TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh :
Yonatan Rian Lesdiyanto
NIM : 045214037
Kepada
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
AIR CONDITIONING SYSTEM DESIGNING
FOR OFFICE BUILDING
FINAL PROJECT
By :
Yonatan Rian Lesdiyanto
Student Number : 045214037
vi
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh untuk
memperoleh gelar Sarjana Teknik di Jurusan Teknik Mesin Fakultas Sains Dan
dapat terselesaikannya Tugas Akhir ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan ini, antara lain :
1. Romo Ir. Greg. Heliarko, SJ., S.S., B.S.T., M.A., M.Sc, selaku Dekan
2. Bapak Budi Sugiharto, S.T., M.T, selaku Kepala Prodi Teknik Mesin
Akademik
4. Bapak Ir. PK. Purwadi, M.T, selaku Dosen Pembimbing Utama Tugas
Akhir.
viii
ix
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
x
2.2 Denah Ruangan Lantai II ………………………………………………… 8
xi
3.4 Perhitungan Beban Pendinginan pada Lantai III…………………………. 55
BAB IV CHILLER
xii
5.5 Perhitungan Head Pompa………………………………………….……….. 103
xiii
6.6 Perancangan Sistem Ducting Lantai V ……….…………………...………. 140
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Denah Gedung Kantor Direktorat Jenderal Pajak Lantai I ........... 7
Gambar 2.2 Denah Gedung Kantor Direktorat Jenderal Pajak Lantai II .......... 9
Gambar 2.3 Denah Gedung Kantor Direktorat Jenderal Pajak Lantai III ......... 11
Gambar 2.4 Denah Gedung Kantor Direktorat Jenderal Pajak Lantai IV......... 13
Gambar 2.5 Denah Gedung Kantor Direktorat Jenderal Pajak Lantai V .......... 15
Gambar 2.6 Denah Gedung Kantor Direktorat Jenderal Pajak Lantai VI......... 17
Gambar 2.7 Denah Gedung Kantor Direktorat Jenderal Pajak Lantai VII ....... 19
xv
Gambar 2.20 Gambar rancangan lengkap AC pada lantai VII ........................... 33
Gambar 3.3 Diagram Psikrometri untuk beban pendinginan lantai III ............. 82
Gambar 3.7 Diagram Psikrometri untuk beban pendinginan lantai VII ........... 86
Gambar 5.2 Friction loss for water in schedule 40 steel pipe-closed system ... 100
Gambar 5.4 Unjuk kerja pompa untuk sistem perpipaan ................................. 109
Gambar 6.1 Friction loss for air flow in galvanized steel round duct .............. 120
Gambar 6.3 Skema sederhana sistem ducting AHU 1A lantai I ....................... 122
Gambar 6.4 Skema sederhana sistem ducting AHU 1B lantai I ....................... 126
Gambar 6.5 Skema sederhana sistem ducting AHU 2A lantai II...................... 128
Gambar 6.6 Skema sederhana sistem ducting AHU 2B lantai II ...................... 130
Gambar 6.7 Skema sederhana sistem ducting AHU 3A lantai III .................... 133
Gambar 6.8 Skema sederhana sistem ducting AHU 3B lantai III .................... 134
xvi
Gambar 6.9 Skema sederhana sistem ducting AHU 4A lantai IV .................... 137
Gambar 6.10 Skema sederhana sistem ducting AHU 4B lantai IV .................... 138
Gambar 6.11 Skema sederhana sistem ducting AHU 5A lantai V ..................... 141
Gambar 6.12 Skema sederhana sistem ducting AHU 5B lantai V...................... 143
Gambar 6.13 Skema sederhana sistem ducting AHU 6A lantai VI .................... 145
Gambar 6.14 Skema sederhana sistem ducting AHU 6B lantai VI .................... 146
Gambar 6.15 Skema sederhana sistem ducting AHU 7A lantai VII................... 149
Gambar 6.16 Skema sederhana sistem ducting AHU 7B lantai VII ................... 150
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.5 Cooling Load Temperature Differences melalui dinding Wall ........ 44
Tabel 3.10 Sensibel dan Laten Heat Gain pada manusia .................................... 49
Tabel 3.13 Data hasil perhitungan beban pendinginan lantai III ........................ 58
Tabel 3.19 Data hasil perhitungan beban pendinginan lantai VII ....................... 76
Tabel 4.1 Spesifikasi Data Air Cooled Screw Semi Hermatic Water Chiller ... 89
xviii
Tabel 5.1 Hasil perhitungan laju aliran air pendingin ....................................... 97
Tabel 5.2 Data-data sistem perpipaan pada setiap lantai .................................. 102
Tabel 5.3 Equivalent Feet of Pipe for piping and valves .................................. 105
Tabel 5.4 Kerugian tekanan pada beberapa komponen sistem perpipaan......... 105
Tabel 5.5 Data-data perhitungan head pompa perpipaan lantai I ...................... 108
Tabel 5.6 Data-data perhitungan head pompa perpipaan lantai II .................... 110
Tabel 5.7 Data-data perhitungan head pompa perpipaan lantai III ................... 111
Tabel 5.8 Data-data perhitungan head pompa perpipaan lantai IV ................... 112
Tabel 5.9 Data-data perhitungan head pompa perpipaan lantai V .................... 113
Tabel 5.10 Data-data perhitungan head pompa perpipaan lantai VI ................... 115
Tabel 5.11 Data-data perhitungan head pompa perpipaan lantai VII A&B ........ 116
Tabel 6.1 Recommended maximum duct velocity for low velocity system ..... 119
Tabel 6.2 Hasil perhitungan ukuran ducting AHU IA lantai I .......................... 123
Tabel 6.3 Loss coefficients (C) untuk sambungan ducting ............................... 124
Tabel 6.4 hasil perhitungan Presure Loss ducting pada lantai I ........................ 125
Tabel 6.5 Hasil perhitungan ukuran ducting AHU IB lantai I .......................... 127
Tabel 6.6 Hasil perhitungan ukuran ducting AHU 2A lantai II ........................ 129
Tabel 6.7 Hasil perhitungan ukuran ducting AHU 2B lantai II ........................ 131
Tabel 6.8 Hasil perhitungan ukuran ducting AHU 3A lantai III ....................... 133
Tabel 6.9 Hasil perhitungan ukuran ducting AHU 3B lantai III ....................... 135
Tabel 6.10 Hasil perhitungan ukuran ducting AHU 4A lantai IV ...................... 137
Tabel 6.11 Hasil perhitungan ukuran ducting AHU 4B lantai IV....................... 139
Tabel 6.12 Hasil perhitungan ukuran ducting AHU 5A lantai V ........................ 141
xix
Tabel 6.13 Hasil perhitungan ukuran ducting AHU 5B lantai V ........................ 143
Tabel 6.14 Hasil perhitungan ukuran ducting AHU 6A lantai VI ...................... 145
Tabel 6.15 Hasil perhitungan ukuran ducting AHU 6B lantai VI....................... 147
Tabel 6.16 Hasil perhitungan ukuran ducting AHU 7A lantai VII ..................... 149
Tabel 6.17 Hasil perhitungan ukuran ducting AHU 7B lantai VII ..................... 151
xx
BAB I
PENDAHULUAN
khususnya di daerah beriklim tropis dengan udara yang panas dan tingkat
Udara yang nyaman mempunyai kecepatan tidak boleh lebih dari 5 km/jam
(O2).
karena udaranya panas (23 -34°C), udaranya kotor (berdebu, berasap) dan
kota-kota besar. Polusi udara akibat dari gas buang kendaraan bermotor
1
2
diakibatkan oleh berbagai macam sebab, antara lain asap pabrik, kompleks
pertokoan, asap rokok, dapur hotel, dapur rumah sakit, dan dapur rumah
tangga.
dipenuhi dengan sampah dan bau-bauan yang tidak sedap. Angin yang
Selain berbagai macam hal di atas, efek rumah kaca dan juga adanya
pembangunan.
mengurangi panasnya cuaca yang ada. Salah satu usaha yang dilakukan
split.
Air Hander Unit (AHU) standard dan pompa standard yang mudah
ditemukan dipasaran.
1.4 Tujuan
5. Mengatur aliran udara dalam ruangan sehingga kondisi udara baik suhu
1.5 Manfaat
lainnya.
BAB II
1. Lobby.
2. Ruangan Tunggu.
3. Ruangan Pelayanan.
4. Ruangan Komputer.
5. Ruangan Staf.
7. Ruangan ATM.
8. Ruangan Elektrikal.
9. Lift.
10. Dapur.
11. Toilet.
12. Koridor.
Ruangan Tunggu, Pelayanan dan Komputer menjadi satu dan tidak diberi sekat,
sedangkan yang lainnya ada yang diberi sekat setinggi 1,2 m dan 2,4 m.
