Anda di halaman 1dari 54

PERSENTASE KARKAS DAN BAGIAN KARKAS AYAM

KAMPUNG UNGGUL BALITNAK (KUB) YANG DIBERI


AMPAS TAHU FERMENTASI MENGGUNAKAN
MICROBACTER ALFAAFA-11 (MA-11)

SKRIPSI

YUNUS A. TABI
621417045

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
GORONTALO
2022
PERSENTASE KARKAS DAN BAGIAN KARKAS AYAM
KAMPUNG UNGGUL BALITNAK (KUB)YANG DIBERI
AMPAS TAHU FERMENTASI MENGGUNAKAN
MICROBACTER ALFAAFA-11 (MA-11)

SKRIPSI

YUNUS A. TABI
621417045

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Peternakan pada Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
GORONTALO
2022
i
PENGESAHAN SKRIPSI

Judul : Persentase Karkas dan Bagian Karkas Ayam Kampung Unggul


Balitnak (KUB) yang Diberi Ampas Tahu Fermentasi
Menggunakan Microbacter Alfaafa (MA-11)

Nama : Yunus A. Tabi

NIM : 621417045

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Ir. Srisukmawati Zainudin, M.P Siswatiana Rahim Taha, S.Pt.M.Si


NIP. 198004212005012002 NIP. 19690514 200312 1001

Mengetahui, Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian Ketua Jurusan Peternakan

Dr. Ir. Asda Rauf, MSi Ir. Nibras Karnain. Laya, MP


NIP. 196207061994032001 NIP. 196612062002122002

Tanggal Seminar:
DAFTAR TIM KOMISI PENGUJI

ii
Judul : Persentase karkas dan bagian karkas ayam kampug unggul balitnak
yang diberi ampas tahu fermentasi menggunakan Microbacter Alfaafa
11 (MA-11)
Nama : Yunus A. Tabi
NIM : 621417045

Telah diuji dan di nyatakan lulus dalam sidang ujian pada :


di depan Komisi Penguji

Nama Jabatan Tanggal Tanda


tangan

Ir Sri Sukmawati Zainudin, MP Ketua

Siswatiana R. Taha, S. Pt, M. Si Anggota

Dr. Muhammad Mukhtar, S.Pt, M. Anggota


Agr, Sc

drh. Tri Ananda Erwin Nugroho, M.Sc Anggota


Mengetahui, Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian Ketua Jurusan Peternakan

Dr. Ir. Asda Rauf, MSi Ir. Nibras Karnain. Laya, MP


NIP. 196207061994032001 NIP. 196612062002122002

Gorontalo, Juni 2022

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

iii
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Yunus A. Tabi
Nim : 621417045
Program Studi : S1 Peternkan
Judul Penelitian : Persentase karkas dan bagian karkas ayam kampung
unggul balitnak yang diberi ampas tahu fermentasi
menggunakan Microbacter Alfaafa 11 (MA-11)

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi ini benar benar merupakan


hasil karya saya sendiri dengan arahan dosen pembimbing dan bukan merupakan
pemgambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan atau tidak diterbitkan oleh penulis
lain telah dituliskan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila di
kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan
skripsi ini merupakan hasil karya orang lain atau terbukti melakukan plagiasi,
maka saya bersedia menerima sanksi akademik/hukum atas perbuatan tersebut.

Gorontalo, juni 2022

Yunus A. Tabi

ABSTRAK

iv
Yunus A. Tabi, 2022. Persentase Karkas dan Bagian Karkas Ayam Kampung
Unggul Balitnak (KUB) yang di beri Ampas Tahu Fermentasi menggunakan
Microbacter Alfaafa-11 (MA-11). Dibimbing oleh Srisukmawati Zainudin dan
Siswatiana Rahim Taha.

Karkas merupakan bagian tubuh ternak yang sangat menentukan dalam produksi
Ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB),serta memiiliki bagian tubuh yang
memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis
pengaruh pemberian ampas tahu fermentasi menggunakan Microbacter Alfaafa-
11 MA-11 terhadap persentase bagian-bagian karkas Ayam Kampung Unggul
Balitnak. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Terdiri
dari 3 perlakuan dan 5 ulangan, Dimana setiap ulangan terdiri dari 5 ekor ayam.
Perlakuan yang diberikan terdiri dari P1 (pakan dengan 5% ampas tahu
fermentasi) P2 (pakan dengan 10% ampas tahu fermentasi) P3 (pakan dengan
15% ampas tahu fermentasi). Penelitian ini dilakukan selama 60 hari, dimana
variabel yang diamati adalah bobot hidup, berat karkas, persentase karkas dan
berat dan persentase bagian-bagian karkas. Hasil penelitian menunjukan bahwa
pemberian ampas tahu fermentasi dalam ransum tidak berpengaruh nyata (P>0.05)
terhadap bobot badan, berat karkas, persentase karkas, serta berat dan bagian-
bagian karkas.

Kata kunci : Ayam KUB, Ampas Tahu, Bobot Hidup, Persentase dan Bagian
karkas.

RIWAYAT HIDUP

v
Yunus A. Tabi, Dilahirkan di desa
Tupa ,Kecamatan Tapa, kabupaten Bone
Bolango Provinsi Gorontalo pada tanggal
19 juni 1998, Anak ke 7 dari 8 bersaudara
dari pasangan bapak Almarhum Abdul Aziz
A. H. Taabi dan Ibu Jari D. Wange.
Pendidikan penulis diawali dengan
pendidikan dasar yang diselesaikan pada
tahun 2010 di SDN 1 INPRES SUKA MAKMUR, pendidikan sekolah
menengah pertama diselesaikan pada tahun 2013 di SMPN 3 Telaga,
kemudian melanjutkan pendidikan disekolah menengah kejuruan di
SMKN 1 BULANGO UTARA dan lulus pada tahun 2016. Penulis di
terima di Jurusan Peternakan Faluktas Pertanian Universitas Negeri
Gorontalo pada tahun 2017 melalui Seleksi Bersama Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN)

Riwayat Pendidikan Non Formal :


1. Peserta Masa Orientasi Mahasiswa Baru (MOMB) Di Univestitas
Negeri Gorontalo pada tahun 2017.
2. Peserta Pelatihan Komputer dan Internet di Universitas Negeri
Gorontalo.
3. Peserta Mengikuti Orientasi Medan Peternakan (ORMED) Tahun
2017, Dan Di Kukuhkan Sebagai KADER Himpunan Mahasiswa
Peternakan (HIMAPET), Di Sekretariat HIMAPET, Jln Taman
Surya, Kota Gorontalo.
4. Sebagai Ketua Panitia HIMAPET CUP pada tahun 2018.

vi
5. Anggota Pengurus Himpunan Mahasiswa Peternakan (HIMAPET),
Periode 2018-2019.
6. Peserta Pengabdian pada Masyarakat (PPM) di desa Dungaliyo kec.
Bongomeme yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa
Peternakan pada tahun 2017.
7. Panitia Penerimaan anggota Baru Himpunan Mahasiswa
Peternakan (HIMAPET) pada tahun 2018.
8. Peserta Seminar Nasional Integrated Farming System pada tahun
2018.
9. Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru Jurusan Peternakan Fakultas
Pertanian Universitas Negeri Gorontalo pada tahun 2019.
10. Di Lantik Sebagai Pengurus Senat Mahasiswa (SENMA), Bidang
pemberdayaan organisasi mahasiswa Periode 2020-2021.
11. Peserta Praktek Kerja Lapangan (PKL) di bintang RS Farm tahun
2020.
12. Peserta KKN TEMATIK 2020 di desa Lelato kecamatan Sumalata
Kabupaten Gorontalo Utara.

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan
vii
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
“Persentase Karkas dan Bagian Karkas Ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB)
yang Diberi Ampas Tahu Fermentasi Menggunakan Microbacter Alfaafa (MA-
11)”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo.
Terimakasih penulis ucapkan kepada:
1. Terisitimewa untuk almarhum Ayah Abdul Azis H. Tabi, Ibu Jari D. Wange
dan Kakak serta Adik, yang senantiasa mendoakan, mendukung, dan
memberikan motivasi kepada penulis.
2. Dr. Ir. Eduart Wolok, S.T, M.T, selaku Rektor Universitas Negeri Gorontalo.
3. Dr. Ir. Asda Rauf, M.Si, selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Negeri
Gorontalo.
4. Ibu Ir Nibras K. Laya, MP dan Bapak Dr. Syahruddin, S.Pt, M.Si selaku
Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian
Universitas Negeri Gorontalo.
5. Bapak Dr. Muhhamad Mukhtar, S.Pt, M.Agr,Sc, selaku penguji I dan Bapak
drh. Tri Ananda Erwin Nugroho, M.Sc, selaku penguji II.
6. Ibu Ir. Srisukmawati Zainudin, MP, selaku pembimbing I dan Ibu Siswatiana
Rahim Taha, S.Pt.M.Si selaku pembimbing II.
7. Seluruh staf Dosen Program Studi Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian
Universitas Negeri Gorontalo yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang
telah memberikan ilmu dan masukan untuk penulis selama mengikuti
perkuliahan.
8. Teman-teman peternakan angkatan 2017 hususnya Cindi, Siska, Imron,
Perdi, Novi, dan Cici, dan teman-teman lain yang tdak dapat di sebut
namanya satu persatu semoga kekompakan kebersamaan ini akan terjalin
terus.
9. teman-teman KKN TEMATIK 2020 dan Masayarakat desa lelato, semoga
masih bisa berjumpa degan kalian kembali.

viii
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari masih banyak kekurangan
oleh karena itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga bantuan yang diberikan akan bernilai
pahala di sisi Allah SWT.

