Intervensi Organisasi
Menurut Miftah Thoha (1997) yang perlu mendapat perhatian dalam
merencanakan kegiatan intervensi adalah berikut ini: Kesiapan Klien untuk
Melakukan Perubahan, Kepastian bahwa Perubahan tersebut masih dalam batas
kekuasaan dan kewenangan organisasi, kesiapan sumber-sumber internal untuk
membantu mengatur memonitor dan memelihara proses perubahan. Tipe-tipe
Intervensi dalam rangka perubahan organisasi yang dapat dilakukan oleh konsultan,
yaitu sebagai berikut: Kejelasan, Simpulan, Sintesis, Generalisasi, Mendalami,
Bertanya, Mendengarkan, Merefleksikan Perasaan, Pemberian Dukungan,
Konseling, Umpan Balik, Pembuatan Model, Penentuan Agenda dan Saran
Perubahan. Ada tiga (3) pendekatan dasar dalam proses intervensi yakni: Intervensi
Struktural, Intervensi Teknikal, dan Intervensi Perilaku.
Diferensiasi terdiri atas dua bentuk: spesialisasi kegiatan yang vertikal yang
ditunjukkan oleh hierarki organisasi dan diferensiasi kegiatan yang horizontal yang
disebut sebagai departementalisasi. Dalam organisasi yang besar, struktur dibuat
sejak awal dengan desain dari berbagai subsistem utama, kemudian menetapkan
pola hubungan antarsubsistem-subsistem tersebut. Pola hubungan yang baku
biasanya disebut struktur. Dalam konsepnya dikenal struktur formal dan struktur
informal.
Konsep Teknostruktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan bentuk organisasi secara keseluruhan yang
menggambarkan mengenai kesatuan dari berbagai segmen organisasi. Terdapat
dua bentuk dasar struktur organisasi yaitu Struktur Fungsional dan Struktur Produk
(Lubis & Huseini, 1987). Kedua bentuk dasar tersebut kadang-kadang terpaksa
disesuaikan bentuknya karena tuntutan dari lingkungan, Dikenal dua macam bentuk
penyesuaian yaitu struktur geografis dan struktur campuran (hibrida).
Dalam struktur organisasi atau skema organisasi menunjukkan adanya
hubungan vertikal dan horizontal. Menurut Lubis & Huseini, terdapat lima jenis alat
untuk melakukan hubungan vertikal dengan kepastian yang berbeda-beda. Lima
jenis alat hubungan vertikal tersebut adalah: (1) Hierarki (2) Peraturan dan Prosedur
(3) Rencana dan Jadwal (4) Sistem Informasi Vertikal. Terdapat enam jenis alat
untuk mengadakan hubungan horizontal (Lubis & Huseini, 1987), Alat tersebut terdiri
atas: (1) Dokumen Tertulis (2) Kontak Langsung (3) Penghubung (4) Satuan Tugas
(5) Tim (6) Integrator Permanen.
Peran dan posisi manajer staf determinan dalam interaksi secara luas pada
tiga segi: hak individu (posisi hukum, upah, dan kondisi), kepentingan organisasi
(efisiensi dan efektivitas) dan kepentingan politik (memerlukan dukungan luar).
Manajemen staf dalam manajemen publik ada tiga tingkat: (a) Tingkat Pusat (b)
Satu Tingkat atau di dalam satu sektor (c) Organisasi Tunggal. Prijono
Tjiptoherijanto merumuskan tiga model sistem manajemen staf (manajemen
kepegawaian) sebagai berikut: Sistem Terpusat (Centralised System), Sistem
Terpisah (Separated System), dan Sistem Terpadu (Integrated System).
Ada berapa pendekatan pada perancangan kerja yang dikenal selama ini
sebagai berikut: (1) Pendekatan Mekanistik (2) Pendekatan Faktor Manusia (3)
Pendekatan Motivasi. Charles Perrow menemukan dua dimensi yang relevan
terhadap struktur maupun kegiatan suatu organisasi yakni: Variasi Tugas (Task
Variety), dan Kemudahan Analisis. Empat jenis teknologi menurut pengklasifikasian
Perrow sebagai berikut: (1) Teknologi Rutin (2) Teknologi Nonrutin (3) Teknologi
Craft (4)Teknologi Engineering.
Langkah Mentransformasi Menjadi Organisasi Belajar
Transformasi organisasi menjadi organisasi belajar (OB) adalah mengubah
secara mendasar sebuah organisasi, sehingga perubahan ini juga menyentuh
seluruh elemen organisasi, baik yang bersifat tangible (tampak) seperti teknologi
sampai ke elemen yang tak tampat seperti pengetahuan dan budaya. Organisasi
tidak berdiri sendiri. Organisasi merupakan entitas yang memiliki jiwa dan
merupakan bagian dari lingkungan. Pada masa modern ini terdapat dua pandangan
dominan yaitu organisasi dipandang sebagai sistem dan organisasi dipandang
sebgai kontingensi dari lingkungan.
Organisasi bekerja dengan tujuan yang sangat jelas baik filosofi maupun
alat ukur pencapai tujuan. Para anggota organisasi memiliki semangat yang tinggi
untuk tetap meningkatkan keterampila. Organisasi saat ini, karena perkembangan
lingkungan yang semakin dinamis, perlu berubah menjadi OB agar mampu
berkembang dalam lingkungan yang dinamis. Menurut para ahli, organisasi belajar
merupakan sebuah tempat dimana para pegawai dapat secara nyaman melakukan
refleksi, menciptakan, memperoleh, menginterpretasikan, mentransfer, dan
menyimpan pengetahuan. Terdapat lima variabel yang mempengaruhi Organisasi
Belajar yaitu: (1) Sistem Informasi (2) Struktur Organisasi (3) Pengembangan
Sumber Daya Manusia (4) Budaya Organisasi(5) Kepemimpinan.