Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN 

MENOPAUSE

Topik : Menopause
Sub topic : Perubahan Tubuh pada Masa Menopause
Sasaran : Ny. M
Tempat : Rumah Ny. M
Hari/tanggal : Minggu, 14 Maret 2021

1. Tujuan Intruksional  umum


Setelah di lakukan penyuluhan selama 30 menit tentang masa
menopause, Ny. M mampu mengetahui tentang menopause
2. Tujuan Intruksional khusus
Setelah mendapatkan penyuluahan satu kali di harapkan Ny. M mampu
mengetahui tentang perubahan pada tubuh pada masa menopause
3. Materi ( terlampir )
 Pengertian Menopause
 Etiologi menopause
 Periode menopause
 Faktor-faktor yang mempengaruhi menopause
 Tanda dan gejala menopause
 Perubahan Tubuh atau dampak pada Masa Menopause
 Pencegahan terhadap masalah menopause
 Hal yang harus dilakukan saat menopause
4. Metode
Ceramah dan tanya jawab
5. Media
Power point
6. Kegiatan penyuluhan
No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
1. Pembukaan 5  Memberi salam  Menjawab salam
menit   Perkenalan  Mendengarkan dan
 Menjelaskan TIU dan TIK memperhatikan
 Menyebutkan materi yang akan
di berikan
2. Inti atau
Ø  Menanyakan review kepada  Menjawab
uraian materi wanita 40-50 tahun tentang wanita pertanyaan
20 menit menopause penyuluh
Ø  Menjelaskan materi tentang :  Mendengar dan
 Pengertian Menopause memperhatikan
 Etiologi menopause  Bertanya pada
 Periode menopause penyuluh bila ada
 faktor-faktor yang yang belum jelas
mempengaruhi menopause
 Tanda dan gejala menopause
 Perubahan Tubuh atau dampak
pada Masa Menopause
 Pencegahan terhadap masalah
menopause
 Hal yang harus dilakukan saat
menopause
3. Penutup 5  Menyimpulkan  Menjawab
menit  Mengucapkan salam penutup pertanyaan
penyuluh
 Memperhatikan
 Menjawab salam
7. Evaluasi
Diharapkan Ny. M  mengerti tentang masa menopause.

8. Lampiran Materi
A. Pengertian Menopause
Kata “Menopause” berasal dari bahasa Yunani, yaitu men yang
berati ‘bulan’ dan peusis artinya ‘penghentian sementara’ yang digunakan
untuk menggambarkan berhentinya haid. Sebenarnya secara linguistik
yang lebih tepat adalah ‘Menocease’ yang berarti berhentinya masa
menstruasi.
Menopause diartikan sebagai suatu masa ketika secara fisiologis
siklus menstruasi berhenti, hal ini berkaitan dengan tingkat lanjut usia
perempuan. Menopause didefinisikan sebagai berhentinya siklus
menstruasi untuk selamanya bagi wanita yang sebelumnya mengalami
menstruasi sebagi akibat dari hilangnya aktivitas folikel ovarium. (Smart,
Aqila 2010).

B. Etiologi
Menopause terjadi karena penurunan aktivitas ovarium yang diikuti
dengan penurunan produksi hormon reproduksi, ini terjadi secara alamiah.
Seorang wanita memiliki folikel atau indung telur dari sejak lahir, folikel–
folikel matang ini bekerja untuk menghasilkan sel telur pada saat
memasuki usia pubertas yang ditandai dengan proses menstruasi.
Granulose secara otomatis menghasilkan estrogen yang merupakan salah
satu hormone reproduksi wanita. Estrogen tadi akan memaksa folikel
untuk mengeluarkan sel telur, keluarnya sel telur dari korpus luteum ini
akan meningkatkan produksi estrogen dan progesteron. Progesteron sendiri
menyiapkan tempat pembuahan dengan menebalkan dinding endometrium.
Jika setiap bulan sel telur tidak terjadi pembuahan, maka membuat dinding
endometrium yang menebal tadi luruh. Luruhnya dinding endometrium
dibuktikan dengan keluarnya darah melalui lubang vagina dan inilah yang
disebut menstruasi. Ketika ovarium tidak lagi produktif, folikel yang
dihasilkan berkurang maka rangsangan produksi hormon estrogen dan
progesteron berangsur– angsur menurun. Kondisi ini yang semakin lama
mencapai titik pada masa klimakterium dengan keadaan menopause (Reid,
2014).

