PENDAHULUAN
Kota Palembang sendiri memiliki beberapa Sungai kecil yang juga bermuara
ke Sungai Musi. Salah-satunya adalah Sungai Bendung yang berada di daerah hilir
Kota Palembang. Sungai Bendung merupakan salah satu Sungai yang mengalami
limpasan Sungai Musi (backwater) ketika musim hujan tiba. Hal ini yang
mengakibatkan genangan air seluas 285 hektar di Kota Palembang.
Pompa air diletakan pada bangunan rumah pompa yang berada di antara
kolam retensi dengan Sungai Bendung yang dibuat menyerupai bangunan rumah
dari beton bertulang dengan 2 lantai, di mana bagian bawah berfungsi sebagai
kolam air yang menyatu dengan kolam retensi dan bagian atas sebagai tempat
pompa yang akan memompa air dari bagian bawah keluar menuju Sungai Musi.
1 Universitas Sriwijaya
2
pompa pada Proyek Pembangunan Pompa Pengendalian Banjir Sub Das Bendung
Kota Palembang.
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab pendahuluan menjelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah,
maksud dan tujuan penulisan, metode pengumpulan data, ruang lingkup
pembahasan dan sistematika penulisan.
Universitas Sriwijaya
3
Universitas Sriwijaya
BAB 2
4 Universitas Sriwijaya
5
Universitas Sriwijaya
6
Lokasi
proyek
2. Konsultan perencana
Konsultan perencana merupakan badan usaha atau perorangan yang bertugas
sebagai pembuat gambar kerja, menghitung struktur dan anggaran biaya yang
Universitas Sriwijaya
7
Pemilik Proyek:
Kementrian PUPR Balai Besar
Wilayah Sungai Sumatra VIII
SUB KONTRAKTOR
PT. Asiana Teknologies Lestary
PT. Grundfos Indonesia
Hubungan Fungsional
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Proyek
3. Konsultan pengawas
Konsultan pengawas merupakan badan usaha atau perorangan yang bertugas
sebagai pengawas dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi dari awal hingga
akhir agar pelaksanaan pekerjaan tidak menyimpang dari gambar kerja yang telah
dibuat oleh konsultan perencana. Pada proyek ini yang bertanggung jawab sebagai
konsultan pengawas adalah PT. Supraharmonia Consultanindo.
4. Kontraktor
Universitas Sriwijaya
8
Pada proyek ini yang di percaya sebagai kontraktor pelaksana adalah PT. Sac
Nusantara - PT. Basuki Rahmanta Putra,Kso.
5. Sub Kontraktor
Dalam proyek ini, pihak kontraktor memiliki pembagian tugas seperti yang
akan diuraikan berikut ini:
a. Project Manager
Project Manager adalah orang yang bertugas sebagai pemimpin proyek dan
mengatur jalannya proyek. Serta bertugas mengatur timnya untuk melakukan tugas
seperti apa yang diinginkan.
b. Manager Teknik
c. Drafter
Drafter adalah orang yang bertugas dalam membantu kebutuhan pembaruan
gambar kerja dan menggambar hal0hal yang diperlukan ketika ada yang belum
tergambar.
Universitas Sriwijaya
9
d. Quality Control
Quality Control bertugas sebagai pihak yang memastikan kualitas bahan dan
material yang digunakan sudah sesuai dengan perencanaan.
f. Logistic
Logistic merupakan bagian yang berfungsi sebagai penyedia material dan
peralatan yang dibutuhkan dalam proses pembangunan konstruksi.
g. Administrasi
Sistem kontrak Unit Price tidak mengetahui jumlah volume pekerjaan yang
sesungguhnya, sehingga belum diketahui pula nilai pasti dari proyek tersebut.
Sistem kontrak ini merupakan pilihan kontrak yang sesuai untuk pekerjaan proyek
yang cukup kompleks dalam pelaksanaannya.
Universitas Sriwijaya
10
Universitas Sriwijaya
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Beton
Beton merupakan bahan konstruksi yang terdiri dari campuran material
semen, agregat kasar, agregat halus, air dan bahan tambahan lainnya (Admixture)
jika di perlukan. Beton merupakan bahan konstruksi yang sangat sering digunakan
karena sangat mudah pada waktu pelaksanaannya dan relatif murah dari bahan
konstruksi lainnya. Dengan bertambahnya umur beton, beton akan semangkin
mengeras dan akan mencapai kekuatan rencana pada usia 28 hari. Beton memiliki
kemampuan atau daya tekan yang tinggi sehingga sering digunakan sebagai struktur
suatu bangunan, misalnya struktur jembatan, jalan dan gedung. ( SNI 2847 : 2013).
Beton adalah suatu bahan konstruksi yang mempunyai sifat tahan terhadap
tekan namun memiliki kekuatan cukup kecil terhadap tarik, sehingga beton sering
di kombinasikan dengan material baja agar mampu menahan gaya tekan dan tarik.
Biasanya gabungan dari bahan ini disebut beton bertulang.
Nilai dari kekuatan beton dapat diketahui melalui pengujian kuat tekan pada
benda uji berupa silinder maupun kubus pada hari ke 28 setelah pengecoran. Tidak
hanya di uji pada umur 28 hari, biasanya pengujian kuat tekan juga dilakukan pada
hari ke 3, 7 dan 14 dan hasil perhitungan kekuatan beton akan di bagi dengan faktor
koreksi sesuai dengan standar yang berlaku agar mendekati kekuatan rencana
seperti umur 28 hari.
3.2.1 Semen
Semen merupakan bahan perekat antar agregat untuk membentuk beton
menjadi bahan yang kompak. Di mana semen yang digunakan adalah semen
11 Universitas Sriwijaya
12
Portland yang banyak dijual bebas di pasaran. Adapun bahan mineral utama
penyusun semen adalah lime atau batu kapur (CaO), silika (Sio2), dan alumunia
(Al2O3) serta beberapa mineral lainnya dalam jumlah yang kecil (Daryanto, 2009).
Semen portland merupakan bahan pelekat hidrolis yang akan bereaksi jika
bersenyawa dengan air membentuk padatan yang disebut dengan beton setelah
mengikat agregat kasar dan agregat halus menjadi satu kesatuan. Di Indonesia ada
5 tipe semen yang biasa digunakan dalam pelaksanaan konstruksi yaitu:
1. Semen tipe 1: yaitu semen biasa (normal) yang digunakan untuk beton yang
tidak dipengaruhi lingkungan seperti sulfat dan perbedaan suhu yang ekstrim.
3. Semen tipe 3: yaitu semen yang digunakan untuk menghasilkan beton yang
waktu pengerasannya cepat (high early strength).
4. Semen tipe 4: yaitu semen yang menghasilkan beton yang dibuat akan
memberikan panas hidrasi rendah. Di mana semen ini cocok untuk pekerjaan
beton massa.
5. Semen tipe 5: semen tipe ini cocok untuk membentuk beton yang menahan
serangan sulfat dengan kadar tinggi, biasanya digunakan pada bangunan
konstruksi di daerah pantai.
3.2.2 Air
Air diperlukan untuk pembuatan beton agar terjadi reaksi hidrasi antara
semen dan air dan digunakan untuk membasahi agregat agar menyatu membentuk
beton. Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih, tidak berwarna,
tidak bau, tidak mengandung asam, minyak, zat organis atau bahan lainnya yang
dapat merusak beton. Umumnya air minum dapat digunakan untuk bahan campuran
beton.
Universitas Sriwijaya
13
1. Jumlah air campuran tidak melebihi kebutuhan untuk dapat mencapai sifat
dapat dikerjakan dengan baik
5. Pasir alam yang agak bulat dengan persentase butir-butir halus lebih banyak
3.2.3 Agregat
Agregat merupakan material utama penyusun beton. Agregat mengisi ± 70%
hingga 75% dari volume massa padat beton (Istimawan,1994). Agregat sendiri
merupakan batu-batuan pecah, kerikil dan pasir yang berasal dari alam maupun
buatan yang dibentuk menjadi ukuran kecil hingga besar.
Dalam mengisi volume beton ada syarat yang harus dipenuhi agregat yaitu
ukurannya harus bervariasi ,kekuatan agregat harus memiliki kekuatan yang lebih
besar dari beton itu sendiri serta bentuk agregat dan teksturnya. Tekstur yang
semakan kasar akan menghasilkan daya lekat yang besar antara agregat dan semen.
Agregat yang digunakan dalam membuat beton dibagi menjadi dua fraksi
yaitu agregat kasar dan agregat halus. Berikut perbedaan dari kedua fraksi agregat
tersebut:
Universitas Sriwijaya
14
1. Agregat Kasar
Agregat kasar merupakan batu pecah yang ukurannya tidak lewat dari
saringan # 4 mm . Ukuran maksimum dari agregat kasar diatur dalam peraturan
untuk kepentingan dari berbagai komponen. Umumnya peraturan tentang ukuran
maksimum agregat kasar ini adalah agar agregat yang digunakan dapat masuk atau
lewat ke sela-sela anyaman tulangan sehingga beton padat dengan agregat.
2. Agregat halus
Agregat halus biasanya terdiri dari pasir atau partikel-partikel kecil yang
lewat saringan # 4 atau 5 mm dengan kandungan lumpur di bawah 5%. Apabila
kandungan lumpur di atas 5% maka agregat halus harus di cuci terlebih dahulu
sebelum digunakan sebagai material pembentuk beton.
Universitas Sriwijaya
15
sifat yang sedemikian rupa maka beton dikombinasikan dengan baja yang memiliki
kekuatan terhadap gaya tarik. Di mana gabungan dari baja dan beton ini disebut
dengan beton bertulang. Setelah menjadi bahan beton bertulang makan bahan
konstruksi ini akan tahan terhadap gaya tekan, tarik dan geser. Dengan demikian
bahan konstruksi ini akan aman menjadi struktur dari suatu konstruksi bangunan,
jalan maupun jembatan.
Universitas Sriwijaya
16
Beton tersusun dari material yang berat, sehingga berat jenis beton cukup
besar. Hal ini yang mengakibatkan dibutuhkannya bantuan perancah atau alat-alat
lainnya untuk menopang berat beton sebelum materialnya menjadi solid.
3.5 Balok
Balok merupakan struktur bangunan tiga dimensi yang umumya berbentuk
persegi panjang. Balok merupakan elemen struktur yang dirancang untuk menahan
gaya dari arah horizontal. Balok berfungsi sebagai struktur yang akan menyalurkan
beban dari pelat lantai ke kolom serta berfungsi sebagai pengaku dari elemen
kolom.
Universitas Sriwijaya
17
3.6 Kolom
Kolom merupakan elemen struktural yang dirancang untuk menahan gaya
aksial dari beban terfaktor yang bekerja pada semua lantai atau atap dan momen
maksimum yang berasal dari beban terfaktor dari suatu bentang terdekat dari lantai
atap atau yang ditinjau.
Kolom menerima beban dan akan meneruskan beban yang diterima menuju
ke struktur pondasi dibawahnya. Struktur kolom dibuat dengan beton dan baja
tulangan agar mampu menahan gaya tarik dan tekan.
Pelat beton bertulang sangat kaku dan berarah horizontal. Dengan demikian
pada struktur suatu gedung pelat berfungsi sebagai diafragma atau sebagai unsur
pengaku horizontal yang mendukung ketegaran dari balok portal.
Universitas Sriwijaya
18
Pelat lantai merupakan struktur dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai
pemisah antara lantai yang satu dengan lantai lainnya. Pelat lantai sendiri akan
bertumpu pada balok anak di sisi panjangnya dan bertumpu pada balok induk pada
sisi pendeknya dan kemudian beban akan disalurkan ke kolom di bawahnya.
Ketebalan dari pelat lantai ditentukan oleh beban yang akan bekerja, lebar
bentang dari pelat, lendutan yang diizinkan serta material konstruksi yang akan
digunakan sebagai bahan pembentuk pelat. Ciri cari pelat adalah permukaannya
yang rata dan lurus, sehingga untuk memastikan hal tersebut harus dilakukan
pengukuran menggunakan alat pengukur seperti waterpass.
Pelat satu arah adalah pelat yang memiliki panjang dua kali atau lebih besar
daripada lebarnya, maka hampir semua beban lantai menuju balok-balok dan
sebagian kecil saja yang akan menuju ke gelagar.
Pelat satu arah umumnya didesain dengan rasio tulangan tarik jauh di bawah
rasio maksimum yang diizinkan. Hal ini untuk kepentingan keamanan dan
Universitas Sriwijaya
19
ekonomis dari struktur tersebut. Dengan tulangan di bawah rasio diharapkan baja
akan leleh terlebih dahulu sehingga keruntuhan dapat diketahui sebelum terjadi
keruntuhan beton. Berikut tampak potongan pelat satu arah:
Lx
Ly
Lx
Ly
Pelat dua awah memiliki sistem yang dapat terjadi pada pelat tunggal
maupun menerus, dengan syarat perbandingan panjang bentang kedua sisi
memenuhi. Persyaratan jenis pelat lantai dua arah jika perbandingan dari bentang
panjang (Ly) terhadap bentang pendek (Lx) kurang dari 2, dapat dilihat pada
Universitas Sriwijaya
20
gambar 3.2. Pelat dua arah merupakan pelat yang didukung sepanjang keempat
sisinya di mana lenturan akan timbul pada dua arah yang saling tegak lurus.
Dengan mengetahui volume material dapat diketahui pula berapa pekerja dan
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Volume material
yang dihitung adalah volume beton, baja tulangan, kayu, timbunan, galian, air
kerja, listrik kerja dan hal-hal lainnya tergantung dengan jenis konstruksi yang akan
dibangun.
Universitas Sriwijaya
BAB 4
21 Universitas Sriwijaya
22
5. Pekerjaan Finishing
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional. 1995. Tata Cara Pengadukan Pengecoran Beton SNI
03-3975-1995.
Badan Standarisasi Nasional. 2002. Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton SNI
03-6816-2002.
Badan Standarisasi Nasional. 2013. Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan
Gedung SNI 03-2847-2013.
Daryanto. 2009. Teknik Bangunan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
23 Universitas Sriwijaya
24
Universitas Sriwijaya
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ............................................................................................... ii
3.1 Beton............................................................................................................ 11
iv Universitas Sriwijaya
26
Universitas Sriwijaya
3.2.2 Air....................................................................................................... 12
3.5 Balok............................................................................................................ 16
v Universitas Sriwijaya
vi Universitas Sriwijaya
vi Universitas Sriwijaya
11 Universitas Sriwijaya