OLEH
KELOMPOK II
Siti Fajrin Djalil 841420032
Nurmala I. Mohi 841420062
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya saya dapat menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat waktu. Adapun pembuatan
makalah ini dilakukan sebagai pemenuhan nilai tugas dari mata kuliah keperawatan dasar II.
Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan untuk memberikan manfaat yang berguna bagi
pengetahuan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dan membantu
dalam pembuatan makalah sehingga semua dapat terselesaikan dengan baik dan lancar. Selain
itu, penulis juga mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun terhadap kekurangan
dalam makalah agar selanjutnya penulis dapat memberikan karya yang lebih baik dan sempurna.
Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pengetahuan para pembaca.
Kelompok 2
2
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
2.1 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
3.1 Tujuan..........................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
2.1 Pengertian Patient Safety.............................................................................................2
2.2 Tujuan Patient Safety..................................................................................................3
2.3 Pencegahan dan Penurunan Kejadian yang Tidak Diharapkan...................................3
2.4 Peningkatan Keselamatan Patient................................................................................5
2.5 Pelaksanaan Program-program Pemcegahan................................................................5
BAB III.....................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................11
1.1 Kesimpulan................................................................................................................11
1.2 Saran......................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hampir setiap tindakan medis menyimpan potensi resiko. Banyaknya jenis obat, jenis
pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien dan staf Rumah Sakit yang cukup besar,
merupakan hal yang potensial bagi terjadinya kesalahan medis (medical errors). Menurut
Institute of Medicine (1999), medical error didefinisikan sebagai kesalahan medis
didefinisikan sebagai: suatu Kegagalan tindakan medis yang telah direncanakan untuk
diselesaikan tidak seperti yang diharapkan (yaitu., kesalahan tindakan) atau perencanaan
yang salah untuk mencapai suatu tujuan (yaitu., kesalahan perencanaan). Kesalahan yang
terjadi dalam proses asuhan medis ini akan mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan
cedera pada pasien, bisa berupa Near Miss atau Adverse Event (Kejadian Tidak
Diharapkan/KTD).
Di Indonesia, telah dikeluarkan pula Kepmen nomor 496/Menkes/SK/IV/2005 tentang
Pedoman Audit Medis di Rumah Sakit, yang tujuan utamanya adalah untuk tercapainya
pelayanan medis prima di rumah sakit yang jauh dari medical error dan memberikan
keselamatan bagi pasien. Perkembangan ini diikuti oleh Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh
Indonesia(PERSI) yang berinisiatif melakukan pertemuan dan mengajak semua stakeholder
rumah sakit untuk lebih memperhatikan keselamatan pasien di rumah sakit.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan
no 1691/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Peraturan ini menjadi tonggak
utama operasionalisasi Keselamatan Pasien di rumah sakit seluruh Indonesia. Banyak rumah
sakit di Indonesia yang telah berupaya membangun dan mengembangkan Keselamatan
Pasien, namun upaya tersebut dilaksanakan berdasarkan pemahaman manajemen terhadap
Keselamatan Pasien. Peraturan Menteri ini memberikan panduan bagi manajemen rumah
sakit agar dapat menjalankan spirit Keselamatan Pasien secara utuh.
Menurut PMK 1691/2011, Keselamatan Pasien adalah suatu sistem di rumah sakit yang
menjadikan pelayanan kepada pasien menjadi lebih aman, oleh karena dilaksanakannya:
asesmen resiko, identifikasi dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindaklanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko dan
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat tindakan medis atau tidak
dilakukannya tindakan medis yang seharusnya diambil. Sistem tersebut merupakan sistem
yang seharusnya dilaksanakan secara normatif.
Melihat lengkapnya meknaisme urutan kelengkapan dalam PMK tersebut, maka di
terapka oleh menjemen rumah sakit, diharapkan kinerja pelayanaan klinis, rumah sakit dapat
menigkat sera hal-hal yang merugikan pasien (medical error, nursing error, dan lainnya )
dapat dikurangi smaksimal mungkin.
4
2.1 Rumusan Masalah
1. Pengertian patient safety
2. Tujuan patient safety
3. Pencegahan dan penurunan kejadian yang tidak diharapkan dari kesalahan medis
(medical error) dirumah sakit
4. Peningkatan keselamatan pasien dan menciptakan budaya keselematan pasien di rumah
sakit
5. Pelaksanaan program-program pencegahaan
6. Aspek hukum terhadap patient safety
3.1 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Patient safety (keselamatan pasien) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk : assesment resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insident dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya resiko. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang di sebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya dilakukan (DepKes RI, 2006).
6
2.3 Pencegahan dan Penurunan Kejadian yang Tidak Diharapkan dari Kesalahan Medis
(Medical Error) di Rumah Sakit
7
Rekomendasinya adalah membuat standardisasi dari dosis, unit ukuran dan istilah, dan
pencegahan atas campur aduk atau bingung tentang cairan elektrolit pekat yang spesifik.
8
merasa mendapatkan dukungan, patient safety ini harus menjadi prioritas strategis dari
rumah sakit atau unit pelayanan kesehatan lainnya. Empat CEO rumah sakit yang terlibat
dalam safe patient initiatives di Inggris mengatakan bahwa tanggung jawab untuk
keselamatan pasien tidak bisa didelegasikan dan mereka memegang peran kunci dalam
membangun dan mempertahankan focus patient safety didalam rumah sakit.
9
terus berkembang.dimasukkannya perwakilan masyarakat umum dalam komite
keselamatan pasien adalah salah satu bentuk konstribusi aktif dari masyarakat (pasien).
10
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7. Cegah cedera melalui implementasi system keselamatan pasien
Pendekatan penanganan KTD atau Error menurut James Reason dalam Human error
management models and management dikatakan ada 2 (dua) pendekatan dalam penanganan error
atau KTD :
1. Pendekatan Personal
Pendekatan ini memfokuskan pada tindakan yang tidak aman, melakukan pelanggaran prosedur
dari orang-orang yang menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan (dokter, perawat, ahli bedah,
ahli anestesi, farmasi, dll). Tindakan tidak aman ini dianggap berasal dari proses mental yang
menyimpang seperti mudah lupa, kurang perhatian, motivasi yang buruk, tidak hati-hati, dan
sembrono. Sehingga bila terjadi suatu KTD akan dicari siapa yang berbuat salah.
2. Pendekatan Sistem
Pemikiran dasar dari pendekatan ini yaitu bahwa manusia dapat berbuat salah dan karenanya
dapat terjadi kesalahan. Disini kesalahan dianggap lebih sebagai konsekuensi daripada sebagai
penyebab. Dalam pendekatan ini diasumsikan bahwa kita tidak akan dapat mengubah sifat
alamiah manusia ini, tetapi kita harus mengubah kondisi dimana manusia itu bekerja. Pemikiran
utama dari pendekatan ini adalah pada pertahanan system yang digambarkan sebagai model
keju swiss. Dimana berbagai pengembangan pada kebijakan, prosedur, profesionalisme, tim,
individu, lingkungan dan peralatan akan mencegah atau meminimalkan terjadinya KTD.
1. Communication problems
2. Inadequate information flow
3. Human problems
4. Patient-related issues
5. Organizational transfer of knowledge
6. Staffing patterns/work flow
7. Technical failures
8. Inadequate policies and procedures (AHRQ Publication No. 04-RG005, December 2003)
Agency for Healthcare Research and Quality
11
Aspek Hukum Terhadap Patient Safety
Aspek hukum terhadap”patient safety”atau keselamatan kerja pasien adalah sebagai berikut :
- Pasal 32 n UU No.44/2009
“pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan
di rumah sakit.”
- Pasal 58 UU No.36/2009
“setiap orang berhak menuntut G.R terhadap seseorang,tenaga kesehatan,dan
penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian
dalam pelayanan kesehatan yang diterimanya”
“tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan tindakan penyelamatan nyawa
atau pencegah kecatatan seseorang dalam keadaan darurat.
- Tanggung jawab hukum rumah sakit
- Pasal 29 b UU No.44/2009
“memberi pelayanan kesehatan yang aman,bermutu,antidiskriminasi,dan efektif dengan
mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.”
- Pasal 46 UU No.44/2009
“rumah sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian yang
ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan tenaga kesehatan.
- Pasal 45 (2)UU No .44/2009
“rumah sakit tidak dapat dituntut dalam melaksanakan tugas dalam rangka
menyelamatkan nyawa manusia.”
- Bukan tanggung jawab Rumah Sakit
Pasal 45 (1) UU No.44/2009 tentang rumah sakit “rumah sakit tidak bertanggung jawab
secara hukum apabila pasien dan/atau keluarganya menolak atau menghentikan
pengobatan yang dapat berakibat kematian pasien setelah adanya penjelasan medis
yang kompresehensif”.
- Hak Pasien
- Pasal 32d UU No.44/2009
“setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur operasional”.
“setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi”.
“setiap pasien mempunyai hak menggugat dan/atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit
diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun
pengobatan”.