C. Periode Menopause
1) Pre menopause (klimakterium)
Premenopause adalah masa 4 hingga 5 tahun sebelum menopause
dengan dimulainya siklus haid yang tidak teratur, memanjang, sedikit,
atau banyak, yang kadang-kadang disertai dengan rasa nyeri. Pada
wanita tertentu telah muncul keluhan vasomotorik atau keluhan
sindroma prahaid. Dari hasil analisis hormonal dapat ditemukan kadar
FSH dan estrogen yang tinggi atau normal. Kadar FSH yang tinggi
dapat mengakibatkan terjadinya stimulasi ovarium yang berlebihan
sehingga kadang-kadang dijumpai kadar estrogen yang sangat tinggi.
Keluhan yang muncul pada fase premenopause ini ternyata dapat terjadi
baik pada keadaan sistem hormon yang normal maupun tinggi,
sedangkan keluhan yang muncul pasca menopause umumnya
disebabkan oleh kadar hormon yang masih normal maupun tinggi,
hingga kini belum diketahui(Proverawati, A. 2010).
2) Peri menopause
Perimenopause merupakan masa perubahan antara pramenopuse
dan pascamenopause. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak
teratur. Pada kebanyakan wanita siklus haidnya >38 hari dan sisanya
<18 hari. Sebanyak 40% wanita mengalami siklus haid yang
anovulatorik. Pada sebagian wanita, telah muncul keluhan vasomotorik,
atau keluhan sindrom prahaid. Kadar FSH, LH dan estrogen sangat
bervariasi. Disini Universitas Sumatera Utara juga terlihat bahwa
keluhan klimakterik dapat terjadi tidak hanya pada kadar hormon yang
rendah saja (Proverawati, A. 2010).
Wanita yang mengalami masa menopause, baik menopause dini,
pre-menopause dan post menopause, umumnya mengalami gejala
puncak (klimakterium) dan mempunyai masa transisi atau masa
peralihan. Fase ini disebut dengan periode klimakterium
(climacterium= tahun perubahan, pergantian tahun yang berbahaya).
Periode klimakterium ini disebut pula sebagai periode kritis yang
ditandai dengan rasa terbakar (hot flush), haid tidak teratur, jantung
berdebar dan nyeri saat berkemih. Hal ini disebabkan karena keluarnya
hormon dari ovarium (indung telur) berkurang, masa haid menjadi tidak
teratur dan kemudian hilang sama sekali. Perubahan-perubahan dalam
system hormonal ini mempengaruhi segenap konstitusi psikosomatis
(rohani dan jasmani),sehingga berlangsung proses kemunduran
(Proverawati, A. 2010).
Banyaknya perubahan dan kemunduran tersebut menimbulkan
krisis dalam kehidupan psikis pribadi yang bersangkutan Pada
umumnya, menopause ini diawali dengan suatu proses “pengakhiran”
maka munculah tanda –tanda .antara lain:
 Menstruasi menjadi tidak lancar dan tidak teratur
 “Kotoran” haid yang keluar banyak sekali, ataupun sangat sedikit.
 Muncul gangguan-gangguan vasomotoris berupa penyempitan atau
pelebaran pada pembuluh-pembuluh darah
 Merasa pusing disertai sakit kepala
 Berkeringat tiada hentinya
 Neuralgia atau gangguan/sakit syaraf.
Semua keluhan ini disebut fenomena klimakteris, akibat dari
timbulnya modifikasi atau perubahan fungsi kelenjar-kelenjar selain
terjadi perubahan-perubahan fisik, pada tahap pre menopause terjadi
pula pergeseran atau erosi dalam kehidupan psikis pribadi yang
bersangkutan(Proverawati, A. 2010).
3) Menopause
Jumlah folikel yang mengalami atresia semakin meningkat.
Hingga pada suatu ketika tidak tersedia lagi folikel yang cukup.
Produksi estrogen berkurang dan haid tidak terjadi lagi. Yang berakhir
dengan terjadinya menopause. Setelah memasuki usia menopause selalu
ditemukan kadar FSH yang tinggi (>35 mIU/ml). Perubahan dan
keluhan psikologi baik fisik makin menonjol. Terjadi pada usia 56-60
tahun(Proverawati, A. 2010).
 Pada Fisik terjadi: ketidakteraturan siklus haid, gejolak panas,
kekeringan vagina, perubahan kulit, keringat dimalam hari, sulit
tidur, perubahan pada mulut, kerapuhan tulang, penyakit mulai
muncul.
 Pada psikologis terjadi : Ingatan menurun, kecemasan, mudah
tersinggung, stress, depresi. Terjadi pada usia 56-60 tahun. Tanda-
tanda terjadinya menopause antara lain Perdarahan, Rasa panas dan
keringat malam, gangguan berkemih, gejala emosional, perubahan
fisik yang lain
4) Pasca Menopause
Pasca menopause adalah masa setelah menopause sampai
senium yang dimulai setelah 12 bulan amenorea. Kadar FSH dan LH
sangat tinggi (>35 mIU/ml) dan kadar estrodiol yang rendah
mengakibatkan endometrium menjadi atropi sehingga haid tidak
mungkin terjadi lagi. Namun, pada wanita yang gemuk masih dapat
ditemukan kadar estradiol yang tinggi. Hampir semua wanita pasca
menopause umumnya telah mengalami berbagai macam keluhan yang
diakibatkan oleh rendahnya kadar estrogen(Proverawati, A. 2010).
5) Senium
Seorang wanita dikatakan senium bila telah memasuki usia
pascamenopause lanjut sampai usia >65 tahun.

D. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Menopause


Menurut Smart dan Aqila (2010) faktor-faktor menopause, yaitu:
1) Kebiasaan Merokok : Salah satu faktor utama yang mempengaruhi
usia menopause. Wanita yang merokok atau pernah menjadi perokok
akan mengalami menopause sekitar satu setengah hingga dua tahun
lebih awal.
2) Status Gizi : Wanita dengan status gizi yang buruk mengalami
menopause dini.
3) Lemak tubuh: produksi estrogen dipengaruhi oleh lemak tubuh.
Karena itulah wanita kurus mengalami menopause lebih awal
dibandingkan wanita yang kegemukan
4) Turunan: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ibu dan anak
perempuannya cenderung mengalami menopause pada usia yang
sama. Untuk mengetahui apakah genetika menjadi faktor kunci dalam
menentukan usia menupause.
5) Dataran Tinggi : Wanita yang tinggal di dataran tinggi lebih mungkin
mengalami menopause lebih awal.

E. Tanda gejala dan Perubahan Tubuh atau dampak pada Masa Menopause
Perubahan –perubahan organ pada masa menopause menurut Atikah
Proverawati (2010) yaitu:
1. Perubahan fisik
Ketika seseorang memasuki masa menopause, fisik mengalami
ketidak nyamanan seperti rasa kaku dan linu yang dapat terjadi secara
tiba-tiba disekujur tubuh.
Beberapa keluhan fisik merupakan tanda dan gejala dari menopause
yaitu:
a. Ketidakteraturan siklus haid
Tanda paling umum adalah fluktuasi dalam siklus haid, kadang kala
haid muncul tepat waktu tetapi tidak pada siklus berikutnya.
Ketidakteraturan ini sering disertai dengan jumlah darah sangat
banyak, tidak seperti volume darah haid yang normal.
b. Gejolak rasa panas
Arus panas biasanya timbul pada saat haid mulai berkurang dan
berlangsung sampai haid benar-benar berhenti. Munculnya hot flases
ini sering diawali pada daerah dada, leher atau wajah menjalar ke
beberapa daerah tubuh yang lain. Hal ini berlangsung selama dua
atau tiga menit yang disertai pula oleh keringat banyak.
c. Kekeringan vagina
Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali
mensekresi lendir. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang
menyebabkan liang vagina menjadi tipis, lebih kering, dan kurang
elastis alat kelamin mulai mengerut. Liang senggama kering
sehingga menimbulkan nyeri pada waktu senggama, keputihan, rasa
sakit pada saat kencing. Keadaan ini membuat hubungan seksual
terasa sakit dan tidak nyaman.
d. Perubahan kulit
Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit, ketika menstruasi
berhenti, maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang elastis terutama
pada daerah wajah, leher dan lengan. Kulit dibagian bawah mata
menjadi mengembang seperti kantong dan lingkaran hitam dibagian
ini menjadi lebih permanen dan jelas.
e. Keringat dimalam hari
Berkeringat dimalam hari, bangun bersimpuh peluh. Sehingga perlu
mengganti pakaian dimalam hari, mengganggu pasangan tidur.
Akibatnya diantara keduanya mudah lelah dan tersinggung, karena
tidak dapat tidur nyenyak.
f. Sulit tidur
Insomnia (sulit tidur) lazim terjadi pada masa menopause, tetapi
mungkin hal ini ada kaitannya dengan rasa tegang akibat berkeringat
pada malam hari, wajah memerah dan perubahan yang lain.
g. Perubahan pada mulut
Kemampuan mengecap pada wanita berubah menjadi kurang peka,
sementara mengalami gangguan gusi dan gigi menjadi lebih mudah
tanggal.
h. Kerapuhan tulang
Rendahnya kadar estrogen merupakan penyebab proses osteoporoses
(kerapuhan tulang). Osteoporoses merupakan penyakit kerangka
yang paling umum dan merupakan persoalan bagi yang berumur,
paling banyak menyerang wanita yang telah menopause. Biasanya
kita kehilangan 1% tulang dalam setahun akibat proses penuaan.
i. Badan menjadi gemuk
Banyak wanita menjadi gemuk dalam menopause. Rasa letih yang
dialami pada masa menopause, diperburuk dengan perilaku makan
yang sembarangan. Banyak wanita yang bertambah berat badannya
pada masa menopause, hal ini disebabkan oleh faktor makanan dan
kurang olahraga.
j. Penyakit
Beberapa penyakit yang sering kali dialami oleh wanita menopause
diantaranya adalah penyakit jantung, dan kanker rahim.
k. Perubahan pada organ reproduksi
1) Uterus mengecil karena atrofi endometrium dan hilangnya
cairan serta perubahan bentuk jaringan ikat interstitial
2) Tuba fallopi, lipatan tuba menjadi lebih pendek, menipis dan
mengkerut
3) Serviks, Serviks akan mengkerut sampai terselubung oleh
dinding vagina, kripta servikal menjadi atropik, kanalis
servikalis memendek, sehingga menyerupai ukuran serviks
fundus saat masa adolesen
4) Vagina, Terjadinya penipisan vagina menyebabkan hilangnya
rugae, berkurangnya vaskularisasi, elastisitas yang berkurang,
sekret vagina menjadi encer, indeks kario piknotik menurun
5) Dasar Pinggul, Kekuatan dan elastisitas menghilang, karena
atrofi dan lemahnya daya sokong disebabkan prolapsus utero
vaginal.
6) Perineum dan Anus, Lemak subkutan menghilang, atrofi, otot
sekitarnya menghilang yang menyebabkan tonus spinkter
melemah dan menghilang. Sering terjadi inkontinensia alvi
vagina.
7) Vesica urinaria, aktivitas kendali sfingter hilang sehingga
sering berkemih
8) Kelenjar Payudara, Diserapnya lemak subkutan, atrofi jaringan
perenkim, lobulus menciut, stroma jaringan ikat fibrosa
menebal. Puting susu mengecil, kurang erektil, pigmentasi
berkurang, sehingga payudara menjadi datar dan mengendor.
2. Perubahan psikologi
Aspek psikologi yang terjadi pada wanita menopause amat
penting perananya pada kehidupan sosial, terutama dalam menghadapi
masalah-masalah yang berkaitan dengan pensiun, hilangnya jabatan,
atau pekerjaan sebelumnya sangat menjadi kebanggaan. Beberapa
gejolak psikologi yang menonjol ketika menopause adalah mudah
tersinggung, sukar tidur, tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar, tegang,
cemas dan depresi sampai kehilangan harga diri karena menurunnya
daya tarik fisik dan seksual. Beberapa keluhan psikologi yang
merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu:
a. Ingatan menurun
Gejala ini terlihat bahwa sebclumnya wanita menopause dapat
menginat dengan mudah, namun sesudah mengalami menopause
terjadi kemunduran dalam mengingat, bahwa sering lupa pada hal-
hal yang sederhana, padahal sebelumnyn otomatis langsung ingat.
b. Kecemasan
Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan adanya
kekawatiran pada ibu-ibu menopause yang bersifat relatif, artinya
ada orang yang kembali cemas dan dapat kembali tenang, setelah
mendapat semangat atau dukungan dari orang sekitarnya. Akan
tetapi banyak juga wanita mengalami menopause namun tidak
mengalami perubahan yang tidak berarti dalam kehidupannya.
Menopause rupanya mirip atau sama saja dengan pubertas yang
dialami oleh seorang remaja sebagai awal berfungsinya alat-alat
reproduksi, dimana ada remaja yang cemas, ada yang kawatir,
namun juga yang biasa-biasa saja sehingga tidak menimbulkan
gejolak. Adapun gejolak-gejolak psikologi adanya kecemasan bila
ditinjau dari beberapa aspek, adalah:
 Suasana hati: Yaitu keadaan yang menunjukkan ketidak tenangan
psikis seperti mudah marah dan perasaan sedang.
 Pikiran: Yaitu keadaan pikiran yang tidak menentu seperti
khawatir, sukar konsentrasi, pikiran kosong, membesar-besarkan
ancaman, memandang diri sebagai sangat sensitif, merasa tidak
berdaya.
 Motivasi: Yaitu dorongan untuk mencapai sesuatu, seperti
menghindari situasi, ketergantungan yang tinggi, ingin melarikan
diri, lari dari kenyataan.
 Perilaku gelisah: Yaitu keadaan diri yang tidak terkendali, seperti
gugup, kewaspadaan yang berlebihan, sangat sensitif dan agitasi.
Reaksi-reaksi biologi yang tidak terkendali
 Gangguan kecemasan dianggap berasal dan suatu mekanisme
pertahanan din yang dipilih secara alamiah oleh mahiuk hidup
bila menghadapi sesuatu yang mengancam dan berbahaya.
 Mudah tersinggung: Gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan
kecemasan. Wanita menopause lebih mudah tersinggung dan
marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak
mengganggu.
 Stress: Tidak ada orang bisa lepas sama sekali dan was-was dari
rasa cemas, termasuk para menopause. Ketegangan perasaan atau
stress selalu beredar dalam lingkungan pekerjaan. Pergaulan
sosial, kehidupan rumah tangga dan bahkan menyelusup kedalam
tidur.
 Depresi: Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih.
Karena kehilangan kemampuan untuk bereproduksi, sedih karena
kehilangan daya tarik. Wanita merasa tertekan karena kehilangan
sluruh perannya sebagai wanita dan harus menghadapi masa
tuanya.

F. Pencegahan Terhadap Masalah Menopause


Menurut Depkes RI (2011) pencegahan terhadap masalah menopause
yaitu:
1. Pemeriksaan Alat Kelamin
Pemeriksaan alat kelamin wanita bagian luar, liang rahim dan leher
rahim untuk melihat kelainan yang mungkin ada, misalnya lecet,
keputihan, pertumbuhan abnormal seperti benjolan atau tanda radang
2. Pap smear
Pemeriksaan ini dapat dilakukan setahun sekali untuk meihat adanya
tanda radang dan deteksi awal bagi kemungkinan adanya kanker pada
saluran reproduksi. Dengan demikian pengobatan terhadap adanya
kelainan dapat segera dilakukan.
3. Perabaan payudara
Ketidakseimbangan hormone yang terjadi akibat penurunan hormone
estrogen dapat menimbulkan pembesaran atau tumor payudara.
Perabaan payudara (SADARI) dapat dilakukan secara teratur untuk
menemukan tumor payudara sedini mungkin
4. Penggunaan bahan makanan yang mengandung unsur fito estrogen
Seperti kedelai, tahu, tempe, kecap, papaya, dan semanggi merah
5. Penggunaan bahan makanan sumber kalsium
Seperti susu, yoghurt, keju, dan lan lain
6. Menghindari makanan yang mengandung banyak lemak, kopi dan
alcohol

G. Hal-Hal yang Harus Dilakukan pada Masa Menopause


Menurut Andira, Dita (2010) hal-hal yang harus dilakukan yaitu
mengetahui berbagai macam gejala menopause dan manajemen diri,
seperti:
1. Pasrah dan positive thinking, Sikap pasrah dan berpikir positif adalah
hal yang baik untuk mengatasi permasalahan psikologis pada wanita
menopause
2. Terapkan pola hidup sehat
Pola hidup sehat harus diterapkan sejak dini. Tidak menyempatkan
diri untuk melaksanakan pola hidup sehat. Lakukan olahraga teratur,
misalnya dengan jalan kaki. Atur pola makan, pilih makanan yang
halal, baik, dan bergizi. Usahakan makanan yang dikonsumsi tidak
mengandung kolesterol dan garam yang berlebihan. Konsumsi
makanan yang mengandung fitoestrogen, hindari rokok dan alkohol.
3. Batasi konsumsi kafein yang dapat meningkatkan hot flushes,
Sebaiknya, konsumsi bahan makanan yang mengandung omega 3
tinggi.
4. Lakukan meditasi, berguna untuk meningkatkan relaksasi sehingga
mengurangi ketegangan dan mengarahkan kepada ketenangan
5. Lakukan istirahat yang cukup
6. Ikuti berbagai macam aktivitas yang ada
7. Mempertahankan aktivitas seksual
Masa klimakterium, menopause, dan senium bukan merupakan
halangan untuk melakukan aktivitas seksual. Pada masa klimakterium,
menopause, dan senium pasangan masih dapat menikmati hubungan
seksual, sekalipun sudah dapat dipastikan kuantitasnya sangat
berkurang. Dalam hubungan seksual pada masa klimakterium dan
menopause adalah kualitas. Karena kegairahan seks sudah menurun,
kemampuan untuk memberikan rangsangan di tempat erotik sudah
berkurang sedangkan wanita sulit untuk dirangsang.

Sumber:
Andira, Dita. (2010). Seluk Beluk Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta : A
Plus Book
Aqila Smart, 2010. Bahagia di Usia Menopause. Yogyakarta : Aplus Books
Proverawati, Atikah. (2010). Menopause dan Sindrom Pre Menopause.
Yogyakarta: Muha Medika
Reid, R., Abramson dkk. (2014). Managing menopause. Journal of obstetrics and
gynaecology Canada, 36(9), pp.S1- S5. Rishi, R.K., 2006

Anda mungkin juga menyukai