KIMIA ANALISIS
Disusun oleh :
NIM : 19101105032
MANADO
2020
C. Dasar Teori
Argentrometri merupakan metode umum untuk menetapkan kadar halogenida dan
senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan dengan perak nitrat (AgNO 3) pada susunan
tertentu. Metode argentrometri disebut juga dengan metode pengendapan karena pada
argentrometri memerlukan pembentukkan senyawa yang relative tidak larut (endapan).
Reaksi yang mendasari titrasi argentrometri adalah :
AgNO3 +Cl → AgCl+ NO 3
Sebagai indicator kalium kromat yang menghasilkan warna merah dengan adanya kelebihan
ion Ag+. Ada beberapa metode dalam titrasi argentrometri yaitu metode Mohr, metode
Voldhard, metode K, Fajans dan metode Leibig (Gandjar, 2007).
Methanol P (CH3OH)
Menurut FI edisi III, 1979
- Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, bau khas.
- Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, membentuk cairan jernih tidak berwarna
- Bobot jenis : 0,796 sampai 0,798
- Jarak didih : Tidak kurang dari 95% tersuling pada suhu antara 64,5º dan 65,5º.
- Indeks bias : 1,328 sampai 1,329
- Sisa penguapan : Tidak lebih dari 0,005%b/v; penetapan dilakukan dengan cara
penguapan dan pengeringan pada suhu 105º hingga bobot tetap.
Diklorofluoresein LP
Menurut FI edisi III, 1979
- Pemerian : serbuk cokelat
- Kelarutan : larut dalam air dan dalam methanol P
- Sisa pemijaran : tidak lebih dari 0,05%
Eiosin (C20H6BrNa2O5)
- Nama resmi : Dinatrium Tetrabromoflouresin
- Nama lain : kuning eosin
- Rumus molekul : C20H6BrNa2O5
- Pemerian : serbuk, merah, mudah larut air, berwarna kuning sampai merah
keunguan
- Kelarutan : larut dalam air dan etanol (95%) P
- Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
- Kegunaan : sebagai indikator
E. Hasil Praktikum
1. Membuat Larutan AgNO3 0,1 N
Dik: N AgNO3 = 0,1 N
V AgNO3 = 1000 ml = 1 L
BM AgNO3 = 170 g/mol
n AgNO3 = 1
g = N x V x BE
g = 0,1 x 1 x 170 = 17 gram
117
(% b/v) ¿ x 100 %
10000
(% b/v) ¿ 1,17 %
V titran x N titran x BE
KADAR (% b/b) ¿ x 100 %
berat sampel (mg)
V titran x N titran x BE
KADAR (% b/v) ¿ x 100 %
ml sampel x 1000
BE (berat ekivalen) sama dengan berat molekul sampel dibagi dengan valensinya
F. Pembahasan
Pada praktikum penentuan kadar klorida dengan cara argentrometri, awalnya
dilakukan pembuatan perak nitrat 0,1 Normalitas Larutan Volumetrik dimana perak nitrat
dilarutkan kedalam 1000 mL air tujuannya adalah agar volume larutan perak nitrat diketahui
konsentrasinya. Air dipilih sebagai pelarut untuk melarutkan perak nitrat karena perak nitrat
merupakan sebuah senyawa anorganik yang sangat mudah larut dalam air.
Pada pembakuan perak nitrat yang pertama dilakukan adalah pengeringan bahan,
tujuannya adalah untuk mengurangi kadar air bahan yang mudah menguap sehingga
menghasilkan konsentrasi yang lebih tepat dan memperpanjanf waktu penyimpanan bahan.
Pelarut NaOH di dalam air bertujuan untuk pembuatan larutan karena akan dilakukan titrasi
da air digunakan sebagai pelarut karena NaOH larut baik dalam air. Eosin Y LP ditambahkan
sebagai indikator untuk menentukkan titik akhir titrasi. Ketika telah mencapai titik akhir
titrasi, indikator Y LP akan memberikan warna merah pada permukaan endapan. Warna yang
terbentuk bukan pada larutannya melainkan pada endapan dari larutan hal ini dikarenakan
indikator teradsorbsi oleh endapan. Kemudian diaduk menggunakan pengaduk magnetic
untuk menghomogenkan larutan. Dan selanjutnya dititrasi dengan menggunakan perak nitrat
sebagai titran sehingga akan membentuk garam perak yang sukar larut. Dilakukan titrasi
dengan perak nitrat karena metode argentometri merupakan salah satu cara untuk
menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasarkan
pembentukkan endapan dengan ion Ag+.
Pada Penetapan kadar injeksi ringer laktat / injeksi NaCl majemuk, dipipet injeksi
ringer laktat. Ringer laktat ini merupakan cairan infus yang biasanya digunakan pada pasien
dewasa dan anak-anak sebagai sumber elektrolit dan air. Dipipet 10 ml ringer laktat
dikarenakan akan dibuat penetapan kadar dari injeksi ringer laktat. Menurut Farmakope,
untuk menentukan kadar NaCl dapat dilakukan dengan menambahkan 140 ml air dan 1 ml
dikloroflouresein LP lalu dicampurkan. Diklorofluoresein berfungsi sebagai indikator dan
dapat membentuk endapan dengan ion perak dan akan menghasilkan warna dan dapat
digunakan pada pH 4-10. Larutan kemudian dititrasi dengan perak nitrat 0,1 N sampai perak
klorida menggumpal dan campuran berwarna merah muda lemah. Perubahan warna ini
menandakan larutan sudah mencapai titik ekivalen.
G. Kesimpulan
Prinsip dasar dari titrasi argentrometri adalah menetapkan kadar halogenida dan
senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan dengan perak nitrat (AgNO 3) pada
susunan tertentu. Pada argentrometri memerlukan pembentukkan senyawa yang relative
tidak larut (endapan) karena itu titrasi argentrometri disebut juga sebagai metode
pengendapan.
Pada penetapan kadar klorida dalam injeksi ringer laktat / injeksi natrium klorida
majemuk sesuai dengan hasil perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebesar
1,17%
H. Daftar Pustaka
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III, Jakarta:Departemen Kesehatan RI.
Ditjen POM. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V, Jakarta:Departemen Kesehatan RI.
Gandjar.I.G dan Rohman, Abdul. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Belajar: Jakarta