Anda di halaman 1dari 29

A.

Pengertian Komunikasi Pertanian


Komunikasi pertanian adalah pernyataan antar manusia, baik kelompok
maupun perorangan, yang sifatnya umum dengan menggunakan lambanglambang tertentu seperti sering dijumpai pada metode penyuluhan.

Gambar.1 Proses Komunikasi Pertanian


Komunikasi pertanian dimulai dari ilmuwan dasar, misalnya scientist.
Selanjutnya berkembang kepada ilmuwan terpakai, yaitu ilmuwan dasar yang
ilmunya dikembangkan sehingga lebih berguna dalam pengaplikasiannya. Dari
gambar di atas terdapat irisan ilmuwan dasar dengan ilmuwan terpakai, yang
berarti sebagian dari ilmuwan dasar ada yang menjadi ilmuwan terpakai.
Selanjutnya diseminasi. Diseminasi adalah upaya menyebarkan informasi, tetapi
sasarannya jelas, misalnya petani. Setelah diseminasi, dibutuhkan bimbingan atau
penyuluhan pertanian bagi sasaran penyuluhan yang dalam hal ini adalah petani.
A. Penyuluhan Sebagai Proses Pembelajaran
Dalam Undang-undang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan (SP3K) Tahun 2006 Bab I, Pasal 1, Ayat 2 dijelaskan bahwa
penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan yang selanjutnya disebut penyuluhan
adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka
mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses
informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya
untuk

meningkatkan

produktivitas,

efisiensi

usaha,

pendapatan,

dan

kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi


lingkungan hidup.

Sebagai proses pembelajaran, penyuluhan melibatkan dua pihak yaitu


petani sebagai pembelajar dan penyuluh sebagai fasilitator. Yang terpenting dalam
pembelajaran adalah terjadinya proses belajar (learning process). Sebab sesuatu
dikatakan belajar apabila memenuhi beberapa ciri berikut:
1. Belajar sifatnya disadari.
Dalam hal ini petani harus sadar bahwa dirinya sedang belajar,
sehingga timbul dalam dirinya motivasi-motivasi untuk memiliki ilmu
pengetahuan, ketrampilan dan sikapnya, selanjutnya mau merubah pola
perilaku usahataninya dari usahatani subsisten ke arah usaha dan sistem
agribisnis.
2. Hasil belajar diperoleh dengan adanya proses.
Dalam hal ini, pengetahuan, ketrampilan dan perubahan sikap tidak
diperoleh dengan spontanitas atau instant, namun bertahap (sequential).
Seorang petani mau dan mampu melaksanakan agribisnis padi organik tidak
diperoleh dalam waktu sesaat, namun melalui proses cukup lama. Kemauan
dan kemampuan melakukan usaha agribisnis padi organik diawali dengan
mengenal agribisnis padi organik, kemudian tertarik dan berminat untuk
melakukannya. Selanjutnya dia akan berusaha mempelajari lebih lanjut,
mengevaluasi, mencoba, barulah dia mau melaksanakan dalam usahataninya.
3. Belajar membutuhkan interaksi, khususnya interaksi yang sifatnya manusiawi.
Pengetahuan dan ketrampilan tentang teknologi baru misalnya agribisnis padi
organik,

didapatkan

dengan

adanya

hubungan

antara

petani

yang

bersangkutan dengan petani lain yang telah berhasil melaksanakan agribisnis


tersebut ataupun dengan penyuluh pertanian. Proses interaksi ini akan lebih
cepat memberikan dampak perubahan apabila terjadi hubungan interpersonal
dari hati ke hati secara manusiawi.

B. Penyuluhan Sebagai Proses Komunikasi


Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa penyuluhan merupakan proses
pembelajaran. Salah satu ciri belajar adalah membutuhkan interaksi, khususnya
interaksi yang sifatnya manusiawi. Dalam hal ini terjadi komunikasi dua arah
antara penyuluh sebagai fasilitator dan petani sebagai pembelajar. Hal ini
menunjukkan bahwa penyuluhan merupakan proses komunikasi, artinya di dalam
penyuluhan terjadi proses penyampaian pesan dari seseorang sebagai sumber
pesan kepada seseorang orang atau sekelompok orang sebagai penerima pesan.
Pesan yang dikirimkan berupa inovasi baru, yakni bisa ide, teknologi, atau obyek
yang dianggap baru oleh individu atau sekelompok individu. Selanjutnya oleh
komunikator atau penyuluh, pesan tersebut diubah dalam bentuk sandi-sandi atau
lambang-lambang seperti kata-kata, bunyi-bunyi, gambar, dan sebagainya agar
dapat dimengerti oleh petani sebagai komunikan. Melalui saluran (channel)
seperti gelombang udara, radio, film, OHP, LCD, televisi, pesan diterima oleh
petani sebagai komunikan lewat alat indera (mata dan telinga). Segala sesuatu
yang diterima oleh alat indera ini disebut stimuli. Stimuli ini selanjutnya
disalurkan ke syaraf otak untuk dilakukan proses pemaknaan sehingga bisa
dipahami oleh si penerima. Komunikasi merupakan sebuah sistem yang di
dalamnya terdapat beberapa komponen, yang diantaranya komunikator,
komunikan, channel, massage, feed back dan noise/barier. Pesan yang
disampaikan komunikator diteruskan oleh saluran atau channel sampai ke
komunikan sebagai penerima pesan. Dipahami atau tidaknya sebuah pesan oleh
komunikan dapat diketahui dari feed back yang diberikan oleh komunikan. Feed
positif menunjukkan bahwa pesan dipahami oleh komunikan dengan baik,
sebaliknya feed back negatif menunjukkan bahwa pesan mungkin saja tidak
dipahami dengan benar oleh komunikan. Untuk membantu penyampaian pesan ini
diperlukan saluran berupa media penyuluhan. Faktor yang dapat menyebabkan
pesan tidak dipahami secara baik karena adanya noise dan barier atau hambatan
dan gangguan. Noise ini dapat dialami oleh komunikator, bisa terjadi pada
komunikan, pada pesan juga pada channel. Misalnya sasaran atau petani tidak
3

