MITOKONDRIA
Adnan
(Dosen Biologi FMIPA Universitas Negeri Makassar)
A. PENDAHULUAN
Energi yang langsung dikonsumsi oleh sel adalah energi
dalam bentuk adenosin trifosfat atau ATP. Substansi yang kaya
energi tersebut diubah menjadi adenosin difosfat atau ADP dan
selanjutnya diubah menjadi adenosin monofosfat atau AMP.
Peristiwa tersebut dike-nal dengan nama hidrolisis ATP. Rumus
kimia ATP ditun-jukkan pada gambar 1.
B. TEORI ENDOSIMBIOSIS
Para pakar biologi sel sependapat bahwa mitokondria
berasal dari bakteri aerobik yang mengadakan endosimbiosis
dengan eukariot anaerobik. Endosimbiosis adalah jika
organisme dari suatu species hidup didalam organisme dari
species yang lain. Proses yang terjadi adalah sel-sel bakteri
aerobik tertelan oleh sel eukariot anaerobik namun bakteri
aerobik tidak mengalami pencernaan. Bakteri aerobik yang
tertelan selanjutnya hidup di dalam sel eukariot. Eukariot
mensuplai bakteri dengan proteksi dan komponen-komponen
karbon, sedangkan bakteri mensuplai eukariot dengan energi
ATP. Beberapa bukti yang mendukung teori tersebut adalah:(i)
Mitokondria dapat menggandakan diri menyerupai pembelahan
biner pada bakteri, (ii) DNA mitokondria menyerupai DNA
prokariot, berupa molekul sirkular tunggal dan ribosom pada
mitokondria dibuat dari sub unit dengan koofisien sedimentasi
yang lebih menyerupai ribosom prokariot dibandingkan dengan
eukariot, (iii) Ukuran mitokondria hampir sama dengan ukura
bakteri. (iv) Mitokondria memiliki membran ganda, memiliki
kemi-ripan dengam membran sejumlah prokariota, dan (v) urut-
an DNA pada mitokondria tertutup dan memiliki kemiripan
dengan DNA proteobakteril (vi) Mitokondria memiliki kemiripan
fisik dengan prokariota.
2
3
C. STRUKTUR MITOKONDRIA
Mitokondria dijumpai baik pada sel hewan maupun pada
sel tumbuhan. Ukuran mitokondria kira-kira sama dengan
ukuran rata-rata bakteri basil. Mitokondria hati secara umum
agak memanjang dengan diameter kira-kira 0,5-1,0 µm dan
panjang kira-kira 3 µm. Umumnya panjang mitokondria dapat
mencapai 7 µm (Sheeler & Bianchi, 1983; Thorpe, 1984).
Di dalam sel mitokondria terletak secara acak seperti
pada hati atau tersusun teratur dengan pola-pola tertentu
seperti pada sel sperma. Contoh yang paling umum adalah
susunan yang teratur dari mitokondria diantara serabut-serabut
di dalam otot lurik. Mitokondria umumnya ditemukan pada
tempat-tempat di dalam sel yang membutuhkan energi dalam
jumlah yang besar, misalnya pada otot lurik dan flagel sperma.
Untuk melaksanakan fungsinya, sangat tergantung pada
persediaan ATP yang dihasilkan oleh mitokondria.
Gambar 11.3b Susunan mitokondria pada sel otot lurik (Thorpe, 1984)
Gambar 11.3c. Susunan mitokondria pada ekor sel sperma (Thorpe, 1984)
4
5
6
7
E. KOMPARTEMEN ENZIM
Kurang lebih 100 enzim telah diidentifikasi berhubungan
dengan mitokondria. Kira-kira 37% dari enzim-enzim tersebut
adalah oksidoredoks, 11% enzim ligase dan kurang dari 9%
enzim hidrolase. Pada membran dalam, terdapat suksinat
dehidrogenase yang merupakan enzim maker, enzim-enzim
transfer elektron dan fosforilasi oksi-datif berasosiasi dengan
membran dalam.
