Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PENDAHULUAN

STASE MATERNITAS
HIPERTENSI PADA IBU HAMIL (PRE EKLAMSI)
PADA NY. S PASIEN PUSTU DUAMPANUA KEC. ANREAPI

PATIMAH

Nim :

CI LAHAN CI INSTITUSI

_______________
_______________

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA GENERASI

PROGRAM STUDI PROFESI (NERS) KEPERAWATAN

TAHUN 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN

ANTE NATAL CARE DENGAN PRE EKLAMSI

A. Konsep Ante Natal Care (Kehamilan)


1. Defenisi
Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari. (40 minggu
atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.\
Kehamilan dibagi dalam 3 trimester yaitu:
1.Trimester I: dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan kehamilan.
2.Trimester II: dimulai dari bulan ke 4 sampai 6 bulan kehamilan.
3.Trimester III: dimulai dari bulan ke 7 sampai 9 bulan (Saifuddin, 2002:89)
Antenatal care adalah, pengawasan sebelum persalinan terutama
ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim,
sedangkan pengawasan sebelum persalinan terutama yang ditujukan pada
ibu disebut ante partal care. Antenatal adalah perawatan fisik dan mental
sebelum persalinan yaitu sejak masa kehamilan.
Antenatal ini bersifat preventife care dan tujuan secara umumnya
adalah mencegah hal-hal yang kurang baik bagi bayi maupun ibu (Prof
Sulaiman Sastra Winata).
Antenatal care adalah perawatan selama masa kehamilan sebagai
suatu manajemen kehamilan di mana ibu dan anaknya diharapkan sehat dan
baik (Hanifa Wiknjosastro, SPOG, dkk (2002) Ilmu Kebidanan)
2. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung
telur (ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke
dalam sel telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina
dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu
masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di
bagian yang mengembang oleh tuba falofi. Disekitar sel telur banyak
berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang
melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki,
masuklah salah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur.
Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi = fertilitas). Ovum yang telah
dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh rambut getar tuba),
menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari
pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari. Untuk menyuplai
darah ke sel-sel makanan bai mudligah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta)
jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel
telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi (konsepsi = fertilitas),
nidasi dan plasenta.

a)Sel telur (ovum)


Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di
geneta-bridge

b) Sel mani (spermatozoa)


Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala, berbentuk
lonjong agak gepeng berisi inti (nucleus), leher yang menghubungkan
kepala dengan bagian tengah, dan ekor yang dapat bergetar sehingga
sperma dapat bergerak dengan cepat.

c)Pembuahan (konsepsi = fertilitas) Pembuahan adalah suatu peristiwa


penyatu antara sel mani dengan sel telur di tuba pallofi. Terjadi pada 1/3
distal tuba. Mengalami pembelahan: zigot- morula- balstula.

d) Nidasi (implantasi ) Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya


hasil konsepsi ke dalam endometrium. Terjadi hari ke 4-7 hari setelah
konsepsi.

e)Plasentasi: Tumbuh kembangnya khorion dan desidua. Pembentukan plasenta.


Pada akhir bulan ke-4 plasenta terbentuk lengkap.
3. Perubahan fisiologi wanita hamil
Hampir seluruh tubuh wanita mengalami perubahan, terutama pada pada
alat kandung, dan juga organ lainnya.
a) Uterus
Ukuran : karena hipertropi dan hyperplasia otot polos rahim 30 x 25 x 20
cm dengan kapasitas 400 cc (pada kelamin cukup bulan). Berat : dari 30
gr – 1000 gr, panjang 32 cm dan lebar 24 cm. Posisi : Awal ;
antefleksi/retrofleksi, 4 bulan ; berada pada rongga pelvis, akhir ; rongga
perut sampai hati.
Menurut spiegelberg, mengukur TFU dari simfisis:

 Kehamilan 22 - 28 minggu : 24 - 2 5 cm dari simfisis

 Kehamilan 28 minggu : 26,7 cm dari simfisis

 Kehamilan 30 minggu : 29,5 - 30 cm dari simfisis

 Kehamilan 34 minggu : 31 cm dari simfisis.

 Kehamilan 36 minggu : 32 cm dari simfisis.

 Kehamilan 38 minggu : 33 cm dari simfisis.

 Kehamilan 40 minggu : 37,7 cm dari simfisis

Tanda Hegar: Perubahan pada istmus uteri menjadi lebih panjang dan
lunak sehingga pada pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari dapat saling
sentuh. Tanda Piskacek: Pertumbuhan rahim tidak sama ke semua arah tetapi
pertumbuhan cepat didaerah implantasi plasenta, sehingga rahim bentuknya
tidak sama. Braxton Hicks: Kontraksi uterus yang disebabkan oleh terjadinya
gangguan perimbangan hormonal dimana estrogen dan progesteron berubah
konsentrasinya sehingga progesteron mengalami penurunan.
b) Serviks
Servik menjadi lebih lunak karena pembuluh darah dalam serviks
bertambah disebut tanda “goodell”.
c) Indung telur (ovarium)
Ovulasi terhenti sampai terbentuknya uri. Ovarium yang mengandung
korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai
terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur 16 minggu.
d) Vagina dan vulva
kekenyalan atau elastisitas bertambah artinya daya regang bertambah
sebagai persiapan persalinan
Tanda Chadwicks: Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh
darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan
kebiru-biruan.
e) Perubahan pada organ dan sistem lainnya :
Sistem sirkulasi darah
 Volume darah
serum darah meningkat 25-30 %, sel darah bertamabah 20%. Curah
jantung akan bertambah sekitar 30%
 Protein darah
Jumlah protein, albumin menurun, pada triwulan I secara bertahap
meningkat sampai akhir kehamilan
 Hitung jenis dan Hb
Hematokrit menurun karena volume plasma darah eritrosit meningkat
untuk kebutuhan oksigen
 Nadi dan TD TD menurun, nadi meningkat rata-rata 84x/mnt
 Jantung Pompa jantung meningkat pada triwulan I sampai menurun pada
minggu terakhir, EKG kadang memperlihatkan deviasi aksis ke kiri
f) Sistem pernapasan
 Sesak dan napas pendek sampai usus tertekan ke arah diafragma akibat
pembesaran rahim.
 Kapasitas vital paru meningkat.
 Napas dalam dan yang lebih menonjol pernapasan dada
g) Sistem pencernaan
• nafsu makan meningkat, sekresi usu berkurang, aktivitas peristaltik
menurun akibatnya bising usus menghilang karena konstipasi. Aliran
darah ke panggul dan tekanan vena meningkat menyebabkan haemoroid.
Saliva meningkat, mual dan muntah
• Tonus otot saluran pencernaan menurun sehingga motilitas
• Muntah (emesis gravidarum) pada hari (morning sickness) pengaruh
hormon HCG
h) Tulang dan gigi
 Sendi panggul terasa lebih longgar sampai ligament dan melunak
 Kalsium maternal pada tulang panjang menurun untuk memenuhi
kebutuhan kalsium janin
i) Kulit:
Terjadi hiperpigmentasi pada :
• Muka : cloasma gravida
• Payudara : putting susu dan areola payudara
• Perut : striae gravidarum(garis-garis memanjang atau serong pada perut,
memanjang dari simpisis ke umbilikalis), cicatrix (selulit)
j) Kelenjarendokrin
 Kelenjar tiroid : dapat membesar sedikit
 Kelenjar hipofise : dapat membesar terutama lobus anterior
 Kelenjar adrenal : tidak satu berpengaruh ( – )
k) Payudara
 Payudara bertambah besar, tegang dan berat
 Dapat teraba noduli-noduli akibat hipertrofi kelenjar alveoli
 Bayangan vena lebih membiru
 Kaku diperas keluar kolostrum berwarna kuning.
l) Metabolisme
 BMR meningkat 15 – 20% terutama trimester ketiga
 Kebutuhan protein meningkat untuk pertumbuhan fetus, payudara.
Laktasi
 Sering haus, nafsu makan kuat, sering kencing.
 Kolesterol meingkat karena somatotoropin membentuk lemak.
 BB bumil meningkat 6,5 – 16 kg disebabkan oleh - Janin, uri, air
ketuban, uterus - Payudara, uri, darah, lemak, protein, retensi urine.
 Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktas
m) Kenaikan berat badan
 trimester I : 1 Kg
 trimester II: 5 kg
 trimester III: 5,5 kg
4. Pelayanan antenatal
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga
profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu
bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai
dengan standard minimal pelayanan antenatal yang meliputi 5T yaitu:
 timbang berat badan
 ukur tinggi badan
 ukur tekanan darah
 pemberian imunisasi TT
 ukur tinggi fundus uteri serta pemberian tablet besi minimal 90 tablet
selama masa kehamilan.
5. Jadwal kunjungan
Jadwal pemeriksaan (usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir) :
 Sampai 28 minggu 1 kali setiap bulan
 29-36 minggu setiap 2 minggu sekali
 Di atas 36 minggu setiap minggu sekali). Kecuali jika ditemukan
kelainan atau faktor resiko yang memerlukan penatalaksanaan medik
lain, pemeriksaan harus lebih sering dan intensif.
 Untuk ibu hamil:
Trimester Waktu kunjungan Tindakan
I dan II Sebulan sekali. a) Pemeriksaan laboratorium.
b) Pemeriksaan ultrasonografi.
c) Nasehat diet tentang menu
seimbang.
d) Observasi adanya penyakit
yang dapat mempengaruhi
kehamilan, resiko
komplikasi kehamilan.
e) Rencana untuk pengobatan
penyakit, menghindari
terjadinya komplikasi
kehamilan, dan imunisasi
Tetanus Toksoid I.
III Dua minggu sekali sampai a) Evaluasi data laboratorium
ada tanda kelahiran. untuk melihat hasil
pengobatan.
b) Diet menu seimbang.
c) Pemeriksaan
ultrasonografi.
d) Imunisasi Tetanus Toksoid
II.
e) Observasi adanya penyakit
yang dapat mempengaruhi
kehamilan, komplikasi
kehamilan.
f) Rencana untuk pengobatan.
g) Nasehat tentang tanda-tanda
inpartu, kemana harus
datang untuk melahirkan.