mengerti apa yang dijelaskan oleh penyuluh disebabkan karena perutnya sakit,
berarti ini gangguan pada komunikan. Petani tidak dapat menerima materi dengan
jelas karena banyaknya kendaraan yang lalu lalang di jalan sebelah sehingga
menimbulkan suaran berisik, ini merupakan salurannya yang terganggu. Penyuluh
kurang antusias atau bersemangat dalam menyampaikan materi karena di rumah
sedang ada masalah, ini gangguan pada komunikator.
Selain faktor-faktor tersebut, terdapat juga beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi efektivitas sebuah komunikasi, baik faktor yang terjadi pada
pengirim pesan maupun pada penerima pesan. Ishak (1995:3) menjelaskan
diantaranya:
1. Kemampuan berkomunikasi dari penyampai pesan, seperti kemampuan
bertutur dan berbahasa dan kemampuan menulis. Sedanghkan faktor dari
penerima pesan diantaranya kemampuan untuk menerima dan menangkap
pesan seperti mendengar, melihat, dan menginterpretasikan pesan.
2. Sikap dan pandangan penyampai pesan kepada penerima pesan dan
sebaliknya, misalnya, rasa benci, pandangan negatif, prasangka, merendahkan
satu diantara kedua belah pihak, sehingga akan menimbulkan kurangnya
respon terhadap isi pesan yang disampaikan.
3. Tingkat pengetahuan baik penerima maupun penyampai pesan. Sumber pesan
yang kurang memahami informasi yang ingin dicapai akan mempengaruhi
gaya dan sikap dalam proses penyampai pesan. Sebaliknya, penerima pesan
yang kurang mempunyai pengalaman terhadap informasi yang disampaikan
tidak akan mampu mencerna informasi dengan baik.
4. Latar belakang sosial budaya dan ekonomi penyampai pesan serta penerima
pesan. Ketanggapan penerima pesan dalam merespon informasi tergantung
dari siapa dan oleh siapa pesan itu disampaikan.
Berdasarkan uraian di atas jelas tergambar bahwa media merupakan bagian
dari proses komunikasi. Baik buruknya sebuah komunikai ditunjang oleh
penggunaan saluran dalam komunikasi tersebut. Saluran yang dimaksud di atas
adalah media. Karena pada dasarnya penyuluhan adalan proses komunikasi, maka
4

media yang dimaksud adalah media penyuluhan. Dalam proses penyuluhan itu
terdapat pesan-pesan yang harus dikomunikasikan. Pesan tersebut biasanya
merupakan isi dari suatu materi penyuluhan. Pesan-pesan tersebut disampaikan
oleh penyuluh kepada petani melalui suatu media dengan menggunakan metode
penyuluhan tertentu.
Dalam sistem penyuluhan, petani tidak hanya berperan sebagai komunikan
atau penerima pesan, tetapi juga berperan sebagai komunikator atau penyampai
pesan. Dalam kondisi seperti ini, maka terjadi apa yang disebut dengan
komunikasi dua arah (two way traffic communication), bahkan komunikasi dapat
juga berlangsung dengan banyak arah (multi way traffic communication). Dalam
bentuk komunikasi penyuluhan apapun, sangat dibutuhkan peran media untuk
lebih meningkatkan tingkat keefektifan pencapaian tujuan/kompetensi. Artinya,
proses penyuluhan tersebut akan terjadi apabila ada komunikasi antara penerima
pesan dengan sumber/penyalur pesan lewat media tersebut. Menurut Berlo
(1960), komunikasi tersebut akan efektif jika ditandai dengan adanya area of
experience atau daerah pengalaman yang sama antara penyalur pesan dengan
penerima pesan.
C. Media Penyuluhan Pertanian
1. Pengertian Media Penyuluhan Pertanian
Kata media berasal dari kata latin, perupakan bentuk jamak dari kata
medium. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau
pengantar. Akan tetapi sekarang kata tersebut digunakan, baik untuk bentuk
jamak maupun mufrad. Kemudian telah banyak pakar dan juga organisasi
yang memberikan batasan mengenai pengertian media. Beberapa diantaranya
mengemukakan bahwa media adalah sebagai berikut:

Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan


pembelajaran. Jadi media adalah perluasan dari guru (Schram, 1977).

Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk


teknologi perangkat kerasnya (IIEA, 1969)

Alat untuk memberikan perangsang bagi peserta didik supaya terjadi


proses belajar (Briggs, 1970)

Segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran


pesan (AECT, 1977).

Berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang


siswa untuk belajar (Gagne, 1970).

Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan yang


dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk
belajar (Winarso, 1989).
Menurut Heinich, (1993) media merupakan alat saluran komunikasi.

Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara yaitu perantara sumber
pesan (a source) dengan penerima pesan ( a receiver). Heinich mencotohkan
media ini seperti film, televisi, diagram, bahan tercetak (printed materials),
komputer, dan struktur. Contoh media tersebut bisa dipertimbangkan sebagai
media penyuluhan jika membawa pesan-pesan (messages) dalam rangka
mencapai tujuan penyuluhan. Heinich juga mengaitkan hubungan antara
media dengan pesan dan metode (methods).
Selain pengertian media seperti yang diuraikan di atas , masih terdapat
pengertian lain yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Seperti berikut ini:
1. Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran (Schramm, 1977).
2. Sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku,
film, video, slide, dan sebagainya. (Briggs, 1977).
3. Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk
teknologi perangkat kerasnya (NEA, 1969)
Media penyuluhan selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur
peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya
(message/software). Dengan demikian perlu sekali anda camkan, media
penyuluhan memerlukan peralatan untuk menyajikan pesan, namun yang
6

terpenting bukanlah peralatan itu, tetapi pesan atau informasi yang dibawanya
oleh media tersebut.
Perangkat lunak (software) adalah sarana atau peralatan yang
digunakan untuk menyajikan pesan/materi penyuluhan. Contohnya: Pesawat
Televisi yang tidak mengandung pesan/materi penyuluhan belum bisa disebut
media penyuluhan, itu hanya peralatan saja atau perangkat keras saja. Agar
dapat disebut sebagai media penyuluhan maka pesawat televisi tersebut harus
memngandung informasi atau pesan penyuluhan yang akan disampaikan. Ada
pengecualian, apabila anda misalnya saja menggunakan pesawat televisi
sebagai alat peraga untuk menerangkan tentang komponen-komponen yang
ada dalam pesawat televisi dan cara kerjanya, maka pesawat televisi yang
anda gunakan tersebut dapat berfungsi sebagai media pembelajaran.
Dari berbagai pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa:
a) media penyuluhan merupakan wadah dari pesan,
b) materi yang ingin disampaikan adalah pesan penyuluhan,
c) tujuan yang ingin dicapai ialah proses penyuluhan.
Selanjutnya penggunaan media secara kreatif akan memperbesar
kemungkinan bagi petani untuk belajar lebih banyak, mencamkan apa yang
dipelajarinya lebih baik, dan meningkatkan penampilan dalam melakukan
ketrampilan sesuai dengan yang menjadi tujuan penyuluhan. Pada awal
sejarah pembelajaran, media hanya merupakan alat bantu yang dipergunakan
oleh seorang guru untuk menerangkan pelajaran. Alat bantu yang mula-mula
digunakan adalah alat bantu visual, yaitu berupa sarana yang dapat
memberikan pengalaman visual kepada siswa, antara lain untuk mendorong
motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep yang abstrak, dan
mempertinggi

daya

serap

atau

retensi

belajar.

Kemudian

dengan

berkembangnya teknologi, khususnya teknologi audio, pada pertengahan abad


ke-20 lahirlah alat bantu audio visual yang terutama menggunakan
pengalaman yang kongrit untuk menghindari verbalisme. Dalam usaha
memanfaatkan media sebagai alat bantu, Edgar Dale mengadakan klasifikasi
menurut tingkat dari yang paling kongrit ke yang paling abstrak.
7

1. Lambang kata
2. Lambang visual
3. Gambar tetap, rekaman, dan radio.
4. Gambar hidup
5. Televisi
6. Pameran museum
7. Darmawisata
8. Percontohan
9. Pengalaman Dramatisasi
10. Pengalaman tiruan
11. Pengalaman Langsung.
Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama kerucut
pengalaman dari Edgar Dale dan pada saat itu dianut secara luas dalam
menentukan alat bantu yang paling sesuai untuk pengalaman belajar. Pada
akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan media,
sehingga fungsi media selain sebagai alat bantu juga berfungsi sebagai
penyalur pesan. Kemudian dengan masuknya pengaruh teori tingkah laku dari
B.F. Skinner, mulai tahun 1960 tujuan belajar bergeser ke arah perubahan
tingkah laku, karena menurut teori ini membelajarkan orang adalah merubah
tingkah lakunya. Pembelajaran terprogram (pengajaran berprograma) adalah
merupakan produk dari aliran Skinner ini. Pada tahun 1965 pengaruh
pendekatan sistem mulai memasuki khasanah pendidikan dan pembelajaran.
Hal tersebut mendorong digunakannya media sebagai bagin integral dalam
proses

pembelajaran.

Perencanaan

dan

pengembangan

pembelajaran

dilaksanakan secara sistematik berdasarkan kebutuhan dan karakteristik siswa,


serta diarahkan ke perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Dari sini kemudian berkembang suatu konsep pendekatan sistem, dan
memanfaatkan media. Perkembangan media pembelajaran memang mengikuti
perkembangan

teknologi

pendidikan.

Apabila

ditelaah

lebih

lanjut,

berkembangnya paradigma dalam teknologi pendidikan mempengaruhi


perkembangan media pembelajaran, adalah sebagai berikut:
1. Dalam paradigma pertama, media pembelajaran sama dengan alat peraga
audio visual yang dipakai oleh instruktur untuk melaksanakan tugasnya.
2. Dalam paradigma kedua, media dipandang sebagai sesuatu yang
dikembangkan secara sistem serta berpegang pada kaidah komunikasi.
3. Dalam paradigma ketiga, media dipandang sebagai bagian integral dalam
sistem pembelajaran dan karena itu menghendaki adanya perubahan pada
komponen-komponen lain dalam proses pembelajaran.
4. Media pembelajaran, dalam paradigma ke empat, lebih dipandang sebagai
salah satu sumber yang dengan sengaja dan bertujuan dikembangkan dan
atau dimanfaatkan untuk keperluan belajar.
Media telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan, walaupun dalam
derajad yang berbeda-beda. Di negara-negara yang telah maju media telah
mempengaruhi kehidupan hampir sepanjang waktu jaga. Bahkan seorang
arsitek Amerika terkemuka, Buckminter Fuller dalam Haney & Ulmer,
mengatakan bahwa media adalah orang tua ketiga (guru adalah orang tua
kedua). Di Indonesia kecenderungan ke arah itu sudah mulai tampak, dengan
telah diudaraknnya oleh pihak swasta Televisi Pendidikan mulai tahun
1991, yang disiarkan ke seluruh pelosok tanah air. Dengan konsepsi yang
semakin mantap, fungsi media dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya
sekedar alat bantu guru, melainkan sebagai pembawa informasi atau pesan
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Dengan demikian seorang
guru dapat memusatkan tugasnya pada aspek-aspek lain seperti pada kegiatan
bimbingan dan penyuluhan individual dalam kegiatan pembelajaran.
2. Kedudukan Media Dalam Sistem Penyuluhan
Sistem adalah suatu totalitas yang terdiri dari sejumlah komponen atau
bagian yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang
lainnya.

Penyuluhan

dikatakan

sebagai

sistem

karena

didalamnya

mengandung komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai


suatu tujuan yang telah ditetapkan. Komponen-komponen tersebut meliputi:
9

tujuan, materi, metode, media dan evaluasi. Masing-masing komponen saling


berkaitan erat dan merupakan satu kesatuan.
Proses perancangan penyuluhan selalu diawali dengan identifikasi
potensi wilayah dan permasalahan yang dialami oleh petani. Atas dasar itulah
penyuluh merumuskan tujuan khusus yang ingin dicapai dan materi
penyuluhan. Usaha untuk menunjang pencapaian tujuan penyuluhan dibantu
oleh penggunaan alat bantu penyuluhan yang tepat disesuaikan dengan
karakteristik komponen penggunanya. Setelah itu penyuluh mengadakan
evaluasi terhadap pelaksanaan penyuluhan maupun dampak penyuluhan. Hasil
dari evaluasi dapat menjadi bahan masukan atau umpan balik terhadap
kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan. Apabila ternyata tingkat
pencapaian tujuannya rendah, maka penyuluh mengidentifikasi bagian-bagian
apa yang mengakibatkannya. Khususnya dalam penggunaan media, maka
perlu melihat bagaimana efektivitasnya dan apakah yang menjadi faktor
penyebabnya.
3. Manfaat Media dalam Penyuluhan Pertanian
Perolehan pengetahuan petani seperti digambarkan oleh Kerucut
Pengalaman Edger dalam proses pembelajaran, bahwa pengetahuan akan
semakin abstrak apabila pesan hanya disampaikan melalui kata verbal. Hal ini
memungkinkan terjadinya verbalisme. Artinya, petani hanya mengetahui
tentang kata tanpa memahami dan mengerti makna yang terkandung
didalamnya. Hal semacam ini akan menimbulkan kesalahan persepsi. Oleh
sebab itu, sebaiknya petani memiliki pengalaman yang lebih konkrit, agar
pesan yang ingin disampaikan benar-benar dapat mencapai sasaran dan
tujuan. Secara umum media mempunyai kegunaan:
a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.
c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara peserta didik
dan sumber belajar.
d. Memungkinkan petani belajar mandiri sesuai dengan bakat dan
kemampuan visual, auditori & kinestetiknya.
10

e. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan


menimbulkan persepsi yang sama.
Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton,
1985 adalah:
a. Penyampaian pesan penyuluhan dapat lebih terstandar
b. Pembelajaran dapat lebih menarik
c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan tori belajar.
d. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.
e. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.
f. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun
diperlukan.
g. Sikap positif peserta didik terhadap materi pembelajaran serta proses
pembelajaran dapat ditingkatkan.
h. Peran guru berubah kearah yang positif.
Dalam kaitanya dengan fungsi media pembelajaran, dapat ditekankan
beberapa hal sebagai berikut:
a. Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan,
tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan
situasi pembelajaran yang efektif.
b. Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses
pembelajaran. Hal in mengandung pengertian yang tidak beridiri sneidir
tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka
menciptakan situasi belajar yang diharapkan.
c. Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan
kompetensi yang ingin dicapai dan sisi pembelajaran itu sendiri. Fungsi
ini mengandung makna bahwa penggunaan media dalam pembelajaran
harus selalu melihat kepada kompetensi dan bahan ajar.
d. Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai alat hiburan, dengan
demikian tidak diperkenankan menggunakannya hanya sekedar untuk
permainan atau memancing perhatian siswa semata.
11

e. Media pembelajaran bisa berfungsi untuk mempercepat proses belajar.


Fungsi ini mengandung arti bahwa dengan media pembelajaran siswa
dapat menangkap tujuan dan bahan ajar lebih mudah dan lebih cepat.
f. Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses
belajar-mengajar.

Pada

umumnya

hasil

belajar

siswa

dengan

menggunakan media pembelajaran akan tahan lama mengendap sehingga


kualitas pembelajaran memiliki nilai yang tinggi.
g. Media pembelajaran meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir,
oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya penyakit verbalisme.
Selain fungsi-fungsi sebagaimana telah diuraikan di atas, media
pembelajaran ini juga memiliki nilai dan manfaat sebagai berikut:
a. Membuat konkret konsep-konsep yang abstrak.
Konsep-konsep yang dirasakan masih bersifat abstrak dan sulit
dijelaskan secara langsung kepada siswa bisa dikonkretkan atau
disederhanakan melalui pemanfaatan media pembelajaran. Misalnya untuk
menjelaskan tentang sistem peredaran darah manusia, arus listrik,
berhembusnya angin, dsb, bisa menggunakan media gambar atau bagan
sederhana.
b. Menghadirkan obyek-obyek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke
dalam lingkungan belajar.
Misalnya guru menjelaskan dengan menggunakan gambar atau
program televisi tentang binatang-binatang buas seperti harimau dan
beruang, atau hewan-hewan lainnya seperti gajah, jerapah, dinosaurus,
dsb.
c. Menampilkan obyek yang terlalu besar atau terlalu kecil.
Misalnya akan menyampaikan gambaran mengenai sebuah kapal laut,
pesawat udara, pasar, candi, dsb. Atau menampilkan obyek-obyek yang
terlalu kecil seperti bakteri, virus, semut, nyamuk, atau hewan/benda kecil
lainnya.
d. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat.
12

Dengan menggunakan teknik gerakan lambat (slow motion) dalam


media film bisa memperlihatkan tentang lintasan peluru, melesatnya anak
panah, atau memperlihatkan suatu ledakan. Demikian juga gerakangerakan yang terlalu lambat seperti pertumbuhan kecambah. Mekarnya
bunga wijaya kusuma dan lain-lain.
4. Peranan media penyuluhan pertanian
Peranan media penyuluhan pertanian dapat ditinjau dari beberapa
segi yakni dari proses komunikasi, segi proses belajar dan segi peragaan
dalam proses komunikasi, segi proses belajar dan dari peragaan dalam proses
belajar.dan dari peragaan.
a. Peranan Media Penyuluhan Pertanian Sebagai Saluran Komunikasi

(Channel) Dalam Kegiatan Penyuluhan Pertanian


Menyalurkan pesan/informasi dari sumber/komunikator

kepada

sasaran yakni petani dan keluarganya sehingga sasaran dapat


menerapkan pesan dengan kebutuhannya.
Menyalurkan feed back/umpan balik dari sasaran/komunikan kepada
sumber/komuniukator

sebagai

bahan

evaluasi

untuk

perbaikan/pengembangan dalam penerapan tehnologi selanjutnya.


Menyebarluaskan pesan informasi kemasyarakat dalam jangkauan
yang luas, mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
Memungkinkan pelaksanaan penyuluhan pertanian secara teratur dan
sistimatik.
b. Peranan Media Penyuluhan Pertanian Sebagai Media Belajar Dalam

Kegiatan Penyuluhan Pertanian


Pada tahap awal peranan penyuluh pertanian sangat dominan dalam
kegiatan

belajar petani, lama kelamaan berubah petani menjadi lebih

dinamis mulai banyak belajar, melalui pengalaman. Melalui interaksi


dengan lingkungannya dan memanfaatkan media penyuluhan pertanian.
Sekarang penyuluh pertanian berperan sebagai mitra kerja petani,
mendampingi dan membantu petani dalam memecahkan masalah yang
dihadapi dilapangan bersama dengan petani lainnya melalui

kegiatan
13

kelompok

tani. Peranan media penyuluhan pertanian sebagai media

belajar dalam kegiatan penyuluhan pertanian sebagai berikut :


Memberi pengalaman belajar yang integral dari kongkrit ke abstrak
Petani belajar dimulai dari situasi nyata dilapangan melalui
pengalam langsung sebagai contoh, kegiatan sekolah lapangan (SL)
dalam rangka memasyarakatkan Pengendalian hama terpadu (PHT)
tanaman

padi. Petani

secara berkelompok belajar mengamati

hama/penyakit tanaman langsung dari runpun padi sawah. Cara belajar


tersebut disebut cara belajar. Lewat pengalaman (CBLP). Hasil
pengamatan dicatat oleh petani, kemudian didiskusikan bersama
secara priodik.
Selanjutnya petani belajar melalui berbagai media penyuluhan
pertanian lainnya antara lain: spesimen, poster, leaflet, folder, gambar,
slide, film dan sebagainya. Materi pelajaran tidak terbatas pada
hama/penyakit saja tetapi berkembang dengan materi yang terkait
seperti ekologi tanaman, musuh alami, pemupukan, fisiologi tanaman
dan sebagainya sampai panen. Dengan demikian member pengalaman
yang luas dan terpadu. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh dan
kongkrit kearah abstrak penyuluh pertanian sebagai mitra petani
berfungsi membantu/membimbing proses belajar tersebut.
Memungkinkan proses belajar dapat berlangsung secara

terus

menerus dan berkelanjutan.


Teknologi selalu berubah dan berkembangkarena itu media
penyuluhan pertanian harus selalu menyalurkan pesan/informasi yang
mutakhir. Siaran pedesaan misalnya adalah media penyuluhan
pertanian yang harus selalu siap menyalurkan perkembangan tehnologi
yang mutakhir tersebut.
Memungkinkan proses belajar secara mandiri.
Tersedianya berbagai macam media penyuluhan pertanian
seperti: brosur,

kaset rekaman, folder, leaflet, lembaran informasi


14

pertanian (Lptan) dan lain-lain, memungkinkan untuk terjadinya


proses belajar secara mandiri.
c. Peranan Media Penyuluhan Pertanian Sebagai Peragaan Dalam Kegiatan

Penyuluhan Pertanian.
Peragaan merupakan salah satu factor penting dalam mencapai
keberhasilan kegiatan penyuluhan pertanian. Media penyuluhan pertanian
yang bersifat verbalistis akan kurang berhasil. Peragaan berkaitan erat
dengan penginderaan, peranan pengeinderaan sangat penting dalam
proses belajar termasuk dalam kegiatan penyuluhan pertanian.
Pendapat para ahli dan hasil penelitian sepertitersebut diatas
penting artinya alam kegiatan penyuluhan pertanian. Media harus
berperan pula sebagai peragaan petani belajar lebih efektif bila ia belajar
dengan melihat, mendengar dan sekaligus mengerjakannya (learning by
doing).
Sejalan dengan pandangan diatas, maka peranan media penyuluhan
pertanian sebagai peragaan dalam kegiatan penyuluhan pertanian sebagai
berikut :
a) Media Penyuluhan Pertanian Mempertinggi Efektivitas belajar
Media yang bermuatan peragaan dapat menarik perhatian,
memusatkan perhatian dan memberi kejelasan terhadap pesan yang
disampaikan, mempermudah untuk dimengerti dan kesannya bertahan
lama dalam ingatan.
b) Meningkatkan Interaksi Petani dengan Lingkungannya
Misalnya melalui media demonstrasi di lapangan petani belajar
langsung dari lingkungannnya dan hasilnya akan meyakinkan petani
terhadap pesan yang didemonstrasikan.
c) Memungkinkan Untuk Meningkatkan Keterampilan
Keterampilan hanya dapat dicapai melalui peragaan langsung
tentang langkah langkah kerja yang harus dilakukan. Petani harus

15

melakukannya sendiri sesuai dengan lembaran petunuk kerja melalui


media penyuluhan pertanian.
D. Metode Penyuluhan Pertanian
1. Pengertian Metode Penyuluhan
Metode adalah cara yang sistematis untuk mencapai suatu tujuan yang
telah direncakan. Setiap orang belajar lebih banyak melalui cara yang
berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dalam menangkap pesan yang
diterimanya, ada yang cukup dengan mendengar saja, atau melihat dan juga
ada yang harus mempraktikkan dan kemudian mendistribusikannya.
Namun dilain pihak, penggunaan kombinasi dari berbagai metode
penyuluhan akan banyak membantu mempercepat proses perubahan.
Penelitian menunjukkan bahwa lebih banyak metode penyuluhan yang akan
digunakan, akan lebih banyak perubahan yang terjadi dalam diri individu.
Kombinasi metode penggunaan metode komunikasi (baca:penyuluhan) juga
dilakukan

pada

kelompencapir.

Dalam

operrasional

di

lapangan,

kelompencapir menggunakan bernagai cara/metode komunikasi yaitu metode


komunikasi banyak tahap (multi step of communication) yaitu arus
komunikasi mengalir daqri media masyarakat kepada pemuka masyarakat,
dari pemuka masyarakat secara tatap muka disalurkan kepada anggota
kelompencapir melalui diskusi-diskusi kelompok tentang topik yang dibahas
oleh media massa, dan selanjutnya disebarkan kepada khalayak secara
bersilang dan menyeluruh.
Metode komunikasi semacam ini di manmanfaatkan sebagai strategi
untuk mempercepat perubahan dalam proses pembaharuan seperti yang
dilakukan oleh All India Radio. All Radio India berhasil melakukan
eksperimen dengan beberapa strategi komunikasi, menggunakan saluransaluran tradisional maupun mass media. Penggunaan komunikasi antarpribadi
maupun peragaan metode telah berhasil mengubah sikap dan mengajarkan
beberapa teknik (lihat Depari dan Mc Andrew, dalam Peranan Komunikasi
Massa dalm Pem-bangunan, 1978).
16

Pengalaman penelitiaan di negara- negar berkembang menunjukkan


bahwa ada hubungan yang erat antara tahapan adopsi seseorang dengan
pendekatan yang harus dilakukan, karena ada perbedaan kecapatan seseorang
dalam mempelajari sesuatu. Sekelompok orang mungkin telah sampai pada
tahap

mencoba

sesuatu

hal

ynag

baru

sehingga

mereka

ingin

mempraktikkannya. Teteapi dilain pihak bisa terjadi, hanya sampai pada tahap
,menyadari dan atau berniat. Dengan demikian, melihat kasus ini: penggunaan
kombinasi berbagai metode penyuluhan akan lebih efektif.
2. Tujuan dan Prinsip Metode Penyuluhan Pertanian
Tujuan pemilihan metode penyuluhan adalah :
a. agar penyuluh pertanian dapat menetapkan suatu metode atau kombinasi
beberapa metode yang tepat dan berhasil guna,
b. agar

kegiatan

penyuluhan

pertanian

yang

dilaksanakan

untuk

menimbulkan perubahan yang dikehendaki yaitu perubahan perilaku


petani dan anggota keluarganya dapat berdayaguna dan berhasilguna.
Prinsip Metode Penyuluhan Pertanian adalah :
a. Mengerjakan
Artinya kegiatan penyuluhan harus sebanyak mungkin melibatkan
masyarakat untuk menerapkan sesuatu.
b. Akibat
Artinya kegiatan pertanian harus memberikan dampak yang memberi
pengaruh baik.
c. Asosiasi
Artinya kegiatan penyuluhan harus saling terkait dengan kegiatan lainnya.
3. Macam Metode Penyuluhan
Totok Mardikanto (1982), mengenalkan adanya tiga cara pendekatan
yang dapat juga diterapkan dalam pemilihan metode penyuluhan, yaitu:
a. Metode penyuluhan menurut media yang digunakan
Berdasarkan media yang digunakan, metode penyuluhan dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu :
17

a) Media lisan, baik yang disampaikan secara langsung maupun secara


tidak langsung.
b) Media cetak, baik berupa gambar dan atau tulisan yang dibagibagikan, disebarkan, atau dipasang ditempat-tempat strategis yang
mudah dijumpai oleh sasaran.
c) Media terproyeksi, berupa gambar dan atau tulisan lewat slide,
pertunjukan film, film strip, dll.
b. Metode penyuluhan menurut hubungan penyuluh dan sasarannya
Berdasarkan hubungan penyuluhan kesasarannya, metode penyuluhan
dibedakan atas dua macam, yaitu :
a) Komunikasi langsung, baik melalui percakapan tatap muka atau
melalui media tertentu yang memungkinkan penyuluh dapat
berkomunikasi secara langsung dari sasarannya dalam waktu yang
relatif singkat.
b) Komunikasi tak langsung, baik lewat perantara orang lain, lewat surat
atau media yang lain, yang tidak memungkinkan penyuluh dapat
menerima respon dari sasarannya dalam waktu yang relatif singkat.
c.

Metode penyuluhan menurut keadaan psikososial sasarannya


Seperti halnya dengan metode penyuluhan berdasarkan media yang
digunakan, metode penyuluhan menurut keadaan psikososial sasarannya
juga dibedakan menjadi 3 hal, yaitu :
a) Pendekatan missal
Jika penyuluh berkomunikasi secara tak langsung atau langsung
dengan sejumlah sasaran yang sangat banyak bahkan mungkin tersebar
tempat tinggalnya. Dengan metode ini penyuluh pertanian tertuju
kapada para petani umumnya di kampung-kampung dan di pedesaanpedesaan, agar mereka dapat mendengarkan penyuluhan pertanian.
Dipandang dari segi penyampaian informasi memang metode ini baik,
akan tetapi dipandang dari keberhasilan adalah kurang efektif karena
pada dasarnya hanya dapat menimbulkan tahap kesadaran dan tahap
minat pada para petani pendengar penyuluhan, itupun kalau
18

pendekatannya dapat dilakukan dengan baik, dapat menarik perhatian


para petani kepada suatu hal yang lebih menguntungkan.
b) Pendekatan kelompok
Manakala penyuluh berkomunikasi dengan sekelompok sasaran pada
waktu

yang

sama,

seperti

pada

pertemuan

di

lapangan,

penyelenggaraan latihan. Pendekatan dilakukan terhadap kelompok


petani, di mana para petani ini diajak dan dibimbing serta diarahkan
secara berkelompok untuk melaksanakan sesuatu kagiatan yang
tentunya lebih produktif atas dasar kerja sama, dengan demikian dalam
pelaksanaannya dapat secara berdiskusi. Dalam pendekatan kelompok
ini bertujuan juga agar penyuluh tidak terlalu terkuras tenaganya
pertama-tama dapat melakukan pendekatan perorangan kepada petani
yang tergolong early adopter (yang sering menjadi tempat bertanya
dan yang dapat mempengaruhi para petani lainnya) dan petani ini
dapat menjadi kontak tani yang membantu menyebarkan pengetahuan
dan ketrampilan kepada para anggota kelompoknya.
c) Pendekatan perorangan
Penyuluh berkomunikasi secara pribadi orang seorang dengan setiap
sasarannya. Dalam metode ini penyuluh melakukan hubungan atau
pendekatan-pendekatan secara langsung dengan sasaran yaitu seorang
petani, biasanya dilakukan secara berdialog langsung, melakukan
kunjungan ke rumah petani, kunjungan ke sawah/ladang petani,
angjangsana, surat menyurat, hubungan telepon. Metode ini memang
sangat efektif, petani dapat secara langsung memecahkan apa yang
menjadi masalahnya dengan bimbinga khusus dari penyuluh, akan
tetapi metode pendekatan ini banyak menyita waktu, sebaiknya
dilakukan ketika penyuluh dalam keadaan senggang, banyak waktu.
Menurut pendapat Mounder dalam Suriatna (1987) metode penyluhan
dapat dibagi menjadi 3 (tiga) golongan berdasarkan jumlah sasaran yang dapat
di capai:
a. Metode berdasarkan pendekatan perseorangan. Dalam metode ini,
penyuluh berhub ungan dengan baik secara langsung maupun tidak
19

langsung dengan sasaran secara pororangan. Yang termasuk ke dalam


metode ini adalah:
1. Anjangsana
2. Surat-menyurat
3. Kontak informal
4. Undangan
5. Hubungan telepon
6. Magang
b. Metode berdasarkan pendekatan kelompok. Dalam hal ini, penyuluh
berhubungan denga sekelompok orang yang menyampaikan pesannya.
Beberapa metode pendekatan kelompok antara lain:
1.

Ceramah dan diskusi

2.

Rapat

3.

Demonstrasi

4.

Temu karya

5.

Temu lapang

6.

Sarasehan

7.

Perlombaan

8.

Pemutaran slide

9.

Penyuluhan kelompok lainnya

c. Metode berdasarkan pendekatan massal. Metode ini dapat menjangkau


sasaran yang lebih luas (massa). Beberapa metode yang termasuk dalam
golongan itu, antara lain:
1.

Rapat umum

2.

Siaran melalui media massa

3.

Pertunjukan kesenian rakayat (pertunra)

4.

Penerbitan visua

5.

Pemutaran film

20

Sedangkan para ahli yang lain menggolongkan metode berdasarkan


teknik komunikasi dan berdasarkan indra penerimaan sasaran. Berdasarkan
teknik komunikasi, metode penyuluhan dibai menjadi 2 golongan, yaitu:
a. Metode penyuluhan langsung. Artinya para petugas penyuluhan, langsung
bertatap muka dengan sasaran. Misalnya anjangsana, kontak personal,
demonstrasi, dll.
b. Metode penyuluhan tidak langsung. Dalam hal ini pesan yang
disampaikan tidak secara langsung dilakaukan oleh penyuluh teteapi
melalui perantara atau media. Misalnya pertunjukan film atau slide, siaran
melalau radio atau televisi dan penyebaran bahan tercetak.
Adapun penggolongan metode berdasarkan indera penerima dibagi
menjadi tiga golongan yaitu:
a. Metode yang dilaksanakandengan jalan memperhatikan. Pesan yang
diterima melalui indra penglihatan. Misalnya penempelan poster,
pemutaran film dan pemutaran slide.
b. Metode yang disampaikan melalui indra pendengaran. Misalnya siaran
pertanian melalui radio dan hubungan telephone serata alat-alat audiotif
lainnya.
c. Metode yang disampaikan, diterima oleh sasaran melalui beberapa macam
indra secara kombinasi. Misalnya:
a) Demonstrasi hasil (dilihat, didengar, dan diraba)
b) Demonstrasi cara (dilihat, didengar, dan diraba)
c) Siaran melalui televisi (didengar dan dilihat)
4. Pemilihan Metode Penyuluhan Pertanian
Pada umumnya, seseorang belajar melalui indera. Indera ini merupakan
pintu gerbang masuknya stimulus ke dalam diri seseorang yang belajar.
Setiap indera akan mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar
seseorang. Seperti salah satu hasil penelitian yang dilakukan oleh Socony
Vacuum Oil Co. Dalam Padmowihardjo (2000:6) yaitu: melalui indera
pengecap 1 persen, melalui indera peraba 1,5 persen, melalui indera
21

penciuman 3,5 persen, melalui indera pendengaran 11 persen dan melalui


indera penglihat 83 persen. Sedangkan Hasmosoewignyo dan Garnadi (1962)
dalam Kartasapoetra (1991:60) menyatakan bahwa, hasil penangkapan dari
mendengar saja 10 persen, melihat saja 50 persen, melihat, mendengar dan
mengerjakan sendiri (praktik) 90 persen. Jadi, dari fenomena tersebut dapat
disimpulkan bahwa dalam kegiatan penyuluhan agar kegiatan tersebut
berhasil, sebaiknya menggunakan lebih dari satu indera penerima.
Dalam mempelajari sesuatu seseorang akan mengalami suatu proses
penerapan (adoption ) yang merupakan proses mental yang dapat dilalui
dalam limatahapan, yaitu:
a. Tahap mengetahui dan menyadari (awarness ), dimana seseorang
menyadari adanya sesuatu ide atau teknologi baru dan merasa tergugah
untuk mempelajarinya. Selanjutnya, ia mencoba mengembangkan
ingatan atau pengetahuannya tentang ide atau teknologi baru tersebut.
b. Tahap minat (interesting ), dimana seseorang yang sudah tergugah
untuk mempelajari tentang ide atau teknologi baru selanjutnya tumbuh
minatnya, yaitu bertanya ke sana ke mari atau mengajukan respon,
mengumpulkan keterangan-keterangan lebih lanjut dalam rangka
mengembangkan pengertiannya.
c. Tahap menilai (evaluation ), dimana seseorang yang telah tumbuh
minatnya lalu bertanya kepada dirinya sendiri dan melakukan
penilaian secara subyektif tentang untung atau ruginya kalau akan
menerapkan ide atau teknologi baru yang dipelajarinya. Penilaian
tersebut

dia

lakukan

berdasarkan

pengertian-pengertian

yang

diperolehnya dari tahap berikutnya.


d. Tahap mencoba (trial ), dimana seseorang yang telah berhasil
mencapai tahap menilai, dan berkesimpulan bahwa ide atau teknologi
baru yang dipelajarinya ternyata menguntungkan, maka akan mencoba
menerapkan ide atau teknologi baru tersebut dalam skala kecil
sehingga timbul keyakinannya karena telah mengalami sendiri.
22

e. Tahap menerapkan (adoption ), dimana seseorang yang telah yakin


akan menerapkan ide atau teknologi baru yang dipelajarinya dalam
praktik nyata atau dalam usaha skala yang sebenarnya.
Kemampuan seseorang dalam mempelajari sesuatu berbeda-beda.
Demikianpula tahap perkembangan mentalnya, keadaan lingkungan dan
kesempatannya juga berbeda-beda. Oleh karena itu, perlu dipilih metoda
penyuluhan pertanian yang berdaya guna dan berhasil guna.
Dalam

pemilihan

metoda

penyuluhan

pertanian,

pertimbangan

pertimbangan yang harus diambil didasarkan pada:


a. Karakteristik Sasaran
Agar pesan dapat sampai dengan baik kepada sasaran, maka
perludiperhatikan kondisi sasaran. Karakteristik sasaran yang perlu
dipertimbang-kandalam memilih metoda penyuluhan pertanian, antara
lain:
a) tingkat pengetahuan
b) sikap
c) keterampilan sasaran, yaitu pengalaman bertani, pendidikan, dan
tingkatadopsinya.
Misalnya, apabila dalam suatu wilayah kerja penyuluhan terdapat
sejumlah sasaran yang tingkat pendidikannya sangat rendah atau sebagian
besarbuta huruf, tentunya tidak dapat menggunakan penyebaran bahan
bacaan tulisan.
Selain itu, pengalaman (pengetahuan) dalam kegiatan usaha tani yang
sudah lama akan berbeda dengan petani yang masih tergolong pemula,
demikian pula dengan tingkat adopsinya.
Dari tingkat penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan serta
pengalaman, yang dapat kita identifikasi ternyata sasaran berada pada tahap
menilai; ini berarti bahwa pendekatan yang kita harus gunakan adalah
pendekatan kelompok, dengan alternatif yang dapat dipilih antara lain,
kombinasi antara kursus tani, pemberian bahan bacaan, ceramah dan
23

demonstrasi. Dapat pula dilakukan dengan kegiatan karyawisata atau diskusi


kelompok. Bagi sasaran yang baru mencapai tahap sadar, pendekatan massal
bagi dengan memilih metoda antara lainpertemuan umum, pemutaran film,
dan siaran pedesaan/TV dapat dilakukan. Untuk sasaran yang telah berada
pada tahap mencoba dapat digunakan metode antara lain kunjungan rumah
dan usaha tani, hubungan telepon, demonstrasi cara/hasil di lahan petani, dan
korespondensi. Keadaan sosial budaya sasaran perlu pula dipertimbangkan
dalam memilih metoda penyuluhan pertanian. Penyuluh pertanian harus
mengetahui:
a) nilai-nilaihidup yang dianut oleh sasaran,
b) norma-norma sosial (usage, folkways, mores,dan customs ),
c) stratifikasi masyarakat,
d) status sosial,
e) struktur kekuasaan.
b. Karakteristik Penyuluh
Sebagai mitra sasaran (petani), penyuluh pertanian sering disebut
sebagai: fasilitator, dinamisator, organisator, katalisator, moderator dalam
proses pembelajaran. Untuk dapat melakukan ini semua, penyuluh pertanian
harus memiliki kemampuan menggunakan metoda penyuluhan pertanian yang
berdayaguna dan berhasilguna. Di samping itu, penyuluh pertanian juga harus
memiliki kemampuan penguasaan teknologi atau ide baru (inovasi) yang akan
disuluhkan dalam arti pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki
perlu dipertimbangkan dalam memilih metode penyuluhan pertanian yang
tepat.

Saat

ini,

berdasarkan

Peraturan

Menteri

PAN

Nomor:PER/02/MENPAN/2/2008, penyuluh pertanian terbagi dua yaitu:


Penyuluh Ahli dan Penyuluh Terampil. Kriteria ini, disesuaikan dengan
pangkat/jabatan dan beban tugas yang akan diemban oleh penyuluh pertanian.
c. Karakteristik Daerah
Karakteristik daerah yang perlu dipertimbangkan adalah keadaan
musim (agroklimat), keadaan usaha tani, dan keadaan lapangan. Keadaan
24

musim akan berpengaruh terhadap metoda penyuluhan pertanian yang


digunakan. Misalnya,pada musim kemarau yang panas sekali dan tidak ada
penanaman di lapagan, kita tidak dapat melakukan kegiatan demonstrasi di
lapangan, tapi sebaiknya dilakukan di rumah petani. Sebaliknya pada musim
penghujan di beberapa daerah lebih banyak kegiatan di lapangan. Jadi
pemilihan metoda penyuluhan pertanian harus disesuaikan dengan kondisi
tersebut. Keadaan usaha tani di suatu daerah akan turut mempengaruhi
penetapan metoda penyuluhan pertanian. Misalnya penyuluhan pada waktu
pengolahan lahan akan berlainan dengan penyuluhan pada saat panen dan
pasca panen. Metoda penyuluhan pertanian hendaknya dipilih sesuai dengan
tahapan perkembangan usaha tani yang berada dalam rentang waktu siklus
usaha tani. Keadaan lapangan juga perlu dipertimbangkan, misalnya dalam
struktur wilayah perdesaan ada yang pemukimananya tersebar dan ada yang
terpusat. Ada yang mudah diakses dengan menggunakan kendaraan roda dua
atau roda empat, dan ada yang hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki
sehingga mobilitasnya sangat sulit. Selain itu, keadaan topografi (berbukit
atau pegunungan) juga perlu diperhatikan.
d. Materi Penyuluhan
Materi penyuluhan sangat menentukan terhadap jenis metoda
penyuluhan pertanian yang akan digunakan. Misalnya, penyuluhan tentang
intensifikasi pemanfaatan lahan pertanian sangat berbeda dengan penyuluhan
intensifikasi ayam buras, intensifikasi ternak potong, intensifikasi kedele atau
intensifikasi padi(inivasi teknis). Berlainan pula dengan materi pembentukan
poktan dan gapoktan(menyangkut inovasi sosial) serta penyuluhan tentang
perkreditan dan kontrak kerja (inovasi ekonomi).
e. Sarana dan Biaya
Pertimbangan

sarana

dan

biaya

didasarkan

atas

bagaimana

ketersediaanya sarana yang akan digunakan sebagai alat bantu dan alat peraga
penyuluhan pertanian. Sebagai contoh, disuatu daerah yang tidak ada listrik,
tentunya sulit melakukan penyuluhan dengan menggunakan OHP (over head
25

projector ) atau menggunakan LCD/Komputer dan pemutaran film; kecuali


jika disediakan generator listrik. Biaya diperlukan untuk mendanai kegiatan,
misalnya dari segi efisiensinya; kursus tani lebih mahal daripada pertemuan
umum, namun lebih murah daripada melakukan kunjungan rumah atau usaha
tani. Jadi ketersediaan biaya akan sangat menentukan alternatif kombinasi
pemilihan metoda penyuluhan pertanian.
f. Kebijaksanaan Pemerintah
Penyuluhan pertanian adalah bagian dari pembangunan pertanian, dan
pembangunan pertanian merupakan bagian dari pembangunan nasional yang
dilaksanakan pemerintah bersama-sama dengan seluruh rakyat Indonesia.
Dengan demikian, kegiatan penyuluhan pertanian harus sesuai dengan
kebijaksanaan pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah. Misalnya,
pada tahun 1997 digalakkan program pemerintah tentang ketahanan pangan,
dan tahun 2007 kita harus mengawal kebijakan pemerintah untuk mencapai
peningkatan 2 juta ton beras. Artinya, gerakan tersebut dapat dengan cepat
dilakukan oleh masyarakat sasaran dengan dukungan dari aparat terkait di
semua tingkatan.

26

5. Langkah-langkah Pemilihan Metode Penyuluhan Pertanian


a. Menghimpun dan Menganalisa Data

Sasaran:
- Golongan

umur,

jenis

kelamin,

tingkat

pendidikan

jumlah

masing-masing golongan dan keseluruhan


- Adat kebiasaan, norma-norma dan pola kepemimpinan
- Bentuk-bentuk usaha tani sasaran
- Ketersedian mereka sebagai demonstrator dan jumlah petani maju

Penyuluh dan kelengkapannya


- Kemampuan

penyuluh,

jumlah

penyuluh,

pengetahuan

dan

keterampilan penyuluhan
- Materi penyuluhan/pesan
- Sarana dan prasarana penyuluhan
- Biaya yang ada

Keadaan Daerah dan Kebijaksanaan Pemerintah


- Musim/Iklim
- Keadaan lapangan (topografi), jenis tanah, sistem pengairan dan

pertanaman
- Perhubungan jalan, listrik dan telepon
- Kebijaksanaan pemerintah Pusat dan Daerah setempat setelah

mempunyai data dasar, ditetapkan tahap penerapan sasaran


b. Menetapkan Alternatif Metode Penyuluhan Pertanian
- Metode dg pendekatan masal dipergunakan untuk menarik perhatian,

menumbuhkan minat & keinginan, serta memberikan informasi


selanjutnya
- Metode

dg

pendekatan

kelompok

dipergunakan

untuk

dapat

memberikan informasi yang lebih rinci tentang teknologi atau praktek.


Membantu seseorang dari tahap menginginkan ke mencoba atau sampai
menerapkan

27

- Metode pendekatan perorangan, biasanya sangat berguna dalam tahap

mencoba hingga menerapkan


- Faktor lain yg memegang peranan adalah masa kerja penyuluh di suatu

tempat. Penyuluh yg belum lama bekerja di suatu daerah perlu


mengenal situasi dan kondisi daerah kerjanya yg terbaik adalah
pendekatan perorangan.
c. Menetapkan Metode Penyuluhan Pertanian
Apabila lebih dan satu metode penyuluhan yang terpilih, maka
pelaksanaannya dapat di lakukan sebagai berikut :
a) Pengulangan
Misalnya kursus tani I diulang dengan yang ke II dan seterusnya
dengan materi yang berlanjut
b) Urutan
Misalnya kursus tani diikuti karyawisata, perlombaan dll
c) Kombinasi
Misalnya pada waktu demontrasi usaha tani sekali dilaksanakan
lomba antar peserta dan publikasi hasil.
Perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a) Metode

penyuluhan

pertanian

yang

ditentukan

harus

dapat

harus

dapat

mengembangkan swakarsa dan swadaya petani sasaran.


b) Metode

penyuluhan

pertanian

yang

ditetapkan

memungkinkan disampaikannya penyuluhan yang sesuai dengan


sasaran, cukup dalam jumlah dan mutu, tepat sasaran dan waktu,
mudah diterima dan dimengerti, pengguna fasilitas dan media secara
berhasil guna.
c) Metode yang digunakan lebih efisien dan efektif bagi penyuluh
d) Harus dapat memungkinkan kelanjutan pelaksanaannya.
e) Harus memungkinkan turut sertanya secara aktif dari sasaran.
f) Biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan metode penyuluhan
pertanian yang terpilih relatif lebih murah.
28

DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.2012.Penggolongan, Pemilihan dan Jenis-Jenis Metode
Penyuluhan.http://penyuluhpi.blogspot.com/2012/03/penggolonganpemilihan-dan-jenisjenis.html.(online).Diakses tanggal 25 Maret 2013.
Anonymous.2012.Klasifikasi Metode Penyuluhan.
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/luht4230/klasifikasi.htm.(online).
Diakses tanggal 25 Maret 2013.
Anonymous.2012.Metode dan teknik Penyuluhan.
http://burhand182.wordpress.com/2012/06/28/metode-dan-teknikpenyuluhan/.(online).Diakses tanggal 25 Maret 2013.
Anonymous.2012.Metode Penyuluhan Pertanian.http://carabudidaya.com/metodepenyuluhan-pertanian/.(online).Diakses tanggal 25 Maret 2013.
Departemen Kehutanan. 1996. Penyuluhan Pembangunan Kehutanan. Pusat
Penyuluhan Kehutanan Departeman Kehutanan dan Universitas Sebelas
Maret. Surakarta.
Departemen Pertanian. 1995. Pedoman Pemilihan Metode Penyuluhan. Pertanian.
Pusat Penyuluhan Pertanian. Jakarta.
Husein,Ahmad.2011.Media Komunikasi Penyuluhan
Pertanian.http://mediakomunikasipenyuluhanpertanian.blogspot.com/20
11/01/metode-penyuluhan-komunikasi-pertanian.html.(online).Diakses
tanggal 25 Maret 2013.
Lucky.2012.Landasan Dasar Media dan Metode Penyuluhan.
http://luckycuekzz.blogspot.com/2012/08/landasan-dasar-metode-danmedia.html.(online).Diakses tanggal 25 Maret 2013.
Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Jakarta: Universitas
Indonesia Press.
Totok Mardikanto. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Universitas Sebelas Maret.
Surakarta.
Tarya Kusnadi. 1999. Teknik Penyuluhan Pertanian. Modul. Universitas Terbuka.
Jakarta
Wiriaatmadja, Soekandar M.A. 1977. Pokok-Pokok Penyuluhan Pertanian. Jakarta:
CV Yasaguna.

29

Anda mungkin juga menyukai