Anda di halaman 1dari 200

DIKTAT

KOMUNIKASI AGRIBISNIS

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang tidak dapat dilepaskan dari
dunia komunikasi, mulai dari bangun tidur hingga akan tidur kembali. Sebelum
berangkat kerja atau sekolah, berbagai kegiatan komunikasi mereka lakukan,
seperti mendengarkan radio atau musik dalam format CD (Compact Disc) atau
DVD (Digital Versatile Disc), menonton acara televisi, membaca koran, tabloid,
atau majalah, atau bercengkrama dengan anggota keluarga.
Kegiatan komunikasi yang dilakukan dapat menggunakan berbagai media
informasi yang ada, baik media komunikasi nonelektronik/konvensional maupun
media komunikasi elektronik. Media komunikasi elektronik antara lain adalah
penggunaan bahasa lisan, bahasa isyarat/tubuh, dan aneka media komunikasi yang
menggunakan kertas. Sedangkan media elektronik antara lain adalah media audio-
visual (televisi), interkom, internet, telepon biasa, videoconference, dan telepon
seluler. Dalam dunia agribisnis yang berskala kecil, menengah,maupun besar,
orang-orang yang berkecimpung di dalamnya tidak dapat terlepas dari kegiatan
komunikasi. Oleh karena itu, bagi mereka komunikasi merupakan faktor yang
sangat penting demi pencapaian tujuan suatu organisasi. Mereka dapat
menggunakan berbagai media komunikasi yang ada, baik yang konvensional,
maupun yang elektronik sebagai sarana penyampaian pesan-pesan agribisnis.
Seorang pimpinan suatu organisasi atau agribisnis dapat memberikan
perintah kerja atau tugas kepada bawahannya secara lisan maupun tertulis .
Pembuatan pesan-pesan agribisnis tersebut merupakan kegiatan rutin yang
dilakukan dalam dunia agribisnis . Dalam Komunikasi Agribisnis dibahas
mengenai pentingnya komunikasi di dalam dunia agribisnis , meliputi komunikasi
verbal dan nonverbal, proses komunikasi , sebab-sebab timbulnya
kesalahpahaman dalam komunikasi serta cara-cara memperbaiki atau
meningkatkan komunikasi.
Istilah komunikasi itu sendiri sesungguhnya berasal dari bahasa Inggris
communication, dari bahasa latin communicatus yang mempunyai arti berbagi
atau menjadi milik bersama, komunikasi diartikan sebagai proses sharing diantara
pihak-pihak yang melakukan aktifitas komunikasi tersebut. Jika dua orang
berkomunikasi maka pemahaman yang sama terhadap pesan yang saling
dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan oleh keduanya.
Ilmu komunikasi sebagai ilmu pengetahuan sosial yang bersifat
multidisipliner, tidak bisa menghindari perspektif dari beberapa ahli yang tertarik
pada kajian komunikasi, sehingga definisi dan pengertian komunikasi menjadi
semakin banyak dan beragam. Masing-masing mempunyai penekanan arti,
cakupan, konteks yang berbeda satu sama lain, tetapi pada dasarnya saling
melengkapi dan menyempurnakan makna komunikasi sejalan dengan
perkembangan ilmu komunikasi.

1
Menurut Hovland, Janis & Kelley (1953) komunikasi adalah suatu proses
melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam
bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang
lainnya (khalayak). Menurut Berelson dan Stainer (1964) Komunikasi adalah
proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui
penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan
lain-lain. Menurut Lasswell (1960) Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu
proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada
siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel? To
whom? With what effect?). Dengan demikian definisi komunikasi secara umum
adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan
pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara dua atau lebih
dengan tujuan tertentu.
Agribisnis berasal dari kata  Agribusiness, di mana Agri=Agriculture artinya
pertanian dan  Business artinya usaha atau kegiatan yang berorientasi profit. Jadi
secara sederhana Agribisnis (agribusiness) didefinisikan sebagai usaha atau
kegiatan pertanian dan terkait dengan pertanian yang berorientasi profit.
Pengertian agribisnis menurut Wikipedia adalah Agribisnis adalah bisnis  berbasis
usaha pertanian atau bidang lain yang mendukungnya, baik di sektor hulu maupun
di hilir. Penyebutan "hulu" dan "hilir" mengacu pada pandangan pokok bahwa
agribisnis bekerja pada rantai sektor pangan (food supply chain). Agribisnis
mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek budidaya,
pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran.
Pengertian Agribisnis Menurut Downey and Erickson (1987)  bahwa
Agribisnis adalah kegiatan yang berhubungan dengan penanganan komoditi
pertanian dalam arti luas, yang meliputi salah satu atau keseluruhan  dari mata
rantai produksi, pengolahan masukan dan  keluaran produksi (agroindustri),
pemasaran masukan-keluaran pertanian dan kelembagaan penunjang kegiatan.
Yang dimaksud dengan berhubungan adalah kegiatan usaha yang menunjang
kegiatan pertanian dan kegiatan  usaha yang ditunjang  oleh kegiatan pertanian.
Berdasarkan penjelasan di atas mengenai pengertian komunikasi dan
agribisnis, maka dapat disimpulkan bahwa: Komunikasi Agribisnis adalah suatu
proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang
berkaitan dengan bisnis berbasis usaha pertanian mulai dari aspek budidaya,
pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran. Komunikasi yang
dimaksud dapat berupa hubungan timbal balik antara sesama petani, jasa
transportasi serta para pedagang yang nantinya menjadi tujuan akhir dari sektor
usaha agribisnis tersebut.

1.2. Tantangan Kompetensi Komunikasi Agribisnis di Masa Depan


Menurut Stephen Covey, komunikasi merupakan keterampilan yang
penting dalam hidup manusia. Unsur yang paling penting dalam berkomunikasi
adalah bukan sekedar apa yang kita tulis atau yang kita katakan, tetapi karakter
kita dan bagaimana kita menyampaikan pesan kepada penerima pesan. Penerima
pesan tidak hanya sekedar mendengar kalimat yang disampaikan tetapi juga
membaca dan menilai sikap kita. Jadi syarat utama dalam komunikasi yang efektif
adalah karakter kokoh yang dibangun dari fondasi etika serta integritas pribadi

2
yang kuat. Tidak peduli seberapa berbakatnya seseorang, betapapun unggulnya
sebuah tim atau seberapapun kuatnya kasus hukum, keberhasilan tidak akan
diperoleh tanpa penguasaan keterampilan komunikasi yang efektif. Keterampilan
melakukan komunikasi yang efektif akan berperan besar dalam mendukung
pencapaian tujuan dari seluruh aktivitas. Untuk dapat melakukan komunikasi yang
efektif, maka kemampuan untuk mengirimkan pesan atau informasi yang baik,
kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik, serta keterampilan
menggunakan berbagai media atau alat audio visual merupakan bagian yang
sangat penting. Komunikasi seringkali terganggu atau bahkan dapat menjadi
buntu sama sekali. Faktor hambatan yang biasanya terjadi dalam proses
komunikasi, dapat dibagi dalam 3 jenis sebagai berikut :
1. Hambatan Teknis
Hambatan jenis ini timbul karena lingkungan yang memberikan dampak
pencegahan terhadap kelancaran pengiriman dan penerimaan pesan. Dari sisi
teknologi, keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi, akan semakin
berkurang dengan adanya temuan baru di bidang teknologi komunikasi dan sistim
informasi, sehingga saluran komunikasi dalam media komunikasi dapat
diandalkan serta lebih efisien.
2. Hambatan Semantik
Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian
pengertian atau idea secara efektif. Definisi semantik adalah studi atas pengertian,
yang diungkapkan lewat bahasa. Suatu pesan yang kurang jelas, akan tetap
menjadi tidak jelas bagaimanapun baiknya transmisi. Untuk menghindari mis-
komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang
tepat dan sesuai dengan karakteristik komunikannya, serta melihat dan
mempertimbangkan kemungkinan penafsiran yang berbeda terhadap kata-kata
yang digunakannya.
3. Hambatan Manusiawi
Hambatan jenis ini muncul dari masalah-masalah pribadi yang dihadapi
oleh orang - orang yang terlibat dalam komunikasi, baik komunikator maupun
komunikan.
1.2.1. Kebutuhan Informasi Pada Komunikasi Agribisnis
Sistem Agribisnis umunya dibagi menjadi lima subsistem, yaitu subsistem
penyedia sarana produksi, usahatani atau kegiatan on-farm (produksi primer),
pengolahan (produksi sekunder), jasa dan pengolahan (produksi tersier), dan sisi
permintaan pasar atau konsumen, baik luar maupun dalam negeri. Kelima
subsitem agribisnis ini adalah yang dinamakan sistem pelaku agribisnis, karena
merupakan pembagian subsistem berdasarkan peranan pelakunya dalam
membentuk keseluruhan sistem.
Setiap subsistem agribisnis didukung oleh berbagai pihak yang terlibat di
dalamnya. Subsistem penyedia sarana produksi diperankan oleh para penangkar
dan penghasil benih/bibit, serta para produsen pupuk, obat-obatan pertanian.

3
Subsistem produksi primer diperankan seluruhnya oleh para petani. Subsistem
pengolahan terdiri dari para pelaku agroindustri baik industri kecil, sedang,
sampai dengan yang tingkat perusahaan multi nasional. Subsistem jasa dan
pemasaran diperankan oleh para pedagang dan bandar, kemudian distributor
sampai dengan para pengecer dan kios. Sedangkan, subsistem terakhir (hilir)
terdiri dari para konsumen produk pertanian, baik berupa hasil segar maupun
olahan di dalam dan luar negeri.
Adanya komunikasi dan koordinasi yang baik antar subsistem agribisnis
sangatlah penting dalam menunjang keberhasilan pengembangan agribisnis. Tidak
berjalannya koordinasi antar subsistem bisa menjadi titik rawan dan simpul-
simpul lemah bagi keseluruhan sistem. Dalam hal ini, ketersediaan informasi
sangat besar peranannya dalam mendukung komunikasi dan koordinasi antar
subsistem yang lancar. Di negara maju, untuk menjamin lancarnya informasi dan
terjadinya koordinasi yang baik antar subsistem seringkali dilakukan integrasi
vertikal dimana beberapa subsistem yang dirasakan memiliki potensi penyebab
terjadinya biaya transaksi tinggi akhirnya seringkali diakuisisi kedalam sebuah
perusahan korporasi agribisnis yang besar. Di Indonesia, idealnya jembatan
komunikasi antar subsistem ini dikembangkan dalam bentuk kemitraan yang
setara antar pelaku agribisnis yang memiliki kompetensi berbeda sehingga
akhirnya bisa terbentuk suatu sistem koordinasi vertikal yang efektif dan efisien.
Perbedaan antara integrasi vertikal dengan koordinasi vertikal adalah dalam hal
kepemilikan. Terjadinya integrasi vertikal akan mendukung tumbuhnya pelaku
agribisnis yang besar. Sedangkan koordinasi vertikal akan memberikan lebih
banyak kesempatan pada pelaku-pelaku agribisnis yang kecil termasuk para petani
untuk tetap berperan dalam keseluruhan sistem agribisnis.
1.2.2 Permasalahan Yang Dihadapi Dan Kemungkinan Solusi
Konsep ideal sistem agribisnis dalam penerapannya dilapangan banyak
sekali memperoleh permasalahan dan hambatan. Menteri Pertanian RI, Prof
Dr.Bungaran Saragih, adalah salah seorang pemikir dan pendekar dari pemikiran
agribisnis di Indonesia. Tapi pada kenyataannya setelah tiga tahun beliau menjadi
menteri, permasalahan yang dihadapi petani dan para pelaku agribisnis lainnya
masih tetap kurang lebih sama dengan sebelumnya. Hal ini memperlihatkan
betapa tidak sederhananya membangun pertanian, berbeda dengan membangun
industri, karena sangat banyaknya pelaku yang terlibat dan kompleksnya
permasalahan yang dihadapi.
Masalah pertama adalah kurang berkembangnya agro industri sehingga
terlalu banyaknya produk yang dipasarkan dalam bentuk komoditas pertanian
segar, menyebabkan terlalu dominannya peranan pasar tradisional. Dengan
demikian yang memiliki peranan dominan saat ini adalah terpusat pada subsistem
jasa dan pemasaran (produksi tersier), utamanya untuk pemasaran masih dalam
bentuk produk segar melalui jaringan pasar induk dan pasar-pasar tradisional.
Dominasi ini menyebabkan permasalahan pada lumpuhnya arus informasi, karena
untuk melanggengkan dominasinya pihak yang diuntungkan merasa harus juga
melakukan kontrol terhadap arus informasi.

4
Akibatnya komunikasi dan informasi hanya beredar diantara subsistem
jasa dan pemasaran, pengolahan dengan pasar konsumen. Sementara dua
subsistem lainnya yaitu subsistem produksi (on-farm) dan penyediaan sarana
produksi menjadi terkucil dan terisolasi dari pasar (Natawidjaja, 2001a).
Informasi pasar pada petani menjadi tidak ada artinya karena mereka terpisah dari
pasar kompetitif. Demikian pula bagi penangkar dan penyedia benih/bibit
informasi tentang produk mana yang banyak dimita pasar menjadi tidak jelas
sehingga menyulitkan pengembangan perbenihan komoditas unggulan. Masalah
ini merupakan titik paling rawan penyebab macetnya pengembangan agribisnis
nasional, disamping juga masalah-masalah lain yang juga semakin memperberat
Masalah kedua, sebagian besar pelaku agribisnis saat ini bertumpuk pada
susbsistem primer (on-farm) yang diperankan oleh para petani dengan jumlah
yang banyak dengan kepemilikan lahan yang sempit, permodalan yang lemah
teknologi rendah dan informasi yang sedikit. Sehingga walaupun jumlah
pelakunya paling banyak tapi peranannya dalam menentukan jalannya
keseluruhan sistem sebetulnya sangat kecil. Karena lemahnya informasi dari
pasar, akibatnya petani menjadi tidak terdorong untuk mengadopsi teknologi
karena tingkat insentif yang rendah dan resiko yang sangat besar. Karena petani
jumlahnya banyak dan tidak terkoordinasi dengan baik pola penanamannya, hal
ini telah mendorong sangat berfluktuasinya harga di pasar yang disebabkan sering
terjadinya kelebihan produksi.
Masalah ketiga, belum jelasnya peranan sistem koordinator dalam hal ini
pemerintah, perguruan tinggi, lembaga litbang dan lembaga keuangan pada
keseluruhan sistem agribisnis, sehingga fungsi pembina dan pemadu dari sistem
koordinator belum bisa dijalankan dengan baik. Salah satu sebabnya adalah
karena pada masa Orde Baru, peranan pemerintah sangat dominan. Pada era
tersebut pemerintah telah menjadi komunikator berbagai pihak yang terlibat pada
sistem agribisnis dan menjadi komando dari keseluruhan sistem agribisnis,
terutama tanaman pangan. Ada dua subsistem agribisnis yang didominasi oleh
pemerintah pada masa itu, yaitu subsistem penyediaan sarana produksi dan jasa
pemasaran (BULOG). Pemerintah pada saat itu banyak melakukan modifikasi dan
peran antara dengan berbagai pihak, termasuk dengan perguruan tinggi dan
lembaga keuangan. Sehingga, pada saat pemerintah menarik diri dari peran
tersebut maka seluruh sistem seakan-akan kehilang arah dan dalam kebingungan.
Ketiga masalah diatas memperlihatkan adanya permasalahan yang sangat
mendasar pada sistem komunikasi dan arus informasi yang menguhungkan
berbagai subsistem pelaku agribisnis dan sistem komunikasi dan arus informasi
yang menghubungkan sistem pelaku dengan sistem koordinator. Usaha untuk
mengembangkan agribisnis nasional harus terlebih dahulu bisa mengatasi dan
turut menyelesaikan tiga permasalahan utama yang cukup berat tersebut. Kendala
dan hambatan yang dihadapi dalam mewujudkan agribisnis nasional yang kuat
utamanya terletak pada titik rawan antar subsistem dan kurang menunjangnya
sistem koordinator dimana didalamnya terlibat pihak pemerintah dan perguruan
tinggi. Sehingga pemikiran dan usaha untuk mencari solusi dari dukungan
jaringan sistem informasi digital untuk memperkuat koordinasi vertikal antar
subsitem agribisnis dan komunikasinya dengan sistem koordinator adalah

5
merupakan tantangan bagi Indonesian Digital Library Network (IDLN) dalam
keikutsertaannya mewujudkan masyarakat mandiri berbasis informasi agar bisa
dinikmati juga oleh masyarakat pertanian yang sebagian besar tinggal di pelosok
pedesaan, paling tidak dalam bentuk riil tingkat kesejahteraan masyarakat yang
lebih baik.
Pada saat aktivitas kegiatan pertanian ini diusahakan dengan jumlah
produksi yang melebihi dari kebutuhan penduduk suatu daerah atau negara, maka
perhatian tidak saja harus ditujukan kepada bagaimana memproduksinya, tapi juga
sudah harus diperhitungkan keterkaitannya dengan aktivitas-aktivitas lain yang
menunjang seperti penyediaan kebutuhan input, pemanenan, penyimpanan,
pengolahan, serta pemasaran hasilnya. Jadi tidak lagi hanya memperhatikan sisi
produksinya saja, tapi juga pemikiran bagaimana mengusahakannya sebagai suatu
bisnis yang bisa memberikan kemakmuran pada petani dan masyarakat secara
umum. Karena agribisnis adalah suatu sistem, maka didalamnya banyak sekali
terkait faktor-faktor dan pihak-pihak yang sangat berperan terhadap keberhasilan
pengembangannya. Disinilah peranan sistem informasi menjadi sangat penting,
karena merupakan penghubung dan penyelaras berbagai komponen dari sistem
tersebut agar terjadi komunikasi dan koordinasi yang efektif dan efisien.
1.2.3 Konsep Dasar Komunikasi Agribisnis
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi,
manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-
hari di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat atau di
mana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam
konunikasi. Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri begitu
juga halnya bagi suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu
organisasi dapat berjalan dengan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya,
kurangnya atau tidak adanya komunikasi organisasi dapat macet dan berantakan.
Misalnya bila dalan suatu sekolah kepala sekolah tidak memberi informasi kepada
guru-guru mengenai kapan sekolah dimulai sesudah libur semester dan apa bidang
studi yang harus diajarkan oleh masing-masing guru, maka besar
kemungkinannya guru tidak dating mengajar. Akibatnya, murid-murid tidak
belajar. Hal ini menjadikan sekolah tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Dari
contoh itu kelihatan, bahwa dengan kelupaan memberi informasi saja sudah
memberikan efek yang lebih besar bagi sekolah. Karena pentingnya komunikasi
dalam organisasi maka perlu menjadi perhatian pengelola agar dapat membantu
dalam pelaksanaan tugasnya. Komunikasi yang efektif adalah penting bagi semua
organisasi. Oleh karena itu, para pemimpin organisasi dan para komunikator
dalam organisasi perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi
mereka. Untuk memahami komunikasi ini dengan mudah, perlu terlebih dahulu
mengetahui konsep-konsep dasar komunikasi.
Ada empat tujuan atau motif komunikasi agribisnis yang perlu
dikemukakan di sini. Motif atau tujuan ini tidak perlu dikemukakan secara sadar,
juga tidak perlu mereka yang terlibat menyepakati tujuan komunikasi mereka.
Tujuan dapat disadari ataupun tidak, dapat dikenali ataupun tidak. Keempat tujuan
tersebut adalah :

6
a.   Menemukan salah satu tujuan utama komunikasi agribisnis menyangkut
penemuan diri (personal discovery) Bila anda berkomunikasi dengan orang lain,
anda belajar mengenai diri sendiri selain juga tentang orang lain. Kenyataannya,
persepsi-diri anda sebagian besar dihasilkan dari apa yang telah anda pelajari
tentang diri sendiri dari orang lain selama komunikasi, khususnya dalam
perjumpaan-perjumpaan antarpribadi. Dengan berbicara tentang diri kita sendiri
dengan orang lain kita memperoleh umpan balik yang berharga mengenai
perasaan, pemikiran, dan perilaku kita. Dari perjumpaan seperti ini kita
menyadari, misalnya bahwa perasaan kita ternyata tidak jauh berbeda dengan
perasaan orang lain. Pengukuhan positif ini membantu kita merasa “normal.” Cara
lain di mana kita melakukan penemuan diri adalah melalui proses perbandingan
sosial, melalui perbandingan kemampuan, prestasi, sikap, pendapat, nilai, dan
kegagalan kita dengan orang lain. Artinya, kita mengevaluasi diri sendiri sebagian
besar dengan cara membanding diri kita dengan orang lain. Dengan
berkomunikasi kita dapat memahami secara lebih baik diri kita sendiri dan diri
orang lain yang kita ajak bicara. Tetapi, komunikasi juga memungkinkan kita
untuk menemukan dunia luar dunia yang dipenuhi objek, peristiwa, dan manusia
lain. Sekarang ini, kita mengandalkan beragam media komunikasi untuk
mendapatkan informasi tentang hiburan, olahraga, perang, pembangunan
ekonomi, masalah kesehatan dan gizi, serta produk-produk baru yang dapat dibeli.
Banyak yang kita peroleh dari media ini berinteraksi dengan yang kita peroleh
dari interaksi antarpribadi kita. Kita mendapatkan banyak informasi dari media,
mendiskusikannya dengan orang lain, dan akhirnya mempelajari atau menyerap
bahan-bahan tadi sebagai hasil interaksi kedua sumber ini.
b.   Untuk berhubungan, Salah satu motivasi kita yang paling kuat adalah
berhubungan dengan orang lain (membina dan memelihara hubungan dengan
orang lain). Kita ingin merasa dicintai dan disukai, dan kemudian kita juga ingin
mencintai dan menyukai orang lain. Kita menghabiskan banyak waktu dan energi
komunikasi kita untuk membina dan memelihara hubungan sosial. Anda
berkomunikasi dengan teman dekat di sekolah, di kantor, dan barangkali melalui
telepon. Anda berbincang-bincang dengan orangtua, anak-anak, dan saudara anda.
Anda berinteraksi dengan mitra kerja.
c.   Untuk meyakinkan, Media masa ada sebagian besar untuk meyakinkan kita agar
mengubah sikap dan perilaku kita. Media dapat hidup karena adanya dana dari
iklan, yang diarahkan untuk mendorong kita membeli berbagai produk. Sekarang
ini mungkin anda lebih banyak bertindak sebagai konsumen ketimbang sebagai
penyampai pesan melalui media, tetapi tidak lama lagi barangkali anda-lah yang
akan merancang pesan-pesan itu—bekerja di suatu surat kabar, menjadi editor
sebuah majalah, atau bekerja pada biro iklan, pemancar televisi, atau berbagai
bidang lain yang berkaitan dengan komunikasi. Tetapi, kita juga menghabiskan
banyak waktu untuk melakukan persuasi antarpribadi, baik sebagai sumber
maupun sebagai penerima. Dalam perjumpaan antarpribadi sehari-hari kita
berusaha mengubah sikap dan perilaku orang lain. Kita berusaha mengajak
mereka melakukan sesuatu, mencoba cara diit yan baru, membeli produk tertentu,
menonton film, membaca buku, rnengambil mata kuliah tertentu, meyakini bahwa
sesuatu itu salah atau benar, menyetujui atau mengecam gagasan tertentu, dan
sebagainya.

7
d.    Untuk bermain, Kita menggunakan banyak perilaku komunikasi kita untuk
bermain dan menghibur diri. Kita mendengarkan pelawak, pembicaraan, musik,
dan film sebagian besar untuk hiburan. Demikian pula banyak dari perilaku
komunikasi kita dirancang untuk menghibur orang lain (menceritakan lelucon
mengutarakan sesuatu yang baru, dan mengaitkan cerita-cerita yang menarik).
Adakalanya hiburan ini merupakan tujuan akhir, tetapi adakalanya ini merupakan
cara untuk mengikat perhatian orang Iain sehingga kita dapat mencapai tujuan-
tujuan lain.

1.3 Pemahaman tentang Komunikasi Agribisnis


Pada dasarnya setiap orang dapat berkomunikasi satu sama lain karena
manusia selain makhluk individu juga sekaligus makhluk social yang memiliki
kebutuhan untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Namun tidak semua orang
dapat secara terampil mampu berkomunikasi, oleh karena itu perlu dikenali
berbagai cara penyampaian informasi dalam berkomunikasi. Menurut cara
penyampaian informasi dapat dibedakan menjadi : (1) Komunikasi Lisan, yakni
komunikasi yang terjadi secara langsung dan tidak dibatasi oleh jarak, dimana dua
belah pihak dapat bertatap muka, misalnya dialog dua orang dan komunikasi yang
terjadi secara tidak langsung karena dibatasi oleh jarak, misalnya komunikasi
lewat telepon dan sebagainya. (2) Komunikasi Tertulis, yaitu komunikasi dalam
bentuk Naskah, yang biasanya dipergunakan untuk menyampaikan berita yang
bersifat kompleks serta gambar dan foto karena tidak dapat dilukiskan dengan
kata-kata atau kalimat.
Menurut keberlangsungannya, Komunikasi dapat dikelompokkan menjadi
Komunikasi Langsung yakni proses komunikasi dilaksanakan secara langsung
tanpa bantuan perantara orang ketiga ataupun media komunikasi yang ada dan
tidak dibatasi oleh jarak dan Komunikas Tidak Langsung yakni Proses
komunikasinya dilaksanakan dengan bantuan pihak ketiga atau bantuan alat-alat
atau media komunikasi. Sedangkan komunikasi menurut perilaku dapat
dibedakan menjadi (1). Komunikasi Formal, yaitu Komunikasi yang terjadi
diantara organisasi / perusahaan yang tata caranya telah diatur dalam struktur
organisasinya, misalnya rapat kerja perusahaan, konferensi, seminar dan
sebagainya. (2) Komunikasi Informal, yaitu Komunikasi yang terjadi dala suatu
organisasi atau perusahaan yang tidak ditentukan dalam struktur organisasi dan
tidak mendapat pengakuan resmi yang mungkin tidak berpengaruh terhadap
kepentingan organisasi atau perusahaan, misalnya kabar burung, desas-desus, dan
senagainya dan (3). Komunikasi Nonformal yaitu Komunikasi yang terjadi antara
komunikasi yang bersifat formal dan informal, yaitu komunikasi yang
berhubungan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan organisasi atau perusahaan
dengan kegiatan yang bersifat pribadi anggota organisasi atau perusahaan
tersebut, misalnya rapat tentang ulang tahun perusahaan, dan sebagainya.
Komunikasi dalam dunia agribisnis merupakan salah satu factor penting
bagi pencapain tujuan suatu organisasi. Akan tetapi, sering kali orang mengabikan
arti pentingnya komunikasi dalam dunia agribisnis. Secara garis besar, ada dua
kelompok komunikasi yang paling mendasar yaitu komunikasi verbal dan
komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal berkaitan dengan komunikasi yang

8
dilaukan secara tertulis maupun lisan, misalnya dalam bentuk laporan, surat
memo, dan rapat kerja. Sedangkan komunikasi nonverbal merupakan komunikasi
yang tidak dilakukan secara tertulis atau lisan, seperti menggunakan bahasa
isyarat (body language), symbol, seragam, ekspresi wajah, lamabng (logo)
perusahaan, jarak saat berbicara dan warna.
Dalam kaitannya dengan proses komunikasi, ada lima tahapan yang peru
diperhatikan : adanya ide atau gagasan, mengubah ide ke dalam suatu pesan,
penyampaian pesan, menerima pesan, menafsirkan pesan, dan memberikan
respons dan umpan balik (feedback). Dalam komunikasi sering muncul
kesalahpahaman dalam mengembangkan pesan, dalam menyampaikan pesan,
dalam menerima pesan, maupun dalam menafsirkan suatu pesan. Kesalahpahaman
dalam berkomunikasi dapat diatasi dengan memperhatikan persepsi lawan bicara,
ketepatan penyampaiannya, kredibilitas pengirim pesan , dan kemampuan
mengendalikan pesan.

1.3.1. Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi yang


dilakukan antara individu yang satu dengan individu yang lain baik yang terjadi
dalam suatu masyarakat umum maupun dalam suatu organisasi agribisnis maupun
nonagribisnis. Namun, dalam hal ini komunikasi antar pribadi lebih difokuskan
pada komunikasi yang ada dalam suatu organisasi agribisnis maupun
nonagribisnis yaitu antara manjer dengan karyawan atau pegawai. Komunikasi
antarpribadi memiliki bermacam-macam tujuan, antara lain : unutk
menyampaikan informasi, berbagai pengalaman, melakukan kerja sama,
memotivasi, menumbuhkan simpati, dan melampiaskan kekecewaan dan
kekesalan kepada orang lain.

Dalam komunikasi antarpribadi suatu organisasi agribisnis maupun


nonagribisnis tidak dapat dilepaskan dengan gaya kepemimpinan yang diterapkan
oleh seorang manejer. Ada berbagi macam gaya kepemimpinan yang dapat
diterapkan dalam suatu organisasi, antara lain : Teori X dan Y yang dikemukakan
oleh Doughlas McGregor, directinge, coaching, supporting dan delegating, yang
dikemukakan oleh Luwdlow dan Panton, dan gaya kepemimpinan situasional
yang dikemukakan Harsey dan Blanchard.

Dalam komunikasi antarpribadi juga perlu dipahami tentang bagaimana


kebutuhan hidup manusia yang melakukan interaksi antarpribadi tersebut.
Sebagaimana diketahui bahwa kebutuhan manusia sangatlah bervariasi. Untuk
memahami bagaimana kebutuhan hidup manusia yang sangat beragam tersebut,
maka muncullah berbagi penelitian yang dilakukan oleh para ahli sehingga
mengahasilkan suatu teori, misalnya terori tentang hierarki kebutuhan yang
dikemukakan oleh Abraham Maslow, Terdiri Dua-Faktor yang dikemukakan oleh

9
Herzberg. Ketika Komunikasi antar Pribadi terjadi, maka mendengarkan memiliki
peran yang sangat penting bagi tercapainya suatu pemahaman yang benar dalam
suatu percakapan dengan orang lain. Mendengarkan dalam hal ini merupakan
kegiatan medengar secara aktif dan dinamis yang memerlukan suatu konsentrasi
secara penuh dan utuh tanpa diinterupsi adanya gangguan dalam berkomunikasi.

1.3.2. Komunikasi dalam suatu Organisasi

Komunikasi yang merupakan keterkaitan antara individu-individu dengan


organisasi, mempunyai peranan yang cukup penting bagi berjalannya fungsi-
fungsi komunikasi dalam suatu organisasi. Seorang manager yang dinamis harus
memiliki tiga peran penting., yaitu : peran antarpribadi, peran informasional, dan
peran pengambil keputusan. Peran antarpribadi mencangkup peran monitoring,
peran penyebar, dan peran juru bicara. Sementara itu peran keputusan
mencangkup peran wirausaha, peran pengalokasi sumber daya, dan peran
negosiator.

Beberapa kegiatan organisasional yang ada dalam suatu organisasi


mencakup penentuan tujuan, pengambilan keputusan, pengukuran hasil kerja,
pengembangan staf, keterkaitan dengan konsumen, negosiasi dengan pemasok,
menghasilkan produk, dan interaksi dengan peraturan yang ada.

Untuk melakukan komunikasi secara efektif, perlu adanya pemilihan pola


komunikasi baik melalui saluran komunikas formal dan nonformal. Saluran
komunikasi formal dapat dilakukan dengan tiga bentuk komunikasi, yaitu
komunikasi ke atas, komunikasi ke bawah, komunikasi horizontal/lateral, dan
komunikasi diagonal. Apabila dalam komunikasi formal, saluran komunikasinya
didasarkan pada posisi kedudukan atau jabatan yang telah diatur sesuai dengan
jenjang hierarkinya, dalam komunikasi informal semua informasi tidak lagi diatur
menurut jenjang hierarkinya tetapi luwes/leluasa.

Tanpa melihat di mana Anda berkerja atau apa yang Anda lakukan,
komunikasi akan memunyai peranan yang sangat penting bagi kemajuan karier
Anda. Dengan melakukan penelaahan terhadap apa yang menajdi kekuatan dan
kelemahan yang Anda miliki, menentukan yang realistic, dan melakukan latihan
berbagai bentuk komunikasi, Anda akan dapat meningkatkan keterampilan
komunikasi Anda.

1.3.3 Komunikasi Lintas Budaya

Semakin pesatnya perkembangan terknologi informasi dan komunikasi


telah memberikan peluang untuk berkomunikasi dengan seseorang yang berbicara
dengan bahasa dan budaya yang berbeda. Pengembangan keterampilan
komunikasi agribisnis lintas budaya menjadi semakin penting artinya, mengingat
kecendrungan dunia agribisnis yang semakin mengglobal.

10
Terdapat tiga tingkatan, yaitu : Formal, Informal, dan Teknis. Kendala utama
dalam komunikasi lintas budaya adalah perbedaan budaya dan masalah bahasa.
Perbedaan budaya sering kali menjadi komunikas tidak efektif. Perbedaan budaya
dapat ditunjukkan dalam nilai-nilai sosial, ide status, kebiasaan pengambilan
keputusan, sikap terhadap waktu, pengaturan jarak bicara, konteks budaya, bahasa
tubuh, adat-istiadat, perilaku hokum dan etika.

Seseorang dapat mempelajari budaya tertentu dengan cara membaca buku-


buku artikel, berbicara dengan orang yang menjadi bagian dari suatu buadaya,
mengunjungi suatu Negara, belajar bahasanya, belajar sejarah budaya suatu
Negara, agama, politik, nilai-nilai dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh
masyarakat suatu Negara.

1.4. Proses Penulisan Pesan-Pesan dalam Komunikasi Agribisnis

1.4.1 Perencaan Pesan Agribisnis

Proses penyususnan pesan-pesan agribisnis terdiri dari tiga hal, yaitu


perencaan, komposisi, dan revisi. Dalam melakukan perencaan , maksud / tujuan
penyampaian agribisnis harus ditentukan terlebih dahulu baik secara umum
maupun khusus. Di samping itu, dalam tahap perencanaan, analisis audiens yang
mencangkup pengembangan profil audiens, pemenuhan kebutuhan informasi
audiens, dan pemenuhan kebutuhan motivasional audiens juga perlu dilakukan.

Langkah lain dalam proses perencaan pesan-pesan agribisnis adalah menentukan


ide pokoknya. Ide pokok meruapakan rangkuman dari pesan-pesan yang
disampaikan. Dengan mendefinisikan ide pokok, akan diperoleh arahan atau
petunjuk tentang apa yang harus dilakukan. Untuk menemukan ide pokok ada
beberapa teknik yang dapat digunakan, diantaranya story teller’s tour , random
list, CFR worksheet, journalistic appoarch, dan question and answer chain.

1.4.2. Pengorganisasian Pesan-Pesan Agribisnis

Dalam suatu pesan agribisnis yang diorganisasi dengan baik, semua


informasi penting dan maksud atau tujuan penulisan pesan-pesan agribisnis
dinyatakan secara jelas. Disamping itu, ide-ide juga dihasilkan secara logis.
Organisasi yang baik penting karena hal itu membuat pesan-pesan yang
disampaikan menjadi lebih efektif dan memudahkan atau menyerderhanakan
pekerjaan komunikator.

Pengorganisasian suatu pesan memerlukan pengempokan ide-ide secara


tepat. Ada dua pendekatan organisasinal yang cukup mendasar yaitu pendekatan
langsung dan pendekatan tidak langsung. Dengan pendekatan langsung, ide pokok
ditempatkan pada bagian terdahulu, kemudian baru diikuti bukti-bukti

11
pendukungnya; sedangkan dalam pendekatan tidak langsung, bukti-bukti
pendukung ditempatkan terdahulu, kemudian diikuti dengan ide pokoknya.

Pendekatan langsung sangat baik diterapkan bagi orang-orang yang sangat


tertarik atau senang terhadap pesan-pesan yang akan disampaikan. Sementara itu,
pendekatan tidak langsung tepat untuk orang-orang yang bersikap skeptic atau
tidak senang terhadap pesan-pesan yang disampaikan.

1.4.3. Revisi Pesan-Pesan Agribisnis

Revisi merupakan langkah terkahir dalam mengembangkan pesan-pesan


agribisnis secara efektif. Setiap pesan agribisnis perlu diedit baik menyangkut
masalah isi dan pengorganisasiaanya, gaya penyampaianya, maupun format
penulisannya. Gaya penulisan yang efektif dimulai dengan pemilihan kata yang
tepat. Dalam memilih kata perlu diperhatikan antara lain memilih kata yang sudah
familier / sudah dikenal secara umum, singkat , dan hindarkan kata yang memiliki
pengertian gAnda.

Penulisan pesan-pesan agribisnis yang paling efektif akan mencangkup


keseimbangan pemilihan terhadap ketiga jenis kalimat yaitu kalimat sederhana,
majemuk, dan kompleks. Kalimat-kalimat yang sangat singkat dan menggunakan
kalimat aktif akan mempermudah audiens Anda dalam memahami maksud dan
tujuan suatu pesan-pesan agribisnis.

Dalam mengembangkan suatu paragraph dapat dilakukan dengan berbagai


macam cara antara lain dengan menggunakan ilustrasi, perbandingan, pembahasan
mengenai sebab-akibat, melakukan kalsifikasi (pengelompokan), dan pembahasan
mengenai pemecahan masalah (problem solving). Pusatkan perhatian pada ide
tunggal, dan usahakan untuk setiap paragraph singkat saja.

1.4.4. Komunikasi melalui Surat

Maksud Direct request adalah untuk mendapatkan suatu respon dari para
pembaca dengan menjawab pertanyaan , emngirim barang atau jasa, atau sutatu
tindakan yang lain. Meskipun berasumsi bahwa respons pembaca adalah
menyenangkan, Anda perlu meyakinkan diri Anda dengan para pembaca dengan
cara-cara yang menyenangkan pula. Permintaan terhadap suatu informasi dapat
berasal dari dalam maupun dari luar suatu organisasi.

Surat-Surat direct Request dapat digunakan untuk berbagi macam aplikasi,


seperti melakukan pesanan barang atau jasa (orders) , surat pengaduan agribisnis,
surat reservasi, meminta informasi penting terhadap suatu produk baru,
mengajukan klaim, dan adjustment , dan pemohonan kredit.

12
Untuk mempermudah tugas-tugas pembaca, Anda sebaiknya memulai
dengan permintaaan (request)apa yang Anda kehendaki dan memberikan
penjelasan yang lebih rinci yang akan dapat membantu pembaca melakukan apa
yang dihendaki secara benar dan tepat. Apabila Anda meminta beberapa barang
yang berbeda, maka lebih baik beri masing-masing barang tersebut untuk lebih
memudahkan pembaca memberikan jawaban atau tanggapanya. Suatu suratdirect
request dapat ditutup dengan ucapan terima kasih, suatu tindakan khusus dan
indikasi batas waktu (deadline) suatu pengiriman.

1.4.5. Penulisan Permintaan Pesan-Pesan Rutin dan Positif

Strategi penulisan untuk permintaan rutin, pesan-pesan good news , serta


goodwill pada umumnya menggunakan pendekatan langsung (direct approach),
yang memnungkinkan para pembaca secara langsung dapat mengetahui apa
maksud penyampain suatu pesan. Hal ini berbeda dengan pesan-pesan agribisnis
yang mempunyai dampak yang kurang baik bagi pembacanya.

Pendekatan langsung yang digunakan dalam penulisan permintaan rutin


dan pesan-pesan positif lainnya mencangkup tiga hal, yaitu kemukakan ide pokok
pada bagian awal, diikuti dengan penjelasan yang lebih rinci di bagian
pertengahan , dan diakhiri dengan salam penutup yang berisi pernyataan
keramahan dan tindakan khusus yang diharapkan.

Disamping memiliki keunggulan seperti langsung pada pokok bahasan dan


menghemat waktu, pendekatan langsung juga memiliki kelemahan seperti factor
kebiasaan, dalam arti bahwa sebagian penyampaian pesan merasa tidak terbiasa
dengan pendekatan langsung.

Dalam menjawab surat permintaan informasi yang memiliki potensi


penjualan, ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu berikan respon secepatnya,
berikan dukungan terhadap penjualan, dan berikan kesan yang positif terhadap
perusahaan Anda. Selain menangani berbagai permintaan informasi, suat
perusahaan sering kali menangani berbagai permintaan kredit rutin, baik yang
berkaitan dengan memberikan persetujuan kredit maupun pemberian referensi
kredit bagi yang membutuhkannya.

Bentuk informasi positif yang lain adalah meberikan surat rekomendasi


kepada orang lain. Surat rekomendasi ini bersifat rahasia sehingga yang meminta
surat rekomendasi tidak boleh tahu tentang isi surat tersebut. Oleh karena itu,
surat rekomendasi biasanya langsung dikirim ke organisasi / lembaga yang
meminta rekomendasi tersebut.

13
1.4.6. Penulisan Bad News

Maksud dari pesan-pesan Bad News adalah untuk menyampaikan


informasi yang kurang menyenangkan dengan tetap menjaga atau memperhatikan
bagaimana dampaknya bagi audiens Anda. Sebagai contoh : berita duka cita,
pemutusan hubungan kerja (PHK), penurunan jabatan, penolakan kredit, kegagaln
ujian, penolakan lamaran kerja, dan sebagainya. Untuk mencapai tujuan tersebut,
Anda harus mempertimbangkan bagaimana pAndangan audiens. Bahkan, kalau
memungkinkan Anda dapat menjelaskan bagaimana pesan-pesan bed news tetap
memberikan manfaat bagi audiens Anda.

Secara umu pendekatan organisasional yang banyak diterapkan untuk


pesan-pesan bad news adalah indirect approach, yang dimulai dengan suatu
pembuka yang bersifat netral, kemudian diikuti dengan suatu alas an yang
mendukung pernyataan bad news, dan diakhiri dengan kata penutup yang
memiliki dampak positif bagi audiens Anda. Pendekatan organisasional lainnya
adalah direcr approach, yang digunakan terutama untuk penyampaian pesan-pesan
bad-news yang mempunyai dampat emosional yang sangat kecil terhadap audiens,
yang dimulai dengan pernyataan bad news, diikuti dengan alasan yang jelas dan
diakhiri dengan kata penutup yang positif.

1.4.7. Penulisan Pesan Pesan yang Persuasif

Dalam mengembangkan pesan pesan persuasive secara efektif perlu


diperhatikan lima komponen penting yaitu (1) mementukan kredibilitas Anda, (2)
menyiapkan kerangka argumentasi, (3) menggunakan daya pemikat atas dasar
logika dan emosional, (4) memperkuat posisi Anda dengan menggunakan bahasa
yang baik dan bukti yang jelas.

Untuk memperkuat kredibilitas Anda dalam menyampaikan pesan-pesan


persuasif, beberapa cara dapat dilakukan, diantarnya adalah : memebrikan
dukungan terhadap penyataan Anda dengan fakta dan sumber-sumber lainnya;
menjelaskan tujuan Anda secara jeals; menunjukkan sikap hormat; dan
menunjukkan sikap percaya kepada pihak lain.

Dalam penyampaian pesan pesan secara persuasive, rencana


organisasional yang dapat digunakan adalah dengan menerapka prinsip AIDA
(Attention, Interest, Desire, Action). Untuk membuka suatu dialog, lontarkan
pertanyaan yang menarik pembaca dengan fakta, penjelasan lebih rinci, dan
tambahan informasi yang bermanfaat bagi pembaca. Berikutnya Anda perlu
meningkatkan hasrat pembaca dengan memberikan bukti-bukti yang lebih banyak
dan manfaat bagi pembaca. Yang terakhir, Anda dapat mengambil kesimpulan
dengan memotivasi pembaca agar bersedia mengambil tindakan yang lebih

14
spesifik, dengan menekankan hasil positif suatu tindakan, dan dengan
memberikan kemudahan bagi pembaca dalam merespons.

Untuk meperkuat posisi Anda dalam menyampaikan pesan-pesan


persuasif, Anda dapat menggunakan semantic, metafora, anekdot, bahasa yang
sederhana dan mudah dipahami, dan fakta yang mampu memperkuat posisi Anda.

Ada beberapa kunci dalam menyampaikan pengaduan, permintaan, atau


penyesuaian yang baik secara persuasive yaitu 1) mengemukakan semua fakta
dengan lebih rinci, logis, dan menarik pembaca, 2) mengekspresiakan perasaan
Anda dengan tenang, 3) memfokuskan pada manfaat atas problem-solusi, dan 4)
memberikan pernytaan permintaan suatu tindakan secara spesifik dan beralasan.

1.5. Peran Korespondensi dalam Komunikasi Agribisnis

Korespondensi agribisnis merupakan suatu kegiatan korespondensi yang


dilakukan dalam dunia agribisnis, baik dalam bentuk surat, memo, agenda,
proposal, maupun laporan agribisnis. Surat merupakan sarana komunikasi tertulis
yang disampaikan oleh suatu pihak kepada pihak lain dengan menggunakan media
tertentu. Salah satu hal yang membedakan surat biasa dengan surat agribisnis
adalah tujuan penulisannya. Surat agribisnis berorientasi pada kegiatan agribisnis
maupun gaya bahasa yang digunakannya.

Dalam perkebangannya, seorang dapat menulis dan mengirimkan surat dengan


secarik kertas maupun secara elektronik. Di samping itu, pengrimiman surat
secara elektronik dapat dilakukan dengan menggunakan telepon seluler untuk
varian tertentu maupun dengan menggunakan computer yang sudah dilengkapi
dengan modem. Melalui surat, seorang dapat menyampaikan informasi penting
kepada orang lain, sebagai alat bukti tertulis, alat untuk mengingat-ingat, alat
bukti historis, dan untuk pedoman kerja.

Surat dapat dikelompokkan berdasarkan wujudnya, pemakaiannya, sifat, jumlah


sasaran yang dituju, urgensinya, dan tujuannya. Bagian bagian penting dalam
surat biasanya mencangkup kepala surat, tanggal, nomor, lampiran, hal, alamt
yang dituju, salam pembuka, paragraph pembuka, paragraf isi, paragraf penutup,
salam penutup, tAnda tangan, nama terang, tembusan dan inisial. Bentuk surat
dapat dibedakan menjadi (a) bentuk lurus penuh, (b) bentuk setengah lurus, (c)
bentuk lurus, (d) bentuk bertakuk, (e) bentuk paragraph menggantung, (f) bentuk
Amerika, dan (g) bentuk Inggris.

Bagaimana dengan bahasa surat? Secara umum, bahasa yang digunakan


dalam dunia korespondensi mencangkup tiga hal, yaitu (a) pemilihan kata-kata
yang sudah dikenal, (b) pemilihan kata-kata yang cermat, dan (c) pemilihan kata-
kata bermakna jelas dan dihindari yang bermakna lebih dari satu.

15
Di era yang sudah semakin modern ini, ternyata sering terjadi adaanya kesalahan
dalam komunikasi agribisnis, seperti contohnya penulisan tanda baca, tentu
berakibat sangat fatal. Bayangkan jika kita memesan produk berjumlah 1.000
(seribu) unit dan kita menuliskannya dengan kebiasaan kita, maka pihak luar akan
mengira kita hanya memesan satu unit saja. Karena secara lazim, mereka menulis
seribu dengan cara 1,000 yang artinya 1 unit.
Semua ini terjadi karena suatu hal yang mungkin kerap kita anggap sepele,
komunikasi! Apalagi bagi kita yang, merasa usaha kita hanyalah usaha kecil,
rasanya tidak perlu berbasa-basi dengan pelanggan yang notabene kerap kali kita
kenal. Banyak sekali kita menemukan pengertian komunikasi dalam suatu literatur
atau catatan ilmiah, secara umum. Beberapa diantaranya menyatakan bahwa
komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan berita atau
informasi dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi yang tepat sendiri tidak
akan terjadi jika penyampainya tidak menyampaikan informasi atau berita tersebut
secara tepat dan baik, sehingga penerimanya tidak menerima informasi atau berita
yang salah.
Masalah komunikasi ini adalah inherent (melekat = sangat penting) bagi
kebutuhan manusia. Tidak ada manusia yang bisa hidup dengan baik, tanpa
adanya komunikasi. Demikian juga dalam agribisnis,  komunikasi merupakan
sumber kehidupan agribisnis tersebut. Rasanya tidak ada agribisnis yang bisa
berhasil tanpa komunikasi yang baik. Mulai dari perencanaan usaha, produksi
hingga tahap akhir marketing dan selling kepada konsumen. Itu semua
memerlukan komunikasi yang baik dan efektif. Baik dan efektif dalam artian,
komunikasi yang dilakukan sesuai dengan kebutuhannya. Sebab cakupan
komunikasi dalam dunia agribisnis sangatlah luas, mulai dari mengkomunikasikan
apa yang akan kita buat kepada karyawan, hingga menyampaikan produk kita
kepada konsumen dalam bentuk iklan agar mereka tertarik dan membeli produk
kita.
Komunikasi agribisnis ini sendiri, harus kita lakukan baik di dalam perusahaan
dan di luar perusahaan. Di dalam perusahaan komunikasi dengan karyawan sangat
penting dilakukan agar karyawan merasa menjadi bagian dari usaha kita dan
merasa yakin dengan produk yang kita hasilkan. Jika karyawan tidak mengenal
dan yakin akan produk yang kita hasilkan, mereka akan sulit mengkomunikasikan
produk kita kepada konsumen. Bisa kita bayangkan jika karyawan kita memilki
pengetahuan terbatas akan produk-produk yang kita produksi dan atau kita jual,
apa yang akan dijelaskannya kepada konsumen? Komunikasi di luar perusahaan
atau komunikasi eksternal, wajib juga dilakukan dalam hubungannya dengan
masyarakat, pemerintah pada umumnya dan khususnya kepada pelanggan atau
konsumen.

1.5.1. Komunikasi dengan Konsumen

Komunikasi dengan konsumen sangat penting kita bina dan lakukan terus
menerus, agar konsumen tidak lupa pada kita dan produk yang kita hasilkan atau
jual. Komunikasi dengan konsumen ini dapat kita katakan sukses dilakukan jika
konsumen menjadi pelanggan kita dan tumbuh suatu sikap hanya ingin berbelanja

16
ke toko kita saja atau hanya ingin menggunakan barang tertentu saja tanpa ingin
menggantinya dengan barang lain, yang diistilahkan sebagai ‘ Patronage Buying
Motive” . Hal ini hanya dimungkinkan apabila ada komunikasi yang baik antara
kita sebagai pemilik usaha, karyawan dan konsumen. Sehingga komunikasi yang
baik ini menimbulkan tingkat pelayan yang baik pula dari kita karena banyaknya
masukan yang bisa diperoleh dari konsumen. Baik mengenai keinginan
konsumen, barang apa yang banyak disenangi konsumen dan tidak, layanan apa
yang mereka butuhkan dan sebagainya. Ini semua merupakan informasi berharga
bagi pengembangan usaha kita.

1.5.2. Komunikasi dengan Lembaga Pemerintah

Komunikasi dengan pemerintah wajib kita lakukan. Dengan demikian, kita dapat
memahami peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah, mulai dari
tingkat propinsi, kota/ kabupaten, kecamatan hingga tingkat gampong dan
lingkungan. Hal ini sangat penting untuk menghindari kerugian dan permasalahan
dengan hukum.
Bayangkan jika telah mengeluarkan biaya yang banyak untuk memasang kanopi
atau papan nama merk usaha, ternyata hal tersebut melanggar peraturan. Bisa jadi
karena ukuran yang tidak sesuai peraturan yang ditetapkan, posisi yang salah atau
hal lainnya. Tentu saja ini akan menimbulkan kerugian bagi kita.

1.5.3. Komunikasi dengan Masyarakat

Harus kita ingat bahwa usaha kita tidak berdiri sendiri, namun ada di tengah-
tengah masyarakat. Karenanya penting untuk memahami bagaimana kondisi sosial
masyarakat di sekitar usaha kita berada. Bagian dari pemahaman mengenai
kondisi masyarakat ini yang terkadang terlupakan oleh kita. Akibatnya tidak
sedikit usaha yang keberadaanya ditolak oleh masyarakat sekitar. Berlaku
toleran, berarti kita telah membangun komunikasi sosial dengan masyarakat
sekitar sehingga memiliki pemahaman akan konteks sosial yang berlaku. Menutup
usaha pada saat ibadah Shalat Jum’at pada wilyah yang mayoritas penduduknya
beragama Islam atau di Hari Minggu pada wilayah yang mayoritas penduduknya
Kristen, atau agama lainnya sesuai dengan wilayah tempat usaha kita berada.
Tidak melakukan usaha yang bertentangan dengan budaya setempat dan
sebagainya, ini merupakan salah satu bentuk komunikasi dengan masyarakat.
Jika kita mampu melakukan upaya komunikasi yang baik dan tepat pada usaha
kita, tidak peduli sekecil apapun usaha kita, saya yakin usaha kita akan lebih baik
dari sebelumnya. Pepatah “Pelanggan Adalah Raja”, bukan berarti kita tunduk
kepada kemauan mereka, namun lebih kepada bagaimana kita menghadapi
mereka dengan tutur kata, gerak dan perbuatan yang santun dan baik, sehingga
mereka akan terus ingat dan kembali kepada kita dan usaha kita.

BAB II
PENERAPAN KOMUNIKASI DALAM BERBAGAI KEGIATAN

17
2.1. Pendahuluan
Di era yang sudah semakin modern ini, adanya kesalahan komunikasi
dalam agribisnis seperti contohnya penulisan tanda baca, tentu berakibat sangat
fatal. Bayangkan jika kita memesan produk berjumlah 1.000 (seribu) unit dan kita
menuliskannya dengan kebiasaan kita, maka pihak luar akan mengira kita hanya
memesan satu unit saja. Karena secara lazim, mereka menulis seribu dengan cara
1,000. Semua ini terjadi karena suatu hal yang mungkin kerap kita anggap sepele,
komunikasi! Apalagi bagi kita yang, merasa usaha kita hanyalah usaha kecil,
rasanya tidak perlu berbasa-basi dengan pelanggan yang notabene kerap kali kita
kenal. Banyak sekali kita menemukan pengertian komunikasi dalam suatu literatur
atau catatan ilmiah, secara umum. Beberapa diantaranya menyatakan bahwa
komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan berita atau
informasi dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi yang tepat sendiri tidak
akan terjadi jika penyampainya tidak menyampaikan informasi atau berita tersebut
secara tepat dan baik, sehingga penerimanya tidak menerima informasi atau berita
yang salah.
Masalah komunikasi ini adalah inherent (melekat = sangat penting) bagi
kebutuhan manusia. Tidak ada manusia yang bisa hidup dengan baik, tanpa
adanya komunikasi. Demikian juga dalam agribisnis,  komunikasi merupakan
sumber kehidupan agribisnis tersebut. Rasanya tidak ada agribisnis yang bisa
berhasil tanpa komunikasi yang baik. Mulai dari perencanaan usaha, produksi
hingga tahap akhir marketing dan selling kepada konsumen. Itu semua
memerlukan komunikasi yang baik dan efektif. Baik dan efektif dalam artian,
komunikasi yang dilakukan sesuai dengan kebutuhannya. Sebab cakupan
komunikasi dalam dunia agribisnis sangatlah luas, mulai dari mengkomunikasikan
apa yang akan kita buat kepada karyawan, hingga menyampaikan produk kita
kepada konsumen dalam bentuk iklan agar mereka tertarik dan membeli produk
kita. Berbagai jenis komunikasi yang dilakukan dalam berbagai kegiatan antara
lain dijelaskan berikut.
2.2. Komunikasi Tentang Pekerjaan

2.2.1. Penulisan Surat Lamaran Kerja

Surat Lamaran kerja merupakan pintu gerbang pelamar kerja memasuki


dunia agribisnis. Oleh karena itu, pelamar kerja dapat menggunakan pendekatan
Attention, Interest, Desire, and Action (AIDA) dalam membuat surat lamaran
kerja. Secara garis besar surat lamaran kerja mencangkup tiga hal, yaitu paragraf
pembuka, paragraf pertengahan, dan paragraf penutup. Paragraf pembuka lebih
menekankan bagaimana pelamar kerja dapat menarik perhatian pembaca melalui
suatu pernyataan rangkuman, nama person, sumber publikasi, pertanyaan , dan
cuplikan berita. Paragraf pertengahan merupakan penjelasan terhadap apa yang
diminati dan sangat diharapkan oleh pembaca seperti kualifikasi pendidikan,
pengalaman kerja, dan berbagai minat dan aktivitas. Dalam surat lamaran kerja,
paragraph penutup mencangkup suatu tindakan yaitu untuk wawancara. Oleh
karena itu, untuk mempermudah pemanggilan pelamar kerja, pelamar kerja perlu

18
mencantumkan alamat yang lengkap yang memudahkan organisasi yang
menawarkan lowongan kerja menghubungi pelamar kerja.

2.2.2. Penulisan Resume

Suatu Resume merupakan factual terhadap kualifikasi Anda. Dalam


resume, Anda harus menekankan pada poin-poin penting kemampuan Anda.
Suatu resume tak dapat dipisahkan dari suatu lamaran kerja. Resume dapat
digunakan untuk mejual kemampuan yang Anda miliki bagi organisasi /
perusahaan yang memerlukannya. Persiapan resume meliputi mengumpulan
informasi penting, perencanaan resume, dan menyusun resume. Sebagaimana
dokumen tertulis yang lain, resume harus direfleksikan suatu stAndar isi,
organisasi, dan gaya yang tinggi. Apabila terjadi kesalahan dalam pembuatan
resume, kemungkinan besar wawancara tak akan dapat berlangsung sebagaimana
yang Anda harapkan.

Resume kronologis menggunakan judul pendidikan dan pengalaman secara


berurutan, dimulai dari pendidikan dan pengalaman yang terbaru. Resume
fungsional menggunakan fungsi-fungsi yang dapat Anda lakukan sebagai judul-
judul utamanya. Sedangkan penggabungan antara kedua bentuk resume tersebut
disebut dengan resume kombinasi. Anda dapat memilih salah satu dari ketiga
bentuk resume mana yang lebih cocok dengan jenis pekerjaan yang Anda pilih.

2.2.3. Wawancara Kerja

Suatu Organasasi / Perusahaan yang mengundang anda untuk melakukakn


wawancara kerja mencari pelamar yang memiliki kualifikasi sesuai yang
dibutuhkan. Wawancara kerja merupakan sebagian kegiatan penting dalam proses
mencari pekerjaan, selain resume dan surat lamaran kerja. Untuk menghadapi
wawancara, perlu berbagai perisapan muali cara berpakaian , nada suara, cara
menjawab pertanyaan, cara duduk dan sejenisnya. Jangan sampai wawancara yang
merupakana kesempatan emas yang sangat berharga hilang begitu saja, tanpa
persiapan yang matang.

Anda perlu mengenali jabatan pekerjaan dan perusahaan melalui berbagai


publikasi resmi yang diterbitkan oleh perusahaan yang anda lamar. Pemahaman
anda mengenai pekerjaan dan perusahaan ygn anda lamar menunjukkan seberapa
besar kesungguhan anda dalam mencari kerja. Antisipasi terhadap pertanyaan-
pertanyaan yang kemungkinan akan ditanyakan dalam wawancara sangat penting.
Paling tidak, anda akan dapat mempersiapkan berbagai kemungkinan jawaban
yang dapat anda sampaikan pada saat wawancara berlangsung. Segera setelah
wawancara berakhir, sudah selayaknya apabila anda menyampaikan suatu
penghormatan melalui surat ucapan terimakasih, teruatama kepada pewawancara
yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk melakukan wawancara dengan

19
anda. Berikan kesan yang positif kepada pewawancara, meskipun kemungkinana
diterima sebagai oegawai baru relatif kecil.

2.3. Peran Presentasi dalam Komunikasi Agribisnis

Presentasi Agribisnis bagi para staf manajer pada semua level atau
tingakatan dalam suatu perusahaan berskala menengah dan besar merupakan hal
yang biasa, baik dalam kaitannya dengan masalah pemasaran, keuangan,
personalia, produksi , dan teknologi informasi. Oleh karena itu, mereka perlu
memperhatikan berbagai factor yang dapat menunjang keberhasilan presentasi.
Presentasi agribisnis, paling tidak memiliki empat tujuan utama, yaitu
menginformasikan pesan-pesan agribisnis, menghibur audiens, menyentuh emosi
audiens, dan memotivasi audiens untuk bertindak sesuatu. Meskipun dalam
praktiknya, suatu perusahaan dapat saja bertujuan sekedar menyampaikan pesan-
pesan agribisnis tertentu bagi audiens.

Sebelum melakukan presentasi agribisnis, perlu dipersiapkan beberapa hal,


seperti penguasaan materi yang ingin disampaikan, pengusaan alat bantu
presentasi agribisnis, menganalisis audiens dan menganalisis lingkungan tempat
berlangsungnya presentasi agribisnis.

Alat bantu presentasi agribisnis yang ada di pasar saat ini sangat
bervariasi, mulai dari paling sederhana sampai pada alat bantu visual elektronik
dengan teknologi canggih. Sarana pendukung dalam presentasi agribisnis
diharapkan mampu memperjelas pemahaman para audiens dalam menangkap
suatu materi dan menarik bagi audiens. Dalam melakukan presentasi agribisnis,
seorang presenter sebaiknya perlu melakukan analisis audiens yang berkaitan
dengan apa, siapa, kapan, dan bagaimana presentasi agribisnis itu dilakukan.
Selain itu, seorang presenter juga perlu menganalisis bahasa tubuh yang sebaiknya
digunakan dan meninjau lokasi secara sekilas. Satu hal yang tak boleh dilupakan
adalah bagaimana berupaya untuk selalu menumbuhkan rasa percaya diri dan
berlatih melakukan presentasi agribisnis.

2.4. Negosiasi

Dalam komunikasi agribisnis, negosiasi merupakan aktivitas yang lazim


digunakan dalam mencapai suatu kesepakatan bersama anatara kedua belah pihak.
Negosiasi memiliki berbagai pengertian yang pada dasarnya memiliki kesamaan,
yaitu bagaimana mencapai kesepakatan bersama. Menurut Hartman, negosiasi
adalah suatu proses komunikasi antara dua pihak, yang masing-masing
mempunyai tujuan dan sudut pandang mereka sendiri, yang berusaha untuk
mencapai kesepakatan yang memuaskan kedua belah pihak tersebut mengenai
masalah yang sama. Menurut Oliver, negosiasi adalah sebuah transaksi antara
kedua belah pihak yang mempunyai ha katas hasil akhir. Hal ini memerlukan

20
persetujuan kedua belah pihak sehingga terjadi suatu proses yang saling memberi
dan menerima sesuatu untuk mencapai suatu kesepakatan bersama.

Sementara itu, menurut Casse, negosiasi adalah proses yang paling sedikit
melibatkan kedua belah pihak dengan perserpsi, kebutuhan, dan motivasi yang
berbeda, yang mencoba untuk bersepakat tentang suatu hak demi kepentingan
bersama. Berdasarkan beberapa pengertian negosiasi tersebut, dapat
dikemukakan bahwa negosiasi melibatkan dua orang atau lebih yang saling
berinteraksi, mencari suatu kesepakatan kedua belah pihak, dan mencapai tujuan
yang dikehendaki bersama kedua belah pihak yang terlibat dalam negosiasi. Ada
enam tahapan penting yang perlu diperhatikan dalam proses negosiasi, antara lain
(1) persiapan , (2) kontak pertama , (3) konfortasi, (4) konsiliasi/kompromi, (5)
solusi, (6) pascanegosiasi/konsolidasi. Ada empat tipe negosiator, yaitu
negosiator curang , negosiator professional, negosiator bodoh, dan negosiator naif.

2.5. Komunikasi Melalui Laporan

Berbagai macam bentuk laporan agribisnis sangat diperlukan oleh suatu


perusahaan agar kegiatan operasional dapat berjalan secara efektif. Penggolongan
laporan agribisnis dapat dilakukan atas dasar fungsi, subjek, formalitas, keaslian,
frekuensi, penampilan, pelaksanaan proyek dan pelaksaan pertemuan. Mereka
yang memerlukan berbagai macam bentuk laporan tersebut antara lain pelatih
manajemen, akuntan, ilmuan dan sebagainya. Untuk menyusun laporan, berbagai
macam persiapan perlu dilakukan seperti mendefinisikan maslaah, tujuan dan
cakupan, siapa yang akan menerima laporan, ementukan ide/gagasan,
mengumpulkan bahan-bahan, menganalisis dan menafsirkan data, dan
mengorganisasi data dan menyiapkan kerangka akhir.

Secara umum, suatu laporan mencangkup tiga bagian penting, yaitu bagian
pendahuluan , teks, dan penutup. Bagian pendahuluan, mencangkup antara lain
otorisasi, tata letak, masalah tujuam ruang lingkup, metodologi, sumber, latar
belakangm definisi istilah, keterbatasn dan penyataan singkat atas hasil yang telah
dilakukan. Adapun bagian teks mencangkup antara lain penjelasan semua
informasi penting beserta pendukungnya. Pada bagian penutup meliputi antara
lain rangkuman, kesimpulan, dan rekomendasi. Cara mengorganisasikan laporan
ada dua yaitu deduktif dan induktif. Sementara itu, cara mengorganisasi teks
laporan antara lain dengan menggunakan kriteria kreiteria atau topic-topik,
berdasarkan urutan kejadian, utuan lokas, menggunakan proses, alphabet dan
tingkat pentingnya.

2.5.1.. Penulisan Laporan Singkat

Laporan Singkat sering disebut dengan istilah laporan informal. Laporan


informal memiliki berbagai karakter yang membedakan dengan laporan yang

21
lebih formal. Penyusunan suatu draft laporan mencangkup berbagai keputusan
seperti panjang, gaya, format, dan pengorganisasian laporan. Laporan yang
singkat atau laporan informal seing menggunakan bentuk memo atau surat-surat
sedangkan laporan yang lebih formal disajiakan dalam bentuk manuskrip. Suatu
laporan agribisnis yang efektif akan dimulai dengan mendefinisikan maslah secara
jelas. Setelah masalah dinyatakan secara jelas, anda dapat menentukan informasi
apa yang diperlukan untuk memecahkan masalah. Di samping itu, anda juga akan
dapat mengembangkan suatu rencana bagiamana memperoleh informasi tersebut.

Dalam melakukan analisis terhadap suatu masalah, kerangka menjadi


sangat penting artinya. Ada dua jenis kerangka yang digunakan untuk melakaukan
analisis terhadap suatu masalah. Jika tujuan anda adalah untuk meberikansuatu
informasi kepada pihak lain, kerangka yang dapat digunakan adalah kerangka
informasional. Namun, jika tujuan anda adalah mengambil kesimpulan dan
memberikan rekomendasi, kerangka yang tepat adalah kerangka analitikal.
Dalam melakukan tahapan penelitian, data yang anda kumpulkan dapat diperoleh
memalui dua sumber, yaitu sumber sekunder dan sumber primer. Pada umumnya,
biaya memperoleh data sekunder lebih murah dibandingkan dengan biaya data
primer. Setelah anda menyelesaikan penelitan dan melakukan analisis terhadap
data yang anda kumpukan, maka langkah selanjutnya adalah anda perlu
mengambil kesimpulan dan memberikan rekomendasi. Saran-saran yang anda
sampaikan hendaklah praktis dan logis, sehingga memudahkan pembaca dalam
melakukan suatu tindakan.

Komunikasi agribisnis ini sendiri, harus kita lakukan baik di dalam perusahaan
dan di luar perusahaan. Di dalam perusahaan komunikasi dengan karyawan sangat
penting dilakukan agar karyawan merasa menjadi bagian dari usaha kita dan
merasa yakin dengan produk yang kita hasilkan. Jika karyawan tidak mengenal
dan yakin akan produk yang kita hasilkan, mereka akan sulit mengkomunikasikan
produk kita kepada konsumen. Bisa kita bayangkan jika karyawan kita memilki
pengetahuan terbatas akan produk-produk yang kita produksi dan atau kita jual,
apa yang akan dijelaskannya kepada konsumen?
Komunikasi di luar perusahaan atau eksternal, wajib kita lakukan dalam
hubungannya dengan masyarakat, pemerintah pada umumnya dan khususnya
kepada pelanggan atau konsumen.

2.5.2. Komunikasi dengan Konsumen

Komunikasi dengan konsumen sangat penting kita bina dan lakukan terus
menerus, agar konsumen tidak lupa pada kita dan produk yang kita hasilkan atau
jual. Komunikasi dengan konsumen ini dapat kita katakan sukses dilakukan jika
konsumen menjadi pelanggan kita dan tumbuh suatu sikap hanya ingin berbelanja
ke toko kita saja atau hanya ingin menggunakan barang tertentu saja tanpa ingin
menggantinya dengan barang lain, yang diistilahkan sebagai ‘ Patronage Buying
Motive” . Hal ini hanya dimungkinkan apabila ada komunikasi yang baik antara

22
kita sebagai pemilik usaha, karyawan dan konsumen. Sehingga komunikasi yang
baik ini menimbulkan tingkat pelayan yang baik pula dari kita karena banyaknya
masukan yang bisa diperoleh dari konsumen. Baik mengenai keinginan
konsumen, barang apa yang banyak disenangi konsumen dan tidak, layanan apa
yang mereka butuhkan dan sebagainya. Ini semua merupakan informasi berharga
bagi pengembangan usaha kita.

2.5.3 Komunikasi dengan Lembaga Pemerintah

Komunikasi dengan pemerintah wajib kita lakukan. Dengan demikian, kita dapat
memahami peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah, mulai dari
tingkat propinsi, kota/ kabupaten, kecamatan hingga tingkat gampong dan
lingkungan. Hal ini sangat penting untuk menghindari kerugian dan permasalahan
dengan hukum. Bayangkan jika telah mengeluarkan biaya yang banyak untuk
memasang kanopi atau papan nama merk usaha, ternyata hal tersebut melanggar
peraturan. Bisa jadi karena ukuran yang tidak sesuai peraturan yang ditetapkan,
posisi yang salah atau hal lainnya. Tentu saja ini akan menimbulkan kerugian.

2.5.4 Komunikasi dengan Masyarakat

Harus kita ingat bahwa usaha kita tidak berdiri sendiri, namun ada di tengah-
tengah masyarakat. Karenanya penting untuk memahami bagaimana kondisi sosial
masyarakat di sekitar usaha kita berada. Bagian dari pemahaman mengenai
kondisi masyarakat ini yang terkadang terlupakan oleh kita. Akibatnya tidak
sedikit usaha yang keberadaanya ditolak oleh masyarakat sekitar. Berlaku toleran,
berarti kita telah membangun komunikasi sosial dengan masyarakat sekitar
sehingga memiliki pemahaman akan konteks sosial yang berlaku. Menutup usaha
pada saat ibadah Shalat Jum’at pada wilyah yang mayoritas penduduknya
beragama Islam atau di Hari Minggu pada wilayah yang mayoritas penduduknya
Kristen, atau agama lainnya sesuai dengan wilayah tempat usaha kita berada.
Tidak melakukan usaha yang bertentangan dengan budaya setempat dan
sebagainya, ini merupakan salah satu bentuk komunikasi dengan masyarakat.
Jika kita mampu melakukan upaya komunikasi yang baik dan tepat pada usaha
kita, tidak peduli sekecil apapun usaha kita, saya yakin usaha kita akan lebih baik
dari sebelumnya. Pepatah “Pelanggan Adalah Raja”, bukan berarti kita tunduk
kepada kemauan mereka, namun lebih kepada bagaimana kita menghadapi
mereka dengan tutur kata, gerak dan perbuatan yang santun dan baik, sehingga
mereka akan terus ingat dan kembali kepada kita dan usaha kita.

2.6. Pengorganisasian Pesan-Pesan Agribisnis Melaui Outline

Dalam suatu organisasi, pesan-pesan yang disampaikan oleh pimpinan


kepada para bawahannya, kadangkala tak terorganisasi dengan baik. Hal ini
menjadikan pesan-pesan yang disampaikan tidak mengenai sasaran atau hasilnya

23
tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki. Mengapa hal ini bisa terjadi? Tidak
terorganisasinya komunikasi dengan baik dapat disebabkan oleh beberapa hal
sebagai berikut:

2.6.1. Bertele-tele

Seringkali pesan pembuka awal sebuah surat terlalu panjang hingga mencapai
beberapa paragraf, baru kemudian masuk ke topik bahasan. Dengan kata lain,
pesan-pesan awal terlalu bertele-tele, pembaca memerlukan waktu yang cukup
lama untuk memahami maksud pesan-pesan yang disampaikan

2.6.2. Memasukkan Bahan-bahan yang Tidak Relevan

Faktor berikutnya adalah adanya informasi yang tidak relevan, dan tidak penting,
dalam pesan yang disampaikan kepada audiens. Informasi yang tidak relevan, di
samping membuang-buang waktu, juga dapat membuat pesan-pesan yang
disampaikan menjadi kabur, tidak jelas dan sulit dipahami. Oleh karena itu,
sebaiknya hanya informasi yang relevan dan penting saja yang disampaikan
kepada audiens.

2.6.3. Menyajikan Ide-ide Secara Tidak Logis

Penyebab selanjutnya adalah adanya ide-ide yang tidak logis dan tidak terkait
dengan topik bahasan yang disampaikan pada audiens. Hal ini menyebabkan
ketidak lancaran komunikasi, karena audiens akan sulit memahami poin-poin
penting yang disampaikan.

2.6.4. Informasi Penting Kadangkala Tidak Tercakup Dalam Pembahasan

Apabila pesan-pesan yang tidak relevan, pesan-pesan yang tidak penting, dan
pesan-pesan yang bersifat bombastis lebih dominan, ada kecenderungan poin-poin
yang penting justru terlupakan dari topik pembahasan. Karena asyik membahas
hal-hal yang hanya bersifat pelengkap atau pendukung saja, poin-poin yang
seharusnya memperoleh porsi bahasan yang lebih besar menjadi terabaikan.

Keempat masalah tersebut sering terjadi dalam komunikasi bisnis. Oleh


karena itu, hal-hal tersebut perlu memperoleh perhatian yang seksama bagi para
komunikator.

2.7. Pentingnya Pengorganisasian Yang Baik

Dengan mengatur ide-ide secara logis, berurutan, dan tidak bertele-tele,


ide yang disampaikan akan dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhan informasi,
motivasi maupun praktis bagi para audiens. Mengorganisasi pesan-pesan secara

24
baik adalah suatu tantangan bagi komunikator. Untuk dapat mengorganisasi
pesan-pesan dengan baik, ada 4 hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Subjek dan tujuan haruslah jelas.
2. Semua informasi harus berhubungan dengan subjek dan tujuan.
3. Ide-ide harus dikelompokkan dan disajikan dengan cara yang logis.
4. Semua informasi yang penting harus sudah tercakup.
Suatu pesan yang disusun dengan baik akan membantu audiens memahami
pesan yang disampaikan, membantu audiens menerima pesan, menghemat waktu
audiens, dan mempermudah pekerjaan komunikator.

2.7.1. Membantu Audiens Memahami Suatu Pesan

Dengan mengemukakan poin-poin penting secara jelas, menyusun ide-ide secara


logis dan runtut, dan memasukkan semua informasi yang relevan dalam pesan,
audiens dengan mudah akan memahami maksud/ tujuan pesan.

2.7.2. Membantu Audiens Menerima Suatu Pesan

Pengorganisasian pesan-pesan yang baik di samping membantu audiens dalam


memahami maksud pesan, juga membantu audiens untuk dapat menerima isi
pesan tersebut. Misalnya, seorang konsumen yang mengadukan masalah
pembelian suatu produk kepada manajer toko, namun memperoleh jawaban yang
tidak menyenangkan atau mengecewakannya. Mungkin saja surat jawaban yang
diberikan telah disusun logis sehingga dapat dipahami maksudnya, namun tidak
dapat diterima oleh konsumen karena gaya bahasa yang digunakan terlalu
menusuk pada sasaran (to thepoint).

2.7.3. Menghemat waktu

Apabila suatu pesan tidak terorganisasi dengan baik, penyampaiannya akan


menghabiskan waktu audiens. Mengapa demikian? Salah satu tujuan
pengorganisasian pesan-pesan yang baik adalah penyampaian informasi atau ide-
ide yang relevan saja. Dengan hanya menyampaikan informasi yang relevan,
waktu audiens akan dapat dihemat. Disamping itu, audiens dapat dengan mudah
mengikuti alur pemikiran pesan yang di sampaikan, tanpa harus memeras otak dan
mengerutkan dahi.

2.7.4. Mempermudah Pekerjaan Komunikator

Pengorganisasian pesan-pesan yang baik dapat membantu pekerjaan komunikator,


sehingga dapat selesai lebih cepat dan hemat waktu. Hal ini merupakan faktor
yang sangat penting dalam dunia bisnis, di mana penyelesaian pekerjaan berjalan

25
dengan baik, cepat, dan efisien. Dengan mengetahui apa yang ingin disampaikan,
dan mengetahui cara menyampaikannya, rasa percaya diri komunikator akan
meningkat. Semakin tinggi rasa percaya diri komunikator, semakin cepat dan
efisien ia menyelesaikan pekerjaan.

Pada dasarnya, untuk mencapai pengorganisasian suatu komunikasi yang


efektif diperlukan dua proses tahapan yang jelas, yaitu mendefinisikan dan
menggolongkan ide-ide; kemudian menetapkan urutan ide-ide tersebut dengan
perencanaan organisasional terpilih secara hati-hati.

1. Mendefinisikan dan Mengelompokkan Ide-ide


Memutuskan apa yang harus dikatakan adalah masalah mendasar bagi
setiap komunikator yang harus dipecahkan. Jika materinya memang lemah,
tidak memiliki suatu gaya yang menarik, maka akan mengaburkan fakta yang
ada. Cepat atau lambat, audiens akan menyimpulkan bahwa Anda benar-benar
tidak mempunyai sesuatu yang bernilai sedikit pun. Apakah Anda menelepon,
membuat 3 paragraf surat, atau menulis laporan 200 halaman, Anda akan mulai
dengan mendefinisikan isi materinya. Semakin panjang dan kompleks, maka
semakin penting tahap pertarna ini. Apabila Anda menyusun pesan yang
panjang dan kompleks, maka outline sangat diperlukan dan menjadi penting
artinya. Mengapa demikian? Hal ini karena dengan adanya outline akan
membantu Anda memvisualisasikan hubungan antara bagian yang satu dengan
bagian yang lainnya. Di samping itu, outline juga akan menuntun Anda untuk
mengkomunikasikan ide-ide dengan cara yang lebih sistematik, efisien, dan
efektif Melalui perencanaan yang baik outline akan membantu Anda
mengekspresikan transisi antara ide-ide, sehingga audiens akan mengerti dan
memahami pola pernikiran Anda. Susunan suatu outline secara garis besar
dapat digolongkan ke dalam tiga golongan:
a. Mulailah dengan Ide Pokok

Ide pokok akan membantu Anda dalam menetapkan tujuan dan strategi
umum dari suatu pesan. Ide pokok tersebut dapat dirangkum ke dalam dua
hal, yaitu: (1) apa yang Anda inginkan terhadap audiens untuk
melakukannya atau memikirkannya; (2) alasan yang mendasar mengapa
mereka harus melakukan atau memikirkannya. Ide pokok merupakan titik
awal untuk membuat outline.

b. Nyatakan Poin-poin pendukungyang Penting

Setelah menetapkan ide pokok pesan yang akan disampaikan, maka tahap
kedua adalah menyusun poin-poin pendukung yang penting sebagai pendukung
ide-ide pokok tersebut.

c. Ilustrasi dengan Bukti-bukti

26
Tahap ketiga dalam menyusun outline adalah memberikan illustrasi dengan
mengemukakan bukti-bukti yang berhasil dikumpulkan. Semakin banyak
bukti-bukti yang dapat disajikan, maka outline yang Anda buat akan menjadi
semakin baik.

2. Menentukan Urutan dengan Rencana Organisasional

Setelah Anda mendefinisikan dan menggolongkan ide-ide Anda, Anda siap untuk
memutuskan bagaimana urut-urutannya. Untuk dapat menentukan urutannya, ada
dua pendekatan penting, yaitu:

a. Pendekatan Langsung

Pendekatan langsung (direct approach) sering disebut juga dengan istilah


pendekatan deduktif (deductive approach), di mana ide pokok muncul paling
awal, kemudian diikuti bukti-bukti pendukungnya. Gunakan pendekatan ini
bila reaksi audiens cenderung positif atau menyenangkan.

b. Pendekatan Tak Langsung

Pendekatan tak langsung (indirect approach) sering disebut juga dengan istilah
pendekatan induktif (inductive approach), di mana bukti-bukti muncul terlebih
dahulu, kemudian diikuti dengan ide pokoknya. Gunakan pendekatan ini, bila
reaksi audiens cenderung negatif atau tidak menyenangkan.

Kedua pendekatan dasar tersebut dapat diterapkan baik untuk pesan-pesan singkat
(memo dan surat) maupun pesan-pesan formal atau panjang (laporan, usulan, dan
presentasi). Untuk memilih di antara kedua alternatif tersebut, Anda harus
menganalisis bagaimana reaksi audiens terhadap maksud/tujuan dan pesan-pesan
yang Anda sampaikan. Setelah dianalisis kemungkinan reaksi para audiens dan
memilih suatu pendekatan umum, maka selanjutnya dapat memilih rencana
organisasional yang paling cocok sebagai berikut :

a. Direct Request

Jenis/tipe pesan bisnis yang paling umum digunakan adalah penyampaian yang
langsung pada poin yang dituju. Direct request (permintaan langsung) dapat
berbentuk surat maupun memo. Misalnya, Anda tertarik terhadap suatu produk
baru dan Anda ingin sekali mengetahui berbagai hal tentang produk tersebut
seperd karakteristik, harga, cara pembayaran, dan sebagainya, maka Anda
dapat membuat surat permintaan langsung. Permintaan langsung menggunakan
pendekatan langsung, karena langsung pada poin yang dituju.

b. Pesan-pesan Rutin, Good News, atau Goodwill

27
Jika Anda memberikan informasi rutin sebagai bagian dari bisnis tetap Anda,
para audiens kemungkinan akan menjadi netral. Jika Anda mengumumkan
penurunan harga, menerima suatu undangan, atau ucapan selamat dari teman
sejawat, para audiens akan senang mendengarnya. Jadi, pesan-pesan rutin,
good news, atau goodwill lebih cocok dengan menggunakan pendekatan
langsung.

c. Pesan-pesan Bad News

Jika Anda mengumumkan penolakan suatu. lamaran, menolak kredit,


perampingan karyawan, penurunan pangkat, maka audiens Anda umumnya
akan kecewa atau tidak senang mendengarnya. Oleh karena itu, pendekatan
yang dapat diterapkan adalah pendekatan tak langsung. Jika Anda mempunyai
berita yang kurang menyenangkan (bad news) cobalah untuk menempatkannya
pada bagian. pertengahan surat dengan menggunakan bahasa yang halus.

d. Pesan-pesan Persuasif

Bila audiens benar-benar sangat tidak tertarik terhadap pesan-pesan yang Anda
sampaikan, maka pesan-pesan persuasif (persuasive messages) dapat
digunakan dan pendekatannya adalah dengan cara tak langsung. Untuk
melakukan penagihan pinjaman dan penjualan produk, pendekatan yang
digunakan adalah persuasi. Anda perlu membuka pikiran audiens Anda dengan
melakukan persuasi, sehingga mereka dapat memahami fakta yang ada.

Kebanyakan pesan-pesan singkat dapat menggunakan salah satu dari keempat


dasar rencana organisasional. Tetapi, untuk pesan-pesan yang lebih panjang,
seperti pembuatan laporan dan presentasi, perlu pola yang lebih kompleks
untuk menangani semakin banyaknya informasi. Pola-pola tersebut dapat
dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu informasional dan analitikal.

2.7.5. Perencanaan Pesan-Pesan Bisnis


      Pemahaman Proses Komposisi dapat dilihat dari proses penyusunan
pesan-pesan bisnis meliputi tiga tahap yaitu:
1.   Perencanaan
Pada dasarnya, proses perencanaan meliputi tiga tahapan penting yang
perlu diperhatikan, yaitu mendefinisikan tujuan, menganalisis audiens, dan
memilih saluran dan media komunikasi yang akan digunakan.
2.  Pengorganisasian
Proses ini dimulai dengan merangkai kata, kalimat, paragraf, dan memilih
ilustrasi yang diperlukan untuk mendukung ide pokok bahasannya. Perlu

28
diperhatikan bagaimana menggunakan kata-kata, kalimat, dan paragraf yang
sederhana, mudah dipahami, dimengerti, dan dilaksanakan oleh si penerima pesan.
3. Revisi
Seluruh maksud dan isi pesan harus ditelaah kembali dari sisi substansi
pesan yang ingin disampaikan maupun dari gaya penulisannya, struktur kalimat
yang digunakan, dan bagaimana tingkat pemahamannya. Kalau belum sesuai,
perlu dilakukan pengecekkan sekaligus revisi, sehingga apa yang telah direncakan
sebelumnya dapat dicapai seefektif mungkin.
Tahap pertama dalam merencanakan suatu pesan bisnis adalah memikirkan
maksud dan tujuan komunikasi. Harus dapat menentukan tujuan yang jelas dan
dapat diukur, sesuai dengan tujuan organisasi.

1. Mengapa Tujuan Harus Jelas


a.  Keputusan untuk Menanggapi Pesan
Jika pesan-pesan yang akan disampaikan diduga mempunyai pengaruh yang
sangat kecil kepada audiens, sebaiknya penyampaian ditahan dulu. Sebaliknya
bila sangat penting dan akan membawa pengaruh yang besar, pesan sebaiknya
segera diteruskan atau disampaikan.
b.  Keputusan untuk Menanggapi Audiens
Komunikator perlu mempertimbangkan motif-motif audiens. Tanpa mengetahui
motif audiensnya, komunikator tidak akan dapat menanggapi audiens dengan
baik. Komunikator dan audiens juga akan gagal mendapatkan apa yang mereka
inginkan bila harapan mereka tidak sesuai/sejalan.
c.   Keputusan untuk Memusatkan Isi Pesan
Komunikator seharusnya hanya memasukkan informasi yang penting, yang
relevan dengan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
d.   Keputusan untuk Menetapkan Media yang akan Digunakan
Media komunikasi yang akan digunakan dapat berupa lisan atau tulisan.
2.    Tujuan Komunikasi Agribisnis
Hubungan partisipasi audiens dengan pengendali komunikator
Secara umum ada tiga tujuan komunikasi bisnis, yaitu:
a.    Memberi Informasi

29
Tujuan pertama adalah memberikan informasi yang berkaitan dengan dunia bisnis
kepada pihak lain. Media komunikasi mana yang akan dipilih sangat bergantung
pada kebijakan perusahaan dengan mempertimbangkan kemampuan internal
perusahaan tersebut.
b.    Melakukan Persuasi
Tujuan kedua adalah melakukan persuasi kepada pihak lain agar apa yang
disampaikan dapat dipahami dengan baik dan benar. Terutama berkaitan dengan
negosiasi. Untuk memperoleh hasil maksimal dalam bernegosiasi, setiap pihak
perlu memahami prinsip win-win solution (kedua belah pihak dalam negosiasi
tersebut saling memperoleh manfaat tanpa merasa harus ada yang dikorbankan
atau gagal).
c.   Melakukan Kolaborasi
Tujuan ketiga adalah kolaborasi atau kerjasama. Melalui jalinan komunikasi 
bisnis tersebut, seseorang dapat dengan mudah melakukan kerja sama bisnis baik
dengan perusahaan domestik maupun asing. Teknologi komunikasi sangat penting
artinya dalam mempererat  kerja sama dalam dunia bisnis.

Tabel 3. Gambaran tujuan umum dan tujuan khusus

tujuan umum tujuan khusus

menyajikan penjualan bulan lalu ke manajer


memberi informasi pemasaran

membujuk meyakinkan manajer pemasaran untuk mengangkat


beberapa karyawan baru bagian pemasaran

kolaborasi membantu departemen personalia mengembangkan


program pelatihan bagi beberapa anggota baru

3.   Cara Menguji suatu Tujuan


Empat pertanyaan untuk menguji suatu tujuan:
a.   Apakah tujuan tersebut realistik?

30
Dalam arti bahwa ide-ide atau gagasan yang hendak disampaikan dapat
disesuaikan dengan kemampuan yang ada, seperti kemampuan finansial,
manajerial, sumber daya, dan teknis operasional.
b.   Apakah waktunya tepat?
Sebagai contoh, dalam situasi krisis moneter, ide untuk melakukan ekspansi
pabrik kemungkinan besar tidak akan diterima. Penyampaian ide ini tidak tepat
waktunya karena pada saat itu penjualan produk sedang menurun sampai 50%
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
c.   Apakah orang yang mengirimkan pesan sudah tepat?
Pesan atau ide yang disampiakan oleh orang yang memiliki kedudukan/jabatan
tinggi cenderung lebih dapat diterima daripada disampaikan oleh orang yang
kedudukannya rendah.
d.   Apakah tujuannya selaras dengan tujuan organisasi perusahaan?
Tujuan penyampaian pesan hendaknya mengacu pada tujuan organisasi secara
keseluruhan.
2.7.6.  Analisis Audiens

1.   Cara Mengembangkan Profil Audiens


Penentuan profil audiens dikatakan gampang apabila lawan komunikasi adalah
orang yang sudah dikenal. Namun akan mengalami kesulitan bila yang menjadi
audiens adalah orang yang belum dikenal. Dalam hal ini komunikator perlu
melakukan investigasi untuk mengantisipasi reaksi mereka.
a.   Menentukan ukuran dan koposisi audiens
Bentuk dan format penulisan materi yang akan disampaikan juga ditentukan oleh
jumlah audiens. Audiens jumlahnya kecil, materi dapat dikemas dalam suatu
laporan sederhana kemudian dipresentasikan atau dibagikan kepada mereka.
Untuk audiens jumlah besar, materi dikems dalam makalah atau laporan dengan
gaya pengorganisasian dan format penulisan yang lebih formal. Selingan segar
seperti humor dapat dilakukan untuk menarik perhatian audiens yang jumlahnya
besar.
b.   Siapa audiensnya
Bila audiens lebih dari satu orang, komunikator perlu mengidentifikasi siapa
diantara mereka yang memegang posisi kunci/posisi paling penting.

31
c.   Reaksi audiens
Jika komposisi audiens adalah orang-orang yang tidak suka berdebat atau kurang
kritis, presentasi sebaiknya disajikan langsung pada bagian kesimpulan dan saran-
saran, karena jika diajak berdiskusi, reaksi mereka disuga kurang positif.
d.  Tingkat pemahaman audiens
Jika komunikator dan audiens memiliki latar belakang yang jauh berbeda, perlu
diputuskan seberapa jauh audiens harus dididik. Usahakan tidak terlalu menggurui
agar audiens tidak merasa jenuh, bosan, dan kurang tertarik.
e.  Hubungan komunikator dengan audiens
Jika komunikator belum dikenal audiens maka komunikator harus meyakinkan
audiens sebelum penyampaian suatu pesan dilakukan. Penampilan komunikator
berpengaruh pada penyampaian pesan komunikator tersebut. Nada suara
menunjukkan tingkat hubungan komunikator dan audiens.
2.   Cara Memuaskan Audiens akan Kebutuhan Informasi
Lima tahap dalam memenuhi kebutuhan audiens:
a.   Temukan/cari apa yang diinginkan audiens
b.   Antisipasi pertanyaan yang tidak diungkapkan
c.   Berikan semua informasi yang diperlukan
d.   Pastikan informasinya akurat
e.   Tekankan ide-ide paling menarik bagi audiens
3.  Cara Memuaskan Kebutuhan Motivasional Audiens
Pemberian motivasi sering mengalami kendala/hambatan, hal ini disebabkan
adanya kecenderungan dari audiens untuk tidak mau mengubah sesuatu yang ada
dengan hal yang baru. Salah satu cara mengatasinya adalah dengan mengatur
pesan-pesan sedemikian rupa sehingga informasi yang disampaikan dapat
diterima audiens dengan mudah. Pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan
memberikan argumentasi yang bersifat rasional. Selain itu dapat mencoba
menggunakan pendekatan emosi audiens.
4.   Penentuan Ide Pokok
1.   Teknik Curah Pendapat
a.   Storyteller’s Tour

32
Hidupkan tape recorder, dan telaah pesan-pesan yang disampaikan. Dengarkan
dengan teliti dan berlatihlah sehingga ide-ide pokok dari suat pesan dapat
ditemukan dengan mudah.
b.   Random List
Untuk dapat menemukan ide pokok perlu menulis segala sesuatu dalam pikiran di
atas kertas kosong. Pelajari hubungan ide yang satu dnegan ide yang lain. Bagilah
ke dalam kelompok-kelompok dan temukan butir yang penting dan tidak penting.
c.   CFR (Conclusion, Findings, Recommendations) Worksheet
Jika subjeknya mencakup pemecahan masalah, gunakan suatu lembar kerja
(worksheet) yang akan membantu menjelaskan hubungan antara temuan
(findings), kesimpulan (conclusions), dan rekomendasi (recommendation) yang
akan diberikan.
d.   Journalistic Approach
Pendekatan jurnalistik memberikan butir yang baik sebagai langkah awal
menentukan ide pokok. Jawaban terhadap pertanyaan siapa (who), apa (what),
kapan (when), di mana (where), dan bagaimana (how), akan dapat menjelaskan
ide pokok presentasi.
e.    Question and Answer Chain
Pendekatan yang paling baik adalah melihat dari sisi perspektif audiens.
2.    Pembatasan Cakupan
Secara umum, penyajian informasi rutin kepada audiens yang telah dikenal
hendaknya menggunakan kata-kata singkat. Cara ini membangkitkan rasa hormat
audiens kepada komunikator, sedangkan penyampaian pesan yang kompleks dan
kontroversial akan memakan waktu lebih lama terutama jika audiens yang hadir
belum dikenal sebelumnya. Ide pokok yang yang lebih penting haruslah
disampaikan dengan mudah dimengerti dan diterima audiens.
E.  Seleksi Saluran dan Media
1.   Komunikasi Lisan
Salah satu kebaikannya adalah kemampuannya memberikan umpan balik dengan
segera. Saluran ini digunakan apabila pesan yang disampaikan sederhana, tidak
diperlukan catatan permanen, dan audiens dapat dibuat lebih nyaman. Kelebihan

33
Komunikasi Lisan Komunikasi Tertulis

Anda menginginkan umpan balik Anda tidak memerlukan umpan balik


segera dari audiens segera

pesan Anda sangat rinci, kompleks,


pesan Anda relatif sederhana dan dan memerlukan perencanaan yang
mudah dipahami hati-hati

Anda tidak memerlukan catatan Anda memerlukan catatan permanen


permanen

Anda dapat mengumpulkan audiens Anda ingin mencapai audiens yang


lebih mudah atau ekonomis luas

Anda menginginkan interaksi dalam Anda ingin meminimisasi distorsi


memecahkan masalah penyampaian pesan

Media Komunikasi Lisan Media Komunikasi Tertulis

percakapan secara langsung, pidato, surat-surat, memo, laporan, proposal


pertemuan-pertemuan email

telepon dan surat suara surat reguler dan khusus

VOIP (voice over internet protocols) Faksimile

audiotape dan videotape

telekonference dan konferensi video

lain adalah sifatnya yang ekonomis. Bermanfaat apabila yang disajikan informasi
kontroversial, karena reaksi audiens dapat terbaca dari bahasa isyarat mereka.
Komunikasi  lisan antara lain seperti pembicaraan lewat telepon, wawancara
kerja, pertemuan kelompok kecil, seminar, lokakarya, program pelatih harian,
pidato formal, dan presentasi penting lainnya. Semakin sedikit jumlah audiens,
semakin baik interaksi diantara mereka. Presentasi formal seringkali diadakan di
auditorium. Dan kemajuan teknologi sering digunakan untuk memberi daya tarik
bagi suatu presentasi.
2.   Komunikasi Tertulis

34
Terdapat berbagai macam bentuk seperti surat, memo, proposal, dan laporan.
Salah satu kelebihannya adalah penulis mempunyai kesempatan untuk
merencanakan dan mengendalikan pesan-pesan mereka.

2.7.7. Pengorganisasian Pesan-Pesan Bisnis


    Hal-Hal yang Menyebabkan Pesan-Pesan tak Terorganisasi dengan Baik
Tidak terorganisasinya komunikasi dengan baik dapat disebabkan oleh beberapa
hal sebagai berikut:
1.   Bertele-tele
Sering kali pesan pembuka awal sebuah surat terlalu panjang, mencapai beberapa
paragraf, baru kemudian masuk ke topik bahasan sehingga pembaca memerlukan
waktu yang cukup lama untuk memahami maksud pesan yang disampaikan.
2.   Memasukkan Bahan-Bahan yang Tidak Relevan
Informasi yang tidak relevan disamping membuang-buang waktu, juga dapat
membuat pesan yang disampaikan menjadi kabur, tidak jelas, dan sulit dipahami.
3.   Menyajikan Ide-Ide Secara Tidak Logis
Hal ini menyebabkan ketidaklancaran komunikasi karena audiens akan sulit
memahami poin-poin penting yang disampaikan.
4.   Informasi Penting Kadang Kala Tidak Tercakup di dalam Pembahasan
Apabila pesan-pesan yang tidak relevan, pesan-pesan yang tidak penting, dan
pesan-pesan yang bersifat bombastis lebih dominan, ada kecenderungan poin-poin
yang penting justru terlupakan dari topik pembahasan. Hal tersebut perlu
memperoleh perhatian yang seksama bagi para komunikator.

2.7.8.  Pentingnya Pengorganisasian yang Baik


Untuk dapat mengorganisasi pesan-pesan dengan baik, ada empat hal yang perlu
diperhatikan, yaitu:
a.  Subyek dan tujuan haruslah jelas.
b.  Semua informasi harus berhubungan dengan subyek dan tujuan.
c.  Ide-ide harus dikelompokkan dan disajikan dengan cara yang logis.
d.  Semua informasi yang penting harus sudah tercakup.

35
 Suatu pesan yang disusun dengan baik akan membantu audiens memahami pesan
yang disampaikan, membantu audiens menerima pesan, menghemat waktu
audiens, dan mempermudah pekerjaan kamunikator.
a.   Membantu audiens memahami suatu pesan
Dengan mengemukakan poin-poin penting secara jelas, menyususn ide-ide secara
logis dna runtut, dan memasukkan semua informasi yang relevan dalam pesan,
audiens dengan mudah akan memahami maksud/tujuan pesan.
b.   Membantu audiens menerima suatu pesan
Misalnya seorang konsumen yang mengadu masalah pembelian produk kepada
manajer toko mempeoleh jawaban yang tidak menyenangkan. Mungkin saja surat
jawaban telah disusun secara logis sehingga dapat dipahami maksudnya tetapi
tidak dapat diterima konsumen karena gaya bahasa yang terlalu menusuk sasaran.
c.  Menghemat waktu
Dengan hanya menyampaikan informasi yang relevan, waktu audiens dapat
dihemat. Audiens juga dapat dengan mudah mengikuti alur pemikiran pesan yang
disampaikan, tanpa harus memeras otak dan mengerutkan dahi.
d. Mempermudah pekerjaan komunikator
Dengan mengetahui apa yang ingin disampikan dan mengetahui cara
menyampaikannya, rasa percaya diri komunikator akan meningkat dan semakin
cepat dan efisien ia menyelesaikan pekerjaan.

2.7.9.  Pengorganisasian Pesan-Pesan Melalui Outline


Dapat dilakukan melalui dua tahapan, yaitu:
1.   Mendefinisikan dan Mengelompokkan Ide-Ide
Memutuskan apa yang harus dikatakan adalah masalah mendasar bagi setiap
komunikator. Apabila pesan yang disusun panjang dan kompleks, outline sangat
diperlukan dan menjadi penting artinya, karena outline akan membantu
memvisualisasikan hubungan antara bagian yang satu dengan bagian yang lain.
Outline juga akan menuntun untuk mengkomunikasikan ide-ide dengan cara yang
sistematik, efisien, dan efektif. Outline akan membantu mengekspresikan transisi
antara ide-ide sehingga audiens akan mengerti dan memahami pola pemikiran

36
komunikator. Susunan outline secara garis besar dapat digolongkan ke dalam
tiga golongan:
a.  Mulailah dengan ide pokok
Ide pokok dapat membantu menetapkan tujuan dan strategi umum dari suatu
pesan. Ide pokok dirangkum dalam dua hal, yaitu:
1.  Apa yang diinginkan terhadap audiens untuk melakukannya atau
memikirkannya
2.  Alasan mendasar mengapa mereka harus melakukan atau memikirkannya.
b.  Nyatakan poin-poin pendukung yang penting
Setelah menetapkan ide pokok pesan yang akan disampaikan, tahap
selanjutnya adalah menyususn poin-poin pendukung yang penting sebagai
pendukung ide-ide pokok tersebut.
c.  Ilustrasi dengan bukti-bukti
Tahap ketiga adalah memberikan ilustrasi dengan mengemukakan bukti-bukti
yang berhasil dikumpulkan. Semakin banyak bukti-bukti yang dapat
disajikan, outline akan menjadi semakin baik.
3.      Menentukan Urutan dengan Rencana Organisasional
Untuk dapat menentukan urutan ide-ide, ada dua pendekatan penting, yaitu:
a.  Pendekatan langsung (pendekatan deduktif)
Ide pokok muncul paling awal, kemudian diikuti bukti-bukti
pendukungnya. Digunakan bila reaksi audiens cenderung positif atau
menyenangkan.
b.   Pendekatan tidak langsung (pendekatan induktif)
Bukti-bukti mncul terlebih dahulu, kemudian diikuti ide pokoknya.
Digunakan bila reaksi audiens cenderung negatif atau tidak menyenangkan.
Kedua pendekatan tersebut dapat diterapkan baik untuk pesan-pesan singkat
maupun formal. Untuk memilih di antara kedua alternatif, harus menganalisis
bagaimana audiens terhadap maksud/tujuan dan pesan-pesan yang
disampaikan.
Setelah memilih suatu pendekatan umum, selanjutnya memilih rencana
organisasional yang paling cocok sebagai berikut:

37
a.    Direct request
Jenis/tipe pesan bisnis yang paling umum digunakan adalah penyampaian yang
langsung pada poin yang dituju. Direct request dapat berbentuk surat meupun
memo. Permintaan langsung menggunakan pendekatan langsung, karena langsung
pada poin yang dituju.
b.   Pesan-pesan rutin, good news, atau goodwill
Memberikan informasi rutin sebagai bagian dari bisnis tetap, audiens
kemungkinan akan menjadi netral. Pesan-pesan rutin, good news, atau goodwill
lebih cocok dengan menggunakan pendekatan langsung.
c.   Pesan-pesan bad news
Jika mempunyai berika yang kurang menyenangkan, cobalah menempatkannya
pada bagian pertengahan surat dengan menggunakan bahasa yang halus.
d.   Pesan-pesan persuasif
Bila audiens sangat tidak tertarik terhadap pesan-pesan yang disampaikan, pesan-
pesan persuasif dapat digunakan dan pendekatannya adalah dengan cara tak
langsung. Perlu membuka pikiran audiens dengan melakukan persuasi sehingga
mereka dapat memahami fakta yang ada.
Pesan-pesan singkat dapat menggunakan salah satu dari keempat dasar rencana
organisasional. Untuk pesan yang lebih panjang, seperti pembuatan laporan dan
presentasi, perlu pola yang lebih kompleks. Pola tersebut dibedakan menjadi dua
kategori, yaitu informasional dan analitikal.

Umumnya laporan dan presentasi yang paling mudah adalah informasional yang
hanya sekedar menyajikan fakta-fakta yang berhasil ditemukan. Kategori
informasional antara lain instruksi operasi, laporan status, deskripsi teknis, dan
deskripsi prosedur dalam suatu perusahaan.

Secara umum, mengorganisasi laporan dan presentasi analitikal yang didesain ke


arah suatu kesimpulan tertantu, lebih sulit. Manakala tujuannya untuk melakukan
kolaborasi dengan audiens di dalam memecahkan masalah atau melakukan
persuasi, harus memilih rencana organisasional yang memberikan argumen secara
logis.

38
Tabel 3. Empat rencana organisasional untuk pesan-pesan singkat:

Reaksi Rencana
Pembuka Isi Penutup
Audiens Organisasional

Tertarik direct request mulai dengan rinci / detail rasa hormat


permintaan atau dan adanya
ide pokok tindakan
khusus

Senang pesan rutin, good mulai dengan rinci/detail rasa hormat,


news, goodwill ide pokok atau referensi ke
good news good news

Tidak bad news, mulai dengan beri alasan yang rasa hormat
senang pernyataan netral pernyataan rasional dan
sebagai transisi netral, nyatakan logis
ke bad news bad news, dan
beri saran
positif

Tidak pesan persuasif mulai dengan tumbuhkan perlu


tertarik pernyataan yang hasrat audiens tindakan
mengundang
perhatian

2.7.10.     Revisi Pesan-Pesan dalam Komunikasi Agribisnis


A.      Keterampilan Merevisi
1.     Pesan-Pesan Bisnis dalam bentuk Tertulis
Proses penulisan pesan tertulis dimulai dari penulisan draf, selanjutnya
penelaah dari sudut substansi suatu pesan maupun pengorganisasian, gaya
bahasa yang digunakan, susunan kalimat, mekanik, format dan tata letak
penulisan.

39
a.  Mengedit isi, pengorganisasian, dan gaya penulisan
Sebelum adanya evaluasi, keseluruhan dokumen perlu dibaca dengan cepat.
Saat evaluasi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain substansi
suatu pesan, pengorganisasian pesan, dan gaya penulisan. Berikut beberapa
pertanyaan yang perlu diperhatikan:
1.  Apakah Anda telah memasukkan poin-poin dengan urutan yang logis?
2   Apakah terdapat keseimbangan yang baik antara hal-hal yang bersifat
umum dengan khusus?
3   Apakah ide ynag paling penting telah memperoleh porsi pembahasan yang
cukup?
4   Apakah Anda telah memberikan fakta-fakta pendukung dan melakukan
pemerikasaan ulang terhadap fakta-fakta yang ada?
5    Apakah Anda ingin menambahkan informasi yang baru?
 Di samping itu, untuk lebih memudahkan audiens menangkap pesan-
pesan, perlu dibuat judul, sub-sub judul, indentasi, huruf tebal, garis bawah,
huruf miring, hruf berwarna, tabel, gambar, dan sejenisnya.
b.   Mengedit mekanik/ teknis penulisan
Langkah berikutnya melakukan pengeditan dari sudut mekanik atau teknis
penulisan suatu pesan-pesan bisnis yang mencakup antara lain:

1. Susunan kalimat yang digunakan sesuai dengan kaidah kebahasaan yang


ada, sehingga mudah dipahami.
2. Penggunaan kapitalisasi secara tepat.
3. Penulisan tanda baca secara benar.
4. Perhatikan makna keutuhan suatu kalimat, sehingga makna suatu kalimat
dapat dipahami dengan mudah.
5. Perhatikan pengulangan kata secara tidak tepat dalam suatu kalimat.

Kesalahan mekanik dalam penulisan pesan-pesan bisnis dapat mengganggu


pemahaman maksud dan tujuan penulisan pesan-pesan bisnis.

c.   Mengedit format dan layout

40
Jika format penulisannya menarik, ditata rapi, bersih, tidak penuh coretan,
dan kertas yang digunakan berkualitas baik, audiens akan senang
membacanya.
2.   Pesan-Pesan Bisnis Dalam Bentuk Lisan
Meskipun penyampaian pesan-pesan bisnis tersebut dilakukan secara lisan,
tetap perlu dilakukan pengeditan yang mencakup antara lain:
a.  Substansi pesan
Hal ini mencakup apakah substansi (isi) pesan yang ingin disampaikan telah
tercantum di salamnya? Dan apakah data pendukung (tabel, grafik, bagan,
gambar, audio, audiovisual) juga sudah tercantum di dalamnya?
b.   Pengorganisasian pesan
Mencakup tiga poin penting, yaitu:

1. Pembukaan (misal salam pembuka, perkenalan diri).


2. Penyampaian substansi pesan (misal pengantar pesan dilanjutkan
substansi pesan).

3   Penutup (misal kesimpulan, saran, rekomendasi, implikasi).


c.   Gaya bahasa
Gaya bahasa yang digunakan dalam penyajian pesan bisnis secara lisan lebih
menarik dan dinamis daripada yang berbentuk tertulis karena cara
penyampaian yang lebih santai, luwes, dan tidak monoton. Selain itu
penerima pesan akan lebih mudah memahami maksud dan tujuan pesan.

B.   Pemilihan Kata yang Tepat


Agar maksud komunikasi Agribisnis dapat tercapai, perlu diperhatikan beberapa
hal berikut ini.
1.   Pilihlah kata yang sudah familier/dikenal
Diperlukan analisis suatu audiens, terutama untuk mengetahui latar belakang
pendidikan dan pengalaman audiens. Pemahaman yang baik terhadap audiens
akan memberikan pengaruh yang baik bagi proses penyampaian pesan.

2.   Pilihlah kata yang singkat

41
Kata-kata yang singkat, selain efisien, juga mudah dipahami oleh audiens. Tetapi
harus tetap diperhatikan berbagai kaidah penulisan bahasa yang baik dan benar.
3.        Hindari kata-kata yang bermakna ganda
Penggunaan kata bermakna ganda akan mengakibatkan terjadinya penafsiran yang
bermacam-macam. Akibat selanjutnya, kemungkinan tidak tercapainya maksud
penyampaian pesan-pesan bisnis.

C.       Membuat Kalimat yang Efektif


Kalimat efektif merupakan bentuk kalimat yang dengan sadar dan sengaja disusun
untuk mencapai daya informasi yang tepat dan baik. Perlu diperhatikan tiga hal,
yaitu kesatuan pikiran, kesatuan susunan, dan kelogisan. Subyek dalam kalimat
akan menjawab pertanyaan “siapa” atau “apa” yang dilakukan oleh kata kerja
merupakan topik suatu bahasan atau sesuatu yang sedang dikatakan dan biasanya
berupa kata benda. Predikat, biasanya kata kerja, nerkaitan erat dengan subjeknya.
Ia menjelaskan tentang apa yang dilakukan oleh subjek. Pelengkap (complements)
akan memperjelas arti suatu kata kerja. Ada beberapa jenis pelengkap antara lain
objek langsung dan objek tak langsung.
1.   Tiga Jenis Kalimat
a.  Kalimat sederhana
Hanya memiliki sebuah subjek dan sebuah predikat. Namun tak menutup
kemungkinan suatu kalimat dilengkapi objek baik langsung maupun tak langsung.
Contoh:
-   Saya membeli buku Komunikasi Bisnis di tokok buku “Berkah” kemarin.
b.  Kalimat majemuk
Berisi dua atau lebih klausa independen dan tidak mempunyai klausa dependen.
Klausa independen merupakan klausa yang dapat berdiri sendiri, sehingga tidak
memiliki pengertian yang utuh. Kalimat majemuk dihubungkan dengan kata
penghubung seperti “dan”, “tetapi”, “atau”.
Contoh:
-    Adik membeli kertas dan kakak membeli buku.
c.    Kalimat kompleks

42
Berisi sebuah klausa independen dan satu atau lebih klausa dependen sebagai anak
kalimat.
Contoh:
-    Meskipun gaji tidak naik, para pegawai bekerja sebagaimana mestinya.
2.   Cara Mengembangkan Paragraf
Secara umum ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mengembangkan
suatu paragraf, yaitu pendekatan induktif dan deduktif. Pendekatan induktif
dimulai dengan mengemukakan berbagai alasan kemudian dibuat kesimpulan.
Pendekatan deduktif dimulai dari kesimpulan kemudian diikuti dengan alasan-
alasannya. Lebih lanjut, suatu paragraf dapat dikembangkan dengan:
a.        Ilustrasi
Pemberian ilustrasi terhadap suatu topik bahasan yang relevan akan memberikan
gambaran yang lebih jelas dan mudah dipahami audiens.
b.        Perbandingan (persamaan dan perbedaan)
Cara ini memerlukan wawasan berpikir yang luas bagi penyampaian pesan-pesan
bisnis dan tentunya akan dapat membuat perbandingan yang berkaitan dengan
persamaan maupun perbedaan terhadap suatu pokok bahasan tertentu.
c.    Pembahasan sebab-akibat
Pola pengembangan paragraf dengan sebab-akibat akan membantu memberikan
arah yang jelas terhadap suatu pokok bahasan tertentu.
d.   Klasifikasi
Pola pengembangan paragraf dengan pengelompokkan ini akan mempermudah
pemahaman bagi pengirim pesan meupun penerima pesan. Selain itu juga
menjadikan suatu topik bahasan menjadi lebih terarah atau terfokus.
e.   Pembahasan pemecahan masalah
Cara ini akan mampu memberikan latihan analitis yang sangat diperlukan bagi
seseorang dalam pengambilan keputusan-keputusan penting bagi suatu organisasi.
Dengan kata lain pola pengembangan ini memberikan suatu arah yang sistematis.

2.7.11. Pengorganisasian Pesan-Pesan Melalui Outline

43
Pada dasarnya, untuk mencapai pengorganisasian yang baik diperlukan dua
prosestahapan, yaitu pendefinisian dan penggolongan ide-ide; dan penetapan
urutan ide-ide dengan perencanaan organisasional yang terpilih secara hati-hati.

1. Mendefinisikan dan mengelompokkan ide-ide

Memutuskan apa yang harus dikatakan adalah masalah mendasar yang


harusdipecahkan oleh setiap komunikator. Jika materi yang disajikan lemah,
apalagi tidak memilikisuatu gaya yang menarik, fakta yang ada dapat menjadi
kabur. Cepat atau lambat, audienceakan menyimpulkan bahwa yang disampaikan
benar-benar tidak bernilai sedikitpun. Semuakegiatan komunikasi, baik menelpon,
membuat ! paragraf surat, atau menulis laporan "

a. halaman, harus dimulai dengan mendefinisikan isi materinya. Semakin panjang


dan kompleksmateri yang akan disampaikan, semakin penting tahap pertama
ini. Apabila pesan yang disusun panjang dan kompleks, pembuatan outline
sangatdiperlukan dan menjadi penting artinya. Mengapa demikian juga mem
buat outline akan membantu memvisualisasikan hubungan antara bagian yang
satu dengan bagian yang lain. 'isampingitu, outline juga akan memberikan
arahan sehinga komunikator dapat menyampaikan ide-ide dengan cara yang
sistematik, efisien dan efektif. Melalui perencanaan yang baik, outline
akanmembantu komunikator mengekspresikan transisi antara ide-ide, sehingga
audience akanmengerti dan memehami pola piker komunikator. susunan suatu
outline secara garis besar dapat digolongkan ke dalam tiga golongan,yaitu
(a).Mulailah dengan ide pokok, ide pokok "main idea" akan membantu
menetapkan tujuan dan strategi umum darisuatu pesan. (b) ide pokok tersebut
dapat dirangkum ke dalam dua hal yaitu ( 1) hal-hal apayang diinginkan agar
dilakukan atau dipikirkan oleh audience, (2) alasan yang mendasar,mengapa
mereka harus melakukan atau memikirkannya. ide pokok merupakan titik awal
untuk membuat outline
 b. Nyatakan poin-poin pendukung yang penting setelah menetapkan ide pokok
pesan yang akan disampaikan, tahap kedua adalah menyusun poin-poin penting
lainnya, sebagai pendukung ide pokok

                                 

2.7.12. Arti Penting Pengorganisasian Pesan-Pesan

44
         Dalam suatu organisasi, pesan-pesan yang disampaikan oleh pemimpin
kepada para bawahan, terkadang tidak terorganisasi dengan baik. Hal ini
menyebabkan pesan-pesan yang disampaikan tidak mengenai sasaran atau
hasilnya tidak sesuai dengan apayang dikehendaki. Dengan  mengatur ide-ide
secara logis, berurutan, dan tidak bertele-tele, ide yang disampaikan akan dapat
memuaskan kebutuhan-kebutuhan informasi, motivasi, maupun praktis bagi
audiens. Mengorganisasi pesan-pesan secara baik adalah suatu keharusan dan
menjadi tantangan bagi komunikator. Hal yang perlu diperhatikan dalam
mengorganisasi pesan-pesan yang baik sebagai berikut :
1.   Subjek dan tujuan harus jelas.
2.   Semua informasi harus berhubungan dengan subjek dan tujuan.
3.   Ide-ide harus dikelompokkan dan disajikan dengan cara yang logis.
4.    Semua informasi yang penting harus sudah tercakup.

         Suatu pesan yang disusun dengan baik akan membantu bagi audiens
terutama dalam hal-hal berikut ini :
1.      Memahami pesan yang disampaikan
Dengan mengemukakan hal-hal penting secara jelas, menyusun ide-ide secara
logis dan berurutan, dan memasukan semua informasi yang relevan dalam
pesan, maka audiens akan lebih mudah dalam memahami maksud dan isi
pesan. 
2.    Membantu audiens menerima pesan
Pengorganisasian pesan-pesan yang baik disamping membantu audiend dalam
memahami maksud pesan, juga membantu audiens untuk dapat menerima isi
pesan tersebut.
3.    Menghemat waktu audiens
Apabila suatu pesan tidak terorganisasi dengan baik, penyampaiannya akan
menghabiskan waktu audiens. Salah satu tujuan pengorganisasian pesan-
pesan yang baik adalah penyampaian informasi atau ide-ide yang relevan
saja. Dengan hanya menyampaikan informasi yang relevan, waktu audiens
akan dapat dihemat. Disamping itu, audiens dapat dengan mudah mengikuti
alur pemikiran pesan yang disampaikan, tanpa harus memeras otak dan
mengerutkan dahi.
4.    Mempermudah pekerjaan komunikator.
Pengorganisasian pesan-pesan yang baik dapat membantu pekerjaan
komunikator, sehingga dapat selesai lebih cepat dan menghemat waktu. Hal
ini merupakan faktor yang penting dalam dunia bisnis, dimana penyelesaian
pekerjaan berjalan dengan baik, cepat, dan efisien.Dengan mengetahui apa
yang ingin disampaikan, dan menetahuo cara menyampaikannya, rasa
percaya diri komunikator akan meningkat. Semakin tinggi rasa percaya diri
komunikator, semakin cepat dan efisien dalam menyelesaikan pekerjaan.

B. Hal-Hal Yang Menyebabkan Pesan-Pesan  Tak Terorganisir


a. Bertele-tele
b. Memasukkan bahan-bahan yang tidak relevan
c. Menyajikan ide-ide yang tidak logis
d. Informasi penting kadangkala tidak tercakup dalam pembahasan
2.7.13. Pentingnya Pengorganisasian Yang Baik

45
Apa sebenarnya manfaat pengorganisasian yang baik, yang jelas apabila dapat.
Membantu audience memahami suatu pesan dan. Membantu audience menerima
suatu pesan, dengan ciri-ciri: Subjek dan tujuan harus jelas, Semua informasi
harus berhubungan dengan subjek dan tujuan dan Ide-ide harus dikelompokkan
dan disajikan dengan cara yang logis

Menghemat waktu : apabila pesan tidak terorganisir dengan baik.


Penyampaiannya akan menghabiskan waktu audence
Mempermudah pekerjaan komunikator
pengorganisasian pesan-pesan yang baik dapat membantu pekerjaan komunikator,
sehingga dapat selesai lebih cepat dan hemat waktu

2.7.14.   Pengorganisasian Pesan-Pesan Melalui Outline


         Untuk mencapai pengorganisasian pesan-pesan yang baik maka diperlukan
suatu cara agar pesan tersebut dapat berguna dan bermanfaat bagi setiap
penggunanya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara :

1.    Mendefinisikan dan Mengelompokkan Ide


Memutuskan apa yang harus dikatakan adalah masalah mendasar bagi
setiap komunikator yang harus dicari pemecahannya. Jika materi memang lemah,
tidak memiliki suatu muatan yang menarik, maka akan mengaburkan fakta yang
ada. Apabila penyusunan pesan yang panjang dan kompleks, maka outline sangat
diperlukan dan menjadi penting artinya. Hal ini karena dengan adanya outline
akan sangat membantu memvisualisasikan hubungan antara bagian yang satu
dengan bagian yang lain. Selain itu, outline juga membantu untuk
mengkomunikasikan ide-ide dengan cara yang lebih sistematik, efisien dan
efektif. Melalui perencanaan yang baik outline akan membantu mengekspresikan
transisi antara ide-ide sehingga audiens akan memahami pola pikir komunikator.
Susunan suatu outline secra garis besar dapat digolongkan ke dalam tiga
golongan, antara lain :
a.      Memulai dengan Ide Pokok, akan sangat membantu dalam menetapkan
tujuan dan strategi umum dari suatu pesan. Ide pokok dirangkum ke dalam
dua hal yaitu : keinginan terhadap audiens untuk melakukan dan
memikirkannya, sebagai alasan yang mendasar bagi audiens mengapa harus
melakukan dan memikirkannya.
b.      Menyatakan hal-hal pendukung yang penting, yang akan sangat berguna
dalam mendukung ide-ide pokok.
c.      Membuat ilustrasi dengan bukti-bukti, semakin banyak bukti-bukti yang
dapat disajikan, maka outline yang dibuat akan semakin baik.

2.      Menentukan Urutan dengan Rencana Organisasional


Setelah mengelompokkan ide-ide, langlah selanjutnya adalah menentukan
urutan-urutan terhadap ide-ide tersebut aga selaras dengan rencana organisasional,
melalui dua pendekatan yaitu :
a     Pendekatan Langsung (direct approach), sering disebut juga dengan
pendekatan deduktif , dimana ide pokok muncul paling awal, kemudian
diikuti bukti-bukti pendukungnya. Biasanya reaksi dari audiens akan positif
dan menyenangkan jika menggunakan pendekatan ini.

46
b.     Pendekatan Tidak Langsung (indirect approach), atau sering disebut dengan
pendekatan induktif, dimana bukti-bukti diletakan paling awal, kemudian
baru diikuti dengan ide pokok. Biasanya audiens akan merespon negatif dan
tidak menyenangkan.

         Setelah menganalisa berbagai kemungkinan respon yang ada dari dalam diri
audiens serta telah menemukan suatu pendekatan yang terbaik, maka tahap
selanjutnya adalah menentukan jenih pesan yang akan dibuat atau disampaikan.
Secara garis besar jenis pesan yang dapat di sampaikan meliputi permintaan
langsung (direct request), pesan-pesan rutin, good news atau goodwill, pesan-
pesan bad news dan pesan-pesan persuasif. 

2.7.15.  Rencana-Rencana Organisasional:

1.   Permintaan Langsung (Direct Request)


Jenis / tipe pesan yang paling umum digunakan adalah penyampaian
langsung pada poin yang dituju. Jenis atau tipe pesan bisnis yang paling sering
digunakan adalah penyampaian yang langsung paha hal yang dituju. Pesan ini
dapat berbebtuk surat dan memo. Contoh dari pesan permintaan langsung ini dat
terlihat pada pembuatan surat pesanan, permintaan rutin, aduan atau klaim,
permintaan kredit rutin
Isi dari sebuah surat Direct Request harus terdiri dari 3 bagian antara lain:
1.   Bagian Awal
Bagian ini merupakan bagian pendahuluan atau pembukaan, yang berisi tentang
alasan kita dalam mengajukan atau meminta sesuatu. Kalimat yang digunakan
hendaknya haruslah jelas, singkat dan tidak bertele-tele, tujuannya adalah agar
pihak atau orang yang membaca pemintaan kita menjadi lebih paham akan
maksud yang tergan dung dalam surat permintaan tersebut.

2.  Bagian Pertengahan
Bagian ini merupakan penjelasan rinci dari apa yang kita tulikan pada bagian
pendahuluan, berisi hal-hal yang bersifat rincian dari maksud permintaan. Teknis
penyusunan kalimat dan kata-kata dapat menggunakan serangkaian pertanyaan
terutama jika permintaan menyangkut perlengkapan yang sangat kompleks. Dapat
berisi tentang pertanyaan mengenai teknis, dimensi serta kegunaan sesuatu yang
kita minta. Jika permintaan lebih dari satu jenis, sebaiknya kita membuat daftar
dan memberi nomor secara berurutan.

3.  Bagian akhir
Bagian ini merupakan bagian penutup yang sebaiknya diisi dengan suatu
permintaan beberapa tanggapan khusus, lengkap dengan batas waktu, dan ekspresi
terhadap apresiasi maupun pemberian goodwill. Untuk mempermudah pembaca,
sebaiknya perlu mencantumkan beberapa informasi penting seperi nomor telepon,
jam kerja, dan petugas yang dapat dihubungi.

2.    Permintaan Informasi Rutin

47
Pesan-pesan badnews: berisi berita buruk (badnews seperti penolakan suatu
lamaran, penolakan kredit, perampingan karyawan, penurunan pangkat , audience
pada umumnya akan kecewa. Pesan-pesan persuasi : untuk melakukan tindakan
tertentu seperti penagihan pinjaman , penjualan produk, pendekatan yang
digunakan adaah persuasi Surat permintaan rutin layak untuk memperoleh
perhatian secara bijaksana. Dalam kebanyakan organisasi, memo dan surat-surat
seperti itu dikirim ke ratusan bahkan ribuan karyawan, konsumen, klien dan para
pemegang saham.
         Surat permintaan rutin mempunyai potensi untuk membentuk suatu kesan
positif atau citra yang baik bagi suatu organisasi perusahaan.  Oleh karena itu,
ketika menulis suatu surat permintaan rutin, anda harus menjaga maksud/ tujuan
menulis suatu pesan dalam ingatan anda. Anda harus bertanya pada diri sendiri
apa yang anda inginkan terhadap pembaca setelah mereka memahami pesan yang
anda sampaikan.Surat permintaan rutin layak untuk memperoleh perhatian secara
bijaksana. Dalam setiap organisasi, memo dan surat-surat dikirim ke ratusan
bahkan ke ribuan karyawan , konsumen, klien dan sebagainya. Surat permintaan
rutin mempunyai potensi untuk membentuk suatu kesan positif atau citra yang
baik bagi organisasi yang bersangkutan. Pedoman dalam menulis surat ini bahwa
harus dijaga maksud dan tujuan menulis suatu pesan dalam ingatan kita. Dalam
membuat surat permintaan rutin perlu diperhatikan tiga pertanyaan, yaitu : apa
yang diketahui, mengapa hal tersebut perlu diketahui, mengapa hal ini dapat
membantu.

         Dalam kaitannya dengan direct request, maka permintaan rutin dapat berasal
dari dalam maupun luar organisasi bisnis.
1.   Permintaan dari dalam organisasi
Meskipun suatu permintaan dapat saja dilakukan secara lisan, namun beberapa
pesan permintaan dapat dibuat lebih permanen dalam bentuk tertulis, seperti
memo. Memo dalam bentuk tertulis akan dapat menghemat waktu dan membantu
audiens mengetahui secara tepat apa yang diinginkan.
Pengiriman memo dapat dilakukan antara karyawan dengan karyawan, pimpinan
dengan karyawan, pimpinan dengan supervisor dan sebagainya..

2.    Permintaan dari luar organisasi


Sebagai seorang pelaku bisni prifesional perlu adanya komunikasi dengan para
pelanggan, pemasok, dan perusahaan lain untuk berbagai keperluan bisnis. Selain
itu, banyak surat-surat yang harus dikirim ke luar organisasi untuk memperoleh
informasi penting, seperti informasi produk baru, katalog buku terbaru, keinginan
untuk menjalin kerjasama bisnis, keinginan untuk berlangganan. Disamping itu ,
dapat juga memberikan respon terhadap ilkan yang dipasang di suatu surat kabar.
Dalam hal ini perlu diperhatikan tiga hal, yaitu : dimana kita membaca iklan
tersebut, jelaskan apa yang kita maksud, cantumkan alamat yang jelas dan lengkap
untuk balasan surat.

3.     Penulisan Permintaan Rutin Dan Pesan-Pesan Positif

48
Menulis pesan-pesan baik yang berupa surat-surat untuk kalangan intern
maupun ekstern perusahaan dan memo merupakan hal yang rutin. Penyampaian
pesan-pesan rutin, good news dan good will dapat dilakukan dengan pendekatan
langsung (direct approach).

Pendekatan langsung (direct approach) memiliki beberapa keunggulan yaitu:


a.   Peningkatkan pemahaman secara komprehensif (menyeluruh)   ketika pertama
kali  membaca suatu pesan)
b.   Menekankan pada hasil suatu analisis yang telah anda lakukan
c.   Menghemat waktu bagi audiens karena mereka dapat segera mengetahui apa
maksud pesan tersebut dan juga dapat memutuskan segera pada bagian mana
yang perlu memperoleh perhatian dan yang tidak perlu memperoleh perhatian
secara seksama.
Sedangkan kelemahannya adalah faktor kebiasaan dimana orang cenderung
menyampaikan  suatu pesan berdasarkan cara berpikirnya dan kesulitan untuk
mengubah pola pikir yang cenderung  langsung ke pokok bahasan, hal ini terkait
dengan pola pendidikan yang telah diajarkan sebelumnya. Dalam menyampaikan
pesan-pesan bisnis (komunikasi) yang positif, bak melalui lisan atau tulisan, maka
bentuk-bentuk pesan yang disampaikan akan mengikuti suatu formula yang
sederhana, yaitu mulai dengan ide-ide pokok yang jelas. Diusahakan dalam bagian
awal, penulisan pesan-pesan positif dimulai dengan pernyataan yang jelas dan
tegas.
Pada bagian pertengahan, sampaikan penjelasan secara rinci. Bagian ini
adalah bagian penjelasan rinci dan porsi terbanyak dibanding dengan bagian awal
dan akhir. Pada bagian akhir pesan-pesan positif, umumnya diakhiri dengan
pemberian kesan yang baik atau pernyataan yang ramah dan harapan tindakan
khusus yang diinginkan oleh audiens.

4. Permintaan Tidak Langsung Dan Pesan Persuasif Menuliskan Pesan


Goodwill Dan Good News

Meskipun hubungan dalam bisnis sebagian besar diwarnai dengan


pertimbangan manfaat dan biaya, namun ada saatnya perusahaan menjalin
hubungan personal dengan relasi bisnisnya. Perusahaan dapat meningkatkan
hubungannya dengan konsumen dan relasi bisnis lain dengan mengirimkan pesan
yang bersifat kekeluargaan. Pesan-pesan yang bersifat kekeluargaan tsb
mempunyai pengaruh positif thd bisnis.
Beberapa bentuk goodwill yang sering dibuat oleh perusahaan adalah ucapan
selamat (congratulations), messages of appreciation, condolences dan greetings.

Ucapan selamat (congratulations)


Bagaimana menyusunnya : pertama-tama ide pokok diletakkan pada bagian awal
pesan. Setelah itu diikuti dengan rincian atau informasi tambahan yang
mendukung ucapan selamat. Selanjutnya diakhiri dengan penutup. Usahakan
meyakinkan dan menggambarkan penerima memang layak mendapatkan itu

Penghargaan (Messages of Appreciation)

49
Dapat diberikan pada individu yang tepat yang memang seharusnya medapat
penghargaan. Atau pada relasi bisnis, karena jasanya terhadap perusahaan

Ucapan (Condolences)
Ucapan duka cita menunjukkan perhatian terhadap perusahaan atau individu.
Bencana atau musibah dapat berupa perush yang mengalami bencana spt
kebakaran, kemalingan, kerugian lain. Penyusunan ucapan duka cita dimulai
dengan pernyataan atau kalimat yang menunjukkan rasa simpati.

Ucapan salam (greetings)


Ucapan salam biasanya diberikan kepada orang-orang yang ada dalam perusahaan
ataupun pada relasi spt pemasok, konsumen. Tujuan ucapan salam adalah
menunjukkan hubungan yang ramah atau hangat diantara mereka

         Kualifiksi bentuk goodnews dalam komunikasi bisnis :

1.  Good News tentang pekerjaan


Umumnya surat yang menginformasikan kabar baik atau berita yang
menyenangkan (good news) menggunakan pendekatan langsung. Contoh good
news berkaitan dengan masalah pekerjaan, antara lain penerimaan kerja, kenaikan
pangkat/ jabatan/ posisi, memperoleh bonus kerja, tunjangan hari raya, kenaikan
gaji dan pengakuan/ penghargaan prestasi kerja.

2.  Good News Tentang Produk


Good News yang berkaitan dengan produk antara lain, pembicaraan diskon harga
produk, sistem beli 3 produk dapat tambahan 1 produk gratis (buy 3 get 1 free),
pemberian kupon diskon harga produk, membeli produk dalam jumlah tertentu
akan memperoleh hadiah tertentu (seperti kalender tahun baru, produk aksesoris
atau produk pelengkap).
3.      Pesan-Pesan Goodwill
Goodwill adalah suatu perasaan positif yang dapat mendorong orang untuk
menjaga hubungan bisnis. Sebagai pelaku bisnis, seseorang dapat juga mendorong
hubungan baik dengan berbagai pihak, seperti pelanggan, pemasok atau pelaku
bisnis lainnya dengan penyampaian pesan-pesan secara bersahabat atau catatan-
catatan singkat yang tak diharapkan, yang secara tidak langsung berkaitan dengan
tujuan bisnis tertentu.    
4. Penulisan Pesan-Pesan Persuasif
         Persuasi merupakan suatu usaha mengubah sikap, kepercayaan atau tindakan
audiens untuk mencapai suatu tujuan. Secara sederhana, persuasi yang efektif
adalah kemampuan untuk menyampaiakan suatu pesan di dalam suatu cara yang
membuat audiens (pembaca atau pendengar) merasa mempunyai pilihan dan
membuat mereka setuju.
Meskipun kebanyakan pesan-pesan bisnis adalah rutin, namun dalam
beberapa situasi tertentu diperlukan pesan yang didesain untuk memotivasi atau

50
memberi persuasi kepada orang lain. Penyampaian pesan ini tidak hanya 
digunakan untuk kepentingan internal organisasi namun dapat pula digunakan
untuk kepentingan eksternal organisasi seperti permintaan atau informasi yang
bersifat menyenangkan, atau kegiatan untuk mendapatkan dana dan kerjasama.

         Pesan-pesan persuasif bertujuan untuk mempengaruhi audiens yang


cenderung mempertahankan ide atau gagasannya. Pesan-pesan persuasif
umumnya lebih lama, lebih rinci, dan tergantung pada perencanaan strategis yang
cukup ketat.

Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menuliskan pesan-


pesan persuasif antara lain :

a.  Analisis Audiens

Penyampaian pesan-pesan persuasif yang terbaik adalah dengan cara


menhubungkan suatu pesan dengan minat dan hasrat audiens. Untuk
mengakomodasi perbedaan individual, maka perlu menganalisis audiens dan
kemudian menyusun suatu pesan yang dapat menjadi daya tarik bagi kebutuhan
mereka. Cara yang paling mudah dalam menilai kebutuhan audiens adalah dengan
berpedoman pada teori kebutuhan dari Maslow yang menyatakan bahwasanya
manusia memiliki lima kebutuhan yang sifatnya berjenjang..

b.   Mempertimbangkan Perbedaan Budaya

c    Pemahaman terhadap perbedaan budaya yang ada bukan saja akan membantu
dalam memuaskan kebutuhan audiens, tetapi juga akan membantu bagaimana
mereka akan memberikan penghormatan. Memberikan persuasi untuk budaya
yang berbeda akan  berbeda cara memberikan persuasinya.

d.   Memilih Pendekatan Organisasional

 Agar penyampaian pesan persuasif dapat tempat sasaran dan sesuai dengan apa
yang  dikehendaki maka perlu diperhatikan cara penyampaiannya kepada audiens,
apakah    menggunakan pendekatan langsung atau tidak langsung.

          Persuasi yang efektif mencakup empat komponen penting, yaitu :

1.   Menetapkan kredibilitas

Bagi seorang komunikator tingkat kredibilitas ditentukan oleh sejaumana tingkat


kepercayaan dan reabilitas dirinya. Kredibilitas adalah kapabilitas untuk dapat
dipercaya oleh orang lain. Cara yang digunakan untuk menumbuhkan kredibilitas
seseorang adalah dengan fakta, berupa dokumen, statistik, jaminan, dan hasil riset
yang menjadi bukti objektif yang mendukung kredibilitas seseorang.

51
Cara lain yang dapat dilakukan guna menambah kredibilitas seseorang adalah
menjadi seorang pakar atau ahli dalam bidang tertentu, antusias terhadap materi
yang disampaikan, objektif dalam penilaian sesuatu, sikap hormat dapat
membantu memfokuskan kebutuhan audiens, kejujuran dapat menumbuhkan
penghargaan audiens, intensitas yang baik akan membantu minat audiens, dan
pengalaman latar belakang baik sikap, kepercayaan sebelumnya dapat membantu
mengidentifikasi audiens.

2.    Membuat kerangka argumentasi audiens

Kerangka argumentasi dapat dibuat berdasarkan rencana organisasional AIDA


(Attention, Interest, Desire dan Action).

a.  Attention (Perhatian), meyakinkan audiens dibagian permulaan bahwa ada


sesuatu yang akan disampaikan. Memperkenalkan suatu masalah atau ide yang
membuat audiens mau mendengar pesan-pesan yang akan disampaikan.

b.      Interest (Minat), menjelaskan relavansi pesan-pesan yang disampaikan


dengan audiens. Mengembangkan pernyataan yang telah disampaikan pada
fase pertama secara rinci. Menghubungkan pesan-pesan yang akan
disampaikan dengan manfaat secara spesifik yang dapat dinikmati oleh
audiens.

c.      Desire (Hasrat), mengubah keinginan audiens dengan menjelaskan


bagaimana perubahan yang dilakukan dapat memberikan manfaat yang lebih
baik bagi audiens, dan berusaha untuk mengimplementasikan ide atau
gagasan.

d.    Action (Tindakan), menyarankan tindakan spesifik yang diinginkan terhadap


audiens. Perlu juga dipikirkan bagaimana audiens akan memperoleh
manfaat dari tindakan yang dilakukan, serta menemukan cara agar tindakan
tersebut mudah untuk dilakukan.

3.     Memilih Daya Pemikat

Umumnya pesanpesan persuasif menggunakan daya pemikat dengan logika


(logical appeals) dan daya pemikat emosional (emotional appeals) untuk
melakukan persuasi audiens.

Kedua pendekatan ini akan memiliki keseimbangan apabila tergantung pada


tindkan yang diharapkan, harapan para audiens, tingkat resistensi yang diatasi,
kemampuan menjual ide atau gagasan tersebut.

a.   Pemikat Emosional

52
Dalam melakukan persuasi audiens, dapat memanfaatan emosi yang dilandasi
dengan suatu argumentasi atau dalam bentuk simpati kepada audiens sepanjang
pemikat emosional bersifat kuat. Dapat menggunakan kata-kata yang sangat
berpengaruh pada emosi seseorang seperti kebebasan, keberhasilan, nilai,
penghargaan, kenyamanan, dan keamanan.

b.  Pemikat Logika

Dalam berbagai hal, penggunaan pendekatan ini dapat dilakukan seperti membuat
aduan (claim) dan memberikan dukungan atas aduan tersebut dengan memberikan
alasan dan bukti-bukti yang ada. Adapun penggunaan pendekatan ini didasari atas
berbagai alasan diantaranya :

1. Analogi, adalah menggunakan suatu alasan dari bukti-bukti spesifik menuju


bukti-bukti fisik pula.
2. Induksi, adlah memberikan berbagai alasan dari bukti-bukti spesifik menuju
kesimpulan umum.
3. Deduksi, Pemberian alasan dari yang bersifat umum untuk kesimpulan yang
khusus.

c.  Pertimbangan Etika

Persuasif dapat digunakan untuk mempengaruhi audiens dengan memberikan


informasi dan menambah pemahaman mereka dalam berbagai hal. Hal yang
paling penting dalam pendekatan ini adalah menunjukkan perhatian yang jujur
kepada audiens dengan memenuhi kebutuhan mereka.

Apabila perusahaan ingin memberikan tanggapan atas keluhan pelanggan,


mengkomunikasikan permasalahan tentang pesanan atau memberitahukan
perubahan kebijakan perusahaan yang dapat mempengaruhi citra perusahaan
secara negatif, maka perlu memperhatikan tiga hal, yaitu penyampaian bad news,
penerimaan pesan tersebut dan menjaga goodwill sebaik mungkin dengan audiens.

         Ada dua hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan, berkaitan dengan
pesan yang tak menyenangkan ini :

1.  Menciptakan Audience – Centerred Tone

Menyangkut nada atau intinasi dalam penyampaian bad news mampu memberikan
kontribusi yang cukup penting bagi efektivitas penyampaian pesan-pesan bisnis
yang didukung dengan tiga tujuan yang khusus, yaitu :

a. Membantu audiens mengerti akan bad news yang merupakan suatu keputusan
yang tegas

b. Membantu audiens mengerti keputusan yang diambil adalah adil.

53
c. Membantu audiens agar tetap memberikan goodwill bagi perusahaan.

2.  Memilih Pendekatan Organisasional

Dalam menyampaikan suatu pesan yang sifatnya bad news, dapat dilakukan
dengan dua pendekatan, yaitu perencanaan tak langsung (indirect plan) dan
perencanaan langsung (direct plan).

a.      Pendekatan tidak langsung (indirect plan), merupakan pendekatan yang


digunakan untuk penulisan pesan-pesan yang mempunyai dampak kurang
menyenangkan kepada audiens. Dalam pendekatan ini terdapat empat
bagian penting yaitu

1. Pembuka, yang menempatkan audiens pada situasi yang netral serta


penyataan yang tanpa beban bagi audiens.
2. Alasan, dengan mengemukakan alasan mengapa suatu keputusan harus
diambil, sebelum menyampaikan yang sebenarnya, penyampaian alasan yang
efektif akan sangat membantu audiens menyadari bahwa keputusan yang
diambil adalah fair atau logis.
3. Bad news, merupakan hal yang mungkin “menyakitkan” bagi audiens yang
endengarnya, namun demikian bagian ini merupakan bagian utama yang
merupakan keputusan yang diambil dari suatu kondisi.
4. Penutup, setelah pesan yang kurang menyenangkan disampaikan, maka
tahap selanjutnya adalah memberikan kata-kata penutup yang bersifat positif,
hangat, bersahabat, dan lebih menyenangkan. Dapat juga diusulkan suatu cara
pemecahan dari masalah yang dihadapi oleh audiens.

b.    Perencanaan Langsung

Suatu pesan yang kurang menyenangkan yang diorganisir melalui perencanaan


langsung akan diawali dengan suatu pernyataan bad news, selanjutnya diikuti
dengan berbagai alasan yang mendukungnya, dan diakhiri dengan penutup yang
bersahabat. Pendekatan ini memiliki kelebihan bahwa audiens hanya memerlukan
waktu yang relatif singkat untuk sampai pada ide pokok yaitu bad
news.Pendekatan ini dapat diterapakan apabila :
1. Penerima pesan lebih menyukai pesan langsung ke inti yang dituju.
2. Pesan tersebut mempunyai pengaruh yang kecil terhadap si penerima pesan
3. Pesan disampaikan secara empati.

54
BAB III
ARTI, TUJUAN DAN DASAR PENYULUHAN PERTANIAN

3.1. Arti Penyuluhan Pertanian


Batasan, penyuluhan pertanian adalah suatu sistem penddikan di luar
sekolah untuk keluarga-keluarga tani di pedesaan, dmana mereka belajar sambil
berbuat untuk menjadi mau, tahu dan bisa menyelesaikan sendiri masalah-masalah
yang dihadapinya secara baik, menguntungkan dan memuaskan. Jadi penyuluhan
pertanian itu adalah suatu bentuk pendidikan yang cara, bahan dan sarananya
disesuaikan kepada keadaan, kebutuhan dan kepentingan, baik dari sasaran, waktu
maupun tempat. Karena sifatnya yang demikian maka penyuluhan biasa juga
disebut pendidikan informal.
Selanjutnya penyuluhan itu sering disebut suatu bentuk pendidikan
pembangunan karena sifatnya yang selektif, dalam arti memilih bahan dan metode
pendidikannya yang langsung dan segera menunjang pelaksanaan pembangunan
yang dikehendaki.

Untuk kelangsungan hidup dan juga untuk peningkatan tarafnya setiap


masyarakat harus berusha mengadakan perubahan kebudayaan. Kemusanahan dan
kemunduran taraf hidup dapat terjadi karena: bencana alam, kemerosotan moral
manusia, kemunduran sumber-sumber daya (seperti hilangya hutan fungsional,
keringnya mata air, larutnya lapisan atas tanah, berkurangnya kesuburan tanah,
hilangnya keseimbangan biologi dst), penyakit menular, peningkatan jumlah
penduduk yang tidak terkendalikan dll.

Pada hakekatnya setiap masyrakat itu berubah, tidak ada yang tinggal diam
atau statis. Jadi perbedaan antara masyarakat yang disebut statis dan yang dinamis
itu hanya terletak pada tarap kecepatan perubahannya saja.

Perubahan kebudayaan itu disebabkan ntara lain oleh penemuan-penemuan


baru, dari dalam maupun luar masyarakat itu sendiri, dan penyebarannya secara
cept maupun lambatlaun ke seluruh pelosok dan lapisan masyarakat. Penemuan-
penemuan baru itu adalah kombinasi-kombinasi baru dari unsur-unsur yang sudah
diketahui lebih dahulu, baik dari kebudayaan materiil maupun dari spirituil.

Perbedaan antara penyebaran cepat (= penularan) dan yang lambat-laun (=


defusi) adalah karena perbedaan kematangan masyarakat untuk menerima (=
reseptivitas) perubahan yang bersangkutan. Dan derajat reseptivitas ini tergantung
dari berbagai keadaan dalam masyarakat seperti tingkatan pendidikan, adat
istiadat, kontak social, nilai-nilai hidup, kebutuhan yang dirasakan, tekhnologi,
susunan (= pengelompokan dan pelapisan) masyarakat, perspektif ekonomi dll.

55
Dengan demikian besar-kecilnya, panjang-pendeknya, lama-singkatnya dan
meluas-terbatasnya reseptivitas sesuatu masyarakat itu ada dalam kuasa manusia
untuk diusahakannya. Orang-orang yang menjadikan tugas hidupnya, secara
bayaran maupun sukarela, usaha-usaha pematangan masyarakan untuk perubahan
itu biasa disebut penggerak perubahan (= change agent). Dalam masyarakat itu
ternyata ada juga orang-orang yang tidak suka perubahn tadi atau tidak percaya
akan faedahnya, malahan ada yang menghalanginya sama sekali. Mereka adalah
perintang atau penghambat kemajuan dan biasanya terdiri dari golongan-
golongan:
a. Yang ingin melindungi kepentingannya (= vested interest), mereka
merasakan setiap perubahan sebagai usaha pendongkelan kedudukannya
yang empuk. Tidakan-tindakannya diarahkan untuk menghalangi
terjadinya perubahan-perubahan, yaitu yang biasa disebut usaha-usaha
konservatif.
b. Yang mengenangkan waktu yang lampau yang bahagia bagi mereka
(ingat selalu kepada zaman normal saja), hingga mereka tidak
menginginkan perubahan atau paling sedikitnya tidak percaya perubahan
itu akan bermanfaat. Mereka yang demikian biasa disebut yang
sintementalis.
c. Yang menglah sebelum berusaha penuh. Mungkin mereka pernah
mengalami kegagalan, kemudian jadi putus asa dan menganggap tidak
perlu ada usaha-usaha perbaikan, toh akan gagal lagi. Mereka tidak
percaya akan adanya kegemilangan dihari esok dan bersikap
meremehkan usaha-usaha kea rah itu. Meeka adalah yang biasa disebut
yang sinis.
d. Yang menentang perubahan tanpa alasan, kecuali hanya ingin menentang
saja, terutama bila perubahan itu diprakarsai oleh orang lain. Mereka
adalah penentang-penentang azasi dan dapat menjengkelkan setiap
penggerak perubahan. Maka mereka harus dihadapi dengan kesabaran
dan tidak perlu menjadikan sakit hati atau putus asa.
e. Mereka yang harus diyakinkan terlebih dahulu sebelum mau
melakukan perubahan-perubahan itu. Tetapi bila sudah merasakan
kemanfaatan perubahan tersebut, maka mereka akan menjadi penggerak
atau penerus perubahan yang gigih sekali.
f. Yang tidak sanggup mengadakan perubahan meskipun mungkin diinsyafi
kemnfaatannya, disebabka karena keadaan ekonomi sosialnya tidak
mengizinkan atau karena cacat badan dan rohaninya.
Jadi banyak terdapat golongan yang menyukarkan usaha-usaha pematangan
masyarakat untuk menerima perubahan-perubahan. Tetpi perubahan-perubahan
tersebut tidak dapat dihalangi, sudah tentu kedatangannya, tingal menunggu
waktunya saja.

56
Penerimaan perubahan-perubahan oleh suatu masyarakat dapat dipercepat
secara teratur (= akselerasi) dengan berbagai jalan seperti dengan:
a. Peniruan (= imitation) secara disengaja atau aktif karena pengaruh
demonstratif (demonstration effect), yang disebabkan oleh adanya
hubungan social. Peniruan yang cepat sekali, melusa dan kurang
mempergunakan akal disebut penularan masyarakat (social contagion),
seprti pada soal mode, kegemaran, kegila-gilaan gerakan masa dst.
b. Pendidikan (= education), yaitu usaha mengadakan perubahan perilaku
manusia secara teratur sejak lahir sampai mati. Dilakukan dalam
keluarga, di sekolahan dan di luar kedua lingkungan tadi (biasa disebut
lingkungan ketiga misalnya dalam kepramukaan, golongan sepermainan
dll). Dianggap sebagai kewajiban setiap generasai untuk menjadikan
angkatan kemudiannya lebih sempurna.
c. Pembujukan (= persuasion), yaitu usaha merubah perilaku dengn janji
imbalan jasa atau dengan pemberian bantuan. Perubahan akan lebih cepat
terjadinya, tetapi akan cepat pula kembali kepada keadaan asalnya bila
bantuan tadai dihentikan.
d. Propaganda, yaitu usaha merubah perilaku orang dengan mempengaruhi
emosinya, sehingga orang tersebut akan memihak kepada orang atau
golongan pengusaha propaganda itu. Propaganda banyak dilakukan pada
lpangan-lapangan perdagangan (ingat adanyanya iklan-iklan), kekusaaan
atau politik (ingat waktu pemlihan umum), agama (khotbah-khotbah
untuk mencarai penganut), ketenaran social (tindak-tanduk bintang-
bintang film yang aneh-aneh agar dapat banyak perhatian dan selanjutnya
dapat banyak kontrak) dan di lapangan-lapangan lainnya lagi.
e. Perintah (= instruction), yaitu usaha mengatur perilaku orang lain
berdasar kelebihan wewenang dari orang yang memerintah (perntah,
atasan, orang tua, guru dll). Sifatnya hanya satu arah, dari atas ke bawah
dan biasa ada sangsinya (mungkin diberi pujian bila dilakukan dengan
baik, tetapi jelas aka dicela atau dhukum bila perntah itu tidak
dilaksanakan).
f. Paksaan (= coercion), yaitu usaha mengatur perilaku orang lain berdasar
kekusaan yang dipunyai orang yang memaksa (yang kalah perang oleh
yang menang, penodong terhadap korbannya dsb) dan ad terkandung
ancaman badan.
Adapun penyuluhan pertanian kita artikn sebagai suatu sistem pendidikan,
yang dalam prakteknya juga mempergunakan cara-cara lainnya seperti
peniruan, pembujukan dan propaganda. Cara perintah sedikit sekali dilakukan
sementara paksaan malahan dihindarinya. Kadang-kadang keadaan
masyarakat memerlukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan makna
penyuluhan secara teoritis. Hal yang demikian terpaksa diterima asal saja

57
untuk kepentingan seluruh masyarakat, tidak lama kelangsungannya dan tidak
bersifat menambah kesukaran/penderitaan dari yang sudah ada.

Cara peniruan banyak dipergunakan dalam usaha-usaha penyuluhan


pertanian seperti dalam penyelenggaraan berbagai demonstrasi atau percontohan.
Karna petani-petani biasanya lebih mudah mau meniru temannya sedesa yang
berhasil, maka para petugas penyuluhan pertanian sering meminta bantuan petani-
petani maju untuk menjadi contoh atau teladan bagi teman-temannya. Para
pelaksana demostran (= demonstrator) ini adalah orang-orang yang terpilih dan di
bawah bimbingan langsung para penyuluh pertanian. Mereka melakukan
percontohan-percontohan itu di dalam usaha taninya sendiri, sehingga dapat
meyakinkan teman-temannya tadi. Petak-petak percontohan/demonstrasi itu
kemudian akan ditiru dan dengan demikian menyebarlah tekhnologi baru
keseluruh pelosok masyarakat.
Cara pendidikan merupakan cara yang paling utama dipergunakan dalam
penyuluhan pertanian, maka karan itu akan dibahas tersendiri, kemudian.
Propaganda ada juga dipergunakan dalam penyuluhan pertanian pada waktu
sekarang. Umpamanya dalam kegiatan-kegiatan kampanye (penyuluhan yang
intensif dalam waktu singkat terbatas) seringkali dipakai cara-cara dengan alat-
alat yang masal, yang bersifat lebih banyak informative menarik perhatian
sepintas lalu daripada edukatif mendalam meyakinkan. Misalnya sekarang banyak
dipergunakan radio dan televisi untuk penyaluran informasi pertanian, surat kabar
dan majalah untuk pemberitaanpemberitaan pertanian, penempelan poster-poster
di tempat-tempat strategis untuk menarik perhatian atau mengingatkan kembali
orang-orang akan sesuatu hal yang sedang dianjurkan, pawai dan pameran untuk
merangsang penggugahan hati masyarakat.
Cara pembujukan ada kalanya dipergunakan juga dalam bentuk surat-surat
penghargaan untuk jasa-jasa yang diberikan, hadiah-hadiah untuk usaha-usaha
yang perlu tetapi berat bagi para pelaksananya, contoh-contoh perkenalan untuk
mengambil hati dan kemudian mudah-mudahan ditiru oleh sasaran. Pemberian
sesuatu untuk menghargai prestasi dapat merangsang para pelaksana untuk lebih
giat lagi. Tetapi bantuan untuk megambil hati saja tidak akan berpengaruh lama,
sebab begitu bantuan dihentikan, maka orang-orang akan kembali kepada cara
usaha atau tekhnologi yang lama.
Semua masyarakat di dunia tidak sama perkembangannya. Ada yang sudah
maju sendiri tanpa dorongan dari pihak luaran, tetapi banyak juga yang masih
memerlukan dorongan itu. Baik dalam bentuk perintah secara terang-terangan,
perintah halus ataupun anjuran-anjuran yang mengharuskan. Dalam hal yang
demikian, maka mereka yang bertanggung-jawab untuk maju-mundurnya
masyarakat tersebut, wajib memberikan dorongan itu. Sebaiknya dalam bentuk
yang paling cocok dan dapat memuasakan pihak-pihak yang bersangkutan.

58
Cara paksaan, baik dengan ancaman badan maupun jiwa, harus dihindarkan,
sebab aakan menimbulkan rasa memberontak dan dendam, sedang pengertian dan
keyakinan justeru akan hilang. Tetapi dalam keadaan darurat kadang-kadang
terpaksa diadakan tindakan-tindakan memaksa untuk kepentingan umum, seperti
dalam keadaan bencana alam, perang atau bahaya. Asal saja tidak terus-menerus
dalam waktu yang lama dan mengakibatkan lebih banyak penderitaan lagi. Dalam
kegiatan-kegiatan penyuluhan pertanian biasanya cara paksaan itu tidak
dipergunakan.
Sebagai dasar bagi cara-cara peningkatan reseptivitas masyarakat tersebut di
atas adalah adanya komunikasi atau antar hubungan dalam masyarakat, sehingga
terjadi transmisi atau penerusan fakta-fakta, kepercayaan, sikap, reaksi emosi atau
lain-lain pengetahuan diantara orang-orangnya.
1. Pendidikan adalah usaha mengadakan peubahan perilaku berdasarkan ilmu-
ilmu dan pengalaman-pengalaman yang sudah diakui dan direstui oleh
masyarakat. Perubahan-perubahan yang dharapkan terjadi adalah umpamanya
dalam hal:
a. Pengetahuan, baik dalam jenis maupun jumlah
b. Keterampilan melaksanakan pekerjaan badaniah dan kecakapan
berfikir untuk menyelesaikan persoalan-persoalan sehari-harinya dan
c. Sikap, yaitu kecendrungan untuk bertindak, seperti tidak berprasangka
terhadap hal-hal yang belum dikenal, ingin mencoba sesuatu yang baru,
mau bergotong-royong dalam menyelesaikan masalah-masalah bersama
denga swadaya dan swadaya sedapat mungkin dll.
Perubahan perilaku karena pendidikan ini akan lebih kekal, meskipun lebih
lambat terjadinya. Hal ini karena orang-orang itu harus diberi pengertian dan
kesadaran yang mendalam, sampai meyakinkan. Untuk itu dipergunakan
metode dan pendekatan. Tadi disebutkan bahwa penyuluhan pertanian itu
adalah suatu sistem pendidikan yang informil. Dengan ini dimaksudkan
bahwa dalam usaha mencapai tujuannya si penyuluh pertanian itu bekerja
sebagai pendidik atau guru. Tetapi dengan metode, pendekatan dan alat-alat
yang disesuaikan kepada keadaan sasaran, waktu dan tempat. Ia tidak perlu
selalu harus tunduk kepada persyaratan-persyaratan pendidikan formil,
seperti:
a. Adanya ruangan/kelasa tertentu
b. Murid-murid yang setahap/homogin (umur, pengetahuan dll)
c. Macam-macam pelajaran yang teratur/sistematis, berurutan/kronologis
d. Bahan-bahan pelajaran sudah diakui dan disetujui oleh masyarakat
Jadi penyuluhan pertanian itu lebih bebas dalam memilih dan
mempergunakan metode, bahan alat, waktu serta sasaran pelajarannya
daripada seorang guru formil.

59
Pendidikan informil tersebut diberikan kepada masyarakat tani yang terdiri
dari bapak, ibu dan anak-anak tani, menurut kebutuhan yang dirasakan
mereka sendiri.

2. Bergandengan dengan usaha pendidikan adalah usaha belajar. Yaitu usaha


seseorang untuk merubah perilakunya. Ia hanya dapat melakukan ini untuk
hanya dirinya sendiri, tidak untuk orang lan. Untuk mendapat pendidikan
maka seseorang itu harus belajar. Untuk mengetahui sesuatu maka seseorang
harus berusaha untuk memperoleh pengetahuan tersebut atau harus belajar. Ia
harus belajar menggunakan pnca indra dan fikirannya. Seorang petani tidak
cukup dengan hanya menerima dan mengerti pengetahuannya yang baru itu,
tetapi harus pula dapat melakukannya. Artinya ia harus pula belajar/berlatih
pengetrapan pengetahuannya, jadi cakap dan terampil dalam usaha taninya.
Agar orang itu giat dan besar kemungkinan berasil dalam usaha belajarnya
maka diperlukan adanya motivasi (alas an-alasan untuk berusaha), keinginan,
kesempatan, kepercayaan terhadap guru dan dirinya sendiri, serta terdapatnya
pasilitas-pasilitas untuk mempraktekkan pelajarannya.
Sedang tugas dari penyuluh pertanian dalam proses belajar ini adalah untuk
memberikan arah dan bimbingan kepada sasarannya, yaitu menjelasakan apa
yang jadi tujuan pelajaran dan menciptakan suasana belajar yang
menggairahkan sehingga proses belajar itu dapat berlangsung lebih lancar dan
cepat daripada biasanya.

3. Sementara itu sering terjadi pemberian arti yang sama kepada penerangan dan
penyuluhan pertanian. Bagi seorang penyuluh pertanian istilah penerangan itu
diartikan sebagai berikut: penerangan adalah usaha penerusan/transmisi
suatu amanat (dapat berupa: keterangan, penjelasan, peraturan, fakta,
ideologi, kepercayaan dan lain-lain pengetahuan) kepada orang-orang supaya
mereka menjadi tahu dan sadar akan adanya sesuatu. Jadi tidak ada maksud
lebih jauh daripada itu, seperti misalnya ingin meyakinkan dan pengetrapan
sesuatu anjuran. Pada pihak yang menerima amanat tidak terjadi banyak
perubhan perilaku kecuali menjadi sadar aka suatu hal, berkat adanya
penerangan itu. Menerima saja apa yang telah disajikan oleh pemberi
penerangan, lepasa dari soal suka atau tidak sukanya yang menerima. Contoh
yang jelas perihal pemberian penerangan itu adalah misalnya: Bapak camat
dalam rapat bulanan di desa telah memberikan penerangan dalam bentuk
pidato, mengenai manfaat pemakaian pupuk pada tanaman padi. Meskipun
penerangan itu sudah mengenai tekhnik pertanian, tetapi sifatnya hanya
pengumuman suatu keterangan atau anjuaran saja. Tetapi Pak penyuluh
pertanian telah mendemonstrasikan cara dan waktunya pemberian pupuk,
telah mengajarkan maksud pemupukan dalm kursus tani, telah pula
membuktikan dalam percobaan bahwa pemupukan itu menghasilkan lebih

60
banyak daripada tanpa pemupukan. Ia kemudian juga menerangkan secara
tekhnis kepada rapat kontak tani bahwa pemupukan di daerah A akan
memberiakan hasil yang menguntungkan. Rentetan usaha itu (demonstrasi,
kursus tani, percobaan dan penerangan tekhnis) merupakan contoh beberapa
usaha dari keseluruhan kegiatan penyuluhan pertanian. Jadi jelasa bahwa
penyuluhan pertanian itu mempunyai arti yang lain dan lebih luas daripada
penerangan tekhnis belaka.

3.2. Tujuan Penyuluhan Pertanian


Setiap usaha adanya. Dan semua usaha seseorang adalah untuk memperoleh
hasil-hasil yang dapat memenuhi keinginan-keinginannya. Menurut W.I. Thomas
bahwa keinginan-keinginan manusia itu dapat digolongkan dalam empat golongan
keinginan dasar, yaitu:
a. Keinginan untuk mendapat pengetahuan dan pengalaman baru, yang
menimbulkan kehendak untuk perubahan, keharuan dan petualangan
b. Keinginan untuk mendapat keamanan dan ketentraman, yaitu untuk
terhindar dari segala bahaya dan kekurangan (a.l. sandang, pangan, dan
papan), serta melanjutkan pemuasan keinginan-keinginan lainnya
c. Keinginan untuk mendapat pengakuan, yang pada dasarnya adalah
meminta pujian dan gengsi/prestige. Juga untuk meminta persetujuan
kelompoknya; dan
d. Keinginan untuk mendapat balasan/respons, yang pada dasarnya adalah
untuk meminta kasih sayang dari teman-teman hidupnya, dari orang tua
dan keluarganya, serta keakraban dari teman-teman karibnya.

Penyuluhan pertanian dilaksanakan untuk menambah kesanggupan para


petani dalam usahanya memperoleh hasil-hasil yang dapat memenuhi keinginan-
keinginan mereka tadi. Jadi penyuluhan pertanian tujuannya adalah perubahan
perilaku (= bertambahnya kesanggupan) keluarga-keluarga tani sasaran, sehingga
mereka dapat memperbaiki cara bercocok-tanamnya, lebih beruntng usaha taninya
dan lebih layak hidupnya, atau yang sering dikatakan keluarga tani maju itu. Bila
keluarga-keluarga tani itu maju, maka kaum taninya juga akan dinamis, yaitu
tinggi resptivitasnya dn penuh responsive terhadap hal-hal yang baru. Bila kaum
tani dinamis (dan kaum-kaum lainnya juga demikian), maka masyarakat luas akan
besar kesadarannya untuk masalah-masalah social. Tujuan-tujuan demikian biasa
disebut tujuan-tujuan edukatif yang member hasil sosiologis, yaitu misalnya:
perubahan perilaku, keluarga tani maju, kaum tani dinamis dan masyarkat yang
besar kesadarannya.
Di samping tujuan-tujuan edukatif sosiologis ada juga tujuan-tujuan edukatif
yang member hasil-hasil ekonomis, misalnya: penyuluhan pertanian bertujuan
tercapainya penambahan pengetahuan, keterampilan dan sikap, yang selanjutnya
menyebabkan keluarga-keluarga tani bertambah penghasilannya, maka kaum tani

61
akan tambah baik taraf hidupnya. Dan bila kaum tani taraf hidupnya jadi baik (dan
kaum-kaum lainnya juga demikian), maka akan terdapat suatu masyarakat yang
adil dan makmur atau sejahtera. Jadi tujuan-tujuan edukatif ekonomis itu adalah
seperti: tambah pendidikan, tambah penghasilan, taraf hidup meningkat dan
adanya keadilan dan kemakmuara.

Selanjutnya tujuan-tujuan itu dapat dibedakan menurut tingkatnya, seperti


tujuan dasar, tujuan umum dan tujuan kerja. Tujuan dasar adalah tujuan akhir
yang danggap seharusnya ada dalam masyarakat, seperti yang biasa dijumpai
dalam peraturan, anggaran dasar atau undang-undang sesuatu organisasi. Sifatnya
umum sekali da masih kabur, contohnya: keadailan dan kemakmuran, warga
Negara yang baik, demokrasi, pengembangan pribadi dll.
Tujuan umum adalah tujuan yang sifatnya sudah agak jelas, tetapi masih
untuk golongan yang besar. Umpamanya untuk kaum tani dan contoh-contohnya:
memperbaiki taraf hidup, meningkatkan penghasilan, menambah keakhlian dll.
Tujuan kerja atau operasional adalah tujuan yang jelasa dan dipergunakan
sebagai arah kegiatan usaha. Dalam hal penyuluhan pertanian maka ada dua
macam, yaitu untuk penyuluh pertanian dan untuk petan sendiri. Untuk
pihakpenyuluh pertanian maka tujuannya adalah misalnya mempengaruhi para
petani di kecamatan A agar melakukan pemupukan. Sedang tujuan kerja para
petani adalah misanya menambah produksi padi, mengurangi ongkos usaha,
mengurangi hasil yang terbuang dll.
Dalam hal penetapan tujuan kerja penyuluhan pertanan supaya dilkukan secara
matang dan didasrkan atas kenyataan-kenyataan yang ada dalam masyarakat.
Tidak menurut apa yang dipikirkan perlu menurut si penyuluh pertanian, tetapi
apa yang dirasakan sebagai kebutuhan oleh para petani.
Selanjutnya masih ada pembagian tujun-tujuan itu dalam golongan jangkauan
waktu tercapainya, seperti ada tujuan jangka panjang dan ada tujuan jangka
pendek.
Tujuan jangka panjang (= aim) adalah tujuan yang karena sifatnya hanya akan
tercapai dalam waktu yang lama sekali (25-30 tahun), misalnya masyarakat tani
yang sejahtera spiritual dan materiil, atau taraf hidup yang tinggi dll.
Tujuan jangka pendek (= objegtive) adalah tujuan yang dapat dicapai dalam
waktu yang dekat (5-10 tahun). Misalnya peningkatan produksi pada dalam waktu
5 tahun karena melakukan panca usaha. Kemudian objective ini biasanya diperinci
dalam apa yang harus dicapai dalam waktu tertentu, misalnya dalm satu tahun,
yaitu yang biasa disebut target.

Agar menjadi lebih jelas lagi mengenai tujuan penyuluhan pertanian ini,
maka di bawah secara sederhana diberikan bagan perbandingan antara tukang
kayu dan penyuluh pertanian.

62
Tabel 5 Perbedaan antara Tukang kayu dengan Penyuluh Pertanian
Tukang kayu Penyuluh pertanian
Bahan Papan, paku dll Orang-orang
Pekakas/alat-alat Palu, gergaji dll Kursus, demontarsi,
publisitas dll
Tukang kayu Penyuluh pertanian
Keahlian Memasang/mempersatukan Merubah,
menurut pola yang telah mengembangkan,
dtetapkan mendorong dll
Tujuan (objektive) Sebuah rumah Perilaku yang berubah

Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan itu bermanfaat, maka mereka harus


memenuhi persyaratan-persyaratan seperti berikut:
a. Dinamis, mendorong bereaksi
b. Diinginkan masyarakat, biasanya akan mengarah kepada tujuan akhir
dari penyuluhan pertanian
c. Dapat dicapai dengan singkat kematangan orang-orang yang bisa dan
dimungkinkan oleh sumber-sumber yang ada
d. Membangun, senantiasa menjenjang kepada tingkatan yang lebih tinggi
e. Dapat dinilai, diukur, memungkinkan pembuktian tentang adanya
pengembngan perseorangan
f. Jelas, tertentu
g. Dapat diuraikan dalam artian perilaku atau perubahan-perubahan pada
orang.

3.3. Mengenal Filsafat Dasar Penyuluhan Pertanian


Dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan penyuluhan pertanian. Maka
dipergunakan pelbagai cara dan alat. Seringkali kita lupa bahwa cara dan alat itu
bukan tujuan. Tetapi sarana belaka. Juga bahwa sesuatu cara dan alat itu bukan
tujuan. Tetapi sarana belaka. Juga bahwa sesuatu cara atau alat terteuntuk setiap
keadaan. Mungkin ntu itu tidaklah selalu sesuai mungkin pula tidak diinginkan
atau tidak dapat di pertanggung-jawabkan dari segi pendidikan. Agar dapat
melakukan usaha-usaha penyuluhan pertanian dengan baik dan benar, maka perlu
kita mengetahui dasar-dasar pemikirannya guna dijadikan landasan kerja
selanjutnya.
Usaha-usaha yang sistematis untuk memperoleh pengetahuan tentang dasar-
dasar pemikiran sesuatu hal bila biasa disebut Filsafat. Karena filsafat seseorang
itu akan mempengaruhi tingkah lakunya, sedang tingkah-laku teresebut
selanjutnya akan mempengaruhi respons orang-orang lain dengan siapa ia bekerja-
sama, maka penting juga untuk menelaah sedikit-banyak perihal fisafat
penyuluhan pertanian itu.

63
Karena penyuluhan pertanian adalah suatu sistem pendidikan, maka
seyogyanya kita perlu pula mengetahui beberapa aliran filsafat penyuluhan
pertanian itu sendiri.

Filsafat pendidikan. Pada waktu sekarang terdapat banyak sekali aliran


filsafat pendidikan. Tetapi untuk sementara cukup bila kita mengetahui 3 aliran
yang besar saja, yaitu aliran-aliran idealistis, pragmatis dan realistis.
1. Idealisme. menurut alirahn idealism maka kenyataanitu ada dalam fikiran. Dan
manusia itu adalah makhluq spiritual yang erat hubungannya dengan Tuhan.
Kebenaran adalah abadi dan mutlaq, diketemukan dengan jalan pemiikiran yang
tepat dan karena ilham-ilham.
Pengaruhnya aliran ini bagi pendidikan adalah, bahwa realitas itu ada dalam
fikiran, sehinggatujuan pendidikan adalah untuk melatih fikiran. Maka
dipentingkan sekali kedudukan guru, yang bertanggung-jawab untuk latihan-
latihan itu. Ia harus berwenang dan cukup mulutnya serta mempunyai
dedikasi/pengabdian yang besar terhadap pekerjaannya. Aliran ini juga
mementingkan kurikulum, yang mencakup mata pelajaran dan kegiatan-kegiatan
usaha. Mata pelajaran harus bernilai dan dapat dipercayai. Pengetahuan tentang
yang sudah lampau dihubungkan dengan pengetahuan waktu sekarang harus dapat
meramalkan penggunaan pengetahuan itu dikemudian hari. Caranya mengejar tak
begitu penting sebab hanya merupakan alat bagi guru. Cara kuliah dipakai di
samping pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang menimbulkan pemikiran-
pemikiran yang mendalam, diskusi yang terpimpin, adanya proyek-proyek
perorangan maupun kelompok dan darmawisata yang disiapkan sebaiknya.