6. Tahap pengkajian
a) Anamnesis
 Identitas Pasien
Identitas umum, perhatian pada usia ibu, status perkawinan dan
tingkat pendidikan. Range usia reproduksi sehat dan aman antara 20-
30 tahun. Pada kehamilan usia remaja, apalagi kehamilan di luar
nikah, kemungkinan ada unsur penolakan psikologis yang tinggi.
Tidak jarang pasien meminta aborsi. Usia muda juga faktor kehamilan
risiko tinggi untuk kemungkinan adanya komplikasi obstetri seperti
preeklampsia, ketuban pecah dini, persalinan preterm, abortus.
 Keluhan utama
Sadar/tidak akan kemungkinan hamil, apakah semata-mata ingin
periksa hamil, atau ada keluhan / masalah lain yang dirasakan.
 Riwayat kehamilan sekarang / riwayat penyakit sekarang
Ada/tidaknya gejala dan tanda kehamilan. Jika ada amenorea, kapan
hari pertama haid terakhir, siklus haid biasanya berapa hari. Hal ini
penting untuk memperkirakan usia kehamilan menstrual dan
memperkirakan saat persalinan menggunakan Rumus Naegele (h+7 b-
3 + x + 1mg) untuk siklus 28 + x hari. Ditanyakan apakah sudah
pernah periksa kehamilan ini sebelumnya atau belum (jika sudah,
berarti ini bukan kunjungan antenatal pertama, namun tetap penting
untuk data dasar inisial pemeriksaan kita). Apakah ada keluhan /
masalah dari sistem organ lain, baik yang berhubungan dengan
perubahan fisiologis kehamilan maupun tidak.
 Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit sistemik lain yang mungkin mempengaruhi atau
diperberat oleh kehamilan (penyakit jantung, paru, ginjal, hati,
diabetes mellitus), riwayat alergi makanan / obat tertentu dan
sebagainya. Ada/tidaknya riwayat operasi umum / lainnya maupun
operasi kandungan (miomektomi, sectio cesarea dan sebagainya).
 Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit sistemik, metabolik, cacat bawaan, dan sebagainya.
 Riwayat khusus obstetri ginekologi
Adakah riwayat kehamilan / persalinan / abortus sebelumnya
(dinyatakan dengan kode GxPxAx, gravida / para / abortus), berapa
jumlah anak hidup. Ada/tidaknya masalah2 pada kehamilan /
persalinan sebelumnya seperti prematuritas, cacat bawaan, kematian
janin, perdarahan dan sebagainya. Penolong persalinan terdahulu, cara
persalinan, penyembuhan luka persalinan, keadaan bayi saat baru
lahir, berat badan lahir jika masih ingat.
 Riwayat menarche: siklus haid, ada/tidak nyeri haid atau gangguan
haid lainnya, riwayat penyakit kandungan lainnya. kapan HPHT, hali
ini penting untuk memperkirakan usia kehamilan menstrual dan
memperkirakan atau menentukan tanggal persalinan menggunakan
rumus Naegele:
 Riwayat kontrasepsi, lama pemakaian, ada masalah/tidak.
 Riwayat sosial / ekonomi Pekerjaan, kebiasaan, kehidupan sehari-hari.
b). Objektif
a. Status generalis / pemeriksaan umum
 Penilaian keadaan umum, kesadaran, komunikasi.
 Tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan), tinggi/berat
badan.
Kemungkinan risiko tinggi pada ibu dengan tinggi < 145 cm, berat
badan 75 kg. Batas hipertensi pada kehamilan yaitu 140/90 mmHg
(nilai diastolik lebih bermakna untuk prediksi sirkulasi plasenta).
 Kepala ada/tidaknya nyeri kepala (anaemic headache nyeri frontal,
hypertensive / tension headache nyeri suboksipital berdenyut).
 Mata konjungtiva pucat / tidak, sklera ikterik / tidak.
 Mulut / THT ada tanda radang / tidak, lendir, perdarahan gusi,
gigigeligi.
 Paru / jantung / abdomen inspeksi palpasi perkusi auskultasi umum.
 Ekstremitas diperiksa terhadap edema, pucat, sianosis, varises,
simetri (kecurigaan polio, mungkin terdapat kelainan bentuk
panggul). Jika ada luka terbuka atau fokus infeksi lain harus
dimasukkan menjadi masalah dan direncanakan
penatalaksanaannya.
b. Status obstetricus / pemeriksaan khusus obstetrik
 Proses
Sebelum palpasi abdominal: Kosongkan kandung kemih.
Baringkan ibu terlentang dengan bagian atas tubuhnya disangga
bantal
 Abdomen
Inspeksi : membesar/tidak (pada kehamilan muda pembesaran
abdomen mungkin belum nyata).
Palpasi : tentukan tinggi fundus uteri (pada kehamilan muda
dilakukan dengan palpasi bimanual dalam, dapat diperkirakan
ukuran uterus - pada kehamilan lebih besar, tinggi fundus dapat
diukur dengan pita ukuran sentimeter, jarak antara fundus uteri
dengan tepi atas simfisis os pubis).
1) Leopold I
Tujuan:
 Menentukan umur kehamilan melalui tinggi fundus uteri
dengan menggunakan jari atau meteran.
 Meraba bagian janin yang di fundus dengan kedua telapak
tangan
Menyimpulkan bagian yang teraba di fundus:
 Kepala: teraba keras, bundar dan melenting
 Bokong: kurang bundar dan kurang melenting
 Letak lintang: fundus uteri kosong
2) Leopold II
Tujuan:
