Anda di halaman 1dari 12

BAB II

ANALISIS TAPAK

Tujuan kegiatan dari survei yaitu mengumpulkan Data dan Fakta, maka pada

metode selanjutnya yang kami lakukan yaitu analisa. Metode yang berlanjut dan

berkesinambungan inilah yang membedakan pembelajaran kami sebagai Mahasiswa

Arsitektur berbeda dengan Mahasiswa Fakultas lainnya. Konsultan Ahli kami

mengatakan metoda ini sebagai “Metoda Tulang Ikan”. Pada kegiatan Analisa, Dosen

Pembimbing kami membagi bangunan yang kami rancang menjadi beberapa bangunan

dan proses analisa menjadi suatu kegiatan individual tetapi ada juga bagian analisa yang

masih dalam kelompok, analisa secara individual ditinjau sesuai buku "analisis tapak",

sedangkan analisa kelompok yaitu analisa dari jurnal mingguan, secara individual

bangunan yang perancang rancang yaitu bangunan Hotel dan Mall yang memiliki tujuan

utama sebagai area rekreasi. Karena letak site yang strategis dengan batas utara berupa

ruko komersil, batas timur Podomoro Deli Grand City, Batas Selatan berupa perumahan

kelas menengah keatas, batas barat berupa sungai deli. Ditinjau dari letak site, maka site

memiliki potensi sebagai area komersial, sehingga bangunan seperti hotel dan mall

memiliki prospek yang bagus. Terutama pada hotel yang difungsikan sebagai hotel

rekreasi dengan view kearah sungai. Ditinjau dari segi view, bangunan pada site memiliki

nilai view yang positif, baik view kedalam atau kearah luar site

11

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.1 Analisa View dari Tapak Gambar 2.2 Analisa View Kearah Tapak

Sumber: Dokumentasi pribadi Sumber: Dokumentasi pribadi

Gambar 2.4 Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki

Sumber: Dokumentasi pribadi

Gambar 2.3 Analisa Lingkungan

Sumber: Dokumentasi pribadi

12

Universitas Sumatera Utara


Selain sebagai bangunan hotel dan mall, site juga memiliki potensi lain, menurut

opini perancang, letak site yang berada disekitar sungai memiliki potensi yang sangat

besar sebagai area rekreasi yaitu esplanade, pengertian esplanade yaitu area pada tepian

sungai yang berfungsi sebagai area sirkulasi penjalan kaki dengan sungai sebagai view

utamanya. Dilihat dari segi view dan letak site yang berbatasan sejajar dengan sungai,

berjalan disamping atau tepian sungai secara psikologi tidak membuat seseorang mudah

menjadi bosan karena dengan pemandangannya berupa aliran sungai yang tenang dan

ditambah dengan pepohonan yang terletak diseberang sungai. Selain itu view kearah

sungai memberikan efek menenangkan pikiran dengan pemandangan aliran sungai yang

tenang, ditambah lagi dengan vegetasi yang sejajar pada tepian sungai ikut serta

Gambar 2.5 Contoh Esplanade Di Boston

Sumber : yogainthesky.com
memberikan kenyamanan dengan memayungi orang yang berjalan dibawahnya, sehingga

orang-orang yang berjalan dibawahnya tidak merasa kepanasan tetapi merasakan

13
Gambar 2.6 Keadaan Disekitar Site
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Dokumentasi pribadi
kesegaran dan kerindangan dari pepohonan tersebut. Fungsi lain vegetasi yaitu dapat

sebagai pembatas antara sirkulasi kendaraan dengan manusia, sehingga orang yang

berjalan tidak merasa terganggu dan dapat berjalan dengan tenang sambil menikmati

suasana yang terdapat pada esplanade, ditambah lagi jika disesuaikan dengan peraturan

RTRW kota Medan area sempadan sungai yaitu 15 m merupakan area bebas dari fisik

bangunan, sehingga area seperti esplanade dapat memenuhi kriteria dari peraturan RTRW

tersebut.

Selain dari sirkulasi pejalan kaki, sebagai area komersial sirkulasi kendaraan juga

merupakan salah satu faktor yang penting untuk dianalisa, dari data yang dikumpulkan

jalan Guru Patimpus merupakan jalan arteri dan terletak didepan site memiliki intensitas

kendaraan yang padat.

Gambar 2.7 Analisa Sirkulasi Kenderaan

Sumber: Dokumentasi pribadi

14

Universitas Sumatera Utara


Menurut opini perancang site memiliki potensi yang positif dan negatif, potensi

positif yang didapat yaitu dengan kepadatan yang tinggi dan ditambah dengan fungsi site

sebagai area komersil, tentu akan banyak menarik pengunjung untuk datang mengunjungi

bangunan seperti mall pada site terutama pada waktu tertentu, hal ini tentu merupakan

prospek yang bagus bagi site. Akan tetapi dibalik dari potensi yang positif tersebut juga

terdapat potensi yang negatif yaitu dengan kepadatan tersebut ditambah dengan bangunan

komersil baru tentu maka akan menambah kepadatan kendaraan pada jalan arteri tersebut,

sehingga perlu suatu sumbangan dari site kepada kota untuk mengurangi dampak

tersebut, sumbangan kepada kota dapat berupa pelebaran jalan Guru Patimpus menjorok

kedalam site, atau dapat membuka suatu akses keluar baru pada daerah dibelakang site

sehingga gangguan atau kemacetan pada jalan Guru Patimpus dapat diminimalisir.

Gambar 2.8 Keadaan Disekitar Site

Sumber dokumentasi pribadi

15

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.9 vegetasi disekitar site

Sumber dokumentasi pribadi


Selain analisa sirkulasi dari data yang ada, masih banyak lagi analisa yang perlu

perancang tinjau, seperti analisa lingkungan yang membahas mengenai keadaan sekitar

site seperti site terletak pada area komersial, berbatasan dengan jalan arteri dan sungai

sehingga site memiliki potensi sebagai area komersil, area rekreasi, dll.

16

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.10 Analisa Vegetasi

Sumber: Dokumentasi pribadi

17

Universitas Sumatera Utara


Analisa drainase membahas

mengenai kondisi kontur dan

pengaruhnya terhadap letak bangunan,

hasil yang didapat yaitu bangunan harus

dibangun menjauhi sungai untuk

menghindari masalah drainase, dan letak

yang berjauhan tersebut dapat

mempermudah sistem drainase dan

mencegah genangan air saat hujan karena

Gambar 2.11 Analisa Drainase Gambar 2.12 Analisa GSB

Sumber: Dokumentasi pribadi Sumber: Dokumentasi pribadi

perbedaan ketinggian kontur. Pada analisa GSB menceritakan potensi daerah-daerah

dalam batasan GSB, potensi tersebut yaitu area GSB dapat di jadikan sebagai area parkir,

area taman, daerah sumbangan kepada kota, dan area esplanade. Pada analisa vegetasi

menceritakan letak vegetasi yang memiliki faktor positif bagi site, seperti jajaran pohon

pada site memberikan dorongan atau tekanan penglihatan kearah bangunan dan pada sisi

lainnya memberikan tekanan view atau pandangan pejalan kaki kearah sungai serta

membagi antara akses sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan. Pada analisa view terbagi

atas 2 bagian yaitu view ke tapak dan view dari tapak, view ke tapak menggambarkan

perhatian orang ketika melewati suatu kawasan tertemtu dan penilaian pandangannya

terhadap site dan bangunan, dan hasil yang didapat yaitu bangunan diposisikan

menghadap kearah jalan Guru Patimpus karena pusat view berada pada jalan Guru

Patimpus serta bangunan diletakkan menjauhi jalan agar bangunan dapat mempermudah

18

Universitas Sumatera Utara


view orang ketika melihat kearah bangunan secara keseluruhan. Sedangkan view dari

tapak juga memberikan respon yang positif terutama pada arah utara, timur dan selatan

sedangkan pada arah barat memiliki view negatif yaitu berupa pemakaman sehingga

diperlukan buffer view berupa vegetasi pepohonan atau semak pada sekitar perkuburan

tersebut.

