Anda di halaman 1dari 8

Latar belakang

Sendi temporomandibula atau Temporomandibular Joint (TMJ) adalah suatu


persendian yang sangat kompleks dimana identifikasi diperlukan sebagai dasar
diagnosis dalam perawatan pasien. Kondisi maloklusi gigi ini dapat menyebabkan
terjadinya gangguan.
Penelitian ini bersifat survey deskriptif yang dilakukan secara crosssectional
dengan sampel berjumlah 170 orang. Penelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi
bentuk dan ukuran kondilus pada pasien dengan kondisi tidak bergigi pada sebagian
area dengan kondisi bentuk dan ukuran kondilus yang semestinya pada gigi lengkap
dengan memanfaatkan panoramic radiografi.
Kesimpulan penelitian ini bahwa kondisi bentuk dan ukuran kondilus pada
pasien dimana terdapat gigi yang hilang menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata.
Dengan ini dapat ditarik pernyaan bahwa kelainan yang terjadi pada TMJ berbanding
lurus dengan banyaknya jumlah gigi yang hilang. Semakin banyak gigi yang hilang
maka kemungkinan akan semakin parah kelainan bentuk yang terjadi pada kepala
kondilus.
Sendi Temporomandibular

TMJ dibentuk oleh kondilus yang terletak pada tulang mandibula dan fossa pada
tulang temporal. Kedua tulang ini dipisahkan oleh discus artikularis 9. Sendi kiri dan
kanan pada mandibula dihubungkan oleh ligamen dan otot yang menghasilkan
hubungan bilateral antara satu bagian mandibula dengan kranium yang disebut
Craniomandibular Articulation 3.
Struktur sendi temporomandibula terdiri dari fossa glenoidales, processus
kondilodeus, eminentia artikularis, kapsula arikularis, diskus artikularis, dan membran
sinovial.

Gambar 1. Struktur Sendi Temporomandibula 4

Kondilus mandibula adalah tulang dengan struktur elipsoid melekat pada ramus
mandibula. Berbentuk cembung pada seluruh permukaan, walaupun sedikit terlihat
datar pada permukaan bagian posterior, dan berbentuk seperti tombol lebih lebar pada
daerah mediolateral daripada anteroposterior. Kondilus berbentuk lonjong dan
mempunyai poros yang berorientasi mediolateral. Permukaan tulang artikular terdiri
atas cekungan fossa artikular dan bagian dari eminensia artikular. Meniskus adalah
suatu suatu jaringan fibrosa, berbentuk pelana yang merupakan struktur yang
memisahkan kondilus dan tulang temporal.7
Gambar 2 . Tulang kranial dan Tulang Mandibula 3

Kapsula artikularis merupakan jaringan ikat fibrous tipis berada di sekeliling


sendi temporomandibula dan secara anatomi dan fungsi membatasi pergerakan sendi
temporomandibula. Kapsula melekat di posterior pada tulang temporal dan di inferior
pada leher kondilus. Membran sinovial menghasilkan cairan sinovial yang masuk
kedalam celah sendi melalui permukaan dalam kapsula. Fungsi lain kapsula artikularis
adalah membatasi cairan sinovial yang masuk kedalam permukaan artikular. Kapsula
diperkuat oleh ligamen temporomandibula pada saat sendi bergerak ke arah lateral 3.
Diskus Artikularis disusun oleh jaringan ikat fibrous avaskuler dan di sekeliling
diskus terdapat sedikit persarafan 8. Bila diskus artikularis yang normal dipotong
secara sagital maka akan terlihat gambaran bikonkaf. Pada penampang sagital, diskus
artikularis dapat dibagi menjadi 3 bagian berdasarkan ketebalannya. Daerah tengah
merupakan daerah paling tipis dan disebut zona intermediat, yang berfungsi sebagai
tempat perlekatan permukaan artikularis dari kondilus 9.
Gambar 3. Posisi Normal Diskus Artkularis Adalah Posisi jam 12, Posisi Diskus
Artikularis Berhimpit dengan Puncak Kondilus pd Satu Garis Lurus 10

Ketebalan diskus sesuai antara zona anterior dan posterior pada zona
intermediat. Zona posterior sedikit lebih tebal dibandingkan zona anterior. Diskus
artikularis terletak di antara kepala kondilus dan fossa artikularis. Pada keadaan
normal, permukaan artikular kondilus terletak pada zona intermediat diskus
artikularis, dan dibatasi oleh ketebalan bagian anterior dan posterior 9.
Perlekatan pada bagian posterior diskus artikularis terletak pada jaringan ikat
longgar yang memiliki lebih banyak pembuluh darah dan persarafan. Hal ini dikenal
dengan retrodiskal tissue atau perlekatan posterior. Bagian atas disebut juga lamina
superior, mengandung lebih banyak elastin. Lamina superior melekat pada plat
timpani. Bagian bawah perlekatan posterior ini juga disebut lamina inferior 9. Bagian
lateral dan medial dari diskus artikularis menempel pada sisi kondilus untuk
membantu menahan gerakan pasif yang mungkin terjadi pada kondilus dan diskus
artikularis 7.

Daftar Pustaka
1. Snell S Richard.1997. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran. Ed.3.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal 1-216
2. Thurman Gillespy III,M.D.& Michael L.Richardson, M.D. UW Radiology
TMJ Anatomy Modules.
3. MelaluiE:\httpwww.rad.washington.eduanatomymodulesTMJTMJAnatomy.html.
htm.
4. Kardos,T & Kieser Jules. 2000. Clinical Oral Biology. 2nd Ed.Unigraphics ITS .
Dunedin, hal 33-37, 53-62,93-101
5. Odaci,E, 2005,Face Embriology http:// www. Emedicine.com/ent/topic30.htm
6. Tortora. Gerard J & Grabowski, Sandra Reynold. 2003. Principles of Anatomi &
Phisiology. Biological Sciences Texbooks Inc. page 161-308
7. 5starhealt com. Denstistry and oral sciences. Temporomandibular Antomy.
Melalui : E:\httpwww.starhealth.com/dentistry/tmj/tmj/anatomi.html.html
8. Chusid. J.G.1991. Neuroanatomi Korelatif & Neurologi Fungsional. Ed. 3.Gajah
Mada University Press. Yogyakarta. Hal 125-131, 173-175
9. Epstein, J.B. et al . 2001. The Utility of Panoramic The temporomandibular Joint
in Patients with Temporomandibular Disorders. Oral Surgery, Oral Medicine, Oral
Pathology, Oral Radiology, and Endodontics: Vol.1992, no.2: 236-239.
10. Quinn, Peter. D. 1998. Color Atlas of Temporomandibular joint. St. Louis: Mosby,
Inc.
11. Pertes, R.A. and Gross, S.G. 1995. Clinical Management of Temporomandibular
Disorders and Orofacial Pain. Illinois: Quintessence publishing Co, Inc.

Oklusi

Oklusi didefinisikan sebagai kontak interkuspal antara gigi geligi rahang atas dan
rahang bawah dalam segala posisi dan pergerakan mandibula. Oklusi dikontrol oleh
komponen neuromuskular dan sistem mastikasi, yaitu gigi, struktur periodontal,
rahang atas dan rahang bawah, sendi temporomandibular, otot dan ligamen.1

 Oklusi Ideal

Oklusi ideal merupakan sebuah konsep hipotesis atau teoritis berdasarkan anatomi
gigi dan jarang ditemukan di alam. Konsep bahwa ada yang ideal untuk setiap
komponen oklusi gigi geligi, dari suatu pengetahuan di mana variasi, atau maloklusi
bisa diukur, dimulai dari hasil penelitian Angle. Angle mengadakan penelitian
mengenai oklusi statis pada posisi interkuspal, mendefinisikan hubungan ideal dari
gigi-gigi molar pertama atas dan bawah tetap pada bidang sagital.1

Gambar. Hubungan oklusi ideal


Houston 1
et al. menyebutkan beberapa konsep oklusi ideal pada gigi permanen, yaitu:

Gigi geligi pada tiap lengkung rahang harus memiliki inklinasi mesiodistal dan
a.

bukolingual yang ideal dan hubungan aproksimal gigi yang benar pada setiap

area kontak interdental.

Hubungan antar lengkung yang sedimikian rupa sehingga gigi geligi rahang
b.

bawah berkontak dengan gigi geligi rahang atas (kecuali gigi insisivus

sentralis).

Ketika gigi geligi berada pada posisi interkuspal maksimum, mandibula harus
c.

berada pada posisi sentrik relasi, yaitu kedua kondilus mandibula berada pada

posisi yang simetris dan terletak paling retrusi/posterior dalam fossa

glenoidalis.

d. Hubungan fungsional pada pergerakan mandibula harus ideal. Khususnya


ketika pergerakan lateral, harus ada kontak oklusal pada sisi kerja dengan
tidak ada kontak oklusal pada sisi kontralateral, serta pada oklusi protrusi,
kontak terjadi pada gigi insisivus, tetapi tidak pada gigi molar.
Gambar. Oklusi ideal gigi geligi susu, overbite dan overjet insisal yang positif, celah
anthropoid dan permukaan distal dari gigi-gigi molar kedua yang berada pada bidang vertical
yang sama.

Oklusi Normal

Angle merupakan orang pertama yang menjelaskan definisi oklusi normal. Oklusi
normal menurut Angle adalah ketika gigi molar rahang atas dan rahang bawah berada
dalam suatu hubungan di mana puncak cusp mesiobukal molar rahang atas berada
pada groove bukal molar rahang bawah, serta gigi tersusun rapi dan teratur mengikuti
garis kurva oklusi. Sedangkan oklusi normal menurut Houston et al. adalah oklusi
ideal yang mengalami penyimpangan yang masih dapat diterima dan tidak
menimbulkan masalah estetik dan fungsional.1

Andrew menyebutkan enam kunci oklusi normal berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukannya terhadap 120 model studi pasien tanpa perawatan ortodonti dengan
oklusi normal. Bila satu atau beberapa ciri ini tidak tepat, hubungan oklusal dari gigi
geligi tidaklah normal.1
Keenam ciri-ciri oklusi normal tersebut adalah:1

1. Hubungan yang tepat dari gigi molar pertama permanen pada bidang sagital.

2. Angulasi mahkota gigi-gigi insisivus yang tepat pada bidang transversal.

3. Inklinasi mahkota gigi-gigi insisivus yang tepat pada bidang sagital.

4. Tidak adanya rotasi gigi-gigi individual.

5. Kontak yang akurat dari gigi-gigi individual dalam masing-masing lengkung


gigi, tanpa diastema maupun berjejal.

6. Bidang oklusal yang datar atau sedikit melengkung.

Daftar pustaka:

1.Foster, T. D. Buku Ajar Ortodonsi. 1997. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.

29-41

Anda mungkin juga menyukai