2. Pragmatisme. Menurut al;iran ini kenyataan ada dalam pengalaman, berbeda


untuk masing-masing orang karena berbeda latar belakang dan pengalamannya.
Barang-barang yang kita lihat tidaklah menuut wujudnya, tetapi menurut
bagaimana keadaan kita sendiri. Karena kenyataan itu adalah pengalaman, maka
apa yang kita lakukan itu adalah sesungguhnya merupakan hasil lingkungan. Dan
apa yang dapat dipercayai adalah hanya hasil yang praktis saja.
Manusia itu adalah makhluq biologis dan sosiologis, yang memberikan
respon terhadap rangsangan biologis dan sosiologis dari lingkungannya. Bagi
aliran pragmatis kebenaran itu dapat berubah-ubah dan sifatnya nisbi atau relative.
Apa yang benar sekarang mungkin tidak benar lagi esok harinya. Hal ini
tergantung sekali dari pengalaman, erat berhubungan dengan penilaian dan
kebutuhan manusia.
Pengaruh aliran pragmatis ini terhadap pendidikan adalah banyak sekali,
terutama karena pengaruh Jhon DEWEY dan pengikut-pengikutnya. Mereka
menempatkan pendidikan sebagai lembaga utama dalam kehidupan. Bila
kebenaran itu adalah hasil pengalaman, maka kita harus belajar sambil berbuat
(learning by doing). Maka guru harus berusaha agar murid mendapat kesempatan

64
memperoleh pengalaman. Dan juga untuk menolong mereka menemukan
perhatiannya. Ia harus membimbing pelajaran dengan perencanaan dan
pengawasan yang baik dan bebas dari pembatasan-pembatasan ruangan kelas.
Cara-cara seperti proyek-proyek kreatif dan konstruktif, diskusi kelompokan,
laboratorium, penelitian, perpustakaan, darmawisata dan rapat-rapat untuk
pemecahan persoalan (problem solving) diperguakan untuk mendapat
pengalaman belajar yang memuaskan, berkesan dan nyata.

3. Realisme. Seseorang realis percaya bahwa kenyataan itu terpisah dari


orangnya, tetapi ada dalam alam. Hokum alam adalah hokum kenyataan. Maka
kenyataan itu kita harus menyesuaikan diri kepada alam dan lingkungan kita harus
ilmiah dan objektif, harus bebas dari subjektifitas, takhayul dan prasangka. Kita
hanya memperdulikan fakta-fakta saja, bekerja sesuai dengan keadaan alam untuk
mendapatkan kenyataan tadi.
Karena kenyataaan dapat diketemukan dalam hokum-hukum alam, maka
kebenaran itu dapat dicari dengan jalan-jalan yang objektif, dengan cara ilmiah
yang teliti dan tepat. Pengaruhnya terhadap pendidikan adalah sebagai berikut.
Mereka percaya bahwa murid itu dapat berpikir dan menghubungkan sesuatu
dalam ruang dan waktu. Guru harus membantu murid-muridnya mengenal dan
mengerti kekuatan-kekuatan alam yang membentuk dunia ini. Murid-murid itu
harus mempunyai jiwa yang berpikir dan memperoleh didikan yang kuat dalam
ilmu pasti, yang disyaratkan untuk mengerti ilmu-ilmu-ilmu itu. Ia harus dapat
membaca dan berbicara dengan baik. Maka sekolah-sekolah harus menyediakan
laboratorium yang dapat memberikan fakta untuk di telaah dan sampai kepada
hokum-hukum dasar dari alam secara ilmiah.

4. Filsafat penyuluhan pertanian. Setelah mengenal tiga aliran besar filsafat


pendidikan tadi, maka tinggallah untuk mengetahui filsafat penyuluha, yang akan
memberika landasan bagi pekerjaan kita.
Seperti telah di terangkan terlebih dahulu, maka penyuluhan pertanian itu
adalah suatu sistim pendidikan diluar ruangan sekolah, di mana tua dan muda
belajar sambil berbuat. Dengan demikian nyatalah bagi kita, bahwa filsafat
penyuluhan pertanian itu akan banyak persesuaiannya dengan filsafat pendidikan.
Dalam hal ini kita akan berpijak lebih kokoh bila landasannya lebih kuat dan
lebih luas. Maka kita bercenderung untuk menganut suatu kombinasi dari ketiga
aliran filsafat pendidikan tadi.
Kita harus mempunyai cita-cita atau idialisme, tetapi berpijak teguh atas
kenyataan-kenyataan yang kita alami itu, jadi pragmatis. Sedang kita bekerja
secara logis dan objektif sebagaimana halnya dengan seseorang realis. Bentuk
kombinasi ini terkenal dengan sebutan Filsafat yang eclecetic. Contoh dari
kombinasi ini dapat kita lihat pada beberapa semboyan penyuluhan pertania,
seperri :

65
- Gantungkan cita-citamu pada bintang-bintang yang tertinggi ; masyarakat
yang adil dan makmur. Contoh dua semboyan di atas adalah pencerminan
dan makmur ada;ah pecerminan idealisme
- Bekerja sembil berbuat (learning by doing) adalah sesuai dengan aliraj
pragmatis, adalah dengan aliran pragmatism.
- Melihat baru percaya (seeing is believing), sebaagai dasar untuk
kepercayaan yang logis dan ilmiyah dariu aliran realism.
Tetapi para penyuluh pertanian harus berusaha tidak menjadi seorang
opurtunis, yang tidak mempunyai dasar hidup dan berulang-kali berubah pendapat
dan sikap menurut kehendak pihak yang kebetulan sedang berkuasa. Selanjutnya
filsafat penyuluhan pertanian mengakui pentingnya individu dalam usaha-usaha
pembangunan. Penyuluh-penyuluh pertanian bekerja bersama-sama dengan orang-
orang agar mereka dapat mengembankan dirinya, sehingga dapat mencapai
peningkatan hasil usaha dan kesejahteraannya.
Dan semua usaha harus sesuai dengan filsafat Negara, yang berupa pancasila,
serta menurut kaidah-kaidah yang tercantum dan tersirat dalam UUD 1945.

Prinsip2 penyuluhan pertanian. Setelah di atas tadi ditelaah landasan kerja


penyuluhan pertanian, maka sekarang akan dilihat beberapa prinsip atau azas-azas
yang biasa dianut dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan penyuluhan pertanian.
Prinsip adalah pedoman atau pegangan yang baik dan dapat di terima oleh
yang bersangkutan mengenai cara bertingkah laku. Jadi prinsip penyuluhan
pertanian adalah pedoman atau pegangan kerja dalam menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan/penyuluhan pertanian. Karena pedoman-pedoman itu banyak
sekali jumlahnya, maka di sini hanya beberapa saja yang akan dibahas.
Penyuluhan pertanian seyogyanya diselenggarakan menurut keadaan-keadaan
yang nyata. Prinsip ini paling banyak di kemukakan oleh para ahli sebagai prinsip
penyuluhan pertanian yang penting. Dengan istilah keadaan atau situasi yang
nyata itu harus juga tercakup pengertian semua daya tenaga yang ada; dan dengan
mengerahkan daya tenaga tersebut, maka tersusunlah program dan jadwal waktu
secara ber-angsur-angsur untuk mencapai tujuan. Dengan ini juga berarti, bahwa
kita harus mengetahui kondisi atau keadaan yang nyata. Dan ini adalah pekerjaan
yang pertama-tama harus dilakukan oleh seorang penyuluh.
Ini berarti harus ada hubungan pribadi dengan orang-orang dan penelitian
yang cermat mengenai daerah lingkungan, susunan kemasyarakatan, keadaan
perekonomian, kebiasaan, tradisi, sikap dan kepercayaan. Terlampau sering kita
membuat dugaan-dugaan secara cepat atau menentukan pendapat2 secara tergesa-
gesa dalam menyelesaikan tugas kita.
Meluangkan waktu secukupnya untuk mengenal daerah lingkungan
merupakan bagian yang penting dari pekerjaan penyuluhan pertanian. Penyuluhan
pertania seharusnya ditujukan kepada kepentingan dan kebutuhan sasaran. Kita

66
telah maklum bahwa maksud dan tujuan umum penyuluhan pertanian adalah
peningkatan taraf hidup masyarakat tani. Hal tersebut dapat dicapai bila para
petani sudah dapat menyelesaikan sendiri masalah2nya, yang kita sebut panca
karya, yaitu :
- Peningkatan hasil dengan panca usaha;
- Penguasaan hasil ;
- Pengelolahan hasil;
- Pemasaran hasil; dan
- Pembangunan masyarakat desanya.

Dalam usaha meyakinkan para petani tentang perlunya pemecahan panca karya
tersebut, kita harus menyadari kepentingan dan kebutuhan sasaran yang nyata
dirasakan. Kesemuanya itu dapat di ketahui setelah kita mengenal daerah kerja
secara sungguh-sungguh.

Penyuluhan pertanian yang di dasarakan atas kepentingan dan kebutuhan sasaran


akan lebih mudah dan lebih menarik. Sebab dengan demikian ada dorongan atau
alasan (motif) bagi para petani untuk melaksanakan apa yang dianjurkan oleh
para ahli penyuluh.

Jadi cara pendekatan (approach metode) kita harus untuk menyelesaikan


masalah-masalah (problem solving) kepentingan dan kebutuhan masyarakat tani.
Dan tidak pertama-tama menyelesaikan masalah-masalah yang oleh penyuluh
dirasakan sebagai masalah sasaran.

Paradigma pertanian ditujukan kepada seluruh anggota keluarga petani.

Di daerah pedesaan tiap anggota keluarga tani ikut dalam usaha pencaharian
nafkah dan peningkatan kesejahteraan. Tiap keluarga tani merupakan suatu
kesatuan kerja di lapangan maupun dalam rumah tangga. Setiap orang mendapat
kesempatan ikut serta dalam pengambilan keputusan mengenai kesejahteraan
keluarganya.

Ruang lingkup usaha dan program penyuluhan pertanian akan berbeda menurut
tempat dan waktu. Tetapi yang penting adalah bahwa penyuluhan pertanian harus
mengembangkan kesempatan, perhatian dan partisipasi dalam usaha pendidikan
pembangunan seluruh anggota keluarga tani itu.

Penyuluhan pertanian adalah pendidikan untuk demokrasi.

Dalam proses pendidikan penyuluhan dipergunakan cara-cara deemokrasi seperti


mengikut sertakan orang-orang, pemikulan bersama tanggung-jawab, melibatkan
semua orang dalam program yang dibuat secara bersama dan untuk mereka
sendiri.

67
Dengan demikian maka orang-orang akan menjadi percaya kepada sanggupan
menyelesaikan masalah-maslahnya dengan daya dan dana sendiri. Pula mereka
akan terbiasa bertingkah-laku berdasar azas-azas demokrasi.

Harus ada kerja-sama yang erat antara penyuluhan, penelitian dan pendidikan.

Tanpa kerja sama ini maka penyuluhan segera akan kehilangan inti tugasnya,
yaitu mengajukan dan menterjemahkan (bikin lebih jelas) bahan-bahan persoalan
kepada orang-orang yang memerlukan. Pendidikan calon-calon penyuluh harus
berdasarkan fakta-fakta. Sedang fakta-fakta itu berasal dari penelitian.

Rencana-rencana kerja sebaiknya disusun bersama oleh penduduk setempat dan


penyuluh pertanian.

Menyusun rencana kerja secara bersama-sama dengan orang-orang yang


bersangkutan adalah tugas mendidik dari para penyuluh pertanian. Orang-orang
tidak akan mengerti dan tidak akan tertarik oleh rencana-rencana yang dibuat
tanpa partispasinya. Prinsip keterlibatkan seseorang tersebut tadi mempunyai
dasar psychologis yang baik sekali. Dan akan mendidik orang 2 untuk bersama-
sama (gotong royong).

Penyuluhan pertanian adalah luwes dan dapat menyesuaikan diri kepada


perobohan2.

Suatu sifat yang baik dari penyuluhan pertanian adalah keluwesannya untuk dapat
berubah, bila keadaan dan kebutuhan orang-orang telah berubah. Orang2 yang
biasa bekerja sama dengan penyuluhan pertanian akan mendapat pandangan dan
keinginan2 baru. Mereka akan dapat menilai kebutuhan2nya secara lebih nyata
lagi. Juga keadaan2 akan berubah, seperti sumber2 pengetahuan akan selalu
bertambah banyak. Untuk menghadapi kesemuanya itu diperlukan keluwesan
dalam perencanaan dan penentuan kebutuhan. Dengan demikian peningkatan
mutu pada sasaran itu dapat di manfaatkan dan dipakai membantu mereka
mencapai tujuannya.

Metode demonsrasi adalah gagasan dasar bagi penyuluhan pertanian.

Pada permulaannya pekerjaan penyuluhan itu terutama di dasarkan pada metode 2


lainnya lagi. Tetapi demonstrasi itu masih tetap jadi asar, terutama bagi orang 2
yang belum dapat menggunakan bahan2 tertulis, radio dan mass media lainnya.

Penilaian hasil penyuluhan pertanian harus didasarkan atas perubahan 2 yang


terjadi pada sasaran.

68
Penyuluhan pertanian ditujukan untuk menyebabkan perubahan perilaku pada
sasran. Penilaian yang baik adalah dengan menentukan jumlah dan mutu
perubahanmengenai : pengetahuan, kebiasaan, kecakapan serta ketrampilan dan
sikap sasaran.

Penyuluhan pertanian dikatakan berhasil baik, bila pengaruhnya banyak sekali


terhadap cara bertingkah-laku sasaran dan nyata menimbulkan perubahan
kebudayaan. Masih banyak prinsip2 penyuluhan pertanian lainnya lagi tetapi untuk
sementara dipandang sudah cukup dengan pembahasan prinsip2 tersebut di atas.

3.4. Proses Komunikasi dan Adopsi dalam Penyuluhan Pertanian

3.4.1. Proses Komunikasi Dalam Penyuluhan Pertanian

Sewaktu kita menyelenggarkan kegiatan penyuluhan pertanian terjadilah


beberapa proses, yang kadang berlainan sifatnya. Di antaranya ada proses
kumunikasidan proses adopsi. Proses komunikasi timul karena penyuluh berusaha
mengadakan hubungan dengan para petani. Sedang proses adopsi timbul pada diri
petani itu sendiri. Meskipun proses terakhir tidak nampak bagi penyuluh, tetapi
dapat diperkirakan dari gejala atau tingkah-laku petani yang bersangkutan.

Dalam penyuluhan pertanian kita mengadakan komunikasi, yang paling


sedikitnya menyangkut dua orang. Misalnya A (= penghubung, sumber atau
komunikator) memberikan isyarat yang di arahkan kepada orang kedua, yaitu B (=
sasaran, penerima atau komunikati). Isyarat ini dapat berbentuk omongan, isyarat
tangan, kerlingan mata, gerak anggota badan lainnya, tulisan, gambar, dst.
Seringkali komunikasi ini tidak berjalan dengan baik. A memberikan isyarat
dengan harapan dapat ditangkap dengan baik oleh B. tetapi kadang tidak diterima,
sehingga ada istilah salah terima, salah faham, tidak mengerti, dsb. Jadi dalam
komunikasi itu A mengharapkan adanya isyarat kembali dari B, sehingga dapa
diketahui bagaimana penerimaan isyaratnya. Istilahnya adalah feedback, jawaban
atau tanggapan.
Komunikasi yang baik akan berjalan timbal-balik, jadi ada dua arah. Dari A
menuju B dan kemudian ada reaksi dari B ke arah A kembali. Contoh komunikasi
yang satu arah adalah umpama siaran radio, televisi, film, dll. Dalam penyuluhan
pertanian diperlukan suatu komunikasi yang dua arah atau two way traffic of
communication. Apa yang di isyaratkan oleh kita diharapkan adanya jawaban oleh
sasaran. Bila tidak ada feedback, maka kita akan meraba-raba saja, apak isyarat
kita itu tercecer dijalan, tidak sampai atau tidak dapat diterima oleh sasaran.
Feedback ini penting bagi para penyuluh, yaitu untuk dapat mengambil tindakan

69
selanjutnya. Dengan demikian maka komunikasi tersebut dapat dilanjutkan dan
dapat dipelihara dengan baik.
Bila isyarat tidak diterima sebagian atau seluruhnya, maka tentu ada sebabnya,
umpamanya karena:
a. Penyuluh tidak tahu apa yang akan disuluhkan atau tidak menguasai bahan
penyuluhannya;
b. Cara penyuluhannya tidak tepat, misalnya kesalahan dalam bahasa, waktu,
media, personalia, intensitas, dst;
c. Petaninya sendiri tidak dapat atau tidak mau menerima.
Sikap tidak mau menerima isyarat pada pihak sasaran mungkin sudah
kebiasaan mereka untuk berbuat demikian. Lebih bila penyuluhannya agak keras.
Jadi kita harus hindarkan sifat perintah atau paksaan, tetapi lebih banyak memberi
contoh, sehingga petani itu mendapat pilihan untuk mengambil keputusan cara
mana yang akan ia pergunakan.
Petani-petani pada umumnya sudah mempunyai banyak pengalamanberusaha-
tani. Sehingga memberikan kesan kepada mereka, bahwa caranya adalah yang
paling mantap. Kalau ada cara yang baru, maka sikapnya adalah menanti dahulu,
atau harus dibuktikan dengan contoh-contoh yang meyakinkan. Jadi kalau kita
ingin meyakinkan orang lain, maka harus:
a. Mengetahui benar apa yang disuluhkan;
b. Mengetahui cara atau metoda penyuluhannya, sehingga apa yang ingin
disampaikan itu dapat disalurkan dengan baik kepada sasaran;
c. Mengetahui halangan-halangan apa yang harus dihadapai dalam melakukan
komunikasi itu. Yang dimaksud dengan halangan atau rintangan disini adalah
hal-hal yang dapat menghalangi terjadinya komunikasi yang baik. Misalnya
but-huruf untuk komunikasi tertulis, adat-kebiasaan yang tidak sesuai dengan
apa yang disuluhkan, takhayul, intensitas hubungan dll.

Dalam penyuluhan pertanian keadaannya adalah lebih rumit, sebab tidak


hanya ada dua pihak, melainkan ada tiga pihak yang berhubungan. Pihak ketiga
ini adalah ahli-ahli di lapangan pendidikan dan penelitian pertanian. Mereka
mempunyai pengetahuan pertanian yang banyak sekali, tetapi langka berhubungan
langsung dengan petani. Sebabnya adalah umpamanya: kurang kesempatan,
kurang menguasai cara-cara berkomunikasi, perbedaan bidang gerak dll.

Ahli

70
Penyuluh Petani

Gambar 1. Hubungan antara Penyuluh, Petani denga Para Ahli

Tetapi sebaliknya para petani mempunyai masalah-masalah yang harus


diketahui oleh para ahli pertanian tadi. Dan nyatanya tidak dapat ditanggapi
karena tidak ada hubungan. Dalam hal ini, maka para penyuluh menjadi
penghubung antara kedua pihak itu. Untuk menjadi penghubung yang baik, maka
penyuluh harus:
a. Mengetahui dimana dapat memperoleh pengetahuan yang akan disuluhkan
itu. Yaitu dari pihak ketiga. Denga pihak ketiga ini (para ahli dikantor
inspeksi, pusat, lembaga penelitian, lembaga pendidikan dll) para penyuluh
harus dapat berkomunikasi dengan baik. Bahasanya berbeda dari pada bahasa
petani, yaitu agak ilmiyah dan banyak istilah-istilah asing. Penyuluh tidak
boleh pura-pura mengerti, sebab bisa berbahaya salah menyuluhkannya.
Prakarsa komunilkasi disini harus ada pada penyuluh.
b. Mengenal sifat-sifat para petani, bahasa dan istilah-istilah yang mereka biasa
pergunakan, cara berfikir dan tingkat pendidikannya. Para penyuluh harus
dapat mempelajari seluruhnya. Jadi dapat mengetahui anjuran-anjuran apa
yang akan ditolak atau disukai oleh para petani. Dalam hal ini dapat
menolong sekali pelajaran-pelajaran sosiologi, anthropologi, psychology
(umum, pendidikan, dan sosial) dan ilmu-ilmu pendidikan.
c. Mengetahui tekhnik berkomunikasi. Pada dasarnya ada 3 golongan cara atau
metoda, yaitu:
- Secara lisan,
- Secara tercetak, dan
- Secara terproyeksi.
Jika dilihat dari jumlah orang yang hendak dituju, maka ada 3
pendekatan (approach), yaitu:
- Secara perorangan,
- Secara kelompokan, dan
- Secara masal.
Dalam pelaksanaannya maka cara dan pendekatan tersebut di atas dapat
dikombinasikan menjadi:
- Secara lisan untuk perorangan, kelompok, atau masal;
- Secara tercetak untuk perorangan, kelompok, atau masal;
- Secara terproyeksi untuk perorangan, kelompok, atau masal.

71
Semua kombinasi satu per satunya adalah baik, hanya kita harus dapat
memilih cara yang terbaik untuk kesempatan tertentu. Dan yang terbaik
adalah kombinasi dari ketiga cara dengan masing-masing pendekatan tadi.

Dalam proses komunikasi ini terdapat lima tahap usaha, yaitu:


a. Menarik perhatian, yaitu menimbulkan perhatian atau kesadaran pada
pihak sasaran tentang adanya sesuatu hal yang baru. Cara komunikasi
dalam tahap ini lebih bersifat propaganda, seperti yang dilakukan oleh
perusahaan2 dalam sales promotion barangnya. Biasanya dipakai poster,
gambar, iklan, kain terbentang, pawai, pameran, dll.
b. Menggugah hati, yaitu menimbulkan perasaan terbuka pada sasaran
untuk sesuatu yang baru disadarinya tadi. Ada kemauan untuk
mengetahui lebih banyak lagi. Dalam tahap ini cara-cara yang
dipergunakan adalah: kunjungan rumah, darmawisata, demonstrasi (cara
dan hasil), pameran, dll.
c. Membangkitkan keinginan, yaitu menumbuhkan keinginan untuk
memperoleh atau mengerjakan cara baru yang dianjurkan itu. Usaha para
penyuluh pertanian adalah umpamanya: kunjungan rumah yang lebih
sering dan lebih mendalam anjuran-anjurannya, selebaran, pameran,
dmonstrasi, latihan, dll.
d. Meyakinkan, yaitu menghilangkan persaan ragu-ragu pada sasaran,
sehingga terjadi keyakinan akan kebaikan dan kemanfaatan hal yang baru
itu. Caranya dengan percobaan dan demonstrasi ditanah sasaran. Dengan
demikian ia dapat melaksanakan hal-hal yang baru itu secara sendiri.
Darmawisata ke orang-orang atau tempat-tempat yang sudah
melaksanakan hal yang baru itu dan mendapat hasil yang baik. Ini akan
menolong dalam usaha menimbulkan keyakinan tadi.
e. Menggerakkan usaha, yaitu mengusahakan agar anjuran yang telah
diberikan itu sekarang oleh sasaran dilaksanakan atau dipraktekkan,
secara luas dan kontinyu. Tetapi selalu dalam bimbingan penyuluh
pertanian.
Pengetahuan tentang tahap-tahap proses komunikasi ini penting untuk dapat
memilih cara-cara yang paling tepat bagi sesuatu situasi tertentu. Lebih-lebih hal
ini akan menolong kita bila dikombinasikan dengan hasil penelaahan tahap-tahap
proses adopsi pada pihak sasaran, yang akan dibahas kemudian itu.
Proses komunikasi ini mempunyai bebrapa komponen, yang satu sama yang
lainnya erat berhubungan, yaitu:
a. Penghubung atau komunikator,
b. Tujuan atau objective,
c. Sasaran atau target,
d. Amanat atau message,
e. Saluran atau channel, dan

72
f. Perlakuan atau treatment.
Keenam komponen tersebut tidak dapat dihilangkan salah satunya, karena
masing2nya merupakan bagian yang pokok. Satu sama lain berbeda baik dalam
bentuk maupun sifatnya.
a. Penghubung atau komunikator adalah pihak yang mempunyai prakarsa
menggerakkan proses komunikasi dan memelihara kelangsungannya.
Contoh2nya seperti penyuluh pertanian, guru, juru penerang, propagandis,
tukang jualan obat, dst.
b. Tujuan atau objective dalam komunikasi adalah apa yang diharapkan oelh
penghubung. Dalam penyuluhan pertanian tujuan itu dapat berupa
peningkatan produksi padi misalnya. Tujuan demikian adalah tegas dan
terang. Dapat juga kabur atau tidak jelas karena terlampau umum.
Umpamanya kalau disebutkan tujuan itu adalah untuk menaikkan taraf hidup.
c. Sasaran atau target dalam proses komunikasi adalah pihak yang diusahakan
untuk menerima anjuran perbaikan atau perubahan. Jiak pada sasaran tidak
Nampak tanda-tanda perubahan, maka komunikasi itu tidak berhasil.
d. Amanat atau message adalah apa-apa yang disampaikan oleh penghubung
kepada sasaran untuk mencapai tujuan usaha. Misalnya anjuran untuk
memupuk pertanaman padi agar naik produksinya.
e. Saluran atau channel adalah jalan dan cara yang dipergunakan untuk
menyampaikan amanat kepada sasaran. Dalam penyuluhan pertanian saluran
ini dapat berbentuk kunjungan rumah, demonstrasi, perlombaan, pertunjukan,
kursus, latihan, pameran, darmawisata, publikasi, film, radio, kontak tani,
kelompok tani, dll. Mempergunakan kombinasi dari pelbagai macam saluran
akan menambah kemungkinan sampainya amanat kepada sasaran.
f. Perlakuan atau treatment dari amanat adalah bagaimana kita meneruskan
amanat itu melalui suatu saluran tertentu. Misalnya yang menjadi saluran
adalah siaran radio. Sedang perlakuan amanatnya adalah umpamanya amanat
itu disampaikan dalam bentuk pidato, dialog, dagelan atau wayang dll. Juga
dipersoalkan frekwensi penyiaran amanat itu.
Selanjutnya harus jelas bagi kita, bahwa pada dasarnya tidak ada persaingan
antara saluran-saluran atau cara-cara komunikasi itu. Soalnya bagi kita adalah
bagaimana dapat menyampaikan amanat kepada sasaran secara cepat dan tepat.
Untuk kesemuanya itu kita dapat mengerahkan segala cara yang ada atau
kombinasinya pada waktu dan tempat yang diperlukan.
Bagaimana efektifnya komunikasi tadi tergantung dari pengetahuan penyuluh
pertanian yang bersangkutan perihal dasar-dasar mengajar, saluran komunikasi
dan keterampilan menggunakannya. Selanjutnya ia harus pula mengenal betul-
betul orang yang diberi amanat itu. Untuk dapat menduga rintangan-rintangan apa
yang akan dihadapinya. Dana apabila belum Nampak tanda-tanda perubahan pada
pihak sasaran, maka penyuluh pertanian itu harus tabah dan ulet. Tidak merasa
lekas putus asa, tetapi gigih melanjutkan usahanya.

73
3.4.2. Proses Adopsi Dalam Penyuluhan Pertanian

Tujuan penyuluhan pertanian mengadakan komunikasi dengan sasarannya


adalah untuk mengadakan perubahan-perubahan perilaku. Karena perubahan-
perubahan itu maka sasaran akan menjadi lebih terbuka untuk hal-hal yang baru.
Perubahan-perubahan ini tidak timbul dengan sekonyong-konyong, tetapi
memerlukan waktu yang agak lama. Sampai waktu sasaran melaksanakan anjuran
penyuluh tadi, telah berlangsung suatu proses mental pada dia. Suatu proses yang
tidak dapat dilihat, hanya dapat dimaklumi dari tingkah laku sasaran selama itu,
yang biasa kita anggap sebagai indikasi atau ciri-ciri berlangsungnya proses itu.
Proses mental ini yang kita sebut proses adopsi. Dalam proses adopsi atau
penerimaan ini kita dapat melihat adanya lima tahap, yaitu:
a. Kesadaran atau penghayatan,
b. Minat,
c. Penilaian,
d. Percobaan, dan
e. Adopsi atau penerimaan.
Adapun indikasi2nya yang dapat kita lihat pada tiap tahapnya adalah
umpamanya:
a. Pada tahap kesadaran atau penghayatan (awareness) sasaran sudah
maklum atau menghayati sesuatu hal yang baru atau yang aneh tidak
biasa. Hal ini diketahuinya karena hasil berkomunikasi dengan penyuluh.
b. Pada tahap minat (interest) sasaran mulai ingin mengetahui lebih banyak
perihal yang baru atau aneh itu. Ia menginginkan keterangan-keterangan
yang lebih terperinci lagi. Ia mulai bertanya-tanya.
c. Pada tahap penilaian (evaluation) sasaran mulai berfikir-fikir dan menilai
keterangan-keterangan perihal yang baru itu. Juga ia menghubungkan hal
yang baru itu dengan keadaan ia sendiri (kesanggupan, risiko, modal,
dst). Pertimbangan-pertimbangan tehnis, ekonomis dan sosiologis
difikirkan secara mendalam.
d. Pada tahap percobaan (trial) sasaran sudah mulai mencoba-coba dalam
luas dan jumlah yang sedikit atau kecil saja. Sering juga terjadi bahwa
usaha mencoba ini tidak dilakukan sendiri, tetapi sasaran itu mengikuti
(dalam fikiran dan percakapan-percakapan) sepak-terjang tentangganya
atau jawatan mencoba hal yang baru itu (dalam pertanaman percobaan
atau demonstrasi). Kalau ia sudah yakin tentang apa yang dianjurkan,
maka ia akan mengetrapkannya secara lebih luas. Bila gagal dalam
percobaan ini, maka petani yang biasa akan berhenti dan tidak akan
percaya lagi. Tapi petani maju yang ulet akan mengulangi percobaannya
lagi. Sampai ia mendapat keyakinannya.

74
e. Pada tahap penerimaan (adoption) sasaran sudah yakin akan kebenaran
atau keunggulan hal yang baru itu. Maka ia akan mengetrapkan anjuran
secara lebih luas dan kontinyu. Juga ia akan menganjurkannya kepada
tetangga dan teman-temannya.
Dalam prakteknya pentahapan tadi tidak poerlu secara berurutan harus
dilaluinya. Dapat saja sesuatu tahap dilampaui, karena tahap tersebut
dilaluinya secara mental. Atau bisa juga proses ini berhenti pada suatu tahap
dan tidak terus melanjut. Tidak semua orang mempunyai waktu, kesempatan,
ketekunan, kesanggupan dan keuletan yang sama untuk menjalani, kadang-
kadang mengulangi proses adopsi sampai akhir dan mendapat sukses.
Kegunaan praktis bagi para penyuluh pertanian perihal proses adopsi itu
adalah untuk mengetahui sampai tahap mana sasaran yang dihadapinya itu.
Jadi harus tahu cirri-ciri dari tiap tahap. Dan pengetahuan ini digunakan untuk
dapat memberikan bahan-bahan penyuluhan yang tepat dan sesuai kepada
orang2 tertentu pada masing-masing tahap dan pada waktu2 tertentu pula.
Juga untuk dapat memilih metodapenyuluhan yang tepat pada kesempatan
( tahap ) tertentu.

4. Bagi para penyuluh pertanian tiap tahap dari proses adopsi itu akan
memberikan indikasi golongan usaha penyuluhan yang harus digunakan,
umpamanya:
a. Pada tahap kesadaran adalah usaha untuk menimbulkan perhatian atau
kesadaran. Cara-caranya lebih banyak di lapangan komunikasi masal,
seperti yang pernah diuraikan diatas, misalnya dengan siaran melalui
radio (siaran pedesaan), surat kabar, majalah, film, televise, poster, dll.
b. Pada tahap minat maka usaha yang dilakukan adalah usaha yang banyak
terletak pada hubungan perorangan, baik lisan maupun tertulis. Orang-
orang yang sudah sadar dan memperlihatkan adanya sedikit minat
terhadap perobahan, supaya diberi lebih banyak penjelasan agar
minatnya dapat tumbuh dan berkembang.
c. Pada tahap penilaian maka usaha para penyuluh adalah memberikan
bahan-bahan pertimbangan kepada sasaran. Dapat berbentuk kunjungan
rumah yang lebih sering, pameran, darmawisata, demonstrasi, latihan,
surat selebaran, dst.
d. Pada tahap percobaan penyuluh akan memberikan data tehnis yang
dapat meyakinkan sasran. Juga sasran akan dapat kesempatan mencoba
atau melakukan demontrasi ditanahnay sendiri, dibawah bimbingan
penyuluh.. Darmawisata ke orang-orang yang telah berhasil akan
menambah keyakinan tadi.
e. Pada tahap penerimaan atau pengetrapan maka penyuluh akan terus
mendampingi atau membimbing sasaran, yang sudah melaksanakan

75
anjuran secara lebih luas dan kontinyu itu. Biasanya pada tahap ini
sasaran sudah diakui sebagai petani maju. Mungkin selanjutnya juga
dijadikan petani teladan, terus jadi kontak tani pada akhirnya.

5. Antara tahap-tahap dalam proses komunikasi dan proses adopsi serta metoda
penyuluhan pertanian terdapat banyak sekali hubungannya, seperti dapat
terlihat pada bagian di bawah ini.

Berdasar pada waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh proses


adopsi, dari tahap kesadaran sampai tahap penerimaan/pengetrapan, maka kita
dapat membagi sasaran itu dalam lima golongan, yaitu :
a. Pelopor atau inovator.
b. Pengetrap dini atau early adopter.
c. Pengetrap awal atau early majority
d. Pengetrap akhir atau late majority, dan
e. Penolak atau laggard.

Uraian mengenai golongan-golongan tersebut adalah seperti berikut:

a. Golongan pelopor tidak terdapat banyak jumlahnya dalam suatu daerah, satu
atau dua orang saja, mungkin juga tidak ada. Mereka merupakan orang-orang
yang maju sekali, pandai, pengetahuannya tinggi dan luas, usahanya maju,

76
penghasilannya tinggi, kaya dan pengalamannya luas. Tanah usahanya luas,
mempunyai kegemaran dan kesempatan untuk mencoba hal-hal yang masih
baru. Sifat istimewanya adalah selalu ingin tahu saja dan aktif
mencariketerangan kemana-mana. Petugas penyuluhan sering dibuat
kewalahan.biasanya mereka kurang memperdulikan orang-orang sekitarnya,
tidak aktif menyebar-luaskan pengetahuan dan pengalamannya. Tetapi para
tetangganya selalu mengamati dan memperhatikan gerak-gerik golongan
pelopor ini. Umurnya setengah baya, empat puluhan dan mempunyai
hubungan yang erat dan luas dengan pihak luaran. Misalnya dengan
perguruan tinggi, lembaga penelitian dan jawatan tingkat atasan/pusat.
b. Golongan pengetrap dini biasanya umur antara 25 dan 40 tahun,
pendidikannya lebih dari kebanyakan orang sekitarnya. Gemar membaca
buku atau surat kabar dan suka mendengarkan radio. Memiliki faktor-faktor
produksi sehingga mudah untuk mempraktekan yang ia inginkan. Biasanya
aktif dalam masyarakat dan oleh tetangga-tetangganya disegani dan dianggap
sebagai contoh. Prakarsanya besar dan terbuka cepat untuk hal-hal yang baru.
Suka membantu jawatan-jawatan yang bergerak dalam pembangunan.
Jumlah orang dari golongan pengetrap dini di suatu daerah biasanya tidak
besar. Tetapi lebih banyak dari golongan yang pertama.
c. Golongan pengetrap awal lebih lambat dalam adopsi sesuatu yang baru bila
dibandingkan dengan golongan-golongan yang terdahulu. Tetapi mudah
terpengaruh bila hal yang baru itu mulai masuk dan meyakinkan
keunggulannya.
Mereka biasanya tokok masyarakat setempat. Pendidikan, pengalaman, dan
tingkat social ekonominya tergolong sedang. Umur biasanya lebi 40 tahunan.
Ia mengetrapkan sesuatu yang baru itu agak lambat karena menjadi tokoh
masyarakat. Tidak ingin dan perlu cepat-cepat asal meras safe/aman, supaya
tidak perlu jatuh gengsi kalau usahanya agak gagal. Jika tokoh-tokoh ini
sudah mengetrapkan anjuran, maka golongan-golongan pengetrap akhir dan
penolak akan mengikutinya.
d. Golongan pengetrap akhir biasanya umur sudah agak tua, lebih dari 45 tahun.
Keadaannya kurang mampu. Sifatnya kurang giat dalam pengetrapan hal-hal
yang baru. Tetapi jika sudah yakin dan dipengaruhi oleh contoh-contoh
hasilnya golongan pengetrap awal, maka merekapun akan melaksanakan
anjuran hal yang baru itu.
e. Golongan penolak umurnya sudah tua, 50 tahun ke atas. Pendidikannya
kurang, keadaan sosial ekonominya juga kurang baik. Mereka kurang
menyukai perubahan-perubahan yang berlainan sifatnya dari pada yang
mereka lazim lakukan. Golongan ini kurang jumlahnya dalam sesuatu daerah
Di Indonesia belum ada angka-angka mengenai jumlah atau proporsi masing-
masing golongan adopsi tersebut. Di Amerika Serikat angka-angka itu adalah
seperti berikut: Bagi para penyuluh pertanian yang perlu diperhatikan sekali

77
adalah golongan kedua dan kemudian yang ketiga. Alasannya adalah seperti
berikut :
a. Golongan yang pertama sudah mempunyai sifat dan kegemaran untuk
mencoba-coba teknologi baru. Mereka akan berusaha sendiri mencari
informasi yang diperlukan. biasanya mereka sudah tidak dapat dilayani
oleh petugas-petugas penyuluhan setempat, harus oleh ahli yang sudah
menjurus, yaitu para spesialis di tingkat kabupaten, propinsi, atau pusat.
Juga mereka tidak banyak diikuti oleh kebanyakan petani di daerahnya,
karena perbedaan keadaan yang besar juga.

a. Golongan pengetrap dini mempunyai pengikut di daerahnya dan dianggap


sebagai contoh atau teladan. Kalau mereka sudah dapat dibina memnji
pembantu penyuluhan sebagai kontak tani misalnya, maka peranan
mereka dalam usaha memasukkan teknologi baru akan besar sekali.
b. Golongan pengetrap awal harus dapat perhatian pula dari para penyuluh,
karena kedudukannya dalam masyarakat. Yang perlu diusahakan adalah
agar masa proses adopsi pada golongan ketiga ini jangan terlampau lama.
c. Golongan pengetrap akhir akan mengikuti jejak golongan ketiga,
sedangkan golongan penolak tidak akan memberikan tanggapan yang
memuaskan. Maka para penyuluh tidak perlu memberikan perhatian yang
terlalu besar kepada golongan yang terakhir ini, sebab hanya akan
meminta banyak tenaga, waktu dan biaya saja.
BAB V
MEMBANGUN DASAR-DASAR KOMUNIKASI DALAM KEGIATAN
PENYULUHAN PERTANIAN

5.1. Pendahuluan
78
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”), secara
etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan
perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki
makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki
tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Sedangkan menurut kamus
definisi komunikasi dapat meliputi ungkapan – ungkapan seperti berbagi seperti
berbagi informasi atau pengetahuan , memberi gagasan atau bertukar pikiran ,
informasi atau pengetahuan, memberi gagasan atau bertukar pikiran, informasi
atau yang sejenisnya dengan tulisan atau ucapan definisi lain terbatas pada
situasi stimulus response. Dengan begitu pesan dengan sengaja disampaikan untuk
mendapatkan response. Contohnya adalah pertanyaan yang pasti memerlukan
jawaban, intruksi yang diberikan perlu diikuti, atau penyajian iklan untuk stimulan
agar orang tertarik membeli suatu produk.
Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu
pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang
terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian
Ruben dan Steward(1998:16) mengenai komunikasi manusia yaitu:

Human communication is the process through which individuals –in


relationships, group, organizations and societies—respond to and
create messages to adapt to the environment and one another.

Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu


dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan
menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.
Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga dapat dilancarkan
secara efektif dalam Effendy(1994:10) bahwa para peminat komunikasi sering
kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam
karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell
mengatakan bahwa cara yang baik untuk untuk menjelaskan komunikasi ialah
dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel
To Whom With What Effect?
Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur
sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu,yaitu:
1. Komunikator (siapa yang mengatakan?)
2. Pesan (mengatakan apa?)
3. Media (melalui saluran/ channel/media apa?)
4. Komunikan (kepada siapa?)
5. Efek (dengan dampak/efek apa?).
Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana proses
komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan
menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang
menimbulkan efek tertentu.
    Komunikasi dapat terjadi di antara manusia selain itu komunikasi juga dapat
terjadi di antara manusia dengan mesin (khususnya komputer) atau sebaliknya.
Komunkasi dapat di bedakan dalam dua klasifikasi yaitu komunikasi kelompok
dan komunikasi massa. Komunikasi kelompok terjadi antara kelompok besar dan
kelompok kecil yang mana terdapat identitas mereka masing-masing. Sepertidi

79
dalam ruang kelas, kantor atau di tempat yang di dalamnya erdapat identitas.
Komunikasi massa yaitu yang didalamnya terdapat orang yang besar melalui
media massa seperti radio, televise atau surat kabar.
    Komunikasi bisa di lakukan secara verbal maupun nonverbal. Verbal artinya
berkomunikasi dengan kata-kata. Ada lima proses komunikasi verbal yaitu
meliputi berbicara, menulis, membaca, mendengarkan dan berpikir (komunikasi
dengan diri sendiri). Sedangkan nonverbal artinya tanpa kata-kata, yaitu melalu
gerak tubuh atau bahasa tubuh. Tujuan orang berkomunikasi adalah untuk
menyampaikan informasi, memberikan persuasu dan menghibur.

5.1.1. Unsur-Unsur Komunikasi


Komunikasi di lakukan antar pribadi, kelompok, komunitas hingga komunikasi
antar bangsa. Keberhasilan tiap aspek kehidupan ditentukan oleh kecakapan
berkomunikasi. Ada tujuh unsur yang menjadikan komunikasi dapat berlangsung
yaitu :

1.Manusia
    Manusia disini sebagai pelaku yang terlibat komunikasi , baik mengirim atau
menerima informasi. Selama berlangsung terjadilah pertukaran informasi atau
pesan di antara dua pihak yang mempengaruhi.

2. Pesan
    Pertukaran pesan, baik verbal maupun non verbal terjadi selama komunikasi
berlangsung. Melalui ucapan, suara, gerak isyarat, ekspresi wajah dan sentuhan
fisik pesan dapat disampaikan. Misalnya jabatan tangan dengan disertai kata atau
ucapan tertentu. Ketika seseorang mengerutkan dahi, berteriak, berbisik atau
memalingkan wajah semua itu merupakan efek dari komunikasi.

3. Saluran
    Pesan disampaikan melalui indera secara verbal dan nonverbal. saluran
komunikasi dilakukan melalui pesan suara, pesan melalui penglihatan, rasa,
penciuman , sentuhan dan sebagainya.

4. Gangguan
    Banyak gangguan yang dapat menghalangi jalannya komunikasi salah satunya
yaitu suara berisik. dan lebih dari itu banyak lagi gangguan yang mempengaruhi
ketidaknyamanan fisik dalam bentuk lain seperti udara pengap, lingkungan yang
padat ruangan yang panas atau factor pribadi seperti prasangka, ketidasesuaian
perasaaan dan sebagainya.

5. Konteks
    Konteks prilaku komunikasi sangat erat dan dapat di perhatikan pada perubahan
sikap seseorang pada saat mengubah gaya berbicara, sikap tubuh, atau cara
berpakaian agar lebih sesuai dengan lingkungan.

6. Umpan Balik
    Komunikasi terjadi antara dua pihak pengirim dan penerima pesan yang saling
bertukar pesan atau informasi. Isyarat verbal atau nonverbal yang terjadi disebut

80
umpan balik. Dari umpan balik dapat diketahui cara lawan komunikasi
menangkap pesan yang disampaikan. Seperti senyuman atau tawa, kerutan wajah
dan lain sebagainya. Umpan balik yang positif yaitu lawan bicara bereaksi. Dan
sebaliknya umpan balik negatif dapat menghentikan reaksi.
Umpan balik ada yang internal dan eksernal . umpan balik internal yaitu
memantau perilaku penampilan dari lawan diri seseorang dalam berkomunikasi.
Dan umpan balik eksternal adalah umpan balik dari lawan komunikasi selama
komunikasi berlangsung. Kepekaan umpan balik tersebut perlu diperhatikan agar
seseorang dapan menjad komunikator yang baik.

7. Pengaruh
    Pengalaman komunikan dapata berpengaruh terhadap dua pihak yang saling
berinteraksi. Pengaruh komunikasi dapat berupa emosional, fisik, kognitif atau
kombinasi dari ketiganya. Komunikasi dapat menyebabkan terjadinya sikap
apatis, perdebatan, atau bahkan perkelahian. Sebaliknya komunikasi dapat
menabahkan wawasan informasi yang baru mengembangkan pengetahuan dan
perumsan opini.

a. Fungsi Komunikasi
    Fungsi komunikasi adalah untuk memahami sikap dan prilaku manusia.
Perkembangan sikap percaya diri dapat di tentukan oleh kecakapan komunikasi.
Pengalaman komunikasi dapat membantu mengungkapkan kepribadian dan
membantu hubungan yang baik, serta mengubah sikap dan prilaku.

b. Kendala Dalam Berkomunikasi


Komunikasi akan mengalami kendala apabila terdapat perbedaan yang mencolok
dalam pengalaman hidup diantara pihak pengirim pesan dan pihak penerima.
Misalnya pada saat sebuah perusahaan besar bermaksud membuka cabang di
sebuah kota kecil, manajemen perusahaan akan mendapati bahwa karyawan local
yang berasal dari kota tersebut mempunyai latar belakang yang
berbeda.dibandingkandengan karyawan yang di kota yang lebih besar. Pihak yang
terlibat dalam komuniksi mempunyai latar belakang yang berbeda . pesan
komunikasi dalam pembicaraan yang dilakukan cenderung ditafsirkanmenurut
sudut pandang yang berbeda. Oleh karena itu dalam pemahaman pesan pun dapat
terjadi ketidaksamaan isi pesan tidak berimbang.

c. Proses Komunikasi
Komunikasi merupakan sumber kehidupan sebuah organisasi yang menjebatani
informasi dari dua arah antara pengirim dan penerima pesan. Proses komunikasi
terdiri dari enam tahapan berikut :

1. Pengirim mempunyai ide yang ingin disampaikan kepada pihak lain


2. Pengirim mengubah idenya menjadi pesan. Sebelumnya terlebih dahulu
menentukan bentuk pesan (kata, ekspresi wajah, gerak, isyarat), panjang
uraian pesan, susunan, nada, dan gaya yang semuanya tergantung pad aide,
penerima pesan (audience) dan suasana hati pengirim pesan.

81
3. Pengirim menyampaikan pesan. Perlu adanya pilihan saluran komunikasi
(verbal atau nonverbal) lisan atau tertulis dan media yang sesuai (telepon,
computer, surat memo dan laporan)
4. Pihak penerima menerima pesan. Apabila pesan disampaikan dalam bentuk
persentasi lisan audience harus dapat mendengar pembicaraan dan
memperhatikan pesan yang disampaikan.
5. Penerima menafsirkan pesan. Audience harus menyelaraskan pemiiran
dengan pihak pengirim pesan, menerima dan memahaminya kemudian pesan
yang diterima di simpan dalam pikiran.
6. Penerima pemberian reaksi dan mengirim umpan balik. Umpan balik berupa
respons penerima, batas akhir rangkaian komunkasi. Setelah mendapat pesan
penerima memberikan respons. Umpan balik merupakan unsure utama dalam
proses komunikasi karena umpan balik memungkinkan pihak pengirim pesan
untuk mengevaluasi efektivitas pesan yang dikirimkan.

5.1.2. Bentuk Dasar Komunikasi


1. Komunikasi verbal
Komunikasi verbal ialah komunikasi dalam bentuk percakapan atau
tertulis.setiap orang atau dalam komunitas berkomunikasi secara verbal dalam
menyampaikan pesan atau inforamasi. Gaya bicar berpengaruh pada minat lawan
komunikasi. Orang yang mempunyai gagasan yang baik untuk menawarkan suatu
produk berbicara dengan kata-kata yang tidak efektif menjadikan tidak
tercapainya tujuan. Butuh keterampilan kecakapan dalam mengucapkan kata
untuk mendapatkan pesan atau respons dalam komunikasi verbal menentukan
keberhasilan komunikasi.
Agar dapat dipahamioleh lawan komunikasi diperlukannya keterampilan dalam
mengungkapkan pesan verbal. Memlih kata dalam berbicara tentang suatu topic di
tempat kerja berbeda dengan menerapkan kata yang digunakan dalam komunikasi
si lingkungan keluarga meski pokok bahasannya sama.

● Meningkatkan kecakapan komunikasi verbal


Berbicara dan mendengarkan merupakan bentuk komunikasi yang sering
dilakukan. Hal in imenjadikan orang lebih memilih berbicara daripada menulis
dalam berkomunikasi. Dengan komunikasi lisan orang dapat langsung mendapat
umpan balik, sedangkan pada komunikasi tertulis orang harus menyusun pesan,
menulis, mengirim, dan menunggu tanggapan sebagai umpan balik.

a. Umpan Balik
    Umpan balik berhubungan erat dalam proses mendengarkan . pengembangan
pemahaman dan pengetahuan tentang cara kerja umpan balik dapat meningkatkan
kecakapan mendengarkan.
    Umpan balik terdiri dari semua pesa verbal dan nonverbal yang disampaikan
baik secara sadar atau tidak dalam merespons komunikasi dari pihak lain.umpan
balik seringkali diungkapkan secara implicit. Misalnya mahasiswa dalam
mengikuti kuliah memberikan umpan balik berupa pesan nonverbal dalam bentuk
sikap serius.

82
b. Dasar-dasar Komunikasi dalam Keluarga
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi yang dilakukan antar pribadi.
Karena manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk
berhubungan, maka komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam
interaksi antar manusia. Bisa kita bayangkan bahwa pola komunikasi akan
mempengaruhi pola hubungan antar pribadi, yang juga akan mempengaruhi
kesejahteraan hidup seseorang. Pola komunikasi antar pribadi yang baik akan
meningkatkan rasa nyaman seseorang, dan sebaliknya.
Keluarga sangat membutuhkan pola komunikasi yang baik. Tanpa pola
komunikasi yang baik, sulit bagi keluarga untuk mengembangkan hubungan yang
membawa kepuasan kepada anggotanya. Namun hal tersebut memang harus
diusahakan, karena Firman Tuhan sendiri telah memperlihatkan bahwa sejak
manusia diciptakan juga telah terjadi kesenjangan dalam berkomunikasi.

c. Kegagalan manusia berkomunikasi


Sejak kapan manusia gagal berkomunikasi? Jika kita merujuk kepada
Kejadian, ketika manusia jatuh dalam dosa, telah terjadi hal-hal yang mengganggu
jalannya komunikasi. Yang terutama muncul adalah emosi negatif: rasa takut, rasa
malu dan rasa bersalah. Rasa takut menyebabkan manusia sering bersembunyi
dan enolak untuk berkomunikasi dengan benar Rasa malu menyebabkan manusia
juga harus memakai pelindung dan topeng untuk bisa berkomunikasi Rasa
bersalah sering menyebabkan manusia menjadi agresif dan menyerang orang lain
dengan berkomunikasi

d. Definisi Komunikasi Menurut Harold Lasswell


Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa?
mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil apa?
(who? says what? in which channel? to whom? with what effect?).
Analisis Pengertian Komunikasi Dan 5 (Lima) Unsur Komunikasi Menurut
Harold Lasswell (1960).

e. Analisis 5 unsur menurut Lasswell (1960):


1. Who? (siapa/sumber).
Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai kebutuhan
untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi,bisa seorang
individu,kelompok,organisasi,maupun suatu negara sebagai komunikator.
2. Says What? (pesan).
Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima (komunikan),dari
sumber (komunikator) atau isi informasi. Merupakan seperangkat symbol
verbal/non verbal yang mewakili perasaan,nilai,gagasan/maksud sumber tadi. Ada
3 komponen pesan yaitu makna,symbol untuk menyampaikan makna,dan
bentuk/organisasi pesan.
3. In Which Channel? (saluran/media).
Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator(sumber) kepada
komunikan(penerima) baik secara langsung(tatap muka),maupun tidak
langsung(melalui media cetak/elektronik dll).
4. To Whom? (untuk siapa/penerima).

83
Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima pesan dari sumber.
Disebuttujuan(destination)/pendengar(listener)/khalayak(audience)/komunikan/
penafsir/ penyandi balik(decoder).

5. With What Effect? (dampak/efek).


Dampak/efek yang terjadi pada komunikan(penerima) setelah menerima pesan
dari sumber,seperti perubahan sikap,bertambahnya pengetahuan,
Contoh:
Komunikasi antara dosen dengan mahasiswanya.
Dosen sebagai komunikator harus memiliki pesan yang jelas yang akan
disampaikan kepada mahasiswa atau komunikan.Setelah itu dosen juga harus
menentukan saluran untuk berkomunikasi baik secara langsung(tatap muka) atau
tidak langsung(media).Setelah itu guru harus menyesuaikan topic/diri/tema yang
sesuai dengan umur si komunikan,juga harus menentukan tujuan
komunikasi/maksud dari pesan agar terjadi dampak/effect pada diri komunikan
sesuai dengan yang diinginkan.

5.2. Proses Komunikasi


Berangkat dari paradigma Lasswell, Effendy (1994:11-19) membedakan
proses komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:

1. Proses komunikasi secara primer


Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol)
sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah
pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar, warna,
dan lain sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran
dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.
Seperti disinggung di muka, komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan
makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Dengan kata lain ,
komunikasi adalah proses membuat pesan yang setala bagi komunikator dan
komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama-tama komunikator menyandi
(encode) pesan yang akan disampaikan disampaikan kepada komunikan. Ini
berarti komunikator memformulasikan pikiran dan atau perasaannya ke dalam
lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian
giliran komunikan untuk menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini
berarti ia menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan atau perasaan
komunikator tadi dalam konteks pengertian. Yang penting dalam proses
penyandian (coding) adalah komunikator dapat menyandi dan komunikan dapat
menerjemahkan sandi tersebut (terdapat kesamaan makna).
Wilbur Schramm (dalam Effendy, 1994) menyatakan bahwa komunikasi akan
berhasil (terdapat kesamaan makna) apabila pesan yang disampaikan oleh
komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of reference) , yakni paduan
pengalaman dan pengertian (collection of experiences and meanings) yang
diperoleh oleh komunikan. Schramm menambahkan, bahwa bidang (field of
experience) merupakan faktor penting juga dalam komunikasi. Jika bidang
pengalaman komunikator sama dengan bidang pengalaman komunikan,

84
komunikasi akan berlangsung lancar. Sebaliknya, bila bidang pengalaman
komunikan tidak sama dengan bidang pengalaman komunikator, akan timbul
kesukaran untuk mengerti satu sama lain. Sebagai contoh seperti yang
diungkapkan oleh Sendjaja(1994:33)yakni : Si A seorang mahasiswa ingin
berbincang-bincang mengenai perkembangan valuta asing dalam kaitannya
dengan pertumbuhan ekonomi. Bagi si A tentunya akan lebih mudah dan lancar
apabila pembicaraan mengenai hal tersebut dilakukan dengan si B yang juga
sama-sama mahasiswa. Seandainya si A tersebut membicarakan hal tersebut
dengan si C, sorang pemuda desa tamatan SD tentunya proses komunikaasi tidak
akan berjalan sebagaimana mestinya seperti yang diharapkan si A. Karena antara
si A dan si C terdapat perbedaan yang menyangkut tingkat pengetahuan,
pengalaman, budaya, orientasi dan mungkin juga kepentingannya.
Contoh tersebut dapat memberikan gambaran bahwa proses komunikasiakan
berjalan baik atau mudah apabila di antara pelaku (sumber dan penerima) relatif
sama. Artinya apabila kita ingin berkomunikasi dengan baik dengan seseorang,
maka kita harsu mengolah dan menyampaikan pesan dalam bahasa dan cara-cara
yang sesuai dengan tingkat pengetahuan, pengalaman, orientasi dan latar belakang
budayanya. Dengan kata lain komunikator perlu mengenali karakteristik
individual, sosial dan budaya dari komunikan.

2. Proses komunikasi sekunder


Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai
media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media ke dua dalam menyampaikan
komunikasike karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif
jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio,
televisi, film, dsb adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.
Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat
diklasifikasikan sebagai media massa (surat kabar, televisi, radio, dsb.) dan media
nirmassa (telepon, surat, megapon, dsb.).

5.3. Konseptual Dalam Komunikasi


Kategorikan definisi tentang komunikasi dapat dibagi dalam tiga
konseptual yaitu:
1. Komunikasi sebagai tindakan satu arah.
Suatu pemahaman komunikasi sebagai penyampaian pesan searah dari
seseorang (atau lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik
secara langsung (tatap muka) ataupun melalui media, seperti surat (selebaran),
surat kabar, majalah, radio, atau televisi. Pemahaman komunikasi sebagai proses
searah sebenarnya kurang sesuai bila diterapkan pada komunikasi tatapmuka,
namun tidak terlalu keliru bila diterapkan pada komunikasi publik (pidato) yang
tidak melibatkan tanya jawab. Pemahaman komunikasi dalam konsep ini, sebagai
definisi berorientasi-sumber. Definisi seperti ini mengisyaratkan komunikasi
semua kegiatan yang secara sengaja dilakukan seseorang untuk menyampaikan
rangsangan untuk membangkitkan respon orang lain. Dalam konteks ini,
komunikasi dianggap suatu tindakan yang disengaja untuk menyampaikan pesan

85
demi memenuhi kebutuhan komunikator, seperti menjelaskan sesuatu sesuatu
kepada orang lain atau membujuk untuk melakukan sesuatu.

