Anda di halaman 1dari 13

36.

Selsilia Apriliani 18510240 (Analisis Rasio Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi pada
Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2019)

ANALISIS RASIO KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PADA BANK
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE 2007-2019)

A. LATAR BELAKANG
Perbankan merupakan salah satu industri yang diharapkan dapat memberikan prospek
yang baik di masa yang akan datang. Dengan adanya sektor perbankan maka tentu tidak terlepas
dari sistem keuangan suatu negara. Semakin maju industri perbankan maka perbankan akan
mendominasi perkembangan bisnis dalam negara, bahkan aktivitas dan keberadaan industri
perbankan akan menjadi salah satu faktor dalam kemajuan negara tersebut. Adanya peraturan
pemerintah yang menetapkan standar modal usaha yang diatur dalam Peraturan Bank Indonesia
No.7/15/PBI/2005 tanggal 1 Juli 2005 yang menyatakan bahwa bank umum wajib memenuhi
modal inti sebanyak Rp80 miliar pada tanggal 31 Desember 2007 yang akan memaksa bank-bank
umum untuk mencari dana tambahan untuk memenuhi kebijakan tersebut. Dalam
mempertahankan eksistensi, industri perbankan dapat melakukan ekspansi bisnis dengan cara
melakukan penggabungan usaha untuk mencapai efisiensi lebih kompetitif dalam persaingan dan
untuk profit bank.
Penggabungan usaha dapat dilakukan dalam berbagai bentuk seperti merger, akuisisi, dan
konsolidasi. Akuisisi menurut Hitt dalam Kurniawan (2011) adalah strategi yang melaluinya
suatu bank membeli hak untuk mengontrol atau seluruh kepemilikan terhadap bank lain dengan
maksud untuk menggunakan kompetensi inti bank itu secara efektif, dengan cara menjadikan
bank yang diakusisi itu sebagai bagian dari bisnis dalam portofolio bank yang mengakuisisi.
Dengan adanya akuisisi diharapkan bank dapat melanjutkan serta memenuhi kriteria standar
kebijakan Peraturan Bank Indonesia yang selanjutnya dapat saling bersinergi dalam mencapai
tujuan tertentu. Kondisi saling menguntungkan terjadi apabila kegiatan akuisisi tersebut
memperoleh sinergi. Dikatakan sinergi jika nilai gabungan dari kedua perusahaan tersebut lebih
besar dari penjumlahan masing-masing nilai perusahaan yang digabungkan serta mampu
meningkatkan kinerja keuangan industri.1

Ada begitu banyak indikator yang digunakan dalam menilai efektivitas dari kinerja bank.
Menurut Kasmir rasio keuangan bank yang dianggap penting adalah rasio solvabilitas, rasio
profitabilitas, dan rasio likuiditas.2 Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1
Ida Ayu Gede Kesuma Dewi dan Ni Ketut Purnawati, ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SEBELUM DAN
SESUDAH AKUISISI PADA BANK SINAR BALI, E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 6, 2016: 3504-3531 ISSN : 2302-
8912, Hal 3504-3505
2
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan Edisi 1. Cetakan ke 6, (Jakarta: Rajawali Pres, 2013), Hal 310
36. Selsilia Apriliani 18510240 (Analisis Rasio Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi pada
Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2019)

“untuk mengkaji bagaimana perubahan kinerja keuangan perbankan yang terdaftar di bursa efek
indonesia sebelum dan sesudah melakukan akuisisi”.

Teori Kenyataan

Akuisisi merupakan strategi pertumbuhan Beberapa penelitian mengenai kinerja


eksternal dan merupakan jalur cepat untuk keuangan sebelum dan sesudah dilakukan
mengakses pasar pasar baru atau produk baru akusisi yang menyatakan bahwa terdapat
tanpa harus membangun dari nol. Tindakan perbedaan yang signifikan antara kinerja
akuisisi bertujuan untuk meningkatkan efisiensi keuangan sebelum dan sesudah dilakukan
operasi, dan memanfaatkan bersama dua atau akusisi. Antara lain hasil penelitian Asep
lebih keahlian. Manfaat dalam melakukan Aulia, et al. (2018) menyatakan bahwa hasil
akuisisi yaitu untuk memperkuat kinerja pengujian dan perbandingan dari rata-rata
perusahaan. (Suad Husnan dan Pudjiastuti, sembilan rasio, semuanya terbukti terdapat
2012:395). pengaruh dan perubahan pada Bank MNC
International Tbk antara tiga tahun sebelum
Akuisisi menurut Hitt dalam Kurniawan (2011) dan sesudah akuisisi dengan perubahan positif.
adalah strategi yang melaluinya suatu bank Enam rasio yang mengalami perubahan positif
membeli hak untuk mengontrol atau 100 diantaranya adalah Capital Adequancy Ratio
persen kepemilikan terhadap bank lain dengan (CAR) mengalami peningkatkan sebesar
tujuan untuk menggunakan kompetensi inti 6,79%, Earning Asset Quality mengalami
bank itu secara efektif, dengan cara menjadikan penurunan sebesar 2,54%, ROA mengalami
bank yang diakuisisi itu sebagai bagian dari peningkatan 0,62%, ROE mengalami
bisnis dalam protofolio bank yang peningkatan sebesar 9,89%, BOPO mengalami
mengakuisisi. penurunan sebesar 6,36%. Kemudian hasil
penelitian dari Purwati (2016) menunjukkan
bahwa hasil perhitungan rasio CAR dengan
terjadinya proses akuisisi CAR BRI Agroniaga
mengalami perbaikan dengan semakin
meningkatnya rasio CAR. begitu juga dengan
rasio ROA, ROE, NIM, dan BOPO bank
menunjukkan angka rasio pasca akuisisi
semakin efisien dalam menjalankan kegiatan
usahanya. Kemudian pada perhitungan LDR
36. Selsilia Apriliani 18510240 (Analisis Rasio Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi pada
Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2019)

pasca akuisisi selalu memenuhi standar sesuai


PBI No. 12/19/PBI/2010 yang berlaku mulai 1
maret 2011 yaitu 78%-100% dengan demikian
dapat dikatakan bahwa kinerja emiten setelah
akuisisi mengalami peningkatan positif.

Namun hasil penelitian dari Ida dan Ni Ketut


(2016) menyatakan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara kinerja
keuangan ROA, BOPO, LDR, dan NPL
sebelum dan sesudah akuisisi pada Bank Sinar
Bali sebelum dan sesudah dilakukan akuisisi.
Begitupun dengan hasil penelitian dari Siti
Fatimah (2013) yang membuktikan bahwa
hasil pengujian dari ke enam rasio (CR, NPM,
ROA, ROE, DER, TATO) membuktikan
bahwa ke enam rasio yang diuji tidak
mengalami perbedaan antara dua tahun
sebelum dan dua tahun sesudah akuisisi pada
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia . Sehingga dapat disimpulkan bahwa
tujuan dari melakukan akuisisi ini tidak
menimbulkan sinergi yang diharapkan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka disusun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan kinerja perusahaan publik sebelum dan sesudah akuisisi
berdasarkan rasio keuangan, yaitu NPM (net profit margin), ROA (return on assets), ROE
(return on equity), EPS (earning pershare), Debt ratio, Debt to Equity Ratio, Total Assets
turnover dan Current ratio, dalam jangka panjang?
2. Apakah terdapat perbedaan kinerja perusahaan publik sebelum dan sesudah akuisisi secara
simultan berbeda?
36. Selsilia Apriliani 18510240 (Analisis Rasio Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi pada
Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2019)

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun maka tujuan penelitian yang ingin dicapai
yaitu:
1. Menganalisis adanya perbedaan kinerja keuangan dalam jangka panjang sebelum dan sesudah
akuisisi perusahaan secara parsial
2. Menganalisis adanya perbedaan kinerja keuangan dalam jangka panjang sebelu, dan sesudah
akuisisi pada secara simultan
36. Selsilia Apriliani 18510240 (Analisis Rasio Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi pada
Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2019)

BAB II

2.1 Penelitian Terdahulu


2.1.1 Asep Aulia, et al. (2018)
Penelitian ini berjudul : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah
Akuisisi pada Perusahaan PT Bank MNC International Tbk, Periode 2011-2016. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa:
1. Capital Adequancy Ratio (CAR) mengalami peningkatan sebesar 6,79% dari rata-rata
CAR tiga tahun sesudah akuisisi sebesar 11,59% menjadi 18,38% sesudah tiga tahun
terjadinya akuisisi, dengan peningkatan kriteria dari tidak sehat menjadi sangat sehat.
2. Earning Asset Quality (KAP) mengalami penurunan sebesar 2,54% dari rata-rata tiga
tahun sebelum akuisisi sebesar 5,49% menjadi 2,95% sesudah tiga tahun terjadinya
akuisisi, dengan penurunan ini kriteria KAP meningkat dari cukup sehat menjadi
sangat sehat.
3. Return On Asset (ROA) mengalami peningkatan sebesar 0,62% dari rata-rata ROA
tiga tahun sebelum akuisisi sebesar -0,82% menjadi -0,20% sesudah tiga tahun
terjadinya akuisisi.
4. Return On Equity (ROE) mengalami peningkatan sebesar 9,89% dari rata-rata ROE
tiga tahun sebelum akuisisi sebesar -11,66% menjadi -1,77% sesudah tiga tahun
terjadinya akuisisi.
5. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) mengalami penurunan
sebesar 6,36% dari rata-rata BOPO tiga tahun sebelum akuisisi sebesar 107,36%
menjadi 101% sesudah tiga tahun terjadinya akuisisi, namun penurunan ini
berdampak positif terhadap BOPO.
6. Net Profit Margin (NPM) mengalami peningkatan sebesar 6,08% dari rata-rata tiga
tahun sebelum akuisisi sebesar -7,76% menjadi -1,68% sesudah tiga tahun terjadinya
akuisisi.
7. Net Interest Margin (NIM) mengalami penurunan sebesar 1,89% dari rata-rata tiga
tahun sebelum akuisisi sebesar 5,23% menjadi 3,34% sesudah tiga tahun terjadinya
akuisisi, dari penurunan ini berpengaruh kepada penurunan kriteria dari sangat sehat
turun menjadi sehat.
8. Loan to Deposit Ratio (LDR) mengalami penurunan sebesar 4,9% dari rata-rata tiga
tahun sebelum akuisisi sebesar 81,51% menjadi 76,61% sesudah tiga tahun terjadinya
akuisisi.
36. Selsilia Apriliani 18510240 (Analisis Rasio Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi pada
Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2019)

9. Kewajiban penyediaan modal minimum (IDR) mengalami penurunan sebesar 0,17%


dari rata-rata tiga tahu sebelum akuisisi sebesar 8,27% menjadi 8,10% sesudah tiga
tahun sesudah terjadinya akuisisi.

2.1.2 Purwati (2016)


Penelitian ini berjudul: Analisis Kinerja Keuangan Bank Sebelum Dan Sesudah Akuisisi
Dengan Metode Analisis Rasio (Studi Pada Pt Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
1. Hasil perhitungan rasio CAR BRI Agroniaga sebelum maupun sesudah akuisisi dapat
dikatakan baik karena diatas standar minimun Bank Indonesia yaitu 8%, dengan
terjadinya proses akuisisi CAR BRI Agroniaga mengalami perbaikan dengan
semakin meningkatnya rasio CAR dari tahun ke tahun, hal ini dikarenakan pasca
akuisisi terdapat penambahan modal bank.
2. Hasil perhitungan rasio rentabilitas pada ROA, ROE, NIM, dan BOPO bank
menunjukkan adanya perbaikan angka rasio pasca akuisisi, sebelum akuisisi di tahun
2007, ROA dan ROE bank bernilai negatif karena bank mengalami kerugian. NIM
bank sebelum dan setelah akuisisi sudah diatas standar Bank Indonesia, akan tetapi
pasca akuisisi bank memiliki rasio NIM yang lebih besar. BOPO bank pasca akuisisi
menunjukkan angka yang lebih kecil dibanding sebelum akuisi, hal ini menunjukkan
pasca akuisisi bank semakin efisien dalam menjalankan kegiatan usahanya. Dengan
demikian, dapat dikatakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan
memanfaatkan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan semakin baik pasca akuisisi.
3. Hasil perhitungan rasio likuiditas pada LDR sebelum akuisisi terdapat 2 tahun yaitu
pada tahun 2007 dan 2009 dimana rasio LDR bank berada dibawah standar yang
ditetapkan yaitu 85%-100%, sedangkan pasca akuisis, rasio LDR bank selalu
memenuhi standar sesuai PBI No. 12/19/PBI/2010 yang berlaku mulai 1 maret 2011
yaitu 78%-100%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kinerja perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya mengalami kenaikan pasca akuisisi.

2.1.3 Ida dan Ni Ketut (2016)


Penelitian ini berjudul: Analisis Kinerja Keuangan Perbankan Sebelum Dan Sesudah
Akuisisi Pada Bank Sinar Bali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
36. Selsilia Apriliani 18510240 (Analisis Rasio Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi pada
Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2019)

1. NPL. Sebelum dilakukan akusisi lebih baik, hal ini dikarenakan jumlah risiko kredit
yang dinyatakan macet kurang lancar atau diragukan rasionya meningkat 0,16 persen
dari sebelum dilakukannya
2. LDR. Jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima menurun
sebesar 8,41 persen dari sebelum dilakukan akuisisi. Kemampuan yang dimiliki bank
dalam menyalurkan dana yang dimiliki menurun sehingga likuiditas bank semakin
tinggi. Hal tersebut akan menyebabkan bank memiliki dana menganggur (idle fund)
yang menghilangkan kesempatan Bank Sinar dalam memperoleh laba.
3. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO). Kinerja keuangan membaik
sesudah dilakukan akuisisi, ini dikarenakan rasionya menurun sebesar 0,86 persen
dari sebelum dilakukan akuisisi. Penurunan yang terjadi menunjukan semakin efisien
bank dalam operasinya.
4. ROA. Menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan
menggunakan total asset yang dimiliki perusahaan sesudah dilakukan akuisisi
rasionya meningkat sebesar 0,05 persen dari sebelum dilakukannya akuisisi.

2.1.4 Siti Fatimah (2013)


Penelitian ini berjudul: Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah
Akuisisi (Pada Perusahaan Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
2007-2009). Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
1. Kesimpulan secara keseluruhan menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan
kinerja keuangan pengakuisisi yang diukur dengan Current Ratio (CR) antara
sebelum dan sesudah akuisisi. Artinya aktifitas akuisisi ini tidak memberikan
pengaruh terhadap Current Ratio.
2. Kesimpulan secara keseluruhan menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan
kinerja keuangan pengakuisisi yang diukur dengan Net Profit Margin (NPM) antara
sebelum dan sesudah akuisisi. Artinya aktifitas akuisisi ini tidak memberikan
pengaruh terhadap Quick Ratio.
3. Kesimpulan secara keseluruhan menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan
kinerja keuangan pengakuisisi yang diukur dengan Return On Asset (ROA) antara
sebelum dan sesudah akuisisi. Artinya aktifitas akuisisi ini tidak memberikan
pengaruh terhadap Return On Asset.
4. Kesimpulan secara keseluruhan menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan
kinerja keuangan pengakuisisi yang diukur dengan Return On Equity (ROE) antara
36. Selsilia Apriliani 18510240 (Analisis Rasio Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi pada
Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2019)

sebelum dan sesudah akuisisi. Artinya aktifitas akuisisi ini tidak memberikan
pengaruh terhadap Return On Equity.
5. Kesimpulan secara keseluruhan menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan
kinerja keuangan pengakuisisi yang diukur dengan Debt To Equity Ratio (DER)
antara sebelum dan sesudah akuisisi. Artinya aktifitas akuisisi ini tidak memberikan
pengaruh terhadap Debt To Equity Ratio.
6. Kesimpulan secara secara keseluruhan menunjukan bahwa tidak terdapat
perbedaan kinerja keuangan pengakuisisi yang diukur dengan Total Asset Turnover
(TATO) antara sebelum dan sesudah akuisisi. Artinya aktifitas akuisisi ini tidak
memberikan pengaruh terhadap Total Asset Turn Over.

Dari beberapa penelitian terdahulu di muka, maka dapat disusun matrik sebagai mana table 2.1

Tabel 2.1 Rekapitulasi HPT

Asep Aulia, et al. (2018)


Tujuan Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahaan
PT Bank MNC International Tbk.
Teori Menurut Michael A. Hitt, dkk (2002) menyatakan bahwa akuisisi yaitu memperoleh atau
membeli perusahaan lain dengan cara membeli sebagian besar saham dari perusahaan
sasaran. Definisi lainnya menurut P.S Sudarsanan (1999) dalam Christina (2003) akuisisi
dapat didefinisikan sebagai sebuah perjanjian, sebuah perusahaan membeli aset atau saham
perusahaan lain, dan para pemegang dari perusahaan lain menjadi sasaran akuisisi berhenti
menjadi pemilik perusahaan.

Dalam kamus Perbankan (Institut Bankir Indonesia), edisi kedua tahun 1999: CAMELS
adalah aspek yang paling banyak berpengaruh terhadap kondisi keuangan bank, yang
mempengaruhi pula tingkat kesehatan bank, CAMELS merupakan tolok yang menjadi
obyek pemeriksaan bank yang dilakukan oleh pengawas bank. CAMELS terdiri atas lima
criteria yaitu modal, aktiva, manajemen, pendapatan dan likuiditas. Analisis CAMELS
digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi kinerja keuangan bank umum di Inonesia.
CAMELS merupakan kepanjangan dari Capital (C), Asset quality (A), Management (M),
Earning (E), Liability atau Liquidity (L), dan Sensitivity to Market Risk (S).

Analisis CAMELS diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 perihal
36. Selsilia Apriliani 18510240 (Analisis Rasio Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi pada
Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2019)

sistem penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dan Peraturan Bank Indonesia Nomor
9/1/PBI/2007 Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan
Prinsip Syariah.

Metode Metode yang digunakan adalah metode CAMELS


Analisis
Hasil Hasil pengujian dan perbandingan dari rata-rata sembilan rasio, semuanya terbukti terdapat
pengaruh dan perubahan pada Bank MNC International Tbk antara tiga tahun sebelum dan
sesudah akuisisi dengan perubahan positif. Enam rasio yang mengalami perubahan positif
diantaranya adalah Capital Adequancy Ratio (CAR) mengalami peningkatkan sebesar
6,79%, Earning Asset Quality mengalami penurunan sebesar 2,54%, ROA mengalami
peningkatan 0,62%, ROE mengalami peningkatan sebesar 9,89%, BOPO mengalami
penurunan sebesar 6,36%.
Saran Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk meneliti bank-bank lain yang melakukan
akuisisi.
Purwati (2016)
Tujuan Untuk mengetahui apakah terdapat perbaikan dalam kinerja keuangan PT. BRI Agroniaga
Tbk pasca akuisisi dengan membandingkan kinerja keuangan bank empat tahun sebelum
dan empat tahun sesudah akuisisi.
Teori Untuk mengetahui dampak akuisisi atau keberhasilan dari akuisisi diperlukan penilaian
terhadap kinerja keuangan perusahaan. Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang
paling popular untuk mengidentifikasian kondisi dan kinerja keuangan perusahaan
(Syahyunan, 2004:81). Hasil dari rasio keuangan ini digunakan untuk menilai kinerja
manajemen dalam suatu periode apakah mencapai target seperti yang telah diharapkan.
(Kasmir, 2013: 104) Rasio keuangan bank yang dianggap penting menurut Kasmir
(2014:310) yaitu rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio likuiditas. Berdasarkan SE
BI Nomor 3/30/DPNP yang kemudian diperbaharui dengan SE BI Nomor 13/30/DPNP
tanggal 16 Desember 2011 perihal laporan keuangan publikasi triwulan dan bulanan Bank
Umum serta laporan tertentu yang disampaikan kepada Bank Indonesia terdapat beberapa
rasio keuangan bank diantaranya Capital Adequency Ratio (CAR) mewakili aspek
permodalan (rasio solvabilitas); Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net
Interest Margin (NIM), dan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
untuk rasio rentabilitas, serta Loan to Deposit Ratio (LDR) untuk rasio likuiditas. Rasio-
rasio tersebut sudah dapat menggambarkan kinerja keuangan secara keseluruhan.
Metode Menggunakan metode analisis rasio.
Analisis
36. Selsilia Apriliani 18510240 (Analisis Rasio Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi pada
Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2019)

Hasil Hasil perhitungan rasio CAR dengan terjadinya proses akuisisi CAR BRI Agroniaga
mengalami perbaikan dengan semakin meningkatnya rasio CAR. begitu juga dengan rasio
ROA, ROE, NIM, dan BOPO bank menunjukkan angka rasio pasca akuisisi semakin
efisien dalam menjalankan kegiatan usahanya. Kemudian pada perhitungan LDR pasca
akuisisi selalu memenuhi standar sesuai PBI No. 12/19/PBI/2010 yang berlaku mulai 1
maret 2011 yaitu 78%-100% dengan demikian dapat dikatakan bahwa kinerja emiten
setelah akuisisi mengalami peningkatan positif.
Saran Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperbanyak jumlah periode serta
menambahkan berbagai macam rasio yang lainnya sehingga dapat menghasilkan penelitian
yang lebih akurat dan melengkapi hasil penelitian sebelumnya.
Ida dan Ni Ketut (2016)
Tujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan Return On Asset (ROA), Beban Operasional
Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Non Performing Loan
(NPL) sebelum dan sesudah akuisisi pada Bank Sinar Bali.
Teori Akuisisi merupakan salah satu penggabungan usaha, dengan cara pengambilalihan atas
saham atau aset suatu bank lain dengan tujuan untuk penambahan modal inti. Dengan
dilakukannya akuisisi diharapkan bank dapat melanjutkan dan memenuhi kriteria standar
kecukupan modal dengan bantuan dan kerjasama dengan bank lain yang selanjutnya dapat
saling bersinergi untuk mencapai tujuan tertentu. Di Indonesia akuisisi mulai marak
dilakukan sejak majunya pasar modal. Akuisisi di dalam bank diharapkan mampu
memberikan sejumlah keuntungan yang akan tercipta apabila kombinasi perusahaan dapat
menekan biaya operasi karena biaya tetap per satuan mengalami penurunan atau dapat
menaikkan hasil usaha serta terjadi penghematan bank yang terjadi karena adanya sumber
pendanaan. Dengan kata lain kondisi saling menguntungkan terjadi apabila kegiatan
akuisisi tersebut memperoleh sinergi. Sinergi berarti nilai gabungan dari kedua perusahaan
tersebut lebih besar dari penjumlahan masing masing nilai perusahaan yang digabungkan
Wiagustini (2010:282). Sebagai akibat dari sinergi, bank diharapkan mampu meningkatkan
kinerja yang akan berdampak langsung pada keuangan bank.
Metode Paried sampels t-test digunakan sebagai alat analisis
Analisis
Hasil Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan ROA, BOPO, LDR, dan
NPL sebelum dan sesudah akuisisi pada Bank Sinar Bali sebelum dan sesudah dilakukan
akuisisi.
Saran Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk meneliti bank-bank lain yang melakukan
akuisisi dan menambah variabel kinerja keuangan dalam penelitian seperti Net Intrest
margin.
36. Selsilia Apriliani 18510240 (Analisis Rasio Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi pada
Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2019)

Siti Fatimah (2013)


Tujuan Untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi. Kinerja
keuangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rasio Likuiditas (Current Ratio),
Profitabilitas (Net Profit Margin), (Return On Asset), (Return On Equity), Leverage (Debt
To Equity Ratio), Aktivitas (Total Asset Turn Over).
Teori Akuisisi adalah pengambialihan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau aset suatu
perusahaan oleh perusahaan lain, dan perusahaan pengambilalih dan yang diambil alih tetap
eksis sebagai badan hukum yang terpisah (Moin, 2010: 8)
Menurut Moin, (2010: 53-61) motif melakukan akuisisi terdiri dari: 1. Motif Ekonomi.
Motif ekonomi bertujuan untuk menunjukan kemampuan perusahaan dalam menciptakan
nilai perusahaan bagi perusahaan maupun bagi pemegang sahamnya untuk tujuan jangka
panjangnya. 2. Motif Non Ekonomi. Akuisisi dilakukan bukan hanya didasarkan karena
pertimbangan ekonomi saja, tetapi didasarkan pada petimbangan-pertimbangan lain seperti
prestis dan ambisi yang berasal kepentingan personal baik dari manajemen perusahaan
maupun dari pemilik perusahaan.
Menurut Brigham dan Houston, (2004:468) motif– motif lainnya yang menjadi alasan
perusahaan untuk melakukan akuisisi adalah (1) Motif sinergi yang dihasilkan melalui
kombinasi aktivitas secara simultan dari kekuatan atau lebih elemen-elemen perusahaan
yang bergabung sedemikian rupa sehingga gabungan aktivitas tersebut menghasilkan efek
yang lebih besar dibandingkan dengan penjumlahan aktivitas-aktivitas perusahaan jika
mereka bekerja sendiri. (2) Motif diversifikasi yaitu strategi pemberagaman bisnis yang
bisa dilakukan melalui akuisisi untuk mendukung aktivitas bisnis dan operasi perusahaan
untuk mengamankan posisi bersaing. Namun jika melakukan diversifikasi yang semakin
jauh dari bisnis semula, maka perusahaan tidak lagi berada pada koridor yang mendukung
kompetensi inti (core competence).
Metode Metode analisis data yang digunakan adalah uji normalitas, paired Sample T-test dan
Analisis Wilcoxon Sign Rank Test.
Hasil Membuktikan bahwa hasil pengujian dari ke enam rasio (CR, NPM, ROA, ROE, DER,
TATO) membuktikan bahwa ke enam rasio yang diuji tidak mengalami perbedaan antara
dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah akuisisi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia .
Saran Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya menambah periode penelitian yang lebih panjang agar
bisa terlihat perkembangan dan hasil akuisisi tersebut setelah beberapa tahun melakukan
akuisisi, serta lebih memperbanyak jumlah sampel untuk lebih menambah kualitas
penelitian.
36. Selsilia Apriliani 18510240 (Analisis Rasio Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi pada
Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2019)

