Anda di halaman 1dari 4

NAMA: MUHAMMAD FAISAL

NIM : G70118125

KELAS : A

PEMERINTAH INDONESIA TARIK OBAT AIDS STAVUDINE

Kementerian Kesehatan secara resmi menarik peredaran obat antiretroviral jenis Dt4 yang sering
dikeluhkan Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) karena efek sampingnya yang bisa sampai
mengakibatkan kematian.

Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes, M.Subuh, mengeluarkan surat


edaran kepada seluruh Rumah Sakit rujukan yang menyediakan ARV, yang menyatakan
penggunaan Dt4 yang dikenal dengan nama dagang Stavudin secara bertahap akan diganti
dengan Tedofir (TDF) yang efek sampingnya lebih aman.

"Ini adalah sebuah langkah maju dimana Kemenkes berani mengambil langkah demi
menyelamatkan nyawa ODHA yang mengkonsumsi ARV jenis d4T yang disadari akan
membawa efek jangka menengah dan panjang yang berbahaya bagi diri ODHA," ujar aktivis
Indonesia AIDS Coalition (IAC).

IAC sendiri sudah berulangkali memprotes peredaran Stavudin di Indonesia. World Health
Organization sudah cukup lama menyatakan Stavudin harus ditarik karena efek sampingnya
yang sangat serius dan kadar racunnya yang tinggi.

Beberapa efek samping stavudin antara lain gangguan kulit, tumbuh punuk, gangguan hormon,
bahkan bisa menyebabkan kematian.

Meski demikian Stavudin masih beredar luas dan diresepkan banyak dokter di Indonesia,
sebagian karena ketidaktahuan, sebagian lagi karena Stavudin lebih murah dan mudah didapat
karena pemerintah telah membeli obat tersebut dalam jumlah besar.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengakui, masih banyak obat Antiretroviral jenis DT4
yang beredar, meski sudah dinyatakan mengandung racun dan ditarik dari peredaran.

Pemerintah menyadari belum semua dokter mengetahui, bahwa Stavudine sudah tidak
direkomendasikan oleh World Health Organization (WHO), karena efek sampingnya yang berat
bahkan bisa mengakibatkan kematian.

Indonesia AIDS Coalition sebelumnya mempertanyakan kinerja pemerintah yang dianggap gagal
mensosialisasikan bahaya Stavudine. Sehingga masih banyak Orang dengan HIV-AIDS yang
masih diresepkan ARV jenis Stavudine.
Subuh mengakui, bahwa Stavudine memang memiliki banyak efek samping serius, karena saat
obat ini diciptakan, teknologi yang dimiliki belum terlalu canggih.

Anda mungkin juga menyukai