Anda di halaman 1dari 14

EVALUASI DAMPAK PERALIHAN DANA KAMPUNG DALAM PENANGANAN

PANDEMI COVID 19 DI KAMPUNG BANDARSARI KECAMATAN PADANG


RATU KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

OLEH :
Didi Oktamal
171210030

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN POLITIK


DHARMA WACANA METRO
TAHUN 2021
I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang :

Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan, melainkan juga pada
kondisi sosial dan ekonomi. Dalam jangka pendek, dampaknya pada kesehatan ditunjukkan
dengan angka kematian korban di Indonesia yang mencapai 8,9%. Pada ekonomi, pandemi
ini menyebabkan anjloknya aktivitas perekonomian domestik, yang tidak menutup
kemungkinan akan menurunkan kesejahteraan masyarakat. Dalam jangka menengah,
pertumbuhan ekonomi diproyeksikan hanya pada kisaran 0,4% hingga 2,3% menurun
signifikan jika dibandingkan dengan angka pertumbuhan tahun sebelumnya yang mencapai
level 5%. Wabah memukul banyak sektor usaha, menyebabkan terjadinya pemutusan
hubungan kerja, dan menurunkan penyerapan tenaga kerja.
Jika kondisi ini tidak diantisipasi dengan baik, diperkirakan bisa terjadi
ketidakstabilan sosial. Dalam jangka panjang, kesenjangan antarkelompok pendapatan akan
melebar, disparitas antarwilayah dan kota-kampung akan meningkat, serta berdampak pada
terjadinya kemiskinan antargenerasi. Pandemi Covid-19 menekan perekonomian dari
berbagai sudut, tidak terkecuali terhadap perekonomian kampung. Untuk saat ini, dampak
Covid-19 lebih dirasakan oleh masyarakat di perkotaan. Namun, mengingat pekerja musiman
memiliki mobilitas cukup tinggi, dari kampung ke kota lalu kembali ke kampung, wabah
Covid-19 juga bisa merebak di kampung.
Dana Kampung adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara yang diperuntukkan untuk menciptakan kemandirian kampung dengan melakukan
pembangunan, pembinaan dan pemberdayaan masyarakat. Tujuan diberikannya dana
kampung adalah untuk mewujudkan kampung mandiri dengan cara melaksanakan
pembangunan dan memberdayakan masyarakat dengan memanfaatkan potensi yang ada pada
kampung yang bersangkutan. Prioritas dari dana kampung tersebut adalah pengembangan
produk unggulan kawasan per kampungan, pembangunan badan Usaha Milik Kampung
(BUMKam), pembangunan embung kampung, pembangunan sarana olahraga kampung, dan
sebagainya.
Penyelenggaraan pemerintah kampung masih jauh dari prinsip Good Governence
yaitu partisipatif, transparan, dan akuntabel. Salah satu instrument yang menjadi tolak-ukur
dalam tata kelola pemerintahan kampung yang baik adalah (good governance) berupa
anggaran. Berkembangnya konsep New Public Management (NPM) yang ada di Indonesia
menurut pemerinta untuk mengadopsi system penganggaran yang baru yaitu berbasis kinerja.
Proses penganggaran berbasis kinerja pemerintah harus memperhatikan antara input, output,
dan outcome yang dihasilkan, perencanaan jangka panjang, serta keterlibatan masyarakat
dalam proses penganggaran tersebut. Berdasarkan pra-riset sebelumnya, penelitian ini
memiliki tujuan yakni untuk menggambarkan dan menganalisis Pengelolaan Alokasi Dana
Kampung dalam pemberdayaan masyarakat kampung, faktor-faktor pendorong dan
penghambat pengelolaan Alokasi Dana Kampung dalam pemberdayaan masyarakat
Kampung di Kampung Bandarsari Kecamatan Padang Ratu Kabupaten Lampung Tengah.
Fenomena bencana dunia yang terjadi saat ini telah memberikan dampak bagi negara
Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari lumpuhnya perekonomian masyarakat baik dibidang
pemerintahan maupun swasta. Dengan adanya Virus Covid-19 yang mengakibatkan
kelumpuhan di setiap lini yang mengharuskan pemerintah untuk menggeserkan alokasi dana
yang ada baik di pusat maupun di daerah. Menurut BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan),perubahan APB Kampung yang telah ditetapkan dalam peraturan kampung
dimungkinkan untuk dilakukan perubahan, apabila terjadi:
a. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran antar jenis belanja;

b. Keadaan yang menyebabkan sisa lebih perhitungan anggaran (SLPA) tahun


sebelumnya harus digunakan dalam tahun berjalan;
c. Terjadi penambahan dan/atau pengurangan dalam pendapatan pada tahun berjalan;
dan/atau

d. Terjadi peristiwa khusus, seperti bencana alam, krisis politik, krisis ekonomi, dan

atau kerusuhan sosial yang berkepanjangan;

e. Perubahan mendasar atas kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Terbitnya Perppu No. 1 Tahun 2020 tentang kebijakan keuangan negara dan stabilitas
sistem keuangan untuk penanganan pandemi corona virus disease 2019 (COVID-19) dan /
atau dalam rangka menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional dan /
atau stabilitas sistem keuangan memberikan instrumen baru untuk meminimalkan dampak
pandemi Covid-19 terhadap perekonomian kampung. Pada Pasal 2 Ayat (1) huruf (i)
peraturan tersebut disebutkan bahwa perlu dilakukan pengutamaan penggunaan alokasi
anggaran untuk kegiatan tertentu (refocusing), penyesuaian alokasi, dan/atau pemotongan/
penundaan penyaluran anggaran transfer ke daerah dan dana desa, dengan kriteria tertentu.
Selanjutnya dalam penjelasan Perppu tersebut disebutkan bahwa yang dimaksud dengan
“pengutamaan penggunaan dana kampung” adalah dana kampung dapat digunakan antara
lain untuk bantuan langsung tunai bagi penduduk miskin di kampung dan kegiatan
penanganan pandemi Covid-19. Dengan adanya pasal berikut penjelasannya tersebut, perlu
dilakukan kajian bagaimana kebijakan tersebut dapat diterapkan dengan cepat dan menekan
seminimal mungkin “jebakan moral” (moral hazard). Perubahan Dana Kampung Akibat
Covid-19 Dampak dari pandemi Covid-19 terhadap Indonesia membuat pemerintah pusat
mendorong penggunaan dana kampung untuk menanggulangi Covid19. Untuk itu pemerintah
pusat membuat payung hukum berupa Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
(Perppu) Nomor 1 Tahun 2020, Perpres No. 54 Tahun 2020, PMK No. 40/PMK.07 Tahun
2020 tentang Perubahan atas PMK No. 205/PMK.07 Tahun 2019, Peraturan Menteri Desa
Nomor 6 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Permendesa PDTT Nomor 11 Tahun 2019,
Instruksi menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 2020 Dengan landasan peraturan tersebut
dana kampung dapat digunakan untuk penanggulangan terdampak Covid-19 yang meliputi
pertama pencegahan dan penanganan Covid-19, kedua Padat Karya Tunai Kampung (PKTK)
dan ketiga Bantuan Langsung Tunai.

I.2. Rumusan Masalah

Menganalisa kebijakan APBKam untuk penanganan Covid-19 di Kampung Bandarsari


Kecamatan Padang Ratu Kabupaten Lmpung Tengah.

I.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui proses perubahan kebijakan APBKam untuk
penanganan Covid-19 di Kampung Bandarsari Kecamatan Padang Ratu Kabupaten Lmpung Tengah.
II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kampung

Kampung memiliki beberapa arti, antara lain: suatu daerah, di mana terdapat beberapa rumah
atau keluarga yang bertempat tinggal di sana. Daerah tempat tinggal warga menengah ke
bawah di daerah kota. Sebagai pembagian administratif tingkat
IV: nama alternatif untuk desa/kelurahan yang merupakan satuan pembagian administratif
daerah yang terkecil di bawah kecamatan/ mukim/ distrik/ banua (benua). Kampung sebagai
sinonim dari istilah desa ini dipakai di Lampung (Kab. Lampung Tengah, Tulangbawang,
Tulangbawang Barat, Mesuji, dan Way Kanan), Papua, dan Kalimantan
Timur (Berau dan Kutai Barat). Sebuah kampung dipimpin oleh seorang Kepala Kampung
(Kamponghofd) sinonim dari kepala desa. sebagai pembagian administratif tingkat
V: nama alternatif untuk dusun/banjar/padukuhan/rukun kampung (RK)/anak kampung, yang
semua itu merupakan bagian dari sebuah desa/kelurahan. Kampung sebagai sinonim
dari dusun ini dipakai di Jawa, Nusa Tenggara Barat, dan tempat-tempat tertentu.
Kampung merupakan lingkungan tradisional khas Indonesia, ditandai ciri kehidupan
yang terjalin dalam ikatan kekeluargaan yang erat Kampung kotor yang merupakan bentuk
pemukiman yang unik, tidak dapat disamakan dengan “slum” atau juga disamakan dengan
pemukiman penduduk berpenghasilan rendah (Turner, 1972). Kampung merupakan suatu
kesatuan lingkungan tempat tinggal yang dihuni oleh sekelompok masyarakat yang terdiri
dari kesatuan keluarga-keluarga. Kumpulan sejumlah kampung disebut desa. Kampung
adalah satu-satunya jenis permukiman yang bisa menampung golongan penduduk Indonesia
yang tingkat perekonomian dan tingkat pendidikan paling rendah meskipun tidak tertutup
bagi penduduk berpenghasilan dan berpendidikan tinggi (Khudori, 2002).
Kampung memiliki beberapa karakteristik yang signifikan menurut buku Pengantar
Sosiologi Pedesaan dan Pertanian karangan Raharjo yaitu :

a. besarnya kelompok primer


b. faktor geografik yang menentukan sebagai dasar pembentukan kelompok/asosiasi
c. hubungan lebih bersifat intim dan awet
d. homogen
e. mobilitas sosial rendah
f. keluarga lebih ditekankan fungsinya sebagai unit ekonomi
g. populasi anak dalam proporsi yang lebih besar

2.2 Aparatur Kampung

Pemerintahan kampung adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan


masyarakat setempat dalam pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan kampung mencakup urusan pemerintahan yang
sudah ada berdasarkan hak asal-usul kampung, urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya kepada kampung, tugas
pembantuan dari pemerintah dan pemerintah daerah, urusan pemerintah lainnya yang oleh
Perundang-Undangan yang diserahkan kepada kampung. Pemerintah kampung adalah Kepala
kampung dan Perangkat kampung sebagai unsur penyelenggara pemerintahan kampung.
Pemerintah kampung adalah unsur penyelenggara kampung, pemerintah kampung terdiri atas
kepala kampung dan perangkat kampung. Pemerintah kampung mempunyai tugas pokok :

1. Melaksanakan urusan rumah tangga kampung, urusan pemerintahan umum,


pembangunan dan pembinaan masyarakat.

2. Menjalankan tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah


kabupaten.

Pemerintah kampung merupakan unit terdepan dan berhadapan langsung dalam pelayanan
pemerintahan dan pemberdayaan masyarakat, serta menjadi tonggak utama untuk
keberhasilan semua program pemerintah. Memperkuat kampung merupakan suatu upaya
untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Dalam upaya meningkatkan
kapasitas pelayanan kepada masyarakat, selain mendudukan desa menurut urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan kampung, kepastian tersedianya pendanaan untuk
menyelenggarakan pemerintahan dan pemberdayaan masyarakat serta tersedianya SDM yang
mampu menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat.
Pemerintah kampung adalah organisasi kampung yang terdiri atas:

a. Kepala Kampung mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan,


pembangunan dan kemasyarakatan. Kepala kampung memiliki wewenang :
1. Memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Kampung
2. Mengangkat dan memberhentikan Perangkat Kampung
3. Memegang kekuasaan pengeloalaan Keuangan dan Aset Kampung
4. Menetapkan Peraturan Kampung
5. Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung
6. Membina kehidupan masyarakat Kampung
7. Membina dan meningkatkan perekonomian Kampung seta mengintegrasikannya agar
mencapai perekonomian skala produktif untuk sebesar-besarnya kemakmuran
masyarakat Desa

8. Mengembangkan sumber pendapatan kampung.


9. Mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagian kekayaan negara guna meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Kampung.
10. Membangun kehidupan sosial budaya masyarakat Kampung.

b. Sekretaris Kampung (sekkam) Tugas pokok sekdes adalah membantu Kepala Kampung
dalam mempersiapkan dan melaksanakan pengelolaan administrasi kampung,
pembangunan, kemasyarakatan dan keuangan kampung, mempersiapkan bahan
penyusunan laporan penyelenggaraan Pemerintahan Kampung serta memberikan
pelayanan administrasi bagi pemerintahan kampung dan masyarakat. Fungsi sekkam
adalah:

1. Penyelenggara kegiatan administrasi dan persiapan bahan untuk kelancaran tugas


Kepala Kampung
2. Melaksanakan tugas Kepala Kampung dalam hal kepala desa berhalangan
3. Melaksanakan tugas Kepala Kampung apabila kepala desa diberhentikan sementara
4. Penyiapan bantuan penyusunan Peraturan Kampung
5. Penyiapan bahan laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Kampung
6. Pengkoordinasian Pemenyelenggaraan tugas-tugas urusan, dan
7. Pelaksanaan tugas yang diberikan oleh Kepala Kampung.
8. Kepala Urusan Pemerintahan dan Umum

c. Kepala Urusan Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Tugas pokok kaur terkait
urusan pembangunan adalah membantu kepala desa dalam melaksanakan penyiapan
bahan perumusan kebijakan teknis pengembangan ekonomi masyarakat dan potensi
desa, pengelolaan administrasi pembangunan, pengelolaan pelayanan masyarakat serta
penyiapan bahan usulan kegiatan dan pelaksanaan tugas pembantuan.
d. Badan Permusyawaratan Kampung mempunyai fungsi menetapkan peraturan Kampung
bersama kepala Kampung, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
e. Kepala Dusun Kepala Dusun adalah sebagai pelaksana tugas Kepala Kampung di
Wilayahnya. Dengan melakukan tugasnya di wilayah kerjanya.

Tugas pokok kaur terkait urusan pemerintahan: membantu kepala desa dalam
melaksanakan pengelolaan administrasi kependudukan, administrasi pertanahan, pembinaan,
ketentraman dan ketertiban masyarakat kampung, mempersiapkan bahan perumusan
kebijakan penataan, kebijakan dalam penyususnan penduduk hukum kampung. Fungsi dalam
urusan pemerintahan:

1. Pelaksanaan kegiatan administrasi kependudukan


2. Persiapan bahan-bahan penyusunan rancangan peraturan kampung dan keputusan
kampung
3. Pelaksanaan kegiatan administrasi pertanahan
4. Pelaksanaan kegiatan pencatatan monografi kampung
5. Persiapan bantuan dan melaksanakan kegiatan penataan kelembagaan masyarakat
untuk kelancaran penyelenggaraan pemerintahan kampung
6. Persiapan bantuan dan melaksanakan kegiatan kemasyarakatan yang berhubungan
dengan upaya menciptakan ketentraman dan ketertiban masyarakat dan pertahanan
sipil
7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepada Kampung.

2.3 Alokasi Dana Kampung (ADK)

Alokasi Dana Kampung (ADK) Kampung memiliki posisi yang sangat strategis,
sehingga di perlukan adanya perhatian yang seimbang terhadap penyelenggaraan otonomi
daerah. Indikasi keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah ditandai dengan keberhasilan
Pemerintah dalam pelaksanaan otonomi kampung. Oleh karena itu upaya untuk memperkuat
Pemerintahan yang ada di Kampung merupakan langkah yang harus segera diwujudkan baik
pemerintah propinsi maupun oleh pemerintah kabupaten. Menurut Widjaja H.A.W.
(2003:113) Dalam rangka meningkatkan pemberdyaan, kesejahteraan dan pemerataan
pembangunan yang ada di pedesaan melalui dana Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah
(APBD) Kabupaten, propinsi dan pusat perlu merealisasikan dalam APBD masing-masing
sebesar 10% untuk Dana Alokasi Kampung. Dengan mengalokasikan Dana Alokasi Sebasar
10% ini diharapkan kesejahteraan dan pemerataan pembangunan di Kampung dapat menjadi
kenyataan. Terciptanya pemerataan Pembangunan khusunya di perkampungan .

Alokasi Dana Kampung (ADK) merupakan primbangan dana Pemerintah


kabupaten/kota kepada pemerintah Kampung yang bersumber dari keuangan Pemerintah
Pusat dalam rangka Pemberdayaan masyarakat. Wasistiono (2006:110) mengatakan bahwa
Konsep Tentang Dana perimbangan Kampung sendiri bukan merupakan suatu gagagsan
ekonomi (semata), melainkan suatu gagasan untuk memberikan dukungan bagi
pengembangan proses politik dan proses reform di kampung. Distruksi Politik dimasa lalu,
tentunya memerlukan suatu proses rehabilitasi yang memadai. Sumber daya kampung yang
terkuras keluar, perlu di kembalikan dari prinsip pemerataan yang hilang, perlu pula segera
diwujudkan agar tidak terus menerus menjadi slogan politik.

Sebagai konsekuensi diberikannya Otonomi kepada Kampung maka diberikan pula


Anggaran untuk mengelola daerahnya yang disebut Alokasi Dana Kampung (ADK). Alokasi
Dana Kampung (ADK) adalah Dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten untuk
Kampung, yang bersumber dari bagian Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang
diterima oleh Kabupaten.

Adapun tujuan dari Alokasi Dana Kampung (ADK) ini adalah untuk :

1. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan kampung dalam melaksanakan


pelayanan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan sesuai
kewenangannya.
2. Meningkatkan kemampuan lembaga kemasyarakatan di kampung dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pembangunan secara partisipatif sesuai
dengan potensi desa
3. Meningkatkan pemerataan pendapatan, kesempatan bekerja dan kesempatan
berusaha bagi masyarakat Kampung;
4. Mendorong peningkatan swadaya gotong royong masyarakat desa.

Pemerintah mengharapkan kebijakan Alokasi Dana Kampung (ADK) dapat mendukung


pelaksanaan pembangunan partisipatif berbasis masyarakat dalam upaya pemberdayaan
masyarakat perkampungan sekaligus memelihara kesinambungan pembangunan di tingkat
kampung. dengan adanya Alokasi Dana Kampung (ADK), Kampung memiliki kepastian
pendanaan sehingga pembangunan dapat terus dilaksanakan tanpa harus terlalu lama
menunggu datangnya dana bantuan dari pemerintah pusat.

Alokasi Dana Kampung (ADK) tersebut akan mendorong terlaksananya otonomi


Kampung, Sekaligus sebagai usaha pemberdayaan Pemerintah Kampung dan masyarakat
Kampung. Pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten sebagai fasilitator, memfasilitasi
masyarakat agar mampu menjalankan fungsi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
terhadap penggunaan Alokasi Dana Kampung (ADK) yang diterima .

Pemberian Alokasi Dana Kampung merupakan wujud dari pemenuhan hak Kampung
untuk menyelenggarakan otonominya agar tumbuh dan berkembang mengikuti pertumbuhan
dari Kampung itu sendiri berdasarkan keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli,
demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat. berdasarkan beberapa pernyataan tersebut,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Alokasi Dana Kampung (ADK) adalah salah satu
pendapatan Kampung yang diperolah melalui dari perimbangan dari keuangan Pemrintah
Pusat dan Pemerintah Daerah Kabupaten sebesar 10% setelah dikurangi belanja pegawai dan
dana tersebut akan digunakan oleh Pemerintah Kampung dalam melaksanakan
pemerintahannya.
III METODOLOGI

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di Kampung Bandarsari dimana titik pengambilan data
penelitian tentang Peralihan Dana Kampung Dalam Penanganan Pandemi Covid 19 Di
Kampung Bandarsari Kecamatan Padang Ratu Kabupaten Lampung Tengah

3.2 Tipe Penelitian

Tipe Penelitian yang digunakan yakni Kualitatif dengan penjabaran deskriptif yaitu suatu
penelitian yang bertujuan untuk memperoleh gambaran untuk memahami dan menjelaskan
Pengelolaan Alokasi Dana Kampung (ADK) di Kampung Bandarsari Kecamatan Padang Ratu
Kabupaten Lampung Tengah. Menurut Bogdan dan Taylor dalam ley J (1996), Metodologi kualitatif
sebagai prosedur penelitian yang akan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dimana data yang terkumpul
merupakan hasil dari lapangan yang diperoleh melalui pengumpulan data primer seperti observasi,
wawancara, studi pustaka, dan pengumpulan data sekunder seperti data pendukung yang di peroleh
dari arsip/dokumen yang sudah ada atau literaur tulisan yang sangat berkaitan dengan judul
penelitian .

3.3 Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi
Observasi yaitu pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan langsung
terhadap objek penelitian yang dilakukan secara sistematis dan sengaja.
b. Wawancara
Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan melalui interview secara langsung
dengan informan. Teknik ini akan menggunakan pedoman wawancara agar
wawancara yang dilakukan tetap berada pada fokus penelitian, meskipun tidak
menutup kemungkinan akan adanya pertanyaan-pertanyaan yang berlanjut yang
berhubungan dengan masalah penelitian.
c. Dokumen dan Arsip
Pada teknik ini akan dilakukan telaah pustaka, dimana peneliti mengumpulkan data
dari penelitian sebelumnya berupa buku dan jurnal. Metode dokumenter ini
merupakan metode pengumpulan data yang berasal dari sumber non-manusia.
Dokumen dan arsip yang berkaitan dengan fokus penelitian merupakan salah satu
sumber data yang paling penting dalam penelitian. Dokumen yang dimaksud adalah
dokumen tertulis, gambar/foto, atau film audio-visual, data statistik, laporan
penelitian sebelumnya maupun tulisan tulisan ilmiah

3.4 Informan Penelitian

Informan merupakan salah satu anggota kelompok partisipan yang berperan sebagai pengarah
dan penerjemah muatan-muatan budaya atau pelaku yang terlibat langsung dengan permasalahan
penelitian. Informan dalam penelitian ini dipilih karena paling banyak mengetahui atau terlibat
langsung. Pemilihan informan dalam penelitian ini dengan cara purposive sampling. Yaitu, teknik
penarikan sample secara subjektif dengan maksud atau tujuan tertentu, yang mana menganggap
bahwa informan yang diambil tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitian yang
dilakukan. Adapun yang menjadi informan pada penelitian ini adalah

1. Kepala Seksi Keuangan dan Aset Kampung Dinas PMD Kab.Lampung Tengah

2. Kepala Kampung Bandarsari

3. Sekretaris Kampung Bandarsari

4. Bendahara Kampung Bandarsari

5. Ketua BPD Kampung Bandarsari

6. Kepala Dusun

7. Tokoh masyarakat

8. Masyarakat

3.5 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder :

a. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber asalnya atau di lapangan yang
merupakan data empirik, data empirik yang dimaksud adalah hasil wawancara dengan
beberapa pihak atau informan yang benar-benar berkompeten dan bersedia memberikan data
dan informasi yang dibutuhkan dan relevan dengan kebutuhan penelitian. Salah satunya
kepala bagian atau instansi yang terkait dalam penelitian.
b. Data Sekunder merupakan data yang diperoleh dari hasil telaah bacaan ataupun kajian
pustaka, buku-buku atau literature yang terkait dengan permasalahan yang sedang diteliti,
internet, dokumen atau arsip, dan laporan yang bersumber dari lembaga terkait yang relevan
dengan kebutuhan data dalam penelitian.

3.6 Definisi Konsep

Defenisi konsep bertujuan untuk mengarahkan peneliti dalam melakukan penelitian, maka
dari itu disusun definisi konsep yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini yakni :

a. Pemerintah desa adalah Kepala Kampung atau yang disebut dengan nama lain dibantu
perangkat Kampung sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Kampung. Pemerintah
Kampung yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Pemerintah Desa di Desa Abbatireng.
b. Pengelolaan Alokasi Dana Kampung (ADK) yaitu Pengelolaan diartikan sebagai suatu
rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan
serangkaian kerja dalam mencapai tujan tertentu. Pengelolaan keuangan Kampung
didalamnya disebutkan tahapan-tahapan pengelolaan yaitu :
a) Perencanaan yang dimaksudkan adalah tahapan perencanaan penggunaan ADK yaitu
pembuatan rencana.
b) Pelaksanaan yang dimaksudkan yaitu tahapan penggunaan ADK.
c) Penatausahan yang dimaksud yaitu segala rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan,
inventarisasi, dan pelaporan barang milik kampung yang diperoleh dari hasil penggunaan
ADK.
d) Pelaporan yang dimaksud yaitu upaya pengelola ADK untuk melaporkan setiap
perkembangan kegitan yang sedang dijalankan atau telah diselesaikan kepada pendamping
ataupun penanggungjawab ADK.
e) Pertanggung jawaban keuangan Desa yang dimaksudkan penulis adalah pertanganggung
jawaban penggunaan Alokasi Dana Kampung (ADK) sebagai bentuk laporan hasil realisasi
dari penggunaan Alokasi Dana Kampung (ADK).
c. Faktor yang mempengaruhi pengelolaan Alokasi Dana Kampung (ADK) meliputi faktor
pendukung dan faktor penghambat.

3.7 Analisis Data

Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan menguraikan dan
menjelaskan melalui kata dan kalimat hasil penelitian yang diperoleh dalam bentuk data
kuantitatif maupun kualitatif. Proses analisis data dilakukan melalui tahapan identifikasi
menurut kelompok tujuan penelitian, mengelola dan menginterpretasikan data, kemudian
dilakukan abstraksi, reduksi dan memeriksa keabsahan data. Data yang disajikan berbentuk
tabel, skema, maupun dalam bentuk narasi.
Daftar Pustaka

Priadi Asmanto, Taufik Hidayat, Mohammad Maulana, G. Irwan Suryanto, Ardi Adji - Unit Riset,
TNP2K. April 2020, Jakarta, Indonesia.

Perppu. 2020. Tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk
Penanganan Pandemi Corona Virus

Disease 2019 (Covid-19). (Online), (https://kemenkeu.go.id), diakses 7 Juli 2020.

Permendes PDTT, 2020. Prioritas Pengunaan Dana Desa Tahun 2020. (Online),
(https://kemenkeu.go.id, diakses 5 Juli 2020

Anda mungkin juga menyukai