Sedangkan ruang elektrikal, dapur & toilet tidak dikondisikan. Denah lantai I
6
Gambar 2.1 Denah Gedung Kantor Direktorat Jenderal Pajak lantai I
7
8
2. Ruangan Tunggu
3. Ruangan Rapat
4. Ruangan Komputer
5. Ruangan seksi-seksi.
6. Ruangan sekretaris.
7. Ruangan Subag.
9. Ruangan Elektrikal.
10. Lift.
11. Gudang.
12. Dapur.
13. Toilet.
14. Koridor.
Ruangan-ruangan Lantai II ada yang diberi sekat setinggi 1,2 m dan 2,4 m,
Sedangkan ruang elektrikal, dapur & toilet tidak dikondisikan. Denah lantai II
1. Lobby.
2. Ruangan Rapat.
3. Ruangan Fungsional.
4. Ruangan seksi-seksi
9. Ruangan Elektrikal.
10. Lift.
11. Gudang.
12. Dapur.
13. Toilet.
14. Koridor.
Ruangan-ruangan Lantai III ada yang diberi sekat setinggi 1,2 m dan 2,4 m,
Sedangkan ruang elektrikal, dapur & toilet tidak dikondisikan. Denah lantai III
1. Lobby.
2. Ruangan Rapat.
3. Ruangan Komputer.
4. Ruangan Staf.
5. Ruangan Sekretaris.
Umum.
7. Ruangan Berkas.
8. Ruangan Elektrikal.
9. Lift.
10. Gudang.
11. Dapur.
12. Toilet.
13. Koridor.
Ruangan-ruangan Lantai IV ada yang diberi sekat setinggi 1,2 m dan 2,4 m,
Sedangkan ruang elektrikal, dapur & Toilet tidak dikondisikan. Denah lantai IV
1. Lobby.
2. Ruangan Rapat.
3. Ruangan Komputer.
4. Ruangan Staf.
5. Ruangan Seksi-seksi.
7. Ruangan Konsultasi.
8. Ruangan Elektrikal.
9. Lift.
10. Gudang.
11. Dapur.
12. Toilet.
13. Koridor.
Ruangan-ruangan Lantai V ada yang diberi sekat setinggi 1,2 m dan 2,4 m,
Sedangkan ruang elektrikal, dapur & toilet tidak dikondisikan. Denah lantai V
1. Lobby.
2. Ruangan Tunggu.
3. Ruangan Fungsional.
4. Ruangan Rapat.
5. Ruangan Staf.
6. Ruangan Seksi-seksi.
8. Ruangan Konsultasi.
9. Ruangan Elektrikal.
10. Lift.
11. Gudang.
12. Dapur.
13. Toilet.
14. Koridor.
Ruangan-ruangan Lantai VI ada yang diberi sekat setinggi 1,2 m dan 2,4 m,
Sedangkan ruang elektrikal, dapur & toilet tidak dikondisikan. Denah lantai VI
1. Lobby.
2. Aula.
3. Ruangan Tunggu.
4. Ruangan Mushola.
5. Ruangan Kantin.
6. Ruangan Poliklinik.
8. Ruangan Elektrikal.
9. Lift.
10. Gudang.
11. Dapur.
12. Toilet.
13. Koridor.
Ruangan-ruangan Lantai VII ada yang diberi sekat setinggi 1,2 m dan 2,4 m,
Sedangkan ruang elektrikal, dapur & toilet tidak dikondisikan. Denah lantai VII
1. Sistem pembangkit kalor, mesin refrigerasi, ketel uap, kipas udara (fan)
pendingin air.
3. Penyegar udara, yang terdiri atas saringan udara, pendingin udara, pemanas
4. Sistem saluran udara, yang terdiri atas kipas udara (fan) / blower dan
Udara luar untuk ventilasi dan udara dalam ruangan yang kembali
ke dalam saringan udara yang menyaring debu yang ada dalam udara.
pemanas udara dan dilembabkan oleh pelembab udara. Setelah itu, udara
dimasukkan kembali ke dalam ruangan oleh kipas angin melalui saluran udara.
Didalam pendingin udara mengalir air dingin dari mesin refrigerasi atau
refrigeran cair yang dipompa atau mengalir sendiri karena adanya tekanan dari
refrigeran itu sendiri. Air dingin atau refrigeran tersebut mengalir didalam pipa-
pipa pendingin udara dan bersikulasi antara pendingin udara dan mesin
Ada pula sistem penyegar udara yang dapat berfungsi sebagai pendingin
udara maupun pemanas udara, yaitu menggunakan air dingin sebagai pendingin
udara dan air panas sebagai pemanas udara. Sedangkan pelembab udara ada
tiga macam, yaitu penyemprot uap, penyemprot air dan panci panas.
Dalam hal ini dapat dipakai kipas udara (fan) dan menara pendingin (cooling
tower).
22
gedung kantor dengan ukuran yang besar dan memiliki berbagai ruangan
dengan tingkat beban pendinginan yang berbeda-beda, baik itu Lobby, ruang
tunggu, ruang pelayanan, ruang rapat, ruang staf/seksi, maupun ruang kepala,
udara penuh (all-air type air conditioning systems) dan memanfaatkan AHU
digunakan. Sistem ini ada 2 jenis, yaitu sistem saluran tunggal dan sistem dua
saluran.
melalui saluran udara (ducting). Sebagian dari udara tersebut dialirkan kedalam
ruangan dapur, kamar kecil, dan sebagian juga keluar melalui celah-celah
dan kelembaban yang sama. Pada Gambar 2.9 dapat dilihat suatu rancangan
pengkondisian udara di mana ruangan dibagi menjadi dua daerah, yaitu daerah
pinggir atau daerah perimeter dan daerah dalam atau daerah interior. Kedua
23
daerah tersebut dilayani oleh penyegar udara yang terpisah. Sistem pembagian
system). Sistem ini dapat dilihat pada Gambar 2.10. Setiap lantai memiliki
oleh penyegar udara sendiri-sendiri dan terpisah satu sama lain. Udara masuk
ke dalam alat penyegar melalui saluran udara yang sama. Sebelum masuk ke
setiap ruangan, udara terlebih dahulu diolah oleh penyegar udara sekunder pada
dalam ruangan melalui alat pemanas yang ada pada masing-masing cabang
yang disegarkan. Hal ini disebabkan beban kalor dari setiap ruangan yang
tempat.
penuh dengan saluran ganda. Sistem seperti ini dapat dilihat pada Gambar
2.12. Udara panas dan udara dingin dihasilkan secara terpisah oleh mesin
penyegar yang berbeda dan juga dengan saluran yang terpisah pula. Tetapi
dengan beban kalor dari setiap ruangan. Sistem ini memerlukan lebih banyak
Jenis AHU ada dua, yaitu jenis vertikal dan horisontal yang dapat
pemasangan AC.
LS, namun pada perhitungan ini digunakan kota Jakarta sebagai acuan dalam
sebagai berikut :
1. Lantai 1
34
35
• Tebal tembok 20 cm, dengan bahan batu bata, plester semen, dan aci
semen.
2. Lantai 2
• Tebal tembok 20 cm, dengan bahan batu bata, plester semen, dan aci
semen.
3. Lantai 3
• Tebal tembok 20 cm, dengan bahan batu bata, plester semen, dan aci
semen.
4. Lantai 4
• Tebal tembok 20 cm, dengan bahan batu bata, plester semen, dan aci
semen.
5. Lantai 5
• Tebal tembok 20 cm, dengan bahan batu bata, plester semen, dan aci
semen.
6. Lantai 6
• Tebal tembok 20 cm, dengan bahan batu bata, plester semen, dan aci
semen.
7. Lantai 7
• Tebal tembok 20 cm, dengan bahan batu bata, plester semen, dan aci
semen.
39
Tabel 3.2 pada pukul 14.00, yaitu sebesar 13. CLTDc dapat dihitung
sebagai berikut :
Dengan :
b. Tebal dinding 20 cm / 7.8 inchi, terbuat dari batu bata dan kemudian
Dari Tabel 3.4 dinding tersebut termasuk dalam group B, sehingga nilai
Dengan :
LM= koreksi dari garis lintang dan bulan, diambil dari Tabel 3.6.
langit-langit ruangan).
41
(U ⋅ Aw + U g ⋅ Ag )
Konduktansi, K =
w
………………………… (3.3)
L
Dengan :
K=
(0,39 ⋅ 6424,515 + 1,04 ⋅1058,618) = 13,66
264,1
FC = 1 − 0,002 K …………………………………………………(3.4)
LS, maka pada Tabel 3.7 diambil nilai terdekat dari 6°LS yaitu 8°LU,
3.8. Nilai CLF diperoleh dari Tabel 3.9, yaitu pada pukul 14.00 dengan
selama waktu kerja, sehingga lama waktu penyalaan lampu juga sama
dengan daya 400 watt sebanyak 20 buah, mesin photo copy dengan daya
1380 watt sebanyak 1 buah, dan televise dengan daya 300 watt sebanyak 2
buah. Ballast Factor (BF) dan CLF pada peralatan listik diasumsikan sama
dengan lampu.
sensible sebanyak 230 Btu/h dan beban panas laten sebanyak 190 Btu/h
total CFM. Selain itu, dibutuhkan suatu unit untuk menghembuskan udara
suplai, diasumsikan supply air fan gain (draw through) sebesar 2,5%.
