Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN FISIOLOGI HEWAN

REPRODUKSI BETINA

Disusun Oleh :
Qurrotu Ainun Nisa 140410190053
Kelompok 1A

Dosen Pengampu:
Dr. Kartiawati Alipin , MS,
Nining Ratningsih , Dra., M.IL.
Dr. Desak Made Malini , M.Si.
Dr. Yasmi Purnamasari Kuntana , MP

Asisten Laboratorium:
Teh Mudiawati Angelina

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS PADJAJARAN
2020/2021
TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melaksanakan praktikum dan menyelesaikan lembar kerja pada praktikum ini
mahasiswa diharapkan mampu:
1. Melakukan pengamatan anatomi sistem reproduksi betina.
2. Menunjukkan bagian-bagian organ penyusun sistem reproduksi betina.
3. Melakukan pengamatan jaringan reproduksi dengan menggunakan mikroskop secara
benar.
4. Melakukan pemeriksaan kehamilan awal.
Tugas 1 Gambar Anatomi Sistem Reproduksi Betina
Eksternal
Gambar Keterangan
Preparat Mencit (Mus musculus)
klitoris
A. Klitoris: benjolan kecil yang sangat
vulva
sensitif terhadap rangsangan,
Klitoris ditutupi oleh lipatan kulit
yang dinamakan prepuce. Fungsi
utama klitoris adalah menstimulasi
dan meningkatkan ketegangan
seksual
B. Vulva: adalah tampak luar anatomi
vagina yang terdiri dari labia
majora, labia minora, bukaan saluran
(Sumber: Bradshaw, 2011) kemih untuk buang air kecil, dan
klitoris. Fungsinya untuk melindungi
vagina.
C. Kelenjar mammae: merupakan
sekumpulan kelenjar kulit yang
berfungsi menghasilkan susu.

(Bobak, 2000)
(Sumber: Alvarado, 2017)

Internal
Gambar Keterangan
Preparat Mencit (Mus musculus)
ovarium A. Ovarium: berfungsi dalam
pembentukan dan pematangan
Tuba fallopi
folikel menjadi ovum, ovulasi,
uterus
sintesis, dan sekresi hormon –
hormon steroid.
serviks
B. Tuba Fallopi: saluran ovum yang
vagina terentang antara kornu uterine
hingga suatu tempat dekat ovarium
dan merupakan jalan ovum
mencapai rongga uterus. Fungsi
Tuba Fallopi ialah sebagai jalan
transportasi ovum dari ovarium
sampai kavum uteri, untuk
menangkap ovum yang dilepaskan
saat ovulasi, sebagai saluran dari
spermatozoa ovum dan hasil
konsepsi, tempat terjadinya
(Biology Corner, n.d.) konsepsi, tempat pertumbuahn dan
perkembangan hasil konsepsi sampai
mencapai bentuk blastula yang siap
mengadakan implantasi.
C. Uterus: Merupakan jaringan otot
yang kuat, berdinding tebal,
muskular, pipih, cekung dan tampak
seperti bola lampu / buah peer
terbalik yang terletak di pelvis minor
di antara kandung kemih dan
rectum. Uterus normal memiliki
bentuk simetris, nyeri bila ditekan,
licin dan teraba padat. Fungsi uterus
menerima sel telur yang dibuahi
yang akan berubah menjadi janin
dan menahannya selama
perkembangan.
D. Serviks: fungsi serviks adalah
memproduksi lendir atau mukus.
Lendir membantu menyalurkan
sperma dari vagina ke rahim saat
berhubungan seksual. Selain
itu, serviks juga akan menutup saat
kehamilan untuk menjaga janin tetap
di rahim, dan akan melebar atau
membuka saat proses persalinan
berlangsung.
E. Vagina: suatu tuba berdinding tipis
yang dapat melipat dan mampu
meregang secara luas karena
tonjolan serviks ke bagian atas
vagina. Panjang dinding anterior
vagina hanya sekitar 9 cm,
sedangkan panjang dinding posterior
11 cm. Vagina terletak di depan
rectum dan di belakang kandung
kemih. Vagina merupakan saluran
muskulomembraneus yang
menghubungkan rahim dengan
vulva. Jaringan muskulusnya
merupakan kelanjutan dari muskulus
sfingter ani dan muskulus levator ani
oleh karena itu dapat dikendalikan.

(Bobak, 2000)
Tugas 2 Gambar Struktur Histologi Sistem Reproduksi Betina (gambtang, foto prep, fot lit)
Ovarium
Gambar Keterangan
Preparat Mencit (Mus musculus)
A P=40x, 100x
F Pewarna: HE
E G
D
C
A. Tunika albuginea: selapis jaringan
B
ikat padat yang menyebabkan
warna ovarium menjadi keputihan
dan terletak di bawah epitel
germinativum (Junqueira, 2002).
B. Folikel primordium: terdiri atas
satu oosit dan dikelilingi oleh selapis
sel-sel epitel gepeng yang disebut
H
dengan sel-sel folikuler.
C. Folikel primer: merupakan sel-sel
I
folikel primordial yang sedang
tumbuh.
D. Folikel Sekunder: Oosit yang
mencapai pertumbuhan maksimal
(diameter 120 µm) proliferasi sel-sel
granulosa dan terbentuknya sel-sel
teka merupakan perubahan ke arah
folikel sekunder. Folikel
memperoleh suplai darah tersendiri
setelah sel teka terbentuk meskipun
lapisan sel granulosa tetap avaskuler.
Sel-sel granulosa membentuk
reseptor-reseptor follicle
stimulating hormone (FSH),
estrogen dan androgen.
E. Folikel de graff: terdiri dari ovum,
stratum granulosum, teka interna dan
(Sumber: Slomianka, 2009) teka eksterna
F. Korpus luteum: dibutuhkan untuk
menghasilkan progesteron selama
plasenta belum terbentuk sempurna
G. Korpus albicans: mensekresikan
hormon dalam jumlah sedikit,
akibatnya kadar hormon estrogen
dan progesteron menjadi rendah
sehingga terjadi menstruasi.
H. Antrum: rongga
I. Oosit: sel gamet betina yang jika
telah mengalami pematangan dan
terjadi fertilisasi dengan sel gamet
jantan (spermatozoa) selanjutnya
akan berkembang menjadi embrio
dan dalam keadaan yang normal
maka akan dapat berkembang
menjadi individu baru
(Pearce, 2002)

Tuba Fallopi
Gambar Keterangan
Preparat Mencit (Mus musculus)
A. Muskularis: kontraksi tuba uterina
sehingga membantu pergerakan sel
telur.
B. Lipatan Mukosa: membentuk
lipatan longitudinal
C. Pembuluh Darah: mengangkut
darah
(Pearce, 2002)

(Anonim, n.d.)

Uterus
Gambar Keterangan
Preparat Mencit (Mus musculus)
P=100x
A Pewarna: HE
B
C
D
A. Lumen: Ruang kosong
E B. Epitel Silindris Selapis: untuk
membantu proses penyerapan nutrisi
dan produksi senyawa kimia dengan
silia dan lendir
C. Endometrium: sebagai batas rahim
dan menjaga dinding rahim
menempel satu sama lain, dengan
membentuk cairan penghalang
D. Miometrium: saat kehamilan,
miometrium terus berkembang
menjadi struktur yang terorganisir
dalam mempersiapkan kelahiran
janin. Miometrium terdiri dari
lapisan otot, sehingga mampu
berkontraksi dan berelaksasi. Otot
miometrium tersusun sedemikian
rupa sehingga dapat mendorong
(Sumber: Slomianka, 2009) isinya keluar pada waktu persalinan.
Sesudah plasenta keluar akan
mengalami pengecilan sampai
keukuran normal sebelumnya.
E. Perimetrium: merupakan lapisan
terluar dariuterus, lapisan ini juga
sering disebut dengan lapisan serosa.
Lapisan serosa atau perimetrium
merupakan membran berlapis ganda
yang akan berlanjut ke abdomen dan
disebut peritoneum
(Pearce, 2002)

(Sumber: Slomianka, 2009)

Tugas 3 Macam – Macam Hormone Reproduksi Wanita (fungsinya)


a. Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang
paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk
pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan
payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan. Estrogen juga berguna pada siklus
menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan
kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma
(Szar,2007).
b. Progesteron
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesteron mempertahankan
ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar
progesteron terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta
dapat membentuk hormon HCG (Szar,2007).
c. GnRH
GnRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus di otak. GnRH
akan merangsang pelepasan FSH (Folicle Stimulating Hormon) di hipofisis. Bila
kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan umpan balik ke hipotalamus
sehingga kadar GnRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya (Szar,2007).
d. FSH
hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan dari GnRH. FSH akan
menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang matang akan dikeluarkan
ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk
waktu tertentu oleh LH. GnRH akan merangsang pelepasan FSH di hipofisis. FSH
akan menyebabkan pematangan folikel dan selanjutnya akan menghasilkan ovum.
(Szar,2007).
Tugas 4 Hasil Pemeriksaan Kehamilan Awal
4.1 Pemeriksaan Awal Kehamilan dengan metode Galli Mainini
Dalam uji Galli Mainini, sejumlah kecil urin dari pasien disuntikkan ke kantung
bening punggung seekor kodok jantan dewasa. Urin Seorang wanita hamil mengandung
hormon kehamilan, human chorionic gonadotropin atau hCG. Hormon ini menyebabkan
kodok untuk memproduksi sperma dalam waktu tiga jam, dan sel-sel sperma dapat
dengan jelas dilihat di bawah mikroskop. Kodok akan merasakan sakit selama tes ini, dan
setelah dua minggu hewan dapat digunakan untuk tes lain. (Mainini, 1947)
Secara prinsip, pemeriksaan ini adalah mencari sperma yang keluar karena
dirangsang oleh hormon HCG. Gambaran cara kerjanya adalah seekor katak jantan dari
jenis Bufo Vulgaris disuntik dengan urin wanita yang diduga hamil muda kemudian
didiamkan selama 30 menit.Urin yang mengandung HCG akan merangsang sperma katak
jantan keluar dari bagian kloaka-nya. Dengan menggunakan mikroskop dapat dilihat
adakah katak yang disuntik tersebut mengeluarkan sperma atau tidak. Jika terdapat
sperma maka kesimpulannya urin mengandung HCG dan wanita tersebut dinyatakan
hamil begitupun sebaliknya. Sebagai kontrol maka digunakan katak yang hanya disuntik
dengan air suling (Mainini, 1947).
HCG (Human Chorionic Gonadotrophin) adalah hormon peptida yang diproduksi
padamasa kehamilan, yang dibuat oleh embrio segera setelah pembuahan dan selanjutnya
olehsyncytiotrophoblast (bagian dari plasenta) (Mainini, 1947).
Masukkan ke dalam wadah
Penyuntikan urine ke dalam
tertutup selama 2 jam
kantung limfe kodok

Spermatozoa, P=400x

4.2 Pemeriksaan Awal Kehamilan dengan test pack


Alat test pack bekerja dengan cara mendeteksi keberadaan hormon human chorionic
gonadotropin (hCG) dalam air seni atau urine. Hormon ini hanya ada jika sel telur yang
telah dibuahi menempel di dinding rahim. Kadarnya pun akan meningkat seiring
bertambahnya usia kehamilan (Nareza, 2020).
Setelah mencelupkan atau meneteskan urine pada alat test pack, tunggu beberapa saat
sesuai dengan waktu yang tertulis pada kemasan produk. Umumnya, untuk mendapatkan
hasil yang akurat dibutuhkan waktu hingga 10 menit (Nareza, 2020).
Setiap alat test pack memiliki indikator hasil berbeda, baik itu satu atau dua garis,
simbol (+) atau (-), hingga kata “Hamil” atau “Tidak Hamil”. Apabila saat pengujian urine
wanita hamil tidak muncul garis, tanda, atau tulisan setelah melakukan tes, berarti ada
kesalahan saat menggunakan test pack dan perlu melakukan tes ulang. disarankan 3-5 hari
setelahnya. hingga mendapatkan kepastian hamil atau tidak. Terkadang hasil test pack
juga bisa menunjukkan hasil berupa garis samar. Jika hal tersebut terjadi, sebaiknya
melakukan tes ulang (Nareza, 2020).
Perlu diketahui, setiap jenis test pack memiliki tingkat sensitivitas berbeda-beda
terhadap hormon hCG. Jadi, jika pada satu jenis test pack hasilnya masih membuat ragu,
disarankan untuk mencoba lagi dengan test pack jenis lain (Nareza, 2020).
(ezMedicall, 2015)
DAFTAR PUSTAKA
Alvarado, A., Faustino-Rocha, A., Bruno, C., Paula, A. (2017). Experimental mammary
carcinogenesis - Rat models.
Anonim (n.d.). Normal Fallopian Histology Tube. [Online] Diakses dari:
http://www.siumed.edu/~dking2/erg/images/RE015b.jpg
Biology Corner. (n.d.). Urogenital System. [Online] Diakses dari:
https://www.biologycorner.com/worksheets/rat_urogenital.html
Bobak, I.M. (2000). Perawatan Maternitas dan Ginekologi (edisi 3) (Terjemahan Heni C).
Bandung: Yayan IAPKP.
Bradshaw, H. (2011). Endogenous Cannabinoid Production in the Rat Female Reproductive
Tract Is Regulated by Changes in the Hormonal Milieu.
EzMedicall. (2015). Ciri-ciri orang hamil – Cara membaca test pack. [Online] Diakses dari:
http://www.ezmedicall.com/ciri-ciri-orang-hamil/testpack/
Mainini, Carlos Galli. (1947). Pregnancy Test Using The Male Toad.
Nareza, Meva. (2020). Tips dan Cara Menggunakan Test Pack untuk Hasil Lebih Akurat.
[Online] Diakses dari: https://www.alodokter.com/tips-dan-cara-menggunakan-test-
pack-untuk-hasil-lebih-akurat
Pearce, Evelyn C. (2002). Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Gramedia, Jakarta
Slomianka, Lutz. (2009). Blue Histology - Female Reproductive System. [Online] Diakses
dari:
https://www.lab.anhb.uwa.edu.au/mb140/CorePages/FemaleRepro/femalerepro.htm
Szar, D.H. (2007). Part I: Basic Medical Science. Chapter 12. The Female Reproductive
System. In: Endocrine and Reproductive Systems. Third Edition. Mosby Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai