Anda di halaman 1dari 8

Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017

The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2017

KEMATIAN MENDADAK PADA DISEKSI AORTA LAPORAN KASUS


Insil Pendri Hariyani1, Fitri Ambar Sari2

Abstrak PENDAHULUAN
Kematian mendadak adalah kematian natural dalam
24 jam dari munculnya gejala (WHO, ICD-10 2016).
Menurut World Health Organization
Pada kematian mendadak, penyebab tercepat (WHO), kematian mendadak adalah
hampir selalu ditemukan pada sistem
kardiovaskular. Walaupun jarang, diseksi aorta kematian natural dalam 24 jam dari
torakalis adalah penyakit mematikan yang paling munculnya gejala, akan tetapi hal ini
umum yang mengenai aorta dan paling umum dari
pada ruptur aneurisma aorta abdominalis.Angka sangat lama untuk sebagian klinisi dan
kejadian diseksi aorta diperkirakan 5-30 per juta
orang per tahun. Studi berdasarkan populasi telah patologis, yang hanya menerima
memperkirakan angka kejadian diseksi aorta akut definisinya sebagai kematian yang terjadi
sekitar 3 kasus per 100.000 orang per tahun. Angka
prevalensi diseksi aorta setelah otopsi adalah 1 - 3 dalam 1 jam dari munculnya gejala
%. Diseksi aorta yang tidak diterapi memiliki angka
mortalitas 25-33 % dalam 24 jam, 50 % dalam 48
penyakit.1 Pada kematian mendadak,
jam, 75-80 % dalam 2 minggu, dan menjadi 90 % penyebab tercepat hampir selalu
setelah 3 bulan tanpa terapi yang tepat.
Jenazah adalah seorang laki-laki berkebangsaan ditemukan pada sistem kardiovaskular,
Jepang berusia sekitar 63 tahun, panjang badan 173 walaupun secara topografi lesinya bukan
cm dan berat badan 88 kg.Pada pemeriksaan luar
tidak ditemukan luka-luka pada jenazah dan pada jantung atau pembuluh darah.1
ditemukan tanda-tanda perbendungan. Pada
pemeriksaan dalam ditemukan darah dan bekuan Diseksi aorta akut adalah bagian dari
darah di dalam kandung jantung, robekan pada sindrom aorta akut, merupakan penyakit
dinding aorta, dan lapisan tunika intima aorta yang
terpisah dari tunika media dan adventisia mulai dari kardiovaskular yang mengancam jiwa dan
arkus aorta hingga aorta abdominalis, aterosklerosis
pada dinding dalam aorta serta tanda-tanda
berhubungan dengan usia, memiliki
perbendungan pada organ-organ dalam. Hasil morbiditas dan mortalitas yang tinggi
pemeriksaan histopatologi menunjukkan ruptur
miokard, sebukan eritrosit dan sebukan PMN pada dikarenakan komplikasi yang secara
sediaan jantung,proliferasi tunika media, potensial fatal. Berdasarkan data otopsi,
pembentukan false lumen antara tunika intima dan
tunika media pada sediaan arteri koroner serta diseksi aorta akut dipercaya merupakan
pembentukan false lumen antara tunika media dan
tunika adventisia disertai sebukan eritrosit pada keadaan patologis aorta yang sangat
sediaan dinding aorta. mengancam jiwa.2 Walaupun jarang,
Kata Kunci: Diseksi Aorta, Tamponade Jantung,
Kematian Mendadak diseksi aorta torakalis adalah penyakit
Afiliasi Penulis : Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan mematikan yang paling umum yang
Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RSUPN.
Dr.Cipto Mangunkusumo mengenai aorta dan paling umum dari
Korespondensi: Fitri Ambar Sari, Email: fitri_ambar@yahoo.com-
insil.pendri@yahoo.com HP ( 021 ) 3106976 pada ruptur aneurisma aorta abdominalis.3
Angka kejadian pasti diseksi aorta sulit
untuk ditentukan karena banyak kasus
yang tidak terdiagnosis, akan tetapi angka
kejadian diseksi aorta diperkirakan 5-30
per juta orang per tahun.4,5 Studi
berdasarkan populasi telah
memperkirakan angka kejadian diseksi
aorta akut sekitar 3 kasus per 100.000
orang per tahun.2,3 Setidaknya terdapat
7000 kasus per tahun di Amerika Serikat.4

137 | I S B N 978-602-50127-0-9 Pekanbaru, 15-16 Juli 2017


Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Insil Pendri Hariyani, Kematian Mendadak.....