1. Beberapa definisi komunikasi dalam konseptual tindakan satu arah:


a. Everet M. Rogers: komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari
sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah
tingkah laku.
b. Gerald R. Miller: komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu
pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku
penerima.
c. Carld R. Miller: komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang
(komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal)
untuk mengubah perilaku orang lain (komunkate).
d. Theodore M. Newcomb: Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu
transmisi informasi terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada
penerima.

2. Komunikasi sebagai interaksi.


Pandangan ini menyetarakan komunikasi dengan suatu proses sebab-akibat atau
aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan pesan, baik
verbal atau nonverbal, seorang penerima bereaksi dengan memberi jawaban
verbal atau nonverbal, kemudian orang pertama bereaksi lagi setelah menerima
respon atau umpan balik dari orang kedua, dan begitu seterusnya.
Contoh definisi komunikasi dalam konsep ini, Shanon dan Weaver (dalam
Wiryanto, 2004), komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling
mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada
bentuk pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka,
lukisan, seni , dan teknologi.

3. Komunikasi sebagai transaksi.


Pandangan ini menyatakan bahwa komunikasi adalah proses yang dinamis yang
secara sinambungan mengubah phak-pihak yang berkomunikasi. Berdasrkan
pandangan ini, maka orang-orang yang berkomunikasi dianggap sebagai
komunikator yang secara aktif mengirimkan dan menafsirkan pesan. Setiap saat
mereka bertukar pesan verbal dan atau pesan nonverbal.
Beberapa definisi yang sesuai dengan konsep transaksi:
a. Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss: Komunikasi adalah proses pembentukan
makna di antara dua orang atau lebih.
b. Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson: Komunikasi adalah proses memahami
danberbagi makna.
c. William I. Gordon : Komunikasi adalah suatu transaksi dinamis yang
melibatkan gagasan dan perasaan.
d. Donald Byker dan Loren J. Anderson: Komunikasi adalah berbagi informasi
antara dua orang atau lebih.

5.3.1. Fungsi Komunikasi


.Gorden mengkategorikan fungsi komunikasi menjadi empat, yaitu:

86
1. Sebagai komunikasi sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan
bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri,
untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari
tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur,
dan memupuk hubungan hubungan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja
sama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi,
RT, desa, …, negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama.
a. Pembentukan konsep diri. Konsep diri adalah pandangan kita mengenai
diri kita, dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan
orang lain kepada kita. Melalui komunikasi dengan orang lain kita belajar
bukan saja mengenai siapa kita, namun juga bagaimana kita merasakan
siapa kita. Anda mencintai diri anda bila anda telah dicintai; anda berpikir
anda cerdas bila orang-orang sekitar anda menganggap anda cerdas; anda
merasa tampan atau cantik bila orang-orang sekitar anda juga mengatakan
demikian.
b. George Herbert Mead (dalam Jalaluddin Rakhmat, 1994) mengistilahkan
significant others (orang lain yang sangat penting) untuk orang-orang
disekitar kita yang mempunyai peranan penting dalam membentuk konsep
diri kita. Ketika kita masih kecil, mereka adalah orang tua kita, saudara-
saudara kita, dan orang yang tinggal satu rumah dengan kita. Richard
Dewey dan W.J. Humber (1966) menamai affective others, untuk orang
lain yang dengan mereka kita mempunyai ikatan emosional. Dari
merekalah, secara perlahan-lahan kita membentuk konsep diri kita. Selain
itu, terdapat apa yang disebut dengan reference group (kelompok rujukan)
yaitu kelompok yang secara emosional mengikat kita, dan berpengaruh
terhadap pembentukan konsep diri kita. Dengan melihat ini, orang
mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan dirinya dengan ciri-ciri
kelompoknya. Kalau anda memilih kelompok rujukan anda Ikatan Dokter
Indonesia, anda menjadikan norma-norma dalam Ikatan ini sebagai ukuran
perilaku anda. Anda juga meras diri sebagai bagian dari kelompok ini,
lengkap dengan sifat-sifat doketer menurut persepsi anda.
c. Pernyataan eksistensi diri. Orang berkomunikasi untuk menunjukkan
dirinya eksis. Inilah yang disebut aktualisasi diri atau lebih tepat lagi
pernyataan eksistensi diri. Fungsi komunikasi sebagai eksistensi diri
terlihat jelas misalnya pada penanya dalam sebuah seminar. Meskipun
mereka sudah diperingatkan moderator untuk berbicara singkat dan
langsung ke pokok masalah, penanya atau komentator itu sering berbicara
panjang lebarm mengkuliahi hadirin, dengan argumen-argumen yang
terkadang tidak relevan.
d. Untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan memperoleh
kebahagiaan. Sejak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk
mempertahankan hidup. Kita perlu dan harus berkomunikasi dengan orang
lain, untuk memenuhi kebutuhan biologis kita seperti makan dan minum,
dan memnuhi kebutuhan psikologis kita seperti sukses dan kebahagiaan.
Para psikolog berpendapat, kebutuhan utama kita sebagai manusia, dan
untuk menjadi manusia yang sehat secara rohaniah, adalah kebutuhan akan
hubungan sosial yang ramah, yang hanya bisa terpenuhi dengan membina

87
hubungan yang baik dengan orang lain. Abraham Moslow menyebutkan
bahwa manusia punya lima kebutuhan dasar: kebutuhan fisiologis,
keamanan, kebutuhan sosial, penghargaan diri, dan aktualisasi diri.
Kebutuhan yang lebih dasar harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum
kebuthan yang lebih tinggi diupayakan. Kita mungkin sudah mampu
kebuthan fisiologis dan keamanan untuk bertahan hidup. Kini kita ingin
memenuhi kebutuhan sosial, penghargaan diri, dan aktualisasi diri.
Kebutuhan ketiga dan keempat khususnya meliputi keinginan untuk
memperoleh rasa lewat rasa memiliki dan dimiliki, pergaulan, rasa
diterima, memberi dan menerima persahabatan. Komunikasi akan sangat
dibutuhkan untuk memperoleh dan memberi informasi yang dibutuhkan,
untuk membujuk atau mempengaruhi orang lain, mempertimbangkan
solusi alternatif atas masalah kemudian mengambil keputusan, dan tujuan-
tujuan sosial serta hiburan.

2. Sebagai komunikasi ekspresif


Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita.
Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan
nonverbal. Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut,
prihatin, marah dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun bisa
disampaikan secara lebih ekpresif lewat perilaku nonverbal. Seorang ibu
menunjukkan kasih sayangnya dengan membelai kepala anaknya. Orang dapat
menyalurkan kemarahannya dengan mengumpat, mengepalkan tangan seraya
melototkan matanya, mahasiswa memprotes kebijakan penguasa negara atau
penguasa kampus dengan melakukan demontrasi.

3. Sebagai komunikasi ritual


Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun
dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebaga rites of passage,
mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman,
pernikahan, dan lain-lain. Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata
atau perilaku-perilaku tertentu yang bersifat simbolik. Ritus-ritus lain seperti
berdoa (salat, sembahyang, misa), membaca kitab suci, naik haji, upacara
bendera (termasuk menyanyikan lagu kebangsaan), upacara wisuda, perayaan
lebaran (Idul Fitri) atau Natal, juga adalah komunikasi ritual. Mereka yang
berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali
komitmen mereka kepada tradisi keluarga, suku, bangsa. Negara, ideologi, atau
agama mereka.

4. Sebagai komunikasi instrumental


Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu:
menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap, menggerakkan
tindakan, dan juga menghibur.
Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan
membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut.

88
Studi komunika membuat kita peka terhadap berbagai strategi yang dapat kita
gunakan dalam komunikasi kita untuk bekerja lebih baik dengan orang lain
demi keuntungan bersama. Komunikasi berfungsi sebagi instrumen untuk
mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek
ataupun tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek misalnya untuk
memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik, memperoleh simpati,
empati, keuntungan material, ekonomi, dan politik, yang antara lain dapat
diraih dengan pengelolaan kesan (impression management), yakni taktik-taktik
verbal dan nonverbal, seperti berbicara sopan, mengobral janji,
mengenakankan pakaian necis, dan sebagainya yang pada dasarnya untuk
menunjukkan kepada orang lain siapa diri kita seperti yang kita inginkan.
Sementara itu, tujuan jangka panjang dapat diraih lewat keahlian komunikasi,
misalnya keahlian berpidato, berunding, berbahasa asing ataupun keahlian
menulis. Kedua tujuan itu (jangka pendek dan panjang) tentu saja saling
berkaitan dalam arti bahwa pengelolaan kesan itu secara kumulatif dapat
digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang berupa keberhasilan dalam
karier, misalnya untuk memperoleh jabatan, kekuasaan, penghormatan sosial,
dan kekayaan.
Berkenaan dengan fungsi komunikasi ini, terdapat beberapa pendapat dari para
ilmuwan yang bila dicermati saling melengkapi.[1] Misal pendapat Onong
Effendy (1994), ia berpendapat fungsi komunikasi adalah menyampaikan
informasi, mendidik, menghibur, dan mempengaruhi. Sedangkan Harold D
Lasswell (dalam Nurudin, 2004 dan Effendy, 1994:27) memaparkan fungsi
komunikasi sebagai berikut:
1. Penjajagan/pengawasan lingkungan (surveillance of the information) yakni
penyingkapan ancaman dan kesempatan yang mempengaruhi nilai
masyarakat.
2. Menghubungkan bagian-bagian yang terpisahkan dari masyarakat untuk
menanggapi lingkungannya .
3. Menurunkan warisan sosial dari generasi ke generasi berikutnya.

5.3.2. Ragam Komunikasi Atau Konteks Komunikasi


Secara umum ragam tingkatan komunikasi adalah sebagai berikut:
1. Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) yaitu komunikasi yang
terjadi dalam diri seseorang yang berupa proses pengolahan informasi melalui
panca indera dan sistem syaraf manusia.
2. Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) yaitu kegiatan
komunikasi yang dilakukan seseorang dengan orang lain dengan corak
komunikasinya lebih bersifat pribadi dan sampai pada tataran prediksi hasil
komunikasinya pada tingkatan psikologis yang memandang pribadi sebagai
unik. Dalam komunikasi ini jumlah perilaku yang terlibat pada dasarnya bisa
lebih dari dua orang selama pesan atau informasi yang disampaikan bersifat
pribadi.
3. Komunikasi kelompok (group communication) yaitu komunikasi yang
berlangsung di antara anggota suatu kelompok. Menurut Michael Burgoon dan
Michael Ruffner dalam Sendjaja,(1994) memberi batasan komunikasi
kelompok sebagai interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu guna
memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti berbagi informasi,

89
pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat
menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat.
4. Komunikasi organisasi (organization communication) yaitu pengiriman dan
penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun
informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005:52).
5. Komunikasi massa (mass communication). Komunikasi massa dapat
didefinisikan sebagai suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah
audien yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media massa cetak atau
elektrolik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.
Kemudian Mulyana (2005:74) juga menambahkan konteks komunikasi publik.
Pengertian komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara
dengan sejumlah besar orang (khalayak). Yang tidak bisa dikenali satu persatu.
Komunikasi demikian sering juga disebut pidato, ceramah atau kuliah (umum).
Beberapa pakar komunikasi menggunakan istilah komunikasi kelompok besar
(large group communication) untuk komunikasi ini.

5.3.3. Kegunaan Belajar Ilmu Komunikasi


Mengapa kita mempelajari ilmu komunikasi ? Ruben&Steward, (2005:1-8)
menyatakan bahwa
1. Komunikasi adalah fundamental dalam kehidupan kita.
Dalam kehidupan kita sehari-hari komunikasi memegang peranan yang sangat
penting. Kita tidak bisa tidak berkomunikasi.tidak ada aktifitas yang dilakukan
tanpa komunikasi, dikarenakan kita dapat membuat beberapa perbedaan yang
esensial manakala kita berkomunikasi dengan orang lain.Demikian pula
sebaliknya, orang lain akan berkomunikasi dengan kita ,baik dalam jangka
pendek ataupun jangka panjang. Cara kita berhubungan satu dengan lainnya,
bagimana suatu hubungan kita bentuk, bagaimana cara kita memberikan
kontribusi sebagai anggota keluarga, kelompok, komunitas, organisasi dan
masyarakat secara luas membutuhkan suatu komunikasi.Sehingga menjadikan
komunikasi tersebut menjadi hal yang sangat fundamental dalam kehidupan
kita.
2. Komunikasi adalah merupakan suatu aktifitas komplek.
Komunikasi adalah suatu aktifitas yang komplek dan menantang. Dalam hal ini
ternyata aktifitas komunikasi bukanlah suatu aktifitas yang mudah. Untuk
mencapai kompetensi komunikasi memerlukan understanding dan suatu
ketrampilan sehingga komunikasi yang kita lakukan menjadi efektif. Ellen
langer dalam Ruben&Stewat( 2005:3) menyebut konsep mindfulness akan
terjadi ketika kita memberikan perhatian pada situasi dan konteks, kita terbuka
dengan informasi baru dan kita menyadari bahwa ada banyak perspektif tidak
hanya satu persepektif di kehidupan manusia.
3. Komunikasi adalah vital untuk suatu kedudukan/posisi yang efektif.
Karir dalam bisnis, pemerintah, atau pendidikan memerlukan kemampuan
dalam memahami situasi komunikasi, mengembangkan strategi komunikasi
efektif, memerlukan kerjasama antara satu dengan yang lain, dan dapat
menerima atas kehadiran ide-ide yang efektif melalui saluran saluran
komunikasi. Untuk mencapai kesuksesan dari suatu kedudukan/ posisi tertentu
dalam mencapai kompetensi komunikasi antara lain melalui kemampuan secara

90
personal dan sikap, kemampuan interpersonal, kemampuan dalam melakukan
komunikasi oral dan tulisan dan lain sebagainya.
4. Suatu pendidikan yang tinggi tidak menjamin kompetensi komunikasi yang
baik.
Kadang-kadang kita menganggap bahwa komunikasi itu hanyalah suatu yang
bersifat common sense dan setiap orang pasti mengetahui bagaimana
berkomunikasi. Padahal sesungguhnya banyak yang tidak memilki ketrampilan
berkomunikasi yang baik karena ternyata banyak pesan-pesan dalam
komunikasi manusia itu yang disampaikan tidak hanya dalam bentuk verbal
tetapi juga nonverbal, ada ketrampilan komunikasi dalam bentuk tulisan dan
oral, ada ketrampilan berkomunikasi secara interpersonal, ataupun secara
kelompok sehingga kita dapat berkolaborasi sebagai anggota dengan baik, dan
lain-lain. Kadang-kadang kita juga mengalami kegagalan dalam
berkomunikasi. Banyak yang berpendidikan tinggi tetapi tidak memilki
ketrampilan berkomunikasi secara baik dan memadai sehingga mengakibatkan
kegagalan dalam berinteraksi dengan manusia lainnya. Sehingga komunikasi
itu perlu kita pelajari.
5. Komunikasi adalah sesuatu yang populer.
Beberapa definisi komunikasi lainnya :
Komunikasi adalah suatu bidang yang dikatakan sebagai popular. Banyak
bidang-bidang komunikasi modern sekarang ini yang memfokuskan pada studi
tentang pesan, ada juga tentang hubungan antara komunikasi dengan bidang
profesiponal lainnya termasuk hukum, bisnis, informasi, pendidikan, ilmu
computer, dan lain-lain. Sehingga sekarang ini komunikasi sebagai ilmu
social/perileku dan suatu seni yang diaplikasikan. Disiplin ini bersifat
multidisiplin, yang berkaitan dengan ilmu-ilmu lain seperti psikologi,
sosiologi, antroplogi, politik, dan lain sebagainya. Menurut lexicographer (ahli
kamus bahasa), komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi untuk
mencapai kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman yang
sama terhadap pesan yang saling dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan
oleh keduanya. Webster’s New Collegiate Dictionary edisi tahun 1977 antara
lain menjelaskan bahwa komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi
diantara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah
laku.
Ilmu komunikasi sebagai ilmu pengetahuan sosial yang bersifat
multidisipliner, tidak bisa menghindari perspektif dari beberapa ahli yang tertarik
pada kajian komunikasi, sehingga definisi dan pengertian komunikasi menjadi
semakin banyak dan beragam. Masing-masing mempunyai penekanan arti,
cakupan, konteks yang berbeda satu sama lain, tetapi pada dasarnya saling
melengkapi dan menyempurnakan makna komunikasi sejalan dengan
perkembangan ilmu komunikasi.

5.4. Model Komunikasi:


Proses komunikasi mempunyai dua model  yaitu model linier dan model
sirkuler. Model linier yaitu proses  hanya terjadi dari dua garis lurus, dimana
proses komunikasi berawal dari komunikator kepada komunikan, sedangkan pada
modl sirkuler ditandai dengan adanya unsur feedback. Dengan demikian proses

91
komunikasi tidak berawal dari satu titik dan berakhir pada titik yang lain. Jadi
proses komunikasi sirkuler itu berbalik satu lingkaran penuh.
 
5.4.1. Elemen-elemen yang terdapat dalam komunikasi adalah:
- Komunikator: orang yang menyampaikan pesan
- Pesan : ide atau informasi yang disampaikan
- Media : sarana komunikasi
- Komunikan : audience, pihak yang menerima pesan
- Umpan Balik : respon dari komunikan terhadap pesan yang diterimanya

5.4.2. Proses Terjadinya Komunikasi


Proses komunikasi membutuhkan serangkaian kegiatan timbal balik antara
komunikator dengan komunikan. Adanya pengulangan siklus komunikasi
memaksimalkan pencapaian tujuan komunikasi.
Komunikator

Mengirimkan  pesan kepada —>—–>     komunikator ——>Pesan

5.4.3. Fungsi Dasar Komunikasi :


-Membangun Konsep Diri (Establishing Self Concept)
-Eksistensi Diri (Self Exixtence)
-Kelangsungan Hidup (Live Contonuity)
-Memperoleh Kebahagiaan (Obtaining Happiness)
-Terhindar dari tekanan dan ketegangan (Free from Pressure and Stress)
 
Komunikasi mempunyai dasar sebagai berikut: Niat, Minat, Pandangan, Lekat dan
Libat.
Niat menyangkut :
- Apa yang akan disampaikan
- Siapa sasarannya
- Apa yang akan dicapai
- Kapan akan disampaikan
Minat, ada dua factor yang mempengaruhi yaitu:
-Faktor obyektif : merupakan rangsang yang kita terima
-Faktor subyektif : merupakan faktor yang menyangkut diri si penerima stimulus
Pandangan, merupakan makna dari informasi yang disampaikan pada sasaran,
menafsirkan informasi yang diterima tergantung pada pendidikan, pekerjaan.

Lekat, sesuatu yang diperoleh benar benar melekat dalam pemikiran

Libat, keterlibatan dalam berbagai kegiatan.

Peran komunikasi dalam keluarga.


1. Memberikan pengertian yang lebih dalam tentang siapa kita sebagai pribadi
kepada anggota keluarga lainnya
2. Meningkatkan kasih, kepercayaan dan rasa hormat dalam keluarga
3. Sebagai alat untuk mencapai tujuan, dan membereskan hal-hal yang
menghalangi pencapaian tujuan

92
Bentuk-bentuk Komunikasi
Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau mening-katkan
aktifitas hubungan antara manusia atau kelompok.
Jenis komunikasi terdiri dari:
1. Komunikasi verbal dengan kata-kata, yang mencakup kata-kata yang dipilih,
cara mengucapkannya
2. Komunikasi non verbal disebut dengan bahasa tubuh, yang mencakup: ekspresi
wajah, kontak mata, sentuhan, postur tubuh dan bentuk sikap tubuh lainnya.
Dalam prakteknya kita tidak hanya berkomunikasi dengan kata-kata yang kita
ucapkan, namun sering bahasa tubuh kita akan memberikan isyarat yang mungkin
akan diterima dengan cara yang berbeda oleh lawan bicara kita. Karenanya
penting dalam keluarga untuk juga belajar melihat dan memperlihatkan bahasa
tubuh yang memberi dukungan kepada kata-kata yang kita ucapkan.

5.5. Dasar-Dasar Komunikasi dan Ketrampilan Dasar Mengajar


Keterampilan dasar mengajar merupakan salah satu komponen dalam
pembentukan kemampuan profesional seorang pengajar. Seorang dosen yang
profesional akan mampu mendemonstrasikan berbagai keterampilan dasar
mengajar secara utuh dan terintegrasi dalam kegiatan belajar-mengajar yang
dikelolanya. Penguasaan terhadap berbagai keterampilan dasar mengajar akan
memungkinkan seorang dosen mengatasi berbagai masalah yang muncul dalam
kegiatan belajar-mengajar, sehingga kegiatan belajar-mengajar dapat berlangsung
secara lebih efektif. Oleh karena itu, seorang dosen yang ingin berhasil dalam
menjalankan tugasnya sebagai seorang pengajar/pendidik seyogianya menguasai
dengan baik keterampilan dasar mengajar tersebut.

Tujuan yang ingin dicapai dalam buku ini yakni agar pembaca dapat:
a. menjelaskan hakikat komunikasi;
b. menjelaskan proses terjadinya komunikasi;
c. menjelaskan syarat-syarat terjadinya komunikasi;
d. melakukan komunikasi antar pribadi secara efektif;
e. melakukan komunikasi dengan mahasiswa;
f. menjelaskan peranan keterampilan dasar mengajar dalam pembentukan
kemampuan profesional seorang pengajar;
g. menjelaskan komponen-komponen dari 8 jenis keterampilan dasar
mengajar, serta
h. menerapkan keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan belajar-mengajar.

Agar tujuan diatas dapat dicapai, maka pengajar diharapkan bahkan wajib
membaca uraian secara cermat serta mencobakan/berlatih menguasai keterampilan
yang sedang dipelajari.
5.6. Hakikat Komunikasi
Secara harfiah, komunikasi berarti hubungan, sedangkan berkomunikasi
dapat diartikan berhubungan. Dalam kata berkomunikasi tersirat adanya interaksi,
yang terjadi minimal antara dua pihak. Interaksi atau komunikasi itu terjadi karena
ada sesuatu, yang dapat berupa informasi atau pesan yang ingin disampaikan.
Oleh karena itu, definisi komunikasi biasanya mencakup pihak yang

93
berkomunikasi dan sesuatu yang dikomunikasikan. Tekanan yanq diberikan pada
setiap aspek menimbulkan adanya perbedaan/variasi pada definisi komunikasi.
Sehubungan dengan itu, komunikasi dapat didefinisikan dengan berbagai cara,
antara lain seperti berikut ;

a. Komunikasi dapat dipandang sebagai proses penyampaian informasi. Dalam


pengertian ini, keberhasilan komunikasi sangat tergantung dari penguasan materi
dan pengaturan cara-cara penyampaiannya; sedangkan pengirim dan penerima
pesan bukan merupakan komponen yang menentukan.

b. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan dari seorang kepada orang


lain, pengertian ini secara implisit menempatkan pengirim pesan sebagai penentu
utama keberhasilan, sedangkan penerima pesan dianggap objek yang pasif.

c. Komunikasi diartikan sebagai proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide
yang disampaikan. Pengertian ini memberikan pesan yang seimbang antara
pengirim pesan, pesan yang disampaikan, dan penerima pesan, yang merupakan 3
komponen utama dalam proses komunikasi. Pesan dapat disimpulkan dengan
berbagai media, namun pesan itu hanya punya arti jika pengirim dan penerima
nesan berusaha menciptakan arti tersebut.

2. Proses Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses, bukan hal yang statis. Implikasi dari hal ini
adalah bahwa komunikasi memerlukan tempat, dinamis, menghasilkan perubahan
dalam usaha mencapai hasil, melibatkan interaksi bersama, serta melibatkan suatu
kelompok.

Pengirim pesan melakukan encode, yaitu memformulasikan pesan yang akan


disampaikannya dalam bentuk code yang sedapat mungkin dapat ditafsirkan oleh
penerima pesan. Misalnya, pramuka menggunakan bahasa isyarat/morse, sebagai
code, atau penjaga pintu kereta menggunakan bendera merah sebagai code.
Penerima pesan kemudian menafsirkan atau men-decode code yang disampaikan
oleh pengirim pesan. Berhasil tidaknya komunikasi atau tercapai tidaknya tujuan
komunikasi tergantung dari ketiga komponen tersebut.

Dilihat dari prosesnya, komunikasi dapat dibedakan atas komunikasi verbal dan
komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan
menggunakan bahasa, baik bahasa tulis maupun bahasa lisan. Sedangkan
komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan isyarat, gerak gerik,
gambar, lambang, mimik muka, dan lain sebagainya.

3. Syarat-Syarat Keberhasilan Komunikasi

Ketercapaian tujuan komunikasi merupakan keberhasilan komunikasi.


Keberhasilan ini tergantung dari berbagai faktor sebagai berikut:

a. Komunikator (Pengirim Pesan)

94
Komunikator merupakan sumber dan pengirim pesan. Kepercayaan penerima
pesan pada komunikator serta keterampilan komunikator dalam melakukan
komunikasi menentukan keberhasilan komunikasi.

b. Pesan yang Disampaikan


Keberhasilan komunikasi tergantung dari:
1) daya tarik pesan itu sendiri,
2) kesesuaian pesan dengan kebutuhan penerima pesan,
3) lingkup pengalaman yang sama (area of shared experience) antara pengirim dan
penerima pesan tentang pesan tersebut, serta
4) peran pesan dalam memenuhi kebutuhan penerima pesan.

c. Komunikan (Penerima Pesan)

Keberhasilan komunikasi tergantung dan:


1) kemampuan komunikan menafsirkan pesan,
2) komunikan sadar bahwa pesan yang diterima memenuhi kebutuhan nya.
3) penelitian komunikan terhadap pesan yang diterima.

d. Konteks
Komunikasi berlangsung dalam setting atau lingkungan tertentu.
Lingkungan yang kondusif (nyaman, menyenangkan, aman, menantang) sangat
menunjang keberhasilan komunikasi.

e. Sistem Penyampaian

Sistem penyampaian pesan berkaitan dengan metode dan media. Metode dan
media yang sesuai dengan berbagai jenis indera penerima pesan yang kondisinya
berbeda-beda akan sangat menunjang keberhasilan komunikasi.

3.7. Komunikasi Antar Pribadi


Secara umum komunikasi antar pribadi dapat didefinisikan sebagai
komunikasi yang berlangsung secara informal antara dua orang individu. Dengan
perkataan lain, komunikasi jenis ini dapat dikatakan berlangsung dan hati ke hati
karena antara kedua individu yang berkomunikasi tersebut terdapat hubungan
saling mempercayai. Komunikasi secara pribadi dapat terjadi dalam berbagai
situasi dan tempat. la dapat muncul ketika seorang pramuwisata melayani seorang
wisatawan, seorang pedagang melayani pembeli, seorang ibu dengan anaknya,
atau antara seorang guru dengan muridnya.
Komunikasi antar pribadi akan berlangsung secara efektif, jika pihak yang
berkomunikasi menguasai keterampilan berkomunikasi antar pribadi.
Keterampilan ini sebenamya secara tidak sengaja telah dilatihkan melaiui
pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ketika seorang anak mengadu
kepada ibunya, si ibu dengan penuh rasa kasih sayang membelai anaknya,
mendengarkan dengan penuh perhatian, mengulangi bagian tertentu dari
pembicaraan anaknya, atau mengajukan pertanyaan yang dianggapnya sesuai.
Demikian pula seorang petugas supermarket akan mendengarkan dengan seksama

95
pertanyaan pembelinya, atau seorang perawat menunjukkan rasa simpati yang
dalam pada pasien yang sedang dirawatnya.

3.8. Komunikasi Antar Pribadi dalam Kegiatan Mengajar


Dalam kegiatan belajar mengajar, komunikasi antar pribadi merupakan
peristiwa yang seharusnya muncul setiap saat. Komunikasi jenis ini dapat terjadi
antara dosen dengan mahasiswa, atau antara mahasiswa dengan mahasiswa.
Keefektifan komunikasi tersebut seperti sudah disiratkan di atas sebenarnya
sangat tergantung dari kedua belah pihak yang berkomunikasi. Namun, karena
dosen yang memegang kendali kelas, maka tanggung jawab terjadinya
komunikasi antar pribadi yang sehat dan efektif terletak pada tangan dosen.
Keberhasilan dosen mengemban tanggung jawab tersebut sangat tergantung dari
keterampilan dosen di dalam melakukan komunikasi ini. Dalam kehidupan
persekolahan, tidak jarang terjadi siswa tidak mau pergi ke sekolah karena merasa
tidak diperhatikan oleh gurunya, ataupun perkelahian muncul karena para siswa
merasa diperlakukan tidak adil. Tidak jarang terjadi pula para siswa yang sangat
hormat dan kagum pada gurunya karena merasa mendapat perhatian penuh dari
gurunya. Oleh karena itu, keterampilan berkomunikasi antar pribadi mutlak perlu
dikuasai oleh pengajar.

3.9. Komponen Keterampilan Berkomunikasi Antar Pribadi


Sokolove dan Sadker (1977) merinci keterampilan berkomunikasi antar
pribadi menjadi 3 kelompok sebagai berikut.

a. Kemampuan untuk Mengungkapkan Perasaan Peserta


Kemampuan ini berkaitan dengan penciptaan iklim yang positif dalam
kegiatan belajar, yang memungkinkan anak didik mau mengungkapkan perasaan
atau masalah yang dihadapinya tanpa merasa dipaksa atau dipojokkan. iklim yang
demikian ini dapat ditumbuhkan dengan 2 cara, yaitu menunjukkan sikap
memperhatikan (attending behavior) dan mendengarkan dengan aktif (active
listening).

Dalam usaha menumbuhkan iklim ini, pengajar perlu bersikap:


1) memberi dorongan, bukan bermusuhan,
2) bertanya, bukan menghakimi, serta
3) fleksibel (luwes), bukan terstruktur.

Sikap memperhatikan dapat ditunjukkan dengan berbagai cara seperti


mengadakan kontak pandang, mimik muka maupun gerakan tubuh, mengucapkan
kata-kata singkat misalnya ya, benar, yang semuanya ini menunjukkan bahwa
dosen sedang mendengarkan mahasiswa yang berbicara. Secara singkat dapat
dikatakan bahwa sikap memperhatikan yang efektif dapat ditunjukkan dengan dua
cara. Yaitu isyarat nonverbal (kontak pandang, mimik muka, sikap tubuh yang
rileks, atau gerak mendekati) serta isyarat verbal (diam/kesenyapan sejenak, kata-
kata/komentar singkat, atau kesimpulan singkat). Tentulah sangat menyakitkan
bagi mahasiswa jika ketika mereka berbicara kepada pengejar, sementara pengajar

96
tersebut memandang ke tempat lain dan sama sekali tidak menunjukkan adanya
perhatian pada pembicaraan mahasiswa.

b. Kemampuan Menjelaskan Perasaan yang Diungkapkan Anak didik


Bila peserta didik sudah bebas mengungkapkan perasaan/masalah yang
dihadapinya, tugas pengajar kini adalah membantu mereka untuk mengklarifikasi
ungkapan perasaan tersebut. Untuk ini, pengajar perlu menguasai dua jenis
keterampilan, yaitu merefleksikan dan mengajukan pertanyaan inventori.
Tindakan merefleksikan dapat disamakan dengan seorang guru menaruh cermin di
hadapan muridnya sehingga para murid dapat melihat kembali apa yang dilakukan
atau diucapkannya. Dalam hal ini, s guru dapat mengulangi kembali ucapan para
murid atau memberikan balikan. Sebagaimana yang disebutkan Carl Rogers, para
murid yang melihat sendiri sikap yang ditampilkannya, kebingungannya, atau
perasaannya diekspresikan secara akurat oleh orang lain, akan mulai merintis jalan
untuk menerima keadaan tersebut. Agar dapat merefleksikan ungkapan perasaan
murid secara efektif, maka pengajar perlu mengingat hai-hal berikut:
1) Hindari prasangka terhadap pembicara atau topik yang dibicarakan.
2) Perhatikan dengan cermat semua pesan verbal/nonverbal dan pembicara.
3) Lihat, dengarkan, dan rekam dalam hati kata-kata/perilaku khas yang
diperlihatkan oleh pembicara.
4) Bedakan/simpulkan kata-kata/pesan yang bersifat emosional.
5) Beri tanggapan pada mahasiswa dengan cara memparaphrase kata-kata yang
diucapkan, menggambarkan perilaku khusus yang diperlihatkan, dan tanggapan
mengenai kedua hal tersebut.
6) Jaga nada suara, jangan sampai berteriak, menghakimi, atau seperti memusuhi.
7) Minta klarifikasi apakah yang dikatakan pada nomor 5 itu benar demikian.

Dalam kaitan ini, pertanyaan inventori dapat didefinisikan sebagai pertanyaan


yang menyebabkan orang melacak pikiran, perasaan, dan perbuatannya sendiri,
serta menilai kefektifan dari perbuatan tersebut Menurut pangamat psikologi
humanistik, manusia yang sehat dan matang mampu menilai perasaannya sendiri,
menentukan tingkat produktivitasnya, dan kemudian berdasarkan kedua hal itu,
memodifikasi perilakunya.
Pertanyaan inventori dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu:
1) Pertanyaan yang menuntut siswa untuk mengungkapkan perasaan dan
pikirannya, contoh: Bagaimana perasaan Anda? Ceritakan apa yang Anda alami!

2) Pertanyaan yang menggiring siswa untuk mengidentifikasi pola-pola perasaan,


pikiran, dan perbuatannya. Contoh: Bagaimana biasanya reaksi Anda dalam
situasi seperti ini? Kondisi apa yang menyebabkan Anda bereaksi seperti itu?

3) Pertanyaan yang menggiring siswa untuk mengidentifikasi konsekuensi/akibat


dari perasaan, pikiran, dan perbuatannya.
Contoh: Apa yang terjadi Kalau Anda bereaksi seperti itu? Apa akibat respons
yang Anda berikan tersebut bagi Anda sendiri? Bagaimana perasaan Anda setelah
perilaku itu Anda tunjukkan?. Mendorong para mahasiswa untuk memilih
perilaku Alternatif. Kemampuan ini meliputi hal-hal berikut
1) Kemampuan mencari/mengembangkan berbagai perilaku alternatif yang sesuai.

97
2) Kemampuan melatih perilaku alternatif serta merasakan apa yg dihayati siswa
dengan perilaku tersebut.
3) Menerima balikan dari orang lain tentang keefektifan setiap perilaku alternatif.
4) Meramalkan konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang dari setiap
perilaku alternatif.
5) Memilih perilaku alternatif yang paling sesuai dengan kebutuhan pribadi siswa.

c. Komunikasi antara Pengajar dan yang diajar


Salah satu tugas pengajar yang utama dalam mengajar adalah menciptakan
iklim belajar yang kondusif. Pada dasamya, dalam suatu interaksi, iklim yang
muncul diciptakan oleh kedua belah pihak, dalam hal ini oleh pengajar dan anak
didik. Namun, sebagai pengendali dalam kegiatan belajar-mengajar yang sedang
berlangsung, pengajar bertanggung jawab atas pengorganisasian kegiatan, waktu,
fasilitas, dan segala sumber yang dimaniaatkan dalam kelas. Oleh karena itu,
terciptanya iklim yang kondusif tersebut sangat tergantung dari para pengajar.
Untuk menciptakan iklim yang kondusif tersebut, W.R. Houston dkk.
(1990), menyarankan pentingnya pengkomunikasian harapan (expectation), dari
pengajar kepada siswanya. Setiap siswa yang berada di kelas harus sadar akan
hal-hal yang diharapkan dari mereka. Misalnya mereka harus tahu bahwa jika
pengajar sedang menerangkan sesuatu, mereka harus memperhatikan dengan
cermat, dan kemudian mengemukakan pendapat mereka jika ada hal yang perlu
ditanyakan. Harapan tercermin dari apa yang dikerjakan dan dibuat oleh pengajar
dan siswa. Harapan dapat terdiri dan berbaga; hal seperti:

1) tugas-tugas yang jelas diketehui oleh setiap siswa,


2) pembagian waktu yang jelas untuk mengerjakan setiap tugas,
3) perilaku yang semestinya ditunjukkan oleh siswa dalam menyelesaikan
tugas-tugas, atau
4) cara pemberian balikan untuk setiap tugas.

Harapan bukan merupakan sesuatu yang unik dalam profesi pengajar. Di bidang
profesi lain harapan ini selalu ada. Misalnya, bila kita memasuki tempat praktik
seorang dokter, kita mengharapkan layanan yang ramah dari perawat, ruang
tunggu yeng bersih, serta periakuan yang adil. Demikian juga halnya dengan
seorang siswa yang memasuki kelas untuk mengikuti kuliah, tentunya jangan
sampai telat karena mengganggu konsentrasi pegajar. Biasanya siswa akan
mengharapkan banyak hal, seperti pengajar yang berwibawa dan kompeten, rasa
aman, aturan kelas yang jelas, atau hubungan sosial yang baik sesama siswa.
Untuk memenuhi harapan tersebut, hal-hal berikut perlu diperhatikan oleh
pengajar.

1) Tujuan
Nyatakan tujuan/arah kegiatan pada aval kuliah. Pengkomunikasian persyaratan
mata kuliah yang mencakup garis besar kegiatan dan persyaratan yang harus
dipenuhi untuk bisa lulus dari mata kuliah tersebut merupakan salah satu cara

98
untuk membuat para mahasiswa sadar akan tujuan yang dicapai dan persyaiatan
utjtuk mencapainya.

2) Respek (Rasa Marmot)


Rasa honest mahasiswa terhadap dosen dapat ditumbuhkan dengan cara
menunjukkan lebih dahulu rasa respek dosen terhadap mahasiswa. Rasa saling
menghormati antara dosen dan mahasiswa perlu dipelihara kartaa hal ini akan
menumbuhkan lingkungan belajar yang sehat

3) Keteraturan
Aturan kelas yang jelas, seperti tidak boleh merokok selama mengikuti kuliah,
cara mengajukan pertanyaan yang sopan, atau batas waktu penyerahan paper yang
jelas, akan membuat keteraturan dan rasa aman dalam kelas.

4) Berlaku Adil
Periakuan yang adil yang ditunjukkan oleh dosen terhadap mahasiswa, terutama
yang berkaitan dengan aturan dan persyaraten mata kuliah yang telah disepakati
sebelumnya, akan membantu menumbuhkan iklim kerja yang positif.

5) Rasa Aman
Menjaga rasa aman para mahasiswa dengan mencegah terjadinya kekacauan
merupakan tantangan berat bagi pengajar muda yang belum berpengalaman.
Ketegasan, ketepatan, dan kecepatan bertindak merupakan salah satu kunci dalam
mencegah terjadinya hal-hal yang menghilangkan rasa aman.

6) Penuh Perhatian (Caring)


Perhatian pengajar terhadap para siswa, baik melalui kontak pandang, senyuman,
maupun kata-kata yang wajar, akan membantu menumbuhkan iklim kelas yang
kondusif, dan memenuhi harapan Sebagaimana halnya dengan jenis komunikasi
secara umum, komunikasi antara guru dan murid dapat dilakukan secara verbal
maupun nonverbal. Kedua jenis komunikasi ini cukup efektif jika syarat-syarat
terjadinya komunikasi terpenuhi.

d. Peran Komunkasi dalam meningkatkan Keterampilan Dasar Mengajar

Keterampilan Mengajar yang Bersifat Generik. Mengajar adalah per buatan yang
kompleks yang merupakan pengintegrasian secara utuh berbagai komponen
kemampuan. Komponen kemampuan tersebut berupa pengetahuan, keterampilan,
serta sikap dan nilai, sebagian telah dibentuk secara bertahap sejak awal mulainya
proses belajar. Penyajian prinsip-prinsip belajar melalui komunikasi yang efektif,
berbagai teori dan strategi mengajar, rancangan instruksional, serta evaluasi
instruksional adalah merupakan contoh pembentukan kemampuan tersebut.

Setelah pengajar pemula (asisten) dianggap menguasai materi dan sistem


penyampaian, tiba saatnya untuk berlatih menguasai keterampilan dasar mengajar,
yaitu keterampilan yang bersifat generik yang harus dikuasai oleh semua guru
atau dosen, terlepas dari tingkat kelas dan bidang studi yang diajarkannya.

99
Keterampilan dasar mengajar merupakan keterampilan yang kompleks pula, yang
pada dasamya merupakan pengintegrasian utuh dari berbagai keterampilan yang
jumlahnya sangat banyak. Di antara keterampilan yang sangat banyak tersebut,
menurut hasil penelitian (Tumey, 1973) terdapat 8 keterampilan dasar mengajar
yang dianggap sangat berperan dalam keberhasilan kegiatan beiajar mengajar.
Kedelapan keterampilan tersebut adalah keterampilan:

1. bertanya,
2. memberi penguatan,
3. mengadakan variasi,
4. menjelaskan,
5. membuka dan menutup pelajaran,
6. membimbing diskusi kelompok kecil,
7. mengelola kelas, serta
8. mengajar kelompok kecil dan individual.

Perlu ditekankan bahwa hanya untuk tujuan latihon, keterampilan yang kompleks
tersebut dapat dipilah-pilah menjadi 8 keterampilan dasar mengajar seperti
tersebut di atas, sehingga masing-masing dapat dilatihkan secara terpisah. Namun,
ketika dosen menggunakan/menerapkan keterampilan ini di dalam kelas, ia harus
mampu menampilkan secara utuh dan terintegrasi. Penguasaan terhadap setiap
keterampilan tidak berarti penguasaan dalam mengintegrasikannya secara utuh.
Dengan demikian, latihan mengintegrasikan keterampilan itu secara utuh perlu
dilakukan.
e. Cara Menguasai Keterampilan Dasar Mengajar
Untuk menguasai keterampilan dasar mengajar para dosen pemula perlu
mengikuti langkah-langkah berikut.

1. Memahami Hakikat, Prinsip, dan Komponen Keterampilan yang dapat


dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
a. membaca dan mendiskusikan setiap jenis keterampilan,
b. mengenal komponen-komponen keterampilan melalui: skrip mengajar yang
tersedia dan pengamatan episode mengajar, baik dalam situasi yang
sebenamya maupun dalam situasi buatan, dan dapat secara langsung,
ataupun melalui video.

2. Penerapan Keterampilan dalam Bentuk Pengajaran Mikro.


Latihan penguasaan keterampilan secara terpisah dilakukan dalam bentuk
Pengajaran Mikro. Pengajaran Miktu adalah pengajaran biasa yang ukurannya
diperkecil, sehingga memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut:

Tujuan pengajaran : terbatas (1-2 tujuan)


Tujuan latihan : penguasaan satu keterampilan

100
Materi pelajaran : terbatas (yang dapat disajikan dalam waktu (10 - 20 menit).
Jumlah siswa : 35 – 40 orang
Waktu : 30 – 60 menit

Pengajaran Mikro dapat dilakukan dalam bentuk sebenarnya, yaitu dengar


menggunakan mahasiswa sebenamya sebagai murid, dan dapat juga dilakukan
dalam bentuk simulasi, yaitu dengan menggunakan teman sendiri sebagai
mahasiswa (peer-teaching). Akhirnya perlu ditekankan, bahwa dalam latihan
penguasaan satu keterampilan dosen juga menggunakan keterampilan lain, hanya
tekanannya pada pendemonstrasian penguasaan satu keterampilan.

3. Penerapan Keterampilan dalam Praktek Mengajar.


Setelah melakukan latihan penguasaan keterampilan dalam bentuk Pengajaran
Mikro, pengajar pemula kini meningkatkan latihannya dengan beriatih
menerapkan keterampilan ini dalam Praktek Mengajar. Seyogyanya dalam hal ini
dosen pemula dibimbing oleh guru senior, sehingga setiap akhir latihan dapat
diadakan diskusi balikan. Pengajar pemula dapat juga dibantu oleh dosen pemula
lain ysng bertindak sebagai pengamat.
Dengan tahap-tahap latihan separti tersebut di atas, diharapkan para pengajar
pemula akan menguasai kedelapan keterampilan dasar mengajar sehingga dapat
diterapkan dalam melakukan tugasnya sehari-hari di depan kelas.

3.10. Keterampilan Bertanya


Keterampilan bertanya sangat perlu dikuasai oleh pengajar karena hampir
pada setiap kegiatan belajar-mengajar mereka rnengajukan pertanyaan, dan
kualitas pertanyaannya akan menentukan kualitas jawaban siswa. Dengan
pertanyaan pengajar dapat mengaktifkan siswa sehingga terlibat optimal dalam
pembelajaran, di samping dapat mengecek pemahaman mereka terhadap materi
yang sedang dibahas. Keterlibatan ini akan mampu meningkatkan motivasi siswa
untuk belajar karena ia merasa ikut berperan dalam pembelajaran. Perlu
ditekankan, bahwa dalam konteks ini, yang dimaksud dengan pertanyaan adalah
semua pemyataan pengajar (tidak terbatas pada kalimat tanya) yang meminta
respon dari siswa. Dengan demikian, kalimat perintah dan kalimat tanya, dalam
konteks ini, termasuk ke dalam jenis pertanyaan.

1. Keterampilan bertanya dapat dibagi menjadi dua kelompok sebagai


berikut :

101
a. Keterampilan bertanya dasar, terdiri dari komponen berikut

1) Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat, sehingga mudah dipahami


oleh mahasiswa.

2) Pemberian acuan, yaitu informasi yang diberikan sebelum rnengajukan


pertanyaan. Informasi ini diperlukan untuk menjawab pertanyaan.

3) Pemusatan perhatian. Kadang-kadang pengajar perlu memulai pertanyaan


dengan serapan yang luas, kemudian memusatkan perhatian siswa pada satu tugas
yang lebih sempit

4) Penyebaran pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan pengajar, hendaknya


ditujukan ke seluruh kelas, bukan kepada siswa tertentu. Setelah memberikan
waktu berpikir sejenak, barulah pengajar menunjuk secara acak siswa lain untuk
menanggapi jawaban temannya.

5) Pemindahan giliran. Satu pertanyaan yang kompleks dapat dijawab oleh


beberapa siswa, sehingga semua aktif memikirkan pertanyaan yang diberikan.
6) Pemberian waktu berpikir. Setelah rnengajukan pertanyaan, pengajar
hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir, sebelum
meminta jawaban.
7) Pemberian tuntunan. Jika pertanyaannya tidak dapat dijawab oleh siswa, maka
pengajar hendaknya memberi tuntunan. Tuntunan dapat diberikan dengan cara:
a) mengungkapkan pertanyaan dengan cara lain;
b) menyederhanakan pertanyaan; dan
c) mengulangi penjelasan (acuan) sebelumnya.

b. Keterampilan bertanya lanjut, terdiri dari komponen berikut:


1) Mengubah tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan, yaitu dari
tingkatan yang paling rendah (mengingat) ke tingkat yang lebih tinggi seperti
memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi.

2) Pengaturan urutan pertanyaan, yaitu mulai can pertanyaan yang paling


sederhana diikuti dengan yang agak kompleks, sampai kepada pertanyaan yang
paling kompleks.

3) Penggunaan pertanyaan pelacak dengan berbagai teknik seperti:


a) klarifikasi, yaitu meminta penjelasan lebih lanjut atas jawaban siswa,

102
b) meminta siswa memberi alasan atas jawabannya,
c) meminta kesepakatan pandangan dari siswa lain,
d) meminta ketepatan jawaban,
e) meminta jawaban yang lebih relevan,
f) meminta contoh,
g) meminta jawaban yang lebih kompleks.

4) Peningkatan terjadinya interaksi, dengan cara meminta siswa lain memberi


jawaban atas pertanyaan yang sama.

Dalam menerapkan keterampilan bertanya, maka pengajar harus menghindari


kebiasaan berikut: Mengulangi pertanyaan sendiri atau mengulangi jawaban
siswa.
Menjawab pertanyaan sendiri. Menunjuk dulu sebelum bertanya. Mengajukan
pertanyaan yang mengundang jawaban serempak. Mengajukan pertanyaan ganda.

Jika seluruh keterampilan di atas dikuasai, maka ia akan mampu bertanya secara
efektif, sehingga dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran,
yang sekaligus berarti maningkatkan keefektifan pembelajaran.

2. Keterampilan Memberi Penguatan


Penguatan adalah respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat
meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Seorang
pengajar perlu menguasai keterampilan memberi kan penguatan karena
penguatan merupakan dorongan bagi siswa untuk meningkatkan penampilannya,
serta dapat meningkatkan perhatian.

Penguatan dapat diberikan dalam bentuk:


a. Verbal, yaitu berupa kata-kata/kalimat pujian. seperti bagus, tepat sekali, atau
"saya puas akan pekerjaanmu".

b. Nonverbal, yaitu berupa:


1) gerak mendekati,
2) mimik dan gerakan badan,
3) sentuhan,
4) kegiatan yang menyenangkan, serta
5) token (simbol atau benda kecil lain).

Dalam memberikan penguatan, pengajar perlu memperhatikan hal-hal berikut.


a. Penguatan harus diberikan dengan hangat dan antusias sehingga peserta dapat
merasakan kehangatan tersebut.
b. Penguatan yang diberikan harus bermakna, yaitu sesuai dengan perilaku yang

103
diberi penguatan.
c. Hindarkan respon negatif terhadap jawaban peserta.
d. Peserta yang diberikan penguatan harus jelas (sebutkan namanya, atau tujukan
pandangan kepadanya).
e. Penguatan dapat juga diberikan kepada kelompok peserta tertentu.
f. Agar menjadi lebih efektif, penguatan harus diberikan segera setelah perilaku
yang baik ditunjukkan.
g. Jenis penguatan yang diberikan hendaknya bervariasi.

Keterampilan Mengadakan Variasi


Kehidupan akan menjadi lebih menarik jika dijalani dengan penuh variasi. Variasi
dalam kegiatan belajar-mengajar adalah perubahan dalam proses kegiatan yang
bertujuan untuk meningkatkan motivasi para siswa, serta mengurangi kejenuhan
dan kebosanan.

Variasi dalam kegiatan belajar-mengajar dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian.


a. Variasi dalam gaya mengajar, yang dapat dilakukan dengan berbagai cara
seperti:
1) variasi suara: rendah, tinggi, besar, kecil,
2) memusatkan perhatan,
3) membuat kesenyapan sejenak,
4) mengadakan kontak pandang,
5) variasi gerakan badan dan mimik, dan
6) mengubah posisi, misalnya dari depan kelas ke tengah atau ke belakang kelas.

b. Variasi dalam penggunaan media dan bahan pelajaran, yang meliputi:


1) variasi alat dan bahan yang dapat dilihat,
2) variasi alat dan bahan yang dapat didengar, serta
3) variasi alat dan bahan yang dapat diraba dan dimanipulasi.

c. Variasi dalam Pola Interaksi dan Kegiatan


Pola interaksi dapat berbentuk: klasikal, kelompok, dan perorangan sesuai dengan
keperluan, sedangkan variasi kegiatan dapat berupa mendengarkan informasi,
menelaah materi, diskusi, latihan. atau demonstrasi.

Variasi yang dilakukan pengajar hendaknya sesuai dengan kondisi kelas, lancar,
dan logis, sehingga tidak mengganggu alur pembelajaran yang sedang
berlangsung. Tegasnya, setiap variasi harus mempunyai tujuan/sasaran yang jelas,
dan bukan dilakukan hanya untuk tujuan variasi.

3. 11. Keterampilan Menjelaskan

104
a. Pengertian dan Tujuan
Dalam kaitan dengan kegiatan belajar-mengajar, atau pelatihan, menjelaskan
berarti mengorganisasikan materi pelajaran dalam tata urutan yang terencana
secara sistematis, sehingga dengan mudah dapat dipahami oleh mahasiswa. Dan
definisi ini dapat dipahami bahwa keterampilan menjelaskan mutlak perlu dimiliki
oleh para pengajar. Kegiatan menjelaskan bertujuan untuk:

1. membimbing siswa memahami berbagai konsep, hukum, prinsip, atau prosedur,


2. membimbing siswa menjawab pertanyaan secara bernalar,
3. melibatkan mahasiswa untuk berfikir,
4. mendapatkan balikan mengenai pemahaman siswa, serta
5. menolong siswa menghayati berbagai proses penalaran.

b. Komponen Keterampilan
Keterampilan menjelaskan terdiri dan berbagai komponen sebagai berikut.

c. Komponen merencanakan penjelasan, mencakup:


1) isi pesan (pokok-pokok materi) yang dipilih dan disusun secara sistematis
disertai dengan contoh-contoh, dan

2) hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik penerima pesan


Ketika merencanakan isi pesan (pokok-pokok materi), karakteristik siswa haruslah
dipertimbangkan, sehingga materi mudah dicerna. Misalnya, penggunaan
istilah/bahasa dan tingkat kesukaran materi haruslah disesuaikan dengan
karakteristik siswa.

d. Komponen menyajikan penjelasan, yang mencakup hal-hal berikut:


1) Kejelasan, yang dapat dicapai dengan berbagai cara seperti:
-) bahasa yang jelas,
-) berbicara yang lancar,
-) mendefinisikan istilah-istilah teknis, dan
-) berhenti sejenak untuk melihat respon siswa terhadap penjelasan pengajar .

2) Penggunaan contoh dan ilustrasi, yang dapat mengikuti pola induktif atau pola
deduktif.

3) Pemberian tekanan pada bagian-bagian yang penting dengan cara: penekanan


suara, membuat ikhtisar, atau mengemukakan tajuan.

105
4) Balikan tentang penjelasan yang disajikan dengan melihat mimik siswa atau
mengajukan pertanyaan.

e. Prinsip Penggunaan
Dalam menerapkan keterampilan menjelaskan, perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut.
1) Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, ataupun akhir pelajaran sesuai
dengan keperluan.
2) Penjelasan harus relevan dengan tujuan.
3) Materi yang dijelaskan harus bermakna.
4) Penjelasan yang diberikan sesuai dengin kanompuan dan latar belakang siswa.
3.12. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

a. Pengertian dan Tujuan


Membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan
suasana siap mental dan penuh perhatian pada diri siswa. Sedangkan menutup
pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru/dosen untuk mengakhiri kegiatan
inti pelajaran. Tujuan kegiatan membuka dan menutup pelajaran adalah:
1. membangkitkan motivasi dan perhatian,
2. membuat siswa memahami batas tugasnya,
3. membantu siswa memahami hubungan berbagai materi yang disajikan, dan
4. membantu siswa menoetihui tingkat keberhasilannya.

b. Komponen Keterampilan
Komponen-komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran adalah
sebagai berikut :

Membuka pelajaran, mencakup hal-hal berikut


a) Menarik perhatian mahasiswa dengan berbagai cara, seperti menyampaikan
satu kejadian yang menarik.

b) Menimbulkan motivasi dengan:


1) kehangatar dan keantusiasan,
2) menimbulkan rasa ingin tahu,
3) mengemukakan ide yang bertentangan, dan
4) memperhatikan minat mahasiswa.

c) Memberikan acuan dengan cara:


1) mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas,
2) menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan,
3) mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas, dan
4) mengajukan pertanyaan.

106
d) Membuat kaitan, dengan cara:
1) mengajukan pertanyaan appersepsi, atau
2) mengkaji ulang pelajaran yang lalu.

Menutup pelajaran, mencakup hal-hal berikut:


a) Meninjau kembali, dengan cara merangkum atau membuat ringkasan,

b) Mengadakan evaluasi penguasaan siswa, dengan meminta mereka:


1) mendemonstrasikan keterampilan,
2) menerapkan ide baru pada situasi lain,
3) mengekspresikan pendapat sendiri, dan
4) memberikan soal-soal tertulis.

c) Memberikan tindak lanjut, yang dapat berupa pekerjaan rumah, merancang


sesuatu, atau berkunjung ke suatu tempat.

Keterampilan membuka pelajaran akan merupakan awal keberhasilan seorang


guru karena kiat membuka pelajaran sangat menentukan termotivasi tidaknya
siswa dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan ketarampilan menutup pelajaran
menentukan.tingkat kemantapan pembelajaran yang dilaksanakan. Tidak semua
keterampilan yang disebutkan di atas harus ditampilkan pada setiap membuka dan
menutup pelajaran. Pengajar dapat memilih cara/keterampilan yang paling sesuai
dengan tujuan, materi, siswa, serta kondisi kelas.

Perlu ditekankan bahwa kegiatan membuka dan menutup pelajaran tidak saja
dilakukan pada awal dan akhir kegiatan, tetapi juga pada awal dan akhir kegiatan,
tetapi juga pada awal dan akhir setiap penggal kegiatan, dengan catatan bahwa:
kegiatan ini harus bermakna dan berkesinambungan.

3.13. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

a. Pengertian dan Tujuan


Diskusi kelornpok kecil merupakan salah satu bentuk kegiatan belajar-
mengajar yang penggunaannya cukup sering diperlukan. Ciri-ciri diskusi
kelompok kecil adalah:
1) melibatkan 3-9 orang peserta,
2) berlangsung dalam interaksi tatap muka yang informal, artinya setiap anggota
dapat berkomunikasi langsung dengan anggota lainnya,
3) mempunyai tujuan yang dicapai dengan kerja sama antara anggota lainnya,
4) berlangsung menurut proses yang sistematis.

