Anda di halaman 1dari 3

PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

YANG BERORIENTASI PADA SANITASI LINGKUNGAN


DI PASAR INDUK PENAJAM

Fatatin Findi Sutanti1


1
Program Studi Magister Ilmu Lingkungan, Universitas Mulawarman
Email :

ABSTRACT

1. PENDAHULUAN
Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan upaya untuk memberdayakan masyarakat, baik di
tempat publik maupun di tempat non publik. Program ini telah dilaksanakan oleh Kementerian
Kesehatan, dengan mengevaluasi keberhasilan pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) dengan melihat tatanan rumah tangga, tatanan institusi pendidikan, tatanan tempat
kerja, tatanan tempat umum, dan tatanan fasilitas Kesehatan. Pasar sebagai salah satu tatanan
tempat umum, dimana pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli dalam
melakukan transaksi ekonomi. Berdasarkan klasifikasinya, pasar terbagi menjadi dua yaitu
pasar modern dan pasar tradisional. Pasar modern merupakan pasar yang dikelola dengan
manajemen modern dan tidak ada tawar menawar, selain itu berada di kawasan perkotaan,
sedangkan pasar tradisional adalah pasar yang dikelola oleh pemerintah maupun kerjasama
pada pihak swasta, biasanya ada proses tawar menawar dan terletak dekat kawasan
permukiman. Pada umumnya pasar tradisional memiliki karakter lokasi yang kumuh dan
kotor, menjadikan perubahan perilaku para pedagang dan pembeli saat bertransaksi. Hal ini
menimbulkan stigma buruk bagi perilaku pedagang dalam menjaga kebersihan dan
kenyamanan masih kurang baik seperti tidak menggunakan air bersih, membuang sampah
tidak pada tempatnya, membiarkan air tergenang dan kebiasaan merokok. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan di pasar Penajam, Kelurahan Penajam, kondisi pasar sangat jauh
dari kondisi pasar yang sehat, seperti pada kondisi sanitasi yang tidak mengalir, pembuangan
air limbah kotor yang terhambat, kondisi sanitasi yang tergenang oleh air dapat mengakibatkan
penyakit dan sebagian kondisi kamar mandi tidak layak. Dari data survey, bahwa pasar
Penajam memiliki jumlah kios kering sebanyak 188 buah, los kering 84 buah dan los basah
sebanyak 400 buah, dengan jumlah pedagang kering sebanyak 135 orang, pedagang basah

1
sebanyak120 orang, dan pedagang sayur 112 orang. Selain itu, belum adanya penyuluhan
tentang perilaku hidup bersih dan sehat bagi pedagang, pembeli maupu pengelola pasar.

Kondisi pasar yang tidak sehat dengan didukung oleh kondisi sanitasi, akan sangat
mempengaruhi pedagang dalam berinteraksi berjualan, dimana kondisi tersebut tidak dapat
dipisahkan antara satu dengan yang lain, mulai dari kebersihan dan sanitasi merupakan usaha
Kesehatan masyarakat bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit pada manusia. Sanitasi
yang buruk memungkinkan berbagai penyakit menular terus menyebar. Diantara penyakit
manusia yang disebabkan oleh parasit schistosomiasis menempati penyakit kedua setelah
malaria. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui
dan menganalisis penerapan dan tingkat pengetahuan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
oleh pedagang, pembeli, dan pengelola pasar di lingkungan pasar induk Penajam.

2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada bulan oktober hingga bulan desember 2019, yang berada di
lokasi pasar induk Penajam, terletak di Jalan Provinsi Kilometer 4 Kelurahan Nenang,
Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam. Mengenai jenis penelitian yang digunakan adalah
lapangan (field research), yaitu penelitian yang langsung berhubungan dengan obyek diteliti.
Sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data secara langsung diperoleh dari sumber data di lokasi penelitian berupa
observasi dan kuesioner. Selain itu, perlunya penentuan informan sebagai responden penelitian
yang akan diteliti meliputi para pedagang, pembeli dan pengelola pasar. Dengan jumlah
informan yakni jumlah pedagang sebanyak 35 orang, pengunjung dengan jumlah 30 orang dan
pegawai pengelola pasar berjumlah 10 orang. Untuk data sekunder diperoleh dari kantor Dinas
Kesehatan, UPT Pasar Induk Penajam, dan Dinas KUKMPERINDAG Kabupaten Penajam
Paser Utara. Penggunaan metode analisis yang digunakan adalah analisis data kualitatif
digunakan secara interaktif dan langsung secara terus menerus, dan datanya sampai tuntas.
Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan data conclusion drawing /
verivication.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Kabupaten Penajam Paser Utara terletak 117 km di barat daya ibukota Provinsi
Kalimantan Timur, Samarinda. Letaknya berbatasan dengan kota Balikpapan yang dipisahkan
oleh Teluk Balikpapan dan merupakan wilayah yang strategis sebagai pintu masuk Kalimantan
Timur dari arah selatan yang dilalui jalan Negara menghubungkan Provinsi Kalimantan Timur,
Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Pasar Induk Penajam merupakan salah satu pusat
perekonomian yang strategis berada di ibukota Kabupaten Penajam Paser Utara yaitu di
Kecamatan Penajam Kelurahan Nenang. Pembangunan Pasar Induk Penajam menggunakan
dana Bantuan Keuangan Provinsi Kalimantan Timur dimulai pada tahun 2012 yang awalnya
untuk merelokasi pedagang pasar lama penajam yang tidak representatif. Berdasaran data dari
pengelola Pasar Induk Penajam di ketahui bahwa jumlah kios kering sebanyak 188 buah, los
kering 84 buah dan los basah sebanyak 400 buah. Jumlah pedagang kering sebanyak 135
orang, pedagang basah sebanyak 120 orang, dan pedagang sayur 112 orang. Area Pasar Induk
Penajam terletak di Kelurahan Nenang kilometer 3,5 dari arah Penajam menuju Kabupaten
Paser dengan luas lahan 5,1 Ha dan Luas Bangunan 1,5 Ha. Bangunan Pasar Induk Penajam
terdiri dari dua bagian yaitu:
a. Pasar Kering memiliki luas 4.200 m2, dengan jumlah kios 188 buah, dan;
b. Pasar Basah memiliki luas 4.000 m2, dengan jumlah los 484 buah.

2
Pembangunan Pasar Induk Penajam dilengkapi dengan satu buah kantor Unit Pelaksana Teknis
Pasar Induk Penajam, Musholla, WC Umum, Rumah Genset Air dan Listrik, Tempat
Pembuangan Sampah sementara. Pasar Induk Penajam mulai beroperasi sejak diresmikan
Bupati Penajam Paser Utara Drs. H. yusran Aspar, MSi pada tanggal 14 Oktober 2014.

Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil survey dengan menggunakan kuesioner yang telah dilaksanakan ternyata
responden terbanyak adalah pada kelompok umur tertinggi yaitu 31-40 tahun sebesar 48 %,
diikuti kelompok umur 20-30 tahun sebesar 21,33 %, kelompok umur 41-50 tahun sebanyak
16 %, kelompok umur 51-60 tahun sebesar 9,3 % dan yang terkecil pada seluruh kelompok
umur tersebut adalah kelompok umur 61-70 tahun sebesar 5,4 %. Berikut gambar 1. Grafik
jumlah responden berdasarkan umur pada Penerapan PHBS.

Anda mungkin juga menyukai