SKRIPSI
YUNUS A. TABI
621417045
SKRIPSI
YUNUS A. TABI
621417045
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Peternakan pada Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
NIM : 621417045
Mengetahui, Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian Ketua Jurusan Peternakan
Tanggal Seminar:
DAFTAR TIM KOMISI PENGUJI
ii
Judul : Persentase karkas dan bagian karkas ayam kampug unggul balitnak
yang diberi ampas tahu fermentasi menggunakan Microbacter Alfaafa
11 (MA-11)
Nama : Yunus A. Tabi
NIM : 621417045
iii
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Yunus A. Tabi
Nim : 621417045
Program Studi : S1 Peternkan
Judul Penelitian : Persentase karkas dan bagian karkas ayam kampung
unggul balitnak yang diberi ampas tahu fermentasi
menggunakan Microbacter Alfaafa 11 (MA-11)
Yunus A. Tabi
ABSTRAK
iv
Yunus A. Tabi, 2022. Persentase Karkas dan Bagian Karkas Ayam Kampung
Unggul Balitnak (KUB) yang di beri Ampas Tahu Fermentasi menggunakan
Microbacter Alfaafa-11 (MA-11). Dibimbing oleh Srisukmawati Zainudin dan
Siswatiana Rahim Taha.
Karkas merupakan bagian tubuh ternak yang sangat menentukan dalam produksi
Ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB),serta memiiliki bagian tubuh yang
memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis
pengaruh pemberian ampas tahu fermentasi menggunakan Microbacter Alfaafa-
11 MA-11 terhadap persentase bagian-bagian karkas Ayam Kampung Unggul
Balitnak. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Terdiri
dari 3 perlakuan dan 5 ulangan, Dimana setiap ulangan terdiri dari 5 ekor ayam.
Perlakuan yang diberikan terdiri dari P1 (pakan dengan 5% ampas tahu
fermentasi) P2 (pakan dengan 10% ampas tahu fermentasi) P3 (pakan dengan
15% ampas tahu fermentasi). Penelitian ini dilakukan selama 60 hari, dimana
variabel yang diamati adalah bobot hidup, berat karkas, persentase karkas dan
berat dan persentase bagian-bagian karkas. Hasil penelitian menunjukan bahwa
pemberian ampas tahu fermentasi dalam ransum tidak berpengaruh nyata (P>0.05)
terhadap bobot badan, berat karkas, persentase karkas, serta berat dan bagian-
bagian karkas.
Kata kunci : Ayam KUB, Ampas Tahu, Bobot Hidup, Persentase dan Bagian
karkas.
RIWAYAT HIDUP
v
Yunus A. Tabi, Dilahirkan di desa
Tupa ,Kecamatan Tapa, kabupaten Bone
Bolango Provinsi Gorontalo pada tanggal
19 juni 1998, Anak ke 7 dari 8 bersaudara
dari pasangan bapak Almarhum Abdul Aziz
A. H. Taabi dan Ibu Jari D. Wange.
Pendidikan penulis diawali dengan
pendidikan dasar yang diselesaikan pada
tahun 2010 di SDN 1 INPRES SUKA MAKMUR, pendidikan sekolah
menengah pertama diselesaikan pada tahun 2013 di SMPN 3 Telaga,
kemudian melanjutkan pendidikan disekolah menengah kejuruan di
SMKN 1 BULANGO UTARA dan lulus pada tahun 2016. Penulis di
terima di Jurusan Peternakan Faluktas Pertanian Universitas Negeri
Gorontalo pada tahun 2017 melalui Seleksi Bersama Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN)
vi
5. Anggota Pengurus Himpunan Mahasiswa Peternakan (HIMAPET),
Periode 2018-2019.
6. Peserta Pengabdian pada Masyarakat (PPM) di desa Dungaliyo kec.
Bongomeme yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa
Peternakan pada tahun 2017.
7. Panitia Penerimaan anggota Baru Himpunan Mahasiswa
Peternakan (HIMAPET) pada tahun 2018.
8. Peserta Seminar Nasional Integrated Farming System pada tahun
2018.
9. Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru Jurusan Peternakan Fakultas
Pertanian Universitas Negeri Gorontalo pada tahun 2019.
10. Di Lantik Sebagai Pengurus Senat Mahasiswa (SENMA), Bidang
pemberdayaan organisasi mahasiswa Periode 2020-2021.