 Menentukan letak punggung janin dan letak bagian terkecil
janin (letak membujur)
 Meraba kepala janin disebelah kanan atau kiri (letak lintang)
Menyimpulkan bagian punggung dan bagian terkecil:
 Punggung: bila pemeriksa merasakan adanya tahanan uterus
dari atas kebawah seperti memapan
 Bagian kecil: pada arah yang berlawanan dari punggung
teraba benjolan kecil (kaki dan tangan janin)
3) Leopold III
Tujuan:
 Menentukan bagian janin apa yang terdapat dibagian bawah
ibu
Menyimpulkan:
 Kepala: besar, bulat, keras, melenting (bila belum masuk
PAP)
 Bokong: besar tidak keras
 Lintang: tidak teraba bagian besar
4) Leopold IV
Tujuan:
 Menentukan sampai dimana bagian terbawah janin sudah
masuk PAP.
Menyimpulkan:
 Convergen: belum masuk PAP (kedua jari tangan bisa
bertemu) kepala belum masuk PAP.
 Divergen: sudah masuk ke rongga panggul/PAP (tangan
tidak bisa bertumpu/sejajar), kepala sudah masuk PAP.
 Taksiran berat janin (TBJ) Rumus “Johnson-Tossec”: TFU (cm) -
(11/12) x 155 gram. Atau BB = (Md – 11/12) x 155 gram.
 Auskultasi : Dengan stetoskop kayu Laennec atau alat Doppler
yang ditempelkan di daerah punggung janin, dihitung frekuensi
pada 5 detik pertama, ketiga dan kelima, kemudian dijumlah dan
dikalikan 4 untuk memperoleh frekuensi satu menit. Sebenarnya
pemeriksaan auskultasi yang ideal adalah denyut jantung janin
dihitung seluruhnya selama satu menit. Batas frekuensi denyut
jantung janin normal adalah 120-160 denyut per menit. Takikardi
menunjukkan adanya reaksi kompensasi terhadap beban / stress
pada janin (fetal stress), sementara bradikardi menunjukkan
kegagalan kompensasi beban / stress pada janin (fetal
distress/gawat janin).
 Genitalia eksterna Inspeksi luar : keadaan vulva / uretra, ada
tidaknya tanda radang, luka / perdarahan, discharge, kelainan
lainnya. Labia dipisahkan dengan dua jari pemeriksa untuk inspeksi
lebih jelas. Inspeksi dalam menggunakan spekulum (in speculo) :
Labia dipisahkan dengan dua jari pemeriksa, alat spekulum Cusco
(cocorbebek) dimasukkan ke vagina dengan bilah vertikal
kemudian di dalam liang vagina diputar 90o sehingga horisontal,
lalu dibuka. Deskripsi keadaan porsio serviks (permukaan, warna),
keadaan ostium, ada/tidaknya darah/cairan/ discharge di forniks,
dilihat keadaan dinding dalam vagina, ada/tidak tumor, tanda
radang atau kelainan lainnya. Spekulum ditutup horisontal, diputar
vertikal dan dikeluarkan dari vagina
 Genitalia interna Palpasi : colok vaginal (vaginal touché) dengan
dua jari sebelah tangan dan BIMANUAL dengan tangan lain
menekan fundus dari luar abdomen. Ditentukan konsistensi, tebal,
arah dan ada/tidaknya pembukaan serviks. Diperiksa ada/tidak
kelainan uterus dan adneksa yang dapat ditemukan. Ditentukan
bagian terbawah. Pada pemeriksaan di atas 34-36 minggu
dilakukan perhitungan pelvimetri klinik untuk memperkirakan
ada/tidaknya disproporsi fetopelvik/sefalopelvik.
 Pertumbuhan janin 0 – 4 minggu pertumbuhan yang cepat, gigi,
sistem pusat saraf, jantung mulai berdenyut, jari mulai
keluar/nampak. 4 – 8 minggu Pertumbuhan cel yang cepat, kepala,
muka, genitalia eksterna mulai tampak tapi jenis kelamin belum
ada, janin bergerak (USG). 8 – 12 minggu mata, ginjal mulai
berfungsi untuk pengeluaran urin (10mg), sirkulasi fetal lancar,
mulai mengisap/menelan, sex terlihat, bergerak bebas, beberapa
refleks primitive mulai. 12 – 16 minggu berkembang skeletal,
meconium ada di usus,lanugo ada, spetum hidung dan palatum
menyatu. 16 – 20 minggu quecning – ibu merasakan, auskultasi,
verniks kaseosa, jari dapat terlihat, selaput kulit. 20 – 24 minggu
sebagian organ mampu berfungsi, respon pada suara, kulit merah
keriput. 24 – 28 minggu kelangsungan hidup dapat – lahir
pergerakan kelompak mata – respon pernapasan. 28 – 32 minggu
mengisap, lemak dan besi, testis turun skrotum, lanugo tidak ada di
muka, kulit mulai putih dan keriput kurang. 32 – 36 minggu
meningkatnya lemak seluruh tubuh, lanugo tidak ada, rambut
kepala panjang, kuku sampai ujung jari, tulang rawan, telinga,
rambut. 38 – 40 minggu batas untuk lahir, tulang tengkorak kua
 Pemeriksaan lanjutan Idealnya seperti di atas (sampai 28 minggu 1
kali setiap bulan, 29-36 minggu setiap 2 minggu sekali dan di atas
36 minggu setiap minggu sekali). Pada kunjungan pemeriksaan
lanjutan, diperiksa : Keluhan ibu, tekanan darah, berat badan, dan
tinggi fundus uteri. Terhadap janin diperiksa perkiraan besar /
berat janin, presentasi dan letak janin, denyut jantung janin,
aktifitas janin, perkiraan volume cairan amnion dan letak plasenta
(jika memungkinkan dengan USG).

B. Konsep Dasar Keperawatan


1. Riwayat Keperawatan
a) Aktivitas atau istirahat
Tekanan darah agak lebih rendah dari pada normal ( 8 – 12 minggu),
kembali pada tingkat pra kehamilan selama setengah kehamilan
teakhir. Denyut nadi dmeningkat 10 – 15 cm. murmur sistolik
pendek dapat terjadi sehubungan dengan peningkatan volume,
varises, sedikit edema ekstremitas bawah/tangan mungkin ada
(terutama pada trimester terakhir)
b) Integritas ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri
c) Eliminasi
Perubahan pada konsistensi/frekuensi defekasi, peningkatan
frekuensi perkemihan, urinalisis, peningkatan berat jenis, hemoroid
d) Makanan/cairan
Mual dan muntah terutam apada trimester pertama : nyeri ulu hati
umum terjadi, penambahan BB 2 – 4 kg trimester pertama
e) Nyeri/ketidaknyamanan
Kramkaki, nyeri tekan dan bengkak pada payudara, kontraksi
Braxton hicks terlihat setelah 28 minggu, nyeri punggung.
f) Pernapasan
Hidung tersumbat, mukosa lebih kental daripada normal, frekuensi
pernapasan dapat meningkat relative terhadap ukuran/tinggi uterus,
pernapasan torakal.
g) Keamanan
Suhu 98 – 99,6 F (36,1 – 37,6 C), irama jantung janin terdengar
dengan daptone (mulai 10 – 12 minggu) atau fetoskop ( 17 – 20
minggu), gerakan janin terasa pada pemeriksaan setelah 20 minggu,
sensasi gerakan janin pada abdomen diantara 16 – 20 minggu,
ballottement ada pada bukan keempat dan kelima.
h) Seksualitas
Penghentian menstruasi, perubahan respon/aktivitas seksual,
leukarea mungkin ada, peningkatan progresif pada ukuran uterus,
perubahan payudara : pembesaran jaringan adipose, peningkatan
vaskularitas, lunak bila di palpasi, kolostrum dapat setelah 12
minggu, perubahan pigmentasi : kloasma, linea nigra, striae
gravidarum, tanda-tanda goodell, hegar, Chadwick positif
i) Interaksi Sosial
Bingung/meragukan perubahan yang ada di antisipasi, tahap
maturasi/perkembangan bervariasi tapi dapat mundur dengan
stressor kehamilan. Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi
dari positif dan mendukung sampai disfungsional.
j) Penyuluhan/pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan
tergantung pada usia, tingkat pengetahuan, pengalaman, keinginan
terhadap anak, stabilitas ekonomik.
2. Pemeriksaan Diagnostik
a) Golongan darah
ABO dan RH untuk mengidentifikasi resiko terhadap
inkompatibilitas
b) Usap vagina/rectal
Tes untuk neisseria gonorrhoea, chlamydia
c) Tes serologi
Menentukan adanya sifilis, penyakit hubungan kelamin.
d) Skrining
Terhadap HIV, hepatitis, tuberkulosis
e) Titer rubella
> a : ad menunjukkan imunitas
f) Papanicoloan Smear
Mengidentifikasi neoplasia, herpeks simplex tipe II
g) Urinalisis
Skrin untuk kondisi medis (mis : pemastian kehamilan, infeksi,
diabetes, penyakit ginjal).
3. Diagnosa Keperawatan
a) Ansietas b/d adanya factor-faktor resiko khusus, krisis situasi,
ancaman pada konsep diri, konflik disadari dan tidak disadari
tentang nilai-nilai esensial dan tujuan hidup, kurang informasi.
Tujuan :
Kecemasan berkurang/hilang
Intervensi :
 Kaji, sifat, sumber dan manifestasi kecemasan R/
mengidentifikasi perhatian pada bagian khusus dan menentukan
arah dan kemungkinan pilihan / intervensi.
 Berikan informasi tentang penyimpangan genetic khusus, resiko
yang dalam reproduksi dan ketersediaan tindakan/pilihan
diagnosa. R/ dapat menghilangkan ansietas berkenaan dengan
ketidaktahuan dan membantu keluarga mengenai stress, membuat
keputusan, dan beradaptasi secara positif terhadap pilihan.
 Kembangkan sikap berbagi rasa secara terus menerus. R/
kesempatan bagi klien/pasangan untuk memuji pemecahan
situasi. Tingkat kecemasan biasanya lebih tinggi pada pasangan
yang telah melahirkan anak dengan penyimpangan kromosom.
 Berikan bimbingan antisipasi dalam hal perubahan
fisik/psikologis. R/ dapat menghilangkan kecemasan/ depresi
pada pasangan.
b) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d perubahan napsu makan,
mual/muntah, tidak mengenal peningkatan kebutuhan metabolic.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Intervensi
 Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu/sekarang
dengan menggunakan batasan 24 jam, perhatikan kondisi rambut,
kuku dan kulit R/ kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi
ibu selama kehamilan sebagaimana selama 2 tahun sebelum
kehamilan
 Berikan informasi tertulis/verbal yang tepat tentang diet prenatal
dan suplemen vitaminzat besi setiap hari. R/ Meningkatkan
kemungkinan klien memilih diet seimbang
 Perhatikan adanya mengidam. Kaji pilihan bahan bukan makanan
dan tingkat motivasi untuk makanannya. R/ memakan bahan
bukan makanan pada kehamilan mungkin dibiasakan pada
kebutuhan psikologis, fenomena budaya, respon terhadap lapar,
dan atau respon tubuh terhadap kebutuhan nutrisi
 Timbang BB klien. berikan informasi tentang penambahan
prenatal yang optimum. R/ ketidakadekuatan penambahan berat
badan prenatal dan atau dibawah berat badan normal masa
kehamilan, meningkatkan resiko retardasi pertumbuhan
intrauterine (IUGR) pada janin dengan BBLR.
 Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah. R/
mual/muntah trimester pertama dapat berdampak negative pada
status nutrisi prenatal, khususnya pada periode kritis
perkembangan janin.
c) Kekurangan volume cairan b/d output berlebihan (muntah),
peningkatan kebutuhan cairan.
Tujuan : Kebutuhan volume cairan terpenuhi.
Intervensi:
 Tentukan frekuensi/beratnya mual/muntah. R/ peningkatan kadar
hormone gonadotropin khorionik (HCG) perubahan metabolisme
KH dan penurunan motilistas gastric memperberat mual dan
muntah pada trimester pertama
 Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain (ex ; ulkus
peptikum, gastritis, kolesistitis) R/ membantu dalam
mengenyampingkan penyebab lain. Untuk mengatasi masalah
khusus dalam mengidentifikasi intervensi.
 Kaji suhu dan turgor kulit, membrane mukosa, TD, suhu,
masukan/haluran. R/ indikasi dalam membantu untuk
mengevaluasi tingkat/kebutuhan hidrasi.
 Anjurkan klien mempertahankan masukan/haluaran, tes urin dan
penurunan BB setiap hari
 Anjurkan peningkatan masukan minuman berkarbonat, makan
enam kali sehari dengan jumlah yang sedikit dan makanan tinggi
karbohidrat (popcorn, roti kering sebelum bangun tidur. R/
membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan
menurunkan keasaman lambung
d) Resiko tinggi pola napas tidak efektif b/d penekanan/pergeseran
diafragma.
Tujuan Pola pernapasan tak efektif tak terjadi.
Intervensi :
 Kaji status pernapasan (mis : sesak napas pada pergerakan tenaga
kesehatan) R/ menentukan luas/beratnya masalah yang terjadi
pada kira-kira 60% klien normal meskipun kapasitas vital
meningkat, fungsi pernapasan diubah saat kemampuan difragma
untuk turun pada inspirasi berkurang oleh pembesaran uterus.
 Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi/ ada
sebelumnya (mis : alergi, rhinitis, asthma, masalah sinus, dan
tuberculosis). R/ masalah lain dapat terus mengubah pola
pernapasan dan menurunkan oksigenasi jaringan ibu/janin.
 Berikan informasi tentang rasional untuk kesulitan pernapasan
dan program aktivitas latihan yang realistis. Anjurkan sering
istirahat, tambah waktu untuk melakukan aktivitas tertentu, dan
latihan ringan seperti berjalan. R/ menurunkan kemungkinan
gejala-gejala pernapasan yang disebabkan oleh kelebihan
 Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan pasien untuk
mengurangi masalah : mis ; postur yang baik, menghindari
merokok, makan sedikit tapi lebih sering, dengan menggunakan
posisi semi – fowler, untuk duduk atau tidur bila gejala berat. R/
postur yang baik dan makan sedikit membantu memaksimalkan
penurunan diafragmatik meningkatkan ketersediaan ruang untuk
ekspansi paru. Merokok menurunkan persediaan oksigen untuk
pertukaran ibu-janin, pengubahan posisi tegak dapat
meningkatkan ekspansi paru sesuai penurunan uterus gravid.
e) Perubahan eliminasi urin b/d penekanan pada vesika urinaria
Tujuan :
Intervensi :
 Berikan informasi tentang perubahan perkemihan sehubungan
dengan trimester ketiga. R/ membantu klien memahami alas an
fisiologi dan frekuensi berkemih dan/nokturia pembesaran uterus
trimester ketiga menurunkan kapasitas kandung kemih
mengakibatkan sering berkemih.
 Berikan informasi mengenaia perlunya masukan cairan 6 – 8
gelas sehari. R/ mempertahankan tingkat cairan dan perfusi ginjal
adekuat yang mengurangi natrium diet untuk mempertahankan
status isotonik
 Berikan informasi mengenai bahaya menggunakan diuretic dan
penghilangan natrium dan diet. R/ kehilangan/pembatasan
natrium dapat menekan regulator rennin-angiotensinaldosteron
dan kadar cairan, mengakibatkan dehidrasi/hipovolemia berat
 Anjurkan klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur,
perhatikan keluhankeluhan nokturia. R/ meningkatkan perfusi
ginjal memobilisasi bagian yang mengalami edema dependent,
edema berkurang pada pagi hari pada kasus edema fisiologi.
 Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine dalam
waktu yang lama. R/ posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom
vena cava dan menurunkan aliran vena
f) Gangguan pola tidur b/d stress psikologik, perubahan pola tingkat
aktivitas, sesak.
Tujuan : Pola tidur teratur
Intervensi :
 Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan
dengan kehamilan, teruskan pola tidur saat ini. R/ membantu
mengidentifikasi kebutuhan menetapkan pola tidur yang berbeda
waktu tidur malam dan tidur siang lebih dini
 Kaji tingkat insomnia dan respons klien terhadap penurunan tidur,
anjurkan alat Bantu untuk tidur seperti teknik relaksasi, membaca,
mandi air hangat, dan penurunan aktivitas tepat sebelum
beristirahat. R/ ansietas yang berlebihan, kegembiraan,
ketidaknyamanan fisik, nokturia, dan aktivitas janin dapat
mempersulit tidur
 Perhatikan keluhan kesulitan bernapas karena posisi. Anjurkan
tidur pada posisi semi fowler. R/ pada posisi rekumben,
pembesaran uterus serta organ abdomen menekan diafragma
hingga membatasi ekspansi paru, penggunaan posisi semi fowler
memungkinkan diafragma menueun, membantu mengembangkan
ekspansi paru dengan optimal.
 Evaluasi tingkat kelelahan, anjurkan klien untuk istirahat ± 2 jam
dan dapatkan 8 jam tidur per malam. R/ peningkatan retensi
cairan, penambahan berat badan dan pertumbuhan janin semua
memperberat perasaan lelah, khususnya pada multipara dengan
anak lain dan atau kebutuhan lain.
C. Konsep Pre Eklamsia
1. Definisi
Preeklamsia merupakan kesatuan penyakit yang langsung
disebabkan oleh kehamilan, sebab terjadinya masih belum jelas
(Sofian,2015). Definisi preeklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda
hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan, atau
dapat timbul lebih awal bila terdapat perubahan pada hidatidiformis
yang luas pada vili dan korialis (Mitayani, 2012)
Menurut definisi Manuaba, (1998) mendefinisikan bahwa
preeklamsia (toksemia gravidarum) merupakan tekanan darah tinggi
yang disertai dengan proteinuria (protein dalam air kemih), atau edema
(penimbunan cairan), yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai
akhir minggu pertama setelah persalinan (Sukarni, 2013).
Preeklamsia dan eklamsia adalah kumpulan gejala yang timbul
pada ibu hamil, bersalin,dan dalam masa nifas yangterdiri dari trias
hipertensi, proteinuria, dan edema, yang kadang-kadang disertai
konvulsi sampai koma. Ibu hamil tersebut tidak menunjukkan tanda-
tanda kelainan-kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya
(Sofian, 2015).
Risiko cedera pada janin yaitu berisiko mengalami bahaya atau
kerusakan fisik pada janin selama proses kehamilan dan persalinan
(Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).
2. Klasifikasi preeklamsia
Menurut Sofian(2015), preeklamsia dibagi menjadi 2 golongan
yaitu preeklamsia ringan dan preeklamsia berat.
a. Preeklamsia ringan
Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada
posisi berbaring terlentang, atau kenaikan diastolik15 mmHg atau
lebih, atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih. Cara
pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan
jarak periksa 1 jam, sebaiknya dengan selang waktu 6
jam.Edema umum, kaki, jari tangan, serta wajah, atau kenaikan berat
badan 1 kg atau lebih per minggu. Proteinuria kwantitatif 0,3 gr
atau lebih per liter, kwalitatif 1+ atau 2+ pada urin kateter atau
midstream
b. Preeklamsia berat
Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih, proteinuria 5 gr atau lebih
per liter, Oliguria, adalah jumlah urin kurang dari 500 cc per 24
jam.Adanya gangguan serebral, gangguan visus, serta rasa nyeri di
epigastrium.Dan terdapat edema paru dan sianosis
3. Etiologi Preeklamsia
Penyebab preeklamsia sampai sekarang belum diketahui secara
pasti, tetapi Pada umumnya disebabkan oleh (vasopasme arteriola).
Faktor –faktor lain yang dapat diperkirakan akan mempengaruhi
timbulnya preeklamsia yaitu sebagai berikut (sutrimah, 2015).
a. Usia Ibu
Usia merupakan usia individu terhitung mulai saat individu dilahirkan
sampai saat berulang tahun, semakin cukup usia, tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam proses berfikir. Insiden
tertinggi pada kasus preeklampsia pada usia remaja atau awal usia 20
tahun, namun prevalensinya meningkat pada wanita dengan usia diatas
35 tahun.
b. Usia kehamilan
Preeklampsia biasanya akan muncul setelah usia kehamilan minggu ke
20, gejalanya yaitu kenaikan tekanan darah. Jika terjadi di bawah
usia kehamilan 20 minggu, masih dikategorikan dalam hipertensi
kronik. Sebagian besar kasus preeklampsia terjadi pada minggu >
37 minggu dan semakin tua usia kehamilan maka semakin berisiko
terjadinya preeklampsia.
c. Paritas
Paritas merupakan keadaan seorang ibu yang melahirkan janin lebih
dari satu. Menurut Manuaba paritas adalah wanita yang pernah
melahirkan dan dibagi menjadi beberapa istilah:
 Primigravida: seorang wanita yang telah melahirkan janin untuk
pertama kalinya.
 Multipara:seorang wanita yang telah melahirkan janin lebih dari satu
kali.
 Grande Multipara:wanita yang telah melahirkan janin lebih dari lima
kali.
d. Riwayat Hipertensi / preeklamsia
Riwayat preeklampsia pada kehamilan sebelumnya adalah
faktor utama. Kehamilan pada wanita yang memiliki riwayat
preeklampsia sebelumnya berkaitan dengan tingginya kejadian
preeklampsia berat, preeklampsia onset dini, dan dampak
perinatal yang buruk (Lalenoh, 2018).
e. Genetik
Riwayat preeklampsia pada keluarga juga dapat
meningkatkan risiko hampir tiga kali lipat adanya riwayat
preeklampsia. Pada ibu dapat meningkatkan risiko sebanyak 3,6 kali
lipat (Lalenoh, 2018).
f. Penyakit Terdahulu (Diabetes Militus)
Jika sebelum hamil ibu sudah terdiagnosis diabetes,
kemungkinan akan terkena preeklampsia meningkat 4 kali lipat.
Sedangkan untuk kasus hipertensi, prevalensi preeklampsia pada
ibu dengan hipertensi kronik lebih tinggi dari pada ibu yang tidak
menderita hipertensi kronik.
g. Obesitas
Terjadinya peningkatan risiko munculnya preeklampsia
pada setiap peningkatan indeks masa tubuh. Sebuah studi kohort
mengemukakan bahwa ibu dengan indeks masa tubuh>35 akan
memiliki risiko mengalami preeklampsia sebanyak 2 kali lipat.
h. Bad Obstetrik History
Ibu hamil yang pernah mempunyai riwayat preeklampsia,
kehamilan molahidatidosa, dan kehamilan ganda kemungkinan akan
mengalami preeklampsia pada kehamilan selanjutnya, terutama jika
diluar kehamilan menderita tekanan darah tinggi menahun
4. Patofisiologi
Pada preeklamsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan
ritensi garam serta air. Pada biopsiginjal ditemukan spasme hebat
arteiola glomelurus. Dalam beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian
sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah merah. Jadi jika
semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan darah akan
naik, sehingga usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar
oksigenasi jaringan dapat dicukupi(Sofian, 2015).Sedangkan kenaikan
berat badan serta edema yang disebabkan oleh penimbunan air yang
yang berlebihan dalam ruangan interstisial belum diketahui
penyebabnya, mungkin karena retensi air serta garam. Proteinuria dapat
disebabkan oleh spasme arteliola sehingga terjadi perubahan pada
glomerulus (Sofian, 2015).
5. Tanda dan Gejala Preeklamsia
Menurut Mitayani (2012), preeklamsia memiliki dua gejala
yang sangat penting yaitu hipertensi dan proteinuria yang biasanya
tidak disadari oleh wanita hamil. Penyebab dari kedua masalah diatas
yaitu sebagai berikut:
a. Tekanan darah
Peningkatan tekanan darah merupakan tanda peningkatan awal
yang penting pada preeklamsia. Tekanan diastolikadalah tanda
prognostikyang lebih andal dibandingkan dengan tekanan sistolik.
Pada tekanan diastoliksebesar 90 mmHg atau lebih yang terjadi terus-
menerus menunjukkan keadaan abnormal.
b. Kenaikan berat badan
Peningkatan berat badan yang tiba-tiba mendahului serangan
preeklamsia serta bahkan kenaikan berat badan (BB) yang berlebihan
adalah tanda pertama preeklamsia pada sebagian wanita. Peningkatan
berat badan normal ialah 0,5 kg per minggu. Apabila 1 kg dalam
seminggu, maka kemungkinan terjadinya preeklamsia harus dicurigai.
Peningkatan berat badan terutama disebabkan karena retensi cairan serta
selalu dapat ditemukan sebelum timbulnya gejala edema yangtampak
jelas seperti kelopak mata yang bengkak atau jaringan tangan yang
membesar.
c. Proteinuria
Pada preeklamsia ringan, proteinuria hanya minimal positif
satu, positif dua, atau tidak sama sekali. Pada kasus berat
proteinuria dapat ditemukan serta dapat mencapai 10 g/dL. Proteinuria
hampir selalu timbul kemudian dibandingkan hipertensi serta kenaikan
berat badan (BB) yang berlebihan. Adapaun gejala-gejala subyektif
yang dirasakan pada preeklamsia yaitu sebagai berikut.
1) Nyeri kepala
Jarang ditemukan pada kasus ringan, namun akan sering terjadi
pada kasus-kasus berat. Nyeri kepala sering terjadi pada daerah frontal
dan oksipital, dan tidak sembuh dengan pemberian analgesik biasa.
2) Nyeri epigastrium
Adalah keluhan yang sering ditemukan pada preeklamsia berat.
Keluhan ini disebabkan oleh tekanan pada kapsula hepar akibat edema
atau perdarahan
3) Gangguan penglihatan
Keluhan penglihatan yang tertentu dapat disebabkan oleh spasme
arterial, iskemia, sertaedema retina serta pada kasus-kasus yang
langka disebabkan oleh ablasio retina. Pada preeklamsia ringan tidak
ditemukan tanda-tanda subjektif.
6. Komplikasi
Menurut Mitayani (2012), komplikasi yang dialamibergantung
pada derajat preeklamsia yaitu antara lain:
a. Komplikasi pada ibu
 Eklamsia
 Solusio plasenta
 Perdarahan subkapsula hepar
 Kelainan pembekuan darah disseminated intravascular
coagulation(DIC)
 Sindrom HELLP (hemolysis, elevated, liver, enzymes,dan low platelet
count)
 Ablasio retina.
 Gagal jantung hingga shok dan kematian.
b. Komplikasi pada janin
 Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus.
 Premature
 Asfiksia neonatorum.
 Kematian janin dalamuterus.
 Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal
7. Pencegahan
Pencegahan preeklamsia atau diagnosis dini dapat mengurangi
kejadian dan menurunkan angka kesakitan serta kematian(Sofian, 2012).
a. Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu serta teliti,
mengenali tanda-tanda sedini mungkin (preeklamsia ringan), lalu
diberikan pengobatan yang cukup agar penyakit tidak menjadi lebih
berat.
b. Selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya preeklamsia jikaada
faktor-faktor predisposisi.
c. Berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur, ketenangan,
serta pentingnya mengatur diit rendah garam, lemak, serta karbohidrat
dan tinggi protein, juga menjaga kenaikan berat badan yang berlebihan.
8. Penanganan Preeklamsia
Tujuan utama penanganan yaitu untuk mencegah terjadinya
preeklamsia dan eklamsia, hendaknya janin lahir hidup serta trauma
pada janin seminimal mungkin (Sofian, 2015).
D. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pre Eklamsia
1. Pengkajian
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan
yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data
tentang pasien, untuk mengidentifikasi, mengenal masalah
kebutuhan kesehatan, keperawatan pasien baik fisik, mental, sosial
dan lingkungan (Deden Dermawan, 2012). Pengkajian yang
dilakukan pa da ibu preeklamsia menurut Mitayani (2012),yaitu
sebagai berikut.
a. Identitas pasien
Melakukan pengkajian pada pasien dengan menanyakan nama,
umur, Pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, agama, suku,
alamat, nomer rekam
14medis (RM), tanggal masuk rumah sakit, (MRS), dan tanggal
pengkajian, dan kaji identitas penanggung jawab atas pasien.
b. Data riwayat kesehatan
Melakukan pengkajian keluhan utama pada pasien, keluhan
yang paling dirasakan pada pasien saat dilakukan pengkajian.
i. Riwayat kesehatan dahulu
 Kemungkinan ibu menderita penyakit hipertensi sebelum
hamil.
 Kemungkinan ibu mempunyai riwayat preeklamsia pada
kehamilan terdahulu
 Biasanya mudah terjadi pada ibu dengan obesitas.
 Ibu mungkin pernah menderita penyakit ginjal kronis.
ii. Riwayat kesehatan sekarang
 Ibu merasa sakit kepala di daerah frontal.
 Terasa sakit di ulu hati/nyeri epigastrium.
 Gangguan virus:penglihatan kabur, scotoma, dan diplopia.
 Mual dan muntah, tidak ada nafsu makan.
 Gangguan serebral lainnya:terhuyung-huyung, reflex tinggi,
dantidak tenang
 Edema pada ektremitas.
 Tengkuk terasa berat.
 Kenaikan berat badan mencapai 1 kg seminggu.
iii. Riwayat kesehatan keluarga
Mengkaji riwayat penyakit pada pasien dan keluarganya,
apakah pasien dan keluarga memiliki penyakit keturunan
seperti hipertensi, atau dibetes melitus (DM)serta
kemungkinanmemiliki riwayat preeklamsia serta eklamsia
dalam keluarga
iv. Riwayat obstetrikdan ginekologi
Melakukan pengkajian pada pasien dengan
menanyakan riwayat menstruasi, riwayat pernikahan,
riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu, riwayat
kehamilannya saat ini, dan riwayat keluarga berencana.
v. Pola kebutuhan sehari-hari
Melakukan pengkajian pola kebutuhan sehari-hari pada
pasien seperti pengkajian pada pernafasan, nutrisi (makan
dan minum), eliminasi (BAB dan BAK), gerak badan atau
aktivitas, istirahat tidur, berpakaian, rasa nyaman (pasien
merasakan adanya dorongan meneran, tekanan ke anus,
perinium menonjol). Kebersihan diri, rasa aman, pola
komunikasi atau hubungan pasien dengan orang lain, ibadah,
produktivitas, rekreasi, kebutuhan belajar.
c. Pemeriksaan fisik biologis
 Keadaan umum:lemah.
 Kepala:sakit kepala wajah edema.
 Mata:konjungtiva sedikit anemis, edema pada retina.
 Pencernaan abdomen:nyeri daerah epigastrium, anoreksia,
mual, dan muntah.
 Ektremitas:edema pada kaki, tangan, dan jari-jari.
 System pernafasan:hiper refleksia, klonus pada kaki.
 Genitourinaria:oliguria, proteinuria.
 Pemeriksaan janin:bunyi jantung janin tidak teratur, gerakan
janin melemah.
d. Pemeriksaan penunjang
Data penunjang dilakukan atas indikasi tertentu yang
digunakan untuk memperoleh keterangan yang lebih jelas.
Pemeriksaan yang dilakukan untuk 16mendapatkan data
penunjuang seperti pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan
ultrasonography (USG).
 Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah.
 Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal
hemoglobin untuk wanita hamil adalah 12-14 gr%).
 Hematokrit meningkat (nilairujukan 37-43 vol%).
 Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450 ribu/mm3).
Pemeriksaan fungsi hati.
 Bilirubin meningkat
 LDH (laktat dehydrogenase) meningkat.
 Serum glutamate oirufat transaminase (SGOT) meningkat.
 Total protein serum menurun.
Tes kimia darah:asam urat meningkat.
Radiologi
1. Ultrasonografi
Ditemukannya retardasi pertumbuhan janin intrauterus,
pernafasan intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, serta
volume cairan ketuban sedikit.
2. Kardiotografi:diketahui denyut jantung bayi lemah.
3. Data social ekonomi,preeklamsia berat lebih banyak terjadi pada
wanita sertagolongan ekonomi rendah, karena mereka kurang
mengonsumsi makanan yang mengandung protein serta kurang
melakukan perawatan antenatal yang teratur.
4. Data psikologis, ibu preeklamsia berada dalam kondisi yang
labil serta mudah marah, ibu merasa khawatir dengan keadaan
dirinya serta keadaan janin dalam 17 kandungannya, karena ibu
akan merasa takut dengan anaknya akan lahir cacat atau
meninggal dan takut untuk melahirkan.
E. Intervensi Keperawatan
N Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi
O Keperawatan
1 Resiko cedera NOC NIC
Defenisi:  Risk kontrol Environment
Beresiko Kriteria hasil managament
mengalami  Klien terbebas dari (Manajemen
cedera sebagai cedera lingkungan)
kondisi  Klien mampu  Sediakan
lingkungan menjelaskan lingkungan yang
yang cara/metode untuk aman untuk
berinteraksi mencegah pasien
dengan sumber injury/cedera  Identifikasi
adaptif dan  Klien mampu kebutuhan
sumber menjelaskan faktor keamanan
defensif resiko dari pasien, sesuai
individu lingkungan/perilaku dengan kondisi
personal fisik dan fungsi
 Mampu kognitif pasien
memodifikasi gaya dan riwayat
hidup untuk penyakit
mencegah injury terdahulu pasien
 Menggunakan  Menghindarkan
fasilitas kesehatan lingkungan yang
yang ada berbahaya
 Mampu mengenali (misalnya
perubahan status memudahkan
kesehatan perabotan)
 Memasang side
rall tempat tidur
 Menyediakan
tempat tidur yang
nyaman dan
bersih

2 Konstipasi NOC NIC


Defenisi : Bowel elimination Constipation/impaction
Penurunan Hydration management
pada prekwensi Kriteria hasil  Monitor tanda
normal  Mempertahankan dan gejala
defakasi yang bentuk feses konstipasi
disertai oleh  Lunak setiap 1-3 hari  Monitor bising
kesulitan atau  Bebas dari usus
pengeluaran ketidaknyamanan  Monitor feses,
tidak lengkap dan konstipasi frekuensi,
feses/atau  Mengidentifikasi konsistensi, dan
pengeluaran indicator untuk volume
fases yang mencegah konstipasi  Konsultasi
kering, keras  Feses lunak dan dengan dokter
dan banyak berbentuk tentang
penurunan dan
peningkatan
bising usus
 Mitor tanda dan
gejala ruptur
usus/peritonitis
 Jelaskan etiologi
dan rasionalisasi
tindakan
terhadap pasien
 Identifikasi
faktor penyebab
dan kontribussi
kontipasi
 Dukung intake
cairan
 Kolaborasikan
pemberian
laksatif
3 Kelebihan NOC NIC
volume cairan  Electrolit and acid Fluid management
Defenisi: base balance  Timbang
peningkatan  Fluid balance popok/pembalut
retensi cairan  hydration jika diperlukan
isotonik  Pertahankan
catatan intake
dan output yang
akurat
 Pasang urin
kateter jika
diperlukan
 Monitor hasil hb
yang sesuai
dengan retensi
cairan
(BUN,Hmt,Osm
olaitas, urin)
 Monitor vital
sign
 Kaji lokasi dan
luas edema
 Monitor masukan
makanan/ cairan
dan hitung intake
kalori
 Monitor status
nutrisi
 Kolaborasi
pemberian
diuretik sesuai
instruksi
4 Gangguan NOC NIC
eliminasi urin  Urinary elimination Urinary retention care
Defenisi :  Urinary continuence  Lakukan
Disfungsi pada Kriteria hasil penilaian kemih
eliminasi urin  Kandung kemih yang
kosong secara penuh komprehensif
 Tidak ada residu berfokus kepada
urine>100-200 cc inkontinensia
 Intake cairan dalam  Memantau
rentang normal penggunaan obat
 Bebas dari isk dengan sifat
antikolinegrik
atau properti
alpha agonis
 Memonitor efek
dari obat-obatan
yang diresepkan
seperti calcium
channel blockers
dan
antikolinergik
 Menyediakan
penghapusan
privasi
5 Gangguan NOC NIC
pertukaran gas  Respiratory status:  Buka jalan nafas,
Defenisi: gas exchange gunakan teknik
kelebihan atau  Respiratory status : chin lift atau jaw
defisit pada ventilation thrust bila perlu
oksigenasi  Vital sign status  Posisikan pasien
dan/atau Kriteria hasil untuk
eliminasi  Mendemonstrasikan memaksimalkan
korban peningkatan ventilasi ventilasi
dioksida pada dan oksigenasi yang  Identifikasi
membran adekuat pasien perlunya
alveolar-  Memelihara pemasangan alat
kapiler kebersihan paru-paru jalan nafas
dan bebas dari tanda buatan
tanda distress  Pasang mayo bila
pernafasan perlu
 Keluarkan sekret
dengan batuk
atau suction
 Auskultasi suara
nafas, catat
adanya suara
tambahan
6 Resiko NOC NIC
ketidakefektifa  Circulation status  Monitor adanya
n perpusi  Tissue prefusion daerah tertentu
jaringan otak :celebral yang hanya peka
Defenisi : Kriteria hasil terhadap
beresiko  Mendemonstrasikan panas/dingin/taja
mengalami status sirkulasi yang m tumpul
penurunan ditandai dengan  Monitor adanya
sirkulasi  Tekanan systole dan paretese
jaringan otak diastole dalam  Instruksikn
yang dapat rentang yang keluarga untuk
mengganggu diharapkan mengobservasi
kesehatan  Tidak ada kulit jika ada isi
ortostatikhipertensi atau laserasi
 Tidak ada tanda  Gunakan sarung
tanda peningkatan tangan untuk
tekanan intrakranial proteksi
(tidak lebih dari 15  Batasi gerakan
mmhg) pada kepala,
leher dan
punggung
 Monitor
kemampuan
BAB
7 Intoleransi NOC NIC
 Energy conservation
aktifitas  Kolaborasikan
 Aktivity tolerance
Defenisi  Self care : ADLs dengan tenaga
:ketidakcukupa rehabilitas medik
n energi dalam
psikologis atau merencanakan
fisiologis unuk program terapi
melanjutkan yang tepat
atau  Bantu klien
menyelesaikan untuk
aktifitas mengidentifikasi
kehidupan aktifitas yang
sehari hari mampu
yang harus atau dilakukan
yang ingin  Bantu unuk
dilakukan memilih aktivitas
konsisten yang
sesuai dengan
kemampuan
fisik, psikologi
dan soial
 Bantu untuk
mengidentifikasi
dan mendapatkan
sumber yang
diperlukan untuk
aktivitas yang
disukai
 Bantu klien
untuk membuat
jadwal latihan
diwaktu luang
 Bantu
pasien/keluarga
untuk
mengidentifikasi
kekurangan
dalam
beraktifitas
8 Nyari akut NOC: NIC
 Plain level
Defenisi :  Observasi reaksi
 Pain control
pengalaman  Comfort level nonverbal dari
sensori dan ketidalnyamanan
emosional yang  Gunakan teknik
tidak komunikasi
menyenangkan terapeutik untuk
yang muncul mengetahui
akibat pengalaman
kerusakan nyeri pasien
jaringan yang  Kaji kultur yang
aktual atau mempengaruhi
potensial atau respon nyeri
digambarkan  Bantu pasien dan
dalam hal keluarga untuk
kerusakan mencari dan
sedemikian menemukan
rupa dukungan
 Ajafkan tentang
teknik non
farmakologi
 Berikan analgetik
untuk
mengursngi
nyrrti
 Evaluasi
keefektifan
kontrol nyeri
 Tingkatkan
istirahat
 Monitor
penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri
9 Nausea NIC NIC
Tingkat nausea menurun
Defenisi :
 Identifikasi
perasaan tidak
pengalaman mual
nyaman pada  Identifikasi
isyarat nonverbal
bagian
ketidak nyamanan
belakang (mis. Bayi, anak-
anak, dan mereka
tenggorokam
yang tidak dapat
atau lambung berkomunikasi
secara efektif)
yang dapat
 Identifikasi
mengakibatkan dampak mual
terhadapkualitas
muntah.
hidup (mis. Nafsu
makan, aktivitas,
kinerja, tanggung
jawab peran, dan
tidur)
 Identifikasi
faktor penyebab
mual (mis.
Pengobatan dan
prosedur)
 Identifikasi
antiemetik untuk
mencegah mual
(kecuali mual pada
kehamilan)
 Monitor mual
(mis. Frekuensi,
durasi, dan tingkat
keparahan)
 Monitor asupan
nutrisi dan kalori

10 Resiko tinggi NIC NIC


 Djj 120-160
cedera pada  Kaji riwayat
 Frekuensi
janin perpindahan janin kehamilan
Defenisi :  Nonstress test tentukan faktor
Berisiko risiko yang
mengalami memerlukan
bahaya atau pemeriksaan
kerusakan fisik kehamilan untuk
pada janin mengetahui
selama proses keadaan jannin
kehamilan dan  Periksa TTV ibu
persalinan  Kaji status janin
sebelumnya
 Periksa TD ibu
dan DJJ sebelum
memulai
memonitor
keadaan janin
 Lakukan
maneuver
leopard untuk
menentukan
posisi janin
 Memberikan
edukasi maternal
yang berkaitan
dengan tes
antepartum
seperti: nonstress
test
 Pada kehamilan
kembar
dokumentasikan
hasil temuan
kontraksi yang
simultan
11 Resiko NOC NIC
 Edukasi pengukuran
Termoregulasi  Edukasi
suhu tubuh
tidak efektif aktifitas/istirahat
Defenisi:  Edukasi berat
Beresiko badan efektif
mengalami  Edukasi
kegagalan dehidrasi
mempertahank  Edukasi diet
an suhu tubuh  Edukasi terapi
dalam rentang cairan
normal  Kompres dingin
 Kompres panas
 Manajemen
cairan
 Manajemen
lingkungan
 Manajemen
hipertermia
maligna
 Perawatan bayi

12 Resiko
termoregulasi
tidak efektif

DAFTAR PUSTAKA

1. Manuaba. (2001). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi

dan KB. Jakarta : EGC. 2. Haen Forer. (1999). Perawatan Maternitas Edisi 2.
Jakarta : EGC. 3. Dongoes, RE. (2001). Rencana Perawatan Maternal / Bayi Edisi

2. Jakarta : EGC. 4. Muchtar Rustam. (1998). Sinopsis Obstetri Fisiologi Obstetri

Patologi Edisi: 2. Jakarta : EGC. 5. Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad

Bandung. (2000). Obstetri Fisiology. Bandung : Elemen.

http://vhychocolatenurse.blogspot.com/2012/04/laporan-pendahuluananc-

antenatal-care.html http://www.scribd.com/doc/62008932/Antenatal-Lp

http://keperawatan-gun.blogspot.com/2008/05/pemeriksaan-obstetri-dan-

asuhan.html http://www.scribd.com/doc/71391112/8/Perubahan-fisiologis-pada-

kehamilan http://askep45kesehatan.blogspot.com/2012/02/lp-antenatal-care.html

Anda mungkin juga menyukai