Anda di halaman 1dari 39

TRANSPORTASI

DAN
TRANSLOKASI
KELOMPOK 3B
Dwi Astuti A (140410190022)
Dhiya Sabrina (140410190086)
Gagah Mulia Imani (140410190056)
Muhammad Terry Agustian (14041019076)
Hasna Syarifah (140410190104)
Salsabila Luthfiana (140410190116)
Ahmad Dean (140410190050)
Muhammad Terry A (140410190076)
Velinda Athiyah (140410190106)
Syaharbanu Mehri Azadi (140410190114)
Selma Syaima Fauziah Sabila (140410180050)
Table of Contents

Jaringan yang
Pengertian berperan dalam
01 Translokasi 02 Transportasi 03 proses
transportasi

Transpor Pasif Jenis


04 Transpor Aktif
05 06 Transportasi
Transportasi
Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan
pengeluaran zat-zat keseluruh bagian tubuh tumbuhan. Pada
tumbuhan tingkat rendah, penyerapan air dan zat hara terlarut
didalamnya dilakukan melalui seluruh bagian tubuh, Pada
tumbuhan tingkat tinggi proses pengangkutan dilakukan
pembuluh angkut yang terdiri dari xylem dan floem (Teddy,
2009).
Xylem Floem
Mengangkut Mengangkut dan
air dan mineral
yang diperoleh
Jaringan yang berperan mendistribusikan
zat-zat makanan
dari tanah ke dalam proses transportasi tumbuhan hasil fotosintesis
semua bagian dari daun ke
tanaman bagian
lainnya tumbuhan yang
(Campbell et lain (Nugroho,
al., 2008). 2012).

Xylem dan Floem yang ada di akar bersambungan dengan


xylem dan floem pada seluruh bagian tubuh tumbuhan
Jaringan yang dilalui oleh air ketika
masuk ke akar

(https://organismalbio.biosci.gatech.edu)
Transportasi Aktif

Transpor aktif merupakan transpor partikel-partikel melalui


membran semipermeabel yang bergerak melawan gradien
konsentrasi yang memerlukan energi dalam bentuk ATP. Transpor
aktif dibedakan menjadi dua jenis, yaitu transpor aktif primer dan
sekunder.
Transpor Aktif Primer
Transpor aktif primer merupakan transpor yang
bergantung kepada potensial membran. Sebagai
contoh yaitu proses Pompa natrium-kalium (sodium-
potassium pump), sistem transpor ini memompa ion
melawan gradien konsentrasi yang curam:
konsentrasi ion natrium tinggi di luar sel dan rendah
di dalam sementara konsentrasi ion kalium rendah
di luar sel dan tinggi di dalam. Pompa ini mengalami
perubahan dua bentuk silih-berganti dalam siklus
pemompaan yang mentranslokasi tiga ion natrium
keluar sel untuk setiap dua ion kalium yang
dipompakan ke dalam sel. Kedua bentuk pompa
memiliki afinitas yang berbeda untuk kedua jenis
ion. ATP menyuplai tenaga bagi perubahan bentuk
ini dengan cara memfosforilasi protein transpor
tersebut (artinya, dengan mentransfer satu gugus
fosfat ke protein) (Campbell, 2010).
Transpor Aktif
Sekunder
Transpor aktif sekunder (energi dari gradien ion)
menggunakan energi yang terkandung dalam
gradien ion/potensial membran, sebagai hasil
dari pompa Na+ dan K + , maka konsentrasi
Na+ cenederung untuk berdifusi kembali ke
dalam sel karena perbedaan konsentrasi. Kalau
arah transpor zat tersebut searah dengan
gerakan Na+ dan seluruh transpor aktif
sekunder terjadi secara Co-transpor dan kalau
arahnya berlawanan disebut Antiport.
ENDOSITOSIS
Endositosis adalah proses yang
terjadi pada semua sel eukariotik
dengan beberapa mekanisme yang
dapat dibagi dalam dua tipe, yaitu
Pagositosis, dan Pinositosis.
Pagositosis dapat terjadi pada sel
mamalia tertentu, sementara
Pinositosis dapat terjadi pada
semua tipe sel, dimana proses ini
diatur oleh signal intraselular dan
ekstraselular (Conner, & Schmid,
2003). (Sumber : https://www.sciencefacts.net/)
EKSOSITOSIS
Eksositosis merupakan perilaku sel
mensekresi molekul biologis
tertentu melalui penyatuan (fusi)
vesikel dengan membran plasma.
Banyak sel sekresi menggunakan
eksositosis untuk mengekspor
produk. Misalnya, ketika sel
tumbuhan membuat dinding,
eksositosis mengantarkan protein
dan karbohidrat dari vesikel golgi
ke luar sel (Campbell, 2010). (Sumber : https://link.springer.com/)
Transport Pasif

Transpor pasif adalah jenis transpor


membran yang tidak membutuhkan
energi untuk memindahkan zat
melintasi membran sel (Skene, 2015).
Transport pasif terdiri dari imbibisi,
difusi dan osmosis.
Imbibisi
Imbibisi adalah proses penyerapan air oleh
koloid hidrofil (biasanya dalam keadaan
kering lebih jelas. Masuknya air imbibisi
menyebabkan bertambahnya volmikrone zat
yang mengimbibisi (disebut imbiban) dan
mengakibatkan terjadinya tekanan imbibisi.
Kemampuan senyawa organik yang bersifat
hidrofil untuk mengimbibisi berbeda-beda,
misalnya protein mempunyai kemampuan
tertinggi, tepung lebih kecil dan selulose
paling kecil (Wahyuni, 2019).
Difusi
Difusi adalah proses pergerakan
molekul dari wilayah dengan
konsentrasi lebih tinggi ke wilayah
dengan konsentrasi lebih rendah. "
Difusi adalah proses yang sangat
penting untuk fotosintesis dimana
karbon dioksida dari stomata berdifusi
ke dalam daun dan akhirnya masuk ke
dalam sel (Wahyuni, 2019).
Osmosis
Osmosis adalah proses perpindahan atau
pergerakan molekul pelarut, dari larutan
yang konsentrasi pelarutnya tinggi menuju
larutan yang konsentrasi pelarutya rendah
melalui selaput atau membran selektif
semi permeable. Hanya partikel pelarut
yang bergerak, partikel zat terlarut tidak
bergerak. Membran semipermeabel
diperlukan untuk pengangkutan molekul
(Hammer, 2000).
Sifat Membran Sel

Impermeabel Permeabel Semipermeabel

Sifat membran yang Sifat dimana semua zat Suatu keadaan dimana
tidak mengizinkan zat dapat melewati hanya zat – zat tertentu
apapun di luar sel untuk membran sel untuk yang dibutuhkan sel
masuk ke dalam sel. masuk ke dalam sel. yang bisa masuk ke
dalam sel.
Osmosis sangat ditentukan oleh potensial air. Potensial air adalah energi yang
dimiliki air untuk bergerak atau untuk mengadakan reaksi. Potensial air merupakan
tingkat kemampuan molekul-molekul air untuk melakukan difusi. Potensial air
dinyatakan sebagai nol, sehingga potensial air dari suatu larutan adalah kurang
dari nol. Potensial air dapat dipengaruhi oleh tekanan, suhu, dan partikel-partikel
bahan terlarut.
Dalam proses osmosis, potensial osmotik juga berperan penting. Potensial
osmotik merupakan potensial yang disebabkan adanya materi yang terlarut.
Kontribusi dari potensial air pada zat terlarut disebut dengan potensial osmotik,
yang selalu bernilai negatif, karena air sebagai pelarut dalam larutan itu
melakukan kerja kurang dari air murni.
Di dalam suatu sel, potensial air memiliki dua komponen, yaitu potensial tekanan
dan potensial osmotik. Potensial tekanan dapat menambah atau mengurangi
potensial air, sedangkan potensial osmotik menunjukkan status larutan di dalam
sel tersebut. Dengan memasukkan suatu jaringan tumbuhan dalam seri larutan
yang telah diketahui potensial airnya, maka potensial air jaringan tersebut dapat
diketahui. Potensial tekanan air bernilai positif, negatif, bahkan nol. Tetapi secara
umum, nilai potensial tekanan ini bernilai positif, karena setiap sel tumbuhan
memiliki tekanan tugor (Advinda, 2018).
Jenis
Transportasi
Ekstravaskuler Intravaskuler
Ekstravaskuler
Transportasi ekstravaskuler merupakan pengangkutan air dan
zat hara tanpa melalui pembuluh angkut baik xylem maupun
floem. Pengangkutan ini berjalan dari sel ke sel dan biasanya
dengan arah horizontal, dimana dimulai dari epidermis rambut
akar, kemudian masuk ke lapisan korteks, lalu ke endodermis
dan sampai pada berkas pembuluh angkut. Transportasi ini
dapat dibedakan menjadi dua yaitu simplas dan apoplas.
Transportasi/lintasan
apoplas
Apoplas, yaitu system pengangkutan
zat dan air pada sel atau jaringan
mati melalui dinding sel dan ruang
antar sel. Namun, tidak terjadi jika
melalui endodermis karena adanya
pita kaspari.
Transportasi/Lintasan
Simplas
● Merupakan pengangkutan air dan zat hara melalui kontinum
sitoplasma antar sel hidup yang dihubungkan oleh
plasmodesmata pada tumbuhan.
● Osmosis simplas berlangsung saat air masuk ke rambut-rambut
akar, mengalir melewati korteks, dan endodermis untuk masuk
ke pembuluh xilem.

