Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
G. Asumsi (Assumptions)
Bahwa asumsi di sini merupakan penjelasan bahwa keenam dasar sebelumnya merupakan
asumsi atau didasarkan atas asumsi tertentu dengan segala keterbatasannya.
Asumsi – asumsi tersebut adalah :
a) Kesatuan Usaha: Terbatas penggunaannya jika diterapkan pada kegiatan
departemen, operasi unit pemerintahan, keiatan usaha perseorangan atau firma dan
kegiatan usaha perusahaan afiliasi (anak).
b) Kontinuitas Usaha: Asumsinya didasarkan atas pengalaman perusahaan pada
umumnya.
c) Periode Satu Tahun: Satu tahun adalah waktu yang tepat untuk pelapran , karena
tidak terlalu pendek, juga tidak terlalu panjang.
d) Harga Pokok Sebagai Bahan Olah Akuntansi: Harga pokok faktor produksi
tersebut adalah HP pada saat terjadinya.
e) Daya beli uang stabil.
f) Tujuannya adalah Mencari Laba : Perusahaan dipandang sebagai suatu organisasi
yang dibentuk untuk menghasilkan pendapatan
Konsep-konsep dasar yang diuraikan oleh P&L sebenarnya sudah cukup lengkap karena
dapat menjelaskan tentang faktor lingkungan dan praktik akuntansi yang berjalan pada
2
jamannya, dimana seperangkat konsep dasar ini dikemukan pada tahun 1970. P&L juga
menunjukkan kaitan antara konsep dasar yang satu dengan yang lain secara koheren.
3
f. SFAC No. 6, “Elements of Financial Statements”, yang menggantikan SFAC No. 3
dan memperluas ruang lingkup SFAC No. 3 dengan memasukkan organisasi-
organisasi nirlaba.
g. SFAC No. 7, “Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting
Measurements”, yang memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa
depan yang diharapkan dan nilai sekarang sebagai dasar pengukuran.
h. SFAC No. 8, Conceptual Frameworks for Financial Reporting SFAC No.8
merupakan salah satu dari serangkaian publikasi di FASB untuk akuntansi dan
pelaporan keuangan yang mencakup dua bab kerangka konseptual baru yang
menggantikan SFAC No.1
4
B. SFAC No. 2 (1980), Qualitative Characeristics Of Accountingg Information
SFAC No. 2 menjelaskan mengenai karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi.
Selain itu, dijelaskan juga mengenai fungsi laporan keuangan yaitu untuk membantu
pengguna dalam pengambilan keputusan bisnis. Seperti tertulis di SFAC No. 1, seluruh
pengguna dianggap memahami dan mengerti isi dari laporan keuangan, akan tetapi pada
kenyataannya tidak semuanya demikian. Laporan keuangan yang dimengerti
(understandability) atau tidak tetap saja terdapat batasan dimana kebermanfaatan dari
informasi laporan keuangan harus lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan dalam
penyajian laporan keuangan (information economics).
Selain itu dalam penyajian laporan keuangan, setidaknya laporan keuangan harus
mencakup dua kualitas spesifik keputusan primer, yaitu relevance dan reliability. Relevance
memiliki tiga aspek, yaitu:
(1) Predictive value (nilai prediktif): kebergunaan laporan dalam memprediksi kejadian
ekonomis di masa depan
(2) Feedback value (nilai umpan balik): laporan keuangan dapat mengkonfirmasi atau
mengoreksi ekspektasi manajemen sebelumnya
(3) Timeliness (ketepatan waktu): informasi laporan keuangan sesuai dengan
pertimbangan pengguna saat ini
Sementara itu, Reliability terdiri dari tiga aspek berikut:
(1) Verifiability: menurut (Holthausen and Watts 2001), variability memiliki kontribusi
dalam menjamin kualitas suatu informasi akuntansi karena melalui serangkaian
verifikasi untuk merepresentasikan hal yang dijelaskan sebenarnya.
(2) Representational faithfulness: representational faithfulness berkaitan dengan
measurement theory. Representational faithfulness mengacu pada gagasan bahwa
pengukuran itu sendiri harus berkorespondensi dengan fenomena yang diukur.
(3) Neutrality: proses penyusunan standar seharusnya memperhatikan relevance dan
reliability di atas efek standar tersebut terhadap kelompok pengguna laporan
keuangan atau perusahaan itu sendiri
Selain konsep-konsep di atas, ada beberapa konsep lain yang dibahas dalam Statement
No. 2, yaitu:
(1) Conservatism: pertimbangan mengenai pengakuan yang dapat memengaruhi seluruh
pos. konservatisme menekankan pada mendahulukan pengakuan beban daripada
pendapatan.
5
(2) Comparability dan Consistency: laporan keuangan memiliki kemampuan untuk
dibandingkan dengan laporan keuangan lainnya dalam kurun waktu tertentu maupun
jenis perusahaan tertentu, dan mengadopsi kebijakan atau standar yang konsisten dari
waktu ke waktu.
(3) Materiality: pertimbangan dalam menilai suatu ukuran yang dapat ditoleransi ataupun
tidak dan mempengaruhi besar kecilnya salah saji dalam pelaporan keuangan.
G. SFAC No. 7 (2000), Using Cash Flow Informasi Dan Present Value In Accounting
Measurements
SFAC No. 7 menjelaskan mengenai permasalahan dalam pengukuran khusus dan
bukannya masalah konseptual yang lebih luas. SFAC No. 7 mencakup kondisi dimana
present-market determined amounts tidak tersedia saat harus diakui. Namun, metode present
value tidak digunakan secara konsisten dalam standar.
Hal yang paling penting mengenai pengukuran aset adalah pengukuran-pengukuran
present value merupakan metode untuk mensimulasi nilai yang fair. Oleh karena itu, jika
perusahaan tidak mengetahui nilai pasar aset tertentu, maka perusahaan akan bekerja keras
terhadap tingkat diskon tersebut. Tingkat diskon (potongan tunai) seharusnya meliputi resiko
dan ketidakpastian, yang dapat mencerminkan penilaian oleh nilai pasar.
Sementara itu hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran pasiva adalah tingkat diskon
harus dipengaruhi oleh posisi kredit suatu perusahaan. Pembawaan nilai pasiva yang
sebenarnya dipengaruhi oleh kedudukan kredit perusahaan sehingga jika kedudukan kredit
perusahaan memburuk, maka penilaian pasiva akan menurun (karena jika posisi kredit yang
rendah berarti tingkat potongan tunai akan naik). Pengukuran aset dan pasiva pada SFAC No
7 bersifat tetap. Suatu aset dilihat dan dinilai secara terpisah dari perusahaan yang
memilikinya, tetapi pasiva tidak dapat dipisahkan karena pasiva pada akhirnya akan dilunasi.
9
merupakan satu set lengkap laporan keuangan. Pada bulan April 2004, dewan IASB dan
FASB memutuskan untuk pendekatan proyek dalam tiga tahap:
1. Tahap A akan menunjukkan laporan yang merupakan satu set lengkap laporan keuangan
dan periode yang mereka harus diberikan.
2. Tahap B akan mengatasi isu-isu yang lebih mendasar yang berkaitan dengan presentasi dan
menampilkan informasi dalam laporan keuangan, termasuk menggabungkan dan
disaggregating informasi dalam setiap laporan keuangan utama, mendefinisikan total dan
subtotal, dan mempertimbangkan kembali penggunaan langsung atau metode tidak
langsung untuk menyajikan operasi kas arus.
3. Tahap C akan menunjukkan presentasi dan menampilkan informasi keuangan interim di
AS prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). IASB juga dapat mempertimbangkan
kembali persyaratan dalam IAS 34, tentang pelaporan keuangan interim.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://kartikaharahap.wordpress.com/2011/11/11/konsep-dasar-akuntansi/,diakses
(diakses 22 September 2018)
Triyuwono,Iwan. 2003. Konsekuensi Penggunaan Enthity Teori Sebagai Konsep
Dasar Standar Akuntansi Perbankan Syariah, JAAI, Volume 7 , No. 1, Juni 2003
Wolk, H. I., et al. (2013). Accounting Theory Conceptual Issues in a Political and
Economic Environment. sagepub.com, SAGE Publications, Inc.
Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta:
BPFE.
11