Anda di halaman 1dari 18

TUGAS INDIVIDU

PENGANTAR ILMU ADMINISTRASI

OLEH

NAMA : MUHAMMAD ALIM FATHUR RAHMAN


NIM : C1E120050
KELAS :B

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020

1. Pengertian Administrasi dan Unsur-unsur Administrasi


A. Pengertian
Secara etimologis atau asal kata, administrasi berasal dari Bahasa
Inggris “administration”, dengan bentuk infinitifnya to administeryang
diartikan sebagai to manage(mengelola). Administrai juga dapat berasal dari
Bahasa Belanda “administratie”, yang memiliki pengertian mencakup tata
usaha, manajemen dari kegiatan organisasi, manajemen sumber daya.
Dari pengertian tersebut, administrasi mempunyai pengertian dalam
arti sempit dan arti yang luas. Dalam arti sempit administrasi sering diartikan
dengan kegiatan ketatausahaan. Tata usaha pada hakikatnya merupakan
pekerjaan pengendalian informasi. Tata usaha juga sering diartikan sebagai
kegiatan yang berkaitan dengan tulis menulis/mencatat, menggandakan
menyimpan, atau yang dikenal dengan clerical work.
Administrasi dalam arti luas diartikan sebagai kerjasama. Istilah
administrasi berhubungan dengan kegiatan kerjasama yang dilakukan manusia
atau sekelompok orang sehingga tercapai tujuan yang diinginkan. Kerjasama
adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang secara
bersama-sama, teratur dan terarah berdasarkan pembagian tugas sesuai dengan
kesepakatan bersama (Silalahi, 2013).
B. Unsur-unsur
a. Organisasi
Organisasi merupakan struktur sekaligus wadah di manausahakerja
samaitu diselenggarakan.Organisasi juga sebagai salah satu unsur administrasi
yang menunjukkan adanya suatu proses penataan, pengaturan, penyusunan,
pembagian kerja dari usaha kerja sama. Pengertian ini lebih tepat disebut
dengan pengorganisasian (organizing). Organisasi sebagai suatu proses adalah
merupakan rangkaian kegiatan penataan yang berupa penyusunan suatu
kerangka yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan kerja samadengan jalan
mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan, membagi tugas
di antara para pejabat yang harus melaksanakan, menetapkan wewenang dan
tanggung jawabmasing-masing, serta menyusun jalinan hubungan kerja di
antara para pejabatnya. Dengan dilakukan rangkaian kegiatan penataan maka
akan tercipta suatu kerangka kerja samayang biasa disebut dengan organisasi.
Adapun pengorganisasian sebagai rangkaian aktivitas-aktivitas,meliputi
berikut ini.
- Penyusunan bentuk dan pola usaha kerja sama.
- Mengolong-golongkan tindakan yang harus dijalankan dalam kesatuan-
kesatuan kerja tertentu.
- Menentukan tugas pekerjaan orang-orang yang tergabung dalam usaha
kerja samaitu
- Membagi-bagi wewenang masing-masing pelaksana.
- Menentukan jalinan hubungan kerja di antara mereka, serta seluruh
perintah dan tanggung jawab.
b. Manajemen
Unsur kedua dari administrasi adalah manajemen sebagai suatu proses,
yaitu rangkaian kegiatan penataan yang berupa penggerakkan orang-orang dan
pengerahan fasilitas kerja agartujuan kerja samabenar-benar tercapai.
Manajemen terdiri atas 6 fungsi,yaitusebagai berikut.
- Perencanaan merupakan suatu kegiatan menentukan hal-hal yang harus
dikerjakan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan serta
cara-cara mengerjakannya.
- Pembuatan keputusa adalah kegiatan melakukan pemilihan di antara
berbagai kemungkinan untuk menyelesaikan suatu masalah, perselisihan,
keraguan yang timbul dalam kerja samamencapai tujuan
- Pengarahan adalah suatu kegiatan pembimbingan bawahan dengan jalan
memberi perintah, memberikan petunjuk, mendorong semangat kerja,
menegakkan disiplin, memberikan teguran, dan lain usaha semacam itu
agar mereka dalam melakukan pekerjaan mengikuti aturan yang telah
ditetapkan.
- Pengoordinasian adalah suatu kegiatan menghubung-hubungkan orang-
orang dan tugas-tugas sehingga terjamin adanya kesatuan atau
keselarasan keputusan, kebijaksanaan, tindakan, langkah, sikap serta
mencegah timbulnya pertentangan, kekacauan, kekembaran/duplikasi,
dan kekosongan tindakan.
- Pengontrolan adalah suatu kegiatan mengusahakan agar pelaksanaan
pekerjaan serta hasil kerja sesuai dengan rencana, perintah, petunjuk atau
ketentuan-ketentuan lain yang telah ditetapkan
- Penyempurnan adalah kegiatan memperbaiki segenap segi penataan agar
tujuan organisasi dapat tercapai secara efisien.
c. Komunikasi
Unsur ketiga dari administrasi adalah komunikasi sebagai suatu proses,
yang berarti rangkaian kegiatan penataan yang berupa penyampaian berita
dari seseorang kepada orang lain dalam kerja samamencapai tujuan tersebut.

