Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PENERAPAN KESELAMATAN KERJA

DALAM UPAYA PENGENDALIAN KECELAKAAN KERJA


DI PT. BUDI DWIYASA PERKASA

Farah Alhamid1) Prayogo2)


1)
Dosen Jurusan Teknik Industri Universitas Tulang Bawang Lampung
2)
Mahasiswa Jurusan Teknik Industri Universitas Tulang Bawang Lampung
Email.jangan_hack_yah@yahoo.com / yugo_doang@yahoo.com

ABSTRACT

In conducting activities, many found workers who did not use personal protective equipment,
do not pay attention to safety in work and work done like without procedure. PT. Budi
Dwiyasa Perkasais a plantation company palm oil. Based on accident data obtained work,
there are 14 case of accident in April until June 2016 in PT. Budi Dwiyasa Perkasa. A major
factor cause of the accident is unsafe actions and unsafe conditions. Hazard analysis needs to
be done in order to prevent the accident of work.
Hazard identification done with using the risk assessment method. This analysis of the
technique used to determine the level of the risk of a job is a combination of between the
possibility of the harms caused by the severity of the caused. The result of hazard
identification with this method is used in a kind of work to have a high risk level and need to
address special in order to prevent the accident.

penyakit akibat kerja dapat diakibatkan


oleh kesalahan dalam penggunaan
I. PENDAHULUAN peralatan, pemahaman dan keterampilan
1.1 Latar Belakang tenaga kerja yang kurang memadai.
PT. Budi Dwiyasa Perkasa
Memasuki dunia industri yang
merupakan perusahaan yang bergerak
semakin modern akan diikuti oleh
dibidang perkebunan kelapa sawit yang
penerapan teknologi tinggi, penggunaan
berlokasi di Way Serdang Kabupaten
bahan dan peralatan makin kompleks dan
Mesuji Provinsi Lampung.Luas area
rumit, tenaga kerja yang semakin ahli dan
perkebunan PT. Budi Dwiyasa Perkasa
terampil. Namun tidak selamanya
lebih dari 5.000 hektare. Aktivitas
penerapan teknilogi tinggi dan penggunaan
pekerjaan yang dilakukan di perusahaan ini
bahan yang beraneka ragam dalam suatu
adalah perawatan dan pemanenan.
industri diikuti dengan selaras oleh
Kegiatan perawatan antara lain
keterampilan tenaga kerja yang
pemupukan, pembersihan tumbuhan liar di
mengoperasikan peralatan dan
sekitar pohon kelapa sawit dan
menggunakan bahan dalam proses industri
pembersihan pelepah kelapa sawit yang
tersebut. Suatu kemungkinan bahaya yang
sudah kering. Sedangkan kegiatan
besar berupa kecelakaan, peledakan,
pemanenan adalah memetik buah sawit
kebakaran, pencemaran lingkungan dan
dengan menggunakan alat bantu atau

1
sering disebut “dodos”. Dalam melakukan menggunakan sarung tangan dan helm
aktivitas, banyak didapati pekerja yang pada saat memetik buah sawit.
tidak menggunakan alat pelindung diri, Aktivitas tersebut berlangsung
tidak memperhatikan keselamatan dalam berulang-ulang dan sudah menjadi budaya
bekerja, dan pekerjaan yang dilakukan dalam bekerja.Tidak sedikit kecelakaan
seperti tanpa prosedur standar. yang terjadi, mulai dari tersayat pelepah
Dalam melakukan penyemprotan sawit sampai dengan tertimpa tandan buah
insektisida, pekerja tidak menggunakan sawit.Sampai dengan semester satu tahun
sarung tangan dan masker.Kegiatan 2016, angka kecelakaan kerja hampir
penyemprotan tanpa menggunakan alat mencapai angka 50 kasus. Untuk
pelindung diri sangat berisiko terhadap memperbaiki kondisi tersebut, perlu
kesehatan.Pekerja dapat terpapar dilakukan sosialisasi dan pemahaman akan
insektisida yang disemprotkan.Sama pentingnya bekerja aman dan selamat.
halnya kegiatan yang dilakukan pada saat Analisis keselamatan kerja perlu dilakukan
pemanenan buah sawit.Pekerja tidak di tempat kerja.Hasil analisis tersebut
dapat digunakan untuk menghilangkan dan
mencegah bahaya di area kerja.Dalam hal
Sebab
No Nama Umur Keparahan Kerugian
Kecelakaan
ini, penulis mencoba untuk melakukan
1 Saim 38 Luka pada 8 hari Kejatuhan analisis keselamatan kerja pada PT. Budi
in lengan kiri egrek saat Dwiyasa Perkasa dalam upaya pencegahan
bagian melakukan
bawah kegiatan kecelakaan kerja.
(STMB) pemangkasan Tabel 1. Data Kecelakaan Kerja Bulan April – Juni
2 Saud 28 Luka pada - Tersayat mata 2016 PT. BDP
i kuku (CR) egrek saat
diasah Keterangan :
3 Syari 25 Luka pada - Kejatuhan
pudi tangan pelepah saat
STMB = Sementara Tidak Mampu Bekerja
n (CR) panen CR = Cidera Ringan
4 Pung 52 Luka pada - Kaki
ut jempol kaki menyandung
Egrek = alat pemanen sawit untuk pohon
(CR) pelepah yang sudah tinggi (>3m)
5 Unan 36 Luka pada - Kejatuhan
g tangan pelepah saat
Dodos = alat pemanen sawit untuk pohon
Rus (CR) panen yang rendah (<3m)
mana
6 Suna 43 Luka pada - Kejatuhan
rto bahu (CR) pelepah saat 1.2 Perumusan Masalah
melakukan
kegiatan Berdasarlan uraian latar belakang
pemangkasan di atas, dapat diidentifikasikan masalah
7 Juard 50 Luka pada - Mata
i mata (CR) kejatuhan bahwa apakah analisis potensi bahaya
kotoran kerja harus dilakukan guna mencegah
pelepah sawit
8 Wari 32 Luka pada 3 hari Kejatuhan terjadinya kecelakaan di PT. Budi Dwiyasa
s muka/waja pelepah saat Perkasa.
Iraw h (STMB) panen
an
9 Edi 22 Luka pada 2 hari Tersayat besi 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Muly kaki plat titian
ono (STMB) kanal saat a. Tujuan Penelitian
panen
10 Ulul 31 Luka pada 10 hari Terkena Tujuan dilakukannya penelitian ini
Amri kaki serpihan adalah untuk menentukan identifikasi
(STMB) kerikil saat
memotong bahaya di tempat kerja dan
rumput menghilangkan bahaya potensial
dengan mesin
11 Wina 32 Luka pada 2 hari Lengan
tersebut guna mencegah terjadinya
rto lengan tertusuk duri kecelakaan kerja.
(STMB) pelepah sawit
12 Eko 40 Luka pada 3 hari Tersayat sabit
b. Manfaat Penelitian
Purw tangan kiri saat babat
anto (STMB) rumput
13 Juwa 23 Luka pada 2 hari Jatuh dari
ri lutut kiri motor saat 2
(STMB) berangkat
kerja
14 Kirsa 47 Luka pada - Kejatuhan
n tangan pelepah sawit
(STMB)
Manfaat dari penelitian ini adalah bantuan orang lain. Disamping luka fisik
menurunkan jumlah kecelakaan kerja atau jasmani, korban juga akan mengalami
dan meningkatkan produktivitas luka rohani atau mental, seperti tidak
pekerja di PT. Budi Dwiyasa Perkasa. berani malakukan kembali pekerjaannya
semula.
II. LANDASAN TEORI Suatu kecelakaan tidak terjadi
dengan sendirinya atau terjadi begitu saja,
2.1 Pengertian Kecelakaan Kerja
karena kecelakaan selalu ada
Pengertian kecelakaan kerja sebabnya.Faktor penyebab kecelakaan
berdasarkan Frank Bird Jr adalah kejadian pada umumnya tidak hanya satu faktor,
yang tidak diinginkan yang terjadi dan tetapi merupakan rangkaian beberapa
menyebabkan kerugian pada manusia dan faktor yang saling berhubungan antara satu
harta benda. faktor dengan faktor yang lainnya, karena
Berdasarkan McCormick Jr (1985) suatu kecelakaan merupakan hasil dari
kecelakaan adalah suatu kejadian atau beberapa faktor yang saling berhubungan
peristiwa tidak terduga atau bertentangan atau terdiri dari deretan faktor.Hal tersebut
dengan yang diharapkan pada suatu dikenal dengan teori domino.
aktivitas proses produksi.
Karena kecelakaan merupakan suatu
2.2 Penyebab Kecelakaan Kerja hal merugikan, maka selalu diupayakan
untuk dilakukan pencegahan.Pencegahan
Pada awalnya Heinrich dalam teori kecelakaan yang dilakukan sebelum
dominonya mengemukakan bahwa terjadinya kecelakaan disebut sebagai
penyebab kecelakaan didasarkan atas upaya prospektif, dan upaya pencegahan
kesalahan manusia sebanyak 88% kasus yang dilakukansetelah terjadi kecelakaan
kecelakaan disebabkan perbuatan tidak disebut sebagai upaya retrospektif, yaitu
aman, 10% disebabkan oleh kondisi tidak dilakukan melalui analisis kecelakaan
aman,dan 2% merupakan takdir dari untuk dapat menemukan faktor
Tuhan. penyebabnya.Dengan menemukan faktor
penyebabnya maka dapat dilakukan
pencegahan secara tepat agar kecelakaan
2.3 Dampak Kecelakaan Kerja serupa tidak terulang kembali.
Terjadinya kecelakaan dapat
menimbulkan kerugian berupa cedera atau 3.1 Metode Penelitian
kematian pada pekerja, harta benda, 3.2.1 Penelitian Kepustakaan
kerusakan lingkungandan proses.Kerugian
dapat menimpa diri pekerja dan keluarga, Adalah penelitian dengan melihat
perusahaan, masyarakat, dan pemerintah dan mempelajari literature yang berkaitan
(Imam Khasani, 1991). dengan penelitian ini sebagai referensi
penunjang untuk memperkuat alasan-
Kerugian akibat suatu kecelakaan alasan yang dikemukakan dalam landasan
dapat berupa kerugian moril, yaitu teori dan lebih meyakinkan karena
penderitaan bagi si korban ataupun didukung oleh pendapat para ahli yang
keluarganya, Korban sendiri disamping berkompeten.
mengalami kesakitan apabila
mengakibatkan luka, juga akan mengalami 3.2.2 Penelitian Kualitatif.
tekanan mental selama dirawat karena Penelitian kualitatif mengutamakan
merasa dirinya tidak berguna atau tidak makna.Makna yang diungkap berkisar
mampu berbuat sesuatu dan memerlukan pada persepsi orang mengenai suatu

3
peristiwa.Misalnya penelitian tentang Moderate Risk =Risiko Sedang
peran ahli K3 dalam melakukan Substantial Risk =Risiko Besar
Intolerable Risk =Risiko Sangat Besar
pembinaan kepada tenaga kerja, Likelihood =Kemungkinan
peneliti memusatkan perhatian pada Highly Unlikely =Sangat Tidak Mungkin
pendapat ahli K3 tentang tenaga kerja Unlikely =Tidak Mungkin
yang dibinanya. Likely =Mungkin
Severity =Keparahan
3.2 Metode Analisis Data SlightlyHarmful =Cukup Bahaya
Harmful =Bahaya
Metode analisis data yang dilakukan ExtremelyHarmful =Sangat Bahaya
penulis berpedoman pada Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Ada beberapa faktor yang dijadikan
Kerja dan Peraturan Pemerintah Nomor 50 parameter kemungkinan, seperti pada
Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Tabel 3.2, antara lain :
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja. Penulis juga menggunakan a. Jumlah pekerja, menunjukkan jumlah
Peraturan Menteri Perburuhan Nomor pekerja yang terpapar oleh bahaya
PER.07/MEN/1964 tentang Syarat potensial;
Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan b. Frekuensi dan lama paparan,
dalam Tempat Kerja. menerangkan frekuensi dan lamanya
paparan bahaya potensial kepada
3.3 Teknik Analisis Data pekerja dalam durasi waktu harian,
mingguan, bulanan, tahunan;
3.3.1 Penilaian Tingkat Risiko. c. Proses produksi, menggambarkan
Teknik analisa data yang digunakan dalam proses produksi (oleh mesin
penelitian adalah penilaian tingkat risiko. dan/manusia) yang sedang
Teknik analisa ini digunakan untuk berlangsung hingga menyebabkan
menentukan tingkat risiko suatu pekerjaan proses produksi berhenti atau tidak
yang merupakan kombinasi antara menyebabkan proses produksi
kemungkinan bahaya yang ditimbulkan berhenti;
dengan seberapa parah dampak yang d. Pengaruh ke lingkungan, menerangkan
diakibatkan dari bahaya/kecelakaan yang paparan dari bahaya potensial kepada
akan terjadi. Untuk variabel kemungkinan, lingkungan di sekitar bahaya potensial
dibagi menjadi tiga kategori, yaitu : tidak tersebut;
mungkin, mungkin dan sangat mungkin. e. Alat pelindung diri, bagaimana
Sedangkan variabel keparahan, dibagi pemakaian APD oleh dan untuk
menjadi tiga kategori yaitu : sedikit pekerja;
bahaya, bahaya dan sangat bahaya. Tabel f. Sejarah kecelakaan dan keluhan,
penilaian tingkat risiko dapat dilihat pada menerangkan kejadian kecelakaan dan
lampiran Tabel 3.1. keluhan yang telah tercatat dan
Tabel 3.1 Penilaian Tingkat Risiko terekam;
Perundangan/persyaratan lainnya,
menerangkan ada atau tidaknya
persyaratan K3 yang terkait dengan cara
dan tempat kerja.
Sumber : HIRA PT. CPB Lampung Untuk variabel keparahan, dikategorikan
Risk =Risiko menjadi tiga bagian, yaitu :
Trivial Risk =Risiko Kecil/Sepele
Tolerable Risk = Cukup Berisiko

