Anda di halaman 1dari 2

Kelompok 10 :

1. Ni Komang Ayu Inda Rumesa 1607532043


2. Putu Eka Rahmayanti 1607532065
3. Ni Luh Putu Indah Anggreni 1607532066

EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT (ERC)

Menurut Scott (2006), ERC didefinisikan sebagai ukuran tentang besarnya return
pasar sekuritas sebagai respon komponen laba tidak terduga yang dilaporkan perusahaan
penerbit saham. Nilai ERC diprediksi akan semakin tinggi dalam merespon kabar baik atau
buruk yang dilaporkan perusahaan dan tercermin dalam laba saat ini untuk memprediksi laba
di masa depan. Earnings response coefficient diperoleh dari regresi antara cummulative
abnormal return (CAR) sebagai proksi harga saham dan unexpected earnings (UE) sebagai
proksi laba akuntansi yang digunakan untuk mengindikasikan atau menjelaskan perbedaan
reaksi pasar atau respon harga saham terhadap informasi laba. Scott (2000) menyebutkan
beberapa faktor yang mempengaruhi earnings response coefficient yaitu persistensi laba
(semakin permanen per- ubahan laba dari waktu ke waktu maka semakin tinggi koefisisen
laba karena kondisi ini menunjukkan bahwa laba yang diperoleh perusahaan meningkat terus
menerus), struktur modal (Dhaliwal et al. (1991) menunjukkan bahwa earnings response
coefficient berhubungan negatif dengan tingkat leverage. Perusahaan dengan tingkat
leverage yang tinggi berarti memiliki utang yang lebih besar dibandingkan modal), beta atau
risiko (Easton dan Zmijewski (1989) menguji variasi respon pasar saham antara per- usahaan
untuk pengumuman laba akuntansi, hasil penelitiannya meng- indikaiskan bahwa earnings
response coefficient berhubungan negatif dengan risiko sistematik), kesempatan bertumbuh
(Collins dan Kothari (1989) menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki kesempatan
bertumbuh yang lebih besar akan memiliki earnings response coef- ficient tinggi. Kondisi
ini menunjukkan bahwa semakin besar kesempatan ber- tumbuh perusahaan maka semakin
tinggi kesempatan perusahaan mendapatkan atau menambah laba yang diperoleh perusahaan
pada masa men- datang.) dan ukuran perusahaan (Ukuran perusahaan merupakan proksi dari
keinformatifan harga. Perusahaan besar dianggap memiliki informasi yang lebih banyak
dibandingkan perusahaan kecil. Konsekuensinya semakin infor- matif harga saham maka
semakin kecil pula muatan informasi earnings sekarang.)
Contoh riset dari earnings response coefficient yaitu Pengaruh Praktik Perataan Laba
Terhadap ERC pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tujuan dari
penelitian tersebut adalah untuk mengetahui respon pasar terhadap perusahaan. Metode
penelitian yang digunakan yaitu Metode Pengumpulan Data (Penelitian Kepustakaan dan
Penelitian Lapangan) dan Metode Analisis Data (Analisis deskriptif dan Metode Regresi
Sederhana).
Kesimpulannya adalah respon pasar terhadap perusahaan yang melakukan perataan laba
tidak berbeda dengan perusahaan yang tidak melakukan perataan laba. Dengan kata
lain ERC perusahaan perata laba tidak lebih tinggi dari pada ERC perusahaan bukan perata
laba. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu ada tidaknya praktik perataan laba
tidak tampak secara kasat mata dan penggunaan Indeks Eckel mungkin tidak cukup baik
dalam mendeteksi praktik perataan laba.
Pertanyaan :

Anda mungkin juga menyukai