d. Informasi
Unsur keempat dari administrasi adalah informasi sebagai suatu proses,
yaitu rangkaian kegiatan penataan yang berupa penghimpunan, pencatatan,
pengolahan, penggandaan, pengiriman, penyimpanan, pemeliharaan,
penyusutan, dan pemusnahan informasi Keempat unsur tersebut di atas yaitu
organisasi, manajemen, komunikasi dan informasi sebagai suatu proses
merupakan rangkaian kegiatan penataan yang terluas, karena keempat-
empatnya memasuki setiap segi dan kegiatan dari suatu kerja sama.
e. Personalia
Unsur kelima dari administrasi adalah personalia sebagai suatu
proses,yaitu rangkaian kegiatan penataan yang berupapencarian, pelamaran,
pengujian, penerimaan, pengangkatan, penempatan, kepangkatan,
pengembangan, kesejahteraan, pemutasian, dan pemberhentian tenaga kerja
dalam kerja samamencapai suatu tujuan tertentu.
f. Finansia/Keuangan
Unsur keenam dari administrasi adalah finansia sebagai suatu proses yaitu
rangkaian kegiatan penataan yang berupa penyusunan anggaran belanja,
penentuan sumber biaya, cara pemakaian, pembukuan, dan pertanggung
jawaban atas pembiayaan dalam kerja samamencapai tujuan tertentu.
g. Materia/Perbekalan
Unsur ketujuh dari administrasi adalah kriteria sebagai suatu proses yaitu
rangkaian kegiatan penataan yang berupa pengadaan, pencatatan, pengaturan
pemakaian, pemeliharaan, dan penyingkiran benda dalam kerja samamencapai
tujuan tertentu.
h. Relasi Publik/Hubungan Masyarakat
Unsur kedelapan dari administrasi adalah relasi publik sebagai suatu
proses,yaitu rangkaian kegiatan penataan yang berupa usaha pengenalan
kegiatan organisasi kepada lingkungan dan penangkapan hasrat serta suasana
lingkungan dalam kerja samamencapai tujuan tertentu. Fungsi ini yang
menjadi tanggung jawabseorang pejabat dalam kerja samaberarti bahwa ia
harus mewakili kerja samaitu dalam hubungan dengan lingkungan
sekelilingnya.

Gambar unsur-unsur administrasi.


1. Mengapa Ilmu Administrasi Bisa Disebut Sebagai Ilmu dan Seni
pertama administrasi sebagai seni. Administrasi sebagi seni perkembangan-
nya selalu dipengaruhi oleh perkembangan dan tuntutan masyarakat yang
semakin dinamis. Secara historis perkembangan administrasi sebagai seni itu
didasarkan kepada pengetahuan masyarakat modern tentang kejadian-kejadian
atau peristiwa-peristiwa dimasa lampau pada kebudayaan tertentu. Yang kedua,
administrasi sebagai ilmu pengetahuan, tepatnya sebagai ilmu pengetahuan
sosial. Administrasi sebagai ilmu pengetahuan sangat dipengaruhi dengan adanya
kontribusi dari beberapa disiplin ilmu pendahulunya, seperti politik, sosiologi,
ekonomi, psikologi, hukum, matematika dan lain-lain. Administrasi sebagai ilmu
pengetahuan memiliki ciri utama yaitu adanya teori.
A. Perkembangan Administrasi Sebagai Seni
Praktek pelaksanaan administrasi sama tuanya dengan sejarah peradaban
manusia. Herbert A. Simon mengatakan bahwa administrasi telah terjadi
apabila ada dua orang atau lebih yang telah berhasil menggulingkan batu dari
satu tempat ke tempat yang lain (Silalahi, 2013). Perkembangan administrasi
sebagai seni, dilihat dari tempat dan waktu terjadinya suatu peristiwa, dapat
di bagi ke dalam 3 (tiga) fase, yaitu :
1. Fase pra-sejarah, berakhir pada tahun 1 Masehi
- Mesopotamia
Pada masa peradaban ini, prinsip-prinsip administrasi dan manajemen
sudah dilaksanakan terutama dalam bidang pemerintahan, perdagangan,
komunikasi dan angkutan. Pada masa ini sudah digunakan uang logam
sebagai alat tukar yang sah, dimana sebelumnya sistem perdagangan
menggunakan barter. Dalam angkutan pun sudah digunakan transportasi
sungai sebagai bagian dari sistem komunikasi antar daerah.
- Babilonia
Selain bidang pemerintahan, perdagangan, komunikasi dan angkutan
yang sudah berkembang sebelumnya, pada peradaban ini bidang
teknologi sudah mulai berkembang, terbukti dengan adanya taman
gantung yang sulit tertandingi oleh karya manusia modern saat ini.
- Mesir Kuno
Berbeda dengan kedua peradaban di atas, pada masa Mesir Kuno
banyak peninggalan-peninggalan sejarah yang masih dapat digali dan
dapat diinterpretasikan. Pada masa ini aspek administrasi berkembang
sangat pesat seperti bidang pemerintahan, militer, perpajakan bahkan
pertanian yang sudah menggunakan sistem irigasi. Hanya saja pada masa
ini proses administrasi yang dijalankan bukan ditujukan untuk
kepentingan rakyat seperti yang umum diakui sekarang, tetapi ditujukan
untuk kepentingan Fir’aun dan keluarganya
- Tiongkok Kuno
Pada masa Tiongkok Kuno banyak pengetahuan tentang administrasi
yang belum pernah terjadi sebelumnya, yakni masyarakat Tiongkok Kuno
telah berhasil menciptakan suatu sistem kepegawaian yang digunakan
sampai dengan saat ini, yang dikenal dengan istilah merit system. Ada tiga
orang tokoh yang memberikan sumbangan besar bagi perkembangan
administrasi yaitu Confucius, Chow, dan Mo Ti. Confucius adalah
seorang filsuf sekaligus sebagai administrator dan negarawan, telah
berhasil menyusun ketentuan-ketentuan administrasi negara (rules of
public administration) yang merupakan kode etik bagi para pejabat
pemerintah pada waktu itu. Chow merupakan perdana menteri yang
berhasil menciptakan Undang-undang Chow (the constitution of Chow)
yakni tentang persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang Pegawai
Negeri Sipil (PNS), yaitu
a. Kejujuran
b. Kecakapan
c. Pengabdian pada kepentingan umum
d. Pengetahuan yang mendalam tentang kondisi negara
e. Kemampuan untuk selalu sibuk
f. Produktif
Mo Ti, seorang tokoh yang memperkenalkan pendekatan sistem
khususnya dalam kegiatan administrasi niaga.
- Romawi Kuno
Sumber-sumber ilmiah yang dapat dipelajari mengenai perkembangan
administrasi dan manajemen pada masa Romawi kuno adalah karya-karya
ahli filsafat terkenal yaitu Cicero, dengan terbitnya buku yang berjudul
De officii (the office) dan De Legibus (the law) yang menjelaskan tentang
Pemerintah Romawi berhasil memerintah daerah yang sangat luas dengan
cara membagi-bagi tugas pemerintahan dalam departemen-departemen.
Bidang lain yang berkembang sangat menonjol adalah administrasi
militer, pajak dan perhubungan melebihi yang sebelumnya, hal ini
diperlukan mengingat Romawi mempunyai wilayah yang sangat luas.
- Yunani Kuno
Sumbangan terbesar terhadap bidang administrasi dan manajemen
pada masa Yunani Kuno adalah berkembangnya konsep demokrasi,
meskipun tidak langsung dalam ruang lingkup administrasi, tetapi sangat
mempengaruhi jalannya administrasi dan manajemen. Yang berbeda
konsep demokrasi pada masa Yunani Kuno dengan saat ini terletak pada
interpretasi rakyat. Demokrasi berasal dari kata demos dan kratos yang
berarti rakyat dan kekuasaan sehingga kekuasaan berada ditangan rakyat.
Definisi rakyat pada masa Yunani Kuno terbatas pada pengertian :
a. Pria
b. Dewasa (berumur 21 tahun)
c. Lahir di Athena
d. Orang tua warga asli Athena
Pembatasan pengertian rakyat ini memang logis karena pada saat itu
75% dari penduduk Athena terdiri dari pendatang yang bekerja sebagai
pedagang atau budak belian. Pada masa Yunani Kuno telah berhasil
menciptakan parlemen pertama didunia yang disebut dengan dewan
orang-orang tua yang bijaksana. Untuk urusan di bidang militer
diserahkan kepada dewan militer. Ciri khas lain pada masa Yunani Kuno
yaitu setiap orang yang tergolong sebagai rakyat paling sedikit satu kali
dalam hidupnya harus menjadi pegawai negeri tanpa bayaran.
2. Fase sejarah, antara 1 Masehi – tahun 1886
Berhubungan dengan gelapnya sejarah dunia, selama 15 abad pertama
dari sejarah dunia modern, bidang administrasi pun mengalami
kegelapan. Timbulnya Gereja Katolik Roma bukan saja karena ajaran-
ajarannya yang suci, tetapi telah memberikan pengaruh sangat besar
terhadap perkembangan teori administrasi. Gereja Katolik Roma telah
menciptaka pola-pola dasar struktur organisasi yang ditiru oleh hampir
semua organisasi modern hingga sekarang ini. Pada zaman ini
administrasi berkembang lebih pesat lagi dengan adanya 3 (tiga)
kelompok cendekiawan yang memiliki pandangan dengan garis besar dan
waktu yang hampir bersamaan. Ketiga kelompok tersebut, yaitu:
a. Kaum kameralis di Jerman dan Australia
b. Kaum merkantilisme di Inggris
c. Kaum fisiokrat di Prancis
Merkantilisme adalah suatu sistem politik ekonomi yang sangat
mementingkan perdagangan internasional dengan tujuan untuk
memperbanyak asset dan modal yang dimiliki suatu Negara.
Merkantilisme tertuang dalam peraturan Negara yang berbentuk
proteksionalisme dan politik kolonial demi neraca perdagangan yang
menguntungkan. Pemerintah/negara mendukung ekspor dengan insentif
dan menghadang import dengan tarif. Di Jerman, merkantilismenya
disebut dengan istilah kameralisme. Camera artinya kas raja. Caranya
dengan memungut pajak dan membentuk perusahaan dagang untuk
mengembangkan perekonomian. Berbeda dengan kaum merkantilisme,
kaum fisiokrat menganggap bahwa sumber kekayaan yang senyata-
nyatanya adalah sumber daya alam. Kaum fisiokrat percaya bahwa alam
diciptakan oleh tuhan penuh keselarasan dan keharmonisan. Yang artinya
bahwa manusia diberikan kebebasannya mengelola alam demi memenuhi
kebutuhannya masing-masing dan akan selaras dengan kebutuhan
masyarakat banyak.
Perkembangan semakin pesat dengan timbulnya revolusi industri di
Inggris, yang mengakibatkan perubahan yang sangat besar dalam
administrasi. Revolusi industri tersebut dipercepat dengan penemuan
mesin-mesin produksi. Dengan adanya revolusi industri terjadi perubahan
yang radikal dalam bidang administrasi dan manajemen, diantaranya :
1. Dari filsafat job centered menjadi human centered
2. Dari orientasi efektifitas menjadi efisiensi dan efektifitas
3. Dari produksi kecil menjadi industri besar/masal
4. Dari manual menjadi otomatisasi
5. Dari organisasi tertutup menjadi organisasi terbuka
6. Dari sistem magang menjadi serikat buruh
Puncak perkembangan administrasi dan manajemen pada fase sejarah
dengan terbitnya buku The economy of Manufacture karya Charles
Babbage yang menekankan pentingnya efisiensi dalam usaha mencapai
tujuan dan pentingnya pembagian kerja.

3. Fase modern, mulai tahun 1886 sampai dengan sekarang (Silalahi, 2013;
Siagian, 2014)
Pada fase modern, administrasi mulai ber-dwi status yaitu administrasi
sebagai seni dan administrasi sebagai ilmu pengetahuan. Fase modern ini
ditandai dengan lahirnya gerakan manajemen ilmiah yang dipelopori olah
F.W Taylor, seorang sarjana pertambangan dari Amerika Serikat, yang
mengadakan penyelidikan-penyelidikan dalam rangka mempertinggi
efisiensi perusahaan dan peningkatan produktivitas pekerja. Hasil
penelitiannya memperlihatkan bahwa efisiensi perusahaan tidak terlalu
tinggi dan produktivitas pekerjanya rendah karena terlalu banyaknya
waktu dan gerak-gerik kaum buruh yang tidak produktif. Berdasarkan hal
ini Taylor kemudian melakukan studi yang dikenal dengan time and
motion study untuk mempelajari penggunaan waktu oleh kaum buruh
serta gerak-gerik mereka dalam melaksanakan pekerjaan, terutama para
buruh tingkat bawah. Hasil studinya ditulis dalam satu buku yang
berjudul the principle of scientific management.
Pada saat Taylor melakukan penyelidikan-penyelidikan, di Prancis ada
pula seorang ahli pertambangan yang bernama Henry fayol yang bekerja
pada perusahan tambang, yang pada saat itu perusahaan terancam
kebangkrutan / kehancuran. Sebagai seorang ahli fikir, Fayol mencari
sebab-musabab dari kegagalan perusahaan itu untuk mencapai tujuannya.
Hasil pemikiran Fayol ditulis dalam bukunya dengan judul
administration generalle et industrielle, yang diterjemahkan dalam
bahasa inggris dengan judul general and industrial management
(seharusnya general and industrial administration). Dari teori-teori yang
ia temukan dan kemudian ia terapkan sendiri, perusahaan berhasil selamat
dari keruntuhan bahkan dapat dikembangkan.

B. Perkembangan Administrasi Sebagai Ilmu Pengetahuan


Perkembangan administrasi sebagai ilmu pengetahuan sangat
dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat yang dinamis, dan administrasi
sebagai ilmu pengetahuan lahir karena masyarakat menghendakinya,
memperjuangkannya dan mengembangkannya menjadi cabang disiplin ilmu
yang universal (Siagian, 2014). Ilmu pengetahuan dapat didefinisikan sebagai
suatu objek ilmiah yang memiliki sekelompok prinsip, dalil dan rumus yang
diperoleh melalui percobaan-percobaan yang sistematis dilakukan berulang
kali dan telah diuji kebenarannya. Prinsip-prinsip, dalil-dalil, dan rumus-
rumus tersebut dapat diajarkan dan dipelajari. Henry Fayol berdasarkan pada
pengalamannya di bidang administrasi dan manajemen, mengemukakan
prinsip administrasi yang dapat digunakan secara universal, prinsip dalam
organisasi tersebut adalah :
1. Division of work (pembagian kerja)
2. Authority and responsibility (wewenang dan tanggung jawab)
3. Discipline (disiplin)
4. Unity of command (kesatuan perintah)
5. Unity of direction ( kesatuan arah)
6. Subordination of individual interests to the general interests
(mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan individu)
7. Remuneration (pembayaran upah yang adil)
8. Centralization (sistem sentralisasi)
9. Scalar chain (rantai skalar)
10. Order (tertib)
11. Equity (keadilan)
12. Stability of tenure of personel (stabilitas masa kerja pegawai)
13. Initiative (inisiatif)
14. Esprits de corps ( semangat kesatuan), (Maksudi, 2013).
Dari segi perkembangan ilmu administrasi sejak lahir hingga sekarang,
ilmu administrasi telah mencapai empat tahap :
1. Tahap survival (1886-1930): Pada tahap ini dimulai peletakan dasar-dasar
administrasi oleh F.W. Taylor dan Henry Fayol. Tahun 1886 sering
disebut sebagai “tahun” lahirnya ilmu administrasi, karena pada tahun
itulah gerakan manajemen/administrasi ilmiah dimulai. Pada masa ini
para sarjana menspesialisasikan diri dalam bidang administrasi dan
manajemen, serta memperjuangkan diakuinya pengetahuan administrasi
sebagai ilmu yang mandiri atau sebagai salah satu tertib-ilmu (disiplin
ilmu).
2. Tahap konsolidasi dan penyempurnaan (1930-1945)
Pada tahap ini terjadi penyempurnaan teori-teori, prinsip-prinsip, dalil-
dalil ilmu administrasi dan manajemen sehingga kebenarannya tidak
dapat dibantah lagi. Dalam jangka waktu ini pulalah gelar-gelar
kesarjanaan dalam ilmu administrasi Negara dan niaga mulai banyak
diberikan oleh lembaga-lembaga pendidikan tinggi.
3. Tahap human relation (1945-1959)
Setelah teori-teori, prinsip-prinsip, dalil-dalil disempurnakan, maka
fokusnya berubah pada faktor manusia serta hubungan formal dan
informal yang perlu diciptakan, di bina dan dikembangkan pada semua
tingkatan organisasi demi terlaksananya kegiatan-kegiatan yang harus
dilaksanakan dalam suasana yang intim dan harmonis. Pada masa ini para
sarjana administrasi mulai memperhatikan segi manusiawi dan
menyelidiki segala hubungan dari semua orang dalam kegiatan kerjasama,
baik hubungan yang bersifat resmi (dinas, formal) maupun yang tidak
resmi (informal).
4. Tahap behaviouralisme (1959-sekarang)
Pada tahap ini fokus perhatiannya bukan hanya pada hubungan
manusianya, tetapi sudah meningkat kepada tindakan-tindakan dan
perilaku orang-orang dalam kehidupan berorganisasi, diselidiki pula cara-
cara yang dapat ditempuh untuk lebih meningkatkan kegiatan-kegiatan
yang membuat organisasi menjadi lebih efisien dan efektif.
Menurut Siagian, 2014, setelah tahap behaviouralime ini berakhir,
ilmu administrasi dan manajemen akan masuk tahap matematika. Hal ini
sangat logis berhubung saat ini semua aspek kehidupan menggunakan
teknologi dan informasi, baik dalam kehidupan organisasi maupun di luar
organisasi. Dalam kehidupan sehari hari masyarakat banyak memanfaatkan
teknologi dan informasi dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam
kehidupan organisasi, banyak tugas-tugas rutin yang semula dikerjakan
manual, sekarang semakin banyak tugas-tugas yang diambil alih oleh mesin-
mesin sehingga peranan manusia dalam proses administrasi semakin
berkurang.
Administrasi sebagai ilmu pengetahuan harus memiliki syarat-syarat
tertentu, sama halnya dengan disiplin ilmu yang lainnya. Syarat yang harus
dipenuhi oleh suatu disiplin ilmu adalah memiliki obyek, pendekatan dan
terminologi. Manusia merupakan obyek dari administrasi, karena untuk dapat
melakukan kerjasama dalam mencapai suatu tujuan, unsur manusia
merupakan hal yang sangat penting. Pendekatan yang digunakan dalam
administrasi memiliki dua dimensi, yakni dimensi pertama adalah kegiatan
rasional yang berproses dan berada dalam suatu sistem kerjasama, kedua,
kekuasaan untuk melakukan pengaturan atas kegiatan pemerintahan. Adapun
terminologi yang dikembangkan dalam administrasi adalah terminologi dasar
efektifitas, efisiensi, ekonomis, yang kemudian berkembang dengan
terminologi umum seperti kebersamaan, demokratisasi dan lain-lain.
Posisi adminsitasi sebagai ilmu pengatahuan secara filosofis dapat
dibuktikan kebenarannya dengan mengetengahkan syarat filosofis yang harus
dimiliki, terdiri dari ontologi, epistemologi dan axiologi dan dibuktikan juga
bahwa administrasi memiliki obyek formal dan material.
Aspek ontologi dari administrasi adalah manusia dalam kerja sama
secara rasional untuk mencapai tujuan bersama. Secara epistemologis,
manusia yang bekerja sama berada dalam keteraturan dan dapat melakukan
pengaturan atas kegiatan yang dilakukan hingga tercapainya tujuan.
Pencapaian tujuan tersebut berdasarkan pada pertimbangan axiologi pada nilai
efektifitas, efisiensi, produktifitas, dan sebagainya. Sedangkan yang menjadi
objek formalnya adalah kegiatan pengaturan yan dilakukan dalam suatu
organisasi dengan manajemen dan kepemimpinan serta pengambilan
keputusan. Dan objek materialnya adalah manusia yang melakukan kerjasama
secara rasional dalam mencapai tujuan bersama dengan mempertimbangkan
nilai-nilai yang diharapkan (Ali dan Baharudin, 2014).

