Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 1

IMUNOLOGI

DISUSUN OLEH:

NAMA : YULI INDASARI


NIM : G70118127
MATA KULIAH : IMUNOLOGI
KELAS :A

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2021
1. Seorang anak secara berulang terkena infeksi pernafasan semasa kecilnya. Level
antibodi pada serum normal. Tetapi, ketika uji komplemen hemolitik dilakukan

menunjukan anak tersebut mengalami defisiensi, dengan data


Mengapa defisiensi komplemen dapat menyebabkan seorang anak menjadi rentan
terhadapinfeksi bakteri?
JAWAB :
Defisiensi komplemen menyebabkan sistem pertahanan tubuh menjadi lebih rentan
terhadap infeksi patogen yang masuk, dikarenakan :
- Hilangnya mediator dalam proses inflamasi ,Ex: C3a dan C4a( Chemoattractans ) ->
Proses inflamasi terjadi lebih lambat
- Proses opsonisasi hanya bergantung pada antibodi  Sistem komplemen melepaskan
molekul opsonin juga Ex: C3b ,C4b -> Lingkup opsonisasi menjadi lebih kecil.
- Eliminasi patogen yang masuk menjadi lebih optimal Sistem komplemen
menghasilkan molekul yang berperan dalam proses pembentukan pori pada membran
Ex: C5b,C6,C7,C8 dan C9 -> Membrane Attack Complex -> Sel patogen mengalami
Lisis Osmotik

- DefisiensinC3
C3b -> Opsonisasi hanya bergantungpada antibodi
C3a -> Inflamasi berjalan lebih lambat
- Defisiensi C2
C2a -> komponen C3 dan C5 tidakteraktivasi -> Komplemen terhenti
C2b -> Vasoactive C2 Kinin tidak terbentuk -> proses vasodilatasi pemb.darah
saatinflamasi terhambat

2. Apakah peran sitokin berikut dalam pertahanan terhadap infeksi:


a. TNF
Tumor Necrosis Factor merupakan mediator utama pada respon inflamasi akut
terhadap bakteri gram negatif, dan berperan dalam respon imun bawaan terhadap
berbagai mikroorganisme penyebab infeksi yang lain, serta bertanggung jawab atas
banyak komplikasi sistemik yang disebabkan infeksi berat. Dengan kata lain fungsi
biologisnya Antineoplastik (langsung) menimbulkkan panas, tidur clan respons fase
akut sistemik, merangsang sintesis limfokin, kolagen dan kolagenase, mengaktifkan
sel endotel dan makrofag. Mediator pada inflamasi, proses katabolik dan syok septik.
b. IL-12
Berperan sebagai aktivator fungsi sitolitik sel NK yang diproduksi oleh makrofag,
juga menekan produksi IgE dan mengarahkan respon imun sel T ke arah sel Th1.
c. Interferon tipe 1
Berperan meningkatkan aktivitas sitotoksik sel NK dan meningkatkan produksi
moleku sitolitik oleh sel NK. Dengan kata lain fungsi biologisnya meningkatkan
ekspresi kelas I dan kelas II HLA DR pada berbagai sel, mengaktifkan makrofag dan
endotel, meningkatkan atau menghambat kerja limfokin, meningkatkan aktivasi sel
NK , anti virus, meningkatkan ekpresi reseptor IL-2.

Anda mungkin juga menyukai