Dosen Pengampu :
Edi Suryadi, M.Pd
Oleh :
Novita Lestari 061530330963
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat perlindungan-nya makalah ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan. Makalah ini diajukan sebagai salah satu syarat tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan disana-
sini. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun guna memperbaiki
makalah ini sangat penulis nantikan. Semoga yang penulis kupas pada makalah ini
dapat bermanfaat.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih atas segala perhatian dan
bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung yang
turut berperan dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat
untuk kita semua.
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 3
2.1 Pengertian Pidato.................................................................................. 3
2.2 Tujuan Berpidato.................................................................................. 3
2.3 Jenis-jenis Pidato.................................................................................. 3
2.4 Metode-metode Dalam Berpidato........................................................ 4
2.5 Kriteria Berpidato Yang Baik............................................................... 6
2.6 Sistematika Berpidato........................................................................... 7
2.7 Teknik Berpidato Yang Efektif............................................................ 7
2.8 Contoh Pidato....................................................................................... 9
BAB III PENUTUP.............................................................................................10
3.1 Kesimpulan...........................................................................................10
3.2 Saran.....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui sistematika
berpidato.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan
waktu yang terbatas secara bergantian.
d. Pidato Peresmian adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh
untuk meresmikan sesuatu.
e. Pidato Laporan yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau
kegiatan.
b. Kerugian :
1) Menimbulkan kesimpulan yang mentah
2) Mengakibatkan penyampaian tidak lancar
3) Gagasan yang disampaikan tidak sesuai dengan topik
4) Demam panggung
7
2. Metode Ekstemporan
Yaitu teknik berpidato dengan menjabarkan materi pidato yang terpola secara
lengkap. Metode pidato ini didasarkan pada konsep naskah tanpa harus menghapal
kata-kata atau kalimat-kalimat pidato. Pada metode ini, pembicara membuat
catatan-catatan penting tentang materi yang akan diutarakan dalam pidato.
Pembicara bebas berbicara dan bebas memilih kata-kata. Catatan-catatan tersebut
hanya digunakan untuk mengingat urutan-urutan materi atau ide-ide yang
dikemukakan dalam pidatonya.
a. Keuntungan menggunakan metode ekstemporan :
1) komunikasi pembicara dengan pendengar lebih baik
2) pesan dapat fleksibel
3. Metode Menghapal
Yaitu metode pidato dengan menghapal naskah atau teks pidato. Sebelum
melakukan pidato, pembicara terlebih dahulu menyusun teks atau naskah pidato
kemudian menghapalnya. Pidato semacam ini mempunyai kelemahan yakni bila
ada satu atau dua kata yang terlewati atau lupa, hapalan lainnya akan berantakan.
Meskipun hapalan itu berhasil dengan baik dan tidak ada kata yang terlewati atau
lupa, pidato tersebut tetap mempunyai kelemahan, yakni akan terasa monoton dan
menjemukan sebab pembicara akan cenderung cepat-cepat dengan mengeluarkan
kata-kata tanpa menghayati maknanya.
4. Metode Naskah
Yaitu metode pidato dengan menggunakan naskah atau tulisan. Dalam
berpidato, pembicara membaca naskah. Pidato semacam ini mempunyai
kelemahan yakni
8
1. Orang yang berpidato lebih tampak terpaku pada naskah sehingga
tidak ada reaksi antara orang yang berpidato dengan para
pendengarnya
2. Orang yang berpidato sering mengabaikan lafal, intonasi, jeda, tempo,
dinamika, ekspresi, gerak-gerik yang mendukung penyampaian pidato
sehingga pidato terasa monoton
3. Pembicara cenderung menciptakan tirai antara dia dan
pendengarnya,mata tak bebas menatap pendengarnya,dan cenderung
sulit untuk memberi tekanan yang tepat terhadap kalimat tertentu yang
penting. Kelemahan ini bisa diperkecil dengan latihan latihan yang
teratur. Dan adapun kelebihan metode naskah :
a. Kefasihan dalam berbicara dapat dicapai.
b. Pernyataan yang disampaikan dapat dihemat.
c. Kata-kata yang digunakan dapat dipilih dengan sebaik-baiknya.
9
2.6 Sistematika Berpidato
Secara garis besar sistematika berpidato adalah :
1) Mengucapkan salam pembuka dan menyapa hadirin
2) Menyampaikan pendahuluan yang biasanya dilahirkan dalam ucapan
terima kasih, atau ungkapan kegembiraan atau rasa syukur;
3) Menyampaikan isi pidato yang diucapkan dengan jelas dengan
menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar dan dengan gaya
bahasa yang menarik
4) Menyampaikan kesimpulan dari isi pidato supaya mudah diingat oleh
pendengar
5) Menyampaikan harapan yang berisi anjuran atau ajakan kepada
pendengar untuk melaksanakan isi pidato
6) Menyampaikan salam penutup.
10
berpidato dalam bahasa Indonesia pembicara harus menggunakan
lafal baku yang dimiliki oleh bahasa Indonesia.