Tabel 3.11.
50
W RLHG
Lampu Jumlah BF CLF Fc
Watt BTU/hr
RM 84 3,4 36 1,25 1 0,73 9381,96
D.Light 46 3,4 18 1,25 1 0,73 2568,87
TL Ring 12 3,4 32 1,25 1 0,73 1191,36
Exit 4 3,4 10 1,25 1 0,73 124,1
Bolam 22 3,4 40 1 1 0,73 2184,16
W
Peralatan Jumlah BF CLF Fc
Watt
Komputer 20 3,4 400 1 1 0,73 19856
M.FC 1 3,4 1380 1 1 0,73 3425,16
TV 2 3,4 300 1 1 0,73 1489,2
Manusia SHG LHG CLF Jumlah orang
Sensibel 230 1 270 62100
Laten 190 270 51300
CFM W TC
Infiltrasi
ft³/menit gr/lb °F
Sensibel
Laten
Supply air duct gain
Supply air duct leakage 5 % 8747,05
Supply air fan gain (draw through) 0 %
Room Heat Gain 183688 51300
Ventilasi CFM W (gr/lb) TC (°F)
Sensibel 1,1 4050 13,7 61033,5
Laten 0,68 4050 72 198288
Supply air fan gain (blow through) 2,5 % 6118,039
Pump gain
Return air duct gain
Return air fan gain 0 %
TSH / TLH Cooling load 250839,6 249588
Total= 500427,6 TR= 41,702299
51
Tabel 3.2 pada pukul 14.00, yaitu sebesar 13. CLTDc dapat dihitung
sebagai berikut :
b. Tebal dinding 20 cm / 7.8 inchi, terbuat dari batu bata dan kemudian
Dari Tabel 3.4 dinding tersebut termasuk dalam group B, sehingga nilai
LM= koreksi dari garis lintang dan bulan, diambil dari Tabel 3.6.
langit-langit ruangan).
L = 626,64 ft
K=
(0,39 ⋅ 5702,12 + 1,04 ⋅1781,011) = 6,50
626,64
LS, maka pada Tabel 3.7 diambil nilai terdekat dari 6°LS yaitu 8°LU,
3.8. Nilai CLF diperoleh dari Tabel 3.9, yaitu pada pukul 14.00 dengan
198 buah, lampu Down Light dengan kapasitas 18 watt sebanyak 20 buah,
selama waktu kerja, sehingga lama waktu penyalaan lampu juga sama
dengan daya 400 watt sebanyak 20 buah, mesin photo copy dengan daya
1380 watt sebanyak 1 buah, dan televise dengan daya 300 watt sebanyak 1
buah. Ballast Factor (BF) dan CLF pada peralatan listik diasumsikan sama
dengan lampu.
sensible sebanyak 230 Btu/h dan beban panas laten sebanyak 190 Btu/h
total CFM. Selain itu, dibutuhkan suatu unit untuk menghembuskan udara
suplai, diasumsikan supply air fan gain (draw through) sebesar 2,5%.
Tabel 3.12.
54
W RLHG
Lampu Jumlah BF CLF Fc
Watt BTU/hr
RM 198 3,4 36 1,25 1 0,87 26355,78
D.Light 20 3,4 18 1,25 1 0,87 1331,1
TL Ring 2 3,4 32 1,25 1 0,87 236,64
Exit 4 3,4 10 1,25 1 0,87 147,9
Bolam 11 3,4 40 1 1 0,87 1301,52
W
Peralatan Jumlah BF CLF Fc
Watt
Komputer 20 3,4 400 1 1 0,87 23664
M.FC 1 3,4 1380 1 1 0,87 4082,04
TV 1 3,4 300 1 1 0,87 887,4
Manusia SHG LHG CLF Jumlah orang
Sensibel 230 1 261 60030
Laten 190 261 49590
CFM W TC
Infiltrasi
ft³/menit gr/lb °F
Sensibel
Laten
Supply air duct gain
Supply air duct leakage 5 % 11777,7
Supply air fan gain (draw through) 0 %
Room Heat Gain 247331,7 49590
Ventilasi CFM W (gr/lb) TC (°F)
Sensibel 1,1 3915 13,7 58999,05
Laten 0,68 3915 72 191678,4
Supply air fan gain (blow through) 2,5 % 7658,286
Pump gain
Return air duct gain
Return air fan gain 0 %
TSH / TLH Cooling load 313989 241268,4
Total= 555257,4 TR= 46,27145
55
Tabel 3.2 pada pukul 14.00, yaitu sebesar 13. CLTDc dapat dihitung
sebagai berikut :
b. Tebal dinding 20 cm / 7.8 inchi, terbuat dari batu bata dan kemudian
Dari Tabel 3.4 dinding tersebut termasuk dalam group B, sehingga nilai
LM= koreksi dari garis lintang dan bulan, diambil dari Tabel 3.6.
langit-langit ruangan).
L = 626,64 ft
K=
(0,39 ⋅ 5690,24 + 1,04 ⋅1792,877 ) = 6,52
626,64
LS, maka pada Tabel 3.7 diambil nilai terdekat dari 6°LS yaitu 8°LU,
3.8. Nilai CLF diperoleh dari Tabel 3.9, yaitu pada pukul 14.00 dengan
376 buah, lampu Down Light dengan kapasitas 18 watt sebanyak 23 buah,
selama waktu kerja, sehingga lama waktu penyalaan lampu juga sama
dengan daya 400 watt sebanyak 20 buah, mesin photo copy dengan daya
1380 watt sebanyak 1 buah. Ballast Factor (BF) dan CLF pada peralatan
sensible sebanyak 230 Btu/h dan beban panas laten sebanyak 190 Btu/h
total CFM. Selain itu, dibutuhkan suatu unit untuk menghembuskan udara
suplai, diasumsikan supply air fan gain (draw through) sebesar 2,5%.
Tabel 3.13.
58
W RLHG
Lampu Jumlah BF CLF Fc
Watt BTU/hr
RM 376 3,4 36 1,25 1 0,89 50049,36
D.Light 23 3,4 18 1,25 1 0,89 1530,765
TL Ring 12 3,4 32 1,25 1 0,89 1419,84
Exit 4 3,4 10 1,25 1 0,89 147,9
Bolam 21 3,4 40 1 1 0,89 2484,72
W
Peralatan Jumlah BF CLF Fc
Watt
Komputer 20 3,4 400 1 1 0,89 23664
M.FC 1 3,4 1380 1 1 0,89 4082,04
Manusia SHG LHG CLF Jumlah orang
Sensibel 230 1 270 62100
Laten 190 270 51300
CFM W TC
Infiltrasi
ft³/menit gr/lb °F
Sensibel
Laten
Supply air duct gain
Supply air duct leakage 5 % 13194,05
Supply air fan gain (draw through) 0 %
Room Heat Gain 277075 51300
Ventilasi CFM W (gr/lb) TC (°F)
Sensibel 1,1 4050 13,7 61033,5
Laten 0,68 4050 72 198288
Supply air fan gain (blow through) 2,5 % 8452,713
Pump gain
Return air duct gain
Return air fan gain 0 %
TSH / TLH Cooling load 34656,2 249588
Total= 596149,2 TR= 49,679101
59
Tabel 3.2 pada pukul 14.00, yaitu sebesar 13. CLTDc dapat dihitung
sebagai berikut :
b. Tebal dinding 20 cm / 7.8 inchi, terbuat dari batu bata dan kemudian
Dari Tabel 3.4 dinding tersebut termasuk dalam group B, sehingga nilai
LM= koreksi dari garis lintang dan bulan, diambil dari Tabel 3.6.
langit-langit ruangan).
L = 290,35 ft
K=
(0,39 ⋅ 5983,437 + 1,04 ⋅1499,695) = 13,41
290,35
LS, maka pada Tabel 3.7 diambil nilai terdekat dari 6°LS yaitu 8°LU,
3.8. Nilai CLF diperoleh dari Tabel 3.9, yaitu pada pukul 14.00 dengan
186 buah, lampu Down Light dengan kapasitas 18 watt sebanyak 23 buah,
selama waktu kerja, sehingga lama waktu penyalaan lampu juga sama
dengan daya 400 watt sebanyak 20 buah, mesin photo copy dengan daya
1380 watt sebanyak 1 buah, televisi dengan daya 300 watt sebanyak 1 buah
Ballast Factor (BF) dan CLF pada peralatan listik diasumsikan sama
dengan lampu.
sensible sebanyak 230 Btu/h dan beban panas laten sebanyak 190 Btu/h
total CFM. Selain itu, dibutuhkan suatu unit untuk menghembuskan udara
suplai, diasumsikan supply air fan gain (draw through) sebesar 2,5%.
Tabel 3.14.
