Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Khoirul Faqih Baidlowi

Kelas : C2 ponpesma unisla


Nim : 111810117

1. Pertanyaan : bagaimana hukumnya bila ada seseorang yang selalu


mendahului imam pada saat melaksanakan shalat padahal sebelumnya
sudah di beritau tidak boleh mendahului imam tapi tetap saja orang itu
mendahului imam.

Jawaban : pada dasarnya makmum itu adalah bagian dari imam yang
tidak bisa dipisahkan dan makmum di larang mendahului imam karena
namanya makmum kalo mendahului imam namanya bukan makmum (dia
menjalankan sendiri) oleh karena itu ketika makmum tersebut
mendahului gerakan dari imam dan itu disengaja maka secara langsung
dia munfarid shalatnya, namanya shalat munfarid/shalat sendirian maka
dia khuruj bil jama’ah dia keluar dari jama’ah setelah dia keluar dari
jama’ah maka statusnya tidak lagi dia jama’ah maka konsekuensinya
bacaan semuanya harus di baca sendiri tidak boleh makmuman dengan
imam

2. Pertanyaan : bagaimana jika ada orang yang berpuasa tetapi seringkali


marah2 dan tetap melanjutkan puasa. apakah hal itu membatalkan puasa
atau cuma mengurangi pahala puasanya saja?

Jawaban : hal ini memang menjadi ujian bagi orang-orang yang berpuasa,
Karena puasa itu adalah menahan. Puasa secara lughawi artinya adalah al
immsaaku (menahan) menahan diri dari makan, minum, berhubungan
suami istri dan hal-hal lain yang membatalkan puasa. Kalo marah maka
ini termasuk mengurangi pahalanya bukan membatalkan karena tidak
menahan dari amarah, puasa itu hanya menahan dari makan, minum, dan
berhubungan badan. Selain dari itu maka termasuk mengurangi pahala
contoh: berbohong, berbuat maksiat termasuk marah-marah dan berbuat
maksiat-maksiat yang lain itu mengurangi pahala maka, kata rosulullah
banyak orang-orang yang berpuasa namun dia hanya mendapatkan haus
dan dahaga, karena apa? Puasanya habis digunakan untuk berbuat
maksiat kepada Allah SWT. Apalagi puasa itu adalah kata rasulullah
aushoomuulii wa an aj'zibihi dalam hadits qutshinya rasulullah saw
Hadits qutshi adalah hadits yang disampaikan oleh rasulullah yaitu
langsung dari Allah SWT . Jadi Allah berfirman tetapi tidak ada di dalam
Al-Qur’an itu namanya hadits qutshi, hadits yang disampaikan rasulullah
berdasarkan firman Allah. Asshoumuulii wa an aj'zibihi puasa itu
untukku kata Allah, asshoumuulii puasa itu untukku, wa ana aj'zibihi dan
saya juga yang langsung akan memberikan pahalanya, jadi yang
memberikan pahala puasa itu langsung dari Allah SWT, kadarnya
seberapa pun? Allah SWT yang tau, maka ketika puasaa kadar pahala
setiap orang berbeda beda. Ada orang yang berpuasa itu mendapatkan
pahala yang luarr biasaa, karena apa? Puasanya tidak di habiskan untuk
tidur tiduran,tetapi puasanya digunakan untuk mencari nafkah, menafkahi
keluarganya hingga keringat bercucuran tetapi dia tetap berpuasa.
Itulah pahala yang Allah berikan sampai tidak ada batasnya yang tau,
hanya Allah yang tahu batas batasnya pahala yang di terima.

3. Pertanyaan : masih bolehkah kita melaksanakan shalat subuh pada jam


setengah 6 atau lebih karena baru bangun.

Jawaban : Boleh, bahkan wajib shalat subuh pada waktu bangun itu
langsung shalat subuh, karena apa? Itu namanya shalat subuhnya, shalat
subuh bukan ada'an tapi qodho'an karena waktunya sudah habis ataupun
lebih pastinya melihat jadwal-jadwal waktu shalat. dan kalo pengen lebi
detainya bisa melihat kitab taqrib hal 50.

Seluruh jawaban di dapat dari bpk. Ustad Muklis Sanjaya.

Anda mungkin juga menyukai