Rumah sakit melaporkan kegiatan keselamatan pasien kepada komite yang membidangi
keselamatan pasien yang ditetapkan oleh menteri.
Pelaporan insiden keselamatan pasien dibuat secara anonym dan ditunjukan untuk
mengoreksi system dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien.
1. Assessment risiko
2. Identifikasi dan pengolalaan yang terkait resiko pasien
3. Pelaporan dan analisis insiden
4. Kemampuan belajar dari insiden
5. Tindak lanjut dan implementasi solusi meminimalkan resiko
13
BAB III
PENUTUP
1.1 KESIMPULAN
Keselamatan pasien merupakan upaya untuk melindungi hak setiap orang terutama dalam
pelayanan kesehatan agar memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu dan aman.
Indonesia salah satu negara yang menerapkan keselamatan pasien sejak tahun 2005 dengan
didirikannya Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) oleh Persatuan Rumah Sakit
Seluruh Indonesia (PERSI). Dalam perkembangannya Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS)
Departemen Kesehatan menyusun Standar Keselamatan Pasien Rumah Sakit dalam instrumen
Standar Akreditasi Rumah Sakit.
1.2 SARAN
Agar pemerintah lebih memperhatikan dan meningkatkan upaya keselamatan pasien dalam
arangka meningkatkan pelayanan kesehatan agar lebih bermutu dan aman dengan mengeluarkan
dan memperbaiki aturan mengenai keselamatan pasien yang mengacu pada perkembangan
keselamatan pasien (patient safety) internasional yang disesuaikan dengan kondisi yang ada di
Indonesia.
Agar setiap rumah sakit menerapkan sistem keselamatan pasien dalam rangka meningkatkan
pelayanan yang lebih bermutu dan aman serta menjalankan peraturan perundang-undangan yang
mewajibkan untuk itu.
Agar seluruh komponen sarana pelayanan kesehatan bekerja sama dalam upaya mewujudkan
patient safety karena upaya keselamatan pasien hanya bisa bisa dicapai dengan baik dengan
kerjasama semua pihak.
14
DAFTAR PUSTAKA
Balsamo RR and Brown MD. Risk Management. Dalam: Sanbar SS, Gibofsky A, Firestone MH,
LeBlang TR, editor. Legal Medicine. Edisi ke-4. St Louis: Mosby; 1998.
Cahyono JBS. Membangun budaya keselamatan pasien dalam praktek kedokteran. Jakarta:
Kanisius; 2008.
Departemen Kesehatan RI. Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit (patient safety).
Edisi ke-2. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2008.
Firmanda D. Keselamatan pasien (patient safety) di rumah sakit. [document on the internet].
Jakarta: RSUP Fatmawati; 2008 (diunduh 21 Desember 2010). Tersedia
dari: http://www.scribd.com/doc/Dody-Firmanda-2008-Keselamatan-Pasien-Patient-Safety
Frankel A, Gandhi TK, Bates DW. Improving patient safety across a large integrated health care
delivery system. International Journal for Quality in Health care. 2003; 15 suppl. I: i31 – i40.
Ghandi TK, Lee TH. Patient safety beyond the hospital. N Engl J Med. 2010; 363 (11): 1001-3.
Wachter RM, Shanahan J, Edmanson K, editor. Understanding patient safety. New York:
McGraw-Hill Companies; 2008.
Weeks WB, Bagian JP. Making the business case for patient safety. Joint Commission on
Quality and Safety. 2003; 29.
Wikipedia. Patient safety. [document on the internet]. Wikimedia Foundation: 2008 (diunduh 21
Desember 2010).Tersedia dari: http:// en.wikipedia.org/wiki/ patient_safety
Komalawati, Veronica. (2010) Community&Patient Safety Dalam Perspektif Hukum Kesehatan.
Lestari, Trisasi. Knteks Mikro dalam Implementasi Patient Safety: Delapan Langkah Untuk
Mengembangkan Budaya Patient Safety. Buletin IHQN Vol II/Nomor.04/2006 Hal.1-3
Pabuti, Aumas. (2011) Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien (KP) Rumah Sakit.
Proceedings of expert lecture of medical student of Block 21st of Andalas University, Indonesia
Yahya, Adib A. (2006) Konsep dan Program “Patient Safety”. Proceedings of National
Convention VI of The Hospital Quality Hotel Permata Bidakara, Bandung 14-15 November
2006.
15
Yahya, Adib A. (2007) Fraud & Patient Safety. Proceedings of PAMJAKI meeting “Kecurangan
(Fraud) dalam Jaminan/Asuransi Kesehatan” Hotel Bumi Karsa, Jakarta 13 December 2007.
16