Anda di halaman 1dari 6

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Studi Kasus

Desain atau rancangan studi kasus adalah suatu yang sangat penting

dalam studi kasus, yang memungkinkan pemaksimalan kontrol beberapa

faktor yang bisa mempengaruhi akurasi suatau hasil penelitian (Nursalam,

2011).

Desain penelitian ini yaitu asuhan keperawatan keluarga terhadap pasien

gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran, tentang tindakan proses

keperawatan yang bertujuan untuk mengeksplorasi asuhan keperawatan

dalam melakukan intervensi utama menghardik terhadap penurunan tingkat

halusinasi pada pasien halusinasi pendengaran.

B. Subyek Studi Kasus

Subjek dalam penelitian ini adalah klien dan keluarga. Subyek penelitian

yang akan di teliti 2 klien dan keluarga dengan kriteria inklusi dan eksklusi

yang mengalami gangguan sensori persepsi halusinasi yang sedang

melakukan rawat jalan di Puskesmas Teluk Dalam. Kriteria inklusi adalah

karakteristik umum objek penelitian dari suatu populasi target yang

terjangkau yang akan di teliti. Pertimbangan ilmiah harus menjadi pedoman

dalam menentukan kriteria inklusi (Nursalam,2013)

1. Kriteria inklusi

a. Keluarga dan klien halusinasi pendengaran dengan mengatakan dan

mendengar sesuatu objek sebenarnya tidak ada

b. Keluarga dan klien halusinasi pendengaran yang bersikap seperti

mendengarkan sesuatu
Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak

dapat memawakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel

penelitian yang penyebabnya anara lain adalah adanya hambatan etis,

menolak menjadi reponden atau berada pada suatu keadaan yang tidak

memungkinkan untuk melakukan penelitian (Nursalam,2013).

2. Kriteria Eksklusi

a. keluarga dan klien halusinasi pendengaran dengan penurunan

motivasi dalam hal kebersihan dirinya

b. keluarga dan klien halusinasi pendengaran dengan perilaku yang

sering marah-marah dan risiko perilaku kekerasan.

C. Fokus Studi

Fokus studi dalam penelitian ini adalah masalah penatalaksanaan klien

dan keluarga pada terapi menghardik pada asuhan jiwa dengan halusinasi

pendengaran di Puskesmas Teluk Dalam.

D. Definisi Operasional Fokus Studi

Asuhan Keperawatan Keluarga pada pasien dengan gangguan sensori

persepsi halusinasi pendengaran adalah suatu bentuk pelayanan

keperawatan keluarga yang merupakan bagian integral dari pelayanan

kesehatan yang komprehensif meliputi bio, psiko, sosio, dan spriritual yang

di berikan langsung kepada pasien.

Beberapa definisi operasional antara lain:

1. Halusinasi
halusinasi merupakan hilangnya kemampuan manusia dalam

membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal

(dunia luar).

2. Mengontrol Halusinasi dengan menghardik

Suatu metode atau melatih perawat kepada klien dan keluarga untuk

membantu mengontrol halusinasi pendengaran.

3. Asuhan Keperawatan

Suatu metode yang sistematis dan terorganisasi dalam pemberian

asuhan keperawatan, yang difokuskan pada reaksi dan respon untuk

individu suatu kelompok atau perorangan terhadap kesehatan yang

dialami baik aktual maupun potensial.

E. Lokasi dan Waktu Studi Kasus

1. Lokasi

Studi kasus ini dilaksanakan di Puskesmas Teluk Dalam

2. Waktu

Waktu penelitian adalah pada bulan maret 2021.

F. Metode Pengumpulan Data

1. Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan

proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Nursalam, 2011). Dalam kasus ini menggunakan metode

pengumpulan data dalam penelitian deskriptif, yaitu:

1) Wawancara
Pada study kasus ini sumber data di peroleh dari hasil wawancara

yang berisi tentang identitas kepala keluarga, identitas anggota

keluarga, riwayat keluarga inti, tahap perkembangan keluarga,

keluarga utama klien, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit

terdahulu, riwayat penyakit keluarga,dan lain-lainnya.

2) Observasi dan pemeriksaan fisik

Observasi merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh

perhatian untuk menyadari adanya rangsangan. Pengamatan dapat

dilakukan dengan seluruh alat indra, tidak terbatas hanya pada apa

yang dilihat (Saryono, 2013). Beberapa informasi yang diperoleh dari

hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek,

perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu dan perasaan. Alasan

peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran

realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan untuk

membantu mengerti perilaku manusia dan untuk evaluasi yaitu

melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan

balik terhadap pengukuran tersebut. Observasi ini menggunakan

observasi partisipan yaitu suatu metode pengumpulan data yang

digunakan untuk menghimpun data studi kasus melalui pengamatan.

Pemeriksaan pada studi kasus ini dengan pendekatan komunikasi

terapiutik pada pasien.

3) Studi dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan kegiatan mencari data atau variabel

dari sumber berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya yang diamati dalam

studi dokumentasi adalah benda mati (Saryono, 2013). Dalam studi


dokumentasi di peroleh dengan melihat atau menganalisis dokumen-

dokumen dari pemeriksaan diagnostik dan data lain yang relevan.

2. Instrumen pengumpulan data

Instrumen penelitian (Saryono, 2013) merupakan alat bantu bagi peneliti

dalam mengumpulkan data, dalam edisi sebelumnya adalah alat atau

fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih

cermat, lengkap dan sistematis, sehingga mudah diolah. Instrumen yang

digunakan dalam hal ini adalah format asuhan keperawatan.

G. Analisa Data

Analisa data dilakukan sejak peneliti dilapangan, sewaktu pengumpulan

data sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan

cara mengemukakan fakta, selanjutnya membandingkan dengan teori yang

ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan. Teknik analisa

yang digunakan dengan cara menarasikan jawaban yang diperoleh dari hasil

wawancara mendalam yang dilakukan untuk menjawab rumusan

masalah.Teknik analisis digunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan

studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk selanjutnya

diinterpretasikan dan dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk

memberikan rekomendasi dalam intervensi tersebut.

H. Penyajian Data
Penyajian data studi kasus disajikan secara narasi dan dapat disertai

dengan cuplikan ungkapan verbal dan subjek studi kasus yang merupakan

data pendukung.

I. Etika Penelitian Studi Kasus

Dicantumkan etika yang mendasari penyusunan studi kasus, terdiri dari :


1. Lembar persetujuan (Informed consent)
Lembar persetujuan merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden peneliti dengan memberikan lembar persetujuan
infotmed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan
dengan memberikan lembar persetujuan dengan menjadi responden.
Tujuan informed consent adalah agar subyek mengerti maksud dan
tujuan penelitian, mengetahui dampaknya.
2. Tanpa Nama (Anonimty)
Merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam subjek penelitian
dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden
pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian yang diisikan.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Dari hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaanya oleh
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
penelitian.
4. Keadilan (Justice)
Justice secara umum dapat diartikan keadilan. Justice yang dimaksud
dalam penelitian ini yaitu pada saat melakukan penelitian, peneliti
berusaha sebaik mungkin dapat berlaku adil.

Anda mungkin juga menyukai