Anda di halaman 1dari 2

BAB I

Pendahuluan

Latar Belakang

Covid-19

Covid-19 merupakan singkatan dari Corona virus disease 2019. Penyakit ini disebabkan oleh
virus corona yang baru ditemukan pertama kali pada akhir Desember 2019 di Wuhan, Tiongkok.
Virus ini pertama kali diperkenalkan sebagai novel coronavirus 2019 (2019-nCoV). Novel berarti
baru, sehingga memiliki arti bahwa ini adalah virus corona yang baru ditemukan dan belum
pernah menginfeksi ke orang lain.

Tiongkok mengonfirmasi kebenaran adanya virus baru ini pada badan kesehatan dunia, WHO,
pada 7 Januari 2020. Awalnya, virus penyebab Covid-19 ini diduga menular dari hewan
kelelawar dan ular ke manusia. Tempat penularan pertama diduga terjadi di pasar hewan liar
Huanan, Provinsi Hubei, Tiongkok. Namun, melihat perkembangannya kini, para ahli meyakini
bahwa virus ini telah bermutasi lagi dan dapat menyebar dari manusia ke manusia.

Menurut epidemiolog kesehatan masyarakat dar Harvard T.H. Chan School, Marc Lipsitch, Covid-
19 diperkirakan dapat menginfeksi 40-70 persen dari populasi di seluruh dunia.

Menurut penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Annals of Internal Medicine (10 Maret
2020), periode inkubasi rata-rata diperkirakan 5 hari, dan hampir semua ( 98%) pasien yang
telah terinfeksi akan mengalami gejala dalam 12 hari. Gejala COVID-19 yang paling umum
adalah batuk kering, demam, dan sesak napas. Diperkirakan bahwa gejala dapat muncul antara
2-14 hari setelah paparan walaupun ada kasus terisolasi yang menunjukkan ini mungkin lebih
lama.

Social Distancing

Social distancing atau menjaga jarak adalah serangkaian tindakan pengendalian infeksi
nonfarmasi yang dimaksudkan untuk menghentikan atau memperlambat penyebaran penyakit
menular. Tujuan dari pembatasan sosial adalah untuk mengurangi kemungkinan kontak antara
orang terinfeksi dan orang lain yang tidak terinfeksi, sehingga dapat meminimalkan penularan
penyakit, morbiditas, dan terutama kematian.

Pembatasan sosial paling efektif dilakukan ketika infeksi dapat ditularkan melalui kontak
percikan atau droplet (batuk atau bersin), kontak fisik langsung, termasuk kontak seksual,
kontak fisik tidak langsung (misalnya dengan menyentuh permukaan yang terkontaminasi
seperti fomit); atau transmisi melalui udara (jika mikroorganisme dapat bertahan hidup di udara
untuk waktu yang lama).
Social distancing dapat dilakukan dalam beberapa bentuk mulai dari tindakan sederhana seperti
membatasi kontak tatap muka dan tangan, menghindari keramaian, tidak menggunakan
transportasi umum, mengurangi perjalanan yang tidak perlu dan melakukan pekerjaan secara
daring (online). Semua itu jika dirangkum maka akan membuat masyarakat untuk tinggal di
rumah untuk melakukan pekerjaan dan aktivitas mereka.

bentuk skala besar yang biasanya terimplementasi karena kebijakan pemerintah, terdapat cara
social distancing seperti meliburkan sekolah, penutupan tempat kerja, usaha, layanan lain
seperti restoran dan pusat perbelanjaan. Aktivitas seperti bekerja, belajar dan beribadah tetap
dilakukan bedanya hanyalah semua itu dilakukan di rumah untuk menghindari kontak langsung
dengan orang asing yang tidak ketahui status kesehatannya.

Dengan penerapan social distancing, diharapkan jumlah orang yang terpapar virus corona tidak
melonjak dalam waktu yang sama, sehingga rumah sakit tidak dapat melayani pasien secara
optimal dengan kapasitas tenaga medis dan daya tampung yang ada. Social distancing juga
bertujuan untuk meratakan kurva laju penyebaran virus COVID-19 (flattening the curve).

Tujuan dan Manfaat

Untuk mengetahui besarnya pengaruh dari social distancing

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh Social Distancing dalam penyebaran Covid-19

Anda mungkin juga menyukai