Anda di halaman 1dari 2

Homili 3 November 2019

Pada misa ini bacaan I daimbil dari Keb 11:22-12:2, Mazmur tanggapan dari 145:1-2, 8-
9, 10-11, 13cd-14, bacaan II dari 2Tes 1:11-2:2, dan bacaan Injil dari Luk 19:1-10. Saya
menghadiri misa di paroki Santa Maria Annuntiata Sidoarjo dengan selebran utama RD. Agus.
Pada homilinya, RD.Agus membuka homili dengan cerita ketika beliau masih di Filipina dimana
beliau melayani kapel di rumah sakit. Sering kali banyak pasien yang merasa resah dengan
keadaan sakitnya dan mencoba mencari RD. Agus untuk menemukan penghiburan dan
ketenangan. Hal ini sama seperti kisah Injil dimana Zakheus sampai memanjat pohon untuk
melihat Yesus. Zakheus sebagai orang yang berdosa ingin menemukan kedamaian dalam hatinya
karena keadaannya itu. Maka RD.Agus sebagai perpanjangan tangan dari Tuhan Yesus berusaha
untuk melayani dan menghibur pasien sebanyak mungkin yang ia bisa lakukan. Romo juga
mengingatkan agar tidak seperti orang-orang Yerikho yang merasa paling suci atau lebih suci
dari pada orang lain. Justru sebaliknya sebagia umat Allah kita harus sering merasa tak berdaya
dan sebagai orang yang paling berdosa karena dengan mentalitas demikianlah kita dapat
mengandalkan kasih Tuhan dan terus berharap akan pengampunanNya seperti Zakheus. Yesus
sebagai orang yang tak pernah berbuat dosa ingin menumpang di rumah Zakheus bukan karena
Ia mengamini dosa-dosa dan perilaku Zakheus terdahulu, namun ingin mengubah cara hidup
Zakheus agar ia dapat menjadi layak dihadapan Tuhan, sama seperti yang dikatakan oleh Santo
Paulus pada bacaan ke dua. Layaknya Zakheus, kita semua yang hadir pada Misa kudus ini juga
mendapat kunjungan dari Yesus dalam komuni suci yang kita terima. Maka pada dasarnya kita
semua seperti Zakheus yang mendapat kunjungan dari Yesus. Kita sudah tidak berkelak lagi jika
nanti kita dimintai pertanggung jawaban oleh Tuhan atas dosa dan kejahatan yang dilakukan.
Pertanyaannya apakah kita ingin merubah hidup kita yang lama atau tidak? Jawabannya ada di
dalam hati masing-masing. Jika Zakheus yang awalanya seorang pemungut cukai dan orang
berdosa bisa kembali kepada jalan yang benar maka selayaknya kita memiliki harapan bahwa
kita pun juga bisa bertobat dari cara hidup yang lama.

Pada homili ini RD.Agus hanya membahas bacaan Inil dan bacaan ke dua saja,
sedangkan bacaan pertama dan mazmur tidak. Hal itu dapat dilihat dari isi homilnya yang hanya
menyebutkan isi Injil dan kutipan dari bacaan kedua Santo Paulus. Menurut saya homili kali ini
cukup berkesan bagi saya dan memberi saya pengajaranyang baik sebab Romo mengingatkan
untuk tidak menghakimi orang lain dan merasa lebih suci dari pada orang lain karena sering kali
saya pun berbuat demikian. Selain itu juga Romo mengingatkan umat bahwa Ekaristi yang
diterima adalah sungguh sungguh tubuh dan darah, jiwa dan keilahian dari Yesus Kristus sendiri,
maka dalam misa sungguh kita seharusnya menjadi sama seperti Zakheus yang telah bertobat
dari kebiasaan lama yang berdosa dan mengubah hidup menjadi lebih berkenan pada Tuhan.
Saya merasa mendapatkan pengajaran yang mumpuni dari homili RD.Agus kali ini karena
meallui homili ini saya diajarkan hal-hal yang ingin disampaikan oleh Gereja melalui bacaan
liturgy minggu ini. Ayat yang berkesan bagi saya di antara bacaan liturgi minggu ini adalah Luk
19:10 “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”. Alasan
saya adalah karena melalui ayat tersebut saya diingatkan bahwa ketika manusia jatuh dan
berdosa mereka telah menjadi “hilang” dihadapan Tuhan dan terpisah dari kasihnya. Namun
melalui ayat ini saya sebagai orang berdosa memiliki pengharapan untuk dapat kembali ke
jalanNya dan tidak hilang lagi dari pengembalaan Tuhan sebab Allah Bapa telah mengutus
PuteraNya untuk menyelamatkan dan menemukan yang hilang. Maka ketika orang orang
berlagak dan berpikir mereka yang paling suci dari semua orang dan memandang orang lain yang
tidak satu tujuan dengan dia sebagai manusia yang hina dan rendah sehingga membuatnya tidak
ingiin bergaul dengan mereka sesungguhnya telah berdosa dan tidak melakukan pekerjaan
Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai