Anda di halaman 1dari 9

5

Diagram Smith

Tujuan Pembelajaran Umum:


Mengenalkan cara grafis dalam menganalisis saluran transmisi.

Tujuan Pembelajaran Khusus:


Menjelaskan cara pembentukan diagram Smith, menganalisis saluran transmisi
dengan terminasi menggunakan diagram Smith.

5.1 Koefisien Pantul dan VSWR


Pada bab 2 kita telah mempelajari tentang saluran transmisi yang diterminasi dengan
beban sembarang. Jika impedansi beban, ZL, tidak sama dengan impedansi karakteristik
saluran, Z0, maka sebagian daya akan diserap dan sebagian lagi akan dipantulkan.
Ketika gelombang datang dan gelombang pantul sefasa, akan terjadi interferensi saling
menguatkan sehingga didapatkan tegangan maksimum. Sebaliknya jika fasanya
berlawanan interferensinya akan saling meniadakan dan tegangannya akan minimum.
Perbandingan tegangan pantul terhadap tegangan datang adalah koefisien pantul, dan
perbandingan tegangan maksimum terhadap tegangan minimum adalah VSWR. Untuk
saluran tak meredam, koefisien pantul dituliskan sebagai berikut:

Γ =ρ ∠ϕ=Γ R + j Γ I (5.1)

dimana ρ=ρL adalah magnitud dari koefisien pantul di beban, –l adalah sudut
dari koefisien pantul pada jarak l dari beban, dan  sudut koefisien pantul di beban.
Selain dituliskan dalam bentuk polar, koefisien pantul juga dapat dituliskan dalam
bentuk rectangular, seperti pada (5.1), dengan Γ R adalah bagian riil dari koefisien
pantul, dan Γ I bagian imajinernya.
Persamaan (5.1) dapat diplot dalam bentuk grafik dengan sumbu horizontal Γ R dan
sumbu vertikalnya Γ I . Mengingat bahwa Γ R= ρcos ⁡(ϕ) dan Γ I =ρ sin ⁡(ϕ) dengan  = 0
– 360o, maka hasil plot dari koefisien pantul adalah lingkaran konsentrik dengan jari-jari
 = 0 hingga  = 1. Untuk saluran transmisi dan sistem yang stabil, koefisien pantul
akan selalu lebih kecil atau sama dengan satu (   1). Jadi lingkaran yang paling luar
adalah lingkaran dengan  = 1, dan yang paling dalam berupa titik, dan merupakan
pusat lingkaran, adalah untuk nilai  = 0. Hasil plot tersebut diperlihatkan pada Gambar
5.1 di bawah ini.

Saluran Transmisi 5- 1
j I

R

Gambar 5.1 Lingkaran-lingkaran koefisien pantul

Jika kita plot seluruh nilai koefisien pantul, maka akan ada tak terhingga lingkaran
antara pusat lingkaran dengan lingkaran  = 1. Bidang lingkaran yang dibentuk oleh
koefisien pantul ini kita sebut bidang koefisien pantul. Contoh pada Gambar 5.1 di atas
titik A adalah titik yang menunjukkan koefisien pantul 0,5 sudut 45o (0,545o).
Sudut fasa  pada (5.1) adalah   2l, makin menjauh dari beban, sudut fasa
koefisien pantul makin negatif. Pada bidang koefisien pantul, sudut 0 o berada pada
ujung kanan, 180o pada ujung kiri jika bergerak berlawanan arah jarum jam, dan  180o
jika bergerak searah jarum jam. Jadi jika kita bergerak searah jarum jam, kita bergerak
menjauhi beban menuju generator, karena sudut fasanya makin negatif. Arah sebaliknya
adalah dari generator menuju beban. Tegangan maksimum terjadi pada sudut 0 o dan
tegangan minimum pada sudut 180o.
VSWR adalah perbandingan tegangan maksimum terhadap tegangan minimum, dan
dituliskan sebagai berikut:

1+ ρ
VSWR= (5.2)
1−ρ

Lingkaran-lingkaran koefisien pantul pada Gambar 5.1 menunjukkan nilai yang


konstan, sedangkan fasanya berubah-ubah; karena VSWR hanya bergantung pada nilai
, tidak terhadap fasanya, maka lingkaran-lingkaran koefisien pantul tersebut
menunjukkan nilai-nilai VSWR yang konstan juga. Dengan demikian gerak searah atau
berlawanan arah jarum jam sepanjang lingkaran koefisien pantul, dikatakan sebagai
gerak dengan lingkaran VSWR tetap.

Saluran Transmisi 5- 2
5.2 Lingkaran Resistansi dan Reaktansi Konstan
Impedansi masukan yang jaraknya l dari beban dapat dinyatakan sebagai fungsi dari
koefisien pantul, seperti diperlihatkan pada (2.42). Persamaan tersebut dapat dituliskan
kembali seperti di bawah ini:

Z ¿ 1+ Γ ( 1+ Γ R ) + j Γ I
z= = = (5.3)
Z 0 1−Γ ( 1−Γ R )− j Γ I

dengan z adalah impedansi ternormalisasi. Ruas kanan dari (5.3) dapat kita uraikan
menjadi

( 1+ Γ R ) + j Γ I [ ( 1+ Γ R ) + j Γ I ][ ( 1−Γ R ) + j Γ I ] 1−Γ 2R −Γ 2I 2 Γ 2I
= 2
= 2
+ j 2
( 1−Γ R ) − j Γ I ( 1−Γ R ) + Γ 2I ( 1−Γ R ) + Γ 2I ( 1−Γ R ) + Γ 2I

sedangkan impedansi dapat kita tuliskan sebagai

z=r + jx

dimana r dan x, masing-masing, adalah resistansi dan reaktansi ternormalisasi. Dengan


melihat kedua persamaan di atas, maka kita dapat menuliskan

1−Γ 2R−Γ 2I
r= 2 (5.4)
( 1−Γ R ) + Γ 2I

dan

2 Γ 2I
x= 2 (5.5)
( 1−Γ R ) + Γ 2I

Dari (5.4) kita peroleh

r 2 2 2
1
( Γ 2R −
1+r )
+ΓI=
1+r ( ) (5.6)

Persamaan (5.6) adalah persamaan lingkaran dengan pust ( r /(1+r ), 0 ) dan jari-jari
1/(1+r ). Persamaan (5.6) dapat diplot dan hasilnya berupa lingkaran-lingkaran dengan
pusat yang bergeser ke kanan pada sumbu Γ R ,seperti diperlihatkan pada Gambar 5.2 di
bawah ini. Contoh: jika r = 0, maka pusat lingkaran adalah (0, 0) dan jari-jarinya 1.
Pada gambar tersebut lingkaran yang paling luar menunjukkan lingkaran dengan r = 0.
Dapat dicoba untuk nilai resistansi positif yang lain, maka akan diperoleh lingkaran-
lingkaran yang lebih kecil dengan makin besarnya nilai r.
Persamaan (5.5) dapat kita uraikan menjadi

Saluran Transmisi 5- 3
1 2 1 2
2
( ) ()
( Γ R −1 ) + Γ I − =
x x
(5.7)

Gambar 5.2 Lingkaran-lingkaran resistansi konstan

juga merupakan persamaan lingkaran dengan pusat (R = 1, I = 1/x) dan jari-jari (1/|
x|). Sekarang kita plot (5.7) pada bidang koefisien pantul, maka diperoleh lingkaran-
lingkaran reaktansi tetap pada Gambar 3.3. Jika kedua gambar ini kita gabung kita
dapatkan diagram Smith seperti pada Gambar 5.4. Hal lain yang menarik adalah nilai-
nilai resistansi r  1 pada sisi kanan pusat diagram Smith menunjukkan nilai-nilai
VSWR.

Saluran Transmisi 5- 4
Gambar 5.3 Lingkaran-lingkaran reaktansi tetap

Gambar 5.4 Diagram Smith

Diagram Smith pada Gambar 5.4 belum lengkap, karena pada gambar tersebut tidak
terdapat grafik-grafik untuk koefisien pantul, VSWR, dan besaran lain yang pusatnya
berada di (0,0). Diagram Smith yang lengkap diperlihatkan pada Gambar 5.5. Pada
Gambar tersebut semua besaran dengan skala radial (berpusat pada pusat diagram
Smith) digambarkan di bawah, sedangkan pada lingkaran diagram, selain nilai-nilai
impedansi ternormalisasi (atau admitansi ternormalisasi), ada juga skala panjang
gelombang, sudut koefisien pantul dan koefisien transmisi. Perlu diperhatikan, jika kita
bergerak satu lingkaran penuh berarti kita bergerak sejauh /2.
Jika bergerak searah jarum jam, sudut koefisien pantul makin mengecil. Sudut 
pada (5.1) adalah  – 2l, dengan  adalah sudut koefisien pantul di beban, dan  adalah
konstan fasa dan besarnya sama dengan 2/; l adalah jarak dari beban. Dengan
demikian makin besar l, makin jauh dari beban, sudut  makin mengecil. Jadi jika
bergerak searah jarum jam menurut lingkaran VSWR konstan, sama dengan bergerak
menjauhi beban. Oleh sebab itu pada diagram Smith, gerak searah jarum jam dinyatakan
dengan wavelength toward generator, artinya kita bergerak menjauhi beban menuju
generator. Gerak sebaliknya disebut wavelength toward load, bergerak menuju beban.
Semua dinyatakan dalam panjang gelombang.
Untuk memperjelas cara pembacaan diagram Smith, kita lihat dengan sebuah
contoh numerik. Pada contoh pertama kita melihat cara menentukan koefisien pantul,
VSWR, lmax dan lmin, juga Zmax dan Zmin, dari impedansi beban dan impedansi karakteristik
saluran yang diketahui. Pada contoh yang kedua kita menentukan impedansi saluran
pada jarak tertentu dari beban, jika diketahui koefisien pantul.

Saluran Transmisi 5- 5
NAMA TITLE GBR. NO.

TGL.
FormSmith Chart Teknik Telekomunikasi Polban

Diagram Smith Lengkap

0.12 0.13
0.11 0.14
0.3 8 0.3 7 0. 15
0.1 0.39 0.36
90
0.4 1 00 80 0. 35 0.1
0.09 6

45
50
1 110 40 70 0. 34
0.4

1.0
0.9
0. 1

1. 2
8

55
0.0

0 .8
7
35 0.3

1.4
2

0.7
0. 4 12
0 60 3
0.6 60 o)
jB/ Y 0. 1

1. 6
7
0 .0 E (+ 30 8
3 NC 0.
0 .4 TA 0 .2 32

1.8
P
0 CE 50
65

13 US
ES

2. 0
0. 5

T IV

0.
6

25
0.0

19
AC
4

0.
0 .4

AP

31
C
70

R
, O 0. 4
o)
0

40
14
5

0 .4

0. 2
0.0

/Z

20
5

0.3
jX
0.4

(+

3. 0
NT
75

0.6
NE
PO
4

0. 2
0.0

0. 3
OM
6
150

0.2

1
30
0. 4

9
0.8 15
C
>

CE

4.0
80
R–

AN
TO

CT

1.0

0.2 2
ER A
0. 47

0.2 8
REA

5. 0

0
GEN

1.
0.2
160

20
VE
85

10
C TI
ARD

8
0.
U

0. 23
IN D
TOW

0 .2 7
0.48

AN G
90

0. 6

ANGL
N GTHS

LE OF
10

EOFR
170

0.1
0.4
0.0 – > W A VE LE

TRA NSM

0.24
0.26
0.49

EFLEC TIO N C OE FFI CI EN T I N DEG


20
0 .2

I SSION C OEFFIC IE NT IN
50
0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

1.0

1.2

1.4

1.6

1.8

2.0

3.0

4.0

5.0

10

20

50

0.25
0.25
± 180
0.0

RESISTANCE COMPONENT (R/Zo), OR CONDUCTANCE COMPONENT (G/Yo)


50

0.2
D LOA D <

20

0 .2 4
0 .49

0.26
0. 4
-17 0

0.1
O W AR

DEGR
10

REES
0. 6
HST

EES
-90

0.23
0 .48

0. 27
/ Yo
GT

(-jB

8
0.
EN

-10
L

CE
-160
-85

-20
0 .2
V E

AN

1. 0

5. 0
WA

0.2 2
PT
0. 47

0.2 8
0
1.
E
<–

SC U
-15 -80

4.0
ES

0.8 -15
IV
4
0

0. 3 0.2
-30
CT
0.0
6

0. 2
1
0. 4

DU

9
IN

0 .6
-75

3. 0
,O
o)
5

0. 2

-20
0.0

/Z
5

4
jX

0.3

0.
0.4

-4

(-
- 14

T 0.4
EN
-7 0

N
PO
06

0.
19
0.

M
CO -25
0.
44

31
-6 5 .5
0.

CE
2.0
0

0 -5
-1 3 AN 0
CT A 0.
0.2
1. 8

7 RE 18
0. 0 IV E
0 .6

0 .3
43 CIT -30
0. PA 2
1.6

CA
-60

-60 0.1
-120 0.08
0.7

7
1. 4

-35 0.3
0.8

2
0.4 3
1.2
-55

0.9

1.0

9 0. 16
0.0 -110 -40
- 70
0
-5

0.3
-4

0 .41 0. 1 0.15 4
-10 0 - 80
09- 0 .1 4
0 .4 0.11 0.3 5
0.12 0.13
0 .3 9 0.36
0.38 0.37
F
O ( CO [ dB CO ]

RADIALLY SCALED PARAMETERS


. C K S S dB
EF
M A OS O S . [
NS PE L L N

TOWARD LOAD –> <– TOWARD GENERATOR


P)
A W. L. W. TE
SW d SS [ FF, E o

F, NS ]
RT RF L. C

P T.
TR S . RF S . AT

¥ 100 40 20 10 5 4 3 2.5 2 1.8 1.6 1.4 1.2 1.1 1 15 10 7 5 4 3 2 1


R BS dB P r I
N L. C OE
.L O F
O E F,

¥ 40 30 20 15 10 8 6 5 4 3 2 1 1 1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.6 1.8 2 3 4 5 10 20


RF

¥
EF

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 14 20 30 ¥ 0 0.1 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.5 2 3 4 5 6 10 15 ¥


I
]

or
E

1 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0.05 0.01 0 0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2 2.5 3 4 5 10 ¥
F,
EF

1 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 1 0.99 0.95 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0
O
.C
M
NS

CENTER
A
TR

0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2

ORIGIN

Gambar 5.5 Diagram Smith lengkap

Saluran Transmisi 5- 6
Contoh 5.1: Cara membaca diagram Smith
Pada contoh ini kita akan melihat bagaimana cara membaca diagram Smith untuk
menentukan koefisien pantul, VSWR, posisi tegangan maksimum dan minimum pertama,
Zmax dan Zmin. Misalkan kita punya sebuah impedansi beban ZL = 25 + j30 
dihubungkan dengan saluran transmisi yang impedansi karakteristiknya 50 .

Solusi:
Pertama kita normalisasi impedansi beban menjadi zL = 0,5 + j0,6, kemudian simpan
pada diagram Smith, titik zL diperlihatkan pada Gambar 5.6. Kemudian buat lingkaran
koefisien pantul dari pusat diagram Smith melalui zL (lingkaran hitam), diperoleh L =
0,48 (dilihat pada skala RFL. COEFF. E or I di bawah, pada Gambar 5.5) dengan sudut
108o (dengan cara menarik garis dari pusat diagram Smith ke beban zL, kemudian lihat
skala sudut koefisien pantul pada lingkaran diagram Smith). Pada sudut 0 o, lingkaran
ini bersinggungan dengan r = 2,87, titik singgung ini adalah VSWR (coba bandingkan
dengan skala bawah pada Gambar 5.5).

Posisi zL berada pada skala 0,10 sedangkan posisi sudut 0o pada skala 0,25, jadi posisi
tegangan maksimum berada pada jarak (0,25 – 0,1) = 0,15 dari beban (garis merah
pada Gambar 5.6). Posisi tegangan minimum berada di sebelah kirinya dan jaraknya /4
dari tegangan maksimum, atau 0,4 dari beban.

Pada contoh ini impedansi beban bersifat induktif. Jadi jika bergerak menuju generator
akan ditemui tegangan maksimum dulu, kemudian tegangan minimum. Jika beban
bersifat kapasitif, maka akan sebaliknya dari kasus di atas.

Impedansi maksimum Zmax = Z0 VSWR dan Zmin = Z0 /VSWR, seperti telah dibahas pada
bab 2, karena pada diagram Smith semua nilai dinormalisasi terhadap Z0, maka
pembacaan pada diagram Smith menjadi zmax = VSWR dan zmin = 1/VSWR. Berarti
tempat persinggungan lingkaran koefisien pantul dengan lingkaran resistansi tetap pada
ujung kanan adalah zmax dan pada ujung kiri zmin. Hasil akhir tinggal didenormalisasi
dengan mengalikannya dengan Z0. Pada contoh ini Zmax = 143,5  dan Zmin = 17,5 .

