TMJ dibentuk oleh kondilus yang terletak pada tulang mandibula dan fossa pada
tulang temporal. Kedua tulang ini dipisahkan oleh discus artikularis 9. Sendi kiri dan
kanan pada mandibula dihubungkan oleh ligamen dan otot yang menghasilkan
hubungan bilateral antara satu bagian mandibula dengan kranium yang disebut
Craniomandibular Articulation 3.
Struktur sendi temporomandibula terdiri dari fossa glenoidales, processus
kondilodeus, eminentia artikularis, kapsula arikularis, diskus artikularis, dan membran
sinovial.
Kondilus mandibula adalah tulang dengan struktur elipsoid melekat pada ramus
mandibula. Berbentuk cembung pada seluruh permukaan, walaupun sedikit terlihat
datar pada permukaan bagian posterior, dan berbentuk seperti tombol lebih lebar pada
daerah mediolateral daripada anteroposterior. Kondilus berbentuk lonjong dan
mempunyai poros yang berorientasi mediolateral. Permukaan tulang artikular terdiri
atas cekungan fossa artikular dan bagian dari eminensia artikular. Meniskus adalah
suatu suatu jaringan fibrosa, berbentuk pelana yang merupakan struktur yang
memisahkan kondilus dan tulang temporal.7
Gambar 2 . Tulang kranial dan Tulang Mandibula 3
Ketebalan diskus sesuai antara zona anterior dan posterior pada zona
intermediat. Zona posterior sedikit lebih tebal dibandingkan zona anterior. Diskus
artikularis terletak di antara kepala kondilus dan fossa artikularis. Pada keadaan
normal, permukaan artikular kondilus terletak pada zona intermediat diskus
artikularis, dan dibatasi oleh ketebalan bagian anterior dan posterior 9.
Perlekatan pada bagian posterior diskus artikularis terletak pada jaringan ikat
longgar yang memiliki lebih banyak pembuluh darah dan persarafan. Hal ini dikenal
dengan retrodiskal tissue atau perlekatan posterior. Bagian atas disebut juga lamina
superior, mengandung lebih banyak elastin. Lamina superior melekat pada plat
timpani. Bagian bawah perlekatan posterior ini juga disebut lamina inferior 9. Bagian
lateral dan medial dari diskus artikularis menempel pada sisi kondilus untuk
membantu menahan gerakan pasif yang mungkin terjadi pada kondilus dan diskus
artikularis 7.
Daftar Pustaka
1. Snell S Richard.1997. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran. Ed.3.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal 1-216
2. Thurman Gillespy III,M.D.& Michael L.Richardson, M.D. UW Radiology
TMJ Anatomy Modules.
3. MelaluiE:\httpwww.rad.washington.eduanatomymodulesTMJTMJAnatomy.html.
htm.
4. Kardos,T & Kieser Jules. 2000. Clinical Oral Biology. 2nd Ed.Unigraphics ITS .
Dunedin, hal 33-37, 53-62,93-101
5. Odaci,E, 2005,Face Embriology http:// www. Emedicine.com/ent/topic30.htm
6. Tortora. Gerard J & Grabowski, Sandra Reynold. 2003. Principles of Anatomi &
Phisiology. Biological Sciences Texbooks Inc. page 161-308
7. 5starhealt com. Denstistry and oral sciences. Temporomandibular Antomy.
Melalui : E:\httpwww.starhealth.com/dentistry/tmj/tmj/anatomi.html.html
8. Chusid. J.G.1991. Neuroanatomi Korelatif & Neurologi Fungsional. Ed. 3.Gajah
Mada University Press. Yogyakarta. Hal 125-131, 173-175
9. Epstein, J.B. et al . 2001. The Utility of Panoramic The temporomandibular Joint
in Patients with Temporomandibular Disorders. Oral Surgery, Oral Medicine, Oral
Pathology, Oral Radiology, and Endodontics: Vol.1992, no.2: 236-239.
10. Quinn, Peter. D. 1998. Color Atlas of Temporomandibular joint. St. Louis: Mosby,
Inc.
11. Pertes, R.A. and Gross, S.G. 1995. Clinical Management of Temporomandibular
Disorders and Orofacial Pain. Illinois: Quintessence publishing Co, Inc.
Oklusi
Oklusi didefinisikan sebagai kontak interkuspal antara gigi geligi rahang atas dan
rahang bawah dalam segala posisi dan pergerakan mandibula. Oklusi dikontrol oleh
komponen neuromuskular dan sistem mastikasi, yaitu gigi, struktur periodontal,
rahang atas dan rahang bawah, sendi temporomandibular, otot dan ligamen.1
Oklusi Ideal
Oklusi ideal merupakan sebuah konsep hipotesis atau teoritis berdasarkan anatomi
gigi dan jarang ditemukan di alam. Konsep bahwa ada yang ideal untuk setiap
komponen oklusi gigi geligi, dari suatu pengetahuan di mana variasi, atau maloklusi
bisa diukur, dimulai dari hasil penelitian Angle. Angle mengadakan penelitian
mengenai oklusi statis pada posisi interkuspal, mendefinisikan hubungan ideal dari
gigi-gigi molar pertama atas dan bawah tetap pada bidang sagital.1
Gigi geligi pada tiap lengkung rahang harus memiliki inklinasi mesiodistal dan
a.
bukolingual yang ideal dan hubungan aproksimal gigi yang benar pada setiap
Hubungan antar lengkung yang sedimikian rupa sehingga gigi geligi rahang
b.
bawah berkontak dengan gigi geligi rahang atas (kecuali gigi insisivus
sentralis).
Ketika gigi geligi berada pada posisi interkuspal maksimum, mandibula harus
c.
berada pada posisi sentrik relasi, yaitu kedua kondilus mandibula berada pada
glenoidalis.
Oklusi Normal
Angle merupakan orang pertama yang menjelaskan definisi oklusi normal. Oklusi
normal menurut Angle adalah ketika gigi molar rahang atas dan rahang bawah berada
dalam suatu hubungan di mana puncak cusp mesiobukal molar rahang atas berada
pada groove bukal molar rahang bawah, serta gigi tersusun rapi dan teratur mengikuti
garis kurva oklusi. Sedangkan oklusi normal menurut Houston et al. adalah oklusi
ideal yang mengalami penyimpangan yang masih dapat diterima dan tidak
menimbulkan masalah estetik dan fungsional.1
Andrew menyebutkan enam kunci oklusi normal berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukannya terhadap 120 model studi pasien tanpa perawatan ortodonti dengan
oklusi normal. Bila satu atau beberapa ciri ini tidak tepat, hubungan oklusal dari gigi
geligi tidaklah normal.1
Keenam ciri-ciri oklusi normal tersebut adalah:1
1. Hubungan yang tepat dari gigi molar pertama permanen pada bidang sagital.
Daftar pustaka:
1.Foster, T. D. Buku Ajar Ortodonsi. 1997. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.
29-41