Didukung
Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower II Lantai 1, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-
53, Jakarta Selatan 12190 | Telp (021) 515 0 515 ext. 8102, 8103, 8106
www.ticmi.co.id
0
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 1 - 2015
Modul Hukum & Etika | Regulasi Terkait Transaksi Efek
Daftar Isi
REGULASI TRANSAKSI EFEK
C. Pembiayaan Transaksi Efek Oleh Perusahaan Efek Bagi Nasabah Dan Transaksi Short
Selling Oleh Perusahaan Efek (Peraturan Bapepam Nomor V.D.6 ).............................................3
C.1 Definisi Istilah :.......................................................................................................................3
C.2 Persyaratan Perusahaan Efek Yang Dapat Memberikan Pembiayaan Penyelesaian Transaksi
Efek:....................................................................................................................................4
C.3 Persyaratan Nasabah Yang Dapat Menerima Pembiayaan Penyelesaian Transaksi Efek
Pembiayaan Penyelesaian Transaksi Marjin atau Transaksi Short Selling hanya dapat
diberikan oleh Perusahaan Efek apabila nasabah memenuhi seluruh kriteria sebagai
berikut:................................................................................................................................4
C.4 Pokok-pokok Perjanjian Pembiayaan Transaksi Efek Nasabah Perjanjian Pembiayaan Wajib
Memuat Klausula Sebagai Berikut:............................................................................................4
C.5 Persyaratan Efek yang Dapat Ditransaksikan Dalam Pembiayaan Transaksi Efek Nasabah..................5
C.6 Mekanisme Pembiayaan Transaksi Efek Nasabah..........................................................................5
C.6.1 Ketentuan Umum............................................................................................................5
C.6.2 Transaksi Marjin..............................................................................................................6
C.6.3 Pembiayaan Transaksi Short Selling...................................................................................6
C.6.4 Perjanjian Pinjam Meminjam Efek dalam rangka pembiayaan Transaksi Short Selling
nasabah........................................................................................................................7
C.6.5 Ketentuan bagi Perusahaan Efek yang melakukan Transaksi Short Selling untuk
kepentingan sendiri.........................................................................................................7
D. Kontrak Berjangka Dan Opsi Atas Efek Atau Indeks Efek (KBIE).................................................8
D.1 Peraturan Bapepam III.E.1.......................................................................................................8
D.1.1 Definisi Istilah.................................................................................................................8
D.1.2 Setiap Underlying yang dijadikan dasar transaksi Kontrak wajib:............................................9
D.1.3 Bursa Efek yang menyelenggarakan perdagangan Kontrak sekurang-kurangnya wajib
mengatur hal-hal sebagai berikut :....................................................................................9
D.1.4 Bursa Efek wajib menerbitkan informasi tertulis dan mengumumkan surat kabar
harian berbahasa Indonesia yang mempunyai peredaran nasional 7 (tujuh) hari
sebelum transaksi dimulai, memuat hal-hal sebagai berikut:.................................................9
D.1.5 Dalam rangka pelaksanaan kliring, penjaminan, dan penyelesaian transaksi Kontrak,
Lembaga Kliring dan Penjaminan sekurang-kurangnya wajib mengatur hal-hal sebagai
berikut:.........................................................................................................................9
D.1.6 Perusahaan Efek yang memberikan layanan jasa perantara pedagang Kontrak, wajib
memenuhi ketentuan sebagai berikut:..............................................................................10
D.2 Peraturan BEI II-E tentang Perdagangan KBIE LQ-45.................................................................. 10
D.2.1 Definisi........................................................................................................................10
D.2.2 Ketentuan Umum Perdagangan.......................................................................................11
i
Modul Hukum & Etika | Regulasi Terkait Transaksi Efek
G. Reksa Dana KIK Real Estate atau Dana Investasi Real Estate (DIRE)........................................ 19
G.1 Gambaran Umum DIRE.......................................................................................................... 19
ii
Modul Hukum & Etika | Regulasi Terkait Transaksi Efek
TRANSAKSI EFEK
Tahapan transaksi dalam pasar modal terjadi melalui dua tahapan yaitu (1) pasar primer (primary
market) dan (2) pasar sekunder (secondary market). Pasar primer merupakan pasar yang
memperdagangkan obligasi dan saham yang baru diterbitkan pertama kali oleh emiten kepada
underwriter. Kegiatan pada pasar primer tersebut dikenal dengan IPO (Initial Public Offering) atau
penawaran umum pertama. IPO dilakukan berdasarkan waktu yang ditetapkan oleh pihak penerbit
(issuer ) sebelum sekuritas tersebut diperdagangkan di pasar sekunder, umumnya IPO dilakukan pada
jangka waktu sekurang-kurangnya 6 hari kerja. Harga sekuritas di pasar primer ditentukan oleh
penjamin emisi (underwriter) dan perusahaan yang melakukan penawaran umum (go public)
berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan, harga sekuritas yang ditentukan pada
pasar perdana bernilai tetap.
Pasar sekunder merupakan pasar yang memperdagangkan saham dan obligasi antar investor
setelah melewati masa penawaran di pasar primer. Setelah saham dan obligasi dibeli investor dari
emiten melalui underwriter, investor menjual kembali saham dan obligasi kepada investor lainnya, baik
dengan tujuan mengambil untung dari kenaikan harga (capital gain) maupun menghindari kerugian
(capital loss). Harga sekuritas pada pasar sekunder berfluktuasi sesuai dengan ekspektasi pasar. Pada
pasar sekunder investor dapat membeli dan menjual sekuritas setiap saat, dengan demikian pula pasar
sekunder berguna sebagai tempat untuk menghimpun dana investor baik perseorangan maupun
lembaga
Investor dapat membuka rekening di Perusahaan Efek dengan cara mengisi dokumen-
dokumenyang diperlukan. Secara umum, Perusahaan Efek biasanya mewajibkan investor untuk
menyetorkan sejumlah dana tertentu sebagai jaminan dalam proses penyelesaian transaksi. Transaksi
diawali dengan memberikan perintah jual dan/atau perintah beli ke Perusahaan Efek. Perintah tersebut
dapat diberikan lewat telepon atau perintah secara tertulis. Perintah tersebut harus berisikan nama
saham, jumlah yang akan dijual dan/atau dibeli, serta berapa harga jual dan/atau harga beli yang
diinginkan. Perintah tersebut selanjutnya akan diverifikasi oleh Perusahaan Efek bersangkutan.
Selanjutnya, perintah tersebut dimasukkan ke dalam sistem perdagangan di Bursa Efek. Semua perintah
jual dan/atau perintah beli dari seluruh Perusahaan Efek akan dikumpulkan di Bursa Efek dalam sistem
yang disebut JATS (Jakarta Automatic Trading System).
Ketentuan mengenai Transaksi Efek secara umum diatur didalam Peraturan No. III.A.10 tentang
Transaksi Efek.
A. Jenis Mekanisme Transaksi Efek
A.1 Transaksi Menurut Tempat Pelaksanaan
A.1.1 Transaksi Bursa
Definisi: Kontrak yang dibuat oleh Anggota Bursa Efek sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan oleh Bursa Efek mengenai jual beli Efek, pinjam-meminjam Efek, atau kontrak
lain mengenai Efek atau harga Efek.
Manfaat:
a. Penempatan order yang fair (Price priority dan time priority)
b.Jaminan penyelesaian transaksi
c. Patokan harga yang wajar
d.Pasar yang likuid
e. Informasi yang transparan
f. Biaya transaksi yang ekonomis
g.Keamanan bertransaksi
1
Modul Hukum & Etika | Regulasi Terkait Transaksi Efek
B.1 Definisi
1) Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa adalah kewajiban Lembaga Kliring dan
Penjaminan untuk seketika dan langsung mengambil alih tanggung jawab Anggota Kliring
yang gagal memenuhi kewajibannya berkaitan dengan penyelesaian Transaksi Bursa dan
untuk menyelesaikan transaksi tersebut pada waktu dan cara yang sama sebagaimana
diwajibkan kepada Anggota Kliring yang bersangkutan.
2) Dana Jaminan adalah kumpulan dana dan/atau Efek yang diadministrasikan dan dikelola
oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan yang digunakan untuk melakukan Penjaminan
Penyelesaian Transaksi Bursa oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan
3) Cadangan Jaminan adalah akumulasi dana yang berasal dari penyisihan laba bersih
Lembaga Kliring dan Penjaminan dalam bentuk kas atau setara kas yang digunakan untuk
melakukan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan.
2
Modul Hukum & Etika | Regulasi Terkait Transaksi Efek
4) Kliring adalah proses penentuan hak dan kewajiban yang timbul dari Transaksi Bursa. Asda
5) Netting adalah kegiatan Kliring yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi setiap Anggota
Kliring untuk menyerahkan atau menerima sejumlah saldo Efek tertentu untuk setiap jenis
Efek yang ditransaksikan dan untuk menerima atau membayar sejumlah saldo dana untuk
seluruh atau setiap jenis Efek yang ditransaksikan.
6) Anggota Kliring adalah Anggota Bursa Efek atau pihak lain, yang memenuhi persyaratan
untuk mendapatkan layanan jasa Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa
berdasarkan peraturan Lembaga Kliring dan Penjaminan.
7) Transaksi Bursa adalah kontrak yang dibuat oleh Anggota Bursa Efek sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan oleh Bursa Efek mengenai jual beli Efek, pinjam meminjam Efek,
atau kontrak lain mengenai Efek atau harga Efek.
B.2 Prosedur
Apabila Anggota Kliring tidak dapat memenuhi sebagian atau seluruh kewajibannya untuk
menyelesaikan Transaksi Bursa sesuai dengan waktu dan cara yang telah diatur dalam peraturan
Lembaga Kliring dan Penjaminan maka Anggota Kliring dinyatakan gagal memenuhi kewajibannya
berkaitan dengan penyelesaian Transaksi Bursa. Kemudian Anggota Kliring tersebut wajib
melaksanakan Fungsi Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa
Fungsi Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa, dilaksanakan dengan sumber keuangan
dan urutan sebagai berikut:
a. Cadangan Jaminan;
b. Kredit bank, jika sudah ada kontrak antara Lembaga Kliring dan Penjaminan dengan
bank;
c. Dana Jaminan;
d. Sumber keuangan dari anggota Jaringan Kredit yang lain, apabila seluruh sumber
keuangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c telah digunakan
tetapi tidak mencukupi, dengan pembagian sebagai berikut:
1) 20% (dua puluh per seratus) dari jumlah yang dibutuhkan untuk membayar kewajiban
Lembaga Kliring dan Penjaminan dibagi sama rata di antara anggota Jaringan Kredit
yang tersisa;
2) 80% (delapan puluh per seratus) dari jumlah yang dibutuhkan untuk membayar
kewajiban Lembaga Kliring dan Penjaminan dibagi di antara anggota Jaringan Kredit
yang tersisa secara proporsional berdasarkan nilai Kliring masing-masing anggota
Jaringan Kredit dimaksud selama 6 (enam) bulan terakhir
3) jumlah yang tidak dibayar dalam 30 (tiga puluh) hari oleh anggota Jaringan Kredit
tertentu, dibagi kembali di antara anggota Jaringan Kredit yang tersisa sesuai
ketentuan nomor 1) dan 2) diatas
Penggunaan sumber keuangan yaitu Dana Jaminan wajib dibayar kembali dari sumber
keuangan Anggota Kliring yang gagal menyelesaikan Transaksi Bursa.
C. Pembiayaan Transaksi Efek Oleh Perusahaan Efek Bagi Nasabah Dan Transaksi
Short Selling Oleh Perusahaan Efek (Peraturan Bapepam Nomor V.D.6)
3
Modul Hukum & Etika | Regulasi Terkait Transaksi Efek
dan atau kepentingan nasabah, tetapi pada saat dijual Efek dimaksud belum dimiliki oleh
Perusahaan Efek dan atau belum diserahkan oleh nasabah kepada Perusahaan Efek
7). Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Marjin adalah rekening Efek nasabah yang khusus
dipergunakan untuk aktivitas Transaksi Marjin.
8). Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Short Selling adalah rekening Efek nasabah yang
khusus dipergunakan untuk aktivitas Transaksi Short Selling.
9). Saldo Debit adalah saldo dalam Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Marjin atau Rekening
Efek Pembiayaan Transaksi Short Selling yang menunjukkan jumlah uang yang wajib
dibayar oleh nasabah kepadaPerusahaan Efek.
10). Saldo Kredit adalah saldo dana dalam rekening Efek nasabah yang menunjukkan
kewajiban Perusahaan Efek kepada nasabah dan atau yang menunjukkan jaminan termasuk
Jaminan Pembiayaan dalam Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Marjin atau Rekening Efek
Pembiayaan Transaksi Short Selling.
11). Transaksi Marjin adalah transaksi pembelian Efek untuk kepentingan nasabah yang
dibiayai oleh Perusahaan Efek.
12). Transaksi Short Selling adalah transaksi penjualan Efek dimana Efek dimaksud tidak
dimiliki oleh penjual pada saat transaksi dilaksanakan.
C.3 Persyaratan Nasabah Yang Dapat Menerima Pembiayaan Penyelesaian Transaksi Efek
Pembiayaan Penyelesaian Transaksi Marjin atau Transaksi Short Selling hanya dapat
diberikan oleh Perusahaan Efek apabila nasabah memenuhi seluruh kriteria sebagai
berikut:
1. Telah memiliki rekening Efek reguler, untuk mengetahui riwayat transaksi nasabah;
2. Telah membuka Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Marjin untuk nasabah yang akan
melakukan Transaksi Marjin atau Rekening EfekPembiayaan Transaksi Short Selling untuk
nasabah yang akan melakukan Transaksi Short Selling pada Perusahaan Efek berdasarkan
Perjanjian Pembiayaan dan masih memiliki rekening Efek reguler sebagaimana dimaksud
dalam huruf a untuk menampung transaksi Efek yang tidak dibiayai oleh Perusahaan Efek;
dan
3. Telah menyetorkan Jaminan Awal dengan nilai paling kurang sebesar Rp200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah) untuk masing-masing Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Marjin dan
Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Short Selling.
4
Modul Hukum & Etika | Regulasi Terkait Transaksi Efek
3. Kewajiban nasabah untuk setiap saat memenuhi permintaan Perusahaan Efek sehubungan
antara lain Permintaan Pemenuhan Jaminan atas Transaksi Marjin, dan atau Transaksi Short
Selling;
4. Kewajiban Perusahaan Efek untuk melakukan pemberitahuan Permintaan Pemenuhan
Jaminan kepada nasabah;
5. Hak Perusahaan Efek, dalam hal nasabah tidak memenuhi Permintaan Pemenuhan Jaminan,
untuk setiap saat tanpa memberikan alasan atau pemberitahuan atau memperoleh
persetujuan terlebih dahulu untuk menjual atau membeli Efek atau tindakan lain yang
disepakati dengan nasabah guna memenuhi:
6. Persyaratan nilai Jaminan Pembiayaan yang ditentukan dalam Perjanjian Pembiayaan; dan
7. Kewajiban nasabah dalam penyelesaian transaksi Efek.
8. Nasabah Perusahaan Efek tidak dapat memilih Efek yang akan dilikuidasi atau dijual untuk
memenuhi kewajibannya;
9. Batasan maksimal Efek nasabah yang menjadi Jaminan Pembiayaan yangdapat dijual atau
dibeli oleh Perusahaan Efek dalam rangka Permintaan Pemenuhan Jaminan, penyelesaian
Transaksi Marjin, dan atau Transaksi Short Selling;
10. Hal-hal yang menyebabkan Perusahaan Efek dapat setiap saat menutup Rekening Efek
Pembiayaan Transaksi Marjin atau Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Short Selling;
11. Ketentuan pembiayaan yang antara lain meliputi jangka waktu pembiayaan, perhitungan
tingkat bunga pembiayaan, dan metode perhitungan bunga pembiayaan; dan
12. Ketentuan mengenai perjanjian pinjam meminjam Efek antara nasabah dengan Perusahaan
Efek dalam rangka Transaksi Short Selling nasabah.
C.5 Persyaratan Efek yang Dapat Ditransaksikan Dalam Pembiayaan Transaksi Efek
Nasabah
1. Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling hanya dapat dilaksanakan apabila Efek
tersebut tercatat di Bursa Efek kecuali ditentukan lain oleh Bapepam dan LK.
2. Persyaratan Efek yang dapat ditransaksikan dengan pembiayaan penyelesaian transaksi Efek
dan yang dapat digunakan sebagai Jaminan Pembiayaan ditetapkan oleh Bursa Efek dalam
peraturan Bursa Efek.
3. Dalam menetapkan persyaratan Efek, Bursa Efek wajib mempertimbangkan sekurang-
kurangnya hal-halsebagai berikut:
a) Nilai minimal rata-rata transaksi harian dalam periode tertentu;
b) Jumlah minimal Pihak yang memiliki Efek dalam periode tertentu;
c) Faktor fundamental Efek; dan
d) Kriteria khusus untuk Efek yang dapat dilakukan Transaksi Short Selling, termasuk batasan
persentase jumlah maksimal Efek dari totalEfek yang beredar yang dapat ditransaksikan.
4. Efek yang memenuhi syarat wajib:
a) Diumumkan kepada publik dan dilaporkan kepada Bapepam dan LK oleh Bursa Efek pada
hari kerja terakhir setiap bulan;
b) Direview pemenuhan persyaratannya apabila ada informasi material, dan hasil review
dimaksud diumumkan kepada publik dan dilaporkan kepada Bapepam dan LK oleh Bursa
Efek pada hari yang sama.
5. Dalam hal Efek tidak lagi memenuhi syarat yang ditetapkan Bursa Efeksebagai Efek yang
dapat ditransaksikan dengan pembiayaan penyelesaian transaksi Efek dan yang dapat
digunakan sebagai Jaminan Pembiayaan, maka pembiayaan atas transaksi Efek Nasabah
yang sudah berjalan wajib diselesaikan paling lambat 5 (lima) hari bursa sejak Efek tidak lagi
memenuhi syarat yang ditetapkan Bursa Efek.
5
Modul Hukum & Etika | Regulasi Terkait Transaksi Efek
6
Modul Hukum & Etika | Regulasi Terkait Transaksi Efek
6. Jika nilai Jaminan Pembiayaan mengalami penurunan dan atau nilai pasar wajar Efek
dalam Posisi Short mengalami kenaikan sehingga nilai Jaminan Pembiayaan kurang
dari 135% (seratus tiga puluh lima perseratus) dari nilai pasar wajar Efek dalam
Posisi Short, maka Perusahaan Efek wajib melakukan Permintaan Pemenuhan
Jaminan kepada nasabahnya dan nasabah wajib memenuhi Permintaan Pemenuhan
Jaminan, sehingga nilai Jaminan Pembiayaan tidak kurang dari 135% (seratus tiga
puluh lima perseratus) dari nilai pasar wajar Efek dalam Posisi Short.
7. Jika nasabah tidak memenuhi Permintaan Pemenuhan paling lambat 3 (tiga) hari
bursa, maka Perusahaan Efek pada hari bursa ke-4 (keempat) wajib segera membeli
Efek yang dijual melalui Transaksi Short Selling yang dibuktikan dengan melakukan
penawaran beli sehingga nilai Jaminan Pembiayaan tidak kurang dari 135% (seratus
tiga puluh lima perseratus) dari nilai pasar wajar Efek pada Posisi Short.
8. Jika nilai Jaminan Pembiayaan kurang dari 120% (seratus dua puluh perseratus) dari
nilai pasar wajar Efek pada Posisi Short, maka Perusahaan Efek wajib segera membeli
Efek pada Posisi Short yang dibuktikan dengan melakukan penawaran beli sehingga
nilai Jaminan Pembiayaan tidak kurang dari 135% (seratus tiga puluh lima
perseratus) dari nilai pasar wajar Efek dalam Posisi Short.
9. Perusahaan Efek wajib menyampaikan konfirmasi secara tertulis kepada nasabahnya
atas transaksi pembelian, yang dibedakan dengan konfirmasi tertulis atas transaksi
berdasarkan pesanan nasabah pada hari yang sama dengan pembelian Efek nasabah
oleh Perusahaan Efek.
10. Transaksi Short Selling dibatasi dengan ketentuan:
a) Harga penawaran jual yang dimasukkan dalam sistem perdagangan Bursa Efek
harus di atas harga yang terjadi terakhir di Bursa Efek; dan
b) Perusahaan Efek wajib memberi tanda “short” pada saat pelaksanaan order jual
pada sistem perdagangan Bursa Efek.
C.6.4 Perjanjian Pinjam Meminjam Efek dalam rangka pembiayaan Transaksi Short
Selling nasabah.
1. Perusahaan Efek hanya dapat melakukan pembiayaan Transaksi Short Selling nasabah apabila
Efek yang digunakan oleh Perusahaan Efek untuk penyelesaian transaksi Efek tersebut akan
diperolehdengan cara Perusahaan Efek meminjam Efek dari dan atau melalui:
a) Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP);
b) Perusahaaan Efek lain;
c) Bank Kustodian; dan atau
d) Pihak lain.
2. Kontrak standar pinjam meminjam Efek wajib memuat rincian antara lain mengenai:
a) Jumlah dan jenis Efek;
b) Waktu berlakunya pinjam meminjam;
c) Jaminan;
d) Hak-hak sehubungan dengan pemilikan Efek termasuk hak suara, hak memesan
Efek terlebih dahulu, bonus, dividen, danbunga;
e) Kewajiban perpajakan;
f) Biaya-biaya dalam rangka pinjam meminjam;
g) Wanprestasi;
h) Metode penilaian Efek yang dipinjamkan dan jaminan;dan
i) Mekanisme penyelesaian perselisihan.
3. Dalam rangka menjalankan fungsinya, Lembaga Kliring dan Penjaminan wajib membuat
kontrak standar pinjam meminjam Efek yang isinya sesuai dan telah disetujui oleh
Bapepam dan LK untuk dapat dipergunakan oleh semua Pihak.
4. Setiap Pihak yang tidak menggunakan kontrak standar pinjam meminjam Efek, dapat
membuat kontrak pinjam meminjam Efek yang isinya sesuai dengan peraturan ini
sepanjang disertai pendapat hukum dari 2 (dua) konsultan hukum yang terdaftar di
Bapepam dan LK dan wajib disampaikan kepada Bapepam dan LK untuk mendapat
persetujuan sebelum berlaku.
5. Perusahaan Efek dilarang memberikan pembiayaan Transaksi Marjin dan atau Transaksi
Short Selling kepada nasabahnya yang merupakan komisaris, direktur, atau pegawai
Perusahaan Efek dimaksud.
C.6.5 Ketentuan bagi Perusahaan Efek yang melakukan Transaksi Short Selling untuk
kepentingan sendiri
1. Sebelum melakukan Transaksi Short Selling, Perusahaan Efek wajib:
a) Telah membuka rekening terpisah untuk Transaksi Short Selling;
7
Modul Hukum & Etika | Regulasi Terkait Transaksi Efek
b) Telah menyisihkan dana dan atau Efek dalam rekeningpaling kurang 50% (limapuluh
per seratus) dari nilai Transaksi Short Selling sebagai aset yang disisihkan
Perusahaan Efek untuk menutup risiko Transaksi Short Selling; dan
c) Memastikan telah tersedia Efek pada saat penyelesaian Transaksi Short Selling
antara lain:
i. Memiliki Efek lain yang dapat dikonversi atau ditukar menjadi Efek yang
digunakan untuk penyelesaian Transaksi Short Selling;
ii. Telah melaksanakan hak atas opsi atau waran untuk memperoleh Efek yang
digunakan untuk penyelesaian Transaksi Short Selling; dan atau
iii. Telah melakukan perjanjian pinjam meminjam Efek dalamrangka Transaksi Short
Selling dari dan atau melalui pihak-pihak. Perjanjian pinjam meminjam Efek
dibuat dengan menggunakan kontrak .
2. Pada saat Transaksi Short Selling pertama terjadi, nilai aset yang disisihkan ditambah
dana yang diterima dari penjualan Efek melalui Transaksi Short Selling paling kurang
150% (seratus lima puluh perseratus) dari nilai Transaksi Short Selling.
3. Nilai aset yang disisihkan ditambah dana yang diterima dari penjualan Efek melalui
Transaksi Short Selling wajib dipelihara Perusahaan Efek paling kurang 135% (seratus
tiga puluh lima perseratus) dari nilai pasar wajar Efek pada Posisi Short.
4. Jika nilai aset yang disisihkan ditambah dana yang diterima dari penjualan Efek melalui
Transaksi Short Selling mengalami penurunan dan atau nilai pasar wajar Efek dalam
Posisi Short mengalami kenaikan sehingga nilai aset yang disisihkan ditambah dana
yang diterima dari penjualan Efek melalui Transaksi Short Selling kurang dari:
a) 135% (seratus tiga puluh lima perseratus) dari nilai pasar wajar Efekdalam Posisi
Short, maka Perusahaan Efek wajib menambah aset yang disisihkan dan atau
membeli Efek yang ditransaksikan secara short selling paling lambat 3 (tiga) hari
bursa, sehingga nilai aset yangdisisihkan ditambah dana yang diterima dari
penjualan Efek melalui Transaksi Short Selling tidak kurang dari 135% (seratus tiga
puluh lima perseratus) dari nilai pasar wajar Efek dalam Posisi Short.
b) 120% (seratus dua puluh perseratus) dari nilai pasar wajar Efekdalam Posisi Short,
maka Perusahaan Efek wajib segera menambah aset yang disisihkan dan atau
membeli Efek yang ditransaksikansecara short selling, sehingga nilai aset yang
disisihkan ditambah danayang diterima dari penjualan Efek melalui Transaksi Short
Selling tidak kurang dari 135% (seratus tiga puluh lima perseratus) dari nilai pasar
wajar Efek dalam Posisi Short.
D. Kontrak Berjangka Dan Opsi Atas Efek Atau Indeks Efek (KBIE)
KBIE selain diatur didalam Peraturan III.E.1 tentang Kontrak Berjangka dan Opsi atas Efek Atau
Indeks Efek juga diatur dalam Peraturan Bursa Efek Indonesia Nomor II.E tentang Perdagangan
Kontrak Berjangka Indeks Efek LQ-45
8
Modul Hukum & Etika | Regulasi Terkait Transaksi Efek
D.1.4 Bursa Efek wajib menerbitkan informasi tertulis dan mengumumkan surat kabar
harian berbahasa Indonesia yang mempunyai peredaran nasional 7 (tujuh) hari
sebelum transaksi dimulai, memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Spesifikasi Kontrak yang akan diperdagangkan;
2. Risiko-risiko yang dihadapi;
3. Gambaran umum Underlying, termasuk harga Underlying; dan
4. Dasar penentuan pemilihan Underlying
9
Modul Hukum & Etika | Regulasi Terkait Transaksi Efek
3. Setiap Jaminan yang diserahkan oleh Anggota Bursa Efek wajib dikuasai oleh Lembaga
Kliringdan Penjaminan;
4. Kewajiban Lembaga Kliring dan Penjaminan menyampaikan pemberitahuan kepada
anggota kliring dan Bursa Efek apabila terdapat Kontrak pada anggota kliring yang
kerugiannya telahMencapai 50% (lima puluh perseratus) dari total jumlah Jaminan
anggota kliring yang dikuasai
5. Lembaga Kliring dan Penjaminan, atau pada tingkat persentase tertentu berdasarkan
analisarisiko penjaminan; dan
6. Kewajiban Lembaga Kliring dan Penjaminan melakukan Likuidasi Kontrak anggota
kliring
7. Apabila anggota kliring mengalami kerugian yang telah mencapai 75% (tujuh puluh
lima
perseratus) atau lebih dari jumlah Jaminan yang dikuasai Lembaga Kliring dan
Penjaminan, atau pada tingkat persentase tertentu berdasarkan analisa risiko
penjaminan
D.1.6 Perusahaan Efek yang memberikan layanan jasa perantara pedagang Kontrak,
wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:
10
Modul Hukum & Etika | Regulasi Terkait Transaksi Efek
12) Anggota Bursa Efek (AB) adalah Perusahaan Efek yang telah memperoleh izin usaha
dari Otoritas Jasa Keuangan sebagai Perantara Pedagang Efek atau Penjamin Emisi Efek
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat 2 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal (UUPM) dan telah memperoleh Persetujuan Keanggotaan Bursa
untuk mempergunakan sistem dan/atau sarana Bursa dalam rangka melakukan
kegiatan perdagangan Efek di Bursa sesuai dengan Peraturan Bursa.
13) Liquidity Provider Kontrak Berjangka adalah Anggota Bursa Efek yang telah
mendapat persetujuan dari Bursa untuk dapat memperdagangkan Kontrak Berjangka
dan Opsi, dan mempunyai kewajiban untuk melakukan penawaran jual dan permintaan
beli Kontrak Berjangka setiap Hari Bursa guna mendukung terciptanya likuiditas
perdagangan Kontrak Berjangka tersebut.
14) Jakarta Automated Trading System (JATS) adalah sistem perdagangan Efek yang
berlaku di Bursa untuk perdagangan yang dilakukan secara otomasi dengan
menggunakan sarana komputer.
15) Auto Rejection KBIE LQ-45 adalah penolakan secara otomatis oleh JATS terhadap
penawaran jual dan/atau permintaan beli KBIE LQ-45 yang dimasukkan ke JATS akibat
dilampauinya batasan harga yang ditetapkan oleh Bursa.
11
Modul Hukum & Etika | Regulasi Terkait Transaksi Efek
DAFTAR PERATURAN
NO. KETERANGAN
III.E.1 Kontrak Berjangka dan Opsi atas Efek atau Indeks Efek
12
Modul Hukum & Etika | REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA
(1) Reksa Dana dapat berbentuk Perseroan atau Kontrak Investasi Kolektif (KIK)
(2) Reksa Dana berbentuk Peseroan dapat bersifat terbuka atau tertutup
(3) Yang dapat menjalankan usaha Reksa Dana berbentuk Perseroan adalah Perseroan yang
telah memperoleh izin usaha dari Bapepem
(4) Reksa Dana berbentuk KIK hanya dapat dikelola oleh Manajer Investasi berdasarkan
kontrak.
(5) Persyaratan dan tata cara perizinan Reksa Dana berbentuk Perseroan diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah.
Reksa Dana berbentuk perseroan dapat bersifat terbuka maupun tertutup sedangkan Reksa
Dana berbentuk KIK hanya bersifat terbuka.
Reksa Dana Terbuka adalah Reksa Dana yang dapat menawarkan dan membeli kembali
saham-sahamnya/unit penyertaannya dari pemodal sampai dengan sejumlah modal yang
telah dikeluarkan.
Reksa Dana Tertutup adalah Reksa Dana yang tidak dapat membeli kembali saham-
sahamnya yang telah dijual kepada pemodal.
Harga tergantung permintaan dan penawaran Harga jual kembali berdasarkan harga /
yang ada di Bursa Efek. nilai aktiva bersih yang dikeluarkan oleh
Bank Kustodian.
Wajib menghitung Nilai Aktiva Bersih Wajib menghitung Nilai Aktiva Bersih setiap
seminggu sekali. hari.
1
Modul Hukum & Etika | REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA
(1) Pemegang saham Reksa Dana terbuka dapat menjual kembali sahamnya kepada Reksa
Dana.
(2) Dalam hal pemegang saham melakukan penjualan kembali Reksa Dana terbuka wajib
membeli saham-saham tersebut, kecuali bila:
a. Bursa Efek dimana sebagian besar Portofolio Efek Reksa Dana diperdagangkan ditutup;
b. Perdagangan Efek atas sebagian besar Portofolio Efek Reksa Dana di Bursa Efek
dihentikan;
c. Keadaan darurat; atau
d. Terdapat hal-hal lain yang ditetapkan dalam kontrak pengelolaan investasi setelah
mendapat persetujuan Bapepam.