Gorontalo, Juni 2022


Penulis

Penulis

ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
ABSTRAK ....................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................ 3
1.5 Hipotesis Penelitian ......................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB)........................................ 4
2.2 Karkas dan Potongan Komersil Karkas Ayam KUB....................... 4
2.3 Pakan Ayam KUB............................................................................ 7
2.4 Ampas Tahu..................................................................................... 9
2.5 Fermentasi Menggunakan Microbacter alfaafa-11(MA-11)............ 10

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Waktu dan Tempat Penelitian.......................................................... 13
3.2 Alat dan Bahan................................................................................. 13
3.3 Metode Penelitian............................................................................. 13
3.4 Variabel yang Diamati..................................................................... 16
3.4.1 Berat Hidup............................................................................. 17
3.4.2 Berat Karkas........................................................................... 17
3.4.3 Persentase Karkas................................................................... 17
3.4.4 Berat dan Persentase Bagian-Bagian Karkas.......................... 18
3.5 Analisis Data ................................................................................... 18

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Bobot Hidup, Bobot Karkas, dan Persetase Karkas......................... 19
4.2 Bobot bagian-bagian karkas dan persentase ayam KUB................. 20
4.2.1 Berat dan Persentase Dada ..................................................... 21
4.2.2 Berat dan Persentase Paha ..................................................... 21
4.2.3 Berat dan Persentase Sayap.................................................... 22
4.2.4 Berat dan Persentase Punggung.............................................. 22

x
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan...................................................................................... 23
5.2 Saran................................................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 24
LAMPIRAN..................................................................................................... 28

xi
DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1. Kebutuhan Nutrisi Ayam KUB.................................................................. 9


2. Kandungan Nutrisi Ampas Tahu................................................................ 10
3. Komposisi Bahan Pakan dan Kandungan Nutrisi Ransum Setiap
Perlakuan.................................................................................................... 14
4. Bobot Hidup, Bobot Karkas dan Persentase Ayam KUB........................... 19
5. Bobot Bagian-bagian Karkas dan Persentase Karkas Ayam KUB............. 21

xii
DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

1. Bagan prosedur pembuatan ampas tahu....................................................... 15

xiii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman

1. Hasil analisis Anova bobot hidup............................................................... 27


2. Hasil analisis Anova berat karkas............................................................... 28
3. Hasil analisis Anova persentase karkas...................................................... 29
4. Hasil analisis Anova dada .......................................................................... 30
5. Hasil analisis Anova persentase dada ........................................................ 32
6. Hasil analisis Anova Punggung.................................................................. 32
7. Hasil analisis Anova persentase punggung................................................. 33
8. Hasil analisis Anova sayap......................................................................... 34
9. Hasil analisis Anova persentase sayap....................................................... 35
10. Hasil analisis Anova paha........................................................................... 36
11. Hasil analisis Anova persentase paha......................................................... 37
12. Dokumentasi Penelitian.............................................................................. 38

xiv
DAFTAR LAMBANG, SINGKATAN DAN DEFINISI

Lambang/Singkatan Arti dan Keterangan


Cm Centi meter, Satuan ukur
Et al el alii, dan kawan-kawan
MA-11 Microbacter alfaafa 11, bahan fermentasi
Kg Kilogram, Satuan Berat
RAL Rancangan Acak Lengkap,

xv
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perunggasan di Indonesia merupakan ujung tombak dalam pemenuhan
kebutuhan akan konsumsi hewani, selain itu produk peternakan merupakan
komoditi pangan yang tidak bisa diganti oleh produk lain, sama strategisnya
dengan beras, jagung dan produk pertanian lain. Dengan semakin bertambahnya
populasi manusia dan semakin tingginya kesadaran akan manfaat dari
mengkonsumsi komoditi peternakan mengakibatkan meningkatnya permintaan
terhadap produk–produk peternakan. Hal ini merupakan sinyal positif semakin
meningkatnya perkembangan sektor peternakan di Indonesia, untuk memenuhi
permintaan konsumen yang semakin meningkat baik dalam aspek kuantitas
maupun kualitas, para peternak berupaya agar ternak yang dipelihara memenuhi
selera konsumen. Selain itu, peternak berupaya agar ternak yang dipeliharanya
lebih efisien memanfaatkan pakan dan memiliki kesehatan yang baik.
Salah satu ayam kampung yang dikembangkan adalah ayam kampung
unggul balitnak (KUB). Ayam KUB saat ini umumnya dipelihara dengan tujuan
sebagai penghasil telur tetas, telur konsumsi dan produksi daging. Usaha ayam ini
relatif mudah pemeliharaanya dengan teknologi yag sederhana dan sewaktu-waktu
dapat dijual jika ada keperluan rumah tangga yang mendesak. Namun,
permasalahan yang sering ditemui dalam pemeliharaan ayam KUB adalah
ketersediaan pakan ternak secara kontinu.
Pakan merupakan kebutuhan utama yang dibutuhkan oleh ternak untuk
dapat mempertahankan hidupnya, sekitar 70% dari kebutuhan produksi. Untuk itu
diperlukan suatu inovasi untuk pemanfaatan bahan baku alternatif yang tidak
bersaing dengan kebutuhan manusia dalam hal ini yaitu berasal dari limbah
industri pangan. Limbah industri pangan sangat potensial dijadikan bahan baku
pakan alternatif untuk ampuran pembuatan pakan unggas, karena tersedia dalam
jumlah yang cukup, harganya murah, dan tidak bersaing dengan kebutuhan
manusia. Limbah industri pangan yang dapat digunakan antara lain ampas tahu.

1
Ampas tahu merupakan limbah padat yang diperoleh dari proses pembuatan
tahu dari kedelai. Industri tahu merupakan salah satu industri yang memiliki
perkembangan pesat. Terdapat 84 ribu unit industri tahu di Indonesia dengan
kapasitas produksi mencapai 2,56 juta ton per tahun (Sadzali, 2010). Hal itu
berdampak pada potensi jumlah ampas tahu yang besar pula hingga berdampak
pada pencemaran lingkungan. Permasalahan tersebut diperkuat dengan penelitian
yang dilakukan oleh Kartika (2009), bahwa ampas tahu lebih banyak digunakan
sebagai pakan ternak (sapi dan babi) atau bahkan dibuang begitu saja tanpa
mempedulikan akibat pembuangan limbah tersebut. Kurangnya pengetahuan dan
keterampilan dalam memanfaatkan limbah ampas tahu menjadi faktor tidak
optimalnya pemanfaatan limbah ampas tahu.
Ampas tahu memiliki kelebihan, yaitu kandungan protein yang cukup
tinggi. Selain itu, ampas tahu memiliki kelemahan sebagai bahan pakan yaitu
kandungan serat kasar dan air yang tinggi. Kandungan serat kasar yang tinggi
menyulitkan bahan pakan tersebut untuk dicerna dan kandungan air yang tinggi
dapat menyebabkan daya simpannya menjadi lebih pendek. Oleh karena itu upaya
untuk memperbaiki kualitas gizi, mengurangi, atau menghilangkan pengaruh
negatif dari ampas tahu tersebut dapat dilakukan dengan penggunaan
mikroorganisme melalui proses fermentasi dengan menggunakan microbacter
alfaafa. Penggunaan Microbacter alfaafa (MA-11) bertujuan untuk merombak
bakteri organik dari limbah pertanian menjadi pupuk, pakan, mengembalikan
unsur hara tanah hingga dapat menghasilkan energi bersih. Proses fermentasi ini
akan menyederhanakan bahan pakan, sehingga akan meningkatkan nilai gizinya
serat aroma pakan yang disukai oleh ternak.
Belum banyak informansi ilmiah tentang penggunaan ampas tahu
terfermentasi microbacter alfaafa sebagai bahan pakan ternak unggas. Oleh
karena itu peneliti telah melakukan penelitian tentang pemanfaatan ampas tahu
yang difermentasi dengan menggunakan Microbacter alfaafa-11 (MA-11)
terhadap persentase karkas dan bagian-bagian karkas ayam kampung unggul
balitnak (KUB).

2
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana persentase karkas
dan bagian-bagian karkas ayam kampung Unggul Balitnak (KUB) yang diberi
ampas tahu fermentasi dengan menggunakan Microbacter Alfaafa 11 (MA-11) ?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
pemberian ampas tahu terfermentasi menggunakan MA-11 terhadap persentase
karkas dan bagian-bagian karkas ayam kampung KUB.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang ddiperoleh dari penelitian adalah :
a. sebagai informasi ilmiah bagi masyarakat dan mahasiswa (para peternak
ayam kampung) untuk memanfaatkan limbah ampas tahu terfermentasi MA-
11 sebagai bahan pakan altenatif sumber protein agar dapat menghemat biaya
pakan.
b. sebagai upaya untuk meminimalisir pencemaran lingkungan akibat limbah
industri pangan yang tidak termanfaatkan, dan
c. sebagai data dan referensi ilmiah untuk penelitian selanjutnya.

1.5 Hipotesis
Penggunaan ampas tahu terfermentasi Microbacter alfaafa-11 (MA-11)
dapat memberikan perbedaan terhadap persentase karkas dan bagian karkas ayam
KUB.

3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB)


Ayam kampung unggul balitnak atau disebut ayam KUB merupakan hasil
seleksi ayam kampung asli Indonesia galur betina (female line) selama enam
generasi. Urfa et al., (2017), menyatakan bahwa ayam KUB memiliki banyak
keunggulan, diantaranya adalah pemberian pakan lebih efisien dengan konsumsi
yang lebih sedikit, lebih tahan terhadap penyakit, tingkat mortalitas yang lebih
rendah,serta produksi telur lebih tinggi dibanding ayam kampung lain dengan
frekuensi bertelurnya setiap hari, sehingga dapat dijadikan solusi pemenuhan
kebutuhan protein hewani bagi masyarakat.
Karakteristik dari ayam KUB adalah dapat diproduksi dalam jumlah banyak
dengan berat seragam, laju pertumbuhan lebih cepat dari pada ayam kampung,
memiliki tingkat kematian yang rendah, mudah beradaptasi dengan lingkungan
serta memiliki citarasa yang tidak berbeda dengan ayam kampung (Kaleka, 2015).
Umur panen ayam KUB yaitu kurang lebih dua bulan (Munandar dan Pramono
2014). Lebih lanjut Kaleka (2005) menyatakan bahwa, kelebihan ayam KUB jika
dibandingan dengan ayam kampung adalah berat badan lebih besar, nilai konversi
pakan lebih rendah serta nilai mortilitas yang lebih rendah. Memiliki cita rasa
tampilan karkas yang hampir sama dengan ayam kampung, hal ini menjadi nilai
tambah untuk ayam KUB.

2.2. Karkas dan Potongan Komersial Karkas


2.2.1. Karkas dan Persentase Karkas
Karkas unggas merupakan hasil utama dari suatu pemotongan ternak
unggas, sedangkan non karkas merupakan hasil sampingan. Menurut SNI (2009),
karkas unggas adalah bagian dari ternak unggas yang diperoleh dengan cara
disembelih secara halal dan benar, dicabuti bulunya, dikeluarkan jeroan dan
abdominalnya, dipotong kepala dan leher serta kedua kakinya sehingga aman,
lazim dan layak dikonsumsi oleh manusia. Menurut Ayu et al., (2016) bahwa
karkas ayam adalah produk keluaran proses pemotongan, dihasilkan setelah
melalui tahap inspeksi ante mortem, penyembelihan, penuntasan darah,
4
penyeduhan, pencabutan bulu dan dressing (pemotongan kaki, pengambilan
jeroan, dan pencucian). Lebih lanjut dikatakan bahwa karkas ayam merupakan
bentuk keseluruhan ayam potong tanpa bulu, kepala, kaki dan jeroan. Yuniarti et
al., (2019) menyatakan bahwa berat karkas merupakan berat yang dihasilkan dari
pemotongan ayam yang telah dikurangi dengan darah, bulu, kepala, kaki dan isi
dari organ dalam. Berat karkas yang dihasilkan berkaitan dengan bobot hidup
ayam. Kualitas karkas yang baik adalah yang konformasinya sempurna,
perdagingan tebal, perlemakan baik, keutuhan cukup baik dan sempurna, serta
bebas dari memar dan bulu jarum (SNI, 2009).
Bobot karkas normal adalah 60-70% dari berat tubuh. Persentase karkas
merupakan jumlah perbandingan berat karkas berat hidup dikalikan 100%, dan
menjadi salah satu cara pengukuran produksi daging pada ternak unggas. Menurut
Ayu et al., (2016) persentase karkas dihitung berdasarkan bobot badan tanpa bulu
dan jeroan. Oluyemi dan Roberts (1980) dalam Simanungkalit (2021), bahwa
bobot karkas ayam sekitar 66-75% dari bobot hidup tergantung apakah jeroan ikut
dimasukkan atau tidak.
Menurut Daud, et al.. (2017) bahwa bobot karkas dan persentase karkas
merupakan gambaran dari produksi daging dari seekor ternak dan pengukuran
bobot karkas dan persentase karkas merupakan faktor yang penting dalam
mengevaluasi hasil produksi ternak. Lebih lanjut dikatakan bahwa bobot karkas
dan persentase karkas meningkat seiring dengan meningkatnya umur dan bobot
badan ayam. Soeparno (2005) menyatakan bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi persentase berat karkas adalah bobot hidup. Bobot karkas sejalan
dengan bobot hidup, semakin tinggi bobot hidup maka bobot karkas yang
dihasilkan semakin tinggi (Ahmad dan Herman, 1982 dalam Herline et al., 2019).
Persentase bobot karkas ayam bervariasi menurut umur dan sex. Persentase
karkas ayam jantan lebih lebih besar dari pada ayam betina dam ayam umur muda
memiliki persentas karkas yang lebih tinggi dibandingkan ayam umur dewasa atau
tua. Faktor-faktor yang mempengaruhi persentase karkas yaitu berat hidup,
kegemukan dan deposisi daging. Tinggi rendahnya berat hidup selaras dengan
berat karkas yang diperoleh, semakin tinggi berat hidup maka berat karkas yang

5
dihasilkan akan semakin tinggi begitu juga sebaliknya Nahashon, et al., (2005)
dalam Siagian, et al., (2015). Selain itu, hasil persentase karkas berbanding
terbalik dengan total persentase non karkas yaitu kepala, ceker, darah, bulu dan
viscera.
Kandungan protein dalam ransum yang akan diberikan kepada ayam
kampung juga dapat mempengaruhi tinggi rendahnya produksi karkas
Singarimbun, et al., (2013). Protein pakan yang dapat diserap saluran pencernaan
untuk dikonversi menjadi jaringan pembentuk karkas adalah protein aktif.

2.2.2. Potongan Komersial Karkas Ayam


Potongan komersial karkas ayam dibagi menjadi bagian sayap, paha, dada
dan punggung (Standar Nasional Indonesia, 2009). Menurut Irham, (2012) karkas
utuh dipisahkan menjadi empat bagian karkas yang terdiri dari dada, paha,
punggung, serta sayap, selanjutnya ditimbang untuk mengetahui berat bagian-
bagian karkas.
Pemotongan bagian-bagian karkas yang menjadi potongan komersial yakni,
1) bagian dada dipisahkan pada ujung scapula dan dorsal rusuk. Bobot dada
diukur dengan penimbangan pada bagian dada setelah dipisahkan dari karkas; 2)
bagian paha dipisahkan pada acetabulum, otot pelvix diikutkan, sedangkan tulang
pelvix tidak ikut pada paha dan bagian ujung dorsal tulang tarsusmetatarsus; 3)
bagian punggung dipisahkan pada tulang pelvix, ujung scapula dan dorsal rusuk
dan bagian posterior leher dan 4) bagian sayap dapat dipisahkan melalui sendi-
sendi tulang bahu.
Wiranata et al., (2013) menyatakan bahwa perkembangan daging potongan
komersial karkas dipengaruhi oleh kandungan protein ransum. Potongan
komersial karkas berbanding lurus dengan bobot badan, dimana semakin
meningkat bobot badan cenderung menghasilkan potongan komersial karkas yang
tinggi pula. Sofianti (2001), menyatakan bahwa daya cerna dan kualitas ransum
yang relatif sama tidak akan berpengaruh terhadap berat paha dan berat sayap.
Menurut Resnawati (2004) bagian punggung lebih banyak mengandung jaringan
tulang, sehingga kandungan mineral dalam pakan lebih mempengaruhi terhadap

6
bobot punggung dibandingkan dengan protein. Menurut Mountney dan Parkhurst
(1995) dalam Simanungkalit (2021) bahwa semakin tinggi bobot karkas, maka
semakin berat potongan-potongan karkasnya. Amaludin et al (2013) menyatakan
bahwa karkas bagian punggung dan sayap ayam banyak mengandung jaringan
tulang, sehingga kandungan mineral dalam ransum lebih berpengaruh terhadap
bagian punggung dibandingkan protein. Resnawati (2004) menyatakan bahwa
karkas bagian paha dan dada merupakan bagian karkas yang banyak mengandung
daging sehingga perkembangannya banyak dipengaruhi oleh kandungan protein
ransum. Nutrien protein dikenal sebagai salah satu unsur pokok penyusun sel
tubuh dan jaringan hal ini menunjukkan bahwa protein berperan penting dalam
pencapaian bobot karkas yang diinginkan. Soeparno (1994) dalam Simanungkalit
(2021) menyatakan bahwa bagian dada akan menempati proporsi yang paling
besar daripada bagian karkas yang lain yaitu mencapai 28%, sedangkan bagian
sayap 13%. Bagian punggung 25% dan paha keseluruhan 34%. Nilai persentase
karkas bagian punggung, dada, bagian paha dan bagian sayap, diperoleh dengan
cara membandingkan masing-masing bagian karkas tersebut dengan bobot karkas
dan dikali 100%.

2.3. Pakan Ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB)


Pakan menjadi salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan karena
menjadi penentu keberhasilan dalam usaha peternakan khususnya ternak ayam.
Namun sekarang ini sering terjadi kendala dalam penyediaan salah satu bahan
pakan, sehingga menyulitkan peternak sulit untuk menyediakan pakan yang
memiliki kualitas yang baik. Pakan merupakan unsur terpenting untuk menunjang
kesehatan, pertumbuhan dan suplai energi sehingga proses metabolisme dapat
berjalan dengan baik serta tumbuh dan berkembang dengan baik (Suprijatna et al.,
2008).
Pakan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
pemeliharaan ternak termasuk ternak ayam KUB, karena biaya biaya untuk pakan
mencapai 60-70% dari total biaya produksi. Faktor lainya adalah perbaikan

7
genetik dan peningkatan manajemen pemeliharaan ayam kampung harus
didukung dengan perbaikan nutrisi pakan (Setioko dan Iskandar, 2005).
Menurut Rasyaf (2005), bahwa ayam membutuhkan makanan untuk hidup
pokok, pertumbuhan badan, bertelur. Zat- zat makanan yang dibutuhkan ayam
terdiri dari protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral dan air. Kebutuhan
tersebut harus proporsional pada pakan yang diberikan. Ayam kampung atau
buras umur 0-8 minggu membutuhkan protein sekitar 18%, energi 2.900 kkal/kg,
Ca 0,9% dan P 0,7% (Kaleka, 2015). Kebutuhan zat nutrisi ayam kampung umur
0-4 minggu membutuhkan pakan dengan kandungan energi 2.800 kkal/kg, protein
20%, 8 methionine 0,30%, lisin 0,85%, Ca 0,80%, P0,40% (Hardjosworo dan
Rukmiasih, 2000).
Ayam mengkonsumsi pakan untuk memenuhi kebutuhan energinya,
sebelum kebutuhan energinya terpenuhi ayam akan terus makan. Jika ayam diberi
makan dengan kandungan energi rendah maka ayam akan makan lebih banyak
dan sebaliknya jika energi ransum tinggi ayam makan lebih sedikit. Menurut
Kartasudjana dan Suprijatna (2010), ransum dapat disusun berdasarkan laju
pertumbuhan ayam kampung menjadi 4 periode yaitu, periode starter (0–6
minggu), periode grower (6–12 minggu), periode developer (12–20 minggu) dan
periode layer (20–60 minggu atau sampai afkir). Energi untuk pertumbuhan kira–
kira 1,5–3,0 kkal/gram pertambahan bobot badan sedangkan protein untuk
pertumbuhan jaringan dapat dihitung dengan mengalikan pertambahan bobot
badan per hari (dalam gram) dengan 0,18 (18% protein jaringan) dan dibagi
dengan 0,61 (61% efisiensi penggunaan protein atau retensi nitrogen). Kebutuhan
nutrisi ayam kampung super disajikan pada Tabel 1.
Bahan pakan yang biasa digunakan untuk ransum ayam KUB yaitu jagung
giling, dedak halus, tepung ikan, konsentrat serta topmix. Penyediaan nutrisi
merupakan hal yang paling penting dalam usaha peternakan, karena sangat
menentukan kualitas hasil yang diharapkan.