11. Peserta Praktek Kerja Lapangan (PKL) di bintang RS Farm tahun
2020.
12. Peserta KKN TEMATIK 2020 di desa Lelato kecamatan Sumalata
Kabupaten Gorontalo Utara.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan
vii
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
“Persentase Karkas dan Bagian Karkas Ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB)
yang Diberi Ampas Tahu Fermentasi Menggunakan Microbacter Alfaafa (MA-
11)”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo.
Terimakasih penulis ucapkan kepada:
1. Terisitimewa untuk almarhum Ayah Abdul Azis H. Tabi, Ibu Jari D. Wange
dan Kakak serta Adik, yang senantiasa mendoakan, mendukung, dan
memberikan motivasi kepada penulis.
2. Dr. Ir. Eduart Wolok, S.T, M.T, selaku Rektor Universitas Negeri Gorontalo.
3. Dr. Ir. Asda Rauf, M.Si, selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Negeri
Gorontalo.
4. Ibu Ir Nibras K. Laya, MP dan Bapak Dr. Syahruddin, S.Pt, M.Si selaku
Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian
Universitas Negeri Gorontalo.
5. Bapak Dr. Muhhamad Mukhtar, S.Pt, M.Agr,Sc, selaku penguji I dan Bapak
drh. Tri Ananda Erwin Nugroho, M.Sc, selaku penguji II.
6. Ibu Ir. Srisukmawati Zainudin, MP, selaku pembimbing I dan Ibu Siswatiana
Rahim Taha, S.Pt.M.Si selaku pembimbing II.
7. Seluruh staf Dosen Program Studi Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian
Universitas Negeri Gorontalo yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang
telah memberikan ilmu dan masukan untuk penulis selama mengikuti
perkuliahan.
8. Teman-teman peternakan angkatan 2017 hususnya Cindi, Siska, Imron,
Perdi, Novi, dan Cici, dan teman-teman lain yang tdak dapat di sebut
namanya satu persatu semoga kekompakan kebersamaan ini akan terjalin
terus.
9. teman-teman KKN TEMATIK 2020 dan Masayarakat desa lelato, semoga
masih bisa berjumpa degan kalian kembali.
viii
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari masih banyak kekurangan
oleh karena itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga bantuan yang diberikan akan bernilai
pahala di sisi Allah SWT.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
ABSTRAK ....................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................ 3
1.5 Hipotesis Penelitian ......................................................................... 3
x
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan...................................................................................... 23
5.2 Saran................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 24
LAMPIRAN..................................................................................................... 28
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman
xiv
DAFTAR LAMBANG, SINGKATAN DAN DEFINISI
xv
BAB I. PENDAHULUAN
1
Ampas tahu merupakan limbah padat yang diperoleh dari proses pembuatan
tahu dari kedelai. Industri tahu merupakan salah satu industri yang memiliki
perkembangan pesat. Terdapat 84 ribu unit industri tahu di Indonesia dengan
kapasitas produksi mencapai 2,56 juta ton per tahun (Sadzali, 2010). Hal itu
berdampak pada potensi jumlah ampas tahu yang besar pula hingga berdampak
pada pencemaran lingkungan. Permasalahan tersebut diperkuat dengan penelitian
yang dilakukan oleh Kartika (2009), bahwa ampas tahu lebih banyak digunakan
sebagai pakan ternak (sapi dan babi) atau bahkan dibuang begitu saja tanpa
mempedulikan akibat pembuangan limbah tersebut. Kurangnya pengetahuan dan
keterampilan dalam memanfaatkan limbah ampas tahu menjadi faktor tidak
optimalnya pemanfaatan limbah ampas tahu.
Ampas tahu memiliki kelebihan, yaitu kandungan protein yang cukup
tinggi. Selain itu, ampas tahu memiliki kelemahan sebagai bahan pakan yaitu
kandungan serat kasar dan air yang tinggi. Kandungan serat kasar yang tinggi
menyulitkan bahan pakan tersebut untuk dicerna dan kandungan air yang tinggi
dapat menyebabkan daya simpannya menjadi lebih pendek. Oleh karena itu upaya
untuk memperbaiki kualitas gizi, mengurangi, atau menghilangkan pengaruh
negatif dari ampas tahu tersebut dapat dilakukan dengan penggunaan
mikroorganisme melalui proses fermentasi dengan menggunakan microbacter
alfaafa. Penggunaan Microbacter alfaafa (MA-11) bertujuan untuk merombak
bakteri organik dari limbah pertanian menjadi pupuk, pakan, mengembalikan
unsur hara tanah hingga dapat menghasilkan energi bersih. Proses fermentasi ini
akan menyederhanakan bahan pakan, sehingga akan meningkatkan nilai gizinya
serat aroma pakan yang disukai oleh ternak.
Belum banyak informansi ilmiah tentang penggunaan ampas tahu
terfermentasi microbacter alfaafa sebagai bahan pakan ternak unggas. Oleh
karena itu peneliti telah melakukan penelitian tentang pemanfaatan ampas tahu
yang difermentasi dengan menggunakan Microbacter alfaafa-11 (MA-11)
terhadap persentase karkas dan bagian-bagian karkas ayam kampung unggul
balitnak (KUB).
2
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana persentase karkas
dan bagian-bagian karkas ayam kampung Unggul Balitnak (KUB) yang diberi
ampas tahu fermentasi dengan menggunakan Microbacter Alfaafa 11 (MA-11) ?
1.5 Hipotesis
Penggunaan ampas tahu terfermentasi Microbacter alfaafa-11 (MA-11)
dapat memberikan perbedaan terhadap persentase karkas dan bagian karkas ayam
KUB.
3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
5
dihasilkan akan semakin tinggi begitu juga sebaliknya Nahashon, et al., (2005)
dalam Siagian, et al., (2015). Selain itu, hasil persentase karkas berbanding
terbalik dengan total persentase non karkas yaitu kepala, ceker, darah, bulu dan
viscera.
Kandungan protein dalam ransum yang akan diberikan kepada ayam
kampung juga dapat mempengaruhi tinggi rendahnya produksi karkas
Singarimbun, et al., (2013). Protein pakan yang dapat diserap saluran pencernaan
untuk dikonversi menjadi jaringan pembentuk karkas adalah protein aktif.
6
bobot punggung dibandingkan dengan protein. Menurut Mountney dan Parkhurst
(1995) dalam Simanungkalit (2021) bahwa semakin tinggi bobot karkas, maka
semakin berat potongan-potongan karkasnya. Amaludin et al (2013) menyatakan
bahwa karkas bagian punggung dan sayap ayam banyak mengandung jaringan
tulang, sehingga kandungan mineral dalam ransum lebih berpengaruh terhadap
bagian punggung dibandingkan protein. Resnawati (2004) menyatakan bahwa
karkas bagian paha dan dada merupakan bagian karkas yang banyak mengandung
daging sehingga perkembangannya banyak dipengaruhi oleh kandungan protein
ransum. Nutrien protein dikenal sebagai salah satu unsur pokok penyusun sel
tubuh dan jaringan hal ini menunjukkan bahwa protein berperan penting dalam
pencapaian bobot karkas yang diinginkan. Soeparno (1994) dalam Simanungkalit
(2021) menyatakan bahwa bagian dada akan menempati proporsi yang paling
besar daripada bagian karkas yang lain yaitu mencapai 28%, sedangkan bagian
sayap 13%. Bagian punggung 25% dan paha keseluruhan 34%. Nilai persentase
karkas bagian punggung, dada, bagian paha dan bagian sayap, diperoleh dengan
cara membandingkan masing-masing bagian karkas tersebut dengan bobot karkas
dan dikali 100%.
7
genetik dan peningkatan manajemen pemeliharaan ayam kampung harus
didukung dengan perbaikan nutrisi pakan (Setioko dan Iskandar, 2005).
Menurut Rasyaf (2005), bahwa ayam membutuhkan makanan untuk hidup
pokok, pertumbuhan badan, bertelur. Zat- zat makanan yang dibutuhkan ayam
terdiri dari protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral dan air. Kebutuhan
tersebut harus proporsional pada pakan yang diberikan. Ayam kampung atau
buras umur 0-8 minggu membutuhkan protein sekitar 18%, energi 2.900 kkal/kg,
Ca 0,9% dan P 0,7% (Kaleka, 2015). Kebutuhan zat nutrisi ayam kampung umur
0-4 minggu membutuhkan pakan dengan kandungan energi 2.800 kkal/kg, protein
20%, 8 methionine 0,30%, lisin 0,85%, Ca 0,80%, P0,40% (Hardjosworo dan
Rukmiasih, 2000).
Ayam mengkonsumsi pakan untuk memenuhi kebutuhan energinya,
sebelum kebutuhan energinya terpenuhi ayam akan terus makan. Jika ayam diberi
makan dengan kandungan energi rendah maka ayam akan makan lebih banyak
dan sebaliknya jika energi ransum tinggi ayam makan lebih sedikit. Menurut
Kartasudjana dan Suprijatna (2010), ransum dapat disusun berdasarkan laju
pertumbuhan ayam kampung menjadi 4 periode yaitu, periode starter (0–6
minggu), periode grower (6–12 minggu), periode developer (12–20 minggu) dan
periode layer (20–60 minggu atau sampai afkir). Energi untuk pertumbuhan kira–
kira 1,5–3,0 kkal/gram pertambahan bobot badan sedangkan protein untuk
pertumbuhan jaringan dapat dihitung dengan mengalikan pertambahan bobot
badan per hari (dalam gram) dengan 0,18 (18% protein jaringan) dan dibagi
dengan 0,61 (61% efisiensi penggunaan protein atau retensi nitrogen). Kebutuhan
nutrisi ayam kampung super disajikan pada Tabel 1.
Bahan pakan yang biasa digunakan untuk ransum ayam KUB yaitu jagung
giling, dedak halus, tepung ikan, konsentrat serta topmix. Penyediaan nutrisi
merupakan hal yang paling penting dalam usaha peternakan, karena sangat
menentukan kualitas hasil yang diharapkan.
8
Tabel 1. Kebutuhan Nutrisi Ayam KUB
Umur (minggu)
Kebutuhan Nutrisi
0-12 12-22
Energi Metabolisme (kkal/kg) 2800 2800
Protein (%) 17,5 16
Lemak Kasar (%) 4-7 4-7
Serat Kasar (%) 5-6 5-6
Kalsium (%) 0,80 0,80
Fosfor (%) 0,40 0,35
Lisin (%) 0,85 0,60
Sumber: Balitnak (2012).
9
kering mengandung air sekitar 10.0%-15,5% sehingga umur simpanya lebih
panjang dibandingkan dengan ampas tahu segar (Noor, 2012). Adapun Komposisi
nutrisi/gizi dari ampas tahu dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Kandungan Nutrisi Ampas Tahu.
Kandungan Nutrisi Ampas Tahu
Protein Kasar 21,66
Serat Kasar 20,26
Lemak Kasar 2,73
Kalsium (Ca) 1,09
Phosphor(P) 0,88
Energi Metebolisme(EM) 6,05
Sumber : Mahfudz (2006).
10
tujuan meningkatkan kandungan protein dan menurunkan serat kasar.
Dwidjoseputro (2003) menjelaskan fermentasi dapat meningkatkan nilai gizi
bahan makanan menjadi lebih tinggi dari gizi asalnya, karena mikroba akan
memecah komponen kompleks menjadi zat yang lebih sederhana. Munirah et al.,
(2016), bahwa fermentasi pakan dapat meminimalisir kandungan serat kasar pada
bahan pakan.
Menurut Fajarudin (2014) waktu dalam proses fermentasi yang semakin
lama akan mengakibatkan penurunan kadar air bahan, penurunan kadar air bahan
tersebut menyebabkan kadar serat kasar semakin terkonsentrasi sehingga kadar
serat akan semakin tinggi. Selain itu lama waktu fermentasi maka akan banyak
glukosa yang dihasilkan sehingga mikroorganisme berkembangbiak menjadi
semakin banyak.
Bidura,et al., (2008), menyatakan bahwa teknologi fermentasi dapat
meningkatkan kualitas dari bahan pakan khususnya yang memiliki serat kasar dan
antinutrisi yang tinggi. Fermentasi dapat meningkatkan kecernaan bahan pakan
melalui penyederhanaan zat yang terkandung dalam bahan pakan oleh enzim-
enzim yang diproduksi oleh mikroba. Peranan mikroba dalam proses fermentasi
akan membantu dalam pemecahan zat gizi dalam pakan dan mengubahnya
menjadi senyawa yang dapat dimanfaatkan oleh ternak, selain itu juga dapat
menambah rasa dan aroma didalam pakan (Pelczar dan Chan, 2007).
Proses fermentasi dibutuhkan starter sebagai mikroba yang akan
ditumbuhkan dalam substrat. Sangadji (2009) menyatakan bahwa substrat yang
mengalami fermentasi biasanya memiliki nilai gizi yang lebih tinggi dari pada
bahan asalnya. Hal ini dikarenakan sifat katabolik dan anabolik mikroorganisme
sehingga mampu memecah komponen yang lebih kompleks menjadi mudah
tercerna. Semakin banyak dosis inokulum yang diberikan semakin cepat
fermentasi berlangsung. Begitu juga semakin lama waktu diberikan semakin
banyak zat-zat yang dapat dirombak .
Salah satu mikroorganisme yang digunakan dalam proses fermentasi adalah
Microbacter Alfaafa 11 (MA-11). MA-11 sangat cepat dalam memfermentasikan
suatu bahan (Nugroho, 2012). MA-11 terdiri dari bakteri Rhizobium sp yang
11
kemudian dipadukan berbagai bakteri yang diambil dari rumen sapi yaitu bakteri
selulotik (Bacteriodes succinogenes, Ruminococcus flavefaciens), hemiselolosa
(Butyrivibriosolven, Bacteriodes ruminicola) dan amilolitik (Bacteriodes
amylophilus, Butyrivibrio fibrisolvens, Bacteriodes ruminicola, Streptococcus
bovis). Bakteri dari rumen sapi bertugas merombak selulosa agar mudah
dikonsumsi oleh bateri Rhizobium sp yang beraktivitas mengikat nitrogen bebas.
Menurut Widiasmadi, (2007) komposisi bakteri yang terkandung pada MA-11
mampu merombak material organic maupun memfermentasi suatu bahan paskan
ternak secara anaerob dalam waktu kurang lebih 12 jam. Artarizqi (2012) dalam
Supriyan et al., (2020), bahwa probiotik MA-11 adalah super decomposer yang
mampu merombak rantai organik dengan cepat pada bahan pakan ternak, pupuk,
bahan pangan, pembuat biotanol, peningkatan produksi pertanian dan ternak.
Menurut Mahfudz (2006) pemilihan mikroba sebagai inokulan dalam proses
fermentasi perlu dicermati.
Pravita et al (2016) melaporkan bahwa pemberian ampas tahu
terfermentasi saccharomtces sp pada taraf 5-10% dapat memberikan hasil yang
baik. Mahfudz (2006) melaporkan bahwa ampas tahu fermentasi mampu
mensuport pertumbuhan ayam pedaging, pertambahan bobot badan dan bobot
akhir serta berat karkas meningkat dengan nyata dengan penggunaan ampas tahu
fermentasi pada level 10%, 12.5% dan 15% dalam ransum, namun persentase
karkas yang dihasilkan tidak berbeda nyata (P>0.05). Witariadi et al., (2015)
melaporkan hasil penelitian, bahwa peningkatan penggunaan ampas tahu
terfermentasi dengan inokulan probiotik dalam ransum sampai 15% belum
mampu memberikan hasil yang meningkat bila dibandingkan dengan control.
Penggunaan 5% am,pas tahu terfermentasi oleh isolate Saccharomyces sp yang
diisolasi dari feces sapi dapat meningkatkan performans ayam broiler umur 2-6
minggu dan pada level 10-15% memberikan hasil yang sama dengan kontrol.
12
BAB III. METODE PENELITIAN
13
P1 = Ransum dengan 5% ampas tahu fermentasi
P2 = Ransum dengan 10% ampas tahu fermentasi
P3 = Ransum dengan 15% ampas tahu fermentasi
Komposisi bahan pakan dan kandungan nutrisi setiap perlakuan dalam
penelitian disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Komposisi bahan pakan dan kandungan nutrisi setiap perlakuan
Perlakuan
Bahan Pakan(%)
P1 P2 P3
Jagung giling 51 48 45
Konsentrat 27 25 25
Tepung ikan 7 7 6
Dedak Padi 9 9 8
Top mix 1 1 1
Ampas Tahu 5 10 15
Jumlah 100 100 100
Komposisi nutrisi: P1 P2 P3
EM (kkal/kg) 3435,31 3440,82 3377,94
Protein kasar (%) 19,66 19,22 19,36
Lemak kasar (%) 6,19 6,03 5,77
Serat kasar (%) 21,52 21,27 21,61
Ca (%) 3,19 3,08 3,12
P (%) 0,44 0,47 0,48
Harga (Rp/kg) 5440 5120 4920
Sumber : Hasil Analisis Laboratorium Nutrisi, Makanan Ternak, Unhas (2022)
Hasil analisis bahwa kandungan energi terbaik ada pada P2 ( Ampas tahu
yang difermentasi dengan microbacter alfaafa (MA-11) yakni sebesar 3440,82
Kkl/kg. Hasil ini lebih baik dibandingkan dengan penelitian Sari et al., (2016)
bahwa ampas tahu yang difermentasi dengan Saccharomyces cerevisae yaitu
kandungan energy 2830 Kkal/kg.