Diskusi kelompok kecil memungkinkan siswa:

107
1) berbagi informasi dan pengalaman dalam memecahkan masalah,
2) meningkatkan pemahaman atas masalah penting,
3) meningkatkan keterlibatan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan,
4) mengembangkan kemampuan berfikir dan berkomunikasi, serta
5) membina kerja sama yang sehat kelompok yang kohesif, dan bertanggung
jawab.

b. Komponen Keterampilan
Komponen keterampilan yang perlu dimiliki oleh pemimpin diskusi
kelompok kecil adalah sebagai berikut.
1) Memusatkan perhatian, yang dapat dilakukan dengan cara:
a) merumuskan tujuan diskusi secara jelas,
b) merumuskan kembali masalah, jika terjadi penyimpangan,
c) menandai hal-hal yang tidak relevan jika terjadi penyimpangan, serta
d) merangkum hasil pembicaraan pada saat-saat tertentu.

2) Memperjelas masalah atau urunan pendapat, dengan cara:


a) menguraikan kembali atau merangkum urunan pendapat peserta,
b) mengajukan pertanyaan pada anggota kelompok tentang pendapat anggota lain,
atau
c) menguraikan gagasan anggota kelompok dengan tambahan informasi.
3) Menganalisis pandangan siswa, dengan cara:
a) meneliti apakah alasan yang dikemukakan punya dasar yang kuat. dan
b) memperjelas hal-hal yang disepakati dan yang tidak disepakati.

4) Meningkatkan urunan siswa, dengan cara:


a) mengajukan pertanyaan kunci yang menantang mereka untuk berpikir,
b) memberi contoh pada saat yang tepat,
c) menghangatkan suasana dengan mengajukan pertanyaan yang mengundang
perbedaan pendapat,
d) memberikan waktu untuk berpikir, dan
e) mendengarkan dengan penuh perhatian.
5) Menyebarkan kesempatan berpartisipasi, dengan cara:
a) memancing pendapat peserta yang enggan berpartisipasi,
b) memberikan kesempatan pertama pada peserta yang enggan berpartisipasi,
c) mencegah secara bijaksana peserta yang suka memonopoli pembicaraan,
d) mendorong siswa untuk mengomentari pendapat temannya, serta
e) meminta pendapat siswa jika terjadi jalan buntu.

6) Menutup diskusi yang dapat dilakukan dengan cara:


a) merangkum hasil diskusi,
b) memberikan gambaran tindak lanjut, atau
c) mengajak para siswa menilai proses diskusi yang telah berlangsung.

108
Dalam pelaksanaan diskusi, perlu diperhatikan hal-hal berikut.
1) Diskusi hendaknya bedangsung dalam iklim terbuka,
2) Diskusi yang efektif selalu didahului oleh perencanaan yang matang, yang
mencakup:
a) topik yang sesuai,
b) persiapan/pemberian informasi pendahuluan,
c) menyiapkan diri sebagui pemimpin diskusi,
d) pembentukan kelompok diskusi, serta
e) pengaturan tempat duduk yang memungkinkan semua anggota kelompok
bertatap muka.

3.14. Keterampilan Mengelola Kelas


a. Pengertian dan Tujuan
Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan dalam menciptakan dan
mempertahankan kondisi kelas yang optimal guna terjadinya proses belajar-
mengajar yang serasi dan efektif. Pengajar perlu menguasai keterampilan ini agar
dapat:
1) mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu maupun klasikal
dalam berperilaku yang sesuai dengan tata tertib serta aktivitas yang sedang
berlangsung,
2) menyadari kebutuhan siswa, serta
3) memberikan respon yang efektif terhadap perilaku siswa.
b. Komponen Keterampilan
1) Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi
belajar yang optimal. Penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang
optimal dapat dilakukan dengan cara berikut.
2) a) Menunjukkan sikap tanggap dengan cara: memandang secara seksama,
mendekati, memberikan pemyataan atau memberi reaksi terhadap gangguan
dalam kelas.
b) Membagi perhatian secara visual dan verbal.
c) Memusatkan perhatian kelompok dengan cara menyiapkan siswa dan
menuntut tanggung jawab siswa.
d) Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas
e) Menegur secara bijaksana, yaitu secara jelas dan tegas, bukan berupa
peringatar atau ocehan, serta membuat aturan.
f) Memberikan penguatan bila perlu.

109
3) Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang
optimal.
Keterampilan ini berkaitan dengan respon dosen terhadap respon negatif siswa
yang berkelanjutan. Untuk mengatasi hal ini pengajar dapat menggunakan 3 jenis
strategi yaitu: modifikasi tingkah laku, pengelolaan (proses) kelompok, serta
menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah.
a) Modifikasi Tingkah Laku
Dalam strategi ini terdapat 3 hal komponen yang harus dikuasai yaitu:
1) mengajarkan tingkah laku baru yang diinginkan dengan cara memberi contoh
dan bimbingan,
2) meningkatkan munculnya tingkah laku siswa yang baik dengan memberikan
penguatan, dan
3) mengurangi munculnya tingkah laku yang kurang baik dengan memberi
hukuman.
Ketiga hal ini harus dilakukan dengan catatan bahwa:
(1) pelaksanaan dilakukan segera setelah perilaku terjadi, serta
(2) hukuman harus diberikan secara pribadi dan tersendiri, hanya bila diperlukan.

b) Pengelolaan/Proses Kelompok
Dalam strategi ini, kelompok dimanfaatkan dalam memecahkan masalah-masalah
pengeloiaan kelas yang muncul, terutama melalui diskusi. Dua hal yang perlu
dilakukan adalah:

1) memperlancar tugas-tugas dengan cara mengusahakan terjadinya kerjasama


dan memantapkan standar serta prosedur kerja; serta

2) memelihara kegiatan kelompok, dengan cara memehiidra dan memulihkan


semangat, menangani konflik yang timbul, serta memperkecil masalah yang
timbul.

c) Menemukan dan mengatasi tingkah laku yang menimbulkan masalah. Dalam


strategi ini perlu ditekankan bahwa setiap tingkah laku yang keliru merupakan
gejala dari suatu sebab. Untuk mengatasinya, ada berbagai teknik yang dapat
diterapkan sesuai dengan hakikat terscbut, yaitu sebagai berikut-

1) pengabaian yang direncanakan,


2) campur tangan dengan isyarat,
3) mengawasi dari dekat,
4) mengakui perasaan negatif siswa,
5) mendorong kesadaran siswa untuk mengungkapkan perasaannya,
6) menjauhkan benda-benda yang bersifat mengganggu,

110
7) menyusun kembali program belajar,
8) menghilangkan ketegangan dengan humor,
9) menghilangkan penyebab gangguan
10) pengekangan secara fisik, dan
11) pengasingan.

c. Prinsip Penggunaan
Dalam menerapkan keterampilan mengelola kelas, perlu dingat 6 prinsip berikut.
1) Kehangatan dan keantusiasan daiam mengajar, yang dapat menciptakan iklim
kelas yang menyenangkan.
2) Menggunakan kata-kata atau tindakan yang dapat menantang siswa untuk
berpikir.
3) Menggunakan berbagai variasi yang dapat menghilangkan kebosanan.
4) Keluwesan dosen dalam pelaksanaan tugas.
5) Penekanan pada hal-hal yang barsifat positif.
6) Penanaman disiplin din sendiri.

Selanjutnya, dalam mengelola kelas, hendaknya menghindari hal-hal berikut.


1) Campur tangan yang berlebihan.
2) Kesenyapan/penghentian suatu pembicaraan/kegiatan karena ketidaksiapan
dosen.
3) Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri pelajaran.
4) Penyimpangan, terutama yang berkaitan dengan disiplin diri.
5) Bertele-tele.
6) Pengulangan penjelasan yanq tidek diperlukan.

Keterampiian Mengajar Kelompok Kecil dan Individual


a. Pengertian dan Tujuan
Mengajar kelompok kecil dan individual, terjadi dalam konteks pengajaran
klasikal. Di dalam kelas, seorang dosen mungkin menghadapi banyak kelompok
kecil serta banyak siswa yang masing-masing diberi kesempatan belajar secara
kelompok atau secara individual.

Penguasaan keterampilan mengajar kelompok kecil dan individual


memungkinkan pengajar mengelola kegiatan jenis ini secara efektif dan efisien
serta memainkan perannya sebagai:
1) organisator kegiatan belajar-mengajar,
2) sumber informasi bagi siswanya,
3) pendorong bagi siswa untuk belajar,
4) penyedia materi dan kesempatan belajar bagi siswa,
5) pendiagnosa dan pemberi bantuan kepada siswa sesuai dengan kebutuhannya,
6) peserta kegiatan yang punya hak dan kewajiban seperii peserta lainnya.
b. Komponen Keterampilan

111
Pengajaran kelompok kecil dan individual masing-masing memerlukan
keterampilan yang berkaitan dengan penanganan siswa dan penangan an tugas.
Ada 4 kelompok keterampilan yang perlu dikuasai oleh pengajar dalam kaitan ini,
yaitu sebagai berikut.

1) Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi yang dapat ditunjukkan


dengan cara:
a) kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa,
b) mendengarkan secara simpatik gagasan yang dikemukakan siswa,
c) memberikan respon positif terhadap gagasan siswa,
d) membangun hubungan saling mempercayai,
e) menunjukkan kesiapan untuk membantu siswa,tanpa kecenderungan
mendominasi,
f) menerima perasaan mahasiswa dengan penuh pengertian dan keterbukaan, serta
g) mengendalikan situasi agar siswa merasa aman.

2) Keterampilan mengorganisasikan, yang ditampilkan dengan cara:


a) memberi orientasi umum,
b) memvariasikan kegictan,
c) membentuk kelompok yang tepat,
d) mengkoordinasikan kegiatan,
e) membagi-bagi perhatian dalam berbagai tugas, serta
f) mengakhiri kegiatan dengan kulminasi berupa laporan atau kesepakatan.

3) Keterampilan membimbing dan memudahkan beiajar, yang dapat ditampilkan


dalam bentuk
a) memberi penguatan yang sesuai,
b) mengembangkan supervise proses awal yang mencakup sikap tanggap terhadap
keadaan mahasiswa pada awal kegiatan,
c) mengadakan supervisi proses lanjut, yang berupa bantuan yang diberikan secara
selektif, berupa:
(1) Pelajaran tambahan, bila perlu,
(2) Melibatkan diri sebagai peserta diskusi,
(3) memimpin diskusi, jika perlu, dan
(4) bertindak sebagai katalisator,

d) mengadakan supervisi pemaduan, dengan cara mendekati setiap kelompok/


perorangan agar mereka siap untuk mengikuti kegiatan akhir.
4) Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar,
yang meliputi hal-hal berikut
a) Menetapkan tujuan pelajaran.
b) Merencanakan kegiatan belajar.
c) Berperan sebagai penasehat
d) Membantu siswa menilai kemajuan sendiri.

112
c. Prinsip Penggunaan
1) Variasi pengorganisasian kelas besar, kelompok, individual disesuaikan
dengan tujuan yang hendak dicapai, kemampuan siswa, ketersediaan
fasilitss, waktu, serta kemampuan dosen.
2) Tidak semua topik dapat dipelajari secara efektif dalam kelompok kecil dan
individual. Informasi umum sebaiknya disampaikan secara klasikal.
3) Pengajaran kelompok kecil yang efektif selalu diakhiri dengan suatu
kulminasi berupa rangkuman, pemantapan, kesepakatan, laporan, dan
sebagainya.
4) Perlu mengenal siswa secara individual agar dapat mengatur kondisi belajar
dengan tepat.
5) Dalam kegiatan belajar individual, siswa dapat bekerja secara bebas dengan
bahan yang disiapkan.

113
BAB VI.
IMPLEMENTASI KOMUNIKASI DALAM KEGIATAN PENYULUHAN

6.1. Persiapan Diri Penyuluh Pertanian


Telah disebutkan di muka bahwa penyuluh pertanian itu lebih bebas
memilih dan menggunakan metoda, bahan, alat serta waktu kegiatan-kegiatanya
dari pada seorang guru pendidikan formil. Tetapi meskipun demikian tidaklah
berarti, bahwa ia oleh kerja semaunya sendiri tanpa menghiraukan ketentuan-
ketentuan yang berlaku bagi pengorganisasian suatu pekerjaan.

Kita telah maklum, bahwa pada umumnya tujuan itu dicapai dengan melakukan
pelbagai kegiatan, jarang sekali hanya dengan satu tindakan saja. Sifat dan
intensitas kegiatan-kegiatan berbeda satu sama lain, tetapi dengan
pengorganisasian yang baik pada akhirnya dapat memberikan hasil yang
diingankan.

Organisasi kegiatan-kegiatan itu berdasar urutannya dapat kita susun seperti


berikut :

a. Pengenalan keadaan, gambaran ( = image ) atau situasi.


b. Perencanaan.
c. Pelaksanaan.
d. Penilaian, dan selanjutnya mulai lagi dengan pengenalan keadaan yang baru (
hasil akhir dari kegiatan-kegiatan tadi ).

Untuk pekerjaan penyuluhan pertanian pengorganisasian kegiatan-kegiatan


tersebut diatas berlaku juga. Dalam garis besarnya dapat diterangkan seperti
berikut:

a. Dengan pengenalan keadaan, gambaran (= image) atau situate dalam


penyuluhan pertanian dimaksudkan, bahwa sebelum melaksanakan kegiatan
penyuluhannya, si penyuluh harus lebih dahulu :
- Mempersiapkan dirinya sendiri untuk jadi penghubung/komunikator atau
penyuluh pertanian yang baik; dan
- Mengenal daerah kerjanya termasuk perihal masyarakat manusia
(sasaran), kebudayaan, kekayaan alam dan masalah-masalahnya dalam
lingkup pertanian.
b. Perencanaan dalam penyuluhan pertanian berarti penyususnan jalannya
kegiatan-kegiatanuntuk menghasilkan sesuatu, guna memenuhi kebutuhan-
kebutuhan yang nyata ( sandang, pangan, papan, bahan mentah, devisa, dst ).
c. Pelaksanaan adalah tindakan-tindakan nyata untuk melakukan apa-apa yang
telah dicantumkan dalam rencana tadi.

114
d. Penilaian adalah suatu proses feedback, dimana hasil yang telah diperoleh
selama pelaksanaan diperbandingkan dengan rencana dan leadaan semula.
Jadi secara jelasnya urutan dari kegiatan-kegiatan itu adalah menurut model
seperti berikut :

30. Persiapan diri penyuluh pertanian. Pernah almarhum prof.Ir. teko


soemodiwirjo, guru besar kepada institute pertanian bogor mengatakan
berhasilnya usaha penyuluhan bukan saja tergantung pada kecakapan teknik dari
pegawai penyuluhan melainkan pula dari pada caranya bergaul dengan rakyat
serta menginsyafkannya bahwa cara yang di sarankan itu menguntungkan. Oleh
karena itu seorang pegawai penyuluhan selain daripada mengetahui hal pertanian,
pula harus mengenal baik orang tani nya.

Maka untuk dapat jadi seorang penyuluh pertanian yang baik haruslah
diperhatikan syarat-syarat di bawah ini:

a. Dapat mengadakan hubungan/komunikasi yang lancar dengan sasaran dan


diterima sebagai teman sekerja/partner oleh mereka karena mempunyai
sifat-sifat seperti:
- Sederhana dalam bahasa, Tingkah laku dan pakaian
- Rendah diri terhadap semua orang
- Sabar dan ulet, tidak cepat putus asa menghadapi segala kesukaran
dan kegagalan
- Jujur dan terus terang tetapi penuh rasa tenggang-menenggang /
toleransi serta
- Cinta pekerjaan dan rajin, tak kenal lelah
Selain mempunyai budi pekerti yang luhur, itu seorang penyuluh pertanian
akan memperllihatkan sikap terhadap sasaran dan pekerjaannya seperti
berikut:
- Merasa sebagai sahabat dan bukan sebagai pemimpin
- Penuh perhatian bagi sasaran dan masalah-masalahnya
- Menghargai pendapat orang lain
- Penuh pengabdian dan pengorbanan
- Selalu mawas diri dan minta maaf untuk kelalaian dan
kekhilafannya,serta
- Sopan santun dan ramah tamah
Kepandaian bergaul sedikit banyak dapat dimiliki dengan latihan-latihan
dan belajar dari pengalaman. Beberapa hal yang dapat dipakai sebagai
pedoman untuk menimbulkan rasa tertarik dan rasa percaya terhadap pihak
sasaran adalah umpamanya:
- Tidak memperlihatkan sikap lebih pandai (superioritas kompleks)
- Memberikan penghargaan dan pujan kepada yang patut di puji

115
- Menaruh persaan simpati kepada sasaran, keluarga dan pekerjaannya,
serta selalu siap menolong dan membantu mereka

b. Para penyuluh pertanian harus menguasai ilmu dan teknik pertanian


(produksi,pengolahan dan ekonominya) yang lebih maju sehingga tahu
apa yang disuluhkannnya itu. Dengan demikian akan menarik dan
menimbulkan rasa percaya pada pihak sasaran. Ilmu-ilmu pertanian
diperolehnya di sekolah dan di kursus-kursus penjejangan. Ketrampilan
dan kecajapan bertani dapat diperoleh dalam latihan praktek. Setiap
penyuluh harus berusaha untuk selalu mutakhir (up to date) yaitu tidak
ketinggalan jaman. Berbagai cara dapat ditempuh dengan seperti
membaca kepustakaan yang baru, mengikuti latihan-latihan, workshop
atau seminar-seminar, berdiskusi dengan teman-teman sejawat Dst.
c. Para penyuluh harus pula menguasai ilmu dan teknik berkomunikasi,
sehingga dapat memilih dan mempergunakan cara dan alat-alat yang tepat
pada waktunya. Meskipun akhir-akhir ini terlihat kecenderungan untuk
banyak menggunakan cara dan alat-alat masal yang modern, tetapi cara-
cara komunikasi muka ke muka atau langsung itu jangan diabaikan.
d. Harus megenal sasaran dan daerah kerja sehinggamengetahui masalah-
masalahnya dan dapat memberikan motivasi bagi kegiatan-kegiatan
perubahan yang dirasakan perlu oleh sasaran.
e. Para penyuluh pertanian juga harus menyadari beberapa azas penyuluhan
untuk dijadikan pegangan bertindak selanjutnya, yaitu :
- Penyuluhan pertanian itu adalah pekerjaan yang ‘’ sepi ing pamrih,
rame ing gawe”, yang berarti kita harus kerja keras tanpa tujuan untuk
keuntungan diri sendiri
- Pekerjaan yang teratur dan berencana dengan pengerahan segala
dayadan dana yang ada, akan memberikan lebih banyak hasil dari
pada bekerjamati-matian sebagai "single and lonely fighter"
atau"pejuang tunggal yang kesepian"
- Sasaran penyuluhan pertanian adalah orang-orang dengansegala
keinginan, kebutuhan, kelebihan dan kekurangannya. Dan penyuluh
itu adalah temannyayang menunjukkan jalan bagaimana mereka
dapatmemperbaiki usaha dan taraf hidupnya
- Perubahan yang kekal biasanya hasil pembinaansecara berangsur-
angsur, tetapi bila ternyata jelasmanfaatnya maka akan menjalar
secara cepat danmeluas
- Evaluasi yang obyektif adalah alat yang tajam,sering melukai
perasaan kita sendiri, tetapi sangatdiperlukan bagi berhasilnya suatu
usaha.
f. Dalam pekerjaannya penyuluh pertanian itu mempunyaikawan-kawan,
yaitu kawan sejawat dan para petani. Terhadap mereka baik secara

116
perorangan maupun secarakelompokan, para penyuluh dapat
menjalankanperanan-peranan seperti berikut :
- pengambil prakarsa, yaitu yang menyarankangagasan-gagasan baru
dan mempunyai kecakapan untukmenjelaskan masalah-masalah yang
sedang dihadapisasaran;
- penunjuk jalan, yaitu yang memberikan arah ke mana atau apa yang
hams dikerjakan;
- pendorong, yaitu yang memberikan dorongan danrangsangan
(motivasi dan insentif) bagi merekayang berusaha;
- pendamai, yaitu yang membawa persesuaian diantara orang-orang
yang berselisih faham:
- pengumpul fakta, yaitu yang mencari selalu lebihbanyak fakta,
keterangan, pengetahuan, keinginan, masalah dan seterusnya;
- pemberi fakta, yaitu yang memberi sebanyakmungkin fakta,
keterangan, pengetahuan, pengalaman, petunjuk dan seterusnya. yang
sudah diolah sesuaidengan keperluannya;
- penilai, yaitu yang membuat penilaian dari usaha yang dilakukan dan
memberikan pujian dan celaanbagi yang bersangkutan.

6.2. Kegiatan Perencanaan


Setelah diperoleh keterangan-keterangan mengenai daerah kerja, maka akan
nampaklah pelbagai masalah yang sedang dihadapi oleh para petani. Dengan
pengetahuan, yang didapat dari sekolah, kursus dan kepustakaan; dengan
pengalaman, yang dialami sendiri atau didengar dari teman-teman sejawat; serta
dengan pemikiran-pemikiran yang matang secara sendirian maupun bersama-sama
dengan kawan-kawan, maka akan diperolehlah gambaran kegiatan-kegiatan yang
harus dilakukan untuk memecahkan masalah-masalah tersebut tadi. Penentuan
jalan dan macam-macam kegiatan-kegiatan yang harus dilkaukan untuk mencapai
tujuan itu, kita sebut perencanaan. Semua orang yang sehat fikirannya tentu
mempunyai rencana tentang sesuatu hal yang ingin dilakukannya. Hanya ada
yang menyatakan rencananya secara terbuka, dan ada yang menyimpan dalam
otaknya sendiri sehingga tidak tampak kepada orang lain.
Rencana adalah jalan dan macam kegiatan-kegiatan yang telah ditentukan atau
diproyeksikan lebih dahulu untuk menimbulkan atau untuk mencapai suatu
keadaaan tertentu yang diinginkan.
Lebih jelas lagi dapat dikatakan, bahwa suatu rencana itu suatu kumpulan
ketentuan-ketentuan mengenai :
- apa yang harus dilakukan
- di mana dilakukannya
- kapan me;akukannya

117
- oleh siapa dilakukannya
- bagaimana melakukannya
Ada rencana untuk kegiatan-kegiatan perorangan dan untuk kegiatan-kegiatan
kelompok, ada yang sederhana dan ada yang lebih rumit.
Agar rencana itu dirasakan penting bagi suatu masyarakat, maka harus dipunyai
oleh mereka yang bersangkutan. Dan hal itu harus ada arus komunikasi, instruksi
dan motivasi yang baik sekali.
Rencan-renaacan, terutama yang milik masyarakat, dapat dibagi dalam :
a. Rencana yang menguraikan bentuknya hasil akhir, tujuan (objective) atau
produk yang harus dicapai, dan ini disebut rencana hasil atau rencana
tujuan. Rencana yang demikian dikontraskan dengan rencana-rencana yang
menguraikan urutan-urutan kegiatan yang harus dilakukan agar mencapai
tujuan tadi, yang biasa disebut rencana produksi atau rencana kegiatan.
b. Rencana yang akan dipakai terus-menerus bagi keadaan-keadaan yang sama
dan disebut renacana tetap atau rencana terusan; sebaliknya ada rencana
sekali pakai, yaitu rencana yang dapat dipakai hanya untuk satu kesempatan
saja.
c. Rencana jangka panjang untuk waktu beberapa tahun ; dan biasanya dibagi
dalam rencan-rencana jangka pendek untuk tiap tahunnya.
Dalam hal perencanaan ini harus jelas diketahui adanya dua golongan, yang
masing-masing mempunyai perencanaan sendiri, tetapi yang pada akhirnya aka
nada pertautannya. Yaitu fihak masyarakat tani dan fihak penyuluhan pertanian.
Masyarakat tani itu harus mempunyai perencanaan sendiri mengenai apa dan
caranya mencapai yang diinginkannya. Dalam pembikinan rencanya masyarakat
tani itu dapat dibantu oleh pelbagai fihak, seperti instansi-instansi pemerintahan
yang bersangkutan, tokoh-tokoh masyarakat setempat dan penasihat-[enasihat ahli
(dari dalam maupun luar masyarakat). Dalam proses perencanaan ini dibuat 3 hal,
yaitu suatu program, rencana kerja (kegiatan) dan kalender kerja.
Berdasarkan program, rencana kerja dan kalender kerja kepunyaan
masyarakat tani tadi, maka penyuluhan pertanian ybs, membuat program, rencana
kerja dan kalender kerja penyuluhan pertanian.
Proses perencanaan yang demikian adalah yang diinginkan, sehingga ada
sinchronisasi (pertautan) antara fihak yang berkepentingan (masyarakat tani)
dan yang berwenang mengatur (pemerintah dengan aparatnya). Tetapi dalam
prakteknya seringkali masyarakat itu tidak menampakkan mempunyai
program maupun rencana serta kalender kerjanya ,sehingga tidak jarang
instansi-instansi pemerintah itu membuat program, rencana kerja dan
kalender kerjanya menurut perkiraan-perkiraan apa yang dibutuhkan oleh
masyarakat itu. Ada kalanya cocok, tetapi ada kalanya juga tidak cocok.

118
Walaupun cocok tentu sedikit-banyaknya masyarakat itu tidak merasa ikut
serta dalam perencanaan, sehingga menganggap bukan rencana mereka
sendiri, tetapi kepunyaan pemerintah saja.
Maka dalam hal masyarakat itu belum sanggup membuat rencanyan sendiri,
seyogyanya instansi pemerintah yang akan membuat rencananya mengenai
kebutuhan-kebutuhan masyarakat tadi, supaya mengikut-sertakan wakil-wakil
mereka. Dengan demikian akan dapat di-sinchroon-kan kewajiban-kewajiban
dan keinginan-keinginan dari dua belah fihak.
Jadi dalam perencanaan itu ada yang :
- pre-determined, yaitu ditentukan lebih dahulu oleh yang berwenang
dan sasaran tinggal terima jadi saja;
- self- determined, yaitu sasaran menentukan sendiri rencana-rencanya
menurut apa yang dirasakan dan dibutuhkannya;
- joint, yaitu dilakukan bersama-sama untuk menghilangkan keburukan-
keburukan dan memanfaatkan kebaikan-kebaikan kefua cara perencanaan
terdahulu itu.
Cara yang terakhir ini sekarang sering dilakukan oleh Dinas-dina Prtanian
Rakyat, yaitu dengan mengikutsertakan anggota-anggota Badan Musyawarah
Kontak Tani (BAMUKTI) yang bersangkutan, dalam pelbagai fase kegiatn-
kegiatannya.
Keterangan-keterangan lebih lanjut mengenai program, rencana kerja dan
kalender kerja seperti berikut :

a. Program adalah suatu pernyataan yang dikeluarkan untuk menimbulkan


pengertian dan perhatian mengenai suatu kegiatan. Dan dalam pernyataan
itu akan terdapat :
- situasi di mana orang-orang itu berada;
- masalah-masalah yang merupakan suatu bagian dari situasi itu;
- ujuan-tujuan yang ingin dicapai bersangkutan dengan masalah-
masalah tadi;
- rekomendasi cara-cara pencapaian tujuan-tujuan tadi ; secara jangka
panjang (beberapa tahun) maupun secara jangka pendek (satu tahun
atau kurang).
Jadi dalam suatu program itu tidak saja diuraikan tentang apanya, tetapi
juga mengenai kenapanya yang akan dilakukan itu.
b. Rencana kerja adalah suatu acara kegiatan-kegiatan yang disusun
sedemikian rupa sehingga memungkinkan pelaksanaan program secara
efisien. Jadi menyangkut soal-soal bagaimana, kapan, di mana, dan oleh
siapa pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan, yang ditetapkan dalam program itu.

119
Kadang-kadang untuk mencapai suatu tujuan itu dibuat suatu proyek, yaitu
suatu acara dari pada prosedur-prosedur dan yang bersangkutan dengan
suatu tahap dari pekerjaan tertentu.
c. Kalender kerja adalah suatu rencana kerja yang disusun menurut urutan
waktunya kegiatan. Dapat dibuat untuk satu tahun dalam garis besarnya dan
untuk satu triwulan atau satu bulan dalam detailnya.

Sementara itu ada orang-orang yang menghendaki agar suatu program itu juga
memuat rencana kerja. Dalam hal ini, maka keberatannya adalah bahwa untuk
orang-orang luaran yang diperlukan hanya programnya saja. Sedang rencana kerja
bagi mereka (pemerintah tingkat atasan, calon-calon pendukung dst.) masih belum
perlu.
Suatu program yang jelas dan mantap diperlukan sekali sebelum dimulainya suatu
pekerjaan yang besar. Sebab kita tahu bahwa kemanfaatannya banyak sekali,
seperti diterangkan oleh Kelsey dan Hearne dalam bukunya Cooperative
Extension Work, seperti berikut :
a. Agar terjamin adanya pertimbangan yang mantap mengenai apa yang harus
dilakukann dan apa sebab-sebabnya.
b. Tersedianya pernyataan tertulis untuk dipergunakan khalayak ramai.
c. Tersedianya pedoman atau patokan untuk mempertimbangkan saran-saran
baru.
d. Menyusun tujuan-tujuan, kepada mana akan diperbandingkan atau diukurkan
kemajuan-kemajuan pelaksanaannya.
e. Agar mempunyai patokan untuk dapat membedakan antara masalah-masalah
yang penting dari pada yang tidak atau insidentil, antara perubahan-
perubahan yang kekal daripada yang sementara saja.
f. Menghindarkan kekeliruan menganggap cara-cara pelaksanaan sebagai
tujuan, dan mengembangkan kebutuhan-kebutuhan yang terasa maupun yang
tidak terasa.
g. Memberikan jaminan kelangsungan kerja meskipun ada pergantian
personalia.
h. Membantu pengembangan kepemimpinan.
i. Menghindarkan pemborosan waktu dan uang, serta mempertinggi efisiensi
secara keseluruhannya.
j. Untuk mempertanggungjawabkan hal-hal yang telah disediakan atau
disumbangkan oleh badan-badan/lembaga-lembaga masyarakat.

Penyusunan program itu tidak semudah diperkirakan orang. Banyak


memerlukan waktu, uang dan pemikiran. Tidak saja dari orang-orang yang harus
membuatnya, tetapi juga dari fihak-fihak yang akan terlibat dalam pelaksanaannya

120
kelak di kemudian hari. Maka dalam penyusunannya perlu diperhatikan azas-azas
seperti di bawah ini :
a. Disusun berdasarkan analisa fakta-fakta situasi.
b. Dipilih masalah-masalah berdasarkan kebutuhan-kebutuhan yang
dirasakan.
c. Ditentukan tujuan-tujuan dan cara-cara pemecahannya yang akan
memberikan kepuasan kepada semua fihak.
d. Mempunyai kekekalan tetapi luwes (fleksibel).
e. Mempunyai keseimbangan untuk keseluruhan masyarakat, tetapi
dengan pengutamaan yang terpenting.
f. Ada rencana kerja yang jelas dan tetap.
g. Merupakan suatu proses yang terus-menerus (kontinyu).
h. Merupakan suatu proses pengajaran dan pembimbingan.
i. Merupakan suatu proses koordinasi.
j. Memberikan kesempatan untuk penilaian (evaluasi) hasil-hasil
pekerjaan.

Dalam hal acara penyusunan program itu tidak ada patokan tertentu. Tiap-tiap
organisasi menentukan prosedur-prosedurnya sendiri. Di bawah ini disajikan
suatu acara penyusunan program penyuluhan pertanian di Amerika Serikat
sebagai contoh, untuk dipergunakan dengan penyesuaian-penyesuaian seperlunya.
a. Mengkoordinir usaha-usaha staf kantor penyuluhan pertanian country
(kabupaten). Tiap penyuluh wajib bekerja-sama dengan penyuluh-penyuluh
lainnya dalam soal perencanaan dan pelaksanaan program. Seorang penyuluh
diberi tugas untuk mengatur kerja-sama ini. Supaya juga diperhatikan hasil-
hasil penyuluhan pertanian waktu yang lampau.
b. Mengetahui benar fakta-fakta mengenai daerah kerja. Penduduknya, alam,
pertanian, peternakan, ekonomi, usaha taninya dst.
c. Mempelajari keadaan, sumber-sumber dan kecenderungan-kecenderungan
pada tingkat regional dan nasional, serta menganalisa pengaruhnya terhadap
daerah kerja.
d. Mengusahakan pengikut-sertaan dan pembinaannya tokoh-tokoh tani dalam
penyusunan program penyuluhan. Supaya member kesempatan kepada orang-
orang tani untuk ikut serta dalam proses perencanaan usahakan kesempatan-
kesempatan bagi mereka untuk berdiskusi, menganalisa dan mengerti
masalah-masalahnya sendiri.
e. Menentukan masalah dan kebutuhan-kebutuhan para petani, yang telah
dikemukakan oleh tokoh-tokoh mereka, himpunan dan kelompok tani tsb.
Tetapkan masalah-masalah yang dapat diselesaikan dalam waktu yang
pendek, dan yang pendek.

121
f. Usahakan tercapainya persesuaian antara staf penyuluhan, tokoh masyarakat
pedesaan, pemimpin-pemimpin tani dan instansi-instansi yang bersangkutan,
mengenai cara-cara penyelesaian masalah-masalah yang paling diinginkan.
g. Program yang telah disetujui supaya ditulis/dicetak dan disampaikan kepada
fihak-fihak yang bersangkutan.
h. Agar direncanakan supaya pengembangan program itu menjadi suatu
prosedur yang kontinyu.
i. Adakan penilaian sewaktu-waktu mengenai prosedur perencanaan program
dan hasil-hasil pelaksanaan program itu.
Untuk lebih jelasnya lagi di bawah ini diberikan suatu skema proses
pengembangan program penyuluhan pertanian, seperti yang disusun oleh Dinas
Tata Penyuluhan Pertanian dari Direktorat Penyuluhan Pertanian sebagai sarannya
untuk dijadikan suatu pedoman kerja.

Dalam penyusunan rencana kerja pada akhir-akhir ini sering dipergunakan


network planning. Inti dari metoda ini adalah untuk menyatakan ‘bagaimana
cara melakukan” itu dalam urutan peristiwa-peristiwa yang jelas dan hubungan
antara satu sama lainnya.
Networknya sendiri adalah suatu arus diagram dari langkah-langkah yang
diperlukan untuk mencapai tujuan, dan dikembangkan secara logis berurutan.
Network planning merupakan keseluruhan kegiatan yang diperlukan. Unsur-
unsurnya adalah seperti berikut :
a. Tugas yang harus dilaksanakan itu dinyatakan dalam peristiwa-peristiwa
dan aktivitas aktivitas.

122
- peristiwa adalah suatu kejadian yang jelas merupakan permulaan atau
akhiran dari suatu aktivitas. Terjadi hanya satu kali dan ada hubungannya
dengan pencapaian tujuan.
- aktivitas adalah suatu operasi yang mengambil waktu, tenaga, uang atau
lain sumber. Ditandai secara jelas oleh peristiwa permulaan dan peristiwa
akhir. Aktivitas merupakan pekerjaan yang harus dilakukan untuk
melanjut dari suatu peristiwa ke peristiwa yang kemudian.
b. Peristiwa dan aktivitas dapat dinyatakan, dilukiskan dan dianalisa dalam
bentuk jalan, yang merupakan urutan waktu sungguh-sungguh harus
ditempuh.
- jalan adalah dua atau lebih peristiwa yang dihubungkan oleh
aktivitas.
- kadang-kadang suatu peristiwa mempunyai beberapa jalan menuju
ke satu peristiwa.
- peristiwa pertama dalam suatu network tidak akan didahului oleh
suatu peristiwa atau aktivitas lain.
- peristiwa akhir tidak akan dilanjuti oleh peristiwa atau aktivitas lain.
- untuk menyelesaikan suatu peristiwa, maqka harus diselesaikan
dahulu jalan-jalan (peristiwa-peristiwa dan aktivitaas-aktivitas) yang
sebelumnya.
c. Jalan-jalan (peristiwa dan aktivitas) dapat dikombinasikan jadi network,
mencerminkan pola keseluruhan peristiwa dan aktivitas yang diperlukan
untuk mencapai tujuan.
- network mungkin mempunyai jalan-jalan yang parallel, yang harus
ditempuh kedua-duanya bersamaan waktu;
- network mungkin mempunyai jalan-jalan yang alternative, yang
mana hanya satu jalan yang boleh ditempuh ;
- kombinasi dari jalan-jalan (parallel dan alternatif) merupakan
keseluruhan network yang harus dijalani untuk mencapai tujuan itu.
d. Dalam penyusunan network planning supaya diikuti hal-hal seperti
berikut :
- pilih satu tujuan akhir dan titik tolak/permulaan ;
- pilih dan jelaskan peristiwa-peristiwa, pergunakan perkataan-
perkataan aktif, seperti memulai, mengakhiri dst.; pergunakan kata-
kata barang yang jelas seperti luku, pupuk, diazinon dst.:
- lukiskan network itu secara logis dari permulaan sampai tercapainya
tujuan;
- tandai network ini dengan angka-angka, dalam urutan dari kiri ke
kanan dan dari atas ke bawah.

123
124
6.3. Mengenal Daerah Kerja
Dalam proses penyuluhan pertanian itu ada dua fihak,yaitu fihak yang
memberi dan fihak yang menerima?.Banyak atau kurangnya hasil proses tersebut
sangattergantung dari adanya persesuaian pengertian antarakedua belah fihak tadi.
Karena sifatnya penyuluhan ituadalah lebih merupakan "pembujukan",
"penjualan" atau"pemasukan" gagasan-gagasanperubahan perbaikan atau
penambahan daya guna sesuatu kepada fihak masyarakat, yangbiasanya sudah
merasa puas dengan keadaan atau cara-caralama, maka fihak yang "menjual" itu
harus lebih menyesuaikan diri kepada fihak lainnya. Bila tidak demikian,maka
"jualannya" tidak akan laku.
Malahan sebelum melancarkan usahanya, si penyuluhpertanian harus terlebih
dahulu mengadakan penilaianterhadap gagasan atau rencananya perubahan itu.
Syarat-syarat seperti : kemungkinan pelaksanaan secara tehnis pertanian, dapat
dipertanggung-jawabkan secara ekonomi dan diinginkan oleh masyarakat, harus
jadi bahan pertimbangan. Sedang dalam usaha mengadakan perubahantadi
haruslah mendapat dukungan masyarakat, setidak-tidaknya dari orang-orang dan
badan-badan yang berpengaruh. Dengan demikian maka penyuluh itu harus
mengetahui betul:tentang keadaan daerah kerjanya, baik untuk menetapkan
rencana perubahan maupun mengenai cara perjuangannya. Jadi titik-tolaknya
adalah kenyataan-kenyataan yang ada dalamdaerahnya, yang harus diketahui
sungguh-sungguh itu.

Mengingat obyek-obyek pekerjaan penyuluhan pertanian ituadalah :


tanaman, ikan, ternak dan factor-faktor alam sekitarnya; usaha tani serta sarana-
sarana produksi, pengolahan danpemasaran hasil; dan petani, keluarga tani dan
masyarakat di sekelilingnya; maka pengenalan daerah kerja itudapat dibagi
dalam :
a. pengenalan daerah di lapangan lehnik pertanianmengenai tanaman, ikan,
ternak dan alam sekitarnya;
b. pengeqalan daerah di lapangan ekonomi pertanianmengenai usaha-usaha
taninya;
c. pengenalan daerah di lapangan sosiologi pertanian;
d. pengenalan daerah di lapangan ilmu bumi pertaniansebagai pelengkap.
Ketiga lapangan yang terakhir ini kadang2 disebut Sosiologi Pedesaan atau Rural
Sociology di Amerika Serikat.Sesuai dengan sifatnya maka cara-cara pengenalan
dapat berbentuk seperti berikut:
a. Di lapangan tehnik pertanian: percobaan jenis unggul,percobaan pemupukan,
percobaan cara bercocok-tanam,percobaan pemberantasan hama dan
penyakit, percobaan mengolah tanah, percobaan pengairan,
percobaanmakanan ternak, pemeriksaan tanah, pemeriksaan airsungai,
pemeriksaan curah hujan, pemeriksaan cuaca(angin, sinar mata-haxi, lengas
udara dan seterusnya.), pemeriksaan alat-alatdan sebagainya. Hasil

125
pengenalan di lapangan tehnikpertanian ini akan memberikan kepada kita
keterangan-keterangan perihal kemungkinan tehnis melakukan
perbaikan/perubahan, yang akan menjadi bahan penyuluhan kitaitu.
b. Di lapangan ekonomi pertanian kita selidiki : analisaperusahaan (sawah,
ladang, pekarangan, tegalan,kebun, perikanan, peternakan, kerajinan tangan
dan sebagainya.);analisa bercocok-tanam (tenaga, ongkos, waktu dan
sebagainya.);analisa perdagangan hasil bumi, perkreditan, perburuhan, upah,
dan rumah-tangga (makanan, pakaian,perumahan dan sebagainya.). Dengan
penyelidikan ekonomi pertanian itu kita akan mengetahui sampai mana
perbaikan/perubahan yang kita rencanakan itu dapatdipertanggung-jawabkan
seeara ekonomis.
c. Pengamatan di lapangan Sosiologi Pertanian kita lakukan untuk mendapatkan
keterangan-keterangan mengenai : jiwapetani perorangan, adat-kebiasaan
dalam masyarakat,upacara kelahiran, perkawinan, kematian dan sebagainya.;
agama,hukum adat (pemilikan tanah, pertalian keluarga,warisan, pidana dan
seterusnya.); pergaulan hidup (gotong-royong,tolong-menolong
perkumpulan-perkumpulan); tingkatan kebudayaan (pendidikan, buta huruf,
intelegensi, kesenian,kepercayaan dan sebagainya.); tingkatan kesehatan,
susunan dancara makanan; cerita-cerita dan mitos-mitos; nilai-nilai hidup
dannorma- sosial, dan sebagainya.
Dengan pengetahuan dari Sosiologi pertanian kitadapat menimbang, apakah
perbaikan/perubahan yangmungkin dilakukan secara tehnis dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ekonomis itu, juga diinginkansecara sosiologis
dan bagaimana caranya menganjurkan agar dapat mudah diterima oleh petani-
petani danmasyarakatnya itu.
Selanjutnya.sebagai bahan pelengkap untuk memperkuat dasar tindakan
perbaikan itu. kita harus mempunyaketerangan? yang letaknya pada lapangan
ilmu foumi pertanian, seperti : luas dan pembagian daerah; jumlah dan
pembagian penduduk; pemilikan tanah (sawah, tegalanpekarangan); topografi
daerah (gunung, dataran, berbukit, rawa, sungai dan seterusnya.).
Pembagian/susunan pemerintahanstatistik mengenai pertanaman, pemakaian
tanah, perikanan, peternakan, hutan dan seterusnya. Dengan keterangan-
keterangan tersebut diatas, maka kita akan dapat mengetahui :
a. Kekurangan-kekurangan dan kesukaran-kesukaran (problem-problem,
persoalan-persoalanatau masalah-masalah) tehnik, ekonomi, sosial dan
alamiyahyang bersangkutan dengan pertanian. Dan
berdasarkanpengetahuan tersebut, selanjutnya kita dapat merencanakan :
b. Pedoman dan caraperbaikan/perubahan serta mengajukan alasan atau
dorongan-dorongan (motivasi), baik untukpenelitian, pendidikan maupun
penyuluhan pertanian,serta untuk dijadikan tujuan dan amanat dari
kegiatanpenyuluhannya sendiri.

126
Mengingat obyek pengenalan yang berlainan tadi, makacara-caranya
melaksanakan juga berbeda, meskipun banyakjuga yang sama. Keterangan-
keterangan yang diperoleh sudah tentuharus dapat dipercaya. Karena itu maka
cara-cara memperolehnya harus menurut pola-pola tertentu yang lazim
dilakukan dalam bidangnya masing-masing.
a. Hasil dari pengenalan di lapangan tehnik pertanianharus mempunyai
tingkatan dapat dipercayai yangtinggi. Karena itu maka cara-cara
melaksanakannya diatursedemikian rupa sehingga faktor subyektif
daripenyelenggara dan faktor kebetulan dapat dihindarkansebanyak
mungkin dengan mempergunakan pola-polapereobaan dan pemeriksaan,
yang telah direncanakanlebih dahulu, sedang hasilnya diolah secara
matematik.Untuk tiap-tiap raacam percobaan dan pemeriksaan sudahada
pedoman cara penyelenggaraannya, seperti untuk :
- pelbagai macam percobaan : jenis/varietas, pemupukan, cara
bercocok-tanam, pengairan, pemberantasan hama dan penyakit,
makanan ternak dan seterusnya.berlaku pedoman-pedoman dari
Lembaga- Penelitian Bogor atau Jakarta;
- pengukuran curah hujan, angin, matahari, suhu,lengas udara dan
seterusnya. berlaku pedoman- dari LembagaMeteorologi dan
Geophysik di Jakarta;
- pengambilan contoh tanah, air sungai, lumpur dan
seterusnya.berlaku pedoman dari Lembaga Penelitian Tanahdi
Bogor.
b. Hasil penelaahan di lapangan ekonomi pertanian harusdapat dipercayai
juga, meskipun tidak mungkin seeksak seperti hasil- tehnik pertanian.
Karena kita tidakmungkin dan juga tidak boleh menyelidik keadaan-
keadaanyang umum saja, maka untuk itu kita harus mengambilobyek-
obyeknya dari suatu daerah tertentu, misalnya darisuatu daerah
administratif tertentu (kabupaten, kecamatan atau desa), atau suatu
daerah kesatuan yanghomogin/rata (daerah pengairan, pesawahan,
ladang,pekarangan, tegalan, kebun, air payau dan sebagainya.).Di dalam
daerah yang sudah ditentukan itu kita mempunyai orang- atau badan-
badan yang tetap sebagai sumberketerangan.Misalnya :
- Perusahaan-perusahaan pertanian yang telah ditentukan
untukketerangan-keterangan mengenai analisa perusahaan,
carabercocok-tanam, tenaga, upah, perkreditan, dan seterusnya.;
- untuk peredaran hasil bumi dapat diminta keterangan pada P.J.K.A.,
pabean, jawatan perdagangan, jawatan kooperasi, jawatan pasar,
perusahaan-perusahaanangkutan, makelar-makelar dagang hasil
bumi dan lain-lain.Memperoleh keterangan-keterangan itu dengan
jalan kunjungan ke kantor-kantornya, di mana kita biasanya
dapatmenyalin register-register yang bersangkutan;

127
- untuk permodalan dan perkreditan kita dapatmemperoleh
keterangan-keterangan dari jawatan pegadaian,Bank Rakyat
Indonesia, Bank Negara Indonesia,bank-bank lainnya, badan-badan
kooperasi, lumbung desa,B.U.U.D. dan sebagainya.
c. Keterangan-keterangan di lapangan Sosiologi pertanian kitadapat
mencarinya pada pejabat-pejabat pamong praja, ketua-ketuaadat,
pemuka-pemuka masyarakat, agama, organisasi-organisasi
kemasyarakatan dan para petani sendiri. Caranya denganjalan kunjungan-
kunjungandan mengadakan tanya-jawab menurut bagan pertanyaan-
pertanyaan yang telah disiapkan lebihdahulu atau secara obrolan biasa.
d. Keterangan-keterangan untuk ilmu bumi pertanian biasanyadapat
diperoleh pada kantor-kantor pemerintah setempat.
Pengumpulan keterangan itu dapat dilakukan secarakhusus, serentak oleh
beberapa petugas dalam waktu yangsingkat (dalam bentuk survey) atau dapat
pula dikumpulkan secara sambil-lalu dalam waktu yang agak lama,selagi
turnee melakukan tugas-tugas lainnya. Dalam hal yangterakhir, maka harus
banyak melakukan perjalanan dinas,agar mendapat gambaran yang lebih luas
dari daerah yangsedang diperiksa itu.
Agar ada sistimatiknya dalam keterangan-keterangan yang dikumpulkan,
maka kita harus mempunyai suatu kartotheek yang sewaktu-waktu diisi
dengan keterangan-keterangan yang telahdiperoleh.Pengisian ini tidak perlu
chronologis, tetapidilakukan menurut masuknya keterangan saja.

Setelah keterangan itu terkumpul, maka pekerjaan selanjutnya adalah


penyusunan laporannya dalam bentukmonografi daerah. Biasanya kita merasa
enggan untukcepat-cepat menyusilnnya, sebab merasa bahwa keterangan-
itumasih belum cukup. Di sini sesungguhnya letak kelemahankita, sebab jika
terlampau lama menimggu sampai cukup, maka sering kali kemauan untuk
menyusun tadi sudahhilang, atau keterangan-keterangannya sudah kadalu-warsa
(out ofdate). Maka ada jalan tengah, yaitu dengan mengeluarkanlaporan-laporan
sementara mengenai hal-hal yang sudah cukupmatang dan patut diketahui secara
lebih dahulu. Setelahdikeluarkan beberapa laporan sementara, maka padaakhirnya
disusunlah laporan yang menyeluruh.
Cara menyusunnya harus diatur sedemikian rupa sehinggamerupakan laporan
yang dapat dibaca dengan mudah.Angka-angka dan bagan yang banyak dan
panjang itu, sebaiknya dimuat pada lampiran. Dari angka-angka yang terkumpul
supaya dibikinkan diagram (grafik) untuk memudahkanpembacaannya. Juga peta-
petaakan mempertinggi nilai laporan itu, seperti peta administratif, curah hujan,
kepadatanpenduduk. daerah pengairan, macam tanah, macam usahapertanian dan
sebagainya. Potretan dan gambar akanmenambah perhatian para pembaca.
Pada bagian akhir dari laporan supaya dikemukakankesimpulan-kesimpulan
dari pemeriksaan-pemeriksaan tersebut.Sumber-sumber keterangan supaya selalu

128
diterangkan dengan jelas sertaalamat-alamatnya untuk memudahkan pemeriksaan
kembali, bilakemudian dipandang perlu.Pemeriksaan, percobaan dan analisa di
lapangan tehnikdam ekonomi pertanian, yang dilakukan dengan kerja samadengan
lembaga-lembaga penelitian, Lembaga Meteorologi danGeophysik, Biro Pusac
Statistik dan lain-lain. akan diolah olehbadan-badan yang bersangkutan, sedang
kepada kita biasanyadikirimkan hasil pengolahannya. Ada yang berupa
laporandari percobaan, daftar- curah hujan, harga pasar, peta tanahdan seterusnya.
Laporan-laporan itu kita kumpulkan sampai merupakan suatuseri, yang kita
dapat pergunakan seperlunya.Hasil-hasil pemeriksaan di lapangan ekonomi
pertanian, yang diselenggarakan oleh kita sendiri, harus beberapa kali
dicocokkandengan keterangan-keterangan pegawai kita atau kontak-kontak tani,
yangdipercaya dan ada dalam daerah pemeriksaan.Penghitungan angka rata-rata
dengan diberikan angka standard deviation akan memperturggi nilai ilmiyah
laporan-laporankita.
Keterangan- dari kantor- pemerintahan kadang-kadang satu samalain tidak sama,
maka kita harus cocokkan dengan keterangan- dari sumber-sumber lainnya.Hasil
pengamatan di lapangan Sosiologi pertanian, sepertiadat-istiadat, hukum adat,
pertalian keluarga, kepindahanpenduduk, agama, kerpercayaan dan
sebagainya.biasanya kurangeksak. Dalam hal ini jalan satu-nya adalah untuk
seringmencocokkan dengan keterangan- dari sumber- lainnya.

6.4. Pra Pelaksanaan Dalam Kegiatan Penyuluhan

A. Pengaturan
Setelah kita bahas soal daerah kerja dan perencanaan,maka tinggallah perihal
pelaksanaan kegiatan-kegiatan penyuluhan itu sendiri. Melaksanakan suatu
program tertentuadalah kerja eksekutif. Dalam organisasi kedinasan penyuluhan,
kita lihat adanya petugas- di pusat, daerah dan dikecamatan yang kedudukannya
terutama pengaturanpekerjaan; sedang di sampingnya ada juga (pada
waktusekarang) yang melulu menjalankan usaha-usaha pembinaansasaran, seperti
para penyuluh pertanian spesialis (PPS),penyuluh pertanian madya (PPM) dan
penyuluh pertanianlapangan (PPL). Jadi kita membedakan petugas
yangmelakukan pengaturan (administration) penyuluhan danada yang melakukan
kegiatan penyuluhan (extension)sebagai lugas utamanya. Yang pertama kita sebut
pengatur atau administrator dan yang kedua penyuluh pertanian. Hal yang
demikian ini bukanlah merupakanpemisahan kedinasan, tetapi semata-mata
pembagian tugassaja.

Administration penyuluhan di sini bukanlah tata usaha dalam arti sehari.