Pasal 21
(1) Pengelolaan Reksa Dana, baik Perseroan maupun KIK dilakukan oleh MI berdasarkan kontrak
(2) Kontrak pengelolaan Reksa Dana berbentuk Perseroan dibuat oleh direksi dengan MI
(3) Kontrak pengelolaan Reksa Dana Terbuka berbentuk KIK dibuat antara MI dan Bank
Kustodian.
Pasal 22
MI Reksa Dana terbuka berbentuk Perseroan dan KIK wajib menghitung nilai pasar wajar dari
Efek dalam portofolio setiap hari bursa berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam
Pasal 23
Nilai saham Reksa Dana terbuka berbentuk Perseroan dan nilai Unit Penyertaan KIK ditentukan
berdasarkan Nilai Aktiva Bersih (NAB)
Pasal 24
(1) Reksa Dana dilarang menerima dan atau memberikan pinjaman secara langsung
(2) Reksa Dana dilarang membeli saham atau Unit Penyertaan Reksa Dana lainnya
Pasal 25
(1) Semua kekayaan Reksa Dana wajib disimpan pada Bank Kustodian
(2) Bank Kustodian yang menyimpan kekayaan Reksa Dana dilarang terafiliasi dengan MI yang
mengelola Reksa Dana
(3) Reksa Dana wajib menghitung NAB dan mengumumkannya
Pasal 26
(1) Kontrak penyimpanan kekayaaan Reksa Dana berbentuk Perseroan dibuat oleh direksi Reksa
Dana dengan Bank Kustodian
(2) Kontrak penyimpanan kekayaan Reksa Dana KIK dibuat antara MI dan Bank Kustodian
Pasal 27
(1) MI wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas sebaik mungkin
semata-mata untuk kepentingan Reksa Dana
(2) MI wajib bertanggung jawab atas segala kerugian yang timbul karena tidak melaksanakan
kewajibannya
Pasal 28
A.1.5 Saham Reksa Dana terbuka berbentuk Perseroan diterbitkan tanpa nilai nominal
2
Modul Hukum & Etika | REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA
B.1.5 Pada saat pendirian Reksa Dana berbentuk Perseroan, paling sedikit 1 % (satu perseratus)
dari modal dasar Reksa Dana telah ditempatkan dan disetor
C.1.5 Pelaksanaan pembelian kembali saham Reksa Dana berbentuk Perseroan dan pengalihan
lebih lanjut saham tersebut dapat dilakukan tanpa mendapat persetujuan Rapat Umum
Pemegang Saham
D.1.5 Dana yang digunakan untuk membeli kembali saham Reksa Dana berbentuk Perseroan
berasal dari kekayaan Reksa Dana
Pasal 29
(1) Reksa Dana yang berbentuk Perseroan tidak diwajibkan untuk membentuk dana cadangan
(2) Dalam hal Reksa Dana membentuk dana cadangan, besarnya dana cadangan sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam
3
Modul Hukum & Etika | REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA
c. Adanya dewan pengawas syariah yang berfungsi sebagai pengawas. Tugasnya untuk
memastikan manajer investasi menempatkan dana investor sesuai dengan Daftar Efek
Syariah, melakukan proses cleansing dan menyetujui pelaksanaan investasi di perusahaan
manajemen aset jika sudah berjalan sesuai syariah
C.3 Bentuk Reksa dana Syariah (Pasal 3 POJK 19/POJK.04/2015 tentang Penerbitan dan
Persyaratan Reksa Dana Syariah)
a. Reksa Dana Syariah Pasar Uang;
b. Reksa Dana Syariah Pendapatan Tetap;
c. Reksa Dana Syariah Saham;
d. Reksa Dana Syariah Campuran;
e. Reksa Dana Syariah Terproteksi;
f. Reksa Dana Syariah Indeks;
g. Reksa Dana Syariah Berbasis Efek Syariah Luar Negeri;
h. Reksa Dana Syariah Berbasis Sukuk;
i. Reksa Dana Syariah Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang Unit Penyertaannya
diperdagangkan di Bursa; dan
j. Reksa Dana Syariah Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas.
C.4 Dewan Pengawas Syariah (Pasal 7 POJK 19/POJK.04/2015 tentang Penerbitan dan
Persyaratan Reksa Dana Syariah)
a. Manajer Investasi yang mengelola Reksa Dana Syariah wajib memiliki Dewan Pengawas
Syariah yang ditunjuk oleh Direksi.
b. Penerbitan Reksa Dana Syariah wajib mendapatkan pernyataan kesesuaian syariah yang
diterbitkan oleh Dewan Pengawas Syariah dari Manajer Investasi atau Tim Ahli Syariah.
c. Anggota Dewan Pengawas Syariah dan Tim Ahli Syariah, wajib memiliki izin ASPM dari
Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang
Ahli Syariah Pasar Modal.
d. Dewan Pengawas Syariah bertanggung jawab terhadap pengawasan Reksa Dana Syariah
dalam rangka pemenuhan Prinsip Syariah di Pasar Modal secara berkelanjutan.
C.5 Mekanisme Kegiatan Reksa Dana Syari’ah: (pasal 2 Fatwa DSN No.20/DSN-
MUI/IV/2001 tentang pedoman investasi Reksa Dana Syariah)
C.7 Hubungan dan Hak Pemodal (pasal 3 Fatwa DSN No.20/DSN-MUI/IV/2001 tentang
pedoman investasi Reksa Dana Syariah)
a. akad antara Pemodal dengan MI dilakukan secara wakalah.
b. dengan akad wakalah, pemodal memberikan mandat kepada MI untuk melaksanakan
investasi bagi kepentingan Pemodal, sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
Prospektus.
5
Modul Hukum & Etika | REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA
c. pemodal secara kolektif mempunyai hak atas hasil investasi dalam Reksa Dana Syari'ah.
d. pemodal menanggung risiko yang berkaitan dalam Reksa Dana Syari'ah.
e. pemodal berhak untuk sewaktu-waktu menambah atau menarik kembali penyertaannya
dalam Reksa Dana Syari'ah melalui MI.
f. pemodal berhak atas bagi hasil investasi sampai saat ditariknya kembali penyertaan
tersebut.
g. pemodal yang telah memberikan dananya akan mendapatkan jaminan bahwa seluruh
dananya akan disimpan, dijaga, dan diawasi oleh Bank Kustodian.
h. pemodal akan mendapatkan bukti kepemilikan yang berupa Unit Penyertaan Reksa Dana
Syariah.
C.8 Instrumen investasi Reksa Dana syariah (pasal 7 Fatwa DSN No.20/DSN-MUI/IV/2001
tentang pedoman investasi Reksa Dana Syariah)
A.9 Investasi hanya dapat dilakukan pada instrumen keuangan yang sesuai dengan Syari'ah
Islam.
B.9 Instrumen keuangan yang dimaksud huruf (a) meliputi:
i. Instrumen saham yang sudah melalui penawaran umum dan pembagian dividen
ii. didasarkan pada tingkat laba usaha;
iii. Penempatan dalam deposito pada Bank Umum Syariah;
iv. Surat hutang jangka panjang yang sesuai dengan prinsip Syari’ah;
C.9 Jenis usaha yang tidak sesuai dengan syariah (pasal 8 Fatwa DSN No.20/DSN-
MUI/IV/2001 tentang pedoman investasi Reksa Dana Syariah)
a. Usaha lembaga keuangan yang konvensional, termasuk perbankan dan asuransi
konvensional.
b. Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan dan minuman
yang haram.
c. Usaha yang memproduksi, mendistribusi dan atau menyediakan barang-barang ataupun
jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
d. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang.