4
a. Tidak bahaya, meliputi : luka pada (egrek) dengan tenaga manusia. Buah yang
permukaan tubuh, tergores, terpotong layak panen adalah buah luar yang telah
kecil, memar, iritasi mata, bising, sakit lepas dari tandan dan jatuh ke tanah
kepala, ketidaknyamanan; (piringan) yang sering disebut
b. Bahaya, meliputi : luka terkoyak, brondolan.Buah dikatakan layak apabila
terbakar, gegar otak, terkilir serius, sudah terdapat dua buah brondolan untuk
patah tulang ringan, tuli, sakit/radang tiap kg tandan dengan tandan yang
kulit, asma, cacat minor permanen; beratnya >10 kg.kriteria umum tersebut
c. Sangat bahaya, meliputi :amputasi, adalah pencerminan dari tingkat
patah tulang berat, keracunan, luka kematangan tandan yang optimal yaitu
kompleks, luka fatal, kanker, penyakit matang atau disebut sebagai fraksi 1, 2 dan
mematikan, penyakit fatal akut, 3.
kematian. Pemanenan buah meliputi
pemotongan pelepah, memotong tandan
IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN dari pohon, memotong gagang pohon
a. Kegiatan Perawatan Tanaman dan tandan, megumpulkan brondolan,
Pemanenan mengangkat tandan dan brondolan ke
Kegiatan perawatan tanaman tempat penampungan hasil (TPH) serta
kelapa sawit meliputi pembersihan memotong dan menyusun pelepah pada
piringan, penunasan, pemupukan dan gawangan mati.Selanjutnya dilakukan
penyiangan gulma.Pemeliharaan piringan pengangkutan TBS dari TPH ke pabrik
dilakukan sebanyak tiga kali setahun dan pengolahan kelapa sawit menggunakan
umumnya disesuaikan dengan waktu truk.
pemupukan. Pembersihan area dilakukan
dengan cara dibabat atau dikoret dan juga b. Identifikasi Sumber Bahaya
dengan penggunaan bahan kimia
pembasmi gulma. Identifikasi bahaya adalah dasar
Penunasan dilakukan untuk dari pengelolaan keselamatan kerja
mengatur jumlah pelepah yang perlu modern, yang didalam perusahaan program
dipertahankan atau ditinggalkan di pohon pengelolaan ini disusun berdasarkan
karena berpengaruh terhadap pertumbuhan tingkat risiko yang ada di lingkungan
akar, bobot tandan dan produksi TBS kerja.Dengan harapan dapat
(tandan buah sawit) meskipun tidak menghilangkan atau meminimalkan
berpengaruh nyata terhadap jumlah sampai batas yang dapat dan ditoleransi
tandan.Jumlah pelepah bila tanaman baik dari kaidah keilmuan maupun
berumur >8 tahun adalah 40 – 48 pelepah tuntutan hukum dari setiap bahaya yang
setiap pohon.Penunasan pada kebun ada dengan kondisi bagaimanapun.
dilakukan sekalu setahun. Hasil identifikasi bahaya pada
Pemberian pupuk ditabur merata kegiatan perawatan tanaman adalah
dalam piringan dengan jarak 1,5 meter dari terpapar bahan kimia berbahaya pada saat
batang pohon. Jumlah dan jenis pembasmian gulma.Pekerja tidak
penggunaan pupuk adalah : urea 1 menggunakan sarung tangan dan masker
kg/pokok, TSP 1 kg/pokok dan KCL 1 pada saat melakukan kegiatan
kg/pokok, diberikan dengan frekuensi 3 penyemprotan.Dalam melakukan
kali setahun. pembersihan piringan, pekerja tidak
Tandan buah sawit yang cukup memakai pelindung kaki.Besar
matang dipanen dengan cara manual kemungkinan terserang sengatan binatang
menggunakan dodos dan pisau bergalah beracun seperti ular dan sangat