Perbedaan yang terdapat pada keempat peneliti terdahulu yakni mereka menggunakan metode analisis
yang berbeda-beda dimana Asep Aulia, et al. (2018) menggunakan metode analisis CAMELS, Purwati
(2016) menggunakan metode analisis rasio, Ida dan Ni Ketut (2016) menggunakan metode analisis Paired
sampels t-test , dan Siti Fatimah (2013) menggunakan metode analisis uji normalitas, paired Sample T-
test dan Wilcoxon Sign Rank Test. Untuk Variabelnya tiap peneliti memilih variabel dengan jumlah yang
berbeda yakni Asep Aulia, et al. (2018) menggunakan variabel CAR, ROA, ROE, BOPO, Purwati (2016)
menggunakan variabel CAR, ROA, ROE, NIM, dan BOPO, Ida dan Ni Ketut (2016) menggunakan
varibel ROA, BOPO, LDR, dan NPL, Siti Fatimah (2013) menggunakan variabel CR, NPM, ROA, ROE,
DER, dan TATO.

Kesamaan yang terdapat ada pada jumlah objek perusahaan yang diteliti yakni penulis hanya mengambil
satu objek saja terkecuali jurnal milik Siti Fatimah (2013) yang menggunakan beberapa perusahaan
sebagai objek penelitiannya. Hasil penelitian dari Asep Aulia, et al. (2018) dan Purwati (2016)
menyatakan bahwa setelah dilakukannya akuisisi perusahaan mengalami peningkatan sinergi yang artinya
sejalan dengan teori (Suad Husnan dan Pudjiastuti, 2012) tindakan akuisisi bertujuan untuk meningkatkan
efisiensi operasi, dan memanfaatkan bersama dua atau lebih keahlian. Manfaat dalam melakukan akuisisi
yaitu untuk memperkuat kinerja perusahaan. Sedangkan hasil dari penelitian Ida dan Ni Ketut (2016) dan
Siti fatimah (2013) yang bertentangan dengan teori yang disampaikan (Suad Husnan dan Pudjiastuti,
2012).

Dalam penelitian yang akan saya (Selsilia Apriliani) teliti menggunakan beberapa variabel yang dapat
menggambarkan bagaimana kondisi keuangan secara jelas dari perusahaan yang diteliti. Kemudian untuk
lebih menambah kualitas penelitian, objek yang diambil merupakan perbankan yang telah melakukan
akuisisi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2007-2019. Kemudian dalam menganalisis
penulis akan mengambil data keuangan perusahaan dalam tahun sebelum dan dua tahun setelah akuisisi
dari tiap-tiap perbankan untuk dapat melihat perkembangan dan hasil akuisisi tersebut setelah beberapa
tahun melakukan akuisisi.

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Ida Ayu Gede Kesuma dan Ni Ketut Purnawati. 2016. ANALISIS KINERJA
KEUANGAN PERBANKAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI
PADA BANK SINAR BALI. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 6,
2016: 3504-3531 ISSN : 2302-8912
36. Selsilia Apriliani 18510240 (Analisis Rasio Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi pada
Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2019)

Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 1. Cetakan ke6. Rajawali Pers. Jakarta.

Suad Husnan dan Pudjiastuti. 2012. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. UPP STIM
YKPN. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai