Anda di halaman 1dari 18

PIDATO

Makalah ini dibuat dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah


Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu :
Edi Suryadi, M.Pd

Oleh :
Novita Lestari 061530330963

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2016

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat perlindungan-nya makalah ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan. Makalah ini diajukan sebagai salah satu syarat tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan disana-
sini. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun guna memperbaiki
makalah ini sangat penulis nantikan. Semoga yang penulis kupas pada makalah ini
dapat bermanfaat.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih atas segala perhatian dan
bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung yang
turut berperan dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat
untuk kita semua.

Palembang, Januari 2016

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 3
2.1 Pengertian Pidato.................................................................................. 3
2.2 Tujuan Berpidato.................................................................................. 3
2.3 Jenis-jenis Pidato.................................................................................. 3
2.4 Metode-metode Dalam Berpidato........................................................ 4
2.5 Kriteria Berpidato Yang Baik............................................................... 6
2.6 Sistematika Berpidato........................................................................... 7
2.7 Teknik Berpidato Yang Efektif............................................................ 7
2.8 Contoh Pidato....................................................................................... 9
BAB III PENUTUP.............................................................................................10
3.1 Kesimpulan...........................................................................................10
3.2 Saran.....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu ragam berbicara yang sering digunakan dalam
penataran, peringatan, seminar dari dulu sampai sekarang adalah pidato.
Pidato merupakan suatu hal yang sangat penting, baik waktu sekarang
maupun pada waktu yang akan datang, karena pidato merupakan
penyampaian dan penanaman pikiran, informasi, atau gagasan pembicara
kepada khalayak ramai.
Peranan pidato dalam menyampaikan ide atau informasi secara
lisan pada kelompok massa merupakan aktivitas yang sangat penting,baik
masa lalu maupun masa yang akan datang. Seorang yang sudah mahir
berbicara di depan umum akan dengan mudah menguasai massa dan
menawarkan ide-idenya agar dapat diterima orang lain.
Agar dapat berpidato dengan baik, ada beberapa faktor atau kriteria
yang harus diperhatikan seperti :
1. Mempunyai tekad dan keyakinan bahwa pembicara mampu
meyakinkan orang lain.
2. Memiliki pengetahuan yang luas sehingga pembicara dapat
menguasai materi dengan baik.
3. Memiliki kata-kata yang cukup sehingga pembicara mampu
mengungkapkan pidato dengan lancar dan meyakinkan
pendengar.
4. Melakukan latihan yang intensif. Tinjauan Pustaka (Maidar
Karomani, 2011:12)

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan beberapa masalah
yang dapat dibahas pada makalah ini adalah bagaimana sistematika pidato.

4
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui sistematika
berpidato.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pidato


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (kbbi) (dikutip Lussy Chandra,
2013) “pidato didefinisikan sebagai (1) Pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-
kata yang ditunjukan kepada orang banyak (2) Wacana yang disiapkan untuk
diucapkan didepan khalayak ramai”. Sedangkan menurut Wiyanto (dikutip
Ericson Damanik, 2015:2) “Teks Pidato adalah penyampaian gagasan atau
informasi kepada orang banyak secara tertulis dengan cara-cara tertentu”.

2.2 Tujuan Berpidato


Adapun maksud atau tujuan berpidato dapat dibedakan menjadi lima,
yaitu:
1. Memotivasi : bila memberikan semangat atau dorongan moral
kepada pendengar.
2. Meyakinkan : bila meyakinkan pendapat pendengar dengan
argumen-argumen.
3. Melakukan tindakan : bila mengajak pendengar untuk melakukan
sesuatu.
4. Menginformasikan : bila menyampaikan sesuatu atau menambah
pengetahuan pendengar.
5. Menghibur : bila memberikan hiburan para pendengar.

2.3 Jenis-Jenis Pidato


Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi :
a. Pidato Pembukaan adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembawa acara
atau mc.
b. Pidato Pengarahan adalah pidato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
c. Pidato Sambutan yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara

6
kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan
waktu yang terbatas secara bergantian.
d. Pidato Peresmian adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh
untuk meresmikan sesuatu.
e. Pidato Laporan yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau
kegiatan.

2.4 Metode-Metode Dalam Berpidato


Menurut ada tidaknya persiapan sesuai dengan cara yang dilakukan waktu
persiapan ada empat macam pidato, antara lain:
1.  Metode Impromptu (serta merta)
Yaitu membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya mengandalkan
pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak terduga dan
banyak menggunakan teknik serta merta. Metode impromptu yaitu metode
penyajian berdasarkan kebutuhan sementara. Berhasil tidaknya pidato ini
ditentukan oleh kebiasaan dan kemahirannya dalam berpidato. Orang yang sudah
terbiasa dan mahir dalam berpidato tidak akan mengalami kesulitan. Sebaliknya,
orang yang tidak/belum terbiasa dan belum mahir, dia akan mengalami kesulitan.
Adapun keuntungan dan kerugian dalam mengunakan metode impromptu
pada saat pidato yaitu :
a. Keuntungan :
1) Lebih mengungkapkan perasaan pembicara
2) Gagasan datang secara spontan
3) Memungkinkan Anda terus berpikir

b. Kerugian :
1) Menimbulkan kesimpulan yang mentah
2) Mengakibatkan penyampaian tidak lancar
3) Gagasan yang disampaikan tidak sesuai dengan topik
4) Demam panggung

7
2. Metode   Ekstemporan 
Yaitu teknik berpidato dengan menjabarkan materi pidato yang terpola secara
lengkap. Metode pidato ini didasarkan pada konsep naskah tanpa harus menghapal
kata-kata atau kalimat-kalimat pidato. Pada metode ini, pembicara membuat
catatan-catatan penting tentang materi yang akan diutarakan dalam pidato.
Pembicara bebas berbicara dan bebas memilih kata-kata. Catatan-catatan tersebut
hanya digunakan untuk mengingat urutan-urutan materi atau ide-ide yang
dikemukakan dalam pidatonya.
a. Keuntungan menggunakan metode ekstemporan :
1) komunikasi pembicara dengan pendengar lebih baik
2) pesan dapat fleksibel

b. Kerugian menggunakan metode ekstemporan :


1) kemungkinan menyimpang dari garis besar
2) kefasihan terhambat karena kesukaran memilih kata-kata

3. Metode Menghapal
Yaitu metode pidato dengan menghapal naskah atau teks pidato. Sebelum
melakukan pidato, pembicara terlebih dahulu menyusun teks atau naskah pidato
kemudian menghapalnya. Pidato semacam ini mempunyai kelemahan yakni bila
ada satu atau dua kata yang terlewati atau lupa, hapalan lainnya akan berantakan.
Meskipun hapalan itu berhasil dengan baik dan tidak ada kata yang terlewati atau
lupa, pidato tersebut tetap mempunyai kelemahan, yakni akan terasa monoton dan
menjemukan sebab pembicara akan cenderung cepat-cepat dengan mengeluarkan
kata-kata tanpa menghayati maknanya.

4. Metode Naskah
Yaitu metode pidato dengan menggunakan naskah atau tulisan. Dalam
berpidato, pembicara membaca naskah. Pidato semacam ini mempunyai
kelemahan yakni

8
1. Orang yang berpidato lebih tampak terpaku pada naskah sehingga
tidak ada reaksi antara orang yang berpidato dengan para
pendengarnya
2. Orang yang berpidato sering mengabaikan lafal, intonasi, jeda, tempo,
dinamika, ekspresi, gerak-gerik yang mendukung penyampaian pidato
sehingga pidato terasa monoton
3. Pembicara cenderung menciptakan tirai antara dia dan
pendengarnya,mata tak bebas menatap pendengarnya,dan cenderung
sulit untuk memberi tekanan yang tepat terhadap kalimat tertentu yang
penting. Kelemahan ini bisa diperkecil dengan latihan latihan yang
teratur. Dan adapun kelebihan metode naskah :
a. Kefasihan dalam berbicara dapat dicapai.
b. Pernyataan yang disampaikan dapat dihemat.
c. Kata-kata yang digunakan dapat dipilih dengan sebaik-baiknya.

2.5 Kriteria Berpidato Yang Baik


.        Menurut Gorys Keraf (dikutip oleh Whinda J. Bata,2014) ada sembilan
langkah yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan pidato yang baik,
diantaranya :
1) Menentukan topik dan tujuan.
2) Menganalisis pendengar dan situasi.
3) Memilih dan menyimpitkan topik.
4) Mengumpulkan bahan.
5) Membuat kerangka uraian.
6) Menguraikan secara mendetail.
7) Melatih dengan suara nyaring.
8) isinya sesuai dengan kegiatan yang sedang berlangsung, menggugah dan
bermanfaat bagi pendengar dan tidak menimbulkan pertentangan saran
9) bahasa yang digunakan mudah dipahami pendengarnya, dan disampaikan
secara santun, rendah hati.

9
2.6 Sistematika Berpidato
Secara garis besar sistematika berpidato adalah :
1) Mengucapkan salam pembuka dan menyapa hadirin
2) Menyampaikan pendahuluan yang biasanya dilahirkan dalam ucapan
terima kasih, atau ungkapan kegembiraan atau rasa syukur;
3) Menyampaikan isi pidato yang diucapkan dengan jelas dengan
menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar dan dengan gaya
bahasa yang menarik
4) Menyampaikan kesimpulan dari isi pidato supaya mudah diingat oleh
pendengar
5) Menyampaikan harapan yang berisi anjuran atau ajakan kepada
pendengar untuk melaksanakan isi pidato
6) Menyampaikan salam penutup.

2.7 Teknik Berpidato Yang Efektif


Pidato dapat disampaikan dalam dua cara, yakni pidato tanpa teks dan
pidato dengan membacakan teks. Pidato tanpa teks disebut juga dengan pidato
ekstemporan. Pidato ini dilakukan dengan cara menuliskan pokok-pokok
pikirannya. Kemudian ia menyampaikannya dengan kata-katanya sendiri. Ia
menggunakan catatan itu untuk mengingatkannya tentang urutan dan ide-ide
penting yang hendak disampaikan, metode ekstemporan dianggap paling baik,
karena itu pidato Inilah yang sering digunakan oleh banyak pembicara. Pidato
dengan membacakan teks disebut juga pidato naskah. Dalam hal ini juru pidato
membacakan pidato yang telah dipersiapkannya terlebih dahulu. Pidato dengan
membacakan teks, akan terkesan kaku apabila kita tidak pandai-pandai dalam
menyampaikannya. Apalagi bila kegiatan tersebut tanpa disertai dengan ekspresi,
intonasi suara,dan kesiapan mental yang memadai, pidato yang kita sampaikan
betul-betul tidak menarik. Efektivitas pidato dipengaruhi oleh beberapa hal, di
antaranya pelafalan, intonasi, nada, dan sikap berpidato.
1. Lafal adalah ucapan bunyi-bunyi bahasa. Setiap bahasa cenderung
mempunyai karakteristik bunyi tertentu, oleh karena itu ketika

10
berpidato dalam bahasa Indonesia pembicara harus menggunakan
lafal baku yang dimiliki oleh bahasa Indonesia.
2. Intonasi mempunyai dua fungsi pokok: Pertama, intonasi
menentukan makna kalimat yang kita ucapkan, dengan intonasi
yang berbeda, klausa sama dapat menjadi kalimat berita, tanya,
atau perintah hanya karena perbedaan intonasi kalimat. Berdiri
dengan rileks, jangan tegang atau kaku. Kedua, intonasi dapat
mempengaruhi daya persuasi pidato. Dengan penggunaan intonasi
yang tepat pembawa pidato dapat membujuk, mempengaruhi atau
meyakinkan pendengarnya. Oleh karena itu daya tarik pidato juga
sangat ditentukan ketetapan penggunaan intonasinya.
3. Nada adalah tinggi atau rendahnya suara ketika berpidato. Kualitas
nada biasanya ditentukan oleh cepat atau lambatnya pita suara
bergetar, jika pita suara bergetar cepat maka nada yang dihasilkan
akan tinggi, tetapi jika pita suara bergetar lambat, nada yang
dihasilkan adalah rendah. Dalam proses berpidato nada mempunyai
fungsi yang cukup penting, walaupun dalam bahasa Indonesia nada
tidak bersifat distingtif, tatapi penggunaannya dapat mempengaruhi
daya tarik dan efektifitas pidato. Untuk itu penggunaan nada
tertentu dalam pidato tidak bisa sewenang- wenang,
penggunaannya didasari oleh kesadaran akan fungsinya di dalam
mengefektifkan proses penyampaian dan pemahaman pidato.
Pidato yang efektif biasanya menggunakan nada yang
bervariasi.Variasi nada ini sejalan dengan beragam kalimat yang
digunakan dalam pidato itu, ketika isi pidato mengajak seseorang
untuk bangkit dari keterpurukan, maka nada tinggi lebih tepat
untuk digunakan. Namun manakala beralih kepada duka cita, maka
nada tinggi bukanlah pilihan yang tepat. Dengan kata lain
penggunaan nada yang tinggi atau rendah sangat ditentukan oleh
isi kalimat yang dituturkan serta harus sesuai dengan keadaan.

11
4. Sikap merupakan unsur non bahasa, tetapi sangat mempengaruhi
efektifitas pidato, sikap merupakan suatu bentuk evaluasi atau
reaksi seseorang terhadap diri dan lingkungannya. Berikut ini
beberapa bentuk sikap yang baik dilakukan pada saat berpidato : 
a. Sopan
b. Menghargai pendengar dan menciptakan rasa bersahabat.
c. Pandangan harus tertuju kepada seluruh pendengar.
d. Hindarkan gerakan yang dapat mengganggu konsentrasi pendengar.
e. Ciptakan rasa humor yang sehat.
f. Gunakan mimik dan gerakan tubuh secara wajar.

2.8 Contoh Pidato


Contoh pidato sambutan pada upacara pembukaan suatu seminar

SAMBUTAN KEPALA PUSAT PEMBINAAN DAN


PENGEMBANGAN BAHASA PADA UPACARA PEMBUKAAN
SEMINAR PENULISAN BAHAN PENGAJARAN BAHASA DI
YOGYAKARTA PADA TANGGAL 30 MEI 1983

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,


Bapak Menteri Pendidikan dan kebudayaan, yang pada kesempatan ini diwakili
oleh Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda, dan Olah Raga,

Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Daerah


Istimewa Yogyakarta,

Para Undangan,

Para peserta seminar yang saya muliakan,

12
Pada saat ini kita berada dalam keadaan yang membahagiakan kita semua. Oleh
karena itu, marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Mahaesa karena kita dapat
berkumpul di sini pada pagi yang cerah ini dalam keadaan sehat dan selamat.

Hadirin yang saya muliakan,


Seminar ini diadakan bukan tanpa tujuan. Tujuan pokok seminar ini adalah
peningkatan mutu pengajaran bahasa, terutama bahasa indonesia dan bahasa
daerah, baik sebagai sarana komunikasi maupun sebagai unsur pendukung
kebudayaan kita. Yang perlu kita tingkatkan adalah pengajaran bahasa pada
semua jenis dan jenjang lembaga pendidikan, termasuk lembaga pendidikan luar
sekolah.
Mutu pengajaran bahasa indonesia perlu kita tingkatkan dan
peningkatannya itu merupakan cita-cita kita semua. Berbagai seminar dan
pertemuan profesional lain sudah banyak diadakan dengan tujuan meningkatkan
mutu pengajaran bahasa. Selama seminar kita selalu berputar-putar dalam sebuah
lingkaran setan. Kita katakan bahwa mutu pengajaran bahasa indonesia pada
tingkat pendidikan menengah dan pendidikan tinggi perlu diperbaiki karena
pengajaran bahasa indonesia pada tingkat dasar itu tidak baik. Lembaga
pendidikan dasar tentu tidak dapat menerima tudingan itu dengan menyatakan
bahwa memang pengajaran bahasa indonesia di lembaga pendidikan dasar itu
kurang baik karena mutu tamatan lembaga pendidikan guru tidak baik. Lembaga
pendidikan guru, seperti sekolah pendidikan guru (SPG) tentu tidak mau pula
menerima kesalahan ini dan mlemparkannya kepada lembaga pendidikan tinggi
karena guru yang mengajar di SPG itu adalah tamatan fakultas keguruan dan ilmu
pendidikan (FKIP) dan tamatan IKIP.
Lingkaran setan itu selalu menghantui kita. Dalam hubungan ini, mau
tidak mau kita harus memutuskan lingkaran setan itu dengan memilih salah satu
titik lingkaran setan itu sebagai titik pangkal. Seminar ini diadakan dengan
ketetapan hati memecahkan lingkaran setan itu dan memilih lembaga pendidikan
dasar sebagai titik pangkalnya. Ada alasan psikologis, ada alasan strategis, dan
ada alasan praktis yang dijadikan dasar pemilihan pangkal itu. Dari segi psikologi,

13
kita ketahui bahwa murid sekolah dasar memiliki kepekaan dan keterbukaan
mempelajari sesuatu yang baru. Dengan demikian, pengajaran bahasa indonesia
yang diperbaiki pada tingkat pendidikan dasar dapat diharapkan memperoleh
manfaat dari kepekaan dan keterbukaan murid sekolah dasar itu. Sebaliknya,
usaha memperbaiki bahasa indonesia di kalangan masyarakat dewasa selalu penuh
dengan tantangan karena memperbaiki kebiasaan perilaku orang dewasa jauh
lebih sukar daripada menumbuhkan kebiasaan baru pada anak sekolah dasar. Dari
segi didaktik metodik dan strategi, kita ketahui bahwa pengajaran bahasa tidak
merupakan tanggung jawab guru bahasa saja, tetapi juga merupakan tanggung
jawab semua guru, apapun mata pelajaran atau mata kuliah yang diasuhnya.
Dalam kenyataannya, pendirian ini sukar diterapkan pada tingkat pendidikan
menengah dan pendidikan tinggi karena masing-masing mata pelajaran yang ada
di asuh oleh guru yang berlainan dan, sebagai akibatnya, memilih kepentingan
yang tidak sama. Pada tingkat sekolah dasar strategi itu dapat diterapkan hampir
seluruhnya karena di sekolah dasar digunakan sistem guru kelas. Oleh karena itu,
guru yang sama kita harapkan membina pengajaran bahasa indonesia di samping
menyajikan bahan mata pelajaran lain dengan menggunakan bahasa indonesia
sebagai sarananya.
Dari segi politik, kita lihat bahwa semua propinsi memiliki lembaga
pendidikan tinggi. Cita-cita bahwa sekolah menengah diadakan sampai tingkat
kecamatan belum terdapat di seluruh indonesia. Akan tetapi, sekolah dasar kita
jumpai hampir di segenap pelosok tanah air kita ini. Oleh karena itu, pemilihan
sekolah dasar sebagai bidang tumpuan pertama dalam memecahkan lingkaran
setan itu dapat diharapkan mencapai warga masyarakat yang jauh lebih banyak
dan lapisan masyarakat yang jauh lebih luas sehingga pemerataan kependidikan
dan pelaksanaan wajib belajar dapat diharapkan terlaksana sesuai dengan cita-cita
kita.
Di dalam pelaksanaan pengajaran, kita ketahui bahwa ada sebuah jaringan
faktor yang menentukan keberhasilan pengajaran itu. Faktor-faktor ini mencakup
faktor guru, murid, suasana dan besarnya kelas, tempat sekolah, keikutsertaan
orang tua, keikutsertaan masyarakat, dana, dan bahan pengajaran.faktor-faktor ini

14
tidak dapat di pisah-pisahkan. Namun, kita juga harus memutuskan lingkaran
faktor yang tidak dapat dipisah-pisahkan itu dengan memulai peningkatan mutu
pengajaran bahasa itu dari satu segi atau satu faktor. Seminar ini diadakan dengan
pendirian bahwa kita dapat memulainya dengan mempersoalkan bahan yang
diajarkan itu karena guru yang bekerja di lapangan tidak dapat melepaskan diri
dari kewajiban mengajarkan bahan itu. Masalah yang akan kita perkatakan dalam
seminar ini adalah masalah bahan, bukan masalah metedologi pengajaran karena
metedologi pengajaran dapat disesuaikan pleh guru sesuai dengan
pengalamannya.
Dalam hubungan dengan bahan pengajaran itu, keprofesionalan guru perlu
kita tingkatkan. Guru harus mampu memilih bahan pengajarannya dari sejumlah
bahan yang tersedia, baik melalui program Pemerintah maupun melalui pasaran
bebas. Bahan yang dipilih itu harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat
disajikan sebagai bahan terpadu. Di samping itu, guru harus pula mampu menilai
bahan yang ada itu. Oleh karena itu, kemampaun guru dalam hal ini perlu kita
dorong dan perlu kita tingkatkan dengan mengemukakan dasar-dasar kebijakan
pemilihan, penyusunan, dan penilaian bahan pengajaran di samping dasar-dasar
teknis pemilihan, penyusunan, dan penilaian bahan pengajaran. Titik berat
bahasan seminar ini adalah bahasan mengenai dasar teknis pemilihan,
penyusunan, dan penilaian bahan pengajaran.
Seminar ini diadakan dengan harapan mudah-mudahan apa yang kita
hasilkan dalam seminar ini bermanfaat bagi guru yang bertugas di lapangan,
kepala sekolah, yang mengatur dan mengawasi pekerjaan guru, serta pejabat
kependidikan baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat daerah. Selain itu,
seminar ini diharapkan bermanfaat pula bagi lembaga-lembaga pendidikan,
terutama lembaga pendidikan guru, untuk lembaga pendidikan dasar, baik formal
maupun nonformal. Dalam kaitan dengan lembaga pendidikan tinggi, khususnya
FKIP dan IKIP, seminar ini diharapkan bermanfaat sebagai sumber motivasi
penelitian lebih lanjut.

Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan hadirin yang saya hormati,

15
Mudah-mudahan dalam seminar ini terjadi sesuatu yang segar, yang tidak
mengulangi apa yang sudah kita kemukakan dalam pertemuan-pertemuan yang
lalu, sehingga para guru kita benar-benar dapat mencobakan teknik pemilihan,
penyusunan, dan penilaian bahan pengajaran di dalam pelaksanaannya. Mudah-
mudahan usaha kita ini diberkahi oleh Tuhan Yang Mahaesa.

Bapak menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang saya muliakan,


Perkenankanlah saya sekarang memohon kesediaan bapak memberikan
kata sambutan dan pengarahan serta membuka seminar ini dengan resmi. Di
samping itu, saya mohon pula kesediaan Bapak meresmikan pameran buku bahasa
dan sastra yang akan diselenggarakan disini selama seminar ini berlangsung.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Amran Halim

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

16
Setelah penulis menyelesaikan pembahasan tentang “Pidato”, maka
penulis dapat mengambil kesimpulan :
- Pidato merupakan suatu teknik berbicara secara sistematis yang
digunakan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain baik dengan naskah atau
tanpa naskah. Adapun tujuan dalam berpidato ialah untuk memberi pemahaman
dan informasi kepada orang lain, serta fungsinya untuk mempermudah
komunikasi. Dalam praktiknya pidato disampaikan oleh seseorang pimpinan pada
khalayak ramai. Dalam berpidato ada tata caranya mulai diawali dengan
pembukaan, penyampaian isi dan penutup serta bagaimana kita bersikap dan
berbicara yang baik di muka umum.
- Metode yang dapat kita gunakan untuk berpidato diantaranya Impromptu
(serta merta), Menghapal, Naskah dan Ekstemporan.
- Ada 4 metode dalam pidato, diantara ke 4 metode itu memiliki kelebihan
dan kekurangannya masing-masing.
- Ada 5 hal yang harus ada dalam naskah pidato antara lain, Salam atau
sapaan pembuka, Pembuka pidato, Isi pidato, penutup pidato, dan salam penutup.

3.2 Saran
Setiap mahasiswa seharusnya bisa memahami pemahaman tentang pidato
dengan baik. Karena penerapan ilmu berpidato sangat berguna dalam mengasah
kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi.
Setelah mempelajari dan memahami makalah ini, diharapkan mahasiswa
dapat mengetahui cara berpidato yang baik dan dapat mengembangkan
kemampuan berpidato.

DAFTAR PUSTAKA

Arsjad, Maidar G, dan U.S, Mukti. 1998. Pembinaan Kemampuan Berbicara

17
Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga.

Chandra Lussy. 2013.”Makalah Pidato”. lussy


chandra.blogspot.co.id/2013/03/normal-0-false-us-x-none.html?m=1.
Diakses tanggal 29 Desember 2015.

Damanik Ericson.2015.”Pengertian Pengertian Dan Info”. Http:// Pengertian-


pengertian-info.blogspot.co.id/2015/09/pengertian-tujuan-dan-manfaat-
teks.html?m=1. Diakses tanggal 07 Januari 2016.
Unila.2011. “Bab II Tinjauan Pustaka”. Digilib.unila.ac.id/168/7/Bab
II.pdf. Diakses pada tanggal 28 Desember 2015.

Pista.2012. Modul Bahasa Indonesia untuk SMA/MA.Sukoharjo:Seti-Aji.


Wihanamizuki. 2014. ”Makalah Bahasa”. Http://
Wihanamizuki.blogspot.co.id/2014/12/makalah-bahasa-indonesia-
pidato.html?m=1. Diakses tanggal 28 Desember 2015.

18

Anda mungkin juga menyukai