8
9
F. GLIKOLISIS
Respirasi seluler merupakan rangkaian peristiwa yang
berlangsung melalui pemecahan glukosa menjadi asam piruvat,
perubahan asam piruvat menjadi asetil KoA, daur krebs dan
rantai pernapasan. Walaupun glikolisis berlangsung di dalam
sitoplasma, namun sebagai rangkaian dari proses respirasi
seluler, maka pada uraian berikut ini juga akan dibahas
mengenai glikolisis.
Glikolisis adalah proses penguraian molekul heksosa
yang memiliki enam atom karbon dan berlangsung secara
enzimatis untuk menghasilkan dua molekul asam piruvat yang
memilki tiga atom karbon. Glikolisis merupakan jalur utama dari
katabolisme glukosa yang berlangsung di dalam sitoplasma sel
hewan, sel tumbuhan dan sel mikroba (Lehninger, 1994).
Glukosa dapat diperoleh melalui pemecahan polisakarida
seperti pati dan glikogen melalui kerja enzim fosforilase.
Disakarida seperti sukrosa dan maltosa dihidrolisis oleh
sakarose menghasilkan monosakarida.
Pemecahan glukosa menjadi dua molekul piruvat
berlangsung melalui 11 tahapan reaksi. Glikolisis dapat dibagi
menjadi dua fase yaitu (i) fase persiapan, dan (ii) fase produksi
10
11
Glukosa 6 Fosfat
Fruktosa 6 Fosfat
12
13
14
15
G. FERMENTASI
Pada pristiwa glikolisis, glukosa secara bertahap diubah
menjadi asam piruvat. Asam piruvat selanjutnya dapat diubah
menjadi sejumlah produk, tergantung pada kondisi metabolisme
sel secara umum. Misalnya asam piruvat diubah menjadi asetil
KoA untuk memasuki daur asam sitrat dalam kondisi aerob atau
dikonversi menjadi etanol atau asam laktat dalam kondisi
anaerb.
1. Fermentasi Etanol
Fermentasi etanol dari asam piruvat berlangsung dalam
keadaan anaerob. Proses ini dapat berlangsung pada ragi dan
beberapa beberapa mikroorganisme lainnya.
16
17
18
19
Pyruvate Dehydrogenase
O O HSCoA O
H 3C C C O− H3 C C S CoA + CO2
pyruvate acetyl-CoA
NAD+ NADH
dimethylisoalloxazine O O
H H H
C N C
H3C C C C NH 2 e− + 2 H+ H3C C
C
C
N
C
C
NH
H3C C C C C O H3C C C C C O
C N N C N N
H H H
CH2 CH2
HC OH HC OH
HC OH HC OH
FAD Adenine
FADH2
HC OH O O HC OH O O Adenine
O- O- O- O-
20
21
S CH2
CH2
NH
S CH lipoic acid O lysine
CH2 CH2 CH2 CH2 C NH (CH2)4 CH
lipoamide C O
2e− + 2H+
HS CH2
CH2
NH
HS CH O
CH2 CH2 CH2 CH2 C NH (CH2)4 CH
dihydrolipoamide C O
S CH2
CH2
NH
S CH lipoic acid O lysine
CH2 CH2 CH2 CH2 C NH (CH2)4 CH
lipoamide C O
− +
Gambar Pembentukan asetil KoA
I. SIKLUS KREBS
Terdapat hubungan yang erat diantara organisasi
struktur mitokondria dengan beberapa fungsi-fungsi
metabolisme yang spesifik. Dewasa ini, lokasi berbagai jenis
enzim di dalam mitokondria telah diketahui dan secara umum
terdapat keterkaitan fungsional antara membran luar, membran
dalam, ruang intermembran, dan matriks.
Sejumlah hasil telaah yang mendalam telah dipelajari di
dalam mitokondria antara lain oksidasi substrat, rantai respirasi
dan fosforilasi oksidatif. Hasil-hasil reaksi metabolisme yang
berlangsung di dalam sitosol seperti pembentukan piruvat
selama glikolisis memasuki mitokondria untuk dioksidasi di
dalam daur krebs. Enzim-enzim yang mengkatalisis reaksi-
reaksi tersebut terletak di dalam matriks atau pada permukaan
membran dalam yang menghadap matriks kecuali suksinat
dehidrogenase. Hasil akhir dari oksidasi yang berlangsung di
22
23
dalam daur krebs adalah CO2, dan air. Selain itu dihasilkan
sejumlah komponen-komponen tertentu seperti NADH yang
berpartisipasi di dalam rantai respirasi atau rantai transpor
elektron dan secara khusus berhubungan dengan membran
dalam mitokondria. Hasil dari reaksi-reaksi yang berlangsung
selama rantai respirasi adalah reduksi O2 untuk membentuk
H2O. Selain itu selama berlangsungnya rantai respirasi juga
berlangsung fosforilasi oksidatif yang mengubah ADP menjadi
ATP.
24
25
Gambar 53. Model transpor elektron dan fosforilasi oksidatif pada rantai
respirasi
26
27
Efisiensi Respirasi
Setelah diketahui seluruh tahap reaksi kimia respirasi,
maka dapat dihitung tingkat efisiensi respirasi. Dari seluruh
rangkaian respirasi diperoleh bahwa setiap 2 molekul heksosa
(glukosa) 2 molekul asam piruvat pada tahap glikolisis. Pada
tahap reaksi glikolisis diperoleh 1 NADH2/NADPH2 dan 2 ATP,
sedang pada dehidrogenase oksidatif piruvat diperoleh 1
NADH2 untuk setiap molekul asam piruvat. Pada tahap reaksi
glikolisis diperoleh 3 NADH2, 1 FADH2 dan 1 molekul GTP yang
dapat menghasilkan 1 ATP untuk setiap molekul asetil Ko-A.
Dengan demikian, maka reaksi-reaksi yang terjadi pada
respirasi aerob diperoleh; 2(1+1+3) NADPH2 = 11 NADPH2; 2x1
FADH2 = 2 FADH2 dan 2x2 ATP = 4 ATP.
Pada proses pengangkutan elektron melalui rentai
respirasi aerob, diperoleh bahwa setiap NADPH2 serta dengan
3 ATP dan setiap 1 FADH2 diperoleh 2 ATP (lihat Gambar 53),
sedang rincian produksi ATP pada glikolisis dekarboksilasi
oksidasi piruvat dan siklus Krebs diperlihatkan pada Gambar
54. Dengan demikian, maka diperoleh 11 x 3 ATP = 30 ATP,
2x2 ATP = 4 ATP dan 4 ATP terbentuk secara langsung.
Energi yang dimanfaatkan dalam berbagai metabolisme adalah
energi yang terkandung dalam ikatan P yang ketiga dari ATP.
Fosforilasi Fosforilasi
tingkat tingkat ETS
Konsumsi Jalur metabolisme substrat
ATP
1 glukosa
1 ATP ...................................................
1 ATP ...................................................
2 fosfogliseraldehi
d
................................
................................
4 atau 6 ATP
2 asam
difosfogliserin
................................
2 ATP
................................
2 ATP
2 piruvat
................................
................................
6 ATP
2 asetil KoA
2 as. Sitrat
................................
................................
6 ATP
2 α-ketoglutarat
................................
................................
6 ATP
2 suksinil KoA
................................
2 GTP
(ATP)
2 Suksinat
................................
................................
4 ATP
2 fumarat
................................
................................
6 ATP
2 oksaloasetat
2 ATP 6 ATP 32 atau 34
ATP
28
29
Gambar 11.4 Ringkasan produksi ATP bila satu molekul glukosa mengalami
oksidasi secara sempurna (Sheeler & Bianchi, 1983)
A. Mitokondria sebagai Organel Semi Otonom
Peranan mtDNA dalam mitokondria sama dengan
peranan DNA dari sel eukariotik yang menghasilkan rRNA,
tRNA, dan mRNA. Selanjutnya, ditranslasi menjadi protein.
Walaupun peranannya sama, tetapi produksinya tidak sama.
Mitokondria merupakan organel semi otonom (gambar
11.13). dalam hal ini, terjadi hubungan fungsional antara inti dan
mitokondria.
30