Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

DISOLVED OKSIGEN

OLEH:

NAMA. : Ruzlim
NIM : I1F120003

PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021

1
DAFTAR ISI

Daftar Isi ...................................................................................................... 2

Bab 1 Pendahuluan ...................................................................................... 3

A.Latar Belakang............................................................................. 3

B. Rumusan Masalah........................................................................ 4

C.Tujuan......................................................... 5

Bab 2 Pembahasan ...................................................................................... 6

A.Pengertian OksigenTerlarut (Dissolved Oxygen).............................................. 6

B.Manfaat OksigenTerlarut (Dissolved Oxygen) ............................8

C.cara analisis oksigen terlarut dengan beberapa metode................................. 9

Bab 3 Penutup ............................................................................................. 11

A.Kesimpulan.................................................................................. 11

B.Kritik dan Saran........................................................................... 11

Daftar Pustaka ............................................................................................. 12

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan YME karena berkat rahmat dan hidayah- Nya kami selaku
penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah KimiaOceanografi ini dengan baik dan tepat
waktu.Tidak lupa kami juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak dosen matakuliah Kimia
Oceanografi ini, karena atas pemberian tugasnya inilah, tercipta suatukesibukan yang
bermanfaat.Dalam makalah ini dibahas sebuah materi yang mencakup tentang OksigenTerlarut
(Dissolved Oxygen) yang di dalamnya terdiri atas pengertian, manfaat, serta cara analisis
oksigen terlarut dengan beberapa metode.

Kami selaku penulis menyadari dalam makalah ini masih terdapat beberapakekurangan sehingga
kritik dan saran para pembaca kami harapkan demikesempurnaan makalah ini
selanjutnya.Terima kasih.

Kendari, 6 maret 2022

Penulis

3
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut dengan kebutuhan
oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu parameter penting dalam analisis kualitas air.
Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen (O2)
yang tersedia dalam suatu badan air. Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan air
tersebut memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa
air tersebut telah tercemar. Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana badan air
mampu menampung biota air seperti ikan dan mikroorganisme. Selain itu kemampuan air untuk
membersihkan pencemaran juga ditentukan oleh banyaknya oksigen dalam air. Oleh sebab
pengukuran parameter ini sangat dianjurkan disamping paramter lain seperti kob dan kod.

Di dalam air, oksigen memainkan peranan dalam menguraikan komponen-komponen kimia


menjadi komponen yang lebih sederhana. Oksigen memiliki kemampuan untuk beroksida
dengan zat pencemar seperti komponen organik sehingga zat pencemar tersebut tidak
membahayakan. Oksigen juga diperlukan oleh mikroorganisme, baik yang bersifat aerob serta
anaerob, dalam proses metabolisme. Dengan adanya oksigen dalam air, mikroorganisme semakin
giat dalam menguraikan kandungan dalam air. Reaksi yang terjadi dalam penguraian tersebut
adalah:

{\displaystyle Komponen\ Organik\ +\ O_{2}\ +\ nutrien{\xrightarrow


{mikroorganisme}}CO_{2}\ +\ H_{2}O\ +\ Sell\ baru\ +\ nutrien\ +\ energi}{\displaystyle
Komponen\ Organik\ +\ O_{2}\ +\ nutrien{\xrightarrow {mikroorganisme}}CO_{2}\ +\
H_{2}O\ +\ Sell\ baru\ +\ nutrien\ +\ energi}

Jika reaksi penguraian komponen kimia dalam air terus berlaku, maka kadar oksigen pun akan
menurun. Pada klimaksnya, oksigen yang tersedia tidak cukup untuk menguraikan komponen
kimia tersebut. Keadaan yang demikian merupakan pencemaran berat pada air.

4
B. Rumusan Masalah

1.apakah pengertian OksigenTerlarut (Dissolved Oxygen)?

2.apa Manfaat OksigenTerlarut (Dissolved Oxygen) ?

3.Bagaimana cara analisis oksigen terlarut dengan beberapa metode.?

C. Tujuan

Untunk mengetahui tentang Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen) yang di dalamnya terdiri atas
pengertian, manfaat, serta cara analisis oksigen terlarut dengan beberapa metode.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN OKSIGEN TERLARUT

Oksigen terlarut merupakan kebutuhan yang vital bagi kelangsungan hidup organisme suatu
perairan. Oksigen terlarut diambil oleh organisme perairan melalui respirasi untuk pertumbuhan,
reproduksi, dan kesuburan. Menurunnya kadar oksigen terlarut dapat mengurangi efesien
pengambilan oksigen oleh biota laut, sehingga dapat menurunkan kemampuan untuk hidup
normal dalam lingkungan hidupnya. Umumnya oksigen dijumpai di lapisan permukaan karena
oksigen dari udara didekatnya dapat secara langsung larut (berdifusi ke dalam air laut).
Phytoplankton juga membantu meningkatkan kadar oksigen terlarut pada siang hari.
Penambahan ini disebabkan oleh terlepasnya gas oksigen sebagai hasil fotosintesis (Hutabarat
dan Evans, 1985).

Menurut Odum (1971), tinggi rendahnya kadar oksigen di dalam air banyak bergantung pada
arus dan gelombang, suhu, salinitas, kedalaman, serta potensi biotik perairan. Ditambahan pula
oleh Warjdono (1974) bahwa kelarutan oksigen dalam air dipengaruhi oleh suhu, tekanan parsial
gas-gas yang ada di udara maupun di dalam air. Makin tinggi suhu, salitas, dan tekanan parsial
gas yang terlarut dalam air maka kelarutan oksigen dalam air makin berkurang. Menurut Welch
(1952), berkurangnya oksigen yang larut dalam air adalah karena digunakan oleh organisme utuk
proses perombakan bahan-bahan organik yang larut maupun bahan-bahan kotoran dasar.

Limbah organik sangat berpengaruh pada jumlah oksigen terlarut karena secara alamiah,
limbah organik berupa mikroorganisme dapat mengdegradasi dan menguraikan limbah organik
yang ada sehingga proses dekomposisi oleh bakteri terhadap limbah organik itu dapt
menurunkan jumlah O2 yang ada. Kekurangan oksigen ekibat dekomposisi limbah organik oleh
bakteri dapat diatasi dengan cara uptake/pengambilan O2 dari udara yang dipenagruhi oleh
tekanan aotmosfer ke dalam laut. Di daerah permukaan penambahan dan pengurangan DO
hanya bersumber dari aktivitas fotosintesis dari tumbuhan air dan adanya perbedaan DO antara
dasar dan permukaan (Anonim, 2010).

Menurut Dahuri (2001) bahwa konsentrasi dan distribusi oksigen di laut oleh kelarutan gas
oksigen dalam air dan proses biologi yang mengontrol tingkat konsumsi dan pembebasan
oksigen. Proses fisik juga mempengaruhi kecepatan oksigen memasuki dan terdistribusi di
dalam laut.

6
Kandungan oksigen terlarut 2 mgr/L adalah kandungan minimal yang cukup untuk mendukung
kehidupan organisme perairan secara normal. Agar kehidupan dapat layak dan kegiatan
perikanan berhasil maka kandungan oksigen terlarut harus tidak boleh kurang daripada 4 ppm
sedangkan perairan mengandung 5 mgr/L oksigen pada suhu 20 – 30 oC masih dipandang
sebagi air yang cukup baik utuk kehidupan ikan (Ismail, 1994).

Kualitas air suatu perairan pesisir dicirikan oleh karakteristik kimianya, yang sangat
dipengaruhi masukan dari daratan maupun dari laut sekitarnya. Pada kenyataannya, perairan
pesisir merupakan penampungan terakhir segala jenis limbah yang dihasilkan oleh aktivitas
manusia. Karenya karakteristik kimia perairan pesisir bersifat unik dan ditentukan oleh besar
kecilnya pengaruh iteraksi kegiatan - kegiatan di atas serta kondisi hidrodinamika perairan
pesisir, seperti proses difusi, disolusi dan pengadukan terhadap substansi kimia.

Substansi kimia yang bersifat mudah terurai (BOD, NH3-N, N-Organik, Surfaktan) akan
mengalami dekradasi dan mineralisasi (menghasilkan usur-usur C, H, N, S, P dan lain-lain).
Proses degradasi tersebut membutuhkan oksigen terlarut dalam air. Bila suplai O2 lebih lambat
dibandingkan penggunaanya, maka akan terjadi keadaan anaerob (oxygen depletion) yang dapat
menimbulakn kematian massal biota laut karena kekurangan O2 terlarut untuk respirasi
(asphyxiation) (Dahuri, 2001)..

7
B.MANFAAT OKSIGEN TERLARUT

Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen =DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan,
proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan
dan pembiakan. Disamping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik
dan anorganik dalam proses aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari
suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan
tersebut (SALMIN, 2000). Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung sari beberapa faktor,
seperti kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa air dan udara seperti arus, gelombang
dan pasang surut. ODUM (1971) menyatakan bahwa kadar oksigen dalam air laut akan
bertambah dengan semakin rendahnya suhu dan berkurang dengan semakin tingginya salinitas.
Pada lapisan permukaan, kadar oksigen akan lebih tinggi, karena adanya proses difusi antara air
dengan udara bebas serta adanya proses fotosintesis. Dengan bertambahnya kedalaman akan
terjadi penurunan kadar oksigen terlarut,karena proses fotosintesis semakin berkurang dan kadar
oksigen yang ada banyak digunakan untuk pernapasan dan oksidasi bahan-bahan organik dan
anorganik Keperluan organisme terhadap oksigen relatif bervariasi tergantung pada jenis,
stadium dan aktifitasnya. Kebutuhan oksigen untuk ikan dalam keadaan diam relatif lebih sedikit
apabila dibandingkan dengan ikan pada saat bergerak atau memijah. Jenis-jenis ikan tertentu
yang dapat menggunakan oksigen dariudara bebas, memiliki daya tahan yang lebih terhadap
perairan yang kekurangan oksigen terlarut (WARDOYO, 1978).

Kandungan oksigen terlarut (DO) minimum adalah 2 ppm dalam keadaan nornal dan tidak
tercemar oleh senyawa beracun (toksik). Kandungan oksigen terlarut minimum ini sudah cukup
mendukung kehidupan organisme (SWINGLE, 1968). Idealnya, kandungan oksigen terlarut
tidak boleh kurang dari 1,7 ppm selama waktu 8 jam dengan sedikitnya pada tingkat kejenuhan
sebesar 70 % (HUET, 1970). KLH menetapkan bahwa kandungan oksigen terlarut adalah 5 ppm
untuk kepentingan wisata bahari dan biota laut (ANONIMOUS, 2004).

Oksigen memegang peranan penting sebagai indikator kualitas perairan, karena oksigen terlarut
berperan dalam proses oksidasi dan reduksi bahan organik dan anorganik.Selain itu, oksigen juga
menentukan khan biologis yang dilakukan oleh organisme aerobik atau anaerobik. Dalam
kondisi aerobik, peranan oksigen adalah untuk mengoksidasi bahan organik dan anorganik
dengan hasil akhirnya adalah nutrien yang pada akhirnya dapat memberikan kesuburan perairan.
Dalam kondisi anaerobik, oksigen yang dihasilkan akan mereduksi senyawa-senyawa kimia
menjadi lebih sederhana dalam bentuk nutrien dan gas.

8
C.ANALISIS OKSIGEN TERLARUT (DO)

Oksigen terlarut dapat dianalisis atau ditentukan dengan 2 macam cara, yaitu :

1. Metoda titrasi dengan cara WINKLER

2. Metoda elektrokimia

1. Metoda titrasi dengan cara WINKLER

Metoda titrasi dengan cara WINKLER secara umum banyak digunakan untuk menentukan kadar
oksigen terlarut. Prinsipnya dengan menggunakan titrasi iodometri. Sampel yang akan dianalisis
terlebih dahulu ditambahkan larutan MnCl2 den Na0H - KI,sehingga akan terjadi endapan
Mn02. Dengan menambahkan H2 SO4 atan HCl maka endapan yang terjadi akan larut kembali
dan juga akan membebaskan molekul iodium (I2) yang ekivalen dengan oksigen terlarut. Iodium
yang dibebaskan ini selanjutnya dititrasi dengan larutan standar natrium tiosulfat (Na2S203) dan
menggunakan indikator larutan amilum (kanji).Reaksi kimia yang terjadi dapat dirumuskan

sebagai berikut

2. Metoda elektrokimia

Cara penentuan oksigen terlarut dengan metoda elektrokimia adalah cara langsung untuk
menentukan oksigen terlarut dengan alat DO meter. Prinsip kerjanya adalah menggunakan probe
oksigen yang terdiri dari katoda da anoda yang direndam dalarn larutan elektrolit.Pada alat DO
meter, probe ini biasanya menggunakan katoda perak (Ag) dan anoda timbal (Pb). Secara
keseluruhan, elektroda ini dilapisi dengan membran plastik yang bersifat semi permeable
terhadap oksigen. Reaksi kimia yang akan terjadi adalah :