Mungkin dapat disebut managementpekerjaan penyuluhan. Para administrator (di
pusat,propinsi, kabupaten dan kecamatan) tidak langsungmengadakan kegiatan-
kegiatan penyuluhan. Tetapi mereka melakukan usaha-usaha pengaturan dan

129
pelayanan agar parapenyuluh lapangan dapat melaksanakan Tugas-tugasnya
denganbaik dan lancar.Tugas-tugas utama pada administrator itu adalah
umpamanya :
a. Mengatur organisasi kerja se-efisien mungkin, sewaktu-waktu meniiai
ketangguhannya, dan mengganti/merubah susunan dan prosedurnya bila
diperlukan, sejauhberada dalam wewenangnya.
b. Mengatur personalia organisasi sebaik-baiknya, sehinggadapat
memberikan pelayanan (service) kepada parapetugas dan sasaran.
Misalnya penempatan petugasyang cocok untuk tugasnya, pembagian
tugas yangmerata, perencanaan jabatan (career planning), penghargaan
dan kegairahan kerja, dan seterusnya.
c. Menentukan kebijaksanaan atau policy, yaitu menetapkan jalannya
kegiatan selama waktu tertentu danmelaksanakan secara teguh
(konsisten). Tentu banyakfaktor yang harus diperhatikan dan banyak
pendapatdari staf dan penasihat yang harus dipertimbangkan,tetapi
pemimpin administration pada tingkat akhirnyaadalah yang bertanggung-
jawab dan tidak dapat dilimpahkan (didelegasikan) kepada orang lain.
d. Menetapkan program pekerjaan menurut tingkatannya sesuai dengan
wewenang yang bersangkutan.Seorang administrator yang bijaksana
tentu dalamusaha menetapkan program ini akan meminta
danmempertimbangkan saran, pendapat dan keinginan-keinginanorang
lain, seperti dari stafnya sendiri dan juga darifihak sasaran. Sebab
program itu harus mencerminkan keinginan dan kebutuhan dari sasaran
itu sendiri. Program itu harus dinamis, sewaktu dapat dirubahmenurut
perkembangan masyarakat yang dituju.
e. Mengadakan pengawasan apakah policy, prosedur danprogram itu
dilaksanakan secara baik. Tugas ini dapatbanyak dilimpahkan kepada
tingkatan bawahan,sementara pimpinan mengawasi tingkatan
langsungdibawahnya secara lebih ketat.
f. Mengadakan penilaian secara terus-menerus dan obyektif. Hal mi
mencakup menentukan keefektifan organisasi (bilamana ada kelemahan
supaya ada tindakanperbaikan) dan kemanfaatan program. Semua
orang,dari pimpinan sampai semua petugas administrationpaling bawah,
harus ikut dalam penilaian (evaluasi)ini.
g. Mengatur pembiayaan pekerjaan penyuluhan. Mengurus segala prosedur
untuk memperoleh biaya darisegala macam sumber (pemerintah pusat,
daerah,luar negeri; badan swasta dalam atau luar negeridan seterusnya).
Mengatur pula pemakaian dan pembagiannyakepada tingkatan-tingkatan
bawahan dan lapangan, serta mengusahakan sistim pertanggungan jawab
dan pengawasannya.
h. Memelihara hubungan baik dengan organisasi-organisasi lainnya dan
sasaran. Kedudukannya yang penting dapatdipergunakan untuk

130
mengusahakan koordinasi dankerja sama di antara instansi- dan badan-
badan yang bergerak dalam usaha pembangunan masyarakat
pedesaan.Penting dalam hal ini adalah pemberian pengertiandan
penerangan mengenai maksud, program, kegiatandan hasil2 penyuluhan
pertanian kepada fihak luar an.Dapat dipergunakan korespondensi,
laporan dan publikasi, tetapi lebih baik lagi bila dengan
hubunganlangsung. Maka para administrator harus banyak mencurahkan
waktunya untuk hubungan langsung ini,seperti wawancara, konperensi,
rapat-rapatdan seterusnya.
i. Memberikan laporan kepada pihak-pihak yang bersangkutanmengenai
kegiatan-kegiatan organisasinya. Selain kepada fihakatasan laporan
tersebut juga baik disampaikan kepadapihak-pihak yang banyak
tersangkut dengan pekerjaannyaatau yang memerlukan sekali untuk
melancarkan kegiatannya sendiri.
Pelaporan tersebut dilakukan menurut waktunya yangtelah
ditentukan.Tetapi di samping yang tetap itu,ada baiknya bila sewaktu-
waktu ada laporan insidentiltidak resmi dalam keadaan memaksa. Juga
adapelaporan- mengenai keadaan keuangan menurut waktudan cara yang
telah ditetapkan. Para pengatur masihdimintakan juga pelaporan
mengenai keadaan-keadaan lainnya,seperti luas tanaman, panenan,
serangan hama danpenyakit, pusa dan tanah bero. Ubinan
(percobaanpengambilan hasil kw/ha) padi, palawija dan tan&manatau
komoditi lainnya. Juga laporan tetap mengenaiharga-harga pasaran dan
produsen dari beberapa barang,seperti padi, gabah, beras, jagung, bahan
makananlainnya.Keadaan iklim dan cuaca juga harus adapelaporannya,
seperti mengenai hujan, angin, suhu dankadang-kadang lengas udara dan
penyinaran mata-hari.Danmasih ada macam-macam pelaporan lainnya
lagi.Kewajibanpelaporan ini, terutama pada organisasi- bawahan,banyak
meminta waktu, tenaga dan perhatian.Jadibanyak mengurangi
kesempatan untuk melaksanakan kewajiban primer dari para petugas.
j. Mengadakan pendidikan dan latihan kepada parapetugas secara teratur,
sehingga mereka selalu up-to-date. Pula bimbingan lanjutannya dengan
pemberianbahan-bahan penyuluhan, yang banyak diperlukan oleh
parapetugas lapangan.
k. Mengusahakan pelayanan yang baik kepada khalayakramai, sasaran dan
petugas- sendiri. Kadang-kadang di samping nasihat-nasihat tehnis
pertanian sasaran periu mendapatbantuan daiam usaha sarana produksi,
seperti benih,pupuk, obat-obatan dan alat-alat, malahan mungkin juga
soalmodal uang. Para penyuluh lapangan memberikaninformasi, saran
dan anjuran-anjurannya, dan jika ditunjangdengan usaha pelayanan
(service) tersebut di atas daripihak administrator, maka sasaran akan
banyak ter-tolong sekali. Khalayak ramai perlu pula mendapatpelayanan

131
dari administrator, dalam hal ini bukanpenyuluhan tetapi penerangan.
Sedang para petugasselalu memerlukan bahan-bahan dan alat-alat
penyuluhan, sertainformasi-informasi tehnologi terakhir agar tidak
ketinggalanzaman.
Melihat bertambahnya tugas dan kewajiban para petugas pertanian pada
segala tingkatan, terutama di tingkat basis (kecamatan), maka sejak tahun 1970
diadakanpeTugas-tugas yang khusus menanggulangi persoalan-persoalan
penyuluhan pertanian. Yaitu di beberapa propinsi yang sedang, menyelenggarakan
Bimas padi diangkat penyuluh pertanian lapangan dan penyuluh pertanian
spesialis. Mereka lebih dikenal sekarang dengan julukannya PPL dan PPSSeorang
penyuluh pertanian Iiapangan diangkat dan ditempatkan di sebuah wilayah unit
desa, yang biasanya meliputkurang-lebih 2 desa dan mempunyai areal sawah
antanra 600 dan 1000 ha. la mendapat tugas untuk melakukarsegala kegiatan-
kegiatan penyuluhan di dalam wilayahnya, pada waktu sekarang terutama
mengenai soal-soal padi. Tetapdi kemudian hari kemungkinan besar akan meluas
kepadalingkup usaha tani seluruhnya. Biasanya dalam sebuahusaha-tani itu bukan
hanya tanaman padi saja, tetapi adapalawija, tanaman perdagangan, sayuran dan
buah-buahan,pula ada kolam ikan dan peliharaan ternaknya. Jadiseorang penyuluh
pertanian lapangan itu harus polivalen,artinya dapat menguasai banyak lapangan
(pertanian)menurut corak usaha tani di daerahnya. Dalam istilahasingnya :
seorang PPL itu harus seorang generalist, yangdapat melayani para petani yang
generalist juga.Karena pengetahuan para petani dan kontak tani padawaktu
sekarang sudah lebih tinggi dari pada zamandahulu, maka mereka menginginkan
dan memang perludilayani oleh tenaga-tenaga yang lebih banyak/luas
pengetahuannya. Sehingga untuk menjadi PPL itu sekarangdisyaratkan harus
lulusan S.P.M.A. Sampai dengan tahun1972 di seluruh Indonesia (yang ada Bimas
padi) telahdipekerjakan sebanyak kurang-lebih 2200 PPL, sedangyang diperlukan
adalah sebanyak 6000 orang.Pada tingkatan propinsi sekarang telah
dipekerjakanpula petugas-tugas yang mengkhususkan diri untuk kegiatan-
kegiatanpenyuluhan, tanpa dibebani Tugas-tugas administration. Merekaadalah
yang dinamakan penyuluh-penyuluh pertanian spesialis atauPPS itu. Tugaa2nya
dapat dimasukkan dalam beberapagolongan, seperti tugas perencanaan (tehnis
pertanian),tugas latihan penyuluh? lapangan, tugas mengajar langsung kepada
sasaran (penyuluhan), tugas penelitiandaerah untuk meningkatkan efektivitas
pekerjaan, dantugas menyiapkan bahan-bahan pelajaran/penyuluhan yangup-to-
date berasal dari lembaga2 penelitian dan pendidikantinggi. Jadi fungsi para PPS
itu adalah sebagai penunjans(backstopper) para penyuluh pertanian lapangan,
pengbuhung (liaison officer) antara sumber dan pemakaitehnologi baru dan juga
sebagai peneliti daerah.
Pada waktu sekarang tempat kedudukan mereka tidaksama untuk semua
propinsi di Indonesia. Ada yang ditempatkan di kantor propinsi, di keresidenan, di

132
kabupaten,di Pusat Penyuluhan Pertanian, di Pusat Latihan Pertanian, di Pusat
Pengembangan Produksi Palawija dan seterusnya.
Untuk sementara ini tugas mereka adalah di lapangan padi,yaitu agronomi,
hama dan penyakit, tanah dan pupuk,serta pemasaran dan ekonominya. Jumlah
yang telahdiangkat sampai akhir tahun 1972 ada sebanyak 140 PPS,semuanya
lulusan fakultas pertanian seperti yang disyaratkan. Dalam perencanaannya
mereka itu adalah pegawaitingkatan propinsi, langsung di bawah pengawasan
KepalaDinas, ditempatkan di pusat-pusat pengembangan (produksi,alat-alat,
latihan, informasi dan seterusnya.) pertanian, di kemudian hariselain untuk padi
juga untuk komoditi atau subject-matter lainnya.
Dalam menentukan kebijaksanaan mengenai jalannyakegiatan-kegiatan,
maka pimpinan pengaturan mempertimbangkanpula hasil-hasil kegiatan di waktu-
waktu yang lampau. Hal ini akanmemberikan arah ke mana suatu-program akan
dilaksanakan. Suatu program perbaikan keadaan tertentu, yangdipandang perlu
oleh pemerintah dan diakui akan kemanfaatannya oleh masyarakat tani, akan
menempuh pelbagaicara pelaksanaan menurut urgensinya. Program itu
akandilakukan secara biasa atau rutin bila dengan cara yangbiasa sudah dianggap
cukup memperoleh respons yangdiinginkan. Tetapi bila suatu program dianggap
harusmemperoleh tanggapan yang lebih banyak dan meluasserta dalam waktu
yang singkat, karena keadaan sudahmulai mendesak, maka program itu dapat
dilakukandengan lebih banyak kegiatan- yang intensif. Jalannyaadalah dengan
memberikan wadah tertentu kepada kegiatan dan prosedur yang bersangkutan
dengan program tadi, yaitu mengadakan proyek tersendiri, denganpenyediaan
segala fasilitas serta biaya dan tenaga yangdiperlukan. Proyek ini masih dapat
dibedakan antarapilot proyek dan proyek biasa.

Pilot proyek adalah proyek juga, hanya dilakukan dalamproporsi yang lebih
kecil dan terbatas juga dalam waktunya. Maksudnya adalah untuk menjajagi
kemungkinan perkembangan bila diadakan kegiatan-kegiatan perobahan
tersebut,meskipun pelbagai data sudah dikumpulkan sebelumnyatetapi masih
harus diketahui total efeknya jika masing-masing unsur perbaikan/perobahan itu
ditrapkan dalam rangkayang menyeluruh. Bila hasil- pelaksanaan tidak
memadaiyang diharapkan, maka pilot proyek itu dihentikan sebelum menelan
banyak biaya dan lain-lainnya. Tapi bilabaik sekali hasilnya, maka dapat
dilanjutkan dalam bentukproyek biasa dan agak tetap.
Sebagai contoh umpamanya program peningkatan hasiltanaman padi sesudah
meliwati pelbagai bentuk wadahpelaksanaannya, sekarang dilakukan dengan
bentukBimas (Bimbingan Masal) Padi, yang merupakan suatuproyek yang biasa
dan agak tetap.Tetapi programpeningkatan produksi palawija dan ayam ras pada
waktusekarang masih pada tahap pilot proyek, meskipun namanya sudah Bimas
Palawija dan Bimas Ayam.Sedangprogram mengenai tanaman palawija tidak

133
penting sepertiubi jalar.ketela pohon dan seterusnya. dijalankan sebagai rutin
saja,meskipun ada tambahan biaya karena dapat dari proyekpalawija tadi.

Pimpinan administration juga menetapkan policy pentahapan kegiatan-


kegiatan penyuluhan. Pada umumnya sampaisekarang urutan kegiatan penyuluhan
suatu tehnologibaru adalah seperti berikut :
a. Suatu kumpulan tehnologi baru sejenis (varifetas,pupuk, obat"an, cara
bercocok-tanam, makanan ternak,alat-alatdan seterusnya.), yang telah lulus
dari tahap penelitian dilembaga penelitian atau lembaga pendidikan tinggi
didalam maupun luar negeri, akan dicoba di lapangan di daerah yang
diperkirakan memerlukan. Percobaandilaksanakan dalam hubungan kerja-
sama antara lembaga ybs. dan Dinas Pertanian Rakyat setempat.Meskipun
letaknya ada di tanah petani, yang telahdisewa untuk maksud itu, tetapi
percobaan-percobaan tersebutbelum lagi dijadikan bahan penyuluhan.
Percobaan-percobaansejenis dapat pula diadakan di lain-lain tempat,
sehinggamereka merupakan suatu seri percobaan dan dapatdijadikan dasar
untuk meraperhitungkan kemungkinan penyebaran tehnologi baru yang
unggul dalam percobaan sejenis tadi. Pula dapat saja percobaan" itudilakukan
dalam kebun dinas, bila kemungkinan diluar tidak ada. Percobaan-percobaan
ini diulangi sampai kurang lebih tiga kali, dan tiap kalinya selalu
diperbandingkandengan tehnologi setempat/lokal yang banyak digunakan
oleh para petani. Angka-angka hasil dari tiga kalipercobaan itu akan diolah
oleh lembaga penelitian yang bersangkutan.dan kepada Dinas Pertanian
kemudian akan disampaikan laporan dan rekomendasinya. Tehnologi baru
yangunggulnya dalam percobaan-percobaan itu meyakinkan sekali(syarat
dahulu: minimum 20% lebih dari hasil tehnologi lama) akan
direkomendasikan untuk disebarluaskan pengetrapannya.
b. Tehnologi baru yang unggul itu kemudian masuk tahapkegiatan baru, yaitu
tahap demonstrasi secara kerja sama dengan petani sendiri. Demonstrasi (cara
maupun hasil) dilakukan oleh kontsk tani di tanahnyasendiri, meskipun selalu
dalam bimbingan petugaspenyuluhan. Tehnologi baru yang unggul itu
didemonstrasikan tidak memakai ulangan seperti dalam percobaan, tetapi
umumnya diperbandingkan dengantehnologi setempat. Masyarakat tani di
sekelilingnyadari permulaan sampai akhir demonstrasi diajak ikut serta
menyaksikan atau malahan ikut melaksanakanpula. Dengan demikian
hasilnya nanti akan lebihmeyakinkan dan menarik bagi mereka.

Pada tahap yang saraa dengan demonstrasi di tanahpetani tadi, maka


tehnologi baru itu juga diperlakukantersendiri di kebun/pusat pengembangan,
yaitu bilamengenai tanaman ia akan diperbanyak untuk memperoleh benih atau
bibit yang cukup untuk melayani permintaan para petani sesudah mereka
bermaksud untukmenanamnya sendiri. Sewaku demonstrasi diselenggarakan

134
selama itu pula dilakuan kegiatan-kegiatan penyuluhanpertanian lainnya, seperti
pemberian penerangan tehnis,kursus, anjang karya, karya wisata, siaran
pedesaanliwat radio, pameran, dan seterusnya.untuk menunjang
kegiatandemonstrasi tadi. Jadi merupakan suatu permainanyang
bertautan/sinchroon untuk menyebar-luaskantehnologi baru yang unggul itu.
Dalam melakukan pekerjaannya para penyuluh itu memerlukan pangkal/basis-
kegiatan yang tetap, di manamereka secara terus-menerus dan tidak terganggu
dapatmengumpulkan, menyediakan dan menyiapkan bahan-bahanserta kadang-
juga untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan itusendiri. Basis'- kegiatan itu adalah
yang biasa disebutobyek-obyek tetap penyuluhan. Mereka managementnya
(biaya,personalia, laporan, perlengkapan dan seterusnya.) diurus oleh
administration, tetapi pemakaiannya oleh penyuluh-penyuluh. Adaobyek-obyek
yang diatur oleh tingkat propinsi, daerah (exkeresidenan) maupun oleh kabupaten.
Beberapa contohdari obyek2-obyek tetap ini adalah seperti berikut :
a. Pada tingkatan propinsi biasanya terdapat :
- pusat" pengeinba-ngan, baik untuk produksi padi,palawija, sayuran, buah-
buahan dll. maupun untuk alat-alatpertanian. Dalam pusat-pusat
pengembangan ini parapetugas tetap dan para penyuluh pertanian
spesialismencari, mencoba, menguji dan memperbanyaktehnologi baru
yang cocok untuk daerahnya. Tempat pusat-pusat pengembangan ini tidak
harus dekatkantor Dinas Propinsi, tetapi dapat tersebar menurut
keperluannya.
- pusat latihan untuk mengadakan latihan, rapat,pertemuan dsb. baik untuk
para petugas dinas maupun untuk tokoh-tokoh masyarakat tani.
- pusat informasi pertanian. di mana para petugastetap dan para penyuluh
spesialis mengumpulkan,menyiapkan dan memperbanyak bahan-bahan
penyuluhanseperti majalah, buku kecilj brosur, pamflet, poster,gambar,
potret, slide, rekaman-rekaman untuk siaran radiodan seterusnya. Dapat
pula dijadikan tempat pameran.Tetapmengenai progres kegiatan
penyuluhan, perpustakaan pertanian, tempat rapat ataupun latihan
biladiperlukan.
- kebun benih scntral, di mana para petugas tetapdan pengawas benih
melakukan kegiatan-kegiatan dilapangan perbenihan, seperti perbanyakan,
pengawasan, pengujian dan. sertifikasi benih padi,jagung, kacang tanah,
kedele dll.nya.
b. Pada tingkatan keresidenan (daerah, wilayah atau sebutan lainnya) kadang-
kadang masih terdapat juga obyek-obyektetap :
- balai benih untuk memperbanyak benih padi,jagung, kacang tanah, kedele
dan lain-lain.
- kebun bibit, seperti balai benih tetapi untuk bibittanaman hortikullura
seperti setek. cangkokan,okulasi dll.
-

135
c. Pada tingkatan kabupaten terdapat obyek tetapseperti :
- pusat penyuluhan pertanian, dahulu berbentukbalai-balai pendidikan
masyarakat desa. Di tempat-tempat inipara penyuluh pertanian madya
mempunyai basisnya untuk kegiatan- peuyuluhan setempat, dan pulapara
penyuluh pertanian lapangan yang ada dibawah asuhan/bimbingan
penyuluh pertanian madya tadi. Pusat Penyuluhan Pertanian atau
sekarangdikenal sebagai P3 itu, dipergunakan untuk tempatkursus-kursus,
demonstrasi, rapat, pertemuan, latihan,perpustakaan desa, rekreasi dan
seterusnya. bagi para petanidan peTugas-tugas. Lain-lain instansi di iuar
DepartemenPertanian juga dipersilahkan untuk mempergunakannya. Yang
harus dihindarkan adalah pemakaiannya sebagai tempat kegiatan dari
partai politik.
- percobaan perusahaan tanah kering, bila masih ada,adalah terapat-rapat
untuk mencoba pelbagai usaha tanidi tanah kering.
- balai benih seperti telah diterangkan diatas.
- kebun bibit juga seperti di atas tadi.
Di luar rangka obyek-obyek tetap kegiatan penyuluhan tadi.beberapa
Dinas Pertanian Rakyat tingkatan propinsi ataukabupaten
menyelenggarakan pula obyek tetap pendidikan pertanian formil.

6.5. Implementasi Kegiatan Penyuluhan Pertanian


Dalam kegiatan implementasi, bahwa hal-hal bersangkutan dengan
pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian, yang harus diperhatikan adalah
mengenai :
A pa yang harus dilakukan
D imana dilakukannya
K apan melakukannya
O leh siapa dilakukannya, dan
B agaimana melakukannya.

Mengenai empat hal yang pertama dalam bab-bab terdahulu sudah pernah
disinggung, yaitu bila ada hubungan dengan dengan judul yang sedang dibahas.
Jadi sekarang mereka akan diuraikan secara sepintas saja, sementara yang kelima
(bgaimana melakukannya) akan mendapat sorotan agak lebih banyak.
a. Apa yang harus dilakukan. Kegiatan-kegiatan penyuluhan yang biasa
dilakukan dapat digolongkan dalam beberapa macam, seperti :
− Menyebarkan informasi pertanian yang bermanfaat
− Mengajarkan keterampilan/kecakapan bertani dll. Yang lebih baik ;
− Memberikan rekomendasi berusaha-tani dll. Yang lebih
menguntungkan;

136
− Mengikhtiarkan fasilitas-fasilitas produksi dan usaha yang lebih
menggairahkan; dan
− Menimbulkan swadaya/swadana dalam usaha-usaha perbaikan.

Dari segi proses komunikasi kegiatan-kegiatan itu dapat dibagi dalam :


− Menarik perhatian sasaran/masyarakat tani;
− Menggugah hati sasaran;
− Membangkitkan keinginan sasaran;
− Meyakinkan sasaran;
− Menggerakkkan sasaran.
Dalam proses penyukuhan dan proses komunikasi itu para penyuluh
menjalankan pelbagai peranan menurut keadaan dan waktunya, seperti
sebgai :
− Pemrakarsa/intiator, yang selalu menyarankan gagasan-gagasan baru
dan pandai menjelaskan persoalan-persoalan;
− Pemberi jalan/fasilitator, yang memberi atau pandai mencari
kesempatan untuk menerangkan/mendiskusikan masalah-masalah;
− Pemberi hati/encourager, yang selalu memberi hati atau dorongan;
− Penyelaras/harmonizer yang selalu menengahi permasalahan/konflik,
mepertemukan pihak-pihak yang berlawanan;
− Penilai, yang selalu akan menilai hasil kegiatan-kegiatan;
− Penganalisa, yang akan menganalisa segala kemungkinan-
kemungkinan;
− Penyimpul, yang mempersatukan saran-saran dan pembicaraan-
pembicaraan dari segala pihak;
− Pembagi bahan/expeditur, yang memriksa dan membagi bahan-
bahan untuk pertemuan dan kegiatan;
− Pencari keterangan, yang selalu ingin lebih banyak fakta atau
keterangan;
− Pemberi fakta, yang suka memberi keterangan dan fakta mengenai
lapangannya;
− Pemberi kedudukan/status, yang memberi dorongan agar orang-
orang menjadi anggota kelompok tani;
− Penengah, yang selalu menengahi perbedaan-perbedaan pendapat;
− Dan lain-lain lagi.
Sesuai dengan tingkat kemajuan para tani dan kedudukannya dalam
perekonomian dan masyarakat, maka peranan seorang penyuluh
pertanian terhadap para petani dapat berkembang dari 100% guru
(mengemong, mengajar) menjadi 100% penasihat (advisor) dan dengan
demikian membawa perubahan pula dalam pola program dan kegiatan
penyuluhan pertanian. Berarti bahwa semakin maju petani dan pertanian

137
harus lebih tinggi pula kualifikasi dan kemampuan seorang penyuluh
pertanian.
Dalam rangka apa yang harus dilakukan itu, tercakup juga hal-hal yang
disebarluaskan kepada sasaran. Maka ruang lingkup (scope) penyuluhan
pertanian, yaitu apa yang disebarkan, diajarkan, dan direkomendasikan
kepada para petani dan keluarganya adalah :
− Bertani lebih baik atau better farming (produksi tanaman,
pepohonan, ternak, ikan, kesuburan tanah, pengawetan air, dsb);
− Berusaha tani lebih menguntungkan atau better business (pengolaan
usaha tani, pengelolaan dan penyimpanan hasil, penilaian pasar,
kerjasam ekonomi, dsb);
− Hidup lebih sejahtera atau better living (makanan dan gizi, kesehatan
dan kebersihan, perumahan dan keindahan, dsb).
Lain pengobatan dari usaha-usaha diatas itu adalah apa-apa yang disebut
pasca karya pertanian, yang meliputi :
− Pasca usaha peningkatan produksi (pertanian padi : pengairan.
Jenis/benih unggul, pupuk, hama/penyakit dan cara bercocok tanam
yang lebih baik. Untuk ternak, ikan dan pepohonan dapat
disesuaikan menurut keperluannya).
− Penguasaan hasil (menyalurkan hasil usaha peningkatan produksi
kepada petani-petani pengusaha dan tidak kepada pihak ketiga yang
kurang bersangkutan dengan usaha-usaha tersebut, dengan jalan
memperbaiki kepincangan-kepincangan dalam struktur sosial dan
ekonomi, seperti persetujuan sewa-menyewa, bagi hasil, dan
perkreditan, dst)
− Pengolahan hasil ( membimbing petani-petani pengusaha agar
mengolah hasil produksinya menurut kemampuan, kemungkinan,
dan perhitungan-perhitungan ekonomis)
− Pemasaran hasil ( bimbingan petani pengusaha untuk menentukan
kebijaksanaan pemasaran hasil produksi sebaik-baiknya untuk
memperoleh pendapatan yang optimal)
− Pembangunan masyarakat desa ( bimbingan/memberikan bentuk
yang seimbang kepada keluarga-keluarga tani dalam usahanya
mencapai kesejahteraan keluarga dan masyarakat desanya secara
materiil dan spiritual)

b. Dimana dilakukannya penyuluhan pertanian itu.


Kegiatan-kegiatan penyuluhan dilakukan pada asaanya di tempat-tempat,
dimana para keluarga tani itu berada. Dengan beberapa kekecualian, maka
tempatnya adalah di pedesaan. Jadi tempat penyuluhan pertanian itu
adalah di pedesaan. Berdasarkan asas/prinsip ini, maka penyelenggaraan
kegiatan-kegiatan harus di pedesaan, seperti di tempat-tempat :

138
demonstrasi (demplot, demfarm, dst), kursus (petani, ibu tani, dan pemuda
tani), penyebaran informasi pertanian (penempelan poster, penyebaran
brosur, majalah, dst), anjang sono, anjang karya, karya wisata, penyediaan
sarana produksi, pemberian rekomendasi dst.

Persiapan-persiapan untuk kegiatan penyuluhan pertanian dapat dilakukan


di tempat-tempat lain, kisalnya di kantor, percetakan, studio, bengkel dst
yang ada di kota-kota. Tetapi kegiatannya sendiri dilakukan di : sawah,
kebun, tepi kolam, tegal pangonan, balai desa, warung kopi, sekolah desa,
pesantren, surau, gereja desa, rumah kontak tani, pusat penyuluhan
pertanian, demplot di pinggir jalan desa, di bawah pohon rindang, dst.
Meskipun tempat-tempat yang dapat dipergunakan melakukan kegiatan-
kegiatan itu tersedia banyak sekali di pedesaan, tetapi dirasakan perlu
adanya tempat-tempat tetap atau obyek-obyek tetap, yang oleh sasaran
dapat dipakai pegangan dimana mereka bisa memperoleh nasihat ataupun
layanan dari para penyuluh. Dalam hal ini peranan dari obyek-obyek tetap
penyuluhan pertanian penting sekali, seperti umpanya dari pusat
penyuluhan pertanian, balai-balai benih, kebun-kebun bibit, percobaa-
percobaan perusahaan tanah kering. Juga penting peranan dari kantor
pertanian kecamatan, rumah mantri pertanian, rumah penyuluh pertanian
lapangan dan rumah para kontak tani di daerah yang bersangkutan.
Malahan sekolah pertanian menengah atas, sekolah pertanian menengah
pertama, sekolah usaha tani atau lembaga pendidikan usaha tani juga dapat
menjadi alamat tetap untuk kegiatan penyuluhan pertanian. Yang terakhir
ini baik pula untuk mengikutsertakan sekolah pertanian dalam kegiatan-
kegiatan pembangunan daerah, sesuai dengan program integrasi dengan
lingkungannya.
Dalam rangka anjang karya atau karya wisata dapat pula dikunjungi
tempat-tempat yang mempunyai fungsi berganda dalam penyuluha, seperti
fungsi pendidikan dan fungsi hiburan. Misalnya mengunjungi dam dan
waduk pengairan, kebun binatang, kebun raya/taman besar, museum,
taman hiburan, bioskop, situ/danau, usaha peternakan, pelabuhan, dst.
Disini petani-petani tidak hanya belajar teknologi baru, tetapi juga
menikmati keindahan/keanehan alam, sambil hiburan atau rekreasi.
Murah, segar, dan bermanfaat.

c. Kapan melakukan kegiatan-kegiatan penyuluhan pertanian itu.


Secara prinsipal selalu diterangkan, bahwa waktu kegiatan-kegiatan
penyuluhan itu harus sesuai dengan keperluan atau kondisi sasaran. Prinsip
ini mengandung banyak kebenaran, tetapi dalam praktek tidak mudah
untuk selalu diterapkan. Terutamabila kegiatan-kegiatan itu harus
dilakukan bersama atau banyak tergantung dari pihak ketiga. Misalnya

139
penyukuh menginginkan waktu siaran pedesaan melalui radio itu pada
suatu waktu tertentu, tetapi justru waktu tersebut menjadi rebutan, karena
memang merupakan waktu yang paling cocok untuk kondisi sasaran di
pedesaan. Atau pupuk yang terlambat datang dari gedung importir ke
gudang kios desa, di luar kemampuan pengaturan dinas pertanian. Dan
masih bnayk contoh-contoh seperti itu. Tetapi walaupun demekian kita
tetap harus berpegang kepada prinsip tadi.

Yang pokok dalam soal waktu ini adalah bahwa para penyuluh harus
mengetahui dahulu kalender kerja para petani (atau yang dapat
depersamakan dengan itu), dan kemudian menyusun kalender
penyuluhannya sesuai dengan kalender kerja para petani. Dsini dalam arti
bahwa penyuluhan harus mendahului produksi. Contohnya : kita
menyuluhkan benih dan jenis unggul padi itu satu dua bulan sebelum
waktu tabur, pengaturan perairan secara teratur dabn pengolahan tanah
yang baik jauh sebelum waktunya mengerjakan tanah, menggunakan
pupuk sebelum waktunya yang diperlukan dst. Jadi tidak didadak sehari
sebelum waktunya, atau kalah waktunya sudah lewat baru ada kegiatan
penyuluhan. Tentu tidak ada manfaatnya lagi.

Malahan kadang-kadang bebrapa macam kegiatan harus dilakukan


mungkin satu musim sebelumnya, seperti kegiatan-kegiatan
menyelenggarakan pelbagai demonstrasi, kursus keterampilan baru, dst.
Selain kalender kerja petani (=kalender produksi pertanian) juga harus
diperhatikan adat kebiasaan masyarakat tani dalam pemakaian waktunya.
Dari pagi sampai malam dan sepanjang musim. Di negara-negara lain
(Amerika serikat, jepang, Canada,dst) perihal waktu ini sudah menjadi
obyek pene;litian khusus untuk dipergunakan dalam usaha-usaha
percobaan kebudayaan ( time allocation in cultural change).

Kita sendiri di Indonesia mengetahui juga sedikit-sedikit dari pengalaman,


yang sayangnya belum ada yang mengumpulkan secara ilmiah. Misalnya
saja kita tidak akan meminta kumpulnya para petani dib balai desa antara
jam 9 sampai 12 pagi dalam musim kerja di sawah, sebab mereka tidak
akan datang, karen asedang sibuk dengan pekerjaannya. Kalau toh ada
yang datang, amak mereka itu adalah orang-orang tua sekali atau orang-
orag bukan petani. Jadi kurang manfaatnya. Juga kita tidak akan
mengunjungi rumah petani saat itu, sebab mereka ada di sawah, sedang
ayang ada di rumah adalah ibu tani dan anak-anak kecil. Kecuali percuma
saja, juga tidak baik kita bertamu bila tuan rumahnya tidak ada. Tentunya
penyuluh wanita dapat bertemu di waktu itu. Waktu-waktu untuk
beribadah juga perlu diperhatikan, agar kita dapat menyelaraskan program

140
kita kepada keadaan setempat. Masih banyak hal-hal menegenai waktu ini,
yang harus kita masukkan dalam perhitungan/perencanaan agar pekerjaan
dapat berjalan dengan lancar.

d. Oleh siapa dilakukannya kegiatan-kegiatan penyuluhan pertanian itu?


Dapat dijawab : oleh para penyuluh pertanian, baik yang dibayar maupun
yang sukarela. Penyuluh pertanian bayaran atau profesional pada waktu
sekarang adalah terutama pegawai pemerintah. Tetapi dalam waktu yang
tidak gi kita akan melihat adanya golongan penyuluh-penyuluh pertanian
profesional dari pihak swasta, sepertinya petugas dari perusahaan-
perusahaan pupuk, obat-obatan, alat-alat, benih, dan bibit, dll. Pegawai-
pegawai pemerintah yang dianggap sebagai sebagai penyuluh adalah para
penyuluh pertanian lapangan, penyuluh peetanian madya di pusat
penyuluh peertanian dan para penyuluh pertanian spesialis. Juga mungkin
masih dapat disebut penyuluh pertanian, yaitu para mantri pertanian di
kecamatan ( sekarang mereka masih berdwi fungsi : sebagai pengatur dan
juga sebagai penyuluh pertanian, tetapi di kemudian hari mereka mereka
harus berfungsi tunggal, sebagai pengatur saja untuk mengentengkan tugas
karyanya) dan para petugas staf teknis di tingkat kabupaten, yang sekarang
berdwi fungsi juga.

Penyuluh pertanian sukarelawan adalah para kontak tani di pedesaan, yang


secara sukarela tanpa bayaran membantu dinas pertanian dalam usaha
menyebarluaskan teknologi baru. Jumlah para pegawai penyuluh pertanian
adalah sedikit sekali, bila dibandingkan dengan jumlah sasaran yang harus
dibinanya. Menurut angka-angka yang dapat dikumpulkan, maka pada
tahun 1970-1n ada kurang lebih 10.000 penyuluh pertanian untuk 12 juta
keluarga tani, yang berarti setiap penyuluh pertanian rata-rata membina
1.200 keluarga tani atau sebanyak 8.400 jiwa kurang lebih. Jelas hal ini
terlampaui banyak untyk para penyuluh pertanian itu. Karena penambahan
pegawai penyuluhan pada waktu sekarang sedikit kemungkinannya atau
terbatas sekali, mak dicari jalan lain. Yaitu dengan mencari pembantu-
pembantu sukarelawan dan membina mereka sampai cakap dan terampil
untuk jadi penyuluh. Penyuluh-penyuluh pertanian sukarelawan itu biasa
kita sebut sebagai kontak tani. Mereka biasanya diserahi tugas
penyelenggaraan pelbagai macam demonstrasi, di bawah bimbingan
penyuluhnya. Juga ikut melakukan kursus dan pertemuan-pertemuan
petani, serta membina kelompok tani di daerahnya. Setaip kontak tani
diharapkan dapat membina kurang lebih 20 orang petani-petani maju di
lingkungannya. Sementara tiap petani maju dapat mempengaruhi 10 orang
petani biasa. Maka secara teoritis setiap penyuluh pertanian lapangan akan
membina 20 (kontak tani) x 20 ( tani maju) x 10 petani biasa = 4.000

141
petani. Para kontak tani kita pilih dari golongan kedua dan ketiga dari
golongan-golongan adopter, seperyi diuraikan dalam bab mengenai proses
adopsi di muka.
Penggolongan lain dari petani dari segi penyuluhan adalah :
− Petani naluri ( petani yang cara usahanya masih seperti yang
diwariskan oleh nenek moyangnya);
− Petani maju (petani yang sudah menggunakan teknologi baru dalam
usahanya dan bersikap maju/progresif)
− Petani teladan (petani maju yang usahanya dicontoh oleh petani-petani
setempat, tetapi ia tidak aktif menyebarluaskannya);
− Kontak tani (petani teladan yang ikut aktif dalam usaha penyuluhan
teknologi baru kepada petani-petani di daerahnya).
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh para petani teladan agar
dapat dipilih menjadi kontak tani adaalh umpamanya :
− Petani pemilik tanah yang juga penggarap atau petani penggarap atau
petani pemilik tanahyang berpengalaman dalam usaha tani
− Mempunyai pengaruh baik terhadap masyarakat tani di sekitarnya
− Memiliki pandangan positif terhadap kemajuan (dinamis)
− Aktif membantu pemerintah dalam usaha-usaha penyuluhan menuju
pembangunan pertanian.
Tugas utama dari kontak tani adalah pembinaan kelompok tani di
daerahnya. Ia mempunyai peranan seabagi guru, penggerak pemimpin dari
kelompoknya menuju ke kemajuan.
Dalam usaha pembinaan para kontak tani maka penyuluh pertanian ybs,
melakukan pelbagai kegiatan sebagai berikut :
− Kunjungan rumah atau lapangan, baik untuk keperluan penyuluhan
(memberi informasi, rekomendasi, mengajarkan keterampilan,dst)
maupun untuk hubungan sosial biasa.
− Pertemuan periodik dengan kontak-kontak tani se-daerah di pusat
penyuluhan pertanian. Disini dilakukan pertukaran pikiran,
memperkenalkan teknologi baru, menilai pelaksanaan program,
menyusun program baru, hubungan sosial,dst.
− Memberikan bahan-bahan penyuluhan secara teratur seperti majalah
pertanian, buku pedoman, brosur, poster, dst.
− Menyelenggarakan kurusu-kursus pertanian
− Menyelenggarakan karya wisata ke tempat-tempat yang dapat
menambah pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan.
− mengadakan perlombaan-perlombaan untuk menilai prestasi kontak
tani dan kelompoknya, serta disertai pemberian penghargaannya;
− mempercayakan penyelenggaraan pelbagai kegiatan-kegiatan seperti
demonstrasi panca usaha dan usaha tani, pemberantasan
hama/penyakit, pembinaan kelompok pendengar siaran pedesaan dst.;

142
− memberikan fasilitas-fasilitas tertentu untuk menambah kegairahan
kerja, seperti pemberian pupuk, benih atau obat-obatan;
− sewaktu-waktu menyelenggarakan pertemuan-pertemuan profesi dan
social.
Untuk keperluan evaluasi para kontak tani, maka penyuluh pertanian yang
bersangkutan harus mengadakan pencatatan keterangan hidupnya tiap-tiap
kontak tani, yang biasa disebut pencatatan biodata dalam kartu data kontak
tani. Dalam kartu data tersebut dicatat keterangan mengenai : nama, umur,
alamat, agama, pendidikan formil dan tambahan kursus-kursus pekerjaan,
milik tanah (sawah, bagi hasil, gadai dst.), jenis-jenis tanaman yang
diusahakan, ternak besarkecil/unggas, ikan, kelompok tani yang dibina,
jumlah petai anggota kelompok yang dibina, kegiatan-kegiatan dalam
penyuluhan pertanian dll lagi.

e. Soal yang terakhir adalah bagaimana melakukan kegiatan-kegiatan


penyuluhan pertanian itu.
Untuk dapat memperoleh hasil sebesar-besarnya, maka pelaksanaan kegiatan-
kegiatan penyuluhan pertanian itu harus memenuhi beberapa persyaratan
seperti berikut :
- Sesuai dengan keadaan sasaran, yaitu berhubungan dengan keadaan
daerah (tanah, iklim, topografi, perhubungan dst.) ; kwalitas sasaran
(pendidikan umum, pengetahuan pertanian, keterampilan kejuruan,
kesehatan dst.) ; dan sifat-sifat sosio kebudayaan seperti umur, kelamin,
adat istiadat, nila-nilai hidup, norma-norma social dst.
- Cukup dalam jumlah dan mutu, yaitu cukup jumlahnya/frekwensi
menurut batas-batas kesanggupan penerimaan sasaran yang
bersangkutan; dan cukup mutunya/kwalitasnya menurut ilmiah tetapi
juga tidak terlampau dangkal garis besar/summier.
- Tepat mengenai sasaran dan pada waktunya. Amanat (dapat berupa
informasi , rekomendasi atau ajaran) diarahkan kepada sasaran yang
memerlukan, sehingga akan diperhatikan. Bagan waktu kegiatan
penyuluhan disesuaikan dengan kalender kerja petani atau kalender
produksi pertanian. Tidak terlal awal ataupun terlalu akhir.
- Amanat harus mudah diterima dan dimengerti. Cara penyampaian harus
sederhana dan dapat langsung diterima dengan panca indranya dan otak
sasaran dengan mudah. Mereka tidak perlu menerka-nerka maksud/isi
amanat yang disampaikan itu.
- Murah pembiayaannya. Selalu dicarikan kemungkinan-kemungkina lain
(alternative) yang dapat menekan biaya, sehingga dengan anggaran yang
tersedia akan dapat dikerjakan lebih banyak lagi, tapa mengurangi
mutunya.

143
Cara-cara yang dipergunakan dalam penyelenggaraan kegiatan-kegiatan
penyuluhan jumlahnya banyak sekali. Malahan terus bertambah karena
peneliti dan pemakai metode-metode penyluhan itu selalu mencari yang bar,
yang lebih efektif dan efisien. Berdasar beberapa pertimbangan, maka kita
dapat membagi metoda-metoda penyluhan itu dalam beberapa golongan
seperti berikut :
Dilihat dari segi komunikasi maka metoda-metoda penyuluhan dapat
dibedakan antara yang langsung (muka ke muka, face to face
communications) dan yang tidak langsung (indirect communications).
Metoda-metoda yang langsung, adalah di mana penyuluh pertanian itu
berhadapan muka ke muka dengan sasarannya. Umpamanya dalam
pembicaraan-pembicaraan dib alai desa, di sawah, di rumah, di kantor, dalam
kursus, demonstrasi, karyawisata dst. Metoda-metoda yang langsung ini
dianggap lebih efektif (kena sasaran), meyakinkan, akrab menumbuhkan
pertalian social antara penyuluh dan sasaran. Hanya sayangnya bagi kondisi-
kondisi sekarang (kurang personalia, transport, biaya dst.) masih agak mahal.
Tetapi para penyuluh sukarelawan sekarang juga mempergunakanmetoda-
metoda yang langsung ini. Dan haslnya dirasakan lebih kekal
mendalamberakar. Maka sering metoda-metoda ini disebut sebagai Ratunya
perjuangan memperoleh pengetrap (the Queen of Ba ttle to capture adopters).
Metoda-metoda yang tidak langsung adalah di mana para penyuluh tidak
langsung berhadapan dengan sasaran tetapi menyampaikan amanatnya
melalui perantara (medium atau media). Misalnya metoda-metoda :
publikasi/penerbitan barang-barang cetakan, siaran melalui radio atau televisi,
intermeso dalam pertunjukan atau sandiwara dll. Metoda-metoda langsung
tidak memungkinkannya. Terutama dalam usaha menarik perhatian dan
menggugah hati para sasaran. Siaran-siaran lewat radio dan televisi dapat
menarik banyak perhatian, bila ditangani secara tepat. Pameran-pameran yang
baik diselenggarakannya akan memberikan kesan yang lebih lama dan
meyakinkan. Demikian pula halnya dengan pertunjukan-pertunjukan film dan
slides, yang sekaligus dapat memberikan hiburan dan pengetahuan umum
kepada mereka di pedesaan.
Penggolongan metoda-metoda penyuluhan pertanian itu dapat pula
didasarkan kepada pendekatan secara psychososial, yaitu memperhatikan
keadaan hubungan/interaksi, jumlah dan penggolongan/grouping dari pada
sasaran. Dalam hal ini maka ada metoda-metoda penyuluhan dengan
pendekatan perseorangan, pendekatan kelompok dan pendekatan massal.
Metoda-metoda dengan pendekatan perseorangan adalah di mana penyuluh
pertanian itu berhubungan langsung maupun tak langsung dengan masing-
masing orangnya. Misalnya kunjungan rumah, sawah, kantor, atau surat
kepada perorangan, juga hubungan telepon. Hubungan perseorangan ini
dianggap paling baik, tetapi sukar dijalankan dalam keadaan sekarang.

144
Metoda-metoda dengan pendekatan kelompok adalah di mana penyuluh
berhubungan dengan sasaran itu dalam rangka kelompk-kelompok. Cara
demikian ini sesuai sekali dengan keadaan dan norma-norma sosial dari
masyarakat pedesaan Indonesia, seperti hidup berkekompok, bergotong
royong dan jiwa musyawarah. Juga lebih mudah dan murah bagi
pelaksanaannya. Metoda-metoda dengan pendekatan kelompok ini adalah
misalnya pertemuan, demonstrasi, karyawisata, pameran, perlombaan,
musyawarah/berdiskusi, kursus, dll.
Metoda-metoda dengan pendekatan massal adalah di mana penyuluh itu
menyampaikan amanatnya langsung atau tidak langsung kepada banyak
orang sekaligus, pada waktu yang hampir bersamaan. Umpamanya dengan
pidato dalam pertemuan besar; siaran pedesaan; lewat radio dan televisi;
pertunjukan wayang, sandiwara atau dagelan; penyebaran bahan-bahan
cetakan; penempelan poster-poster; pembentangan spanduk dll.
Metoda-metoda ini baik untuk dipergunakan untuk menarik perhatian,
menggugah hati dan memperingatkan kembali sasaran yang berjumlah
banyak itu akan sesuatu hal yang penting. Pengaruhnya sepintas lalu, tetapi
meluas ke seluruh masyarakat.
Menurut mekaniknya penerimaan pada sasaran metoda-metoda penyuluhan
pertanian itu dapat pula dibagi dalam golongan-golongan : metpda-metoda
yang dilihat, metoda-metoda yang dapat didengar sekaligus. Metoda-metoda
yag dapat dilihat adalah di mana amanat penyuluhan diterima lewat
penglihatan untuk memulai proses adopsinya. Seperti metoda-metoda
publikasi/penerbitan barang-barang cetakan, gambar, poster dll : pertunjukan
film bisu dan slides tanpa penjelasan vocal; pameran tanpa penjelasan vokal;
surat-menyurat dst. Metoda-metoda yang dapat didengar adalah di mana
amanat penyuluhan diterima lewat pendengaran untuk memulai proses
adopsinya. Misalnya metoda-metoda siaran lewat radio da tape recorder;
hubungan per telepon; pidato, ceramah atau pelajaran tanpa sesuatu
demonstrasi, meskipun penyuluhnya dapat terlihat; dll.
Sedang metoda-metoda yang dapat dilihat dan didengar adalah di mana
amanat penyuluhan itu dapat diterima lewat penglihatan dan pendengaran
untuk memulai proses adopsinya. Seperti metoda-metoda pertunukan film
bersuara, siaran lewat televisi, wayang, sandiwara, demonstrasi, kursus
(pelajaran kelas dan prakteknya), pameran dengan penjelasan-penjelasan
vokal, karyawisata dll.
Hasmosoewignjo dan Atilla Garnadi dalam bukunya “Penyuluhan kepada
Rakyat Tani” mengatakan bahwa hasil penangkapan dari mendengarkan saja
kira-kira 10 %, hasil pengkapan dari melihat saja kira-kira 50 %, sedang hasil
penangkapan dari mengerjakan sendiri kira-kira 90 %. Menurut mereka pula
ada filsafat Tionghoa kuno yang menerangkan;

145
“Jika saya mendengar, saya akan mudah lupa; Jika saya melihat, saya akan
ingat; Jika saya mengerjakan, saya tambah pengetahuan.”
Mengetahui= mendengar + melihat + dapat mengerjakan sendiri.
Penggolongan metoda-metoda penyuluhan pertanian yang lain adalah
berdasarkan Intensitas usaha-usaha yang dicurahkan. Ada penyelenggaraan
kegiatan-kegiatan sepanjang tahun tersebar menurut kalender produksi
pertanian tanpa adanya peningkatan usaha yang berarti, ini namanya
kegiatan-kegiatan yang rutin. Di samping yang rutin kadang-kadang ada
usaha-usaha istimewa, yaitu mempergunakan pelbagai metodda penyuluhan
secara koordinatif dengan maksud mengarahkan perhatian orang-orang
kepada suatu maslah tertentu - dan cara pemecahannya -selama waktu yang
terbatas. Usaha-usaha ini bisa disebut kampanye dalam penyuluhan pertanian.
Beberapa pertimbangan untuk menentukan pelancaran suatu kampanye
adalah seperti :
- Masalahnya penting bagi banyak orang.
- Yang direkomendasikan akan diterima oleh orang-orang.
- Pelaksanaan kampanye dalam waktu yang terbatas.
- Dapat ditentukan tujuan-tujuan kampanye yang jelas dan tepat.
- Dapat diadakan ukuran-ukuran penilaian kemajuan mencapai tujuan-
tujuan kampanye, dan.
- Hanya satu kampanye dalam waktu yang sama.

6.6. Metoda-Metoda Dalam Penyuluhan Pertanian

Yang harus menjadi pertimbangan kitaadalah sebayak mungkin sasaran yang


harus dilayani, sesering mungkin menghubungi mereka dan semurah mungkin.
Seperti telah diuraikan dalam fatsal 47, maka penggunaan metoda-metoda (cara-
cara melakukan kegiatan) penyuluhan pertanian harus didasarkan pada
persyaratan-persyaratan seperti berikut :

- Sesuai dengan keadaan sasaran,


- Cukup dalan jumlah dan mutu,
- Tepat mengenai sasaran dan pada waktunya,
- Amanat harus mudah diterima dan dimengerti,
- Murah pembiayaannya.

Dalam fatsal-fatsal selanjutnya akan diajukan pelbagai macam metoda


penyuluhan pertanian, yang sudah bisa dan sejak lama dipergunakan oleh para
penyuluh pertanian di negara kita. Mungkin suatu metoda itu banyak dpergunakan
dalam suatu waktu tertentu, dan tidak lagi dalam periode yang kemudian. Hal ini
banyak dipengaruhi oleh apresiasinya para petugas yang bersangkutan dan juga
berhubungan dengan dana dan sarana yang tersedia.

146
Dalam cara menguraikan metoda-metoda penyuluhan pertanian itu, akan dipakai
sebagai pedoman suatu tulisan dari J. Paul Leagans “Extension Teaching
Methods”. Usaha taninya untuk tujuan tertentu. Biasa disebut anjangsono, anjang
karya dsb.

1. Kunjungan rumah dan usahatani

Artinya: suatu hubungan langsung antara penyuluh dengan petani dan


keluarganya di rumah ataupun di usahataninya untuk tujuan tertentu. Biasanya
disebut anjangsono, anjang karya, dsb.

Tujuannya :
- Berkenalan, kunjungan kehormatan dan untuk mendapatkan kepercayaan
dari petani serta keluarganya.
- ertukar fikiran tentang masalah pribadi dan masyarakat desa.
- Menemukan masalah-masalah yang tidak disadari sasaran.
- Mengajar keterampilan,
- Memberi atau mendapat informasi.
Cara melakukannya dengan memperhatikan hal-hal seperti berikut :
- Ada maksud dan tujuan tertentu.
- Tepat waktunya dan tidak membuang-buang waktu petani.
- Rencanakan beberapa kunjungan berurutan untuk menghemat waktu.
- Kunjungi juga petani-petani yang jauh dan terpencil.
- Metode ini untuk memperkuat metode-metode lainnya atau bila metode-
metode lainnya tidak mungkin.
Selama berkunjung harus diingatkan hal-hal seperti berikut :
- Membicarakan soal-soal yang menarik perhatian.
- Biarkan petani berbicara sebayak-banyaknya da jangan memotong
pembicaraannya.
- Bicara bila petani itu ingin mendengarkannya.
- Bicara dalam gaya yang menarik sasaran.
- Pergunakan bahasa umum yang mudah, bicara pelan-pelan dan girang.
- Jangan memperpanjag persilatan lidah.
- Biarkan petani merasa sebagai pemrakarsa gagasan-gagasan yang baik.
- Harus jujur dalam mengajar maupun belajar.
- Meninggalkan rumah atau usaha tani itu sebagai kawan.
- Catat tanggal kunjungan, tujuan, hasil dan janji-janji.
- Membawa surat selebaran, brosur, benih dsb untuk diberikan kepada
petani atau keluarganya. Ini akan menjalin persahabatan.

147
Hubungi petani itu bila ia sedang bekerja. Misalnya mendiskusikan pupuk di
waktu petani itu mau atau sedang menebarkan pupuk. Metode ini dapat dipakai
untuk :

- Mengajar keterampilan atau pelajaran peroragan.


- Menimbiulkan keinginan untuk mengadopsi cara-cara lebih baik.
- Menolong sasaran menganalisa masalah-masalahnya dan mempersiapkan
mereka bertindak secara berpengetahuan.

Metode ini dapat dipakai dalam hal-hal seperti:

1. Di rumah : tanaman halaman, kompos, perbaikan rumah, pemeliharaan


bayi, mengawetkan makanan, mengolah hasl dsb.
2. Di usaha tani : introduksi benih baru, pupuk hijau, cara-cara baru,
pengairan yang baik, drainage dsb.
Manfaatnya metode ini adalah :
- Mendapat keterangan langsung perihal masalah-maslah dipeesaan.
- Membina persahabatan.
- Timbulnya kepercayaan pada penyuluh bila anjuranya diterima.
- Menemukan tokoh-tokoh masyarakat yang lebih baik.
- Menimbulkan perhatian pada para petani akan adanya pelayanan dari
instansi pemerintah untuk kepentingan mereka sendiri.
- Rintangan-rintangan antara para petani dan penyuluh menjadi kurang.
- Mencapai juga petani yang terpencil, yang terlewat oleh metode lainnya.
- Prosenan adopsi anjuran-anjuran teknolgi yang baru lebih tinggi.
- Mendapatkan bahan-bahan untuk pemberitaan atau cerita-cerita.

Pembatasan adalah:
- Jumlah kunjungan yang mungkin dilakukan adalah terbatas.
- Kunjungan-kunjungan yang cocok bagi peani dan bagi penyuluh adalah
terbatas sekali.
- Kunjungan yang sering kepada seorang tani akan menimbulkan
prasangka pada petani lainnya.
- Metode ini adalah relatif mahal.

2. Pertemuan Umum
Artinya: suatu rapat dengan peserta campuran, dimana disampaikan beberapa
informasi tertentu untuk menjadi perbandingan dan untuk pelaksannan di
kemudian hari.
Tujuannya:
- Mencapai dan meyani jumlah orang yang banyak secra efektif

148
- Mempersiapkan orang-orang untuk kegiatan tertentu
- Mengetahui tanggapan/rekasi orang-orang mengenai kegiatan-kegiatan
tertentu.
Cara melakukannya dengan perencanaan dan persiapan yang baik, seperti:
- Rundingkan dahulu dengan orang-orang atasan/pengawasan
- Konsultasi dengan tokoh-tokoh setempat dan buatlah acara sementara
- Jaminan kedatangan pembicara-pembicara rapat
- Adanya acara tambahan untuk hiburan atau rekreasi
- Pengumuman yang meluas akan adanya rapat itu
- Usahakan ikut sertanya semua di tempat itu
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
- Rapat diselenggarakan di tempat yang letaknya strategis, dengan tempat-
tempat duduk yang baik, penerangan dan uadar segar
- Waktunya selagi kurang pekerjaan dalam usahatani
- Pada siang hari, bila tempat tinggal orang berjauhan
- Tempat mengawali dan mengakhiri pertemuan
- Perhatian ditujukan kepada maksud rapat, dengan memberi kesempatan
untuk berdiskusi. Hindarkan pertengkaran pendapat
- Anjuran mempergunakan alat-alat peraga
- Usaha-usaha menarik perhatian, menggugah hati, dan mendorong
kegiatan
- Memberi penghargaan kepada semua golongan yang hadir
- Tokoh-tokoh setempat ikut menyelenggarakan rapat, baik bila jadi ketua
rapat atau jadi pembawa acara.
- Penghargaan untuk jasa-jasa yang diberikan.
- Usahakan kegaiatan lanjutan kalau ada
- Membuat pelaporan rapat dan pengumumannya
- Bila mungkin adakan juag pameran atau pertunjukan film
- Berikan selebaran-selebaran cepat yang sesuai pada waktu istirahat.
Metode ini diapai untuk:
- Memperkenalkan program pembangunan masyarakat desa atau program
kesejahteraan lainnya.
- Memperkenalkan program penyuluhan pertanian tahun yang
bersangkutan
- Mengikutsertakan kegiatan masyarakat desa, kampanye peningkatan
produksi padi, perayaan hari nasional.
Manfaat metode ini:
- Banyak orang yang dipecat
- Jadi tahap persiapan untuk metode lainnya
- Menjaga reaksi orang-orang terhadap suatu program tertentu

149
- Perkenalan pribadi dapat ditingkatkan
- Segala macam topik atau judul dapat diajukan
- Psikologi kelompok dapat dipergunakan untuk menarik perhatian
terhadap suatu program tertentu
- Adopsi suatu anjuran secara murah/sedikit biaya
Pembatsannya:
- Tempat dan sasaran pertemuan tidak selalu cukup
- Waktu untuk diskusi biasanya terbatas sekali
- Pembhasan topik akan susah karena peserta rapat yang campuran
- Kejadian-kejadian di luar kekuasaan, sperti cuaca buruk dan seterusnya
dapat mengurangi jumlah hadirin.

3. Pertemuan Diskusi
Pertemuan atau rapat diskusi adalah untuk kelompokan kecil tidak lebih dari
12 orang. Harus ada partisipasi yang baik dari para hadirin. Biasanya
dipergunakan utnuk pertukaran pendapat engenai suatu hal yang akan
diselenggarakan, atau guna mengupulkan saran-saran untuk memecahkan suatu
persoalan. Keberhasilan rapat diskusi banyak tergantung dari pemimpin untuk:
- memperkenlakan soal yang dapat perhatian para peserta
- memelihara perahtian yang kontinyu dari hadirin
- memberi kesempatan kepada semua orang untuk mengemukakan
pendaptnya, dan menghindarkan dominasi beberapa orang saja
- membuat kesimpulan pembicaraan-pembicaraan dan menyusun saran-
saran yang diajukan
- bila dikehendaki suatu kegiatan, maka diusahakan persetujuan mayoritas
untuk rencana kegiatan tersebut
- bila rapat diskusi itu untuk tujuan latihan edukatif, maka harus diberikan
bahan-bahan informasi yang cukup agar sampai kepada kesimpulan-
kesimpulan yang tepat

4. Pertemuan kuliah
Pertemuan kuliah dipergunakan untuk memberikan informasi sebanyak-
banyaknya dan secepat-cepatnya. Agar efektif sekali, maka perlu dipakai alat-alat
peraga seperti: gambar-gambar, grafik, model, peta, dll. Pemberian selebaran
cepat (brosur, leaflet, folder, dst.) mengenai topik yang dibahas akan menolong
menambahpengertian. Pertemuan-pertemuan semacam ini baik sekali untuk
dipakai dengan kontak-kontak tani, tokoh-tokoh masyarakat pedesaan, pemimpin-
pemimpin pemuda tani, demonstrator, dll.
Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah:
- perencanaan dan persiapan yang baik sebelumnya
- siap dengan topik yang akan dibahas

150
- para hadirin sudah tahu sebelumnya apa yang akan dibahas
- sebanyak mungkin demonstrasi
- pakai sebanyak-banyaknya alat peraga
- sebanyak mungkin mengikut sertakan para peserta dalam pembahsan topik
itu.

5. Kunujungan kantor
Dalam hal kunjungan kantor maka yang datanglah yang mencari informasi.
Kejadian demikian pada waktu sekarang masih langka sekali. Jika terjadi
demikian, maka penyuluh pertanian itu harus berusaha melayani tamu itu sebaik-
baiknya. Ia harus berusaha melayani tamu itu sebaik-baiknya. Ia harus
meninggalkan kantor pertanian dengan rasa puas, sehingga untuk selanjutnya ia
akan menjadi sahabat karib dari penyluh. Sama halnya dengan kunjungan kantor
ini adalah pembicaraan lewat telepon, yang sekarang masih jarang sekali
terjadinya.

6. Demonstrasi cara atau pencontohan


Artinya: memperlihatkan secara singkat kepada suatu kelompok bagaimana
melakukan suatu cara kerja baru atau suatu cara yang lama tetapi dengan lebih
sempurna. Metode ini tidak mempersoalkan mengenai hasilnya, tetapi bagaimana
cara melakukannya suatu cara kerja. Jelas pula bahwa demonstrasi ini bukan
percobaan atau pengujian, tetapi suatu usaha pendidikan.
Tujuannya: untuk meyakinkan orang-orang, bahwa sesuatu cara kerja tertentu
yang dianjurkan itu adalah berguna dan praktis sekali bagi mereka. Demonstrasi
itu mengajarkan suatu keterampilan baru.
Cara melakukannya dengan segala perencanaan dan persiapan yang
diperlukan, dintaranya seperti:
- datang jauh sebelum waktunya di tempat demonstrasi untuk memeriksa
peralatan dan bahan.
- Mengatur tempat sebaik mungkin, sehingga semua peserta dapat
melihatnya dan ikut dalam diskusinya
- Demonstrasi dilakukan tahap demi tahap, sambil membangkitkan
keinginan untuk bertanya-tanya
- Berikan kesempatan kepada orang-orang untuk mencoba keterampilan
yang baru itu.
- Berikan selembaran cepat (brosur, buletin, dst) yang bersangkutan dengan
demonstrasi itu.
- Catat nama para hadirin dan yang ingin mengadopsi cara baru itu. Perlu
untuk bimbingan lajutannya.
Kelanjutannya:
- Muatkan pemberitaan dalam surat kabar perihal demonstrasi ini

151
- Kontak-kontak tani supaya mengawasi adopsi cara kerja baru ini.
Anjuran:
- Pilihan topik yang berdasarkan keperluan orang-orang
- Demonstrasi dilakukan tepat masanya
- Pengumuman yang meluas sebelum waktunya untuk menarik banyak
perhatian dan menjamin banyak pesrta
- Pergunakan alat-alat yang mudah didapat orang
- Hilangkan keragu-raguan, tetapi hindarkan pertengkaran mulut
- Hargai cara-cara yang biasa dipergunakan para peserta
Demonstrasi cara ini dipergunakan untuk:
- mengajarkan cara-cara menjahit, memasak, mengawetkan makanan,
memelihara benih, membuat kandang terak, kakus sehat, dst.
- Pesemaian, alat-alat yang lebih baik, cara dan jumlah pemupukan,
pemilihan benih, pembasmian hama dan penyakit, dst.
Manfaatnya metode ini:
- Cara mengajar keterampilan yang efektif
- Merangsang kegiatan
- Menumbuhkan kepercayaan pada dir sendiri
- Jaga untuk tujuan-tujuan publisitas
- Menambah kenalan bagi penyuluhan pertanian
- Memperkenalkan perubahan cara kerja dengan biaya yang rendah
Pembatasannya :
- Tidak cocok bagi semua subject-matter/topic;
- Memerlukan banyak persiapan, peralatan dan ketrampilan pada fihak
penyuluh pertanian ;
- Merugikan program penyuluhan (kemunduran) bila demontrasi itu
dijalankan jelek sekali.

8. Demontrasi hasil
Artinya : cara memperlihatkankepada orang hasil suatu cara kerja baru.
Metoda ini memerlukan agak banyak waktu. Biasanya diperlukan perbandingan
dan pencatatan2 yang berurutan dalam menyelesaikan suatu masalah.

Tujuannya untuk : menunjukkan nilai cara baru, dan untuk memperlihatkan


bahwa anjuran2 itu cocok bagi tempat itu dan dapat menguntungkan pula.

Apa yang harus dilakukan :

Perencanaan
- Rundingan orang2 setempat dan menarik perhatian mereka ;
- Konsultasi dengan penyuluh pertanian spesialis ;

152
- Garis besar dari rencana yang tetap, dan supaya ditulis ;
- Pemilihan petani2 yang memberikan respons baik ;
- Rundingan dan perencanaan dengan petani2 yang memberikan respons
baik ;
- Rundingan dan perencanaan dengan petani2 yang terpilih itu ;
- Pengumuman yang meluas.
Pelaksanaan
- Siapkan semua bahan dan peralatan ;
- Permulaan demonstrasi disaksikan oleh orang2 setempat ;
- Bila demonstrasi lapangan supaya diberi tanda2 yang jelas ;
- Membantu petani demonstrator dengan pencatatan peristiwa2 seperlunya ;
- Menyusun kalender kerja demonstrasi yang bersangkutan ;
- Mendatangi demonstrasi agak sering untuk memberikan bimbingan dan
pengawasan ;
- Memberikan publisitas tentang demonstrasi dan demonstratornya,
terutama liwat karyawisata petani2 lainnya, pada waktu2 / tahap2
demonstrasi yang paling cocok ;
- Melakukan kunjungan kepada demonstrasi2 yang berhasil ;
- Pemberian penjelasan mengenai demonstrasi dilakukan oleh demonstrator
sendiri ;
- Susunlah catatan, bukti dan kesimpulan2 tentang demonstrasi tadi ;
- Usahakan adopsi cara baru itu oleh petani2 lainnya.

Anjuran2 :
- Batasi ruang-lingkup demonstrasi itu hanya untuk meyakinkan
kebenaran/kemantapan cara baru itu, jadi tidak untuk menemukan hal2
yang baru ;
- Supaya ada perbandingan atau petak dasar (check plot) ;
- Untuk menghemat tenaga dan waktu lebih baik mengambil contoh hasil
cara2 setempat, daripada menyelenggarakan demonstrasi tersendiri, bila
mungkin ;
- Lebih baik melakukan satu demonstrasi yang baik daripada banyak
demonstrasi yang meragukan ;
- Demonstrasi itu harus dimanfaatkan bagi orang2 setempat dengan cara
karya wisata, pertemuan lapangan (Farmers’ Field Days), publisitas dst. ;
- Pilihlah petani2 yang ingin menyelenggarakan demonstrasi itu di lain
tempat, daripada terus dengan petani2 itu juga ;
- Pilihlah tempat demonstrasi yang sering dikunjungi/ diliwati banyak petani
;
- Pakai hasil demonstrasi itu dalam kumpulan/rapat, surat selebaran, kursus
dst.

153
- Bila gagal supaya dianalisa sebab2nya.

Dapat dilakukan untuk menganjurkan :


- Makanan yang lebih baik, pemeliharaan bayi, kompos, makanan ternak,
pancha usaha pada tanaman padi dst. ;
- Proteksi tanaman, pembuahan buatan pada ternak, pemupukan tanaman
dst.

Manfaatnya metode ini :


- Memperkenalkan cara atau bahan baruyang akan lebih menguntungkan ;
- Meyakinkan orang yang masih ragu2 dengan azas “melihat baru percaya
atau seeing is believing” ;
- Memperoleh keterangan2 yang nyata ;
- Memberi pengalaman kepada penyuluh pertanian, sehingga akan
mendorong melanjutkan pekerjaannya dengan penuh keyakinan ;
- Menumbuhkan kepemimpinan setempat ;
- Meyakinkan bahwa penyuluh2 pertanian itu bekerja praktis.

Pembatasannya :
- Sukar mencari petani yang mau membuat catatan2 terus menerus ;
- Hasil dapat dirusak oleh faktor2 di luar kekuasaan manusia seperti karena
cuaca dst ;
- Suatu demonstrasi yang gagal akan mengurangi kemantapan usaha2
penyuluhan lainnya ;
- Tidak selalu cocok untuk semua hal yang dianjurkan ;
- Memerlukan persiapan yang banyak diteliti, sedang biasanya cukup tinggi
- Kadang2 menimbulkan persaingan diantara petani2 setempat.

9. P a m e r a n
Artinya : usaha memperlihatkan/mempertunjukkan secara sistematis model,
contoh, barang, peta gambar, poster dst.,dalam suatu urutan yang penting bagi
pendidikan atau menumbuhkan perhatian pada para pengunjung. Suatu
pameran melingkupi tiga tahap usaha komunikasi, yaitu menarik perhatian,
menggugah hati, dan membangkitkan keinginan. Mungkin juga tahap
meyakinkan.

Tujuannya untuk :
- Membiasakan orang denga norma2 yang lebih baik ;
- Mempengaruhi orang menerima cara2 baru ;
- Menarik perhatian dari banyak orang ;

154
- Meningkatkan pengertian dan menumbuhkan kesukaan kepada
penyuluhan.

Apa yang harus dilakukan :


- Menentukan sifat pameran mengingat waktu, sasaran dan tujuan
langsungnya ;
- Sederhana dan mudah dimengerti, berdasarkan satu gagasan pada satu
waktu dan tempat ;
- Harus ada susunan yang berurutan dan kelanjutan ;
- Pergunakan jumlah obyek secukupnya, tidak berlebihan ;
- Memberikan ruang dan dekorasi untuk kesedapan pandangan ;
- Barang2 yang dipamerkan supaya diberi label keterangan yang jelas tapi
pendek ;
- Para penjaga pameran diberi informasi sebaik-baiknya, dan mereka harus
sungguh2 dan tepat dalam penjelasannya ;
- Pameran yang bermutu adalah yang diidamkan ;
- Pameran beraksi menarik perhatian dan membangkitkan keinginan ;
- Berikan selebaran cepat yang sesuai ;
- Pameran dapat di-pindah2 dan ukurannya besar2 ;
- Pengumuman jauh sebelumnya ;
- Pengiraan efektivitas pameran dengan jalan : penganalisaan kunjungan,
pertanyaan dan permintaan/ pesanan, pencatatan saran2 dari para
pengunjung.

Saran2 untuk menambah atraksi pameran :


- Pergunakan sebanyak mungkin bahan setempat, sebab akan lebih banyak
dikenal orang sehingga akan lebih berarti bagi mereka.
- Sedapat mungkin disangkut-pautkan dengan perayaan atau pasar-malam
setempat, seperti dalam acara peringatan 17 Agustus dst.

Pameran ini dapat dipergunakan untuk pelbagai macam topik, seperti :


- Pengawetan tanah dan usaha pencegahan tanah larut ;
- Usaha perbaikan pengairan perdesaan ;
- Usaha perbaikan produktivitas pertanian tanaman pangan, tanaman
perkebunan rakyat, peternakan, perikanan, kehutanan.;
- Perbaikan rumah tangga ;
- Perbaikan kehidupan masyarakat desa.

Manfaatnya metode ini :


- Salah satu metode yang terbaik untuk mendekati orang2 yang buta-huruf ;
- Bernilai sebagai publisitas bila usaha penyuluhan baru mulai ;

155
- Mempunyai daya tarik yang besar sekali
- Dapat menarik perhatian golongan yang bermacam-macam
- Dapat dimasukkan dalam acara keramaian setempat dan berperan sebagai
acara rekreasi
- Menumbuhkan daya kreasi
- Merangsang semangat persaingan sehat bila diusahakan untuk itu,
umpamanya dengan ada perlombaan sebelumnya
- Dapat menumbuhkan pasaran untuk hasil-hasil tertentu
Pembatasan:
- Memerlukan banyak persiapan dan modal
- Tidak dapat dilakukan pada tempat yang sama terus menerus tanpa
mengadakan perobahan
- Tidak dapat dipergunakan untuk segala macam topik atau segala tahap
kerjaan

10. Karyawisata
Artinya: adalah suatu metode dimana suatu kelompokkan orang secara bersama
mengadukan perjalanan untuk melihat cara melakukan suatu yang lebih baik
atau hasilnya suatu metode dalam keadaan yang sesungguhnya. Untuk maksud
itu maka kelompok harus jalan ke luar daerah untuk beberapa waktu dengan
acara yang sudah ditentukan lebih dahulu.
Tujuannya untuk:
- Meyakinkan para petani dengan memberikan kesempatan kepada mereka
untuk melihat hasilnya suatu metode baru, demonstrasi suatu
keterampilan, alat beri, dan juga mendapatkan pandangan hasil
pembangunan daerah lain
- Membantu orang-orang mengenal masalah, menimbulkan perhatian,
menumbuhkan pembicaraan bersama dan mengajak melakukan sesuatu
kegiatan
Apa yang harus dilakukan:
Perencanaan
- Tentukan lebih dahulu tempat-tempat yang akan dikunjungi dan apa-apa
yang akan dilihat dan dipelajari
- Tentukan susunan kelompok dan pemimipinnya
- Rundingkan dengan para peserta halikhwal bersangkutan dengan
perjalanan tersebut
- Membantu mereka menentukan soal tanggal, lamanya, pengangkatan,
makanan dan minuman serta lainnya
- Menghubungi orang dan badan yang perlu dikunjungi

156
Pelaksanaan
- selalau mengusahakan kepentingan kelompok
- di tiap tempat yang dikunjungi memberikan kesempatan untuk melihat,
mendengar, dan bertukar fikiran kepada msing-masingpeserta
- membantu mereka membuat catatan-catatan yang diperlukan
- mengatur acara kunjungan tidak terlalu padat atau membosankan
- mengusahakan adanya reaksi, kesenangan perjalanan dan kegembiraan
kelompok
Usaha lanjutan
- hubungi tiap peserta masing-masing atau dalam hubungan kelompok
- arahkan mereka kepada suatu kegiatan
- mengatur persediaan dan pelayanan yang diperlukan
- memberikan pengakuan dan penghargaan kepada mereka yang cepat
belajar
- menggunakan anggota yang berhasil dalam usaha pembinaan lainnya
- mengeluarkan pemberitaan mengenai karyawisata itu
Anjuran untuk diperhatikan dalam pelaksanaan
- rencanakan jauh sebelumnya
- adakan korespondensi dalam waktu yang cukup
- memilih kelompok yang homogen untuk kunjungan yang khusus, dan
kelompok yang mewakili segala golongan untuk kunjungan yang umum
sifatnya
- kelompok tidak terlalu besar
- segala ongkos makan, rekreasi, dan keperluan umum ditanggung oleh
semua peserta
- pada tiap tempat kunjungan peserta dipersilahkan menguraikan hasil usaha
mereka sendiri
Karyawisata ini dapat dipergunakan untuk memberi kesempatan kepada para
etani (dan keluarganya) mengunjungi tempat dan lembaga yang mengusahakan
pemecahan masalah bersangkutan dengan penghidupan dan kehidupan di
pedesaan. Tempat-tempat ini mungkin saja:
- lembaga penelitian, lembaga pendidikan, desa teladan dari suatu daerah
pembangunan, usahatani yang maju, tempat bersejarah, dan tempat
kebudayaan.
- Pameran, pasar malam pertanian, seminarr atau pertemuan petani, dst
Menfaatnya metode ini:
- Dapat dipakai untuk merangsang orang-orang agar melakukan kegiatan
- Peserta-peserta akan menjadi kawan kerjasama yang aktif
- Menumbuhkan saling pengertian antara peserta-peserta dan penyluh
- Memperluas pandangan para peserta
- Menumbuhkan kepemimpinan

157
- Dapat dijadikan tujuan kunjungan karyawisata
Pembatasannya:
- Banyak biayanya
- Sukar mempersatukan keinginan semua orang berhubungan dengan waktu
dan musim
- Kurangnya sarana pengangkutan dan akimodasi
- Bila dilakukan kurangnya baik akan menimbulkan frustasi
- Bila maksud yang lain mengalahkan maksud pendidikan dari karyawisata
ini, maka efektivitasnya akan berkurang

11. Siaran Lewat Radio


Artinya: suatu metode dengan enggunakan radio sebagai media untuk
menumbuhkan sikap terbuka pada petani terhadap cara-cara hidup yang lebih
baik. Dapat dipergunakan untuk pertukaran fikiran menganai judul-judul
tertentu, penyebarluasan informasi dengan obrolan, dialog, nyayian daerah,
sandiwara, dll.
Tujuannya:
- Dapat menjangkau banyak orang dalam waktu yang sama
- Menumbuhkan pemikiran pada para pendengar tentang masalah yang
sedang hangat dihadapi
- Menyebarluskan informasi secara cepat dalam keadaan darurat
Cara melakukannya seperti berikut:
- Tumbuhkan kegemaran untuk mendengarkan radio secara berkelompok di
pedesaan
- Tumbuhkan kegemaran untk mendengarkan siaran pedesaan
- Tumbuhkan kegemaran untuk berkorespondensi dengan studio radio atau
dengan dewan pembina siaran pedesaan, guna mengemukakan keinginan,
keperluan dan pendapatannya
- Penyluh juga harus sering berhubungan dengan studio radio
- Acara-acara yang menarik supaya diumukan dahulu
- Mengirimkan secara teratur berita, cerita, dan pandangan tentang hal-hal
yang terjadi setempat kepada studio radio
- Usahakan partisipasi dari orang-orang daerah yang berbakat untuk mengisi
acara radio
Radio ini dapat digunakan untuk:
- Pertukaran fikiran tentang panca usaha padi
- Anjuran pencegahan penyakit ayam
- Berita kemajuan-kemajuan dalam pembangunan pedesaan
- Berita atau ramlan cuaca
- Berita harga pasar dan anlisis perdagangan hasil bumi

158
- Informasi tentang kegiatan-kegiatan penyuluhan pertanian, misalnya
tentang demonstrasi, kursus, perlombaan dan karyawisata
Manfaatnya metode ini adalah:
- Menjangkau banyak orang dengan biaya yang rendah
- Penyebar-luasan informasi tentang harga pasar dan berita cuaca
- Dapat disajikan banyak topik dan banyak pengalaman orang-orang
- Obrolan para spesialis dapat memenuhi tujuan pendidikan
- Hiburan dapat pula disajikan sebagai selingan
- Orang-orang berbakat setempat dapat kesempatan muncul di muka umum
Pembatasannya adalah:
- Kurangnya alat-alat penerima di pedesaan
- Ajuran mungkin tidak cocok untuk semua tempat
- Tidak dapat mengajarkan keterampilan
Berhubungan dengan siaran pedesaan lewat radio ini, maka sekarang di seluruh
Indonesia sedang dibina kelompok-kelompok pendengar, yaitu kelompok-
kelompok tani yang secara teratur mendengarkan siaran pedesaan, kemudian
mendiskusikan apa yang diuraikan dan selanjutnya melakukan kegiatan-
kegiatan yang dianjurkan. Amsal kelompok pendengar adalah: dengar, diskusi,
dan gerak. Waktu diskusi sering mendapat bantuan dari penyuluh pertanian
lapangan, kontak tani atau tokoh masyarakat tani setempat.

12. Pertunjukan film


Sebagai metode penyuluhan, maka pertunjukan film atau bioskop kepada
masyarakat petani, terutama dengan maksud menarik perhatian untuk sesuatu
hal yang sedang diusahakan. Metode ini adalah mahal biayanya, baik harga
filmnya maupun biaya operasionalnya. Sedang efektivitasnya dari segi
penyuluhan adalah masih diragukan. Digemari sekali oleh para petani, karena
kekurangan hiburan. Maka bila kita mempertunjukkan film dokumenter
pertanian, haruslah sesudah film hiburan atau cerita yang menarik. Tetapi film
dokumenter kepada penonton yang selektif banyak juga manfaatnya, terutama
bila dikombinasikan dengan metode-metode lainnya.
Untuk maksud pendidikan sekarang lebih disukai pertunjukkan slides dan
filmstrips, karena lebih praktis dan dapat dilakukan sambil bicara atau kuliah.
Juga pembuatan slides dan filmstripsnya sendiri adalah lebih mudah dan
murah.

13. Kata yang tertulis


Kata yang tertulis, tergambar atau tercetak merupakan cara komunikasi yang
efektif sejak dahulu kala. Meskipun masih banyak orang yang buta huruf
(Latin), tetapi penggunaan barang cetakan dalam penyuluhan adalah sangat
penting sekali. Orang-orang yang mulai melek huruf memerlukan bahan

159
bacaan yang sederhana dan bermanfaat. Dan dalam hal ini penyuluhan
pertanian dapat memberi sumbangan yang berharga, yaitu penyajian bahan
bacaan yang sekaligus menjadi alat pembantu penyuluhan.
Publikasi yang akan disebarkan disiapkan dalam tiga golongan:
a. Publikasi penelitian, yang menguraikan kesimpulan hasil penelitian dan
percobaan dalam pertanian. Gayanya dapat teknis ilmiah atau semi teknis
ilmiah.
b. Publikasi yang disiapkan oleh penyuluh pertanian spesialis untuk
dipergunakan oleh petugas penyuluhan lainnya, seperti penyuluh pertanian
madya, penyuluh pertanian lapangan, dan petugas teknis pertanian lainnya.
Publikasi ini adalah tidak teknis menguraikan dan memberi tafsiran perihal
hasil-hasil penelitian atau lain informasi untuk bahan bacaan pribadi dan
untuk bahan penyuluhan.
c. Publikasi untuk dibagikan kepada sasaran penyuluhan
Publikasi itu harus ditulis sesuai dengan tingkatan pendidikan sasaran yang
dimaksud. Jika untuk para petani, maka gambar atau potret dipergunakan
sebagai pelengkap uraian. Karikatur dan bagan sederhana akan lebih menark
lagi. Bagian publikasi atau dokumentasi atau pusat informasi pertaniab dapat
menyiapkan publikasi macam ini dengan baik sekali.
Semua publikasi harus ditulis sederhana agar dapat mudah dibaca dan
dimengerti. Mempergunakan kata-kata umum, kalimat pendek dan langsung
kepada yang dituju. Publikasi harus berisi informasi yang berguna bagi
pembacanya. Para pembaca harus dapay membaca dan mengerti tulisan
tersebut tanpa bantuan orang lain lagi. Tiap publikasi harus mengenai satu
judul saja, yang disajikan secara sederhana dan selesai. Misalnya menerbitkan
brosur tentang cara menanam apel, dan tidak mengeluarkan tulisan mengenai
bercocok tanam tanaman buah-buahan. Bahan cetakan yang dapat diterbitkan
adalah umpanya: surat selebaran, buletin, folder, brosur, majalah, poster, dan
lain-lain.

14. Kelompok diskusi


Artinya: suatu kelompok adalah suatu badan terdiri dari orang-orang yang
berhubungan satu sama lain karena ada kepentingan bersama. Jumlahnya
kurang lebih dua puluh orang. Mereka mempergunakan cara bermusyawarah
(diskusi) untuk mengambil keputusan-keputusan bersamanya.
Tujuannya untuk: melaksanakan azas demokrasi, yaitu berfungsinya
kelompokan. Diskusi yang teratur di antara orang-orang yang mewakili
golongan-golongan akan menimbulkan analisa-analisa kebutuhan yang nyata
dirasakan. Banyak masalah yang dapat dipecahkan atau kebutuhan dipenuhi
karena kegiatan bersama, sebab masalah setempat biasanya merupakan
perhatian dari orang-orang yang bersangkutan. Pertemuan-pertemuan

160
kelompok merupakan kesempatan bagi anggota-anggotanya untuk bertukar
pikiran dan pengalaman, serta untuk menumbuhkan kebiasaan berbicara,
berpikir, berencana, dan bekerja sama.
Apa yang harus dilakukan untuk melaksanakan metode in dengan lancar:
- Menemukan orang-orang yang menaruh perhatian untuk masalah yang
dihadapi dengan cara kontak perorangan, selanjutnya mengundang mereka
untuk berkumpul guna suatu diskusi informal. Mintakan mereka
membawa orang lain yang menaruh perhatian pula untuk masalah itu.
- Meneliti orang-orang tersebut untuk dapat dijadikan pemimpin
musyawarah selanjutnya. Bila usaha penyuluhan masih baru di daerah itu,
maka penyuluh untuk sementara dapat memegang rapat, tetapi harus
mencari penggantinya dari orang-orang daerah sendiri.
- Pilihlah tempat yang baik dan cocok untuk pertemuan itu. Bila mungkin
pengaturan tempat duduk secara meja bundar.
- Usahakan agar suasana pertemuan itu akrab dan gembira. Pada permulaan
musyawarah diajukan pendapat-pendapat hadirin mengenai topik
pembahasan dan supaya dapat ditentukan apa masalah-masalahnya.
Penyuluh supaya tidak mendominasi pembicaraan.
- Pertemuan supaya mengusahakan agar kelompok mengenal masalah-
masalahnya dan mengingini pemecahannya.
- Jangan memberikan gambaran bahwa pemecahan masalah itu dapat
dilakukan secara baik dengan rencana-rencana dari penyuluh, pula jangan
menyalahkan cara-cara yang biasa dipergunakan ayau diusulkan oleh
orang-orang yang bersangkutan.
- Usahakan agar orang-orang yang pendiam juga ikut berbicara, biasanya
mereka mempunyai pandangan yang baik. Tetapi harus dihindarkan
adanya pidato-pidato yang panjang lebar tidak menentu.
- Pada akhir pertemuan supaya kelompokan mencapai kata sepakat
mengenai apa yang harus dikerjakan, bagiamana melakukannya, siapa
yang akan melaksanakan dan kapan waktunya. Bila diperlukan penyuluh
supaya memberi nasihat-nasihat teknis atau saran-saran alternatif.
- Memberi penghargaan kepada kepada kelompok untuk usaha-usahanya.
- Usahakan adanya tindakan lanjutan.
Metode kelompok diskusi ini dapat dipergunakan untuk usaha-usaha
perbaikan cara bercocok tanam, pencegahan hama dan penyakit, pengawetan
tanah, kesehatan masyarakat desa, pembentukan dan pelaksanaan badan usaha
unit desa (BUUD), acara hiburan atau perayaan lokal, dst.
Manfaatnya metode ini adalah:
- Membantu tumbuhnya keobyektifan terhadap gagasan-gagasan yang ada
- Tiap peserta merasa ikut menanggulangi persoalan-persoalan
- Membantu penyelesaian-penyelesaian topik-topik yang diperdebatkan

161
- Dapat ditemukannya pemimpin-pemipmpin setempat, kepentingan
kelompok dan masalah-masalahnya
- Menghasilkan perencanaan dan kegiatan kelompok
- Dapat menjangkau lebih banyak orang
Pembatasannya adalah:
- Adanya golongan-golongan yang berlainan kepentingan dalam masyarakat
pedesaan akan merintangi keefektifan metode ini.
- Tokoh-tokoh setempat yang tidak ikut dalam pertemuan musyawarah akan
merintangi kegiatan-kegiatan kelompok.
- Akan tumbuh persaingan-persaingan.
- Tidak mungkin dihindarkannya kehadiran orang-orang yang tidak
bersangkutan.

15. Kontak tani atau penyuluh sukarelawan


Artinya: metode ini mempergunakan pola kepemimpinan pengikut yang masih
terdapat dalam masyarakat pedesaan. Tani pemimpin setempat diikut sertakan
untuk menjangkau banyak petani. Metode ini mencakup mencari, membina,
dan mengikut sertakan kepemimpinan setempat, fungsional, dan sukarela.
Tujuan penggunaan metode ini adalah untuk:
- Menyebar luaskan suatu gagasan baru dengan membatasi atau mengurangi
rintanga-rintangan yang mungkin timbul
- Mengusahakan agar para petani memperoleh informasi dan ketermapilan
dan selanjutnya tidak perlu selalu tergantung dari penyuluh pertanian
- Membina pemimpin-pemimpin setempat yang makin lama makin
bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah dan pekerjaan
masyarakat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sewaktu mempergunakan metode ini:
- Tentukan tugas-tugas yang jelas bagi kontak tani ini;
- Mencari dan memilih kontak tani dengan jalan-jalan seperti :
menghubungi secara pribadi para petani setempat untuk mencari
keterangan mengenai orang-orang yang mungkin dapat dijadikan kontak
tani; membantu kelompok setempat mencari pemimpinnya dengan
penjelasan-penjelasan mengenai tugas dan kewajiban kepemimpinan
tersebut; memperhatikan dan memilih pemimpin-pemimpin kelompokan-
kelompokan yang sudah ada, seperti dari kelompok pendengar, rukun tani,
koperasi pertanian, kumpulan pengguna air dll.; memilih diantara
pemimpin-pemimpin tradisionil, seperti pemimpin adat, guru agama,
kepala keluarga yang berpengaruh, dst.
- Berikan tugas-tugas percobaan sebelum menyerahkan tanggung jawab
yang banyak;
- Kontak tani harus dibina dengan jalan :

162
Kursus pendek yang menunjang suatu program penyuluhan, misalnya
untuk para demonstrator usaha padi;
Memberikan tugas-tugas kepemimpinan seperti mengkorganisir
pemberantasan hama dan penyakit, pembikinan sengkedan, melaksanakan
demonstrasi panca usaha padi, dll;
Memberikan pelajaran-pelajaran kejuruan pertanian;
Memberikan alat dan bahan penyuluhan;
Membantu mereka dalam perencanaan dan organisasi kegiatan
pembangunan masyarakat pedesaan;
Mengikutsertakan mereka dalam kegiatan-kegiatan lainnya, seperti
persiapan kursus tani desa, membina kelompok pendengar dll.

Pembinaan selanjutnya adalah :


- Memberikan pengakuan pengakuan kepada kontak-kontak tani itu dan
penghargaan untuk jasa-jasanya, juga pada kesempatan-kesempatan umum
seperti dalam rapat dan upacara;
- Meminta pendapat mereka dalam persoalan-persoalan yang penting;
- Mendorong mereka untuk mengembangkan gagasan-gagasannya sendiri
dan memulai program kelompoknya;
- Memberikan tanggung jawab yang makin lama makin meluas;
- Mengundang mereka menghadiri rapat, upacara dan karyawisata yang ada
hubungan dengan pekerjaanya;
- Menjadikan mereka penunjuk jalan bagi tamu-tamu ke dalam daerahnya;
- Sering mengunjungi mereka, kelompoknya dan pekerjaannya.

Beberapa persyaratan untuk menjadikan seseorang itu menjadi pemimpin yang


baik :
- Mempunyai kepercayaan kepada pengikut dan kemampuannya;
- Menyukai pengikutnya, disukai dan disegani oleh mereka pada
kebalikannya;
- Mau membagi penghargaan yang diberikan kepadanya dengan teman-
teman sekerja;
- Mempunyai pengikut disemua golongan dan lapisan masyarakatnya;
- Mau meminta pendapat orang-orangnya;
- Ingin sekali belajar, bekerja dan menjadi teladan yang baik;
- Suka percaya, dapat dipercaya dan netral terhadap semua orang;
- Mengetahui keadaan dan kebutuhan setempat;
- Mempunyai motif melayani masyarakat dalam kegiatannya;
- Berhasil dalam lapangan kegiatannya;
- Progresif dalam pandangan dan tenang menghadapi kegagalan.

163
Kegiatan-kegiatan penyuluhan dimana metoda ini baik sekali untuk
dipergunakan adalah umpamanya :
- Mengajar orang-orang setempat dalam pengetahuan dan keterampilan
yang telah diperoleh dari penyuluhan pertanian atau sumber-sumber lain
yang dapat dipercaya;
- Mengumulkan prakarsa dan sumber daya setempat, menentukan tujuan
yang dapat dicapai dan memenuhi kebutuhan masyarakatnya;

Manfaatnya metoda ini adalah :


- Melipat-gandakan atau memperluas usaha penyuluh pertanian, yaitu
menjangkau lebih banyak orang;
- Efektif sekali dalam meyakinkan orang pedesaan, karena kontak tani itu
dipercaya dan diikuti oleh mereka;
- Dengan metoda ini maka gagasan tehnologi baru dapat dijelaskan dalam
bahasa setempat;
- Menghemat waktu penyuluh pertanian;
- Membina kepemimpinan setempat dan semangat menolong diri sendiri
dalam masyarakat pedesaan;
- Membangun persatuan dalam masyarakat setempat;
- Membangun kepercayaan dan kebanggan dari masyarakat setempat;
- Metoda ini ekonomis dan menyiapkan suasana yang baik untuk metoda
lainnya;
- Seorang kontak tani yang baik akan berperan sebagai penyanggah
kegoncangan antara orang-orang dengan penyuluh pertanian, bila terjadi
peristiwa yang tidak memuaskan.

Pembatasannya dari metoda ini adalah :


- Tani pemimpin yang dapat memenuhi keperluan masyarakat sedikit sekali
jumlahnya;
- Kepemimpinan palsu dan iri-hati sering merintangi efektivitas metoda;
- Orang-orang yang mempunyai sifat kepemimpinan sering kali tidak dapat
membaca dan menulis, atau mempunyai keterampilan;
- Merupakan suatu proses yang lama sampai terbentuknya suatu kelompok
yang mantap;
- Kemungkinan mempergunakan wibawanya untuk kepetingan sendiri;
- Hubungan pribadi antara penyuluh pertanian dengan para petani mungkin
menjadi terbatas.

16. Kampanye
Artinya : kampanye penyuluhan adalah suatu kegiatan pendidikan yang
intensif, dilancarkan dalam waktu yang cocok sekali untuk masa yang
pendek, secara singkron menarik perhatian orang-orang terhadap suatu

164
masalah tertentu. Metoda-metoda kampanye hanya dapat dipergunakan
sesudah ada kepastian bahwa sesuatu anjuran tertentu dapat diterima oleh
masyarakat yang bersangkutan. Hal ini dapat diketahui lewat percobaan,
demonstrasi cara dan hasil serta lain metoda penyuluhan.
Metoda ini dipergunakan untuk mengikut-sertakan keseluruhan masyarakat
setempat dan untuk menciptakan suasana psychologis yang sesuai guna
pengetrapan suaru tehnologi baru.

Hal-hal yang perlu dilakukan dalam metoda ini adalah :


Perencanaan:
- Mengetahui kebutuhan yang dirasakan oleh masyarakat;
- Meminya pendapat tokoh setempat, kontak tani, badan-badan lain dan
pula para penyuluh pertanian spesialis;
- Mendapat jaminan dukungan dari badan/dinas lainnya dalam soal tehnis
dan keperluan sarana usaha;
- Menentukan waktu yang cocok bagi masyarakat setempat, pengumuman
jauh sebelummya dan menumbuhkan semangat partisipasi dari orang-
orang yang bersangkutan.

Pelaksanaan
- Bekerja melalui kontak-kontak tani dan tokoh-tokoh setempat;
- Bekerja menurut rencana;
- Mengamati kampanye terus-menerus dari dekat;
- Usaha menghilangkan kemungkinan-kemungkinan kegagalan.

Usaha lanjutan
- Adakan hubungan pribadi dan ketahui reaksi orang-orang ;
- Ketahui dan analisa kegagalan-kegagalan;
- Keluarkan pengumuman-pengumuman mengenai kampanye yang
berhasil dan juga mengenai pemimpin-pemimpinnya yang bertanggung-
jawab.

Metode kampanye penyuluhan ini dapat dipergunakan untuk :


- Usaha proteksi tanaman, pemberantasan tikus, kesehatan desa, suntikan
terhadap cacar atau kolera, dst.
- Penanaman bukit yang gundul, perbaikan saluran air, penaikan produksi
padi dengan panca usaha, pemeliharaan ayam ras, dst.

Manfaatnya metoda ini adalah umpamanya :


- Dapat menjangkau banyak orang dalam waktu yang singkat;
- Memberikan hasil dalam waktu yang cepat dengan biaya yang rendah;

165
- Kampanye yang berhasil akan menumbuhkan suasana yang baik untuk
metoda-metoda lainnya;
- Menumbuhkan kepercayaan kepada kemampuan sendiri pada
masyarakat;
- Memberikan kemungkinan-kemungkinan baik bagi tehnologi baru yang
hanya efektif bila seluruh masyarakat setempat menerimanya.

Sementara pembatasannya metoda ini adalah :


- Hanya memberikan kemungkinan baik, bila seluruh peserta bekerja-sama
yang baik dalam kampanye itu;
- Tidak dapat dilakukan, bila gagasan yang dianjurkan itu menyangkut
persoalan-persoalan tehnis yang rumit;
- Memerlukan persiapan yang cermat dan partisipasi dari dinas-dinas
tehnis, serta usaha-usaha yang berpadu dari tenaga-tenaga setempat dan
metoda-metoda propaganda yang dipergunakan;
- Hanya dapat dipergunkana untuk persoalan-persoalan tertentu saja.

6.8. Alat Pembantu Penyuluhan Pertanian


Dalam proses belajar peranan dari guru (pelatih dan penyuluh pertanian)
adalah sangat penting. Tidak saja menetapkan apa yang akana dipelajari (dalam
penyuluhan pertanian hal ini dilakukan bersama dengan sasaran dan menurut
kebutuhan setempat yang dirasakan), tetapi juga berapa cepat jalannya pelajaran
dan berapa banyak perhatian yang dicurahkan oleh siswa kepada pelajarannya.

Mengingat hal ini maka seyogyanyalah bila guru itu mempergunkana segala
kemampuan dan kemungkinana dalam pengetahuan, keterampilan, fasilitas, bahan
dan alat pembantu yang ada padanya.

Peranan dari alat pembantu pengajaran/penyuluhan pertanian dalam proses belajar


tadi adalah penting pula, bila digunakan memenuhi persyaratan-persyaratannya.
Kemanfaatannya dalah antara lain :
a. Membantu menarik perhatian para siswa untuk beberapa lama, dan
menjadikan pelajaran itu lebih menarik;
b. Membantu guru menjelaskan pelajaran sedemikian rupa sehingga siswa
menjadi mudah dan cepat mengertinya;
c. Membantu guru menyajikan pelajaran lebih teratur, menurut urutan dan
susunan yang mudah diikuti oleh siswa;
d. Membantu guru mengingat detail pelajaran;
e. Para siswa akan mengingat lebih lama apa yang dilihat dari pada didengar.

Alat pembantu pengajaran/penyuluhan pertanian ini dapat kita golongkan dalam


dua golongan besar, yatu : golongan pertaman berhubungan dengan tempat

166
dimana pelajaran itu diadakan, dan golongan kedua berhubungan dengan
penyajian pelajaran.

Alat pembantu yang berhubunga dengan tempat pengajaran/kegiatan penyuluhan


pertanian itu diadakan. Dalam penyuluhan pertanian pelajaran itu dapat diberikan
diberbagai macam tempat. Dirumah petani, ladang, sawah, kolam atau kandang
ternak. Juga dikantor atau rumah penyuluh, pusat penyuluh pertanian, kebun bibit,
balai benih, laboratorium, begkel, dan sekolah pertanian. Dapat pula tempat-
tempat yang dikunjungi secara khusus, seperti pameran, pertanaman demonstrasi,
upacara, perayaan, rapat,rapat dll.

Bila penyuluh pertanian menjadi pengambil prakarsa dan tuan rumah dari
peristiwa itu, maka ia harus mempersiapkan tempat pertemuan itu jauh
sebelumnya dengan memperhatikan beberapa hal yang akan menjadi pertemuan
itu menyenagkan sekali , baik bagi para tamu maupun untuk tuan rumah.

Para tamu itu harus dapat duduk dengan leluasa, terhindar dari teriknya matahari
atau basahnya air hujan; cukup penerangan dan jauh dari bunyian sehingga
mereka dapat melihat dan mendengar dengan jelas apa yang dikemukakan oleh
penyuluh pertanian itu. Pengaturan tempat duduk sedemikian rupa sehingga
menimbulkan perasaan sederajat, menghilangkan perasaan pembawahan
(hubungan guru dan murid, yang merintah dan yang diperintah dll.), sedapat
mungkin dalam bentuk meja bundar atau lonjong.

Tempat yang akan didatangi petani harus mudah ditemukan. Supaya dipilih yang
dekat jalan hidup dan ada tanda-tanda penunjuk jalan yang jelas. Misalnya ada
bendera dan kibaran kain berwarna, bila obyek tetap pertanian supaya ada papan
nama yang cukup besar dan jelas. Bila kunjungan itu diselanggarakan oleh
penyuluh pertanian dengan kelompok, maka supaya diusahakan alat pengangkutan
yang layak dan cukup besarnya. Penyuluhan pertanian yang melakukan kegiatan-
kegiatan yang jauh dari tempat kedudukan dan kediamannya, seyogyanya
mendapat alat pengankutan yang cocok dan layak, sehingga dapat datang selalu
tepat pada waktunya.

Dalam keadaan senyatanya maka dapat memberikan pengajaran itu seringkali


diluar kekuasaan penyuluh, sehingga harus dapat mencari alat-alat pembantu
pengajaran yang sanggup meniadakan atau menetralisir kekurangan-kekurangan
tadi.

Alat pembantu yang berhubungan dengan penyajian pembelajaran. Alat pembantu


golongan ini dipergunakan untuk meningkatkan, jumlah maupun mutu
penerimaan amanat pembelajaran yang disajikan. Alat-alat itu mempunyai
kelebihan, kekurangan dan pembatasannya. Yang selalu harus diingat adalah
bahwa alat-alat itu merupakan pembantu penyuluh pertanian, jadi bukan tujuan.

167
Dalam buku ini tidak akan diuraiikan secara meluas dan mendalam mengenai alat-
alat pembantu pengajaran, sebab hal itu dapat lebih baik dibahas dalam buku
mengenai alat peraga atau buku komunikasi. Mereka yang ingin mengetahui lebih
banyak tentang itu dapat membaca buku nya attila GARNADI B.A. dengan judul
“ Penggunaan visual aid dalam penyuluhan pertanian” terbitan direktorat
penyuluhan pertanian, jakarta, 1971.

Secara sepintas lalu dapat disebut, bahwa alat-alat itu juga mempunyai sifat-sifat
khasnya sendiri, seperti :

a. Dapat memperbaiki keadaan yang kurang memenuhi persyaratan .


Umpamanya lampu (listrik, petromax, lilin, dll.) untuk tempat yang kurang
penerangannya. Sedang ruangan yang terlalu luas dapat diperbaiki dengan
memasang public address system atau sound-system (tersiri dari mikrofon,
amplifier dan loud-speaker), sehingga ucapan pembicara dapat terdengar
jelas diseluruh ruangan . hawa yang panas dan perputaran udara yang jelek
dapat diperbaiki dengan memasang kipas angin atau air conditioning
system. Kekurangan-kekurangan tersebut diatas, yang biasa kita jumpai
pada ruangan pertemuan umumnya, dapat mengurangi atau
menghilangkan perhatian para hadirin.
b. Dapat digunakan untuk menarik perhatian sasaran. Dalam hal ini bukan
saja menarik tetapi memusatkan dan juga menahan perhatian untuk
beberapa lama. Sesuatu hal yang biasa saja, mungkin akan terlewatkan
tanpa mendapatkan perhatian sedikitpun. Tetapi diberi tambahan alat
pembantu tertentu akan lain respons orang-orang itu. Misalnya kita semua
sudah maklum, bahwa prooduksi padi harus ditingkatkan untuk memenuhi
kebutuhan seluruh masyarakat. Meskipun sudah dimaklumi hal ini, tetapi
tidak menarik perhatian para petani secara khusus. Dan dengan
diumumkannya melalui poster, kain bentangan (spanduk), film, lagu
tertentu, dll. Maka orang-orang tertarik perhatiannya akan hal tersebut.
Film pertanian yang akan melukiskan cara-cara bercocok tanam, cara
berternak, mengolah hasil bumi dst. Tidak akan dapat menahan perhatian
para penonton secara lama. Tetapi dengan adanya film-film roman,
perang, koboy atau detektif, yang diputar sebelum dan sesudah film
pertanian itu, maka penonton-penonton akan tetap duduk atau berdiri
melihat pertunjukan sampai selesai. Juga musik akan menarik banyak
orang, terutama jika cocok dengan dengan seleranya. Hari lapangan
pertanian (farmers’ Field Days) yang biasa diselenggarakan untuk
mengawani kegiatan-kegiatan demonstrasi, perlombaan, penutupan kursus
tani dll. Selalu disemarakkan dengan iringan musik yang meriah, seperti
dengan gamelan, kendang penca , angklung, kulitang, arkest, band,
seruling dan terompet. Malahan banyak kelompok tani (ibu ttani atau

168
pemuda tani ) yang mempunyai rombongan musik sendiri atau koor
nyanyian.
Foto, gambar, grafik, peta, bagan dan karikatur akan memberikan selingan
yang segar kepada suatu uraian yang monoton (pelajaran di muka kelas,
ceramah, karangan dalam buku atau bahan cetakan lainnya), sehingga
perhatian orang-orang tetap akan tertahan dan dipusatkan kepada
persoalan-persoalannya.
c. Dapat mengingatkan kembali akan sesuatu hal yang tidak menarik
perhatian lagi. Dalam hal ini poster sering dipergunakan untuk maksud
tersebut. Tanp banyak perkataan, tetapi poster sering mendapat hasil yang
memuaskan. Misalnya poster yang mengingatkan kita akan berbahayanya
insektisida, dengan hanya gambar botol insektisida dengan tengkorak,
cakra/tanda silang berwarna merah dan dua perkataan bersayap : awas
racun! Melihat poster itu, maka orang terus ingat lagi kepada pelajaran,
nasihat, cerita ata kabar perihal insektisida, bahayanya serta
pencegahannya.
d. Dapat menambah jumlah sasaran yang dijangkau dalam suatu kegiatan
penyuluhan. Radio dipergunakan oleh penyuluh pertanina untuk
menyampaikan informasinya pada waktu-waktu yang tetap. Jumlah
pendengarnya jauh lebih banyak dari pada jika bebicara di muka hadirin
dalam balai desa. Memang pada waktu sekarang radio pragram untuk
pedesaan sudah dilaksanakan secara sistimatis dan teratur terus-menerus
dengan terbentuknya program siaran pedesaan, baik liwat Radio Republik
Indonesia, studio Radio Daerah (kabupaten) maupun Radio Amatir.
e. Selain liwat radio, juga televisi dan bahan cetakan merupakan alat-alat
pembantu yang ampuh untu menambah jumlah sasaran yang
dijangkau.ketiga alat tersebut merupakan alat yang satu arah, sehingga
harus dicarian cara penyampain feedback-nya. Untuk radio sudah
ditemukan dalam pembentukan kelompok-kelompok pendengar, yang
akan mendiskusikan topik-topik yang dibahas dalam program Siaran
Pedesaan, dan selanjutnya adanyasurat-menyurat antara kelompok
pendengar dan Badan Pembina Siaran Pedesaan yang bersangkutan.
Diskusi tadi dimaksudkan untuk menjelaskan soal-soal yan dibahas, dan
pula untuk menimbulkan adanya kegiatan-kegiatan lanjutan
f. Selain liwat radio, juga televisi dan bahan cetakan merupakan alat-alat
pembantu yang ampuh untu menambah jumlah sasaran yang
dijangkau.ketiga alat tersebut merupakan alat yang satu arah, sehingga
harus dicarian cara penyampain feedback-nya. Untuk radio sudah
ditemukan dalam pembentukan kelompok-kelompok pendengar, yang
akan mendiskusikan topik-topik yang dibahas dalam program Siaran
Pedesaan, dan selanjutnya adanyasurat-menyurat antara kelompok
pendengar dan Badan Pembina Siaran Pedesaan yang bersangkutan.

169
Diskusi tadi dimaksudkan untuk menjelaskan soal-soal yang dibahas, dan
pula untuk menimbulkan adanya kegiatan-kegiatan lanjutan
g. Dapat di ulang kembali menurut keperluannya. Untuk menjaga
keseragaman dan untuk menghemat tenaga dan biaya, kadang-kadang
diperlukan alat-alat pembantu untuk mengulang kembali pelajaran atau
amanat, anjuran dll., baik kepada sasaran yang sama maupun kepada yang
lain. Bahan cetakan (buku, brosur, leaflet, folder, dll.), film, foto, slide,
rekaman suara (piringan hitam, tape) merupakan alat pembantu yang baik
sekali. Bagi penyuluh sendiri dalam kegiatan penyuluhan secara lisan
(obrolan, ceramah, pengajaran, dll.) alat seperti flipchart/peta singkap,
flannelgraph, pull chart, strip tease chart, gambar, bagan, foto, slides,
filmstrips, film dll. membantu sekali. Tidak saja untuk mengingat kembali
detail, tetapi juga untuk selingan agar menghilangkan kebosanan.
h. Dapat memberikan pedoman untuk kerja sendiri penyuluh tidak boleh
terus menuntun sasaran, harus dibina sedemikian rupa sehingga dapat
bekerja sendiri tanpa kehadiran penyuluh. Ada alat-alat pembantu untuk
menolong sasaran dalam usaha sendiri itu, misalnya buku pedoman praktis
(buku resep masakan, buku kecil panca usaha padi, buku hama dan
penyakit tanaman padi/jeru/kelapa/jagung/karet, dll.), lembaran kerja
(mengawetkan makanan berasal dari buah-buahan, melakukan demonstrasi
plot, memperbaiki sprayer, membikin kandang ayam yang praktis, dll.)
dan bagan/skema untuk pemupukan, pergiliran tanaman dan proteksi
tanaman.

Semua alat pembantu penyuluhan pertanian tadi akan memberikan hasil yang
maksimal bila dipergunakan dalam kombinasi dan dalam usaha terpadu. Alat-
alat itu saling isi-mengisi adanya yang satu akan menambah efektivitas yang
lainnya. Kesempatan-kesempatan untuk perpaduan dan berkombinasi banyak
sekali terdapat dalam kegiatan-kegiatan yang ditujukan terutama kepada
kelompok dan masyarakat. Misalnya pada metode demostrasi (cara maupun
hasil), perlombaan, siaran pedesaan, pameran, kampanye, dll.

6.7. Evaluasi Dalam Penyuluhan Pertanian

Sebagimana telah diuraikan sepintas lalu dalam fatsal 29, maka tahap
terakhir dari oraganisasi kegiatan adalah penilain atau evaluasi.sedang artinya
adalah suatu proses feedback, dimana hasil yang telah diproses selama
pelaksanaan diperbandingkan dengan rencana dan keadaan semula.

Dan dalam hubungan dengan penyuluhan pertanian maka evaluasi itu diartikan
sebagai : proses pengukuran perobatan perilaku masyarakat tani, setelah
dilancarkan kegiatan2 penyuluhan pertanian dan dibandingkan dengan keadaan
semulanya.

170
Maksud evaluasi dari suatu usaha adalah secara singkatnya :

- Untuk menentukn arah penyempurnaan pekerjaan ;


- Untuk memberikan gambaran kemajuan usaha mencapai tujuan, dan
menjelaskan lagi apa tujuan itu ;
- Untuk memperoleh keterangan perihal keadaan masyarakan pedesaan
yang perlu untuk perencanaan;
- Untuk mengukur efektivitas dari metode-metode penyuluhan yang
dipergunakan;
- Untuk pembuktian berharganya suatu program;
- Untuk memberikan kepuasan kepada teman sekerja dan pemimpin2
setempat mengenai apa yang telah di capai.

Hal-hal yang hendak dinilai dalam penyuluhan pertanian itu adalah :

a. Apa yang terjadi pada fihak sasaran. Yaitu apa ada perobahan dalam
pengetahuan, keterampilandan sikapnya ? juga apa mereka sudah
mengetrapan (buti nyata dari perobahan perilaku) tehnologi baru yang
dianjurkan itu ? Dan apakah ada perobahan dalam kedudukan mereka,
sosial maupun ekonomis. Semuanya dibandingkan dengan keadaan
semula sebelum berhubungan dengan penyuluh pertanian.

b. Bagaimana efektivitanya metoda dan alat pembantu penyuluhan


pertanian yang digunakan selama itu? Hal ini untuk mendapat
gambaran yang nyata mengenai bekerjanya metoda dan alat-alat
penyuluhan itu, agar dijadikan landasan program selanjutnya. Dengan
demikian kesubyektifan petugas dapat diperkecil dalam pemilihan
metoda dan alat itu.

c. Kemantapan sistim penyuluhan pertanian, dengan menilai segala


komponen-komponennya disamping komponen sasaran dan saluran
tersebut di atas. Perobahan pada penghubung, tujuan, amanat, dan
perlakuan sekali-kali diperlukan pula.

Waktunya melakukan evaluasi ini adalah sebelum, selama dan setelah


selesai melakukan suatu program

Metoda mengumpulkan keterangan yang diperlukan adalah umpanya :

- Kwestioner yang diisi sendiri oleh responden tanpa hadirnya pencacah ;


- Wawancara dengan menggunakan skedule yang telah disiapkan terlebih
dahulu, sehingga tinggal mengisi saja oleh pencacah ;
- Kwestioner yan telah diisi sendiri responden langsung dihadapan
pencacah ;

171
- Wawancara kelompok, setiap anggota mengisis jawabannya sendiri
terhadap wawancara yang dilakukan sekaligus pada satu tempat ;
- Case study, penelaahan yang chronologis mengenai suatu proyek,
kegiatan atau perorangan ;
- Pengamatan sistimatis, mengenai perkembangan atau kemajuan
seseorang atau suatu keluarga tani selama dalam pembinaan oleh
penyuluh pertanian ;
- Penelaahan sistimatis dari buku catatan atau pelaporan-pelaporan
sebuah organisasi tani (B.U.U.D.), keluarga tani atau seorang kontak
tani

Metode-metode ini harus memenuhi persyaratan-persyaratan seperti :


- Dapat dipercayai kebenarannya untuk keadaan umum ;
- Adanya obyektifitas dari fihak pencacah dan pengolah keterangan ;
- Dapat dilakukan, atinya pengeluaran biaya, waktu dan tenaga adalah
seimbang dengan nilai hasil yang diperoleh ;
- Sederhana dalam bentuk dan pelaksanaan, sehingga semua fihak yang
bersangkutan mudah mengerti dan melakukannya ;
- Cocok dengan apa yang diinginkan.

Setelah keterangan-keterangan itu kumpul, maka harus diadakan pengolahan


secara sistematis-obyektif. Selanjutnya setelah selesai pengolahan, maka
keterangan-keterangan yang matang itu harus disiapkan untuk disajikan kepada
mereka yang memerlukan. Penyajiannya dapat dalam bentuk :

a. Dimasukkan kedalam suatu uraian/laporan, sehingga penafsiran


keterangan-keterangan tadi diberikan bersama-sama ;
b. Daftar atau tabel, yang disusun secara jelas dan sederhana sekali ;
c. Grafik, bagan atau gamabar yang sederhana tetapi jelas.

Dengan diperolehnya hasil evaluasi tersebut, maka muncullah gambaran baru


tentang keadaan, keinginan, kebutuhan, masalah dll. dri masyarakat yang
bersangkutan. Dan kita dapat mulai kembali dengan tahap pertama dari
organisasi kegiatan itu. Memang tugas penyuluhan pertanian tidak akan ada
akhirnya, terpecahkannya masalah yang lama akan menimbulkan masalah yang
baru !

DAFTAR PUSTAKA

1. GARNADI, Attila : Penggunaan Visual Aid dalam Penjualan Pertanian ;


Direktorat Penjualan Pertanian, Djakarta ; 1971.
2. HASMOSOEWIGNJO, dan Garnadi, Attila : Penjualan kepada Rakyat Tani
; Djawatan Pertanian, Djakarta ; 1962.

172
3. KELSEY, Lincoln David, and Hearne, Cannon Chiles : Cooperative
Extention Work ; second edition, Comstock Publishing Association, Ithaca,
New York ; 1955.
4. LORTZ, Helen B., et. Al. : Using Visuals in Agricultural Extention
Programs ; U.S. Depetment of Agriculture, Washington D.C, ; July 1967.
5. PADMANAGARA, Salmon : Membina Penyuluhan Pertanian ; Badan
Pembinaan Pendidikan dan Latihan Pertanian, Jakarta ; 1973.
6. SOEJITNO, R. : Petundjuk Penjuluhan Pertanian ; Soeroengan, Djakarta ;
1968.
7. WIRIAATMADJA, Soekandar : Pokok-pokok Sosiologi Pedesaan ; C.V.
Yasaguna, Jakarta ; 1971

173
DAFTAR ISI
Halaman

I. ARTI, TUJUAN DAN DASAR PENYULUHAN PERTANIAN ........ 1


A. Arti Penyuluhan Pertanian .............................................................. 1
B. Tujuan Penyuluhan Pertanian ........................................................ 8
C. Dasar Penyuluhan Pertanian .......................................................... 11

II. PROSES-PROSES KOMUNIKASI DAN ADOPSI DALAM


PENYULUHAN
PERTANIAN ............................................................. 18
A. Proses Komunikasi Dalam Penyuluhan Pertanian ......................... 18
B. Proses Adopsi Dalam Penyuluhan Pertanian ................................ 24

III. PERSIAPAN-PERSIAPAN ................................................................. 29


A. Persiapan Diri Penyuluh Pertanian ................................................ 29
B. Mengenal Daerah Kerja ................................................................. 33
C. Perencanaan ................................................................................. 38

IV PELAKSANAAN PENYULUHAN PERTANIAN ............................


. 45
A. Pengaturan .................................................................................. 45
B. Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Pertanian ............................ 53

V. METODA DAN ALAT PEMBANTU PENYULUHAN


PERTANIAN
.............................................................................. 64
A. Metoda-Metoda Penyuluhan Pertanian ...................................... 64
B. Alat Pembantu Penyuluhan Pertanian ........................................ 84

VI EVALUASI DALAM PENYULUHAN PERTANIAN ......................


. 89
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 93

174
Nama : Farhana Luthfi Nada

NIM : 205040107111037

BAB 1

STRATEGI DALAM MK
KOMBIS

175
176
177
178
179
180
181
182
183
REKAPITULASI MATERI MK
KOMUNIKASI AGRIBISNIS

KOMUNIKASI BERDASARKAN RUANG LINGKUP

184
185
186
187
188
A.PENGERTIAN LAPORAN

B. KARASTERISTIK LAPORAN BISNIS

DISUSUN
OBJEKTIF,LO
NETRAL,TID SECARA
GIS DAN
AK SISTEMATIS
TIDAK
MEMIHAK EMOSIONAL

C.PENGORGANISASIAN LAPORAN

1.DEDUKTIF(lansung)

2.INDUKTIF (Tidak lansung)

D.JENIS LAPORAN

189
➡️LAPORAN INFORMASIONAL.

➡️LAPORAN ANALITIS

190
➡️PROPOSAL

191
TEORI DIFUNGSI DALAM
KOMBIS

192
193
194
195
196
197
198
199
200

Anda mungkin juga menyukai