MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
FIQIH MUNAKAHAT
Disusun Oleh,
Abdul Rojak ( 19.01.01.001 )
Muhammad Azizur Rahman ( 19.01.01.004 )
Ridha Delviana ( 19.01.01.006 )
PROGRAM LINEARISASI
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-HIKMAH JAKARTA
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AL-MAHBUBIYAH
JAKARTA
2020M/1441H
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan
petunjuk dan nikmat yang tidak terhitung jumlahnya, sehingga atas berkat dan karunia-
Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah yang kami susun ini. Sholawat dan salam juga tak
terlupakan untuk selalu kami haturkan keharibaan Rosulullah Nabiyina Muhammad SAW
yang menjadi panutan dan uswah bagi umat islam sekalian, juga beserta kepada keluarganya
dan sahabatnya.
Perkawinan adalah "satu" yang berarti sifat asli dan temperamen Allah. Setiap orang yang
sudah dewasa dan sehat fisik dan rohaninya yakin untuk membuat pendamping hidup yang
berlawanan dari jenisnya.
Pada kesempatan makalah kali ini akan dibahas mengenai PERNIKAHAN YANG
DILARANG, sebagai pemenuhan salah satu tugas mata kuliah Pembelajaran Aqidah Akhlak.
Demikianlah makalah yang dapat penulis sampaikan dalam kata pengantar ini, dengan
menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, sebagaimana yang diharapkan oleh
para pembaca dan dosen pengampu khususnya. Semoga makalah ini dapat memenuhi tugas
pembahasan dan bermanfaat bagi kita semua.
Pemakalah
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................2
A. Latar Belakang............................................................................................................................2
B. Ringkasan Permasalahan.............................................................................................................2
C. Batasan Masalah..........................................................................................................................2
D. Tujuan Penulisan.........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3
A. Pengertian Pernikahan.................................................................................................................3
B. Hukum Pernikahan......................................................................................................................3
1) Perkawinan Asli.....................................................................................................................3
2) Perkawinan Sunnah Besar......................................................................................................3
3) Perkawinan Yang Bersifat Wajib...........................................................................................4
4) Perkawinan Makruh...............................................................................................................4
C. Macam-Macam Pernikahan Yang Dilarang.................................................................................4
1. Nikah Mut’ah.............................................................................................................................4
2. Nikah Muhallil...........................................................................................................................5
3. Nikah Syighar............................................................................................................................5
4. Pernikahan Silang......................................................................................................................6
5. Pernikahan Khadan....................................................................................................................6
6. Menikahi Perempuan Yang Berzina..........................................................................................6
BAB III PENUTUP.........................................................................................................................8
A. SIMPULAN................................................................................................................................8
B. SARAN.......................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................9
iii
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pernikahan merupakan suatu ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan
perempuan dalam rumah tangga berdasarkan pada tuntunan agama dan yang allah
Ridhoi. Ada juga yang mengartikan bahwa pernikahan adalah akad ijab dan qabul atau
suatu perjanjian antara seorang laki-laki dan perempuan untuk menghalalkan hubungan
badaniyah sebagai suami istri yang sah serta mengandung syarat-syarat dan rukun-
rukun yang telah ditentukan oleh syariat Islam.
Allah telah menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan, ada seorang wanita
yang merupakan salah satu karakteristik makhluk hidup adalah biak yang berkembang
yang dimaksudkan untuk generasi atau untuk memperpanjang turun-temurun. Oleh
Allah, para pria diberi pernikahan untuk masuk ke dalam kehidupan baru jenjang yang
dimaksudkan untuk melanjutkan dan untuk mengejar generging.
Untuk mewujudkan persatuan dua sifat, itu menjadi hubungan manusia yang
sesungguhnya, kemudian Islam telah datang dengan membawa ajaran pernikahan yang
sesuai dengan hukum. Islam membuat perkiraan papan pernikahan lahir yang terhormat,
maka itu adalah hal yang diinginkan jika perkawinan dikatakan seharusnya menjadi
suatu peristiwa dan sangat diharapkan oleh mereka yang ingin menjaga kemurnian
rakyat.
B. Ringkasan Permasalahan
1. Pengertian definisi perkawinan
2. Hukum perkawinan
3. Pernikahan yang dilarang
C. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada makalah ini adalah Mengetahui hal-hal yang hanya
berkaitan dengan Pernikanhan yang dilarang.
D. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar penulis dan pembaca dapat
mengidentifikasi berbagai hal yang berkaitan dengan Pernikanhan yang dilarang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pernikahan
Arti pernikahan berasal dari kata kebijakan perkawinan. Kata perkawinan memiliki
persamaan dengan kata kawin. Menurut bahasa Indonesia, kata perkawinan berarti
berkumpul atau bersatu. Menurut istilah Islam, perkawinan berarti melakukan kontrak
atau kesepakatan untuk menjadi sesuai dengan seorang pria dan seorang wanita yang
dimaksudkan untuk melegalkan hubungan antara dua dan kebijakan berdiri nyata dalam
rangka untuk memiliki keluarga bahagia yang diridhoi oleh allh SWT.
Pernikahan adalah "satu" yang berarti sifat asli dan temperamen Allah. Setiap orang
yang sudah dewasa dan sehat fisik dan rohaninya yakin untuk membuat pendamping
hidup yang berlawanan dari jenisnya. Perkawinan mencakup perbuatan yang telah
melambangkan Nabi Muhammad SAW. atau sunnah.
B. Hukum Pernikahan
Hukum Pernikahan pada dasarnya adalah sunnah, namun dapat terbagi menjadi
beberapa hukum menuruk keadaan yang menghukumi pernikahan tersebut. Yaitu:
1) Perkawinan Asli
Adalah perubahan besar menurut ulama sarjana, hukum perkawinan asli adalah
perubahan, sehingga dapat dibiarkan. Dilakukan tidak ada kebingungan dan orang
yang tidak berdosa. Namun, di bawah kondisi orang yang akan melakukan
perkawinan, hukum perkawinan dapat diubah menjadi Sunnah, wajib, maxruh atau
ilegal.
2) Perkawinan Sunnah Besar
Adalah bagian besar dari perkawinan sunnah. Alasan yang mereka serahkan adalah
bahwa tatanan perkawinan di berbagai Al-Qur'an dan para narator hanya terorganisir
meskipun banyak dari kata Amar dalam ayat dan para narator. Namun, bukan bahwa
Amar, yang berarti bahwa adalah wajib tidak semua Amar harus perlu, kadang
menunjukkan sunah bahkan sementara hanya mchange. Untuk pernikahan seseorang
yang mampu membuat hidup dan perlu untuk menikah.
3
4
2. Nikah Muhallil
Nikah muhallil merupakan nikah yang dilakukan oleh seseorang yang tujuannya
untuk menghalalkan perempuan yang dinikahinya agar dinikahi oleh mantan
suaminya yang telah menalak tiga (talak ba’in). Arti mudahnya dari nikah muhallil
adalah pernikahan yang dilakukan oleh seorang laki-laki terhadap perempuan yang
sudah di talak tiga, dengan tujuan agar mantan suaminya yang menalak tiga dapat
menikahi kembali perempuan tersebut setelah diceraikan oleh suaminya yang baru.
Adapun istilah suami baru disebut dengan muhallil atau orang yang menghalalkan,
sedangkan suami yang menalak tiga disebut dengan di sebut muhallal lahu atau
orang yang dihalalkan untuknya. Nikah yang seperti ini sangat dilarang agama dan
dilaknat oleh Rasulullah Saw.
Sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadits Rasulullah Saw melaknat baik
muhallil maupun muhallal lahu.
Artinya: “Dari Uqbah bin Amir, ia berkata, Telah bersabda Rasulullah saw,.
Maukah kuberitahukan kepadamu tentang kambing jantan yang dipinjam?’ para
sahabat menjawab ,’Mau wahai rasulullah ,’ Nabi bersabda ,’Yaitu Muhallil. Allah
melaknat muhallil dan muhallal lahu’,” (HR Ibnu Majah)
3. Nikah Syighar
Nikah syighar merupakan suatu pernikahan yang didasari oleh sebuah janji atau
kesepakatan penukaran, yakni menjadikan dua orang perempuan sebagai mahar
masing-masing atau jaminan. Adapun ucapan akadnya bisa sebagai berikut:
“Saya akan nikahkan anda dengan anak atau saudara perempuan saya, dengan syarat
anda menikahkan saya dengan anak atau saudara perempuan anda.”
Pernikahan syighar ini termasuk dalam pernikahan adat jahiliyyah, dilarang oleh
agama Islam, jika terjadi yang demikian maka pernikahannya batal. Rasulullah Saw
bersabda:
“Dari Ibnu Umar ra, ia berkata Rasulullah saw telah melarang nikah syighar, yaitu
seorang mengawinkan anak perempuannya kepada seorang laki-laki dengan syarat
laki-laki itu harus mengawinkan anak perempuannya kepada laki-laki pertama dan
masing-masing tidak membayar mahar.” (HR Bukhari dan Muslim).