2. Bagaimana ilmu administrasi mempengaruhi lingkungan dan lingkungan


bisa mempengaruhi ilmu administrasi
Sudah menjadi hukum dalam ilmu administrasi bahwa administrasi
dipengaruhi oleh lingkungannya. Lingkungan saat sekarang ini yang sedang
mengalami proses perubahan yang cepat. Lingkungan senantiasa berubah, namun
perubahan yang sedang berlangsung berjalan dalam tempu yang lebih cepat.
Perubahan ini berlangsungdisemua aspek kehidupan, bersifat lintas sektoral dan
lintas disiplin. Perubahan yang berlangsung secara global. Ia menyangkut
perubahan yang amat mendasar yaitu perubahan nilai-nilai, bahkan universalisasi
nilai-nilai. Perubahan sistem nilai masyarakat akan mempengaruhi pula terhadap
perkembangan administrasi.
Sebagai salah satu masalah dalam administrasi pembangunan sebagaimana
diungkapkan oleh Riggs (1996:100) dipengaruhi oleh tiga masalah yaitu masalah
lingkungan fisik, lingkungan manusia dan lingkungan budaya. Para analis
geopolitik mengatakan bahwa lingkungan fisik, geografi, iklim dan lokasi
merupakan faktor determinan terhadap pembangunan. Pada suatu daerah tertentu
doktrin administrasi yang cocok bagi pemerintah yang mengalami geopolitik
tertentu, menjadi tidak relevan bagi pemerintahan didaerah yang memiliki
geopolitik sendiri.Sedang masalah lingkungan manusia dijelaskan bahwa
karakteristik manusia membentuk kemampuan suatu sistem sosial dan sebaliknya
karakteristiknya juga dapat diubah oleh sistem sosial. Dalam pengertian ini
doktrin administrasi dapat ditentukan oleh demografi, biologi dan phisikologis.
Jenis lingkungan ketiga adalah lingkungan budaya, dimana dengan adanya
hubungan timbal balik antara administrasi pembangunan dengan lingkungan
budaya dapat menghilangkan kemungkinan terjadinya pemaksaan dalam
pembangunan administrasi. Sistem lingkungan budaya dapat saja menghambat
pembangunan administrasi, akan tetapi tidak selamanya dapat mempersulit
administrasi pembangunan. Yang lebih penting adalah informasi menganai
pengalaman suatu negara yang dengan pembangunan administrasinya mampu
mengatasi berbagai persoalan yang timbul karena perubahan budaya.
Lebih jauh dalam pebahasan lingkungan sistem administrasi negara, Pamudji
(1993:14) berpendapat bahwa lingkungan sistem administrasi negara dapat
dibedakan menjadi dua fungsi, yaitu fungsi sebagai perangsang administrator
untuk berusaha dan sekaligus sebagai penerima hasil-hasil kerja. Disamping itu
lingkungan administrasi memiliki faktor-faktor yang bersifat fisik alamiah dan
faktor sosial kemasyarakatan. Lebih lanjut The Liang Gie (1992:22) dan Sondang
P.Siagian (1995:27) menyebutkan bahwa rangkaian kegiatan yang dilakukan
dalam suatu organisasi tidak berlangsung dalam keadaan lepas dari
lingkungannya, sebaliknya berlangsung dengan dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Faktor-faktor lingkungan ini walaupun tidak termasuk administrasi
tetapi berpengaruh ikut menentukan apakah suatu administrasi akan berhasil
mencapai tujuannya atau tidak.
Adapun yang dimaksudkan dengan faktor fisik alamiah adalah lokasi dan
posisi geografi, keadaan dan kekayaan alam, dan kemampuan penduduk (yang
diklasifikasikan kedalam Tri Gatra). Sedangkan yang dimaksudkan dengan faktor
sosial kemasyarakatan adalah ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan
hankam (yang diklasifikasikan kedalam Panca Gatra).
Kemudian Fremont E.Kast dalam Syukur Abdullah (1990:117)
mengemukakan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi berlangsungnya
rangkaian kegiatan penataan antara lain : kebudayaan, teknologi, pendidikan,
politik, hukum, kependudukan, sumber fisik, sosial dan ekonomi.
Hubungan antara sistem administrasi negara dengan ekologinya sangat erat,
dimana sistem administrasi negara dipengaruhi oleh segala macam hal yang
terjadi disekelilingnya. Berbagai macam pengaruh yang berasal dari lingkungan
mengalir masuk kedalam sistem administrasi. Menurut Pamudji (1993:194)
mengatakan bahwa sistem administrasi negara berangkat dari suatu teori sistem
bahwa adanya masukan (input), konversi (conversion) dan keluaran (output)
serta umpan balik (feed back) yang saling berhubungan dengan berinteraksi satu
dengan yang lainnya. Lebih lanjut menegaskan bahwa sistem administrasi negara
adalah ”Suatu proses dinamik yang berkelanjutan dan bersifat sekuler dimana
masukan dikonversi menjadi keluaran, yang selanjutnya keluaran akan menjadi
umpan balik sebagai masukan baru bagi konvensi baru untuk menghasilkan
keluaran baru dalam rangka mewujudkan kebijaksanaan pemerintah
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Faried dan Baharudin. 2014. Ilmu Administrasi Dalam Pendekatan Hakikat Inti.
Bandung : PT Refika Aditama.
Handayaningrat, Soewarno. 1995. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan
Manajemen. Jakarta : Gunung Agung.
Maksudi, Beddy Iriawan. 2017. Dasar-dasar Administrasi Publik, dari Klasik ke
Kontemporer. Depok: PT Rajagrafindo Persada.
Siagian, Sondang P. 2014. Filsafat Administrasi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Silalahi, Ulbert. Studi Tentang Ilmu Administrasi. Bandung : Sinar Baru Algesindo.
2013

Anda mungkin juga menyukai