Anda di halaman 1dari 3

Nama :

I Putu Rangga Panjita Krisnaphaty 19061003


Ida Bagus Gede Pujadnyana 19061005
Ni Putu Vira Krisnayanti 19061010
Rima Rizkhon 19061010

GENERAL AGGRESSION MODEL


Dalam dunia psikologi dan ilmu sosial lainnya, agresi merupakan sebuah
perilaku yang dimaksudkan untuk membuat objeknya mengalami bahaya atau
kesakitan. Agresi sendiri biasanya dapat dilakukan secara verbal maupun secara fisik.
Perilaku yang secara tidak sengaja dilakukan oleh individu dapat disebut sebagai
agresi, saat individu melakukan pengerusakan barang dan ada perilaku destruktif
lainnya juga termasuk definisi dari agresi.
General Aggression Model atau yang disingkat GAM merupakan sebuah
model yang dinamis dari sosial-kognitif dan perkembangan mental yang meliputi
situasi, individual, biologi, dan ada dalam kerangka kerja yang integratif. GAM
menggambarkan bagaimana terjadinya sebuah perilaku sosial yang di mana perilaku
ini merupakan suatu tahapan yang terintegrasi dari proses self-regulating, proses
belajar, dan perkembangan individu. Perkembangan sosial sendiri bergantung pada
kondisi individu pada saat kejadian, termasuk interpretasi individu terhadap peristiwa,
keyakinan tentang cara merespon terhadap situasi tersebut, memahami kompetensi
merespon dengan cara yang berbeda, dan harapan atas hasil. Pola pikir demikian yang
memberikan dasar berperilaku dalam variasi setiap situasi.
GAM juga menggambarkan penggunaan struktur pengetahuan untuk
mempersepsikan sesuatu, menginterpretasi, membuat keputusan dan melakukan suatu
aksi. Struktur pengetahuan berkembang dari pengalaman masing-masing individu,
yang kemudian struktur pengetahuan ini akan akan mempengaruhi persepsi seseorang,
dari pola visual dasar hingga tingkah laku yang kompleks. Struktur pengetahuan ini
terhubung dengan kondisi afektif, program tingkah laku dan keyakinan. Yang
akhirnya, struktur pengetahuan akan membimbing individu dalam melakukan
interpretasi dan merespon lingkungan sosial dan fisik. Keputusan yang kompleks
dapat menjadi otomatis dalam suatu latihan. Sehingga terkadang keputusan yang
biasanya memerlukan pemikiran sadar, dapat menjadi perilaku yang tidak sadar.
bagan diatas merupakan bagan yang menunjukkan bagaimana konsep agresi dari
individu. Pada bagan tersebut terdapat penjelasan mengenai bagaimana jaringan
hubungan dapat mengaktifkan script perilaku tertentu.
GAM lebih berfokus pada individu yang ada dalam suatu situasi, yang dapat disebut
dengan episode, berisi satu siklus dari interaksi sosial. Terdapat tiga aspek utama
yaitu :
1. Input orang dari situasi
2. Kehadiran keadaan internal, berisi kognitif, afektif, dan rute pembangkitan dimana
variabel input memiliki pengaruh
3. Hasil yang mendasari penilaian dan proses pengambilan keputusan
Pada input berisi mengenai apa saja penyebab situasional dan penyebab personologis.
Penyebab situasional merupakan gambaran dari suatu keadaan saat ini yang dapat
meningkatkan atau bahkan menghambat agresi individu contohnya penghinaan.
Kemudian penyebab personologis yang dibawa pada saat peristiwa terjadi yaitu sikap,
keyakinan, dan kecenderungan tingkah laku.

Contoh tindakan agresi : pada saat perkuliahan MKDU di semester 1, di dalam satu
ruangan dengan jumlah mahasiswa rata - rata 40 orang. Kemudian adanya kegiatan
pembangunan yang terjadi di area kampus. Di mana akan muncul perasaan serta
kesan yang terbatas dari individu oleh lingkungannya, misalnya kapasitas mahasiswa
yang ada di ruang kelas kemungkinan ada yang merasa terganggu dengan adanya
suara - suara yang berasal dari internal maupun eksternal ruang kelas, sehingga
membuat mahasiswa dan dosen sulit untuk berkonsentrasi selama kegiatan belajar
mengajar berlangsung. Di dalam ruangan kelas juga terjadi kepadatan karena
banyaknya mahasiswa. Kepadatan ini memiliki dampak yang cukup berpengaruh. Jika
kepadatan menurun, kondisi fisik maupun perilaku pada manusia dapat dikatakan
normal. Begitu pula sebaiknya jika kepadatan meningkat maka akan menimbulkan
penurunan kondisi fisik, seperti lelah dan penyimpangan perilaku, misalnya
mahasiswa yang mengganggu mahasiswa lain nya yang sedang memperhatikan dosen
di depan. Dari kepadatan ini akan muncul dua segi yaitu segi sosial dan segi
psikologis. Dari segi sosial akan timbul kenakalan pada mahasiswa, sedangkan dari
segi psikologis mahasiswa maupun dosen akan muncul stress, berubah nya suasana
hati, menurunnya kepedulian pada orang sekitar, turunnya kemampuan belajar atau
mengerjakan tugas, serta munculnya emosi yang dapat mengakibatkan tindak agresi.
Mahasiswa maupun dosen yang ada pada ruangan tersebut akan banyak menerima
stimulus yang akan mempengaruhi kognitifnya. Contoh temperatur yang ada pada
ruangan. Ruangan yang memiliki temperatur tinggi atau panas cenderung lebih cepat
membuat seseorang merasa mudah kesal, begitu pun sebaliknya

Anda mungkin juga menyukai