6
4. Pernikahan Silang
Pernikahan silang adalah pernikahan antara laki-laki dan perempuan yang berbeda
agama atau keyakinan. Ada 2 macam pernikahan seperti ini yang dilarang:
Laki-laki Mukmin Menikahi Perempuan Non-Muslim
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Baqarah
ك َولَوْ أَ ْع َجبَ ُك ْم
ٍ َواَل تُ ْن ِكحُوا ْال ُم ْش ِر ِكينَ َحتَّ ٰى ي ُْؤ ِمنُوا ۚ َولَ َع ْب ٌد ُم ْؤ ِم ٌن خَ ْي ٌر ِم ْن ُم ْش ِر
Artinya:” dan janganlah kamu menikahi perempuan musyrik, sebelum mereka
beriman . sungguh, hamba sahaya perempuan yang beriman lebih baik
daripada perempuan musyrik meskipun di menarik harimu.” (QS Al-
Baqarah : 221)
Perempuan Mukmin yang Menikah dengan Laki-Laki Non-Muslim
Allah SWT berfirman
Artinya : “Dan jangan kamu nikahkan orang (laki-laki) musyrik (dengan
perempuan yang beriman) sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba
sahaya laki-laki yang beriman lebih baik daripada laki-laki musyrik
meskipun dia menarik hatimu.” (QS Al-Baqarah : 221)
5. Pernikahan Khadan
Khadan artinya peliharaan. jadi pernikahan khadan adalah pernikahan yang baik
laki-laki menjadikan wanita sebagai peliharaan ataupun wanita yang menjadikan
laki-laki sebagai peliharaan. Pernikahan khadan ini menjadi tradisi pada zaman
jahiliyyah dan masih sering terjadi pada masa sekarang. Menurut orang jahiliyyah
pernikahan seperti ini jika tidak diketahui oleh orang maka tidak apa-apa dan
menjadi tercela jika diketahui oleh orang. Sebagaimana Allah SWT berfirman:
“Dan bukan (pula) perempuan yang mengambil laki-laki lain sebagai
peliharaannya.”(QS An-Nisa: 25)
“Dan bukan untuk menjadikan perempuan peliharaan.” (QS Al-Maidah: 5)
Dari arti diatas, bahwa laki-laki berzina boleh menikah dengan perempuan berzina
atau musyrik begitupun sebaliknya. Mengenai hal tersebut para ulama sepakat, tetapi
berbeda pendapat tentang hal laki-laki yang bukan berzina menikah dengan
perempuan berzina, menurut Ali, Siti Aisyah, Al-Barraj dan Ibnu Majah hukumnya
haram berdasarkan dari firman Allah SWT diatas.
Sedangkan menurut Abu Bakar, Umar, Ibnu Abbas dan Jumhur Ulama
manyatakan Boleh. Karena mereka menyatakan bahwa berzina itu haram sedangkan
menikah itu halal. Yang haram tidak dapat mengharamkan yang halal sesuai dengan
Sabda Nabi Saw yang artinya: “Permulaan perzinaan, tetapi akhirnya adalah
pernikahan. Dan yang haram itu tidak mengharamkan yang halal.” (HR at-Thabrani
dan Daruquthny)
Diantara jumhur ulama menyatakan bahwa ayat diatas telah di nasakh oleh Q.S
An-Nur ayat 32
Artinya: “Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang diantara kamu.”
Begitupun dengan perempuan yang berzina termasuk ke dalam kategori tidak
bersuami.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Pernikahan adalah "satu" yang berarti sifat asli dan temperamen Allah. Setiap orang
yang sudah dewasa dan sehat fisik dan rohaninya yakin untuk membuat pendamping
hidup yang berlawanan dari jenisnya. Perkawinan mencakup perbuatan yang telah
melambangkan Nabi Muhammad SAW. atau sunnah.
Sebuah pernikahan yang sah membuat hubungan antara seorang pria dan seorang
wanita yang tidak incest menjadi halal. Perkawinan menjadi sah dengan pilar dan
persyaratan perkawinan.
B. SARAN
Dengan memperhatikan gerakan perubahan ini terus berlanjut yakni sekarang dan
para guru terus menerus didorong untuk dapat menerapkan mengusung pembelajaran
aktif dalam Lot praktik pembelajaran siswanya. Maka, pemakalah menyarankan untuk
kita sebagai guru harus terus meningkatkan kreatifitas mengajar, agar dapat kesesuaian
seperti yang diharapkan.
8
DAFTAR PUSTAKA
Oleh Drs. H. Muh. Rifa'i. Fiqih Islam lengkap. (Semarang: PT karya Toha putra)
Http://rumahabi.info,
http://id.Shvoong.com,
http://www.Eramuslim.com
https://www.wfdesigngroup.com/5-pernikahan-yang-dilarang-dalam-syariat-islam-
beserta-dalilnya/