Anda di halaman 1dari 2

Kelompok : 3

Nyoman Ari Widnyani 1607532011 (07)


Ni Ketut Rai Riskatari 1607532023 (15)
Ni Putu Laksmi Narayanti 1607532024 (16)
Kadek Gita Amdika Putri 1607532038 (22)

Aspek Keperilakuan pada Audit Internal

Memotivasi Pihak Yang Diaudit. Dalam teori motivasi ada lima kebutuhan pokok Maslow, dua
diantaranya adalah (1) keinginan untuk menjadi bagian dari organisasi dan (2) kebutuhan untuk diterima dan
dikenal sehingga dapat melayani auditor. Kebutuhan Menjadi Bagian dari Organisasi. Bagian audit
merupakan bagian dari keseluruhan organisasi yang berdedikasi untuk memperbaiki operasi organisasi
tersebut. hal ni dapat dicapai melalui jaminan dari pihak yang diaudit bahwa sikap positifnya akan
dicerminkan secara langsung atau tidak langsung dalam laporan audit. Menghormati Diri Sendiri dan
Orang Lain. Pihak yang diaudit akan menerima rasa hormat dan respons manajemen melalui penerapan
audit dalam melakukan perbaikan operasional manajemen. Hubungan Dengan Gaya Manajemen. dalam hal
ini terdapat empat gaya manajemen diantaranya gaya: (1) Mengarahkan, (2)Melatih, (3) Mendukung,
(4)Mendelegasikan. Perubahan Manajemen. Perubahan seharusnya dipandang sebgai perbaikan suatu
operasi tersebut menjadi lebih efisien dan efektif. pandangan seperti ini penting katena dapat menjadi
motivasi untuk melakuakan kegiatan perbaikan secara berlanjut dilingkungan organisasi yang berubah secara
simultan.
Pengelolaan Konflik. Konflik adalah suatu karakteristik yang kerap kali terjadi pada proses audit
(Chambers et al., 1987). Konflik dapat terjadi dalam hal: 1. Lingkup (seperti terhadap manajemen), 2.
Tujuan (sebagaimana terhadap auditor eksternal), 3. Tanggungjawab (seperti layanan manajemen), 4. Nilai
(dominasi atau persepsi terhadap peran audit dari kacamata pihak yang diaudit). Dalam bidang akuntansi,
konflik dapat terjadi antara auditor yang cenderung mempertahankan profesionalismenya dan pihak yang
diaudit yang cenderung mempertahankan lembaga atau keinginannya. Konflik akan muncul ketika di dalam
organisasi bisnis professional terdapat sebagian orang memegang teguh nilai-nilai profesionalismenya,
sementara sebagian lainnya tidak dan bahkan cenderung menghilangkan nilai-nilai tersebut. Ada 4 metode
khusus yang secara umum digunakan menyelesaikan konflik: 1. Arbitrasi = ketika terjadi konflik muncullah
kelompok ketiga yang menjadi suatu harapan penyelesaian konflik dalam organisasi, 2. Mediasi = jenis
metode kompromi dengan pengecualian bahwa mediasi yang menggunakan seorang juri cenderung
memegang teguh kepentingan-kepentingan organisasi, 3. Kompromi = metode yang terbaik dan paling sering
digunakan dalam pendekatan keprilakuan jika perbedaan masih dapat dikompromikan, 4. Langsung =
menyelesaiakan konflik secara langsung tanpa perantara dengan orang-orang yang mengalami konflik.
Masalah-masalah Hubungan, Brink an Witt (1982) mempunyai daftar konsep yang akan membantu untuk
memperlakukan orang dengan lebih baik, salah satunya adalah adanya variasi umum dalam kemampuan dan
sifat-sifat dasar individu, keragaman persepsi juga harus dipertimbangkan. Karakteristik Umum Individu,
Brink dan Witt (1982) juga telah membuat suatu daftar mengenai karakteristik kelompok inddividu dari
orang-orang yang berbeda dalam berbagai tingkatan. Pada umumnya, sifat yang muncul pada berbagai
tingkatan dalam setiap individu dari pihak yang diaudit salah satunya adalah memiliki bias pada diri sendiri
tercermin pada sikap yang lebih suka dipuji daripada dikritik, mencari kepuasan diri sendiri.
Karakteristik Umum Individu harus dipertimbangkan auditor karena berhubungan dengan
kepribadian, sikap, dan aktivitas seseorang ketika diaudit misalnya: menjadi produktif; mempunyai dorongan
kea rah dedikasi; mempunyai keinginan untuk melayani & membantu; memiliki bias pada diri sendiri;
mencari kepuasan diri; dan lain sebagainya. Kesadaran Pada Diri Sendiri dimana elemen-elemen
terpenting dalam kondisi ini yaitu: adanya pengetahuan tentang kelebihan & kelemahan orang lain; rasa
memiliki terhadap produktifitas & kelompok kerja; kesadaran terhadap perintah dasar; suatu keinginan untuk
melayani kebutuhan orang lain; dan lain sebagainya. Komunikasi Secara Efektif yang merupakan cara
positif untuk menciptakan lingkungan yang harmonis dalam menjalankan audit. Namun terdapat
kemungkinan auditor harus menghadapi banyaknya oposisi dimana terdapat 3 jenis oposisi yaitu: suatu
indikasi yang menunjukkan kurang pentingnya audit; pihak yang diaudit bertindak dalam suatu gaya
konfrontasional; serta pihak yang diaudit menolak untuk mengambil berbagai tindakan selama atau setelah
audit, dan operasi dijalankan seperti sebelumnya.
Pelaksanaan Audit Partisipatif. Audit Partisipatif, yaitu proses yang melibatkan bantuan klien
dalam mengumpulkan data, mengevaluasi operasi, dan mengoreksi masalah. Jadi audit ini merupakan
kemitraan untuk menyelesaikan masalah, sehingga terkadang disebut audit kemitraan. Selain masalah
perilaku pihak yang diaudit, auditor internal juga perlu memahami budaya organisasi. Porter et al. (1985)
mengatakan bahwa budaya organisasi mempengaruhi sikap dan perilaku auditor. Pengguna Pengetahuan
Keperilakuan Dalam Audit. Diasumsikan bahwa para auditor internal dalam setiap pekerjaanya selalu
berhubungan dengan karyawan-karyawan yang ada di organisasi. Kedekatan ini menghasilkan posisi
evaluatif yang memungkinkan karyawan untuk menerima atau menolak auditor, di mana hal tersebut akan
berdampak pada tingkat kebebasan auditor. Pengalaman dan pemahaman atas aspek-aspek keperilakuan serta
pertimbangan terkait memberikan kepada auditor alat audit yang kuat.
Pertanyaan :
Dari ke-4 tahap-tahap gaya manajemen, gaya manajamen manakah yang memiliki pengaruh besar terhadap
audit internal?
Mengapa kesadaran pada diri sendiri penting diterapkan dalam audit internal ?

Anda mungkin juga menyukai