(Baker, 1978)

byjus.com
Intravaskuler
Pengangkutan intravaskular adalah pengangkutan air
dan garam-garam mineral melalui pembuluh
pengangkut. Pengangkutan tersebut melalui
pembuluh xilem dari akar ke batang, terus sampai ke
daun. Sedangkan floem mengangkut zat-zat
makanan dari daun ke seluruh bagian tumbuhan
Faktor-faktor Pengangkutan dalam xilem
Dari banyak faktor yang mempengaruhi pengangkutan air atau larutan tanah
dalam xilem. Faktor tersebut meliputi faktor internal dan eksternal atau kesatuan
sistem antara sistem tanah-jaringan – udara. Faktor internal meliputi tekanan
akar, daya kapilaritas, daya hisap daun dan tingkat bukaan stomata.

1) Daya tekan akar. Bila batang pisang dipotong, maka air akan keluar melalui
permukaan potongan batangnya. Air terdorong ke luar karena adanya tekanan
akar. Karena itu, tekanan akar menjadi salah satu pendorong masuknya air dari
tanah ke dalam akar.

2) Daya hisap daun. Melalui daun akan terjadi pelepasan uap air yang disebut
transpirasi. Karena air dalam tubuh tumbuhan membentuk benang air, maka
lepasnya molekul air pada daun akan diikuti naiknya air pada akar dan batang.
Selanjutnya air dari tanah juga akan terserap masuk ke akar.
3) Daya kapilaritas. Diameter xilem adalah sangat kecil sehingga menghasilkan
daya kapilaritas air di dalam xilem. Daya kapiler ini berbanding terbalik dengan
jari-jarinya. Dengan demikian, pada buluh yang semakin kecil akan
menghasilkan daya kapilaritas semakin besar. Daya kapilaritas didukung oleh
dua kekuatan pada air, yaitu daya kohesi dan adhesi.

4) Tingkat bukaan stomata. Derajat bukaan stomata akan menentukan daya


hantar (konduktivitas) gas-gas melewatinya (pertukaran zat). Buka tutupnya
stomata dipengaruhi oleh banyak faktor, meliputi faktor klimatik, edafik, gas-gas
di udara (O2, CO2) dan faktor-faktor internal seperti fotosintesis, asam abskisat
(ABA), kondisi cairan tubuh, dsb. Hal ini terkait langsung dengan laju transpirasi.

(Bidwell, 1979).
Faktor-faktor eksternal meliputi :

(1) Faktor klimatik, meliputi suhu udara, kelembaban, cahaya (intensitas & lama
pencahayaan), kecepatan angin.

(2) Faktor edafik, terutama kelembaban (kadar air tanah) dan suhu tanah
Keadaan di dalam jaringan dan di luar jaringan secara sistemik akan
menentukan terbentuknya beda (gradien) potensial air antara tanah-jaringan-
udara. Beda potensial air ini menjadi salah satu pendorong aliran air (water
stream) mulai dari penyerapan – pengangkutan – pelepasan (transpirasi).
Pengaturan atau kontrol laju pelepasan air dilakukan tumbuhan dengan cara
mengatur tingkat bukaan stomata.

(Bidwell, 1979).
Translokasi
Translokasi pada tumbuhan adalah proses perpindahan zat dari
daun ke jaringan lain di seluruh tumbuhan (Raven et al., 1999).
Translokasi pada tumbuhan dibantu oleh jaringan vaskular yang
menghubungkan organ-organ dalam tumbuhan dan merupakan
bagian integral dari semua organ. Jaringan vaskuler terdiri dari
dua jalur translokasi yang berbeda dan terpisah: xilem dan floem
(Atkins, 2007).
Struktur dan Fungsi
Floem
Jaringan dimana nutrisi bergerak adalah floem. Floem disusun
dalam untaian panjang dan kontinu yang disebut vascular
bundle yang memanjang melalui akar dan batang dan
mencapai daun. Semua tanaman mentranslokasi sukrosa dan
beberapa mengangkut gula lain seperti stachyose, atau gula
alkohol seperti sorbitol (Oparka & Turgeon, 1999).
Struktur dan Fungsi Floem

courses.lumenlearning.com
Struktur dan Fungsi Floem

(Schulz & Thompson, 2009)


Mekanisme Aliran Tekanan
Mekanisme di mana gula diangkut melalui floem, dari sumber
ke bak cuci, disebut aliran tekanan. Pada bagian sumber
(biasanya daun), molekul gula dipindahkan ke elemen
saringan (sel floem) melalui transpor aktif. Air mengikuti
molekul gula ke dalam elemen saringan melalui osmosis
(karena air secara pasif berdifusi ke daerah dengan
konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi). Air ini menciptakan
tekanan turgor di elemen saringan, yang memaksa gula dan
cairan turun dari tabung floem menuju bak cuci. Di bak cuci,
gula secara aktif dikeluarkan dari floem dan air mengikuti
secara osmotik, sehingga tercipta kondisi potensi air tinggi dan
tekanan turgor rendah, yang mendorong proses aliran
tekanan.
Floem Loading dan Unloading
Proses peningkatan Kompetisi antara organ atau
konsentrasi gula pada sel-sel jaringan limbung ditentukan
floem yang berada dekat oleh laju pengeluaran bahan
dari pembuluh floem (phloem
dengan sel-sel fotosintetik
unloading).
pada daun disebut proses
pengisian floem (phloem
(Taiz et al., 2002) .
loading)
Translokasi Unsur Hara
Unsur hara atau disebut juga dengan nutrisi tanaman ialah unsur-unsur (elemen)
kimia yang dibutuhkan oleh tanaman untuk melangsungkan proses- proses
fisiologis agar kehidupan tanaman tersebut berlangsung dengan baik. Saat ini,
tidak kurang dari enam belas jenis unsur diketahui memiliki peranan yang
penting bagi pertumbuhan tanaman (Jones et al., 1991).

● Unsur hara dapat tersedia disekitar akar melalui 3 mekanisme penyediaan


unsur hara, yaitu: aliran massa, difusi, dan intersepsi akar.
● Hara yang telah berada disekitar permukaan akar tersebut dapat diserap
tanaman melalui dua proses, yaitu:
(1) Proses Aktif, yaitu: proses penyerapan unsur hara dengan energi aktif
atau proses penyerapan hara yang memerlukan adanya energi metabolik,
(2) Proses Selektif, yaitu: proses penyerapan unsur hara yang terjadi
secara selektif.
Translokasi Unsur Hara Unsur Karbon, Hidrogen, dan
Oksigen secara langsung dapat
Unsur unsur hara yang diserap tanaman diserap melalui udara dan air.
Molekul air diserap tanaman
melalui absorpsi akar dan
karbondioksida masuk secara
difusi ke daun tanaman lewat
stomata (Jones et al., 1991).
Dan tiga belas unsur lainnya
diasimilasikan oleh tanaman
melalui absorpsi akar dalam
bentuk ion yang terdapat di
dalam larutan tanah. Unsur
nitrogen selain diserap melalui
tanah, juga sebagian besar
(Tisdale et al., 1997) berasal dari udara atmosfer
(80%).
Faktor yang mempengaruhi
translokasi
1. SUHU
Dengan melakukan pariasi suhu,tumbuhan dan mengukur
penambahan atau penurunan berat kering dari berbagai
organ,maka kecepatan translokasi dapat diketahui.
1. CAHAYA
Asimilasi CO2 dengan meningkatnya intesitas cahaya
matahari.
1. INHIBITOR METABOLIK
Inhibitor metabolik dapat menghambat translokasi
karbohidrat , misalnya 2,4 dinitrofenol (DNP) , Arsenit,
fluorida dan hidtrogen sianida.
4. PERBEDAAN KONSENTRASI
Arah aliran gula didalam pertumbuhan tapis adalah sepanjang perbedan
konsentrasi gula.

5. MINERAL
Peran mineral dalam transpor floem banyak dipelajari pada boron.Penyerapan
translokasi sukrosa oleh daun tomat yang dicelupkan kedalam larutan 14C-sukrosa
sangat dipercepat jika didalam larutan tersebut ditambahkan boron.

6. HORMON
Hormon tumbuhan erat hubungannya dengan bagian – bagian tanaman yang
sedang aktif tumbuh.Berhubungan dengan itu,hormon tanaman berpengaruh besar
terhadap translokasi floem. (Agus, 2014)
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, C. A., & Smith, P. M. C. 2007. Translocation in legumes: Assimilates, nutrients, and signaling
molecules. Plant Physiology, 144(2), 550–561. https://doi.org/10.1104/pp.107.098046

Agus, A. S. 2014. Translokasi bahan organik. Bali.

Advinda, Linda. 2018. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Yogyakarta: Deepublish.

Baker, D. 1978. Transport Phenomena in Plants (pp. 23-31). Dordrecht: Springer Netherlands.

Campbell, Jane B. Reece & Lawrence G. Mitchell. 2008. Biologi Jilid 2 Edisi Ke-8. Jakarta: Erlangga.

Conner, S. D., & Schmid, S. L. 2003. Differential requirements for AP-2 in clathrin-mediated endocytosis.
The Journal of cell biology, 162(5), 773-780.

Hammer, Michael. 2000. OSMOSIS AND PLANT NUTRITION.Reprinted from the The Rhododendron,
The journal of the Australian Rhododendron Society, Vol. 40, 2000

Havlin, J.L., S.L. Tisdale, W.L. Nelson, and J.D. Beaton. 1997. Soil Fertility and Fertilizers: An Introduction to
Nutrient Management. 6 th. Edition. Prentice Hall, London.
Jones, J.B. B. Wolf., and H.A. Mills. 1991. Handbook of Plant Analysis. Mac.Micro Publ. Athens.

Nugroho, L. 2012. Struktur dan perkembangan tumbuhan. Jakarta : Penebar Swadaya.

Ohyama, T., Ohtake, N., Sueyoshi, K., Ono, Y., Tsutsumi, K., & Ueno, M. et al. 2017. Amino Acid Metabolism and
Transport in Soybean Plants. Amino Acid - New Insights And Roles In Plant And Animal. doi:
10.5772/intechopen.68992.

Oparka, K. J., and Richard Turgeon. "Sieve Elements and Companion Cells: Traffic Control Centers of the
Phloem." Plant Cell 11 (1999): 739–750.

Raven, Peter H., Ray F. Evert, and Susan E. Eichhorn. 1999. Biology of Plants, 6th ed. New York: W. H. Freeman
and Company.

Schulz, A., & Thompson, G. A. 2009. Phloem Structure and Function. Encyclopedia of Life Sciences, September.
https://doi.org/10.1002/9780470015902.a0001290.pub2

Skene, K. R. 2015. Life’sa gas: A thermodynamic theory of biological evolution. Entropy, 17(8), 5522-5548.

Taiz, Lincoln, and Eduardo. 2002. Plant Physiology, 3rd Ed. Sunderland: Sinauer.

Teddy. 2009. Penyerapan Zat dan Transportasi pada Tumbuhan. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.

Wahyuni, Sri. 2019. ANATOMI FISIOLOGI TUMBUHAN. Malang: UMM Press.

Anda mungkin juga menyukai