Anda di halaman 1dari 5

HIPOTERMI

1. Pengertian

Dikatakan bayi mengalami hipotermi bila suhu turun dibawah 36,5 ̊C. Suhu normal pada

neonatus adalah 36,5- 37,5 ̊ C pada pengukuran suhu melalui ketiak ( Tuti Meihartati, Dkk.

2019 : 173)

2. Etiologi

BBL mudah sekali terkena hipotermi, hal ini disebabkan karena :

1) Pusat pengaturan suhu tubuh bayi, belum berfungsi dengan sempurna

2) Permukaan tubuh bayi relatif luas

3) Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas

4) Bayi elum mampu mengatur posisi tubuh dan pakaiannya agar ia tidak kedinginan

Hipotermi dapat terjadi setiap saat apabila suhu disekeliling bayi rendah dan upaya

mempertahankan suhu tetap hangat tidak diterapkan secara tetap, terutama pada masa

stabilisasi yaitu 6-12 jam pertama setelah lahir

3. Klasifikasi hipotermi

a. Hipotermi ringan

Suhu 36̊ C, kedua kaki dan tangan dingin

b. Hipotermi sedang

Suhu antara 32-36̊ C, seluruh tubuh dingin

c. Hipotermi berat

Suhu <32 ̊

4. Mekanisme terjadinya hipotermi


Hipotermi pada BBL timbul karena ada penurunan suhu tubuh yang dapat terjadi melalui:

1. Radiasi

Panas bayi memancarkan ke lingkungan sekitar bayi yang lebih dingin. Misal : BBL

diletakkan di tempat dingin

2. Evaporasi

Cairan atau air ketuban yang membasahi kulit bayi menguap. Misal : BBL tidak

langsung dikeringkan dari air ketuban.

3. Konduksi

Pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi langsung kontak dengan permukaan

yang lebih dingin. Misal : popok bayi basah tidak langsung diganti

4. Konveksi

Hilangnya panas tubuh bayi karena aliran udara sekeliling bayi. Misal : bayi

diletakkan di dekat pintu/ jendela

5. Penilaian hipotermi

a. Gejala hipotermi BBL

1) Bayi tidak mau minum/ menetek

2) Bayi tampak lesu/mengantuk saja

3) Tubuh bayi terasa dingin

4) Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh bayi

mengeras

b. Tanda-tanda hipotermi sedang (stress dingin)

1) Aktivitas berkurang

2) Tangisan lemah
3) Kulit berwarna tidak rata

4) Kemampuan menghisap lemah

5) Kaki terasa dingin

c. Tanda-tanda hipotermi berat ( cidera dingin )

1) Sama dengan hipotermi sedang

2) Bibir dan kuku kebiruan

3) Pernafasan lambat

4) Pernafasan tidak teratur

5) Bunyi jantung lambat

d. Tanda-tanda stadium lanjut hipotermi

1) Muka, ujung kaki dan tangan berwarna merah terang

2) Bagian tubuh lainnya pucat

3) Kulit mengeras merah dan timbul edema terutama pada punggung kaki dan

tangan

6. Tindakan pencegahan hipotermi

1) Ibu melahirkan bayi di ruangan yang hangat

Ruangan tempat ibu melahirkan harus hangat dan tertutup dengan sirkulasi

udara yang cukup baik serta penyinaran cukup terang.

2) Segera mengeringkan tubuh bayi

Bayi lahir dengan tubuh basah oleh air ketuban. Aliran udara melalui

jendela/ pintu yang terbuka akan mempercepat terjadi peguapan dan bayi

lebih cepat kehilangan panas tubuh. Akibatnya timbul serangan dingin

yang merupakan gejala awal hipotermi.


3) Segera meletakkan bayi di dada ibu

Kontak langsung kulit ibu dan bayi, selanjutnya bayi diletakkan telungkup

di dada ibu untuk mendapatkan kehangatan dari kontak langsung kulit ibu

dan bayi pada jam-jam pertama setelah lahir sangat baik sekali oleh

karena :

a. Dapat mencegah bayi terkena hipotermi

b. Menghangatkan bayi

c. Mendorong, memberi kesempatan dan memudahkan ibu menyusui dini

4) Menunda memandikan BBL sampai suhu tubuh stabil untuk mencegah

terjadinya penurunan suhu tubuh/ serangan dingin pada BBL, ibu dan

keluarga dan penolong harus menunda memandikan bayi. Memandikan

bayi dilakukan setelah suhu tubuh stabil, bayi tampak aktif dan sehat.

7. Penanganan hipotermi BBL

a. Bayi mengalami hipotermi biasanya mudah sekali meninggal. Tindakan yang

harus dilakukan adalah segera menghangatkan bayi di dalam inkubator/ melalui

penyinaran lampu

b. Cara lain yang sangat sederhana dan mudah dikerjakan oleh setiap orang adalah

menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu. Bayi diletakkan telungkup di dada

ibu agar terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi harus berada di dalam satu

pakaian ( merupakan teknologi tepat guna baru) desebut sebagai metoda kanguru.

Sebaiknya ibu menggunakan pakaian longgar berkancing dapan.


c. Bila tubuh bayi masih dingin digunakan selimut atau kain hangat yang disetrika

lebih dulu yang digunakan untuk menutupi tubuh bayi dan ibu. Lakukanlah

berulang kali sampai tubuh bayi hangat

d. Biasanya bayi hipotermi menderita hipoglikemi sehingga bayi harus diberi bayi

harus diberi ASI sedikit-sedkit sesering mungkin. Jika bayi tidak menghisap,

diberi infus glukosa 10% sebanyak 60-80 ml/kg per hari. ( Tuti Meihartati, Dkk.

2019 : 174-177)

DAPUS

Tuti Meihartati, Dkk. 2019 “ 1000 Hari Pertama Kehidupan “ Yogyakarta, Depublish

Publisher

Anda mungkin juga menyukai