Gambar 2.13 Analisa Kebisingan Gambar 2.14 Analisa Keistemewaan Buatan

Sumber: Dokumentasi pribadi Sumber: Dokumentasi pribadi

Pada analisa kebisingan membahas sumber kebisingan pada site, bangunan

diletakkan berjauhan dari jalan Guru Patimpus dimana merupakan sumber kebisingan

utama pada sekitar site. Sumber kebisingan yang lain terletak pada jalan Sei Deli, tetapi

karena letaknya yang cukup jauh dari site serta terdapat vegetasi di sekitar site,

kebisingan dari jalan Sei Deli dapat dikatakan telah dibuffer secara alami. Analisa

keistimewaan buatan menceritakan faktor buatan disekitar site seperti disekitar site, pada

19

Universitas Sumatera Utara


area sekitar site terdapat area pendidikan yaitu IBBI dan sekolah negeri sehingga pada

waktu tertentu seperti waktu istirahat dapat menarik pengunjung sehingga memungkinkan

untuk menambah pemasukan ekonomi pada bangunan. Analisa matahari dan iklim

menggambarkan tata letak bukaan pada bangunan untuk menghindari panas yang berlebih

masuk kedalam bangunan akan tetapi hal tersebut dapat diatasi dengan penggunaan

material double glazing glass. Pada analisa arah angin, berdasarkan BMKG, arah angin

berhembus dari timur-laut - barat-daya dan sebaliknya sehingga mempengaruhi sistem

pengudaraan pada bangunan dan memiliki kesinambungan hubungannya dengan aspek

keberlanjutan terutama mengenai penggunaan energi.

20

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.15 Analisa Matahari & Angin Gambar 2.16 Analisa Curah Hujan

Sumber: Dokumentasi pribadi Sumber: Dokumentasi pribadi

Pada Analisa curah hujan menceritakan konfigurasi bangunan dan tata letak

bangunan untuk mempermudah drainase, dari hasil yang didapat yaitu bangunan harus

menghindari konfigurasi yang membentuk huruf "L" karena konfigurasi tersebut dari

mengumpulkan air ketika hujan turun.

21
Gambar 2.17 Analisa Manusia Budaya
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Dokumentasi pribadi
Pada Analisa manusia dan budaya menggambarkan aktivitas manusia, gaya hidup

dan kebutuhan manusia disekitar site, dan hasil yang didapat yaitu bangunan seperti mall

dan supermarket memiliki prospek yang positif sebab dapat memenuhi kebutuhan pada

daerah sekitar site. Ada juga analisa yang merupakan tugas bersama yaitu faktor

organisasi stakeholders mengenai struktur organisasi stakeholder dan pembagian tugas

dan jabatan masing-masing stakeholder untuk mencapai suatu tujuan secara efektif dan

efisien. Sistem struktur dan konstruksi membahas struktur bangunan terhadap daya lateral

dengan struktur rigid frame dan penggunaan dinding geser dan portal, bagaimana material

yang terdapat pada sistem bangunan tinggi serta membahas mengenai kelebihan maupun

kekurangan dari masing-masing material. Sistem mekanikal dan elektrikal menceritakan

sistem ME yang sering digunakan pada suatu bangunan tinggi seperti sistem AC atau

sistem tata udara, sistem pemadam kebakaran atau fire fighting, sistem plumbing, sistem

penangkal petir, sistem network telepon, sistem transportasi vertikal, sistem elektrikal.

Sistem kulit bangunan mengenai material yang baik digunakan sebagai kulit bangunan

seperti penggunaan double glazing glass, vertical garden, material berwarna cerah sebagai

insulasi panas, material atap yang memiliki nilai insulasi panas, dan material yang

memiliki nilai embodied energi yang rendah. Faktor kenyamanan termal, penerangan dan

akustik yaitu mengenai pencahayaan buatan dan alami pada bangunan, faktor penentu

kenyamanan termal seperti suhu udara, gerakan fluida, kelembaban, suhu pancaran

matahari dan pengendalian bunyi pada ruang, cara mengendalikan bunyi baik untuk

minimalisir bunyi maupun memperkuat bunyi pada ruang. Aspek keberlanjutan yang

harus dipenuhi pada suatu bangunan yaitu aspek lingkungan, ekonomi dan sosial untuk

menghasilkan suatu bangunan yang ramah terhadap lingkungan sekitar. Faktor kepatuhan

hukum mengenai RTRW kota Medan dan hubungannya dengan sungai seperti pada Bab 1

pasal 1 ayat 18 mengenai sempadan sungai, dll.

22

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai