Anda di halaman 1dari 23

EFEKTIVITAS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN

JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt ) TERHADAP APLIKASI


PUPUK KANDANG DAN PUPUK UREA

OUTLINE

M. AJI SETIAWAN
71170713002

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATRA UTARA
MEDAN
2020
EFEKTIVITAS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN
JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt ) TERHADAP APLIKASI
PUPUK KANDANG DAN PUPUK UREA

M. AJI SETIAWAN
71170713002

Usulan Penelitian Ini Merupakan Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan


Pendidikan Sarjana Pada Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Islam Sumatera Utara

Menyetujui
Komisi Pembimbing

(Ir. Indra Gunawan, SP. M.P) (Rahmi Dwi Handayani Rambe, SP. M.P)
Ketua                            Anggota

Mengesahkan

Dr. Ir. Murni Sari Rahayu, M.P. Dr. Yayuk Purwaningrum, SP., M.P
              Dekan Ketua Program Studi Agroteknologi

Tanggal Lulus Ujian :


KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta memberikan kekuatan sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beriring salam disampaikan atas
Nabi Besar Muhammad SAW, semoga kita semua mendapatkan syafaatnya di
Yaumil Akhir nanti “Amin Yarabbal’alamin.

Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui salah satu


persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pertanian Universitas
Islam Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak
akan selesai tanpa doa, dukungan, bimbingan, semangat, dan masukan dari
berbagai pihak lain langsung maupun tidak langsung. Maka pada kesempatan ini
penulis hendak mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Ir. Indra Gunawan, SP. M.P. selaku Ketua Komisi Pembimbing
yang telah membimbing dengan kesabaran serta memberikan masukan,
kritikan dan saran yang membuat skripsi ini menjadi lebih baik.
2. Ibu Rahmi Dwi Handayani Rambe, SP. M.P. selaku Anggota Komisi
Pembimbing yang telah membimbing dengan sabar serta memberikan
masukan, kritikan dan saran yang membantu skripsi ini menjadi lebih baik.
3. Ibu Dr. Ir. Murni Sari Rahayu, M.P. selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Islam Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Yayuk Purwaningrum, SP. M.P. selaku Ketua Program Studi
Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh sebab itu dengan
segala kerendahan hati penulis menerima segala kritikan dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis ucapkan
Alhamdulillahirabbil’alamin, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan khususnya penulis.

i
Medan, Desember 2020

M. Aji Setiawan

ii
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) adalah tanaman pangan yang

kebutuhan setiap tahunnya meningkat sehubungan dengan pertambahan penduduk

yang senang mengkonsumsinya. Jagung menempati posisi penting dalam

perekonomian nasional, khususnya untuk mendukung perekonomian Sumatera

Utara, karena merupakan sumber karbohidrat sebagai bahan baku industri pangan,

pakan ternak unggas dan ikan (Andi, 2013).

Jagung sebagai tanaman pangan di Indonesia menduduki urutan kedua

setelah padi, namun jagung mempunyai peranan yang tidak kalah penting

dibandingkan padi. Kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat dan protein

setelah beras menjadikan jagung memiliki nilai ekonomis dan mempunyai

peluang yang cukup cukup tinggi untuk dikembangkan sebagai bahan baku untuk

industri pengolahan pangan (Bustami, 2012).

Menurut Badan Pusat Statistik pada tahun 2016, produksi jagung manis

mencapai 19,6 juta ton dengan luas lahan 4,8 juta hektar. Sedangkan di tahun

2015, produksi jagung manis mencapai 23,6 juta ton dengan luas lahan 3,79

hektar. Dari data diatas terjadi fluktuasi produksi tanaman jagung manis yang

salah satu penyebabnya adalah kurangnya bahan organik tanah dan banyaknya

serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Adapun organisme pengganggu

tanaman yang menyerang tanaman jagung manis adalah penggerek batang jagung

(O. furnacalis), ulat tongkol (Helicoverpa armigera), kutu daun (Rhopalosiphum

1
maidis), bulai (Peronosclespora maydis), hawar daun (Helminthosporium

turcicum), layu Stewart (Pantoea stewartii). Penurunan produksi yang

diakibatkann organisme pengganggu tanaman pada jagung manis mencapai 15 –

35 % (Andi, 2013).

Pupuk kandang merupakan salah satu sumber bahan organik tanah yang

sangat berperan dalam memperbaiki kesuburan tanah,baik fisik, kimia,maupun

biologis (Suprijadi et al. 2002). Pemberian pupuk kandang dapat meningkatkan

pH, kadar C-organik, kadar basa yang dapat ditukar, dan KTK, menurunkan

kejenuhan Al (Purnomo et al. 1993), dan meningkatkan ketersediaan nitrogen,

fosfor, dan kalium serta unsur mikro bagi tanaman (Russel 1973). Bahan organik

meningkatkan efektivitas pemupukan N, di mana unsur N yang lepas dari pupuk

diikat oleh bahan organik, sehingga tidakmudah tercuci tetapimudahtersedia bagi

tanaman (Maryam et al. 1998).

Pemberian pupuk nitrogen akan meningkatkan produksi dan untuk

memberikan hasil yang lebih baik, pemberian pupuk nitrogen ini di barengi

dengan pemberian pupuk fosfat dan kalium. Tanaman yang kekurangan unsur

nitrogen akan tampak kerdil, warna daun hijau muda kekuning-kuningan, buah

terbentuk sebelum waktunya dan tidak sempurna (Arief Prahasta, 2009). Oleh

karena itu penelitian mengenai kombinasi dosis dan waktu aplikasi pupuk urea

perlu dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis

(Zea mays Var.saccharata Sturt) kultivar Bonanza F1.

1.2 Tujuan Penelitian

2
1. Untuk mengetahui efektivitas pertubuhan dan produksi tanaman jagung manis

(Zea mays saccharata Sturt) terhadap aplikasi pupuk kandang.

2. Untuk mengetahui efektivitas pertubuhan dan produksi tanaman jagung manis

(Zea mays saccharata Sturt) terhadap aplikasi pupuk urea.

3. Untuk mengetahui pengaruh efektivitas pertubuhan dan produksi tanaman

jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) terhadap aplikasi pupuk kandang

dan pupuk urea.

1.3 Hipotesis Penelitian

1. Diduga ada pengaruh efektivitas pertubuhan dan produksi tanaman jagung

manis (Zea mays saccharata Sturt) terhadap aplikasi pupuk kandang.

2. Diduga ada pengaruh efektivitas pertubuhan dan produksi tanaman jagung

manis (Zea mays saccharata Sturt) terhadap aplikasi pupuk urea.

3. Diduga adanya intraksi efektivitas pertubuhan dan produksi tanaman jagung

manis (Zea mays saccharata Sturt) terhadap aplikasi pupuk kandang dan pupuk

urea.

1.4 Manfaat Penelitian

3
1. Sebagai bahan informasi dan pengetahuan bagi pengembangan budidaya

tanaman Jagung Manis.

2. Sebagai salah satu syarat untuk meraih sarjana strata 1 di Fakultas Pertanian

Universitas Islam Sumatera Utara.

4
III. METODE PENELITIA

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian

Universitas Islam Sumatera Utara, Jln. Karya Wisata, Gedung Johor Kecamatan

Medan Johor Kota Madya Medan, Provinsi Sumatera Utara dengan ketinggian

Tempat ± 25 meter dpl, dengan topografi datar.Penelitian ini dimulai pada tahun

2020 sampai selesai.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat Penelitian

Adapun alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: cangkul, terpal,

ember, meteran, timbangan analitik, pisau cutter, bambu, parang, tali plastik,

gembor, alat tulis, papan perlakuan, papan judul penelitian, kalkulator, alat

dokumentasi dan alat-alat yang mendukung terlaksananya penelitian.

3.2.1 Bahan Penelitian

Bahan–bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian tersebut adalah,

Benih Jagung Manis, Pupuk Kandang, Pupuk Urea, Jerigen dan air secukupnya.

3.3 Metode Penelitian

5
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial

dengan Dua faktor yaitu:

1. Faktor pemberian Pupuk Kandang yaitu:

K0 = control (Tanpa Perlakuan)

K1 = 5 ton/ha (0,5 kg/plot)

K2 = 10 ton/ha (1 kg/plot)

     K3    = 15 ton/ha (1,5 kg/plot)

2. Faktor pemberian Pupuk Urea yaitu:

U0 = control (Tanpa Perlakuan)

U1 = 150 kg/ha (75 g/plot)

U2 = 300 kg/ha (37,5 g/plot)

Jumlah kombinasi perlakuan 4 x 3 = 12 kombinasi perlakuan

K0 U0 K3 U1 K2 U2

K1 U1 K2 U2 K3 U0

6
K2 U2 K1 U0 K0 U1

K3 U0 K0 U1 K1 U2

Jumlah Perlakuan = 12 Perlakuan

Jumlah Tanaman Tiap Plot = 8 Tanaman

Jumlah Ulangan = 3 Ulangan

Jumlah Plot = 36 Plot

Jumlah Sampel Tanaman Tiap Plot = 6 Tanaman

Jumlah Tanaman Seluruhnya = 288 Tanaman

Luas Plot = 1,5 m x 1,5 m

Jarak Tanaman = 75 cm x 25 cm

Jarat Antar Plot = 50 cm

Jarak Antara Ulangan = 100 cm

3.4 Metode Analisa

7
Menurut Gomez dan Gomez (1996) model linear yang diasumsikan untuk

Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial adalah:

Yijk = µ + βi + Tj + kk + (KT)jk + €ijk

Dimana:

Yijk   = Hasil Pengamatan dari faktor K pada taraf ke-j dan faktor U pada        

taraf ke-k dalam ulangan ke-i

µ = Efek dari nilai tengah

βi = Efek dari blok pada taraf ke-i

Tj = Efek dari faktor U pada taraf ke-j

kk = efek dari faktor K pada taraf ke-k

(KT)jk = Efek kombinasi dari faktor U pada taraf ke-j dan faktor K pada taraf

ke-j

€ijk = Efek error dari faktor U pada taraf ke-j dan faktor K pada taraf ke-k

dalam ulangan.

3.5 Pelaksanaan Penelitian

3.5.1 Persiapan Lahan

8
Lahan terlebih dahulu dibersihkan dengan menggunakan parang babat

ataupun cangkul. setelah lahan dibersihkan dari rumputan atau gulma-gulma yang

tumbuh desekitar areal lahan dengan menggunakan cangkul dan parang babat,

selanjutnya tanah diratakan. setelah itu melakukan kegiatan pengolahan tanah agar

lebih mudah dalam pembuatan plot.

3.5.2 Pembuatan Plot Percobaan

Areal yang telah dibersihkan dari gulma, batu-batuan serta kotoran,

selanjutnya dibuat plot sebanyak 36 plot percobaan dengan 3 ulangan. Ukuran

plot yang digunakan yaitu 1,5 m x 1,5 m, dengan jarak antar plot 50 cm dan jarak

antar ulangan 100 cm, kemudian di buat parit disekitar areal plot. Selanjutnya

permukaan plot digemburkan dan kemudian diratakan.

3.5.3 Pembuatan Jarak Tanam

Pada penelitian ini menggunakan jarak tanam 75 cm x 25 cm antar

tanaman, dengan menggunakan benang nilon yang diikat pada bambu dan meteran

untuk membantu dalam pembuatan jarak tanam tersebut. Pembuatan jarak tanam

ini bertujuan untuk mengurangi tingkat persaingan antar tanaman dalam

mendapatkan cahaya matahari, unsur hara dan air.

3.5.4 Pembuatan Pupuk Kandang

9
Bahan Kembuat Kotoran Kambing :

1. 200 kg kotoran kambing

2. 15 kg kapur pertanian (Dolomit)

3. 40 kg sekam padi

4. ½ Liter EM4

5. ½ Liter Molase

Alat :

1. Cangkul

2. Terpal

3. Gembor

4. Air secukupnya

Tahapan pembuatan Pupuk Organik Padat (POP)  Kotoran Kambing :

Siapkan tempat atau hamparan yang ternaungi dan jika hujan tempat

tersebut tidak tergenang air. Lakukan proses pencampuran bahan, agar mudah dan

merata bisa dilakukan dengan cara membuat lapisan-lapisan. Pembuatan lapisan

dengan cara menghamparkan kotoran kambing dan sersah bahan organik lain

setebal kurang lebih 30 cm dan taburkan dolomit, sekam,secukupnya. Kemudia

buat larutan EM4 dan molase di dalam wadah dan campurkan air secukupnya.

Kemudian lapisan tersebut dicangkul dari salah satu sisi searah hingga

menimbulkan timbunan baru. Lakukan lagi kearah kebalikannya, kemudian

10
ditimbun atau dibuat gunungan sebesar lebar terpal penutup. Timbunan ditutup

rapat dengan terpal dan bagian pinggir terpal diberi beban sehingga jika ada angin

terpal tidak terbuka. Diamkan selama 2 minggu, setelah 2 minggu terpal dibuka

dan timbunan diaduk untuk tujuan pemberian airasi pada proses pengomposan.