9
Aliran reaksi yang terjadi tersebut tergantung dari aliran oksigen pada katoda.Difusi oksigen dari
sampel ke elektroda berbanding lurus terhadap konsentrasi oksigen terlarut.Penentuan oksigen
terlarut (DO) denga cara titrasi berdasarkan metoda WINKLER lebih analitis apabila
dibandingkan dengan cara alat DO meter. Hal yang perlu diperhatikan dalam titrasi iodometri
ialah penentuan titik akhir titrasinya, standarisasi larutan tiosulfat danpembuatan larutan standar
kaliumbikromat yang tepat. Dengan mengikuti prosedur penim-bangan kaliumbikromat dan
standarisasi

tiosulfat secara analitis, akan diperoleh hasilpenentuan oksigen terlarut yang lebih akurat.

Sedangkan penentuan oksigen terlarut dengan cara DO meter, harus diperhatikan suhu dan

salinitas sampel yang akan diperiksa. Peranan suhu dan salinitas ini sangat vital terhadap akurasi
penentuan oksigen terlarut dengan cara DO meter. Disamping itu, sebagaimana lazimnya alat
yang digital, peranan kalibrasi alat sangat menentukan akurasinya hasil penentuan. Berdasarkan
pengalaman di lapangan,penentuan oksigen terlarut dengan cara titrasi lebih dianjurkan untuk
mendapatkan hasil yang lebih akurat. Alat DO meter masih dianjurkan jika sifat penentuannya
hanya bersifat kisaran.

10
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Oksigen terlarut merupakan kebutuhan yang vital bagi kelangsungan hidup organisme suatu
perairan. Oksigen terlarut diambil oleh organisme perairan melalui respirasi untuk pertumbuhan,
reproduksi, dan kesuburan. Menurunnya kadar oksigen terlarut dapat mengurangi efesien
pengambilan oksigen oleh biota laut, sehingga dapat menurunkan kemampuan untuk hidup
normal dalam lingkungan hidupnya. Umumnya oksigen dijumpai di lapisan permukaan karena
oksigen dari udara didekatnya dapat secara langsung larut (berdifusi ke dalam air laut).
Phytoplankton juga membantu meningkatkan kadar oksigen terlarut pada siang hari.
Penambahan ini disebabkan oleh terlepasnya gas oksigen sebagai hasil fotosintesis (Hutabarat
dan Evans, 1985).

Menurut Odum (1971), tinggi rendahnya kadar oksigen di dalam air banyak bergantung pada
arus dan gelombang, suhu, salinitas, kedalaman, serta potensi biotik perairan. Ditambahan pula
oleh Warjdono (1974) bahwa kelarutan oksigen dalam air dipengaruhi oleh suhu, tekanan parsial
gas-gas yang ada di udara maupun di dalam air. Makin tinggi suhu, salitas, dan tekanan parsial
gas yang terlarut dalam air maka kelarutan oksigen dalam air makin berkurang. Menurut Welch
(1952), berkurangnya oksigen yang larut dalam air adalah karena digunakan oleh organisme utuk
proses perombakan bahan-bahan organik yang larut maupun bahan-bahan kotoran dasar.

B.Saran

Dengan adanya sedikit pemaparan tentang OksigenTerlarut (Dissolved Oxygen) yang di


dalamnya terdiri atas pengertian, manfaat, serta cara analisis oksigen terlarut dengan beberapa
metode semoga dapat menambah wawasan

11
DAFTAR PUSTAKA

sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Anonim., (2009), Oksigen Terlarut DO Dan Kebutuhan http : // biarkan aku

menulis.blogspot.com/2009/10/oksigen-terlarut-do-dan-kebutuhan.html

Brahmana, P., (2001), Ekologi , Universitas Terbuka, Jakarta.

Anonim., (2009), Bioindikator Ekosistem Akuatik : http : // mikbbtklppm

jogja.wordpress.com /2009/ 01 / 30 / % E2% 80% 9 Cplankton% E2%80% 9D-


bioindikator-ekosistem-akuatik /

12

Anda mungkin juga menyukai