62
W RLHG
Lampu Jumlah BF CLF Fc
Watt BTU/hr
RM 198 3,4 36 1,25 1 0,73 22114,62
D.Light 20 3,4 18 1,25 1 0,73 1116,9
TL Ring 2 3,4 32 1,25 1 0,73 198,56
Exit 4 3,4 10 1,25 1 0,73 124,1
Bolam 11 3,4 40 1 1 0,73 1092,08
W
Peralatan Jumlah BF CLF Fc
Watt
Komputer 20 3,4 400 1 1 0,73 19856
M.FC 1 3,4 1380 1 1 0,73 3425,16
TV 1 3,4 300 1 1 0,73 744,6
Manusia SHG LHG CLF Jumlah orang
Sensibel 230 1 270 62100
Laten 190 270 51300
CFM W TC
Infiltrasi
ft³/menit gr/lb °F
Sensibel
Laten
Supply air duct gain
Supply air duct leakage 5 % 9679,371
Supply air fan gain (draw through) 0 %
Room Heat Gain 203266,8 51300
Ventilasi CFM W (gr/lb) TC (°F)
Sensibel 1,1 4050 13,,7 61033,5
Laten 0,68 4050 72 198288
Supply air fan gain (blow through) 2,5 % 6607,507
Pump gain
Return air duct gain
Return air fan gain 0 %
TSH / TLH Cooling load 270907,8 249588
Total= 520495,8 TR= 43,37465
63
Tabel 3.2 pada pukul 14.00, yaitu sebesar 13. CLTDc dapat dihitung
sebagai berikut :
b. Tebal dinding 20 cm / 7.8 inchi, terbuat dari batu bata dan kemudian
Dari Tabel 3.4 dinding tersebut termasuk dalam group B, sehingga nilai
LM= koreksi dari garis lintang dan bulan, diambil dari Tabel 3.6.
langit-langit ruangan).
L = 290,35 ft
K=
(0,39 ⋅ 5983,437 + 1,04 ⋅1499,695) = 13,41
290,35
LS, maka pada Tabel 3.7 diambil nilai terdekat dari 6°LS yaitu 8°LU,
diperoleh. Nilai CLF diperoleh dari Tabel 3.9, yaitu pada pukul 14.00
180 buah, lampu Down Light dengan kapasitas 18 watt sebanyak 23 buah,
selama waktu kerja, sehingga lama waktu penyalaan lampu juga sama
dengan daya 400 watt sebanyak 20 buah, mesin photo copy dengan daya
1380 watt sebanyak 1 buah, televisi dengan daya 300 watt sebanyak 1 buah
Ballast Factor (BF) dan CLF pada peralatan listik diasumsikan sama
dengan lampu.
sensible sebanyak 230 Btu/h dan beban panas laten sebanyak 190 Btu/h
total CFM. Selain itu, dibutuhkan suatu unit untuk menghembuskan udara
suplai, diasumsikan supply air fan gain (draw through) sebesar 2,5%.
Tabel 3.15.
66
W RLHG
Lampu Jumlah BF CLF Fc
Watt BTU/hr
RM 180 3,4 36 1,25 1 0,73 20104,2
D.Light 23 3,4 18 1,25 1 0,73 1284,435
TL Ring 2 3,4 32 1,25 1 0,73 198,56
Exit 4 3,4 10 1,25 1 0,73 124,1
Bolam 8 3,4 40 1 1 0,73 794,24
W
Peralatan Jumlah BF CLF Fc
Watt
Komputer 20 3,4 400 1 1 0,73 19856
M.FC 1 3,4 1380 1 1 0,73 3425,16
TV 1 3,4 300 1 1 0,73 744,6
Manusia SHG LHG CLF Jumlah orang
Sensibel 230 1 270 62100
Laten 190 270 51300
CFM W TC
Infiltrasi
ft³/menit Gr/lb °F
Sensibel
Laten
Supply air duct gain
Supply air duct leakage 5 % 9572,335
Supply air fan gain (draw through) 0 %
Room Heat Gain 201019 51300
Ventilasi CFM W (gr/lb) TC (°F)
Sensibel 1,1 4050 13,7 61033,5
Laten 0,68 4050 72 198288
Supply air fan gain (blow through) 2,5 % 6551,313
Pump gain
Return air duct gain
Return air fan gain 0 %
TSH / TLH Cooling load 268603,8 249588
Total= 518191,8 TR= 43,182654
67
Tabel 3.2 pada pukul 14.00, yaitu sebesar 13. CLTDc dapat dihitung
sebagai berikut :
b. Tebal dinding 20 cm / 7.8 inchi, terbuat dari batu bata dan kemudian
Dari Tabel 3.4 dinding tersebut termasuk dalam group B, sehingga nilai
LM= koreksi dari garis lintang dan bulan, diambil dari Tabel 3.6.
langit-langit ruangan).
L = 280,5 ft
K=
(0,39 ⋅ 5843,994 + 1,04 ⋅1639,142) = 14,20
280,5
LS, maka pada Tabel 3.7 diambil nilai terdekat dari 6°LS yaitu 8°LU,
diperoleh. Nilai CLF diperoleh dari Tabel 3.9, yaitu pada pukul 14.00
178 buah, lampu Down Light dengan kapasitas 18 watt sebanyak 23 buah,
selama waktu kerja, sehingga lama waktu penyalaan lampu juga sama
dengan daya 400 watt sebanyak 20 buah, mesin photo copy dengan daya
1380 watt sebanyak 1 buah, televisi dengan daya 300 watt sebanyak 1 buah
Ballast Factor (BF) dan CLF pada peralatan listik diasumsikan sama
dengan lampu.
sensible sebanyak 230 Btu/h dan beban panas laten sebanyak 190 Btu/h
total CFM. Selain itu, dibutuhkan suatu unit untuk menghembuskan udara
suplai, diasumsikan supply air fan gain (draw through) sebesar 2,5%.
Tabel 3.16.
70
W RLHG
Lampu Jumlah BF CLF Fc
Watt BTU/hr
RM 178 3,4 36 1,25 1 0,72 19608,48
D.Light 23 3,4 18 1,25 1 0,72 1266,84
TL Ring 2 3,4 32 1,25 1 0,72 195,84
Exit 4 3,4 10 1,25 1 0,72 122,4
Bolam 9 3,4 40 1 1 0,72 881,28
W
Peralatan Jumlah BF CLF Fc
Watt
Komputer 20 3,4 400 1 1 0,72 19584
M.FC 1 3,4 1380 1 1 0,72 3378,24
TV 1 3,4 300 1 1 0,72 734,4
Manusia SHG LHG CLF Jumlah orang
Sensibel 230 1 270 62100
Laten 190 270 51300
CFM W TC
Infiltrasi
ft³/menit gr/lb °F
Sensibel
Laten
Supply air duct gain
Supply air duct leakage 5 % 9826,488
Supply air fan gain (draw through) 0 %
Room Heat Gain 206356,2 51300
Tabel 3.2 pada pukul 14.00, yaitu sebesar 13. CLTDc dapat dihitung
sebagai berikut :
b. Tebal dinding 20 cm / 7.8 inchi, terbuat dari batu bata dan kemudian
Dari Tabel 3.4 dinding tersebut termasuk dalam group B, sehingga nilai
LM= koreksi dari garis lintang dan bulan, diambil dari Tabel 3.6.
langit-langit ruangan).
L = 280,5 ft
K=
(0,39 ⋅ 5843,994 + 1,04 ⋅1639,142) = 14,20
280,5
c. Atap diasumsikan terbuat dari campuran semen dan pasir dengan langit-
terbuat dari l.w (gipsum) dengan ketebalan 4 inchi, maka dari Tabel
3.18 diperoleh nilai CLTD sebesar 48. Nilai koreksi lintang (LM)
diambil dari Tabel 3.6, yaitu sebesar -2. Sedangkan CLTDC dihitung
LS, maka pada Tabel 3.7 diambil nilai terdekat dari 6°LS yaitu 8°LU,
diperoleh. Nilai CLF diperoleh dari Tabel 3.9, yaitu pada pukul 14.00
selama waktu kerja, sehingga lama waktu penyalaan lampu juga sama
dengan daya 400 watt sebanyak 20 buah, mesin photo copy dengan daya
1380 watt sebanyak 1 buah. Ballast Factor (BF) dan CLF pada peralatan
sensible sebanyak 230 Btu/h dan beban panas laten sebanyak 190 Btu/h
total CFM. Selain itu, dibutuhkan suatu unit untuk menghembuskan udara
suplai, diasumsikan supply air fan gain (draw through) sebesar 2,5%.
Tabel 3.19.
