Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN RESMI

Nama : Jecly Nur Fauzan


Kelas : XII Analis Kimia A
Rombel :1
Tempat Percobaan :-
Tanggal Percobaan :-

I. Judul:
Pengujian Bakteri Salmonella Typhii Pada Makanan
II. Tujuan:
1. Untuk mengidentifikasi salmonella pada makanan
2. Siswa dapat mengetahui cara mengidentifikasi salmonella pada makanan

III. Prinsip
Untuk penentuan adanya bakteri dalam suatu sampel bahan makanan, dilakukan
melalui tahap pengkayaan (Pre-enrichment) agar jumlah bakteri yang terkandung dalam
sampeldapat diperbanyak terlebih dahulu sehingga dapat terlihat secara virtual saat
ditanam pada media selektif.
IV. Dasar Teori:

3.1 Morfologi Salmonella


Salmonella merupakan bakteri Gram negatif berbentuk batang fakultatif. Genus
Salmonella dinamai oleh seorang ahli patologi hewan Amerika yang bernama Daniel
Elmer Salmon, namun Theobald Smith adalah penemu sebenarnya dari jenis bakteri
(Salmonella entericavar. choleraesuis) pada 1885, yang menyebabkan penyakit enterik
pada babi (Pratiwi, 2011).
Berdasarkan hal tersebut, maka sampel yang diuji tidak memenuhi syarat British
Pharmacopoeia Volume IV Tahun 2005, yang seharusnya sediaan pemberian secara oral
yang mengandung bahan alam tidak boleh mengandung bakteri Salmonella typhii.
Pencemaran ini dapat disebabkan karena Salmonella typhii dapat mencemari sampel jamu
secara langsung atau tidak langsung melalui air yang tercemari oleh kotoran dari bahan
mentah ataupun dari peralatan yang dipakai.
Ciri-ciri dari bakteri Salmonella adalah sebagai berikut (Pratiwi,2011):
1. Berbentuk batang dengan ukuran tergantung jenis bakteri.
2. Bersifat Gram negatif.
3. Berkembang biak dengan cara membelah diri.
4. Tidak berspora dan bersifat aerob.
5. Motil (pergerakan) dengan menggunakan flagel.
6. Salmonella mudah tumbuh pada medium sederhana, tetapi hampir tidak
pernah memfermentasikan laktosa atau sukrosa.
7. Salmonella membentuk asam dan kadang-kadang gas dari glukosa
danmanosa.
8. Salmonella resisten terhadap bahan kimia tertentu (misal, hijau
brilian,natrium tetrationat,natrium deoksikolat) yang menghambat bakteri
enterik lain, oleh karena itu senyawa – senyawa tersebut berguna untuk
inklusiisolate salmonella dari feses pada medium.
9. Struktur sel bakteriSalmonella terdiri dari : inti (nukleus), sitoplasma, dan
dinding sel. Karena dinding sel bakteri ini bersifat Gram negatif , maka
memiliki struktur kimia yang berbeda dengan bakteri Gram positif.

3.2 Penularan
Adapun cara penularan dari penyakit typhus adalah sebagai berikut:
1) Melalui makanan yang terkontaminasi oleh bakteri.
2) Melalui air untuk keperluan rumah tangga yang tidak memenuhi syarat
kesehatan.
3) Melalui daging, telur, susu yang berasal dari hewan sakit yang dimasak
kurang matang.
4) Makanan dan minuman berhubungan dengan binatang yang mengandung
bakteri salmonella typh, seperti lalat, tikus, kucing dan ayam. Setelah
sembuh dari penyakitnya, penderita akan kebal terhadap typhus, untuk waktu
cukup lama. Interksi ulang (reinfeksi) dapat terjadi, tetapi biasanya gejalanya
sangat ringan.

Medium yang digunakan untuk uji Salmonella :


a) Triple Sugar Iron Agar (TSIA)
Triple Sugar Iron Agar (TSIA) Media ini terdiri dari 0,1% glukosa, 1 % sukrosa, 1
% laktosa. Ferri sulfat untuk mendeteksi produksi H2S, protein dan indicator phenol red.
Salmonella bersifat alkali acid, alkali terbentuk karena adanya proses oksidasi
dekarboksilasi protein membentuk amina yang bersifat alkali dengan adanya phenol red
maka terbentuk warna merah, Escherichia coli memfermentasi glukosa, sukrosa dan
laktosa yang bersifat asam sehingga terbentuk warna kuning pada dasar dan lereng dan
menghasilkan gas. (Gani A.2003)
b) Lactose Broth
Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran koliform dalam
air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk
Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya.
Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri.
Pertumbuhan dengan pembentukan gas adalah presumptive test untuk koliform. Lactose
broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5% laktosa.
V. Alat dan Bahan
a. Alat:
1. Tabung reaksi
2. Gelas ukur
3. Pipet tetes
4. Bunsen
5. Neraca analitik
6. Alumunium foil
7. Cawan petri
8. Jarum Ose
9. Alu dan lumpang
10. Spatula
b. Bahan:
1. Sampel kentang
2. Sampel Tahu bulat
3. Medium LB
4. Medium TBGB
5. Medium BGA
6. Medium TSIA

VI. Prosedur Kerja


A. Uji Pre-Enrichmen
1) Timbang 25 gram sampel mie basah
2) Dimasukkan kedalam media LB (Lactose Broth)
3) Panaskan mulut Erlenmeyer sebelum memasukkan sampel
4) Setelah sampel masuk, tutup Erlenmeyer dengan kapas dan kertas
5) Digojok perlahan
6) Diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam
Hasil dari uji ini adalah adanya kekeruhan pada media LB setelah inkubasi selama
24 jam

B. Uji Enrichment
1) Mengambil 1 mL (+) hasil pre-enrichment
2) Dimasukkan ke dalam 9 mL ke media SCB (Selenite Cystine Broth)
3) Diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37˚C
Hasil (+) dari inkubasi medium SCB adalah medium menjadi keruh

C. Uji Selektif
1) Diambil dari medium SCB (+) 1 ose
2) Kemudia lakukan streak plate (goresan) pada media SSA (Salmonella Shigella
Agar)
3) Media SSA diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37˚C
Hasil (+) dari media SSA yaitu adanya muncul warna hitam

D. Identifikasi
1) Panaskan jarum ose, lalu ambil 1 ose pada media SSA
2) Dilakukan streak pada media TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
3) Panaskan mulut tabung reaksi
4) Ambil jarum, panaskan
5) Lalu diambil lagi media SSA denga ose
6) Ditusukkan kedalam media TSIA
7) Diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37˚C

E. Interpretasi
Hasil dari indentifikasi dengan media TSIA akan diinterpretasikan untuk
mengidentifikasi koloni diduga salmonella dengan melihat:
a) Warna slant
b) Warna butt
c) Ada tidaknya gas
d) Ada tidaknya warna hitam atau adanya gas H2S

VII. Pembahasan
Pada Uji Jenis pengkayaan dengan menggunakan media LB ( Lactose Broth ),
setelah sampel kentang di inkubasi selama 24 jam pada suhu 35-37˚C terbentuk
kekeruhan dari warna sebelumnya, hal ini menandakan adanya cemaran mikroba. Namun
berbeda dengan sampel tahu bulat tidak terbentuk kekeruhan dari warna sebelumnya, hal
ini menandakan tidak adanya cemaran mikroba.

Pada Uji Jenis pengkayaan selektif dengan menggunakan media TBGB


( Tetrahionate Brilliant Green Broth ), setelah sampel kentang maupun sampel tahu bulat
di inkubasi selama 24 jam pada suhu 35-37˚C terbentuk kekeruhan dari warna
sebelumnya, hal ini menandakan adanya cemaran mikroba.

Pada uji BGA juga didapat hasil yang positif (+) dimana hasil goresan pada pada
media tersebut memberikan warna putih dikelilingi pink transparan yang mengartikan
bahwa sampel positif (+) terdapat Salmonella typhii. Media ini sangat selektif untuk
isolasi Salmonella sp. Salmonella typhii akan berwarna merah dikelilingi zona merah.

Uji kemudian dilanjutkan ke media TSIA dengan cara gores, pada sampel kentang
ini hasil negatif (-) tidak ada pertumbuhan Salmonella typhii yaitu pada media TSIA
terbentuk warna merah saja pada daerah permukaan agar tetapi tidak ada terbentuk warna
kuningpada bagian dasar cawan petri. Sementara pada sampel tahu bulat ini hasil positif
(+) adanya pertumbuhan Salmonella typhii yaitu pada media TSIA terbentuk warna
merah pada daerah permukaan agar dan ada terbentuk warna kuning pada bagian dasar
cawan petri.

Berdasarkan hal tersebut, maka sampel yang diuji tidak memenuhi syarat British
Pharmacopeia Volume IV Tahun 2005, yang seharusnya sediaan pemberian secara oral
yang mengandung bahan alam tidak boleh mengandung bakteri Salmonella typhii .
Pencemaran ini dapat disebabkan karena Salmonella typhii dapat mencemari sampel
jamu secara langsung atau tidak langsung melalui air yang tercemari oleh kotoran dari
bahan mentah ataupun dari peralatan yang dipakai.

VIII. Kesimpulan
1. Pada uji pra pengkayaan pada medium LB dengan sampel kentang terlihat
keruh kemungkinan terdapat Salmonella, sedangkan pada tahu bulat terlihat
bening kemungkinan tidak terdapat Salmonella
2. Pada uji pengkayaan selektif pada medium TBGB dengan sampel kentang dan
tahu bulat terlihat keruh kemungkinan terdapat Salmonella
3. Pada uji isolasi pada medium BGA terlihat bahwa pada sampel kentang terjadi
perubahan warna dari warna merah muda menjadi merah kemungkinan
terdapat Salmonella, serta pada sampel tahu bulat terjadi perubahan dari
transparan menjadi keruh kemungkinan terdapatnya Salmonella pada sampel
tersebut.
4. Pada uji Identifikasi pada medium TSIA dengan sampel kentang terlihat warna
merah pada permukaan agar akan tetapi tidak terdapat warna kuning pada
permukaannya itu berarti sampel tersebut tidak teridentifikasi Salmonella,
sedangkan dengan sampel tahu bulat terlihat warna merah pada permukaan
agar dan terdapat warna kuning pada dasarnya.
IX. Daftar Pustaka
- http://syafitri1995.blogspot.com/2015/01/praktikum-pengujian-bakteri-salmonella.html
- https://www.youtube.com/watch?v=vlKejIHNE6s

Anda mungkin juga menyukai