C.10 Jenis Transaksi yang Dilarang (pasal 9 Fatwa DSN No.20/DSN-MUI/IV/2001 tentang
pedoman investasi Reksa Dana Syariah)
Transaksi investasi harus dilaksanakan menurut prinsip kehati-hatian (prudential
management/ihtiyath), tidak diperbolehkan melakukan spekulasi yang mengandung unsur
gharar, yang meliputi:
a. Najsy, yaitu melakukan penawaran palsu;
b. Bai al-Ma’dum yaitu melakukan penjualan atas barang yang belum dimiliki (short selling);
c. Insider trading yaitu menyebarluaskan informasi yang menyesatkan atau memakai informasi
orang dalam untuk memperoleh keuntungan transaksi yang dilarang;
d. Melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi tingkat (nisbah) hutangnya
lebih dominan dari modalnya
C.11 Kondisi Emiten yang Tidak Layak, (pasal 10 Fatwa DSN No.20/DSN-MUI/IV/2001
tentang pedoman investasi Reksa Dana Syariah)
a. perbandingan hutang terhadap modal sangat bergantung kepada pembiayaan dari hutang
yang merupakan pembiayaan mengandung unsur riba;
b. emiten memiliki nisbah hutang terhadap modal lebih dari 82% (hutang 45%, modal 55 %);
c. manajemen suatu perusahaan diketahui telah bertindak melanggar prinsip usaha yang Islami.
C.12 Penentuan dan Pembagian Hasil Investasi (pasal 11 Fatwa DSN No.20/DSN-
MUI/IV/2001 tentang pedoman investasi Reksa Dana Syariah)
a. Hasil investasi akan dibagikan secara proporsional kepada para pemodal.
b. Hasil investasi harus bersih dari unsur non-halal dan MI harus memisahkan bagian
pendapatan yang non-halal dari pendapatan yang diyakini halal (tafriq al-halal min al-haram).
c. Perhitungan hasil investasi yang dapat diterima dan telah dipisahkan oleh Bank Kustodian,
setidak-tidaknya setiap 3 bulan dilaporkan kepada MI untuk kemudian disampaikan kepada
para pemodal dan Dewan Syari'ah Nasional.
d. Hasil investasi yang berasal dari non halal akan digunakan untuk kemaslahatan umat yang
penggunaannya akan ditentukan kemudian oleh Dewan Syari'ah Nasional serta dilaporkan
secara transparan.
6
Modul Hukum & Etika | REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA
ETF adalah Reksa Dana KIK yang unit penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek dan melibatkan
Dealer Partisipan dan Sponsor.
iv. Pembelian kembali (pelunasan) oleh MI dari Sponsor dan Dealer Partisipan per hari
bursa paling banyak 10% (sepuluh persen) dari total Unit Penyertaan Reksa Dana
KIK ETF;
v. Kebijakan investasi wajib mengacu pada Peraturan OJK No 47/POJK.04/2015
tentang Pedoman Pengumuman Harian NAB Reksa Dana Terbuka atau Peraturan
OJK No 48/POJK.04/2015 tentang Reksa Dana Terproteksi, Reksa Dana dengan
Penjaminan, dan Reksa Dana Indeks, dan memenuhi ketentuan mengenai
Komposisi Portofolio Efek dan Tingkat Likuiditas Efek
vi. Nama Bursa Efek dimana Unit Penyertaan Reksa Dana berbentuk KIK akan
dicatatkan;
vii. Kewajiban MI untuk mengumumkan di Bursa Efek dan melaporkan kepada OJK NAB
setiap hari setelah penutupan perdagangan Bursa Efek sebagai indikasi harga Unit
Penyertaan Reksa Dana berbentuk KIK ETF;
viii. Kewajiban MI untuk mengumumkan di Bursa Efek komposisi portofolio setiap hari
setelah penutupan perdagangan di Bursa Efek;
ix. Kewajiban MI untuk mengumumkan di Bursa Efek jumlah Unit Penyertaan Reksa
Dana berbentuk KIK ETF Efek yang beredar setiap ada perubahan; dan
x. Mekanisme rapat umum pemegang Unit Penyertaan Reksa Dana yang Unit
Penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek (jika ada).
8
Modul Hukum & Etika | REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA
d) MI mempunyai Kewajiban terkait hasil Rapat umum pemegang Unit Penyertaan sesuai
dengan pasal 12 POJK No. 49/POJK.04/2015
Pengumuman Harga Ditampilkan oleh Bursa Efek Diumumkan oleh manajer investasi
selama jam perdagangan berupa NAB (Nilai Aktiva Bersih)
9
Modul Hukum & Etika | REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA
10
Modul Hukum & Etika | REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA
11
Modul Hukum & Etika | REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA
ii. Dokumen-dokumen pendukung atas investasi RDPT pada Efek bersifat utang atau
Efek bersifat ekuitas.
c) Dalam rangka memproses permohonan pencatatan, OJK berwenang melakukan
Penelaahan atas KIK RDPT
d) Dokumen pendukung permohonan pencatatan Reksa Dana Penyertaan Terbatas yang
melakukan investasi pada Efek bersifat utang harus sesuai dengan ketentuan pasal 29
POJK RDPT
e) Dokumen pendukung permohonan pencatatan Reksa Dana Penyertaan Terbatas yang
melakukan investasi pada Efek bersifat utang harus sesuai dengan ketentuan pasal 30
POJK RDPT
12
Modul Hukum & Etika | REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA
a) MI pengelola RDPT atau Bank Kustodian wajib menyampaikan laporan Informasi atau
Fakta Material yang berkaitan dengan RDPT kepada OJK dan Pemegang Unit
Penyertaan RDPT paling lambat 2 (dua) hari kerja sejak terjadinya Informasi atau
Fakta Material tersebut.
b) Laporan realisasi penggunaan dana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf I
POJK RDPT wajib disampaikan oleh MI pengelola Reksa Dana Penyertaan Terbatas
kepada Otoritas Jasa Keuangan dan pemegang Unit Penyertaan RDPT setiap 3 (tiga)
bulan sekali paling lambat pada hari ke-12 (dua belas) setelah berakhirnya bulan
Maret, Juni, September, dan Desember.
c) Bank Kustodian RDPT wajib menyampaikan kepada OJK dan pemegang Unit
Penyertaan setiap 3 (tiga) bulan sekali dengan menggunakan format sebagaimana
dimaksud dalam lampiran peraturan (X.D.1) mengenai laporan Reksa Dana yaitu:
i. Laporan aktiva dan kewajiban Reksa Dana Penyertaan Terbatas;
ii. Laporan operasi Reksa Dana Penyertaan Terbatas;
iii. Laporan perubahan aktiva bersih Reksa Dana Penyertaan Terbatas; dan
iv. Ringkasan portofolio Reksa Dana Penyertaan Terbatas,
d) Laporan sebagaimana dimaksud pada huruf c) wajib disampaikan secara elektronik
melalui sistem pelaporan yang disediakan oleh Otoritas Jasa Keuangan paling lambat
pada hari ke-12 (kedua belas) setelah berakhirnya bulan Maret, Juni, September, dan
Desember. Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem pelaporan elektronik sebagaimana
dimaksud diatur dalam Surat Edaran OJK Nomor 06/SEOJK.04/2014 tentang Tata
Cara Penyampaian Laporan Secara Elektronik oleh Emiten atau Perusahaan Publik
e) Laporan lainnya yang wajib dilakukan ialah sebagai berikut:
i. Penghitungan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Penyertaan Terbatas
ii. Laporan investasi dan laporan divestasi
iii. Laporan berkala atas pelaksanaan Kegiatan Sektor Riil
iv. Laporan Efek bersifat utang dalam portofolio Efek Reksa Dana Penyertaan
Terbatas yang akan jatuh tempo
v. Laporan hasil rapat umum pemegang Unit Penyertaan
vi. Laporan Keuangan Tahunan Reksa Dana Penyertaan Terbatas yang telah diaudit
Pemodal Profesional Hanya Investor / Pemodal Profesional • Tidak Harus Investor / Pemodal
yang diperkenankan menjadi Investor Profesional yang diperkenankan
RDPT (Penjelasan Pasal 3 ayat (1) menjadi Investor RD Konvensional
POJK RDPT)
Publikasi NAB Dihitung 3 (tiga) Bulan Sekali yang Dihitung Setiap hari
jatuh pada bulan Maret, Juni,
September, Desember
13
Modul Hukum & Etika | REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA
Sebagai upaya untuk menggairahkan iklim investasi di Indonesia, pemerintah sejak 1997
mengeluarkan peraturan mengenai efek beragun aset (EBA). Tujuannya, sebagai alternatif pilihan
investasi bagi investor untuk melakukan investasi di pasar modal.
EBA adalah surat berharga yang dapat berupa surat utang, surat partisipasi, atau turunannya yang
diterbitkan oleh penerbit EBA melalui sekuritisasi aset, yang pembayarannya terutama bersumber
dari kumpulan aset keuangan yang dijual oleh kreditor asal (originator) kepada penerbit EBA.
Melalui proses sekuritisasi aset, kreditor asal mendapatkan dana kembali tanpa harus menunggu
pelunasan pinjaman dari para peminjam (debitor). Dengan begitu, dana tersebut dapat digunakan
oleh originator tersebut untuk mendukung ekspansi ataupun memperbaiki struktur keuangan.
EBA ini pertama kali diperkenalkan di AS sebagai upaya pemerintah untuk mendukung sektor
perumahan melalui fasilitas pembiayan kredit kepemilikan rumah (Mortgage Backed Securities).
Kemudian model sekuritisasi aset ini terus berkembang ke sector lainnya seperti perbankan hingga
telekomunikasi seperti yang dilakukan oleh Telmex (Mexico) pada 1987 yang melakukan sekuritisasi
aset berupa telephone receivables, yaitu tagihan atas penggunaan pulsa telepon di masa
mendatang. Di dunia internasional instrumen EBA sangat populer dengan nama Asset Backed
Securities (ABS).
Banyak keuntungan yang dapat diperoleh investor jika berinvestasi pada instrumen EBA yaitu risiko
investasi relatif lebih rendah dibandingkan dengan instrumen lainnya seperti obligasi, pinjaman,
atau modal ventura. Hal ini karena risiko pengembalian tidak bergantung pada satu kinerja
korporasi, melainkan pada banyak sekali debitor yang telah tersebar secara granular. Investasi
dijamin oleh sejumlah tagihan termasuk seluruh jaminan yang melekat di dalamnya.
Agar suatu transaksi dapat dikategorikan sebagai transaski sekuritisasi harus memenuhi sejumlah
kriteria:
Pertama : Struktur transaksi diciptakan sedemikian untuk meminimalkan dampak yang mungkin
dihadapi investor bila seluruh pihak yang terlibat di dalam transaksi mengalami masalah keuangan,
khususnya bila kreditor asal megalami kebangkrutan.
Kedua : Dalam transaksi penjualan aset keuangan dari kreditor asal kepada penerbit EBA
harus memenuhi kriteria penjualan putus.
Ketiga : Aset keuangan yang dijual putus oleh kreditor asal harus melalui proses
penyempurnaan klaim atas tagihan beserta seluruh jaminan melekat. Ini dimaksudkan sebagai
salah satu perlindungan bagi investor. Ketika terjadi gagal bayar, kewajiban kepada investor masih
dapat dipenuhi berdasarkan hasil eksekusi atas jaminan yang melekat pada aset.
Adapun jenis Aset keuangan yang dapat disekuritisasi adalah berupa kumpulan piutang
(receivables) atau potensi arus kas yang dapat diperkirakan yang berupa: tagihan kartu kredit,
tagihan pinjaman pembelian kredit mobil, tagihan pinjaman pembelian rumah, tagihan sewa guna
usaha, tagihan penggunaan telepon, tagihan penggunaan listrik dan retribusi penggunaan jalan
bebas hambatan.
F.1 KIK Efek Beragun Aset (EBA) menurut Peraturan Bapepam No. XI.K.1:
Gambaran umum:
a. KIK Efek Beragun Aset adalah kontrak antara MI dan Bank Kustodian yang mengikat
pemegang Efek Beragun Aset dimana MI diberi wewenang untuk mengelola portofolio
investasi kolektif dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan Penitipan
Kolektif.
b. Efek Beragun Aset adalah Efek yang diterbitkan oleh KIK Efek beragun Aset yang
portofolionya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga
komersial, tagihan kartu kredit, tagihan yang timbul dikemudian hari (future receivables),
pemberian kredit termasuk kredit perumahan atau apartemen, Efek bersifat hutang yang
dijamin oleh Pemerintah, Sarana peningkatan kredit ( Credit Enhacement) / Arus Kas (Cash
Flow), serta aset keuangan lain yang berkaitan dengan aset keuangan tersebut.
c. Efek Beragun Aset arus kas tetap adalah efek beragun aset yang memberikan pemegangnya
penghasilan tertentu seperti kepada pemegang efek bersifat hutang.
d. Efek beragun aset kas tidak tetap adalah efek beragun aset yang menjanjikan pemegangnya
suatu penghasilan tidak tertentu seperti kepada pemegang efek bersifat ekuitas.
e. Ada lima peraturan yang terkait dengan penerbitan unit penyertaan EBA yaitu :
14
Modul Hukum & Etika | REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA
Peraturan BAPEPAM No. V.G.5. tentang Fungsi MI Berkaitan Dengan EBA (Asset Backed
Securities);
Peraturan BAPEPAM No. VI.A.2. tentang Fungsi Bank Kustodian Berkaitan Dengan EBA
(Asset Backed Securities);
Peraturan BAPEPAM No. IX.C.9. tentang Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran
Umum EBA (Asset Backed Securities);
Peraturan BAPEPAM No. IX.C.10. tentang Pedoman Bentuk dan Isi Propektus Dalam
Rangka Penawaran Umum Efek Beragun Aset (Asset Backed Securities);
Peraturan BAPEPAM No. IX.K.1. tentang Pedoman Kontrak Investasi Kolektif EBA (Asset
Backed Securities).
f. Di samping peraturan di atas, telah dikeluarkan juga:
Peraturan Presiden No. 19 Tahun 2005 tentang pembiayaan sekunder perumahan (sebagai
salah satu bentuk sekuritisasi aset). Peraturan ini pada prinsipnya merupakan kelanjutan
dari Keputusan Menteri Keuangan No. 132/KMK.014/1998 tentang Perusahaan Fasilitas
Pembiayaan Sekunder Perumahan (yang sering kali disebut dengan Secondary Mortgage
Facility).
Peraturan Bank Indonesia No. 7/4/PBI/2005 tentang Prinsip Kehati-hatian dalam Aktivitas
Sekuritisasi Aset bagi Bank Umum.
Surat Edaran Bank Indonesia No.7/51/DPNP tanggal 9 Nopember 2005 tentang Prinsip
Kehati-hatian dalam Aktivitas Sekuritisasi Aset bagi Bank Umum.
Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP- 147/PJ/2003 tanggal 13 Mei 2003 tentang Pajak
Penghasilan Yang Diterima atau diperoleh KIK-EBA dan Para Investornya.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 15/POJK.04/2014 Tentang Laporan Bulanan
Kontrak Investasi Kolektif
g. Penerbitan EBA dapat dilakukan melalui Penawaran Umum dan dapat juga diterbitkan melalui
private placement.
h. Jika EBA ditawarkan melalui Penawaran Umum, maka MI wajib menyampaikan Pernyataan
Pendaftaran kepada Bapepam
i. Jika EBA tidak ditawarkan melalui Penawaran Umum, MI hanya diwajibkan untuk
menyampaikan dokumen kepada Bapepam paling lambat 10 hari sejak ditandatanganinya
KIK-EBA
j. Ketentuan yang harus dipenuhi oleh MI untuk KIK-EBA adalah:
memiliki Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) minimal 25.000.000.000,-.
memiliki minimal 2 orang pegawai yang mempunyai pengalaman kerja minimal 6 bulan
dalam kegiatan pengorganisasian, strukturisasi dan pengelolaan KIK.
melaksanakan kewajibannya sebaik mungkin untuk mengembangkan likuiditas Efek
Beragun Aset dan membantu pemegangnya efek beragun aset untuk menjual Efek
Beragun Asetnya, dan
tidak memiliki hubungan afiliasi dengan kreditur awal, kecuali hubungan afiliasi yang
terjadi karena kepemilikan atau penyertaan modal pemerintah.
k. Faktor yang perlu diperhatikan dalam proses sekuritisasi termasuk KIK – EBA, yaitu:
1) Adanya jual putus (true sale):
True sale adalah penjualan tagihan dari kreditur awal (originator) kepada SPV atau
dalam hal ini KIK-EBA.
Kriteria true sale diatur dalam Pasal 5 PBI No. 7 /4/PBI/2005 tentang Prinsip Kehati-
hatian dalam Aktivitas Sekuritisasi Aset bagi Bank Umum,
True sale wajib dilengkapi dengan pendapat auditor independen dan pendapat hukum
yang independen.
2) Adanya bankruptcy remoteness
true sale mengakibatkan bankcruptcy remoteness, yaitu jika kreditur awal mengalami
kebangkrutan, maka hal tersebut tidak akan mempengaruhi kepada tagihan.
Investor terhindar dari resiko kebangkrutan kreditur awal
3) Adanya perfection of security interests
Merupakan kesempurnaan pengalihan tagihan kepada pihak investor KIK-EBA
l. Pihak – pihak yang terlibat dalam penerbitan KIK-EBA
Kreditur awal (originator), yaitu pihak yang mengalihkan aset tagihannya kepada para
pemegang KIK-EBA secara kolektif dimana aset tersebut diperoleh originator karena adanya
tagihan kepada pihak ketiga.
Debitur atau pelanggan yaitu pihak penerima kredit dari originator yang wajib memenuhi kewajiban
pembayaran kepada kreditur baru atau investor.
Penyedia Jasa atau servicer yaitu pihak yang menyediakan jasa untuk memproses dan
mengawasi pembayaran yang dilakukan debitur, melakukan tindakan awal berupa peringatan
dan atau hal lain sesuai dengan kontrak.
Bank Kustodian yaitu pihak yang diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif dan
mencatatkan underlying KIK-EBA atas namanya untuk kepentingan Investor.
15
Modul Hukum & Etika | REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA
MI yaitu pihak yang diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif.
Special Purpose Vehicle (SPV)/ Special Purpose Company (SPC) yaitu pihak yang membeli sejumlah
aset tagihan dari originator dan menerbitkan EBA untuk dijual kepada investor.
Lembaga Pemeringkat Efek yaitu pihak yang melakukan pemeringkatan atas efek yang diterbitkan.
Lembaga Sarana Peningkatan Kredit atau Credit Enhancer yaitu pihak yang memberi jaminan
pembayaran guna mendukung peningkatan kualitas EBA.
Investor yaitu pihak yang membeli EBA.
Pihak pendukung seperti konsultan hukum, akuntan publik, notaris, dll.
Adapun mekanisme penerbitan KIK-EBA secara ringkas dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Kreditur awal memberikan KPR kepada debitur
b. MI dan Bank Kustodian membuat suatu kontrak yang mengatur penerbitan KIK-EBA, dimana
yang menjadi dasar penerbitan KIK-EBA tersebut adalah KPR.
c. Kreditur awal menjual putus (true sale) kepada KIK EBA
d. SMF memberikan dukungan bagi peningkatan kredit (credit enchancement) atas KIK-EBA
yang diterbitkan
e. Pemodal melakukan pemesanan KIK-EBA kepada MI
f. Pemodal mentransfer dana pembelian KIK-EBA ke rekening yang telah disediakan
g. MI melakukan pembayaran atas penjualan tagihan KPR kepada Kreditur Awal
3 7
Kreditur Awal
&
Penyedia Jasa
16
Modul Hukum & Etika | REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA
F.3 Fungsi MI
Fungsi Bank Kustodian berkaitan dengan EBA (Peraturan Bapepam LK No. VI.A.2):
a. melaksanakan penitipan kolektif dan menyimpan seluruh dokumen berkaitan dengan EBA
b. menyimpan dana yang merupakan aset keuangan
c. menyerahkan dan menerima aset keuangan
d. membayar seluruh transaksi atas perintah MI
e. mendaftarkan atas nama Bank Kustodian seluruh aset keuangan yang ada dalam porotofolio
KIK-EBA
17
Modul Hukum & Etika | REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA
f. Memisahkan aset KIK-EBA dari aset Bank Kustodian dan atau kekayaan nasabah lain dari
Bank Kustodian;
g. melaporkan hasil pelaksanaan tugas sebagaimana ditentukan dalam KIK-EBA kepada
Bapepam;
h. memenuhi instruksi dari MI sesuai ketentuan dalam KIK-EBA; dan
i. melaporkan secara tertulis kepada Bapepam apabila MI melakukan kegiatan yang merugikan
pemegang EBA.
Bagi Originator Bagi Investor Bagi Industri Pasar Modal Bagi Ekonomi Negara
18
Modul Hukum & Etika | REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA
Partisipasi SMF-BTN 01
- Kelas A
Sumber: http://www.idx.co.id/id-id/beranda/informasipasar/daftarefek/abs.aspx sampai dengan Juli 2016
Statistik EBA
G. Reksa Dana KIK Real Estate atau Dana Investasi Real Estate (DIRE)
DIRE atau dikenal juga sebagai Real Estate Investment Trust (REIT) adalah salah satu sarana
investasi baru yang secara hukum di Indonesia akan berbentuk KIK.
DIRE adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal
untuk selanjutnya diinvestasikan kembali pada aset real estat, aset yang berkaitan dengan real
estat atau kas dan setara kas. DIRE merupakan sebuah alternative pendanaan real estate/
property yang efisien. Selama ini perusahaan property di Indonesia masih menggunakan dana
segar melalui skema IPO
DIRE diartikan sebagai kumpulan uang pemodal yang oleh perusahaan investasi akan
diinvestasikan ke bentuk aset properti baik secara langsung seperti membeli gedung maupun
tidak langsung dengan membeli saham/obligasi perusahaan properti.
Karakteristik DIRE:
a. Investasi dilakukan pada aset Real Estate, yaitu tanah secara fisik termasuk bangunan yang
ada di atasnya
b. Memiliki pendapatan yang relatif statbil
c. Aset yang berkaitan dengan real estat adalah efek perusahaan real estat yang tercatat di
Bursa Efek dan atau diterbitkan oleh perusahaan real estat
19
Modul Hukum & Etika | REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA
d. Aset yang menjadi portofolio dana investasi real estat berbentuk KIK harus memiliki hukum
yang kuat, sah dan mudah ditransaksikan
e. Seluruh atau sebagian besar Pendapatan (minimal 90% dari laba bersih) wajib didistribusikan
kepada investor
20
Modul Hukum & Etika | REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA
DIRE hanya bisa berinvestasi pada aset real estate karena itu kinerjanya sangat bergantung
pada sektor properti. Risiko investasi pada DIRE, bisa disebabkan oleh :
i. penyewa yang gagal bayar
ii. turunnya nilai property
iii. risiko likuiditas. Pada saat investor mencairkan dananya sehingga MI harus menjual
asetnya, dimana menjual aset properti tidak selikuid menjual aset dipasar modal.
21
Modul Hukum & Etika | REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA
DAFTAR PERATURAN
NO. KETERANGAN
IV.A.1 Tata Cara Permohonan Izin Usaha Reksa Dana Berbentuk Perseroan
POJK 49/POJK.04/2015 Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Yang Unit Penyertaannya
Diperdagangkan di Bursa Efek
POJK 37/POJK.04/2014 Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas
IV.C.2 Nilai Pasar Wajar Dari Efek Dalam Portofolio Reksa Dana
POJK 47/POJK.04/2015 Pedoman Pengumuman Harian Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Terbuka
POJK 48/POJK.04/2015 Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Terproteksi, Reksa Dana Dengan Jaminan,
dan Reksa Dana Indeks
IV.D.1 Pedoman Tentang Iklan Reksa Dana
POJK 15/POJK.04/2014 Laporan Bulanan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset
POJK 23/POJK.04/2014 Pedoman Penerbitan dan Pelaporan Efek Beragun Aset Berbentuk Surat
Partisipasi Dalam Rangka Pembiayaan Sekunder Perumahan
Pernyataan Pendaftaran
22
Modul Hukum & Etika | REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA
23