Hasil analisis protein ampas tahu sangat rendah hanya berkisar antara
19,22% (P2) sampai dengan 19,66% (P1). Hasil penelitian ini lebih rendah dengan
yang dilaporkan oleh Sari et al.,(2016), bahwa kandungan nutrisi amapas tahu
yang difermentasi dengan Saccharomyces cerevisae yaitu protein kasar mencapai
21,66%.
14
Hasil analisis serat kasar pada fermentasi ampas tahu menggunakan MA-
11 pada penelitian ini memiliki kandungan serat kasar yang lebih tinggi (21,27-
21,68) dibandingkan dengan ampas tahu yang digunakan dalam penelitian
Nurhayati (2020) yaitu serat kasar hanya berkisar (17,21-20,31%).
15
Gambar 1. Bagan Prosedur Pembuatan Fermentasi Ampas Tahu
terfermentasi MA-11
17
Bagian-bagian karkas ayam kampung super terdiri dari paha, punggung,
dada, dan sayap. Bagian-bagian karkas diperoleh dari utuh yang dibagi menjadi
empat bagian yaitu paha, punggung, dada, dan sayap. Selanjutnya masing-masing
bagian karkas ditimbang untuk mengetahui beratnya dan dibandingkan dengan
berat karkas dikalikan 100% (Mastika et al., 2016).
Berat bagian-bagian karkas (g)
Persentase bagian-bagian karkas (%) = x 100%
Berat karkas (g)
18
4.1 Bobot Hidup, Bobot Karkas dan Persentase Karkas
Bobot hidup ayam KUB yang di peroleh dari penelitian ini dengan cara
menimbang ayam yang telah di puasakan terlebih dahulu kurang lebih 12 jam.
Bobot hidup adalah salah satu parameter yang sering di amati sebagai tolak ukur
keberhasilan atau tingkat perkembangan produksi yang diinginkan. Bobot karkas
diperoleh dari hasil penimbangan ayam KUB yang telah dipotong, dibersihkan
dari non karkas (bulu dan darah, pemisahan pada bagian kepala, leher dan kaki
serta pengeluaran organ dalam dan jeroan). Persentase karkas diperoleh dengan
membandingkan antara berat karkas dengan berat hidup dikalikan 100%.
Tabel 4. Bobot hidup, bobot karkas dan persentase karkas ayam KUB
Perlakuan
Variabel
P1 P2 P3
Bobot hidup (g/ekor) 682,2 656,8 648,0
Bobot karkas (g/ekor) 487,4 468.8 464,6
Persentase karkas (g/ekor) 71,44 71,37 71,69
Keterangan:
P1 = Ransum dengan 5% ampas tahu fermentasi
P2 = Ransum dengan 10% ampas tahu fermentasi
P3 = Ransum dengan 15% ampas tahu fermentas
19
Data pada Tabel 4. Menunjukkan bahwa nilai berat karkas ayam KUB
cenderung mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya level ampas tahu
terfermentasi MA-11 dalam ransum, hal ini sejalan dengan penurunan bobot
hidup tidak terlalu besar sehingga tidak menurunkan bobot karkas secara nyata.
Sebagaimana yang dinyatakan oleh Soeparno (2005) bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi persentase berat karkas adalah bobot hidup.