Proses pengomposan yang berhasil akan timbul panas dan dapat dirasakan saat

pembongkaran gundukan.

3.5.5 Aplikasi Pupuk Urea

Aplikasi untuk pupuk urea pada tanaman jagung manis sebanyak 3 x yaitu,

saat pertanam kali menanam umur 1 hari setelah tanam, 21 hari setelah tanam dan

40 hari setelah tanam dengan dosis U0 : Control (Tanpa Perlakuan), U1 : (75g/Plot)

dan U2 : (37,5g/Plot). Pemberian Pupuk Urea di tabur ke setiap plot masing-

masing sesuai dosis yang sudah di tentukan dan tidak mengenai tanaman jagung

tersebut. Pemberian pupuk dilakukan secara tugal.

3.5.6 Aplikasi Pupuk Kandang

Aplikasi untuk pupuk kandang pada tanaman jagung manis sebanyak

sekali yaitu saat pengolahan lahan, dengan dosis K0 : Control (Tanpa Perlakuan),

K1 : (0,5kg/Plot), K2 : (1kg/Plot) dan K3 : (1,5kg/Plot). Pemberian pupuk kandang

di tabur setiap plot masing-masing sesuai dosis yang sudah di tentukan, kemudian

aduk tanah dan pupuk kandang tersebut hingga merata, dan kemudian diamkan 2-

3 hari, kemudian tanam benih tersebut ke setiap plot yang sudah diberi pupuk

kandang.

11
3.5.7 Penanaman

Penanaman dilakukan dengan membuat lubang tanam sedalam 3-4 cm,

Tiap lubang tanam ditanam 2 benih jagung dengan jarak tanam 75cm x 25 cm.

3.6 Pemeliharaan Tanaman

Kegiatan-kegiatan pemeliharaan tanaman yang dilakukan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

3.6.1 Penyiraman

Penyiraman dapat dilakukan sesuai dengan kondisi yang ada dilapangan.

Penyiraman dilakukan dua kali dalam sehari pada waktu pagi dari jam 07:00-

09:00 pagi dan jam 16:00-18:00 sore hari dengan menggunakan gembor. Apabila

turun hujan maka penyiraman tidak perlu dilakukan. pada saat penanaman masih

muda penyiraman dilakukan secara teliti dan berhati-hati agar tanaman tidak

rusak.

3.6.2 Penyiangan

Penyiangan dilakukan pada umur 2 minggu setelah tanam (MST), tanaman

jagung sudah di tumbuhi rumput-rumput liar (gulma), maka perlu segera

dilakukan penyiangan dengan cara manual atau menggunakan cangkul.

Penyiangan dilakukan dengan membersihkan gulma yang tumbuh disekitar plot

12
percobaan. Penyiangan dilakukan setiap 3 hari sekali secara hati-hati sambil

menggemburkan tanah.

3.6.3 Penyisipan

Penyisipan dilakukan seminggu setelah dilakukan kegiatan penanaman

awal. Penyisipan dilakukan dengan menggunakan cara manual yaitu dengan

menggantikan tanaman yang telah mati yang berada di plot percobaan atau plot

penelitian dengan tanaman sisipan dengan umur yang sama dan tanaman sisipan

berada di sekitar areal penelitian.

3.6.4 Penjarangan

Penjarangan tanaman jagung dilakukan pada saat tanaman berumur 2

MST. Penjarangan dilakukan dengan memotong tanaman yang tidak di butuhkan,

sehingga hanya tinggal satu tanaman yang baik pertumbuhannya.

3.6.5 Pembumbunan

Pembumbunan bertujuan untuk memperkokoh posisi batang sehingga

tanaman tidak mudah rebah. Pembumbunan dilakukan pada saat tanaman berumur

empat minggu setelah tanam.

3.6.6 Pengendalian Hama dan Penyakit

13
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menyemprotkan

insektisida Sevin dengan dosis 2 g/liter air dan fungisida Dithane M-45 dengan

dosis 2 cc/liter air, dilakukan apabila telah ada tanaman yang terserang hama atau

penyakit.