2. Intonasi mempunyai dua fungsi pokok: Pertama, intonasi
menentukan makna kalimat yang kita ucapkan, dengan intonasi
yang berbeda, klausa sama dapat menjadi kalimat berita, tanya,
atau perintah hanya karena perbedaan intonasi kalimat. Berdiri
dengan rileks, jangan tegang atau kaku. Kedua, intonasi dapat
mempengaruhi daya persuasi pidato. Dengan penggunaan intonasi
yang tepat pembawa pidato dapat membujuk, mempengaruhi atau
meyakinkan pendengarnya. Oleh karena itu daya tarik pidato juga
sangat ditentukan ketetapan penggunaan intonasinya.
3. Nada adalah tinggi atau rendahnya suara ketika berpidato. Kualitas
nada biasanya ditentukan oleh cepat atau lambatnya pita suara
bergetar, jika pita suara bergetar cepat maka nada yang dihasilkan
akan tinggi, tetapi jika pita suara bergetar lambat, nada yang
dihasilkan adalah rendah. Dalam proses berpidato nada mempunyai
fungsi yang cukup penting, walaupun dalam bahasa Indonesia nada
tidak bersifat distingtif, tatapi penggunaannya dapat mempengaruhi
daya tarik dan efektifitas pidato. Untuk itu penggunaan nada
tertentu dalam pidato tidak bisa sewenang- wenang,
penggunaannya didasari oleh kesadaran akan fungsinya di dalam
mengefektifkan proses penyampaian dan pemahaman pidato.
Pidato yang efektif biasanya menggunakan nada yang
bervariasi.Variasi nada ini sejalan dengan beragam kalimat yang
digunakan dalam pidato itu, ketika isi pidato mengajak seseorang
untuk bangkit dari keterpurukan, maka nada tinggi lebih tepat
untuk digunakan. Namun manakala beralih kepada duka cita, maka
nada tinggi bukanlah pilihan yang tepat. Dengan kata lain
penggunaan nada yang tinggi atau rendah sangat ditentukan oleh
isi kalimat yang dituturkan serta harus sesuai dengan keadaan.
11
4. Sikap merupakan unsur non bahasa, tetapi sangat mempengaruhi
efektifitas pidato, sikap merupakan suatu bentuk evaluasi atau
reaksi seseorang terhadap diri dan lingkungannya. Berikut ini
beberapa bentuk sikap yang baik dilakukan pada saat berpidato :
a. Sopan
b. Menghargai pendengar dan menciptakan rasa bersahabat.
c. Pandangan harus tertuju kepada seluruh pendengar.
d. Hindarkan gerakan yang dapat mengganggu konsentrasi pendengar.
e. Ciptakan rasa humor yang sehat.
f. Gunakan mimik dan gerakan tubuh secara wajar.
Para Undangan,
12
Pada saat ini kita berada dalam keadaan yang membahagiakan kita semua. Oleh
karena itu, marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Mahaesa karena kita dapat
berkumpul di sini pada pagi yang cerah ini dalam keadaan sehat dan selamat.
13
kita ketahui bahwa murid sekolah dasar memiliki kepekaan dan keterbukaan
mempelajari sesuatu yang baru. Dengan demikian, pengajaran bahasa indonesia
yang diperbaiki pada tingkat pendidikan dasar dapat diharapkan memperoleh
manfaat dari kepekaan dan keterbukaan murid sekolah dasar itu. Sebaliknya,
usaha memperbaiki bahasa indonesia di kalangan masyarakat dewasa selalu penuh
dengan tantangan karena memperbaiki kebiasaan perilaku orang dewasa jauh
lebih sukar daripada menumbuhkan kebiasaan baru pada anak sekolah dasar. Dari
segi didaktik metodik dan strategi, kita ketahui bahwa pengajaran bahasa tidak
merupakan tanggung jawab guru bahasa saja, tetapi juga merupakan tanggung
jawab semua guru, apapun mata pelajaran atau mata kuliah yang diasuhnya.
Dalam kenyataannya, pendirian ini sukar diterapkan pada tingkat pendidikan
menengah dan pendidikan tinggi karena masing-masing mata pelajaran yang ada
di asuh oleh guru yang berlainan dan, sebagai akibatnya, memilih kepentingan
yang tidak sama. Pada tingkat sekolah dasar strategi itu dapat diterapkan hampir
seluruhnya karena di sekolah dasar digunakan sistem guru kelas. Oleh karena itu,
guru yang sama kita harapkan membina pengajaran bahasa indonesia di samping
menyajikan bahan mata pelajaran lain dengan menggunakan bahasa indonesia
sebagai sarananya.
Dari segi politik, kita lihat bahwa semua propinsi memiliki lembaga
pendidikan tinggi. Cita-cita bahwa sekolah menengah diadakan sampai tingkat
kecamatan belum terdapat di seluruh indonesia. Akan tetapi, sekolah dasar kita
jumpai hampir di segenap pelosok tanah air kita ini. Oleh karena itu, pemilihan
sekolah dasar sebagai bidang tumpuan pertama dalam memecahkan lingkaran
setan itu dapat diharapkan mencapai warga masyarakat yang jauh lebih banyak
dan lapisan masyarakat yang jauh lebih luas sehingga pemerataan kependidikan
dan pelaksanaan wajib belajar dapat diharapkan terlaksana sesuai dengan cita-cita
kita.
Di dalam pelaksanaan pengajaran, kita ketahui bahwa ada sebuah jaringan
faktor yang menentukan keberhasilan pengajaran itu. Faktor-faktor ini mencakup
faktor guru, murid, suasana dan besarnya kelas, tempat sekolah, keikutsertaan
orang tua, keikutsertaan masyarakat, dana, dan bahan pengajaran.faktor-faktor ini
14
tidak dapat di pisah-pisahkan. Namun, kita juga harus memutuskan lingkaran
faktor yang tidak dapat dipisah-pisahkan itu dengan memulai peningkatan mutu
pengajaran bahasa itu dari satu segi atau satu faktor. Seminar ini diadakan dengan
pendirian bahwa kita dapat memulainya dengan mempersoalkan bahan yang
diajarkan itu karena guru yang bekerja di lapangan tidak dapat melepaskan diri
dari kewajiban mengajarkan bahan itu. Masalah yang akan kita perkatakan dalam
seminar ini adalah masalah bahan, bukan masalah metedologi pengajaran karena
metedologi pengajaran dapat disesuaikan pleh guru sesuai dengan
pengalamannya.
Dalam hubungan dengan bahan pengajaran itu, keprofesionalan guru perlu
kita tingkatkan. Guru harus mampu memilih bahan pengajarannya dari sejumlah
bahan yang tersedia, baik melalui program Pemerintah maupun melalui pasaran
bebas. Bahan yang dipilih itu harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat
disajikan sebagai bahan terpadu. Di samping itu, guru harus pula mampu menilai
bahan yang ada itu. Oleh karena itu, kemampaun guru dalam hal ini perlu kita
dorong dan perlu kita tingkatkan dengan mengemukakan dasar-dasar kebijakan
pemilihan, penyusunan, dan penilaian bahan pengajaran di samping dasar-dasar
teknis pemilihan, penyusunan, dan penilaian bahan pengajaran. Titik berat
bahasan seminar ini adalah bahasan mengenai dasar teknis pemilihan,
penyusunan, dan penilaian bahan pengajaran.
Seminar ini diadakan dengan harapan mudah-mudahan apa yang kita
hasilkan dalam seminar ini bermanfaat bagi guru yang bertugas di lapangan,
kepala sekolah, yang mengatur dan mengawasi pekerjaan guru, serta pejabat
kependidikan baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat daerah. Selain itu,
seminar ini diharapkan bermanfaat pula bagi lembaga-lembaga pendidikan,
terutama lembaga pendidikan guru, untuk lembaga pendidikan dasar, baik formal
maupun nonformal. Dalam kaitan dengan lembaga pendidikan tinggi, khususnya
FKIP dan IKIP, seminar ini diharapkan bermanfaat sebagai sumber motivasi
penelitian lebih lanjut.
Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan hadirin yang saya hormati,
15
Mudah-mudahan dalam seminar ini terjadi sesuatu yang segar, yang tidak
mengulangi apa yang sudah kita kemukakan dalam pertemuan-pertemuan yang
lalu, sehingga para guru kita benar-benar dapat mencobakan teknik pemilihan,
penyusunan, dan penilaian bahan pengajaran di dalam pelaksanaannya. Mudah-
mudahan usaha kita ini diberkahi oleh Tuhan Yang Mahaesa.
Amran Halim
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
16
Setelah penulis menyelesaikan pembahasan tentang “Pidato”, maka
penulis dapat mengambil kesimpulan :
- Pidato merupakan suatu teknik berbicara secara sistematis yang
digunakan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain baik dengan naskah atau
tanpa naskah. Adapun tujuan dalam berpidato ialah untuk memberi pemahaman
dan informasi kepada orang lain, serta fungsinya untuk mempermudah
komunikasi. Dalam praktiknya pidato disampaikan oleh seseorang pimpinan pada
khalayak ramai. Dalam berpidato ada tata caranya mulai diawali dengan
pembukaan, penyampaian isi dan penutup serta bagaimana kita bersikap dan
berbicara yang baik di muka umum.
- Metode yang dapat kita gunakan untuk berpidato diantaranya Impromptu
(serta merta), Menghapal, Naskah dan Ekstemporan.
- Ada 4 metode dalam pidato, diantara ke 4 metode itu memiliki kelebihan
dan kekurangannya masing-masing.
- Ada 5 hal yang harus ada dalam naskah pidato antara lain, Salam atau
sapaan pembuka, Pembuka pidato, Isi pidato, penutup pidato, dan salam penutup.
3.2 Saran
Setiap mahasiswa seharusnya bisa memahami pemahaman tentang pidato
dengan baik. Karena penerapan ilmu berpidato sangat berguna dalam mengasah
kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi.
Setelah mempelajari dan memahami makalah ini, diharapkan mahasiswa
dapat mengetahui cara berpidato yang baik dan dapat mengembangkan
kemampuan berpidato.
DAFTAR PUSTAKA
17
Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga.
18