76
W RLHG
Lampu Jumlah BF CLF Fc
Watt BTU/hr
RM 96 3,4 36 1,25 1 0,73 10575,36
D.Light 18 3,4 18 1,25 1 0,73 991,44
TL Ring 50 3,4 32 1,25 1 0,73 4896
Exit 4 3,4 10 1,25 1 0,73 122,4
Bolam 8 3,4 40 1 1 0,73 783,36
W
Peralatan Jumlah BF CLF Fc
Watt
Komputer 20 3,4 400 1 1 0,73 19584
M.FC 1 3,4 1380 1 1 0,73 3378,24
Manusia SHG LHG CLF Jumlah orang
Sensibel 230 1 540 124200
Laten 190 540 102600
CFM W TC
Infiltrasi
ft³/menit gr/lb °F
Sensibel
Laten
Supply air duct gain
Supply air duct leakage 5 % 20291,7415
Supply air fan gain (draw through) 0 %
Room Heat Gain 426126,572 102600
Ventilasi CFM W (gr/lb) TC (°F)
Sensibel 1,1 8100 13,7 122067
Laten 0,68 8100 72 396576
Supply air fan gain (blow through) 2,5 % 13704,8393
Pump gain
Return air duct gain
Return air fan gain 0 %
TSH / TLH Cooling load 561898,411 499176
Total= 1061074,411 TR= 88,422868
77
termal dari udara basah. Dalam hal ini akan diambil contoh penggunaan
1. Dari data-data udara yang ada, dapat ditentukan titik-titik sebagai berikut :
- Titik A : kondisi udara luar ruangan, yaitu DB = 91,4F & W = 144 gr/lb.
50%.
RSHG RSHG
RSHF = = …………………………………(3.5)
RSHG + RLHG RTHG
Dengan :
Nilai RSHG dan RLHG pada Lantai 1 dapat dilihat pada Tabel 3.11.
183688
RSHF = = 0,78
183688 + 51300
Dari RSHF ditarik garis lurus melalui titik acuan. Kemudian menggambar
Dari data-data spesifikasi Chiller pada Bab IV telah diketahui suhu air
pendingin yang keluar dari evaporator adalah 7°C atau 44,6F, sehingga
dapat diasumsikan bahwa suhu permukaan koil pendingin pada AHU sama
dengan suhu air pendingin yang keluar dari evaporator , yaitu 44,6F atau
sekitar 45F.
TSH TSH
GSHF = = …………………………………… (3.6)
TSH + TLH GTH
Dengan :
Nilai TSH dan TLH pada lantai 1 dapat dilihat pada Tabel 3.11.
250839,6
GSHF = = 0,50
250839,6 + 249588
Dari GSHF tarik garis lurus sehingga melalui titik acuan. Kemudian buat
Garis lurus yang sejajar dengan garis GSHF melalui titik suhu permukaan
Titik C didapat dari perpotongan garis A-B dan garis yang melewati titik E.
sedangkan titik D didapat dari perpotongan garis E-C dan garis yang
melewati titik B.
pada Gambar 3.1. Dari gambar Psikometri yang telah dilakukan, dapat
udara ini yang nantinya akan masuk ke koil pendingin untuk didinginkan.
45F.
Gambar 3.1 Diagram Psikrometri untuk beban pendinginan lantai I
80
81
CHILLER
49,6 TR, Lantai 4= 520495,8 BTU/hr / 43,4 TR, Lantai 5= 518191,8 BTU/hr /
43,2 TR, Lantai 6= 523662,5 BTU/hr / 43,6 TR, Lantai 7= 1061074 BTU/hr /
88,4 TR, Jadi Total Beban pendinginan adalah sebesar 4275258,3 BTU / hr
atau 356,3 TR. Jika diketahui 1kW = 3410 BTU / hr , maka besar beban
besar beban pendinginan yang yang telah dihitung, maka sesuai dengan Tabel
4.1. mesin pendingin yang akan digunakan adalah Air Cooled Screw Water
Chiller Model 540 ASC3. Chiller ini memiliki data-data spesifikasi sebagai
berikut :
87
88
5. CONDENSOR COIL
• Material : Cooper Tube – Alumunium Fins
• Tubes Diameter : 3/8 inch / (9,5) mm
• Face Area : 4360 m2
• Fin Spacing : 2,1 mm
6. CONDENSOR FANS
• Type : Propeler, Direct Drive
• Fans Speed : 850 RPM
• Blade Diameter : 900 mm
• No. of Fans : 16
• Total Power : 52,8 kW
• Total AirFlow : 400000 M3/h
7. EVAPORATOR
• Type : Shell and Tube, Direct Expansion, Removable
Tube – Bundle
• No.of Refrigerant : 4
Circuit
• Water Volume : 453 L
• Chilled Water Flow : 61,77 L/s
• Pressure Drop : 71 kPa
• Inlet / Outlet : 12 / 7 0C
Temperatur
• Water Conection : 200 DN
Inlet / Outlet
• Drain : 1” FPT
8. Dimensi
• Lenght : 9000 mm
• Widht : 2400 mm
• Height : 2400 mm
9. Weight : 8000 kg
(Sumber : www.termoq.biz)
90
mengenai pipa-pipa dingin yang dilalui refrigeran, sehingga air akan keluar dari
chiller dengan kondisi dingin. Air dingin yang dihasilkan digunakan untuk
pendingin. Koil-koil pendingin ini terletak di dalam unit pendingin, yang biasa
cair kondenser
50°C gas
2°C
gas
evaporator
cair
7°C Air Suplai ke AHU
12°C
Header Suplai
Qin
61,77m3/s Header Return
cair kondenser
5 4
50°C gas
3
2°C
1 2 gas
evaporator
cair
12°C 7°C
Qin
Tekanan
Qout
6 5 4
50°C
2°C
1 2 3
Qin
h1=h6 h3 h4 Entalpi
pada suhu dan tekanan yang konstan. Refrigeran cair yang masuk ke evaporator
akan berubah fase menjadi gas setelah menyerap kalor dari air yang mengalir
pendingin yang telah digunakan untuk media pendinginan udara pada AHU
atau FCU.
penyegar udara.
kompresor dengan motor berada dalam satu wadah, sehingga posisi motor tidak
panas pada refrigeran. Dengan demikian, refrigeran berfase gas tersebut akan
oleh kompresor.
93
yang masuk ke koil kondenser akan didinginkan oleh udara. Udara mengalir
melalui koil sehingga dapat menyerap panas refrigeran, kemudian udara panas
gas akan menjadi cair setelah panasnya diserap oleh udara yang dialirkan
keluar.
ekspansi ini berguna untuk menurunkan tekanan dan suhu refrigeran cair
sampai pada kondisi yang rendah. Refrigeran cair dengan tekanan dan suhu
yang rendah akan masuk ke koil evaporator sebagai pendingin air pendingin
94
unit penyegar udara. Selain itu, katup ekspansi juga mengatur pemasukan
SISTEM PERPIPAAN
1. Series Loop
Return System atau sistem pipa kembali langsung. Sistem ini bertujuan untuk
mendapatkan temperatur air pendingin yang sama pada saat masuk ke setiap
unit penyegar udara. Sistem ini menggunakan dua buah pipa utama, yaitu
sebuah pipa utama sebagai pipa suplai dan yang satunya sebagai pipa balik.
Perawatan dan perbaikan setiap unit penyegar udara pada sistem ini dapat
95
96
Sistem ini disebut direct return karena saluran balik untuk mengalirkan
air pendingin diambil jarak sedekat mungkin. Oleh karena pipa yang
dibutuhkan pada sistem ini jauh lebih banyak dan keuntungannya juga jauh
lebih besar dari one pipe system, maka biaya yang dibutuhkannya pun juga
semakin besar.
air pendingin yang masuk pada setiap unit penyegar udara dapat dihitung
(Sumber : Edward G. Pita, Air Conditioning Principles and Systems, hal 86)
Dengan :
Temperatur air pendingin yang keluar dari water chiller menuju ke unit-unit
perhitungan laju aliran air pendingin yang masuk pada AHU sebagai berikut :
Q
GPM =
500 × TC
250213,8 BTU / hr
GPM = = 56GPM
500 × (53,6 − 44,6)F
hasil perhitungan laju aliran air pendingin yang masuk ke setiap unit penyegar
Beberapa hal yang digunakan dalam pemilihan bahan pipa, antara lain :
2. Temperatur
3. Tekanan
digunakan untuk instalasi perpipaan yang besar, sedangkan untuk pipa tembaga
karena gesekan lebih kecil bila dibandingkan dengan pipa baja, sehingga
pompa yang digunakan ukurannya juga lebih kecil dan konsumsi daya yang
digunakan juga lebih kecil. Kedua, tembaga bukan merupakan bahan yang
mudah teroksidasi.
Akan tetapi, baja memiliki daya tahan yang lebih lama, karena baja
merupakan bahan yang lebih kuat dan tidak mudah rusak. Seringkali pipa yang
berukuran besar dibuat dari baja dan pipa yang berukuran kecil dibuat dari
pipa cabang pada unit penyegar udara. Apabila pipa baja dan tembaga
99
dengan sambungan yang terbuat plastik. Hal ini bertujuan untuk menghindari
terjadinya korosi.
digunakan adalah terbuat dari baja. Hal tersebut bertujuan agar sistem
perpipaan tersebut dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama dan tidak
mudah rusak.
