuah nano-robot


tubular (gerakan motor linear) yang digunakan untuk membunuh tumor secara terkontrol
dengan menutup aliran darah menuju tumor tersebut.

Gambar 9. Rancangan nano-robot pembunuh tumor


Gambar 10. Komponen pada nano-robot pembunuh tumor

Gambar 11. Gerakan robot dalam aliran darah

Gambar 12. Robot membuka dan melepas trombin sehingga darah membeku
III. KESIMPULAN
Biological nano motors atau bionanomotor merupakan sistem gerak ‘motor’ (pengubah
energi menjadi energi kinetik / gerakan) yang dimiliki oleh makhluk hidup. Sistem gerak ini
terbentuk secara alami dengan memanfaatkan protein dalam sel. Terdapat 3 jenis
bionanomotor, yaitu; linear, rotational dan revolutional motor. Pengetahuan dan penelitian
tentang penggerak alami ini menjadi dasar dibuatnya bio-robot, nano-robot yang
dikembangkan didunia medis. Dengan adanya pengetahuan mengenai bagaimana alam
bekerja, peneliti dapat lebih mengembangkan rekayasa dan juga desain yang memampukan
adanya inovasi-inovasi dan pencapaian baru.

REFERENSI

 Guo, P., et al. (2016). Biological Nanomotors with a Revolution, Linear, or Rotation
Motion Mechanism. American Society for Microbiology. Vol:80(1).
 “Cancer Killing Nanobots” (ColdFusion), YouTube (https://www.youtube.com/watch?
v=Cg--UVL9xCc)
 “Muscle Contraction - Cross Bridge Cycle, Animation.” (Alila Medical Media),
YouTube (https://www.youtube.com/watch?v=BVcgO4p88AA)

Anda mungkin juga menyukai