Data pada Tabel 4. menunjukkan bahwa pemberian ampas tahu
terfermentasi dengan MA-11 dalam tidak berpengaruh nyata (P0>0,05) pada
persentase karkas ayam KUB. Rata-rata persentase karkas ayam KUB,
menunjukkan bahwa nilai persentase bagian karkas pada perlakuan P1 682,2
g/ekor lebih tinggi dibanding perlakuan lainnya. Hal ini terjadi karena serat kasar
ransum semakin tinggi dan protein semakin rendah. Subekti et al (2012)
menyatakan bahwa persentase karkas di pengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah bangsa ternak, pakan yang dikonsumsi umur ternak,jenis
kelamin ternak, dan bobot lemak abdominal. Hasil penelitian ini sama sejalan
dengan yang dilaporkan oleh Rattu (2019) bahwa penggunaan ampas tahu
fermentasi sampai pada level 15% mampu mempertahankan persentase karkas.
Tabel 5. Berat bagian-bagian karkas dan persentase karkas ayam KUB yang
diberi ransum mengandung ampas tahu fermentasi dengan Microbacter
Alfaafa (MA-11).
Perlakuan
Variable
P1 P2 P3
Bobot bagian dada (g/ekor) 141,80 138,60 138,00
20
Persentase bagian dada (%) 29,09 29,56 29,70
Bobot bagian paha (g/ekor) 155,40 147,80 145,40
Persentase bagian paha (%) 31,88 31,52 31,29
Bobot bagian sayap (g/ekor) 62,80 58,80 57,60
Persentase bagian sayap (%) 12,85 12,54 12,39
Bobot bagian punggung (g/ekor) 127,40 123,60 123,60
Persentase bagian punggung (%) 26,13 26,36 26,60
21
4.2.3 Bobot Sayap Dan Persentase Bagian Sayap
Sayap adalah bagian potongan karkas ayam yang terdiri atas pertulangan.
Hasil penelitian pada Tabel 5. menunjukkan bahwa perlakuan pemberian ampas
tahu terfermentasi MA-11 dalam ransum memberikan pengaruh tidak nyata
(P>0,05) terhadap berat dan pesertase potongan sayap ayam KUB. Hal ini dapat
berarti bahwa masing-masing perlakuan memberikan hasil yang berbeda. Diduga
hal ini dipengaruhi oleh pemberian ransum pada setiap unit kandang tidak jauh
berbeda, ini lebih besar dibandingkan dengan yang di laporkan oleh Talti et, al.
(2007) menyatakan bahwa tingginya persentase sayap pada penelitian disebabkan
oleh pergerakan ayam yang lincah sehingga perkembangan sayap lebih besar.
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
22
Penggunaan ampas tahu fermentasi MA-11 dapat diberikan sampai pada
taraf 15%, tanpa mempengaruhi bobot hidup, berat dan persentase bagian-bagian
karkas ayam KUB.
5.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kemampuan daya
daya cerna ayam KUB yang diberikan ampas tahu terfermentasi MA-11 dalam
pakan.
DAFTAR PUSTAKA
Artarizqi, A.T 2012 MA 11, Kolaborasi Mikroba Super. Dilihat 2 Januari 2022<
23
http;//homschoolingkaksetosemarang.com/article/99275.ma11koaborasi-
mikroba-super.html>.
Kaleka, N.2015. Berternak itik Tanpa Bau dan Tampa Angon. Penerbit
Arcitra,Yogyakarta
Noor, Tami Fara D., 2013. Pemanfaatan tepung ampas tahu pada pembuatan pada
pembuatan produk Cookies. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta,
Yogyakarta.
24
Nurhayati, B. N. 2020. Kandungan nutrisi ampas tahu yang difermentasi dengan
Trichoderna viride, saccaromyces cerevisiae dan kombinasinya. Skripsi.
Jurusan Ilmu Ternak: Fakultas Peternakan, Universitas Jambi.
Resnawati, H . 2004. Bobot potongan karkas dan lemak abdomen ayam ras
pedaging yang diberi ransum mengandung tepung cacing tanah
(lumbricus rubellus). Balai Penelitian Ternak Bogor.
Sadzali, Imam. 2010. Potensi Limbah Tahu Sebagai Biogas. Jurnal UI Untuk
Bangsa Seri Kesehatan, Sains, dan Teknologi 1 (12) :62-69
Soeparno. 2005. Ilmu dan teknologi daging. Cetakan ke . Gadja Mada University
Press, Yogyakarta.
25
Puyuh (Coturnix Coturnix Japonica) JantanUmur 10 Minggu. Fakultas
Peternakan Dan Pertanian, Universitas Diponegoro Semarang, Semarang.