1. Menentukan skema sistem perpipaan yang akan digunakan. Pada gedung ini
2. Laju aliran rata-rata air pendingin pada setiap pipa ditentukan dengan
udara.
terlindungi.
4. Menentukan ukuran Pipa dan rugi-rugi gesekan pada pipa. Pipa yang
b) Kecepatan aliran air pendingin melalui pipa berada di antara 4 s/d 6 FPS
pada sistem yang kecil dan 8 s/d 10 pada sistem yang besar.
Gambar 5.2 Friction loss for water in Schedule 40 steel pipe – closed system
(Sumber : Edward G. Pita, Air Conditioning Principles and Systems, hal 177)
101
Skema perpipaan pada setiap lantai dapat dilihat pada Gambar 5.3.
Setelah dilakukan pembacaan grafik pada Gambar 5.2, maka diperoleh data-
D L friction v
Section GPM
inch m ft.w / 100ft fps
H.Suplai-A 112 4 36 0,9 3
1-H.Return 112 4 36 0,9 3
Lantai 1 Cabang
A-1 56 2 1/2 5 2,5 3,9
B-1 56 2 1/2 5 2,5 3,9
H.Suplai-C 124 4 31 2,5 5,3
2-H.Return 124 4 31 2,5 5,3
Lantai 2 Cabang
C-2 62 3 6 1 2,8
D-2 62 3 6 1 2,8
H.Suplai-E 132 4 26 1 3,2
3-H.Return 132 4 26 1 3,2
Lantai 3 Cabang
E-3 66 2 1/2 6 3 4,3
F-3 66 2 1/2 6 3 4,3
H.Suplai-G 116 3 21 2,7 4,7
4-H.Return 116 3 21 2,7 4,7
Lantai 4 Cabang
G-4 58 2 1/2 6 2,5 3,9
H-4 58 2 1/2 6 2,5 3,9
H.Suplai-I 116 3 16 2,7 4,7
5-H.Return 116 3 16 2,7 4,7
Lantai 5 Cabang
I-5 58 2 1/2 6 2,5 3,9
J-5 58 2 1/2 6 2,5 3,9
H.Suplai-K 116 3 11 2,7 4,7
6-H.Return 116 3 11 2,7 4,7
Lantai 6 Cabang
K-6 58 2 1/2 6 2,5 3,9
L-6 58 2 1/2 6 2,5 3,9
H.Suplai-M 118 3 10 3 4,9
7-H.Return 118 3 10 3 4,9
Lantai 7
H.Suplai-N 118 3 10 3 4,9
8-H.Return 118 3 10 3 4,9
103
ini tidak memiliki tinggi angkat static (hs). Hal ini dikarenakan tinggi angkat
statik pada bagian isap dan bagian tekan adalah seimbang, sehingga nilai
H t = h f + h d + hm + hs …………………………………………….(5.2)
Dengan :
hs : tinggi angkat statik atau jarak vertikal pipa pemancar air dalam
Skema perpipaan pada lantai I dapat dilihat pada Gambar 5.3. AHU
pada lantai I diletakkan pada ruang AHU lantai II. Perhitungan Head pompa
yang akan digunakan mengacu pada saluran pipa yang terpanjang. Pada lantai
1. H. Suplai – Pompa1
• Katup bola (globe valve) sebanyak 3 buah dengan panjang ekivalen (L) =
2. A – AHU (1B) –1
AHU = 2m ⋅ H 2 O
+
Sub Total = 2,255m ⋅ H 2 O
3. 1 – H. Return
Evaporator = 5,5896 m ⋅ H 2 O
+
Sub Total = 6,0292m ⋅ H 2 O
Lantai 1
L Rugi Rugi
Section Item D L Jumlah total Gesek Tekanan
inch m m m.H2O/m m.H2O
Pipa 36 1 36 0,324
H.Suplai –
Globe Valve 33 1 33 0,297
Pompa1 - 4 0,009
A 90° elbow std 3,3 3 9,9 0,0891
"Tee" 6,6 1 6,6 0,0594
Pipa 6 1 6 0,15
A - AHU1A 2 1/2 0,025
"Tee" 4,2 1 4,2 0,105
-1
AHU 2
Pipa 36 1 36 0,324
1-
90° elbow std 4 3,3 3 9,9 0,009 0,0891
H.Return
"Tee" 6,6 1 6,6 0,0594
Pipa 5 1 5 0,07
H.Return - 8 0,014
90° elbow std 6,6 2 13,2 0,1848
Evaporator
- H.Suplai "Tee" 13,2 1 13,2 0,1848
Evaporator 5,5896
Total Head Pompa 9,5262
109
diketahui bahwa Head pompa yang diperlukan untuk memompa 112GPM air
berdiameter 6 in, BHP sebesar 1½ HP dengan efisiensi 65% yang bekerja pada
putaran 1750rpm.
Skema perpipaan pada lantai II dapat dilihat pada Gambar 5.3. AHU
pada lantai II diletakkan pada ruang AHU lantai II. Perhitungan Head pompa
yang akan digunakan mengacu pada saluran pipa yang terpanjang. Pada lantai
Lantai 2
L Rugi Rugi
Section Item D L Jumlah total Gesek Tekanan
inch m m m.H2O/m m.H2O
Pipa 31 1 31 0,775
H.Suplai -
Globe Valve 33 1 33 0,825
Pompa2 - 4 0,025
C 90° elbow std 3,3 3 9,9 0,2475
"Tee" 6,6 1 6,6 0,165
C- Pipa 6 1 6 0,06
3 0,01
AHU(2B) - "Tee" 5,1 1 5,1 0,051
2 AHU 2
Pipa 31 1 31 0,775
2-
90° elbow std 4 3,3 3 9,9 0,025 0,2475
H.Return
"Tee" 6,6 1 6,6 0,165
Pipa 5 1 5 0,07
H.Return - 8 0,014
90° elbow std 6,6 2 13,2 0,1848
Evaporator
- H.Suplai "Tee" 13,2 1 13,2 0,1848
Evaporator 5,5896
Total Head Pompa 11,3402
diketahui bahwa Head pompa yang diperlukan untuk memompa 124GPM air
Skema perpipaan pada lantai III dapat dilihat pada Gambar 5.3. AHU
pada lantai III diletakkan pada ruang AHU lantai III. Perhitungan Head pompa
111
yang akan digunakan mengacu pada saluran pipa yang terpanjang. Pada lantai
perhitungan head pompa lantai III yang ditunjukkan pada Tabel 5.7.
Lantai 3
L Rugi Rugi
Section Item D L Jumlah total Gesek Tekanan
inch m m m.H2O/ m m.H2O
Pipa 26 1 26 0,26
H.Suplai -
Globe Valve 33 1 33 0,33
Pompa3 - 4 0,01
E 90° elbow std 3,3 3 9,9 0,099
"Tee" 6,6 1 6,6 0,066
E- Pipa 6 1 6 0,18
2 1/2 0,03
AHU(3B) - "Tee" 5,1 1 5,1 0,153
3 AHU 2
Pipa 26 1 26 0,26
3-
90° elbow std 4 3,3 3 9,9 0,01 0,099
H.Return
"Tee" 6,6 1 6,6 0,066
Pipa 5 1 5 0,07
H.Return - 8 0,014
90° elbow std 6,6 2 13,2 0,1848
Evaporator
- H.Suplai "Tee" 13,2 1 13,2 0,1848
Evaporator 5,5896
Total Head Pompa 9,5422
diketahui bahwa Head pompa yang diperlukan untuk memompa 132GPM air
berdiameter 6 in, BHP sebesar 1½ HP dengan efisiensi 60% yang bekerja pada
putaran 1750rpm.