3.6.7 Panen dan Pasca Panen

Pemanenan dilakukan setelah tanaman berumur 75-85 hari setelah tanam

yaitu pada saat biji jagung manis ditekan mengeluarkan cairan putih seperti susu

dan mencapai kriteria panen dengan tanda-tanda daun sudah mulai kering (klobot)

berwarna kekuning-kuningan dan rambut tongkol telah berwarna cokelat dan

tongkolnya telah berisi penuh. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari

ketika suhu udara masih rendah karena suhu udara yang tinggi dapat mengurangi

manis pada biji jagung akibat terjadi konversi gula menjadi pati. Pasca panen

yaitu pencucian dan pembuangan kotoran didalam buah tersebut. Sortasi atau

pemilihan, Pengemasan, Penyimpanan, Pengolahan.

3.7 Parameter Pengamatan

3.7.1 Tinggi Tanaman (cm)

Parameter tinggi tanaman dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman dari

permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi. Pengamatan tinggi tanaman dapat

dilakukan setelah tanaman berumur 2 minggu setelah tanam (MST) sampai

14
tanaman berbunga, dengan interval 1 minggu sekali. dengan menggunakan

meteran.

3.7.2 Diameter Batang (cm)

Parameter diameter batang dimulai pada umur 4 minggu setelah tanam

(MST) sampai tanaman berbunga. Parameter diameter batang menggunakan alat

jangka sorong untuk mengukur diameter batang, pengukuran dilakukan dari sisi

kiri batang hingga sisi kanan batang. dengan interval 1 minggu sekali.

3.7.3 Jumlah Daun (Helai)

Parameter jumlah daun dimulai pada umur 2 minggu setelah tanam (MST)

sampai tanaman berbunga. Penghitungngan jumlah daun dilakukan dengan cara

menghitung jumlah daun yang membuka sempurna. dengan interval 2 minggu

sekali.

3.7.4 Berat Tongkol Per Tanaman Sampel (kg)

Pengamatan dilakukan dengan menimbang berat tongkol per tanaman

sampel. Penimbangan berat tongkol pertanaman sampel dilakukan saat tanaman

panen kurang lebih 75-85 hari setelah tanam, dengan menggunakan timbangan.

15
3.7.5 Berat Tongkol PerPlot (kg)

Pengamatan dilakukan dengan menimbang berat tongkol masing masing

tanaman. Penimbangan berat tongkol pertanaman dilakukan saat tanaman panen

kurang lebih 75-85 hari setelah tanam, dengan menggunakan timbangan

16
17
DAFTAR PUSTAKA

Andi, 2013. Tanaman Jagung Manis (Sweet corn). Diakses di Pengaruh


Konsentrasi dan Waktu Pemupukan POC Super ACI terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Jagung Manis. Fakultas Pertanian Universitas Tujuh Belas Agustus
1945 Samarinda.

Arief Prahasta. 2009. Agribisnis. CV Pustaka Grafika. Jakarta.

Badan Pusat Statistik 2016. Potensi Ekonomi Andalan Indonesia Tanaman Jagung
Manis. Diakses di http://www.bps.co.id, tanggal 29 juni 2016.

Bustami, G. (2012). Potensi Jagung. Kementrian Perdagangan Republik


Indonesia. Jakarta.

Maryam, L.R. Widowati, S. Widati, J.P. Sumantri dan D. Santoso. 1998. Efisiensi
pupuk nitrogen pada tanah Ultisol, Vertisol dan Entisol. Prosiding Pertemuan
Pembahasan dan Komunikasi Hasil Penelitian Tanah dan Agroklimat. Bidang
Kimia dan Biologi Tanah. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Bogor.
p.133-145

Purnomo, J., G.P. Wigena, Sukristiyonowibowo, dan Y.P. Sumantri. 1993.


Pengaruh pemupukan N,K, dan pupuk kandang terhadap beberapa sifat kimia
tanah dan hasil umbi garut pada Podsolik Merah Kuning (Ultisols) Jambi.
Prosiding Pertemuan Teknis Penelitian Tanah dan Agroklimat. Bidang

18
Kesuburan dan Produktivitas Tanah. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat
10:27-37.

Russel, E.W. 1973. Soil condition and plant growth. Longman, 10 th Ed. London.
p. 265-268.

Supriadi, Abdulrachman, S. Juliardi, dan I. Pahim. 2002. Pemupukan berimbang


pada tanaman padi di lahan sawah irigasi dan tadah hujan. Prosiding Seminar
Nasional, Sistem Produksi Tanaman Pangan Berwawasan Lingkungan. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.

19

Anda mungkin juga menyukai