Subekti, K. Abbas, H,. & Zura, K. A. (2012). Kualitas karkas (berat karkas,
Persentase karkas dan lemak abdomen) ayam broiler yang diberi kombinasi
CPO (Ccude Palm Oil) dan vitamin C (Ascorbic Acid) dalam ransum
sebagai anti stress. Jurnal peternakan Indonesia (Indonesian journal of
animal science), 14(3)447. http://doi.org/10.25 077/ jpi.14.3.447- 453.2012.
Sari, N. M. L. P., Bidura, I.G.N.G, dan Siti, N. W. 2016. Pengaruh ransum yang
mengandung ampas tahu difermentasi dengan khamir Saccharomyces sp
terhadap komposisi fisik karkas broiler umur 6 minggu. Jurnal Peternakan
Tropika. 4(1):170-183.
Soeparno 1998. Ilmu dan Terkhnologi Daging. Gajah Mada University Press,
Yogyakarta
Tatli Seven, P., Seven ., Yimaz, M., & Simsek, U. G. (2007). The Effects Of
Turkish Propolish on groth and carss characteristics in broiler under heat.
Yuniarti, D. 2011. Persentase dan Berat karkas serta Berat Lemak Abdominal
Broiler Yang Diberi Pakan Mengandung Tepung Daun Katuk (Sauropu
sandrogynus), Tepung Rimpang Kunyit(curcuma domestica vall) dan
Kombinasinya. Skripsi.Program Studi Teknologi hasil
ternak.FakultasPeternakan.Univertsitas Hasanuddin.Makassar.
Yuni sofianti., 2001. Pengaruh pemberian ampas tahu dalam ransum terhadap
kualitas karkas broiler. Skripsi. Universitas Bengkulu. Bengkulu.
26
LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Analisis Bobot Hidup
Descriptive Statistics
Dependent Variable: bobot_hidup
perlakuan Mean Std. Deviation N
P1 682.2000 42.98488 5
P2 656.8000 60.37549 5
P3 648.0000 65.13064 5
Total 662.3333 54.83308 15
27
Lampiran 2. Hasil Analisis Berat Karkas
Descriptive Statistics
Dependent Variable: berat_karkas
perlakuan Mean Std. Deviation N
P1 487.4000 41.88436 5
P2 468.8000 49.70614 5
P3 464.6000 53.99815 5
Total 473.6000 46.31846 15
29
Descriptive Statistics
Dependent Variable: dada
perlakuan Mean Std. Deviation N
P1 141.8000 11.92476 5
P2 138.6000 12.81796 5
P3 138.0000 14.88288 5
Total 139.4667 12.40315 15
30
Descriptive Statistics
Dependent Variable: persentase_dada
perlakuan Mean Std. Deviation N
P1 27.6140 2.21675 5
P2 29.6200 1.30599 5
P3 29.7380 1.00716 5
Total 28.9907 1.78855 15
31
Descriptive Statistics
Dependent Variable: punggung
perlakuan Mean Std. Deviation N
P1 127.4000 9.37017 5
P2 123.6000 10.45466 5
P3 123.6000 11.86592 5
Total 124.8667 9.99905 15
32
Descriptive Statistics
Dependent Variable: persentase_punggung
perlakuan Mean Std. Deviation N
P1 26.1740 .96454 5
P2 26.4140 .67641 5
P3 26.6640 .86295 5
Total 26.4173 .80758 15
33
Descriptive Statistics
Dependent Variable: sayap
perlakuan Mean Std. Deviation N
P1 62.8000 8.07465 5
P2 58.8000 9.54987 5
P3 57.6000 10.80740 5
Total 59.7333 9.12975 15
34
Descriptive Statistics
Dependent Variable: persentase_sayap
perlakuan Mean Std. Deviation N
P1 12.8560 .87383 5
P2 12.4880 .85183 5
P3 12.3200 1.03179 5
Total 12.5547 .88507 15
35
Descriptive Statistics
Dependent Variable: paha
perlakuan Mean Std. Deviation N
P1 155.4000 15.12614 5
P2 147.8000 19.66469 5
P3 145.4000 19.71801 5
Total 149.5333 17.50456 15
36
Descriptive Statistics
Dependent Variable: persentase_paha
perlakuan Mean Std. Deviation N
P1 31.8620 .56127 5
P2 31.4800 1.47582 5
P3 31.2840 1.72519 5
Total 31.5420 1.27452 15
37
Gambar 2. Pembersihan Non- Karkas
38