112
Skema perpipaan pada lantai IV dapat dilihat pada Gambar 5.3. AHU
pada lantai IV diletakkan pada ruang AHU lantai IV. Perhitungan Head pompa
yang akan digunakan mengacu pada saluran pipa yang terpanjang. Pada lantai
Lantai 4
L Rugi Rugi
Section Item D L Jumlah total Gesek Tekanan
inch m m m.H2O/ m m.H2O
Pipa 21 1 21 0,567
H.Suplai- Globe Valve 24,6 1 24,6 0,6642
3 0,027
Pompa4-G 90° elbow std 2,4 3 7,2 0,1944
"Tee" 5,1 1 5,1 0,1377
G- Pipa 6 1 6 0,15
2 1/2 0,025
AHU(4B) - "Tee" 5,1 1 5,1 0,1275
4 AHU 2
Pipa 21 1 21 0,567
4-
90° elbow std 3 2,4 3 7,2 0,027 0,1944
H.Return
"Tee" 5,1 1 5,1 0,1377
Pipa 5 1 5 0,07
H.Return- 8 0,014
90° elbow std 6,6 2 13,2 0,1848
Evaporator-
H.Suplai "Tee" 13,2 1 13,2 0,1848
Evaporator 5,5896
Total Head Pompa 10,7691
diketahui bahwa Head pompa yang diperlukan untuk memompa 116GPM air
Skema perpipaan pada lantai V dapat dilihat pada Gambar 5.3. AHU
pada lantai V diletakkan pada ruang AHU lantai V. Perhitungan Head pompa
yang akan digunakan mengacu pada saluran pipa yang terpanjang. Pada lantai
Lantai 5
L Rugi Rugi
Section Item D L Jumlah total Gesek Tekanan
inch m m m.H2O/ m m.H2O
Pipa 21 1 21 0,567
H.Suplai- Globe Valve 24,6 1 24,6 0,6642
3 0,027
Pompa5-I 90° elbow std 2,4 3 7,2 0,1944
"Tee" 5,1 1 5,1 0,1377
Pipa 6 1 6 0,15
I - AHU(5B) 2 1/2 0,025
"Tee" 5,1 1 5,1 0,1275
-5
AHU 2
Pipa 21 1 21 0,567
5-
90° elbow std 3 2,4 3 7,2 0,027 0,1944
H.Return
"Tee" 5,1 1 5,1 0,1377
Pipa 5 1 5 0,07
H.Return- 8 0,014
90° elbow std 6,6 2 13,2 0,1848
Evaporator-
H.Suplai "Tee" 13,2 1 13,2 0,1848
Evaporator 5,5896
Total Head Pompa 10,7691
114
diketahui bahwa Head pompa yang diperlukan untuk memompa 116GPM air
Skema perpipaan pada lantai VI dapat dilihat pada Gambar 5.3. AHU
pada lantai VI diletakkan pada ruang AHU lantai VI. Perhitungan Head pompa
yang akan digunakan mengacu pada saluran pipa yang terpanjang. Pada lantai
diketahui bahwa Head pompa yang diperlukan untuk memompa 116GPM air
berdiameter 6 in, BHP sebesar 1½ HP dengan efisiensi 65% yang bekerja pada
putaran 1750rpm.
115
Lantai 6
L Rugi Rugi
Section Item D L Jumlah total Gesek Tekanan
inch m m m.H2O/ m m.H2O
Pipa 11 1 11 0,297
Globe Valve 24,6 1 24,6 0,6642
H.Suplai-
90° elbow 3 0,027
Pompa6-I
std 2,4 3 7,2 0,1944
"Tee" 5,1 1 5,1 0,1377
Pipa 6 1 6 0,15
I - AHU(6B) 2 1/2 0,025
"Tee" 5,1 1 5,1 0,1275
-6
AHU 2
Pipa 11 1 11 0,297
6- 90° elbow
3 0,027
H.Return std 2,4 3 7,2 0,1944
"Tee" 5,1 1 5,1 0,1377
Pipa 5 1 5 0,07
H.Return- 90° elbow
8 0,014
Evaporator- std 6,6 2 13,2 0,1848
H.Suplai "Tee" 13,2 1 13,2 0,1848
Evaporator 5,5896
Total Head Pompa 10,2291
Skema perpipaan pada lantai VII dapat dilihat pada Gambar 5.3. AHU
pada lantai VII diletakkan pada ruang AHU lantai VII. Perhitungan Head
pompa yang akan digunakan mengacu pada saluran pipa yang terpanjang. Pada
perhitungan head pompa lantai VI A&B yang ditunjukkan pada Tabel 5.11.
Tabel 5.11 Data-data perhitungan head pompa perpipaan lantai VII A&B
Lantai 7A
L Rugi Rugi
Section Item D L Jumlah total Gesek Tekanan
inch m m m.H2O/ m m.H2O
Pipa 10 1 10 0,3
H.Suplai- 3 0,03
Globe Valve 24,6 1 24,6 0,738
Pompa7-M-
AHU(7A) 90° elbow std 2,4 3 7,2 0,216
AHU 2
Pipa 10 1 10 0,3
7-
90° elbow std 3 2,4 3 7,2 0,03 0,216
H.Return
"Tee" 5,1 1 5,1 0,153
Pipa 5 1 5 0,07
H.Return- 8 0,014
90° elbow std 6,6 2 13,2 0,1848
Evaporator-
H.Suplai "Tee" 13,2 1 13,2 0,1848
Evaporator 5,5896
Total Head Pompa 9,9522
Lantai 7B
L Rugi Rugi
D L total Gesek Tekanan
Section Item Jumlah
m.H2O/
m
inch m m m.H2O
Pipa 10 1 10 0,3
H.Suplai- 3 0,03
Globe Valve 24,6 1 24,6 0,738
Pompa8-N-
AHU(7B) 90° elbow std 2,4 3 7,2 0,216
AHU 2
Pipa 10 1 10 0,3
8-
90° elbow std 3 2,4 3 7,2 0,03 0,216
H.Return
"Tee" 5,1 1 5,1 0,153
Pipa 5 1 5 0,07
H.Return- 8 0,014
90° elbow std 6,6 2 13,2 0,1848
Evaporator-
H.Suplai "Tee" 13,2 1 13,2 0,1848
Evaporator 5,5896
Total Head Pompa 9,9522
117
diketahui bahwa Head pompa yang diperlukan untuk memompa 116GPM air
dalam sistem perpipaan lantai VII A&B adalah sebesar 9,9522m ⋅ H 2 O atau
SISTEM DUCTING
perancangan saluran udara ada beberapa macam, antara lain metode gesekan
sama (the equal friction method) dan metode energi statik (the static regain
method).
metode gesekan sama (the equal friction method). Dasar dari metode ini adalah
besar rugi-rugi gesek rata-rata per satuan panjang saluran udara yang telah
saluran udara pada bagian lainnya. Besar rugi-rugi gesek yang telah ditentukan
udara utama dari fan untuk mencegah suara bising akibat aliran udara.
Tidak berbeda jauh seperti pada saat menentukan ukuran pipa pada
sistem perpipaan, maka untuk menentukan besar ukuran saluran udara yang
118
119
dikeluarkan ke ruangan.
yang langsung dihembuskan oleh fan. Kecepatan udara ini dapat ditentukan
gesekan ini dapat ditentukan melalui Gambar 6.1. Rugi-rugi gesekan yang
saluran udara pada bagian lainnya. Dengan kata lain, semua saluran udara
Tabel 6.1 Recommended maximum duct velocity for low velocity system (FPM)
(Sumber : Handbook of Air Conditioning System Design, hal 2-37)
120
Gambar 6.1 Friction loss for air flow in galvanized steel round ducts
(Sumber : Edward G. Pita, Air Conditioning Principles and Systems, hal 186)
121
Gambar 2.14. Pada Bab III dapat dilihat bahwa beban pendinginan total lantai
yang dapat dilihat pada halaman Lampiran. Dari data-data yang ada, maka
Gambar 6.3. Dari Tabel 6.1 diketahui kecepatan aliran udara dalam saluran
dengan kecepatan 1500 FPM. Dari Gambar 6.1, maka didapatkan rugi-rugi
gesek sebesar 0,08in ⋅ w / 100 ft . Rugi-rugi gesek ini digunakan sebagai patokan
demikian diperoleh diameter ducting sebesar 33 in. Dari Gambar 6.2 dapat
0,08in ⋅ w
Hf = × 23,1 ft = 0,0185in ⋅ w
100 ft
2
⎛ V ⎞
H f = C × Hr = C ×⎜ ⎟ …………………………………… (6.1)
⎝ 4000 ⎠
(Sumber : Edward G. Pita, Air Conditioning Principles and Systems, hal 188)
Dengan :
C : koefisien rugi-rugi
demikian, sebagai contoh pada titik A dapat dihitung Pressure Loss nya
diperoleh.
H 50 R 49,5
= = 2,5 = = 2,5
W 20 W 20
1 ft 2
A = 50in × 20in × = 6,94 ft 2
144in 2
ft 3 1
V = 9000 × = 1296 ft / min
min 1,46in 2
2
⎛ 1296 ⎞
H f = 0,02 × ⎜ ⎟ = 0,0021in ⋅ w
⎝ 4000 ⎠
yang dapat dilihat pada halaman Lampiran. Dari data-data yang ada, maka
Gambar 6.4. Dari Tabel 6.1 diketahui kecepatan aliran udara dalam saluran
dengan kecepatan 1500 FPM. Dari Gambar 6.1, maka didapatkan rugi-rugi
gesek sebesar 0,08in ⋅ w / 100 ft . Rugi-rugi gesek ini digunakan sebagai patokan
127
demikian diperoleh diameter ducting sebesar 33 in. Dari Gambar 6.2 dapat
Gambar 2.15. Pada Bab III dapat dilihat bahwa beban pendinginan total lantai
II adalah sebesar 555257,4 Btu/ hr. Karena pada setiap lantai menggunakan 2
sebesar 277628,7 Btu/ hr. Rancangan ducting untuk masing-masing AHU akan
yang dapat dilihat pada halaman Lampiran. Dari data-data yang ada, maka
Gambar 6.5. Dari Tabel 6.1 diketahui kecepatan aliran udara dalam saluran
dengan kecepatan 1500 FPM. Dari Gambar 6.1, maka didapatkan rugi-rugi
gesek sebesar 0,08in ⋅ w / 100 ft . Rugi-rugi gesek ini digunakan sebagai patokan
demikian diperoleh diameter ducting sebesar 33 in. Dari Gambar 6.2 dapat
yang dapat dilihat pada halaman Lampiran. Dari data-data yang ada, maka
Gambar 6.6. Dari Tabel 6.1 diketahui kecepatan aliran udara dalam saluran
dengan kecepatan 1500 FPM. Dari Gambar 6.1, maka didapatkan rugi-rugi
gesek sebesar 0,08in ⋅ w / 100 ft . Rugi-rugi gesek ini digunakan sebagai patokan
demikian diperoleh diameter ducting sebesar 33 in. Dari Gambar 6.2 dapat
Skema lengkap sistem rancangan AC pada lantai III dapat dilihat pada
Gambar 2.16. Pada Bab III dapat dilihat bahwa beban pendinginan total lantai
III adalah sebesar 596149,2 Btu/h. Karena pada setiap lantai menggunakan 2
yang dapat dilihat pada halaman Lampiran. Dari data-data yang ada, maka
sederhana rancangan ducting AHU 3A pada lantai III seperti terlihat pada
Gambar 6.7. Dari Tabel 6.1 diketahui kecepatan aliran udara dalam saluran
dengan kecepatan 1500 FPM. Dari Gambar 6.1, maka didapatkan rugi-rugi
gesek sebesar 0,08in ⋅ w / 100 ft . Rugi-rugi gesek ini digunakan sebagai patokan
demikian diperoleh diameter ducting sebesar 33 in. Dari Gambar 6.2 dapat
yang dapat dilihat pada halaman Lampiran. Dari data-data yang ada, maka
sederhana rancangan ducting AHU 3B pada lantai III seperti terlihat pada
Gambar 6.8. Dari Tabel 6.1 diketahui kecepatan aliran udara dalam saluran
dengan kecepatan 1500 FPM. Dari Gambar 6.1, maka didapatkan rugi-rugi
gesek sebesar 0,08in ⋅ w / 100 ft . Rugi-rugi gesek ini digunakan sebagai patokan
demikian diperoleh diameter ducting sebesar 33 in. Dari Gambar 6.2 dapat
Gambar 2.17. Pada Bab III dapat dilihat bahwa beban pendinginan total lantai
yang dapat dilihat pada halaman Lampiran. Dari data-data yang ada, maka
Gambar 6.9. Dari Tabel 6.1 diketahui kecepatan aliran udara dalam saluran
dengan kecepatan 1500 FPM. Dari Gambar 6.1, maka didapatkan rugi-rugi
gesek sebesar 0,08in ⋅ w / 100 ft . Rugi-rugi gesek ini digunakan sebagai patokan
demikian diperoleh diameter ducting sebesar 33 in. Dari Gambar 6.2 dapat
yang dapat dilihat pada halaman Lampiran. Dari data-data yang ada, maka
Gambar 6.10. Dari Tabel 6.1 diketahui kecepatan aliran udara dalam saluran
dengan kecepatan 1500 FPM. Dari Gambar 6.1, maka didapatkan rugi-rugi
gesek sebesar 0,08in ⋅ w / 100 ft . Rugi-rugi gesek ini digunakan sebagai patokan
demikian diperoleh diameter ducting sebesar 33 in. Dari Gambar 6.2 dapat
Gambar 2.18. Pada Bab III dapat dilihat bahwa beban pendinginan total lantai
yang dapat dilihat pada halaman Lampiran. Dari data-data yang ada, maka
Gambar 6.11. Dari Tabel 6.1 diketahui kecepatan aliran udara dalam saluran
dengan kecepatan 1500 FPM. Dari Gambar 6.1, maka didapatkan rugi-rugi
gesek sebesar 0,08in ⋅ w / 100 ft . Rugi-rugi gesek ini digunakan sebagai patokan
demikian diperoleh diameter ducting sebesar 33 in. Dari Gambar 6.2 dapat
yang dapat dilihat pada halaman Lampiran. Dari data-data yang ada, maka
Gambar 6.12. Dari Tabel 6.1 diketahui kecepatan aliran udara dalam saluran
dengan kecepatan 1500 FPM. Dari Gambar 6.1, maka didapatkan rugi-rugi
gesek sebesar 0,08in ⋅ w / 100 ft . Rugi-rugi gesek ini digunakan sebagai patokan
demikian diperoleh diameter ducting sebesar 33 in. Dari Gambar 6.2 dapat
Gambar 2.19. Pada Bab III dapat dilihat bahwa beban pendinginan total lantai
yang dapat dilihat pada halaman Lampiran. Dari data-data yang ada, maka
Gambar 6.13. Dari Tabel 6.1 diketahui kecepatan aliran udara dalam saluran
dengan kecepatan 1500 FPM. Dari Gambar 6.1, maka didapatkan rugi-rugi
gesek sebesar 0,08in ⋅ w / 100 ft . Rugi-rugi gesek ini digunakan sebagai patokan
demikian diperoleh diameter ducting sebesar 33 in. Dari Gambar 6.2 dapat
yang dapat dilihat pada halaman Lampiran. Dari data-data yang ada, maka
Gambar 6.14. Dari Tabel 6.1 diketahui kecepatan aliran udara dalam saluran
dengan kecepatan 1500 FPM. Dari Gambar 6.1, maka didapatkan rugi-rugi
gesek sebesar 0,08in ⋅ w / 100 ft . Rugi-rugi gesek ini digunakan sebagai patokan
demikian diperoleh diameter ducting sebesar 33 in. Dari Gambar 6.2 dapat
Skema lengkap sistem rancangan AC pada lantai VII dapat dilihat pada
Gambar 2.20. Pada Bab III dapat dilihat bahwa beban pendinginan total lantai
VII adalah sebesar 1061074 Btu/h. Karena pada setiap lantai menggunakan 2
yang dapat dilihat pada halaman Lampiran. Dari data-data yang ada, maka
sederhana rancangan ducting AHU 7A pada lantai VII seperti terlihat pada
Gambar 6.15. Dari Tabel 6.1 diketahui kecepatan aliran udara dalam saluran
dengan kecepatan 1500 FPM. Dari Gambar 6.1, maka didapatkan rugi-rugi
gesek sebesar 0,05in ⋅ w / 100 ft . Rugi-rugi gesek ini digunakan sebagai patokan
demikian diperoleh diameter ducting sebesar 47,5 in. Dari Gambar 6.2 dapat
yang dapat dilihat pada halaman Lampiran. Dari data-data yang ada, maka
sederhana rancangan ducting AHU 7B pada lantai VII seperti terlihat pada
Gambar 6.16. Dari Tabel 6.1 diketahui kecepatan aliran udara dalam saluran
dengan kecepatan 1500 FPM. Dari Gambar 6.1, maka didapatkan rugi-rugi
gesek sebesar 0,05in ⋅ w / 100 ft . Rugi-rugi gesek ini digunakan sebagai patokan
demikian diperoleh diameter ducting sebesar 47,5 in. Dari Gambar 6.2 dapat
7.1 Penghematan.
Karena pada gedung ini aktifitas kerja hanya pada jam kantor saja atau
sekitar jam 08.00 – 16.00, maka selain pada jam itu Chiller dimatikan saja.
Suhu udara rancangan pada gedung ini adalah 25,5°C karena suhu udara
Suhu udara dari luar gedung lebih besar dari suhu udara rancangan dalam
gedung, apabila ada udara luar yang masuk maka suhu dalam gedung akan
suhu udara dan kelembaban udara diperlukan konsumsi energi yang lebih
besar lagi.
152
153
peneduh seperti pada sekitar gedung ditananami pohon. Untuk dinding kaca
atau jendela gunakan kaca ganda atau dilapisi dengan solar guard sehingga
6. Mengganti lampu.
menghemat energi adalah dengan cara mengganti lampu yang lama dengan
lampu yang hemat energi, seperti mengganti dengan jenis CFL. Lampu
7.2 Perawatan.
mempertahankan agar semua peralatan yang ada dalam keadaan yang sebaik-
2. Pemakaian daya yang rendah dan biaya operasi yang lebih murah.
1. Membersihkan saringan udara, kipas, filter udara AHU, blower, pipa air
2. Pelumasan pada benda yang berputar & pelumasan kompresor pada chiller.
PENUTUP
8.1 Kesimpulan
kelembaban 50%.
TR..
3. Mesin pendingin (Chiller) yang akan digunakan adalah Air Cooled Screw
Water Chiller Model 540 ASC3 berpendingin udara, mesin pendingin ini
155
156
8.2 Penutup
Penulis mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha esa, atas
penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat
Penulis harapkan. Akhir kata, semoga penyusunan skripsi ini dapat berguna
DAFTAR PUSTAKA
www.thermoq.biz