5
memungkinkan terkena cangkul ataupun 4.1 Pembahasan
tersayat tanaman gulma yang berduri. Berdasarkan data identifikasi bahaya
Pada gudang penyimpanan pupuk potensial dan penilaian risiko pada Tabel
tidak terdapat Lembar Data Keselamatan 4.1, aktifitas pekerjaan yang memiliki
Bahan (LDKB).LDKB merupakan suatu potensi bahaya sedang adalah :
berkas data yang mengandung informasi a. Pemotongan pelepah sawit;
mengenai sifat-sifat suatu bahan.Lembar b. Pemberian pupuk;
data ini bertujuan memberikan informasi c. Pemotongan tandan buah matang;
kepada pekerja dan personel gawat darurat d. Pengangkutan hasil ke TPH.
dalam penanganan suatu bahan dengan Pemotongan pelepah sawit pada
aman. Informasi yang diberikan seperti pekerjaan penunasan maupun pemanenan
toksisitas, efek kesehatan, memiliki bahaya potensial fisik yaitu
perawatan/penanganan pertama jika kejatuhan pelepah sawit.Bahaya potensial
terkena bahan tersebut, reaktivitas, cara ini mempunyai nilai kemungkinan sebesar
penyimpanan, peralatan pelindung yang 52 dengan tingkat keparahan bahaya kecil
diperlukan, dan prosedur penanganan tetapi menimbulkan risiko sedang. Bila
bahan yang tumpah. melihat data kecelakaan kerja pada bulan
Hasil identifikasi bahaya pada April sampai dengan Juni, terdapat lima
kegiatan pemanenan adalah tertimpa buah kasus kecelakaan kerja yang disebabkan
sawit atau pelepah sawit.Pekerja tidak oleh kejatuhan pelepah sawit. Hal-hal yang
menggunakan pelindung kepala (safety perlu diperhatikan pada aktifitas
helmet) pada saat kegiatan tersebut.Pekerja pemotongan pelepah sawit adalah
juga kurang memperhatikan posisi memastikan arah jatuh pelepah menjauhi
memetik terhadap arah jatuhnya buah.Saat badan kita, pastikan tinggi egrek
memanen, pekerja tidak menggunakan menjangkau pelepah yang akan dipotong
kacamata pengaman (google dan gunakan alat pelindung diri berupa
glass).Serpihan buah atau pelepah sarung tangan, google glass dan helmet.
berpotensi masuk ke mata.Pekerja hanya Aktifitas pekerjaan lain yang
menggunakan sandal pada kegiatan mempunyai bahaya potensial tingkat risiko
pemanenan dan tidak menggunakan sarung sedang adalah pemupukan. Pada kegiatan
tangan.
ini, aktifitas yang dilakukan adalah
Peralatan panen seperti dodos, memberikan pupuk ke pohon sawit dengan
pisau bergala (egrek), golok dan sabit tidak bahaya potensial biologi terpatuk ular
bersarung saat dibawa ke tempat kerja. berbisa. Ular berbisa jenis cobra banyak
Peralatan tersebut dibawa menggunakan ditemukan di perkebuanan sawit karena
sepeda motor yang memungkinkan sengaja disebar untuk membasmi hama
tersangkut pada ranting pohon dan tikus yang akan merusak buah sawit. Hal-
membahayakan pengendara lain bilamana hal yang perlu diperhatikan dalam
melintas. melakukan kegiatan ini adalah
Posisi mengangkat tandan buah menggunakan safety boot untuk
sawit saat memindahkan ke lori tidak menghindari patukan ular. Selain itu dalam
ergonomis, berpotensi cidera tulang melakukan pemupukan harus
punggung. Jembatan/titian untuk menggunakan sarung tangan dan masker
menyebrang lori melintasi kanal tidak guna menghindari paparan bahan kimia
aman. Kondisi tidak aman tersebut dari pupuk tersebut.Pastikan mencuci
memungkinkan pekerja terjatuh ke kanal tangan setelah melakukan pekerjaan ini
saat membawa lori yang bermuatan tandan dan biasakan mencuci tangan dengan
buah sawit. sabun.

6
Aktifitas pemotongan tandan buah belum seluruhnya memahami akan
matang memiliki bahaya potensial fisik pentingnya keselamatan dalam bekerja.
kejatuhan tandan buah. Total nilai Tindakan tidak aman dan kondisi tidak
kemungkinan pada aktifitas ini adalah 40 aman masih sering ditemukan.
dengan tingkat keparahan kategori bahaya Berdasarkan data kecelakaan yang
dan tingkat risiko sedang. Dalam diperoleh pada triwulan kedua tahun 2016,
melakukan aktifitas pemotongan tandan terdapat lima kasus kecelakaan kerja yang
buah harus memperhatikan arah jatuhnya terjadi akibat tertimpa pelepah karena
buah. Pastikan tinggi pisau dodos sesuai tindakan tidak aman. Para pekerja banyak
dengan tinggi buah yang akan dipotong, yang tidak menggunakan alat pelindung
jangan terlalu tinggi ataupun terlalu diri saat bekerja.Berbagai alasan yang
rendah. Gunakan alat pelindung kepala, diungkapkan pekerja, mulai dari
kacamata pelindung, sarung tangan dan keterbatasan APD sampai
safety boot saat melakukan kegiatan ketidaknyamanan bekerja jika memakai
tersebut. APD.Paradigma ini terjadi karena budaya
Aktifitas terakhir yang mempunyai keselamatan dan kesehatan kerja yang
bahaya potensial tingkat risiko sedang belum timbul di PT. Budi Dwiyasa
adalah pangangkutan buah ke tempat Perkasa.
penampungan hasil (TPH).Aktifitas
pengangkutan buah ke TPH, bahaya III. KESIMPULAN DAN SARAN
potensial berupa terpeleset di titian kanal, 5.1 Kesimpulan
dengan tingkat keparahan kategori bahaya.
Dalam kegiatan ini, sebelum tandan buah Dari hasil penelitian dan analisa
sawit (TBS) diangkut ke TPH, yang telah dilakukan, dapat diambil
dikumpulkan dahulu di pinggir jalan simpulan sebagai berikut :
dengan menyebrangi kanal selebar 2,5 a. Berdasarkan identifikasi bahaya
meter sampai 3,5 meter. Titian yang potensial dan penilaian risiko,
digunakan untuk menyebrangi kanal pekerjaan yang memiliki tingkat risiko
berupa plat besi selebar lebih kurang 50 sedang adalah pada aktifitas
cm. Kondisi tidak aman ini yang pemotongan pelepah sawit, pemberian
berpotensi terpeleset atau tergelincir pada pupuk, pemotongan tandan buah
saat membawa lori berisi TBS. Hal-hal matang dan pengangkutan buah ke
yang harus dilakukan untuk mengatasi TPH.
kondisi tidak aman adalah dengan cara b. Bahaya potensial fisik kejatuhan
memperlebar plat titian minimal 100 cm. pelepah pada aktifitas pemotongan
Pastikan bobot TBS yang diangkut lori pelepah sawit merupakan aktifitas
tidak melebihi kapasitas untuk menjaga yang memiliki tingkat risiko sedang
keseimbangan saat melintasi titian kanal. dengan total nilai kemungkinan
Gunakan safety boot untuk menghindari sebesar 52 dan memiliki keterkaitan
terpeleset dan gunakan sarung tangan saat dengan data kecelakaan kerja pada
menggunakan lori pengangkut buah. triwulan kedua di PT. Budi Dwiyasa
Pada umumnya kegiatan pekerjaan Perkasa.
yang dilakukan di PT. Budi Dwiyasa c. Faktor dominan yang menyebabkan
Perkasa berdasarkan kebiasaan, tanpa kecelakaan kerja adalah perbuatan
memperhatikan keselamatan dan kesehatan tidak aman. Pekerja tidak
kerja.Perlu dilakukan sosialisasi dan memperhatikan arah jatuhnya pelepah
pembinaan terhadap pekerja dalam sawit pada saat melakukan
melakukan aktifitas pekerjaan. Pekerja pemotongan.