8
Tabel 1. Kebutuhan Nutrisi Ayam KUB
Umur (minggu)
Kebutuhan Nutrisi
0-12 12-22
Energi Metabolisme (kkal/kg) 2800 2800
Protein (%) 17,5 16
Lemak Kasar (%) 4-7 4-7
Serat Kasar (%) 5-6 5-6
Kalsium (%) 0,80 0,80
Fosfor (%) 0,40 0,35
Lisin (%) 0,85 0,60
Sumber: Balitnak (2012).

2.4. Ampas Tahu


Ampas tahu merupakan hasil samping dalam proses pembuatan tahu
berbentuk padat dan didapatkan dari bubur kedelai yang diperas. Perkembangan
industri tahu di Indonesia cukup pesat. Menurut Sadzali, 2010), terdapat 84 ribu
unit industri tahu di Indonesia dengan kapasitas produksi mencapai 2,56 juta ton
per tahun. Produksi tahu yang cukup tinggi berdampak pada potensi jumlah
ampas tahu yang besar pula hingga berdampak pada pencemaran lingkungan
apabila tidak segera diolah. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam
memanfaatkan limbah ampas tahu menjadi faktor tidak optimalnya pemanfaatan
limbah ampas tahu.
Ampas tahu memiliki potensi sebagai sebagai bahan pakan ternak,
umumnya digunakan sebagai bahan pakan ternak sapi dan babi (Kartika, 2009).
Ampas tahu masih mempunyai kandungan protein yang relatif tinggi karena pada
proses pembuatan tahu tidak semua kandungan protein terekstrak, lebih-lebih bila
memakai proses penggilingan sederhana dan tradisional. Kandungan nutrisi yang
terdapat dalam ampas tahu bervariasi, hal ini antara lain disebabkan oleh
perbedaan varietas dari kedelai yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan
tahu. Ampas tahu juga mengandung unsure-unsur mineral mikro yaitu Fe
sebanyak 200-500 ppm, Mn sebanyak 30-100 ppm, Cu sebanyak 5-15 ppm, Co
kurang dari 1 ppm, Zn lebih dari 50 ppm. Kadar air ampas tahu sekitar 84,5%.
Kadar air yang tinggi dapat menyebabkan umur simpan yang pendek. Ampas tahu
basah tidak tahan disimpan dan menjadi busuk setelah 2-3 hari. Ampas tahu

9
kering mengandung air sekitar 10.0%-15,5% sehingga umur simpanya lebih
panjang dibandingkan dengan ampas tahu segar (Noor, 2012). Adapun Komposisi
nutrisi/gizi dari ampas tahu dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Kandungan Nutrisi Ampas Tahu.
Kandungan Nutrisi Ampas Tahu
Protein Kasar 21,66
Serat Kasar 20,26
Lemak Kasar 2,73
Kalsium (Ca) 1,09
Phosphor(P) 0,88
Energi Metebolisme(EM) 6,05
Sumber : Mahfudz (2006).

Selain memiliki kelebihan, ampas tahu memiliki kelemahan sebagai bahan


pakan yaitu kandungan serat kasar dan air yang tinggi. Kandungan serat kasar
yang tinggi menyulitkan bahan pakan tersebut untuk dicerna dan kandungan air
yang tinggi dapat menyebabkan daya simpannya menjadi lebih pendek. Oleh
karena itu upaya untuk memperbaiki kualitas gizi, mengurangi, atau
menghilangkan pengaruh negatif dari ampas tahu tersebut dapat dilakukan dengan
penggunaan mikroorganisme melalui proses fermentasi. Fermentasi dapat
dilakukan salah satunya menggunakan microbacter alfaafa-11 (MA-11).

2.5. Fermentasi Menggunakan Microbacter Alfaafa-11 (MA-11)


Faktor keterbatasan potensi penggunaan limbah ampas tahu sebagai pakan
ternak unggas adalah karena kandungan protein kasarnya rendah dan memiliki
serat kasar tinggi. Untuk mendapatkan pakan yang kaya akan kandungan protein
dan vitamin pada limbah ampas tahu maka Ampas tahu diolah dengan
menggunakan teknologi fermentasi
Fermentasi merupakan suatu proses perubahan kimia pada suatu substrat
organik melalui aktifitas enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme (Suprihatin,
2010). Menurut Pasaribu (2007), fermentasi merupakan salah satu teknologi yang
sering digunakan oleh peternak untuk meningkatkan nilai gizi pakan. Proses
fermentasi dilakukan pada keadaan anaerob dengan menambahkan mineral,
menanamkan mikroba, kemudian diinkubasi pada suhu dan waktu tertentu dengan

10
tujuan meningkatkan kandungan protein dan menurunkan serat kasar.
Dwidjoseputro (2003) menjelaskan fermentasi dapat meningkatkan nilai gizi
bahan makanan menjadi lebih tinggi dari gizi asalnya, karena mikroba akan
memecah komponen kompleks menjadi zat yang lebih sederhana. Munirah et al.,
(2016), bahwa fermentasi pakan dapat meminimalisir kandungan serat kasar pada
bahan pakan.
Menurut Fajarudin (2014) waktu dalam proses fermentasi yang semakin
lama akan mengakibatkan penurunan kadar air bahan, penurunan kadar air bahan
tersebut menyebabkan kadar serat kasar semakin terkonsentrasi sehingga kadar
serat akan semakin tinggi. Selain itu lama waktu fermentasi maka akan banyak
glukosa yang dihasilkan sehingga mikroorganisme berkembangbiak menjadi
semakin banyak.
Bidura,et al., (2008), menyatakan bahwa teknologi fermentasi dapat
meningkatkan kualitas dari bahan pakan khususnya yang memiliki serat kasar dan
antinutrisi yang tinggi. Fermentasi dapat meningkatkan kecernaan bahan pakan
melalui penyederhanaan zat yang terkandung dalam bahan pakan oleh enzim-
enzim yang diproduksi oleh mikroba. Peranan mikroba dalam proses fermentasi
akan membantu dalam pemecahan zat gizi dalam pakan dan mengubahnya
menjadi senyawa yang dapat dimanfaatkan oleh ternak, selain itu juga dapat
menambah rasa dan aroma didalam pakan (Pelczar dan Chan, 2007).
Proses fermentasi dibutuhkan starter sebagai mikroba yang akan
ditumbuhkan dalam substrat. Sangadji (2009) menyatakan bahwa substrat yang
mengalami fermentasi biasanya memiliki nilai gizi yang lebih tinggi dari pada
bahan asalnya. Hal ini dikarenakan sifat katabolik dan anabolik mikroorganisme
sehingga mampu memecah komponen yang lebih kompleks menjadi mudah
tercerna. Semakin banyak dosis inokulum yang diberikan semakin cepat
fermentasi berlangsung. Begitu juga semakin lama waktu diberikan semakin
banyak zat-zat yang dapat dirombak .
Salah satu mikroorganisme yang digunakan dalam proses fermentasi adalah
Microbacter Alfaafa 11 (MA-11). MA-11 sangat cepat dalam memfermentasikan
suatu bahan (Nugroho, 2012). MA-11 terdiri dari bakteri Rhizobium sp yang

11
kemudian dipadukan berbagai bakteri yang diambil dari rumen sapi yaitu bakteri
selulotik (Bacteriodes succinogenes, Ruminococcus flavefaciens), hemiselolosa
(Butyrivibriosolven, Bacteriodes ruminicola) dan amilolitik (Bacteriodes
amylophilus, Butyrivibrio fibrisolvens, Bacteriodes ruminicola, Streptococcus
bovis). Bakteri dari rumen sapi bertugas merombak selulosa agar mudah
dikonsumsi oleh bateri Rhizobium sp yang beraktivitas mengikat nitrogen bebas.
Menurut Widiasmadi, (2007) komposisi bakteri yang terkandung pada MA-11
mampu merombak material organic maupun memfermentasi suatu bahan paskan
ternak secara anaerob dalam waktu kurang lebih 12 jam. Artarizqi (2012) dalam
Supriyan et al., (2020), bahwa probiotik MA-11 adalah super decomposer yang
mampu merombak rantai organik dengan cepat pada bahan pakan ternak, pupuk,
bahan pangan, pembuat biotanol, peningkatan produksi pertanian dan ternak.
Menurut Mahfudz (2006) pemilihan mikroba sebagai inokulan dalam proses
fermentasi perlu dicermati.
Pravita et al (2016) melaporkan bahwa pemberian ampas tahu
terfermentasi saccharomtces sp pada taraf 5-10% dapat memberikan hasil yang
baik. Mahfudz (2006) melaporkan bahwa ampas tahu fermentasi mampu
mensuport pertumbuhan ayam pedaging, pertambahan bobot badan dan bobot
akhir serta berat karkas meningkat dengan nyata dengan penggunaan ampas tahu
fermentasi pada level 10%, 12.5% dan 15% dalam ransum, namun persentase
karkas yang dihasilkan tidak berbeda nyata (P>0.05). Witariadi et al., (2015)
melaporkan hasil penelitian, bahwa peningkatan penggunaan ampas tahu
terfermentasi dengan inokulan probiotik dalam ransum sampai 15% belum
mampu memberikan hasil yang meningkat bila dibandingkan dengan control.
Penggunaan 5% am,pas tahu terfermentasi oleh isolate Saccharomyces sp yang
diisolasi dari feces sapi dapat meningkatkan performans ayam broiler umur 2-6
minggu dan pada level 10-15% memberikan hasil yang sama dengan kontrol.