Contoh 5.2: Menentukan impedansi masukan dengan diagram Smith


Pada contoh ini kita akan menggunakan diagram Smith untuk menentukan impedansi
masukan saluran pada jarak l dari beban. Misalkan sebuah beban dihubungkan dengan
saluran yang impedansi karakteristiknya 50 , dan diperoleh koefisien pantul di beban
adalah 0,5140o. Berapakah impedansi masukan pada jarak 0,24 dari beban.

Buat lingkaran VSWR tetap pada diagram Smith, seperti diperlihatkan pada Gambar 5.7
(warna merah). Ternyata diperoleh zL = 0,37 – j0,32. Kemudian bergerak dengan
lingkaran VSWR tetap, dari beban menuju generator (searah jarum jam) sejauh 0,24,
maka diperoleh zin = 1,32 + j1,29, atau impedansi masukan Zin = Z0zin = 66 + j64,5 .
Koefisien pantul di masukan adalah in = 0,547,2o.

Saluran Transmisi 5- 7
Gambar 5.6 Cara pembacaan diagram Smith untuk contoh 5.1

Dengan dua contoh di atas diharapkan mahasiswa sudah mampu membaca diagram
Smith dengan benar. Untuk memahirkan diperlukan latihan menyelesaikan masalah-
masalah saluran dengan diagram Smith.
Jika zL diputar 180o, maka akan diperoleh damitansi beban, yL, karena

1
y L=
zL

dan seluruh diagram Smith sekarang berubah menjadi lingkaran-lingkaran


admitansi ternormalisasi. Pada contoh 5.2 di atas, dengan cara membalikkan zL
180o, maka diperoleh yL = 1,55 + j1,34. Begitu juga dengan zin yang diputar
180o menjadi yin = 0,39 – j0,38.
Denormalisasi pada admitansi sama seperti pada impedansi. Jika pada
impedansi Zin = Z0 zin, maka pada admitansi Yin = Y0yin, atau karena Y0 = 1/Z0,
maka Yin = yin/Z0.

Saluran Transmisi 5- 8
Gambar 5.7 Diagram Smith untuk contoh 5.2

5.3 Soal-soal
1. Sebuah saluran tak meredam dengan impedansi karakteristik 300  dan panjang 20
m, bekerja pada frekuensi 20 MHz. Faktor kecepatan adalah 2/3. Jika saluran
diterminasi dengan beban ZL = (450 – j240) , gunakan diagram Smith untuk
menghitung: (a) in, (b) VSWR, (c) posisi-posisi tempat terjadinya tegangan
minimum sepanjang saluran, dan (d) impedansi maksimum dan minimum.
2. Dengan menggunakan diagram Smith, tentukan impedansi dan admitansi masukan
dari sebuah saluran dengan L = 1 H/m, C = 100 pF/m, pada jarak 9 cm dari
impedansi beban resistor 100  yang seri dengan induktor 0,1 H pada frekuensi
500 MHz.
3. Dengan menggunakan diagram Smith tentukan nilai impedansi beban ZL yang
memberikan VSWR 1,5 pada saluran tak meredam 50  ketika tegangan minimum
terdekat berjarak 0,3 dari beban.
4. Sebuah saluran tak meredam dengan dielektrik udara dan impedansi karakteristik
100  diterminasi dengan beban yang tidak diketahui. Ternyata VSWR yang terukur
adalah 1,8 dan tegangan minimum pertama terjadi pada jarak 20 cm dari beban. Jika
beban diganti dengan terminasi hubung terbuka, tegangan minimum bergeser sejauh
2 cm ke arah beban. Jika f = 600 MHz tentukan ZL dengan menggunakan diagram
Smith.
5. Sebuah kabel koaksial tak meredam dan dielektrik udara digunakan pada frekuensi
200 MHz dengan VSWR 1,2. Tegangan maksimum pertama berjarak 15 cm dari
beban. (a) berapakah koefisien pantul di beban, (b) jika gelombang tegangan datang
adalah 300cos(t +l) V, berapakah tegangan di beban.

Saluran Transmisi 5- 9

Anda mungkin juga menyukai