7
d. Minimnya APD yang digunakan Tenaga Kerja dan Transmigrasi,
pekerja juga berpengaruh terhadap Jakarta.
kecelakaan kerja.
5.2 Saran [6]Dasar-dasar Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Modul
a. Perlu dilakukan sosialisasi dan Pengawasan Ketenagakerjaan,
pemahaman tentang keselamatan Departemen Tenaga Kerja dan
dan kesehatan kerja kepada pekerja Transmigrasi, Jakarta.
di PT. Budi Dwiyasa Perkasa.
b. Identifikasi potensi bahaya dan [7] Hazard Identification Risk Assesment,
penilaian risiko yang telah PT. Central Pertiwi Bahari.
dilakukan penulis dapat dijadikan Lampung.
rujukan dalam menentukan
kebijakan K3.
c. Identifikasi potensi bahaya akan
efektif jika dilanjutkan dengan
komitemen K3 seperti kegiatan
penerapan budaya kerja aman dan
pengawasan terhadap pelaksanaan
komitemen tersebut.
d. Penambahan APD kepada pekerja
perlu dilakukan guna mengurangi
kecelakaan kerja.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970,
12 Januari 1970, Keselamatan
Kerja, Jakarta.
[2]Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun
2012, 12 April 2012, Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja, Jakarta.
[3]Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor
: PER.04/MEN/1987 Tahun 1987,
03 Agustus 1997, Panitia
Pembina Keselamatan dan
Kesehatan KerjaSerta Tata Cara
Penunjukan Ahli Keselamatan
Kerja, Jakarta.
[4]Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor
: PER.08/MEN/2010 Tahun 2010,
Alat Pelindung Diri, Jakarta.
[5]Analisis Kecelakaan di Tempat Kerja
dan PAK, Modul 19 Pengawasan
Ketenagakerjaan, Departemen

Anda mungkin juga menyukai