12
BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai dengan bulan
Januari 2022 bertempat di Usaha peternakan ayam kampung super Desa
Bongoime, Kecamatan Tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango.

3.2 Alat dan Bahan


Alat–alat yang digunakan dalam penelitian adalah petak kandang ,berukuran
75 cm x 75 cm sebanyak 20 unit yang di lengkapi dengan tempat pakan dan
tempat minum, timbangan digital, timbangan kasar, penggaris, pisau bedah, tong
plastik, wadah fermentasi dan lampu pijar sertra alat dokumentasi dan alat tulis
menulis
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah, ayam KUB
sebanyak 100 ekor, bahan pakan yang terdiri dari konsentrat, ampas tahu
terfermentasi Microbacter Alfaafa (MA-11), dedak halus, jagung, tepung ikan, top
mix dan air minum.

3.3 Metode Penelitian


Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan lapangan dengan
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5
ulangan sehingga terdapat 20 unit percobaan. Setiap ulangan terdiri dari 5 ekor
anak ayam KUB DOC, sehingga jumlah ayam kampung super yang digunakan
sebanyak 100 ekor.
Rumus yang digunakan adalah

Yij = u + Ƭi+ ϵij


Keterangan:
Yij = Hasil pengamatan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
u = Rata-rata pengamatan
Ƭi = Pengaruh perlakuan ke-i (i = 1, 2, 3, 4, 5)
ϵij = Pengaruh galat perlakuan ke-i dan ulangan ke-j (j = 1, 2, 3, 4)
Perlakuan yang diberikan yaitu pemberian ampas tahu dengan fermentasi
menggunakan Microbacter Alfaafa-11 (MA-11), terdiri dari :

13
P1 = Ransum dengan 5% ampas tahu fermentasi
P2 = Ransum dengan 10% ampas tahu fermentasi
P3 = Ransum dengan 15% ampas tahu fermentasi
Komposisi bahan pakan dan kandungan nutrisi setiap perlakuan dalam
penelitian disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Komposisi bahan pakan dan kandungan nutrisi setiap perlakuan
Perlakuan
Bahan Pakan(%)
P1 P2 P3
Jagung giling 51 48 45
Konsentrat 27 25 25
Tepung ikan 7 7 6
Dedak Padi 9 9 8
Top mix 1 1 1
Ampas Tahu 5 10 15
Jumlah 100 100 100
Komposisi nutrisi: P1 P2 P3
EM (kkal/kg) 3435,31 3440,82 3377,94
Protein kasar (%) 19,66 19,22 19,36
Lemak kasar (%) 6,19 6,03 5,77
Serat kasar (%) 21,52 21,27 21,61
Ca (%) 3,19 3,08 3,12
P (%) 0,44 0,47 0,48
Harga (Rp/kg) 5440 5120 4920
Sumber : Hasil Analisis Laboratorium Nutrisi, Makanan Ternak, Unhas (2022)
Hasil analisis bahwa kandungan energi terbaik ada pada P2 ( Ampas tahu
yang difermentasi dengan microbacter alfaafa (MA-11) yakni sebesar 3440,82
Kkl/kg. Hasil ini lebih baik dibandingkan dengan penelitian Sari et al., (2016)
bahwa ampas tahu yang difermentasi dengan Saccharomyces cerevisae yaitu
kandungan energy 2830 Kkal/kg.
Hasil analisis protein ampas tahu sangat rendah hanya berkisar antara
19,22% (P2) sampai dengan 19,66% (P1). Hasil penelitian ini lebih rendah dengan
yang dilaporkan oleh Sari et al.,(2016), bahwa kandungan nutrisi amapas tahu
yang difermentasi dengan Saccharomyces cerevisae yaitu protein kasar mencapai
21,66%.

14
Hasil analisis serat kasar pada fermentasi ampas tahu menggunakan MA-
11 pada penelitian ini memiliki kandungan serat kasar yang lebih tinggi (21,27-
21,68) dibandingkan dengan ampas tahu yang digunakan dalam penelitian
Nurhayati (2020) yaitu serat kasar hanya berkisar (17,21-20,31%).

3.3.1. Prosedur Pembuatan Fermentasi Ampas Tahu


Proses dari pembuatan fermentasi ampas tahu yaitu,
- penyediaan ampas tahu yang diperoleh dari pabrik pembuatan tahu,
- ampas tahu tersebut diperas sampai kadar air tersebut benar-benar kering,
- ampas tahu yang telah diperas, dijemur dibawah sinar matahari sampai benar-
benar kering,
- setelah ampas tahu kering, dicampur dengan Microbacter Alfaafa-11 (MA-11),
setelah tercampur rata dimasukan kedalam tong (silo) dan ditutup rapat selama
7 hari untuk proses fermentasi,
setelah fermentasi selesai, ampas tahu dikeluarkan dari tong, kemudian
diangin anginkan selanjutnya dicampur bahan pakan lain. Prosedur pembuatan
ampas tahu terfermentasi MA-11 disajikan pada Gambar 1.

Mengumpulkan limbah ampas Ampas tahu yang telah


tahu. diambil kemudian diperas
sampai kadar air berkurang

Setelah kering ampas tahu siap Ampas tahu kemudian dijemur


untuk dicampurkan dengan 15 ml dibawah sinar matahari ±30℃
Microbacter Alfaafa (MA-11). Air sampai benar-benar kering
secukupnya, untuk 1kg ampas tahu

Setelah tercampur rata kemudian Setelah 7 hari difermentasi


dimasukkan kedalam drum/tong dibuka kemudian diangin-
ditutup rapat dalam keadaan an- anginkan, selanjutnya
aerob selama 7 hari. dicampur dengan bahan pakan
lain sesuai dengan perlakuan
yang telah ditentukan.

15
Gambar 1. Bagan Prosedur Pembuatan Fermentasi Ampas Tahu
terfermentasi MA-11

3.3.2. Prosedur Penelitian


Tahap Persiapan
Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 ekor ayam KUB
umur 1 hari (DOC). DOC di ambil dengan timbangan bobot badan yang sama dan
dibagi kedala satuan unit percobaan. DOC ayam KUB di pelihara pada kandang
liter. Dinding kandang terbuat dari triplek dan belahan bambu yang terdiri dari 20
ruang, setiap ruang berukuran 75 x 75 x 44 cm yang masing-masing ruang terdiri
dari 5 ekor ayam. Setiap ruang kandang dilengkapi tepat makan dan tempat
minum. Sebagai tindakan pencegahan terhadap penyakit, sebelum digunakan,
kandang terlebih dahulu disemprot dengan antisep, pencegahan penyakit
dilakukan dengan vaksinasi.
Tahap Pelaksanaan
a) Pemberian Pakan
Pakan yang digunakan adalah pakan bentuk mash denga komposisi pakan
yang diberikan (Tabel 5). Pemberian pakan pada ayam dilakukan sebanyak 2 kali
sehari yaitu pada pagi hari pukul 07:00 WITA dan sore hari pada pukul 16:00
WITA. Air minum diberikan secra ad libitum (tersedia terus-menerus). Tempat
makan dan minum dibersihkan setiap hari pada pukul 06:00 WITA.
b) Penimbangan Ternak dan Pakan
Penimbangan ayam dilakukan setiap minggu pada pagi hari sebelum diberi
pakan. Penimbangan pakan dan sisa pakan dilakukan setiap hari.
c) Pemberian Vaksin dan Obat-obatan
Vaksinasi ND strain Hitcner B1 dan Gumboro dilakukan setelah ayam
berumur 4 hari melalui tetes mata. Vitamin diberikan pada ayam melalui air
minum pada umur 1, 2, 3, 7, 8 dan 9 hari. Antibiotik diberikan pada umur 4, 5 dan
6 hari.
d) Pengambilan Sampel karkas dan bagian-bagian karkas
Pengambilan sampel karkas dan bagian-bagian karkas dilakukan dengan
cara mengambil satu ekor ayam pada umur 8 minggu, secara acak pada setiap
16
petak (unit) kandang perlakuan kemudian ditimbang untuk mengetahui berat
hidup. Selanjutnya ayam dipotong dan dibersihkan dari non karkas (bulu dan
darah, pemisahan pada bagian kepala, leher dan kaki serta pengeluaran organ
dalam dan jeroan) kemudian dilakukan penimbangan karkas utuh.
Karkas utuh dipisahkan menjadi empat bagian karkas yang terdiri dari paha,
punggung, dada, dan sayap, selanjutnya ditimbang untuk mengetahui berat
bagian-bagian karkas. Selanjutnya bagian-bagian karkas dibandingkan dengan
berat karkas secara utuh. Demikian juga dengan lemak abdominal ditimbang
kemudian dibandingkan dengan berat karkas utuh untuk mengetahui persentase
lemak abdominal terhadap karkas ayam kampun super.

3.4. Variabel Yang diamati


Variabel yang diamati pada penelitian terdiri dari :
3.4.1. Berat hidup
Berat hidup diperoleh dengan cara menimbang ayam hidup pada akhir
penelitian setelah ayam dipuasakan kurang lebih 12 jam yang dapat dinyatakan
dengan satuan gram/ekor (Soeparno, 2005).
3.4.2. Berat karkas
Berat karkas diperoleh dari hasil penimbangan ayam kampung super setelah
dipotong, dibersihkan dari non karkas (bulu dan darah, pemisahan pada bagian
kepala, leher dan kaki serta pengeluaran organ dalam dan jeroan), (Mastika et al.,
2016).
3.4.3. Persentase karkas
Persentase karkas diperoleh dengan membandingkan berat karkas dengan
berat hidup dikalikan 100% (Mastika et al., 2016).
Berat karkas (g)
Persentase karkas (%) = x 100%
Berat hidup (g)

3.4.4. Berat dan persentase bagian-bagian karkas

17
Bagian-bagian karkas ayam kampung super terdiri dari paha, punggung,
dada, dan sayap. Bagian-bagian karkas diperoleh dari utuh yang dibagi menjadi
empat bagian yaitu paha, punggung, dada, dan sayap. Selanjutnya masing-masing
bagian karkas ditimbang untuk mengetahui beratnya dan dibandingkan dengan
berat karkas dikalikan 100% (Mastika et al., 2016).
Berat bagian-bagian karkas (g)
Persentase bagian-bagian karkas (%) = x 100%
Berat karkas (g)

3.5. Analisis Data


Data yang diperoleh dianalisis dengan Analysis Of Variance berdasarkan
Rancangan Acak Lengkap (RAL), jika terdapat pengaruh nyata antara perlakuan
maka uji dilanjutkan dengan uji Duncan. Berikut rumus yang digunakan disajikan
dibawah ini.
Yij = u + Ƭi+ ϵij

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

18
4.1 Bobot Hidup, Bobot Karkas dan Persentase Karkas
Bobot hidup ayam KUB yang di peroleh dari penelitian ini dengan cara
menimbang ayam yang telah di puasakan terlebih dahulu kurang lebih 12 jam.
Bobot hidup adalah salah satu parameter yang sering di amati sebagai tolak ukur
keberhasilan atau tingkat perkembangan produksi yang diinginkan. Bobot karkas
diperoleh dari hasil penimbangan ayam KUB yang telah dipotong, dibersihkan
dari non karkas (bulu dan darah, pemisahan pada bagian kepala, leher dan kaki
serta pengeluaran organ dalam dan jeroan). Persentase karkas diperoleh dengan
membandingkan antara berat karkas dengan berat hidup dikalikan 100%.
Tabel 4. Bobot hidup, bobot karkas dan persentase karkas ayam KUB
Perlakuan
Variabel
P1 P2 P3
Bobot hidup (g/ekor) 682,2 656,8 648,0
Bobot karkas (g/ekor) 487,4 468.8 464,6
Persentase karkas (g/ekor) 71,44 71,37 71,69
Keterangan:
P1 = Ransum dengan 5% ampas tahu fermentasi
P2 = Ransum dengan 10% ampas tahu fermentasi
P3 = Ransum dengan 15% ampas tahu fermentas

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian ampas tahu


fermentasi menggunakan Microbacter alfaafa 11 (MA-11) dalam pakan tidak
berbeda nyata (P0>0,05) terhadap bobot hidup ayam KUB. Hal ini memberikan
arti bahwa pemberian ampas tahu memberikan pengaruh yang sama terhadap
setiap perlakuan. Haryadi (2007) menyatakan bahwa bobot hidup yang dihasilkan
sama, karena konsumsi ransum yang sama pula, keadaan ini terjadi karena nutrien
dalam tubuh ayam KUB digunakan hanya untuk kebutuhan hidup pokok saja,
sehingga belum mencukupi untuk pertumbuhan organ tubuh lainnya.
Data rataan bobot karkas ayam KUB yang diberi ampas tahu fermentasi
MA-11 selama penelitian disajikan pada Tabel 4. Hasil analisis ragam
menunjukan bahwa pemberian ampas tahu terfermentasi dengan MA-11
memberikan pengaruh tidak nyata (P0>0,05) terhadap bobot karkas ayam KUB.
Hal ini berarti bahwa pemberian ampas tahu terfermentasi MA-11 memberikan
hasil yang sama pada setiap perlakuan.

19
Data pada Tabel 4. Menunjukkan bahwa nilai berat karkas ayam KUB
cenderung mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya level ampas tahu
terfermentasi MA-11 dalam ransum, hal ini sejalan dengan penurunan bobot
hidup tidak terlalu besar sehingga tidak menurunkan bobot karkas secara nyata.
Sebagaimana yang dinyatakan oleh Soeparno (2005) bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi persentase berat karkas adalah bobot hidup.
Data pada Tabel 4. menunjukkan bahwa pemberian ampas tahu
terfermentasi dengan MA-11 dalam tidak berpengaruh nyata (P0>0,05) pada
persentase karkas ayam KUB. Rata-rata persentase karkas ayam KUB,
menunjukkan bahwa nilai persentase bagian karkas pada perlakuan P1 682,2
g/ekor lebih tinggi dibanding perlakuan lainnya. Hal ini terjadi karena serat kasar
ransum semakin tinggi dan protein semakin rendah. Subekti et al (2012)
menyatakan bahwa persentase karkas di pengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah bangsa ternak, pakan yang dikonsumsi umur ternak,jenis
kelamin ternak, dan bobot lemak abdominal. Hasil penelitian ini sama sejalan
dengan yang dilaporkan oleh Rattu (2019) bahwa penggunaan ampas tahu
fermentasi sampai pada level 15% mampu mempertahankan persentase karkas.

4.2. Bobot Bagian-Bagian Karkas Dan Persentase Bagian-Bagia Karkas


Ayam KUB

Bagian-bagian karkas adalah bagian-bagian tubuh ternak yang telah


disembelih setelah kepala, kaki dan jeroan dipisahkan. Bagian-bagian karkas
seperti dada, paha, punggung dan sayap diperoleh setelah ditimbang dan
dibandingkan dengan berat karkas dikalikan seratus persen (Mastika et, al., 2016).
Bagian-bagian karkas ayam KUB yang diperoleh dari penelitian disajikan pada
Tabel 5.

Tabel 5. Berat bagian-bagian karkas dan persentase karkas ayam KUB yang
diberi ransum mengandung ampas tahu fermentasi dengan Microbacter
Alfaafa (MA-11).
Perlakuan
Variable
P1 P2 P3
Bobot bagian dada (g/ekor) 141,80 138,60 138,00

20
Persentase bagian dada (%) 29,09 29,56 29,70
Bobot bagian paha (g/ekor) 155,40 147,80 145,40
Persentase bagian paha (%) 31,88 31,52 31,29
Bobot bagian sayap (g/ekor) 62,80 58,80 57,60
Persentase bagian sayap (%) 12,85 12,54 12,39
Bobot bagian punggung (g/ekor) 127,40 123,60 123,60
Persentase bagian punggung (%) 26,13 26,36 26,60

4.2.1 Bobot dada dan persentase Bagian Dada


Potongan bagian dada ayam mempunyai tekstur daging yang sangat empuk
dibandingkan dengan bagian lain. Bagian dada mempunyai kandungan lemak
yang lebih rendah dibandingkan dengan bagian lainnya.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian ampas tahu
terfermentasi MA-11 dalam ransum tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap
berat potongan bagian dada dan persentase bagian dada ayam KUB. Hal ini dapat
berarti bahwa berat potongan bagian dada dan persetase bagian dada diantara
perlakuan adalah sama.
Tatli et al (2007) potongan dada merupakan bagian yang paling banyak
mengandung jaringan otot. Pertumbuhan otot dipengaruhi oleh protein khususnya
asam amino. Data pada Tabel 5. menunjukkan bahwa perlakuan P1 lebih tinggi
dibandingkan dengan perlakuan P2 dan P3. Hasil penelitian ini lebih rendah dari
yang dilaporkan oleh Pravita et al (2016) bahwa pemberian ampas tahu
terfermentasi Saccharomtces sp pada taraf 10% dapat memberikan hasil yang
baik.

4.2.2 Bobot Paha dan Persentase Bagian Paha


Data berat dan persentase berat paha ayam KUB yang diberi ampas tahu
terfermentasi MA-11 dalam ransum disajikan pada Tabel 5. Hasil analisis ragam
menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata (P0>0,05) terhadap
potongan bagian paha dan persentase paha ayam KUB.
Potongan bagian paha ayam dipengaruhi oleh berat potong yang secara
langsung tidak akan mempengaruhi berat karkas dan bagian-bagian karkas. Hal ini
terjadi Karena pemberian ransum setiap unit kandang tidak jauh berbeda, Sesuai
dengan pendapat Yuni Sofianti (2001), bahwa daya cerna dan kualitas ransum
yang relatife sama tidak akan berpengaruh terhadap berat paha.

21
4.2.3 Bobot Sayap Dan Persentase Bagian Sayap
Sayap adalah bagian potongan karkas ayam yang terdiri atas pertulangan.
Hasil penelitian pada Tabel 5. menunjukkan bahwa perlakuan pemberian ampas
tahu terfermentasi MA-11 dalam ransum memberikan pengaruh tidak nyata
(P>0,05) terhadap berat dan pesertase potongan sayap ayam KUB. Hal ini dapat
berarti bahwa masing-masing perlakuan memberikan hasil yang berbeda. Diduga
hal ini dipengaruhi oleh pemberian ransum pada setiap unit kandang tidak jauh
berbeda, ini lebih besar dibandingkan dengan yang di laporkan oleh Talti et, al.
(2007) menyatakan bahwa tingginya persentase sayap pada penelitian disebabkan
oleh pergerakan ayam yang lincah sehingga perkembangan sayap lebih besar.

4.2.4 Bobot Punggung dan Persentase Bagian Punggung


Punggung adalah bagian karkas pada batas persendian tulang belikat yang
berbatasan dengan tulang dada sampai persendian tulang paha kiri dan kanan.
Hasil analisi ragam menunjukan bahwa pengaruh pemberian ampas tahu
terfermentasi MA-11 dalam ransum terhadap berat bagian punggung dan
persentase punggung tidak berpengaruh nyata (P>0,05). Hal ini disebabkan karena
potongan-potongan karkas dipengaruhi oleh bobot karkas. Menurut Resnawati
(2004) bagian punggung lebih banyak mengandung jaringan tulang, sehingga
kandungan mineral dalam pakan lebih mempengaruhi terhadap bobot punggung
dibandingkan dengan protein.

BAB V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

22
Penggunaan ampas tahu fermentasi MA-11 dapat diberikan sampai pada
taraf 15%, tanpa mempengaruhi bobot hidup, berat dan persentase bagian-bagian
karkas ayam KUB.

5.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kemampuan daya
daya cerna ayam KUB yang diberikan ampas tahu terfermentasi MA-11 dalam
pakan.

DAFTAR PUSTAKA
Artarizqi, A.T 2012 MA 11, Kolaborasi Mikroba Super. Dilihat 2 Januari 2022<

23
http;//homschoolingkaksetosemarang.com/article/99275.ma11koaborasi-
mikroba-super.html>.

Bidura, I.G. N. G., T. G. O. Susila, dan I. B. G. Partama. 2008. Limbah Pakan


Ternak Alternatif dan Aplikasi Bioteknologi. Penerbit Udayana University
Press, Denpasar
Djunu, S. S dan E. J. Saleh. 2015. Penggunaan dedak padi difermentasi dengan
cairan rumen dalam ransum terhadap bobot hidup, persentase karkas dan
lemak abdominal, ayam kampung super. Laporan Penelitian. Fakultas
Pertanian Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo.
Fajarudin, M.W., Junus.M. dan E. Setyowati. 2014. Pengaruh lama fermentasi
EM-4 terhadap kandungan protein kasar padatan kering lumpur organik
unit gas bio. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang.
Haryadi D. 2007. Pengaruh pemanfaatan bakteri penghasil pitase (Pantoea
agglomerans) dalam ransum terhadap kualitas karkas ayam broiler. Skripsi
FakultasPertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta.
Hardjosworo, P. S. dan Rukmiasih. 2000. Meningkatkan Produksi Daging
Unggas. Penebar Swadaya, Depok.

Kaleka, N.2015. Berternak itik Tanpa Bau dan Tampa Angon. Penerbit
Arcitra,Yogyakarta

Kartika.2009. Pemanfaatan Limbah Padat Industri Tahu Menjadi Soya Beans


Nugget Sebagai Upaya Pemberdayaan Perempuan. Surakarta: UNS.

Kartasudjana, R. Dan E. Suprijadna. 2010. Manajemen Ternak Unggas.Penebar


Swadaya. Jakarta.

Laboratorium Nutrisi, Makanan Ternak, Universitas Hasanudin Makasar (2022)


kandungan Energi dan Protein Serta Serat Kasar Ampas Tahu yang
Difermentasi dengan Microbacter alfaafa dan EM 4

Mastika, I M., I M. Nuryasa, A. W. Puger. 2016. Uji kemampuan kulit poki


terfermentasi dalam pakan ayam buras. Jurnal Unud Fakultas
Peternakan.Denpasar.

Mahfudz, L. D. 2006. Ampas tahu fermentasi sebagai bahan pakan ayam


pedaging. Caraka Tani, Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol 21 (1): 39-45.

Noor, Tami Fara D., 2013. Pemanfaatan tepung ampas tahu pada pembuatan pada
pembuatan produk Cookies. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta,
Yogyakarta.

24
Nurhayati, B. N. 2020. Kandungan nutrisi ampas tahu yang difermentasi dengan
Trichoderna viride, saccaromyces cerevisiae dan kombinasinya. Skripsi.
Jurusan Ilmu Ternak: Fakultas Peternakan, Universitas Jambi.

Nugroho, A. E. 2012, Farmakologi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta

Nahashons S. N., Adefope, A. Amenyenu and D. Wright. 2005. Effects of dietary


metabolizable energy and crude protein concentration on growth
performance and carcass characteristics of French guine broler. Poultry
Science. 84 : 337–344.

Pravita N.P.W.N, I.G.N.G Bidura. & D.P.M.A. Candrawati. (2016) Persentase


daging dada dan paha broiler yang diberi ampas tahu fermentasi dengan
khamir Junal Saccharomyces sp. sebagai inokulan probiotik.

Pasaribu. T. 2007. Produk Fermentasi Limbah Pertanian sebagai Bahan Pakan


Unggas Di Indonesia. Wartazoa 17(3): 109-116

Pelczar, M., & Chan, E. C. (2007). Dasar-Dasar Mikrobiologi (1sted.).


Universitas Indonesia Press, Jakarta:

Rasyaf, M. 2005. Pengelolaan Usaha Peternakan Ayam Kampung. Penebar


Swadaya. Jakarta.

Rattu, F. (2019) Pengaruh ampas tahu fermentasi dalam ransum terhadap


Persentase karkas, bagian karkas serta lemak abdominal ayam kampung.
Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

Resnawati, H . 2004. Bobot potongan karkas dan lemak abdomen ayam ras
pedaging yang diberi ransum mengandung tepung cacing tanah
(lumbricus rubellus). Balai Penelitian Ternak Bogor.

Sadzali, Imam. 2010. Potensi Limbah Tahu Sebagai Biogas. Jurnal UI Untuk
Bangsa Seri Kesehatan, Sains, dan Teknologi 1 (12) :62-69

Setioko, A. R dan S. Iskandar. 2005. Review Hasil Penelitian dan Dukungan


Tekhnologi Dalam Pembangunan Ayam Lokal. Semarang , 25 September
2005. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor. Hal. 10-19.

Suprihatin, 2010. Teknologi Fermentasi. Universitas Negeri Surabaya Press,


Surabaya.

Soeparno. 2005. Ilmu dan teknologi daging. Cetakan ke . Gadja Mada University
Press, Yogyakarta.

Siagian.H.S,S.Kismiati, E. Suprijatna. 2015. Pengaruh Penggunaan Tepung


Limbah Rumput Laut (Gracilaria Verrucosa)TerhadapProduksi Karkas

25
Puyuh (Coturnix Coturnix Japonica) JantanUmur 10 Minggu. Fakultas
Peternakan Dan Pertanian, Universitas Diponegoro Semarang, Semarang.

Singarimbun, J. F., Mahfuds, L. D., & Suprijatna, E. 2013. Pengaruh pemberian


pakan dengan level protein berbeda terhadap kualitas karkas hasil
persilangan ayam bangkok dan ayam arab. Animal Agriculture Journal,
2(2), 15–25. Jakarta.

Subekti, K. Abbas, H,. & Zura, K. A. (2012). Kualitas karkas (berat karkas,
Persentase karkas dan lemak abdomen) ayam broiler yang diberi kombinasi
CPO (Ccude Palm Oil) dan vitamin C (Ascorbic Acid) dalam ransum
sebagai anti stress. Jurnal peternakan Indonesia (Indonesian journal of
animal science), 14(3)447. http://doi.org/10.25 077/ jpi.14.3.447- 453.2012.

Suprijatna, E., U. Atmomarsono, dan R. Kartasudjana. 2008. Ilmu Dasar Ternak


Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sari, N. M. L. P., Bidura, I.G.N.G, dan Siti, N. W. 2016. Pengaruh ransum yang
mengandung ampas tahu difermentasi dengan khamir Saccharomyces sp
terhadap komposisi fisik karkas broiler umur 6 minggu. Jurnal Peternakan
Tropika. 4(1):170-183.
Soeparno 1998. Ilmu dan Terkhnologi Daging. Gajah Mada University Press,
Yogyakarta

Tatli Seven, P., Seven ., Yimaz, M., & Simsek, U. G. (2007). The Effects Of
Turkish Propolish on groth and carss characteristics in broiler under heat.

Witariadi, N. M. A.A. P. Putra Wibawa, dan I W. Wirawan. 2016. “ Pemanfaatan


Ampas Tahu yang Difermentasi dengan Inokulan Pribiotik Dalam Ransum
Terhadap Performans Broiler :. Majalah Ilmiah Peternkan. 19(3) : 116

Yuniarti, D. 2011. Persentase dan Berat karkas serta Berat Lemak Abdominal
Broiler Yang Diberi Pakan Mengandung Tepung Daun Katuk (Sauropu
sandrogynus), Tepung Rimpang Kunyit(curcuma domestica vall) dan
Kombinasinya. Skripsi.Program Studi Teknologi hasil
ternak.FakultasPeternakan.Univertsitas Hasanuddin.Makassar.

Yuni sofianti., 2001. Pengaruh pemberian ampas tahu dalam ransum terhadap
kualitas karkas broiler. Skripsi. Universitas Bengkulu. Bengkulu.

26
LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Analisis Bobot Hidup

Descriptive Statistics
Dependent Variable: bobot_hidup
perlakuan Mean Std. Deviation N
P1 682.2000 42.98488 5
P2 656.8000 60.37549 5
P3 648.0000 65.13064 5
Total 662.3333 54.83308 15

Levene's Test of Equality of Error Variancesa,b


Levene Statistic df1 df2 Sig.
bobot_hidup Based on Mean .628 2 12 .550
Based on Median .433 2 12 .658
Based on Median and with .433 2 11.111 .659
adjusted df
Based on trimmed mean .648 2 12 .541
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.
a. Dependent variable: bobot_hidup
b. Design: Intercept + perlakuan

Tests of Between-Subjects Effects


Dependent Variable: bobot_hidup
Type III Sum of
Source Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 3153.733 a
2 1576.867 .486 .627
Intercept 6580281.667 1 6580281.667 2027.843 .000
perlakuan 3153.733 2 1576.867 .486 .627
Error 38939.600 12 3244.967
Total 6622375.000 15
Corrected Total 42093.333 14
a. R Squared = ,075 (Adjusted R Squared = -,079)

27
Lampiran 2. Hasil Analisis Berat Karkas

Descriptive Statistics
Dependent Variable: berat_karkas
perlakuan Mean Std. Deviation N
P1 487.4000 41.88436 5
P2 468.8000 49.70614 5
P3 464.6000 53.99815 5
Total 473.6000 46.31846 15

Levene's Test of Equality of Error Variancesa,b


Levene Statistic df1 df2 Sig.
berat_karkas Based on Mean .306 2 12 .742
Based on Median .209 2 12 .814
Based on Median and with .209 2 11.685 .814
adjusted df
Based on trimmed mean .316 2 12 .735
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.
a. Dependent variable: berat_karkas
b. Design: Intercept + perlakuan

Tests of Between-Subjects Effects


Dependent Variable: berat_karkas
Type III Sum of
Source Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 1472.400 a
2 736.200 .309 .740
Intercept 3364454.400 1 3364454.400 1413.478 .000
perlakuan 1472.400 2 736.200 .309 .740
Error 28563.200 12 2380.267
Total 3394490.000 15
Corrected Total 30035.600 14
a. R Squared = ,049 (Adjusted R Squared = -,109)

Lampiran 3. Hasil Analisis Persentase Karkas


28
Descriptive Statistics
Dependent Variable: persentase_karkas
perlakuan Mean Std. Deviation N
P1 71.3640 1.67234 5
P2 72.5020 3.50598 5
P3 71.6080 1.20900 5
Total 71.8247 2.23273 15

Levene's Test of Equality of Error Variancesa,b


Levene Statistic df1 df2 Sig.
persentase_karkas Based on Mean 1.408 2 12 .282
Based on Median .648 2 12 .540
Based on Median and with .648 2 5.398 .559
adjusted df
Based on trimmed mean 1.054 2 12 .379
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.
a. Dependent variable: persentase_karkas
b. Design: Intercept + perlakuan

Tests of Between-Subjects Effects


Dependent Variable: persentase_karkas
Type III Sum of
Source Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 3.590 a
2 1.795 .325 .728
Intercept 77381.741 1 77381.741 14026.631 .000
perlakuan 3.590 2 1.795 .325 .728
Error 66.201 12 5.517
Total 77451.532 15
Corrected Total 69.791 14
a. R Squared = ,051 (Adjusted R Squared = -,107)

Lampiran 4. Hasil Analisis Dada

29
Descriptive Statistics
Dependent Variable: dada
perlakuan Mean Std. Deviation N
P1 141.8000 11.92476 5
P2 138.6000 12.81796 5
P3 138.0000 14.88288 5
Total 139.4667 12.40315 15

Levene's Test of Equality of Error Variancesa,b


Levene Statistic df1 df2 Sig.
dada Based on Mean .290 2 12 .753
Based on Median .060 2 12 .942
Based on Median and with .060 2 9.984 .942
adjusted df
Based on trimmed mean .276 2 12 .764
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.
a. Dependent variable: dada
b. Design: Intercept + perlakuan

Tests of Between-Subjects Effects


Dependent Variable: dada
Type III Sum of
Source Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 41.733 a
2 20.867 .119 .889
Intercept 291764.267 1 291764.267 1657.752 .000
perlakuan 41.733 2 20.867 .119 .889
Error 2112.000 12 176.000
Total 293918.000 15
Corrected Total 2153.733 14
a. R Squared = ,019 (Adjusted R Squared = -,144)

Lampiran 5. Hasil Analisis Persentase Dada

30
Descriptive Statistics
Dependent Variable: persentase_dada
perlakuan Mean Std. Deviation N
P1 27.6140 2.21675 5
P2 29.6200 1.30599 5
P3 29.7380 1.00716 5
Total 28.9907 1.78855 15

Levene's Test of Equality of Error Variancesa,b


Levene Statistic df1 df2 Sig.
persentase_dada Based on Mean 3.052 2 12 .085
Based on Median 1.159 2 12 .347
Based on Median and with 1.159 2 8.228 .360
adjusted df
Based on trimmed mean 2.927 2 12 .092
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.
a. Dependent variable: persentase_dada
b. Design: Intercept + perlakuan

Tests of Between-Subjects Effects


Dependent Variable: persentase_dada
Type III Sum of
Source Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 14.249 a
2 7.124 2.800 .100
Intercept 12606.881 1 12606.881 4954.269 .000
perlakuan 14.249 2 7.124 2.800 .100
Error 30.536 12 2.545
Total 12651.666 15
Corrected Total 44.785 14
a. R Squared = ,318 (Adjusted R Squared = ,205)

Lampiran 6. Hasil Analisis Punggung

31
Descriptive Statistics
Dependent Variable: punggung
perlakuan Mean Std. Deviation N
P1 127.4000 9.37017 5
P2 123.6000 10.45466 5
P3 123.6000 11.86592 5
Total 124.8667 9.99905 15

Levene's Test of Equality of Error Variancesa,b


Levene Statistic df1 df2 Sig.
punggung Based on Mean .347 2 12 .714
Based on Median .132 2 12 .877
Based on Median and with .132 2 10.961 .878
adjusted df
Based on trimmed mean .324 2 12 .729
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.
a. Dependent variable: punggung
b. Design: Intercept + perlakuan

Tests of Between-Subjects Effects


Dependent Variable: punggung
Type III Sum of
Source Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 48.133a 2 24.067 .214 .811
Intercept 233875.267 1 233875.267 2076.430 .000
perlakuan 48.133 2 24.067 .214 .811
Error 1351.600 12 112.633
Total 235275.000 15
Corrected Total 1399.733 14
a. R Squared = ,034 (Adjusted R Squared = -,127)

Lampiran 7. Hasil Analisis Persentase Punggung

32
Descriptive Statistics
Dependent Variable: persentase_punggung
perlakuan Mean Std. Deviation N
P1 26.1740 .96454 5
P2 26.4140 .67641 5
P3 26.6640 .86295 5
Total 26.4173 .80758 15

Levene's Test of Equality of Error Variancesa,b


Levene
Statistic df1 df2 Sig.
persentase_punggung Based on Mean .485 2 12 .627
Based on Median .349 2 12 .712
Based on Median and with .349 2 11.721 .712
adjusted df
Based on trimmed mean .529 2 12 .602
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.
a. Dependent variable: persentase_punggung
b. Design: Intercept + perlakuan

Tests of Between-Subjects Effects


Dependent Variable: persentase_punggung
Type III Sum of
Source Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model .600 a
2 .300 .422 .665
Intercept 10468.133 1 10468.133 14726.288 .000
perlakuan .600 2 .300 .422 .665
Error 8.530 12 .711
Total 10477.263 15
Corrected Total 9.130 14
a. R Squared = ,066 (Adjusted R Squared = -,090)

Lampiran 8. Hasil Analisis Sayap

33
Descriptive Statistics
Dependent Variable: sayap
perlakuan Mean Std. Deviation N
P1 62.8000 8.07465 5
P2 58.8000 9.54987 5
P3 57.6000 10.80740 5
Total 59.7333 9.12975 15

Levene's Test of Equality of Error Variancesa,b


Levene Statistic df1 df2 Sig.
sayap Based on Mean .330 2 12 .725
Based on Median .320 2 12 .732
Based on Median and with .320 2 11.675 .732
adjusted df
Based on trimmed mean .342 2 12 .717
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.
a. Dependent variable: sayap
b. Design: Intercept + perlakuan

Tests of Between-Subjects Effects


Dependent Variable: sayap
Type III Sum of
Source Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 74.133 a
2 37.067 .407 .674
Intercept 53521.067 1 53521.067 587.713 .000
perlakuan 74.133 2 37.067 .407 .674
Error 1092.800 12 91.067
Total 54688.000 15
Corrected Total 1166.933 14
a. R Squared = ,064 (Adjusted R Squared = -,093)

Lampiran 9. Hasil Analisis Persentase Sayap

34
Descriptive Statistics
Dependent Variable: persentase_sayap
perlakuan Mean Std. Deviation N
P1 12.8560 .87383 5
P2 12.4880 .85183 5
P3 12.3200 1.03179 5
Total 12.5547 .88507 15

Levene's Test of Equality of Error Variancesa,b


Levene Statistic df1 df2 Sig.
persentase_sayap Based on Mean .171 2 12 .845
Based on Median .082 2 12 .922
Based on Median and with .082 2 11.360 .922
adjusted df
Based on trimmed mean .173 2 12 .843
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.
a. Dependent variable: persentase_sayap
b. Design: Intercept + perlakuan

Tests of Between-Subjects Effects


Dependent Variable: persentase_sayap
Type III Sum of
Source Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model .752 a
2 .376 .441 .653
Intercept 2364.295 1 2364.295 2777.384 .000
perlakuan .752 2 .376 .441 .653
Error 10.215 12 .851
Total 2375.262 15
Corrected Total 10.967 14
a. R Squared = ,069 (Adjusted R Squared = -,087)

Lampiran 10. Hasil Analisis Paha

35
Descriptive Statistics
Dependent Variable: paha
perlakuan Mean Std. Deviation N
P1 155.4000 15.12614 5
P2 147.8000 19.66469 5
P3 145.4000 19.71801 5
Total 149.5333 17.50456 15

Levene's Test of Equality of Error Variancesa,b


Levene Statistic df1 df2 Sig.
paha Based on Mean .433 2 12 .658
Based on Median .209 2 12 .814
Based on Median and with .209 2 11.646 .815
adjusted df
Based on trimmed mean .412 2 12 .671
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.
a. Dependent variable: paha
b. Design: Intercept + perlakuan

Tests of Between-Subjects Effects


Dependent Variable: paha
Type III Sum of
Source Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 272.533 a
2 136.267 .407 .674
Intercept 335403.267 1 335403.267 1001.902 .000
perlakuan 272.533 2 136.267 .407 .674
Error 4017.200 12 334.767
Total 339693.000 15
Corrected Total 4289.733 14
a. R Squared = ,064 (Adjusted R Squared = -,093)

Lampiran 11. Hasil Analisis Persentase Paha

36
Descriptive Statistics
Dependent Variable: persentase_paha
perlakuan Mean Std. Deviation N
P1 31.8620 .56127 5
P2 31.4800 1.47582 5
P3 31.2840 1.72519 5
Total 31.5420 1.27452 15

Levene's Test of Equality of Error Variancesa,b


Levene Statistic df1 df2 Sig.
persentase_paha Based on Mean 1.425 2 12 .278
Based on Median .677 2 12 .526
Based on Median and with .677 2 8.434 .534
adjusted df
Based on trimmed mean 1.291 2 12 .311
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.
a. Dependent variable: persentase_paha
b. Design: Intercept + perlakuan

Tests of Between-Subjects Effects


Dependent Variable: persentase_paha
Type III Sum of
Source Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model .864 a
2 .432 .237 .793
Intercept 14923.466 1 14923.466 8185.689 .000
perlakuan .864 2 .432 .237 .793
Error 21.877 12 1.823
Total 14946.208 15
Corrected Total 22.741 14
a. R Squared = ,038 (Adjusted R Squared = -,122)

Lampiran 12. Dokumentasi Penelitian

37
Gambar 2. Pembersihan Non- Karkas

Gambar 3. Penimbangan Karkas Utuh

Gambar 4. Pemisahan dan Penimbangan Bagian-Bagian Karkas

38

Anda mungkin juga menyukai