Diketahui bahwa 3 dari 1000 pasien yang penyakit hipertensi, penyakit jantung
masuk unit gawat darurat dengan nyeri ataupun penyakit degeneratif lainnya.
dada atau punggung, atau keduanya, Korban tidak rutin memeriksakan
memiliki diseksi aorta.2 Angka prevalensi kesehatannya ke dokter, sehingga riwayat
diseksi aorta setelah otopsi adalah 1 - 3 %.2 penyakit sebelumnya tidak begitu jelas.
Angka kejadian diseksi aorta akut setelah Pemeriksaan luar dilakukan pada
operasi jantung mayor adalah 0,03 - 0,1 %, tanggal 8 November 2016 pukul 19.20
dengan angka kejadian tertinggi terjadi WIB. Pada saat dilakukan pemeriksaan luar
pada pasien yang telah menjalani operasi jenazah dibungkus dengan sebuah kantong
penggantian katup aorta (0,5 - 1 %). Diseksi mayat dan 2 helai kain berbahan katun.
aorta akut akibat tindakan medis memiliki Jenazah tidak berpakaian. Tidak
angka kejadian 0,12 – 0,16 %.2 ditemukan luka-luka pada jenazah serta
Angka mortalitas diseksi aorta ditemukan tanda-tanda perbendungan
meningkat 1 - 2 % per jam jika tidak berupa sedikit pelebaran pembuluh darah
terdiagnosis, membuat diagnosis yang di selaput kelopak mata dan jaringan di
cepat dan akurat menjadi penting.3,6Diseksi bawah kuku yang berwarna ungu.
aorta yang tidak diterapi memiliki angka Berdasarkan kondisi lebam dan kaku
mortalitas 25-33 % dalam 24 jam, 50 % mayat, diperkirakan jenazah sudah
dalam 48 jam, 75-80 % dalam 2 minggu, meninggal sekitar 2-12 jam sebelum
dan menjadi 90 % setelah 3 bulan tanpa pemeriksaan luar dilakukan.
terapi yang tepat.2,3,6 Dengan penanganan Pemeriksaan dalam dilakukan pada
medis di rumah sakit angka mortalitas tanggal 10 November 2016 pukul 09.15
sekitar 55,9 % untuk diseksi aorta Tipe A WIB. Pada pemeriksaan dalam ditemukan
dan 32,1 pada diseksi aorta Tipe B.2 robekan pada aorta asenden dengan tepi
Intervensi bedah (untuk Tipe A) tidak rata sepanjang 5 cm; darah di dalam
mengurangi angka mortalitas menjadi 26,6 kandung jantung sebanyak sekitar 400 ml
% dan intervensi endoskopik (untuk Tipe B) dan bekuan darah sekitar 450 gram;
mengurangi angka mortalitas menjadi 9,6 resapan darah di aorta, atrium kanan dan
%.5 ventrikel kiri; tunika intima mulai dari aorta
asenden, aorta desenden hingga aorta
KASUS abdominalis tampak terpisah dari tunika
Pada tanggal 8 November 2016 media dan adventisia; ateroskerosis pada
Kamar Jenazah RSCM mendapat kiriman aorta torakalis dan abdominalis; tanda-
jenazah laki-laki berkebangsaan Jepang tanda perbendungan seperti edema paru,
berusia sekitar 63 tahun, panjang badan pelebaran pembuluh darah pada otak,
173 cm, berat badan 88 kg yang menurut saluran pencernaan, hati, ginjal, dan
surat permintaan keterangan ahli dari kandung kemih.
Kepolisian Sektor Metro Tanah Abang Pada pemeriksaan histopatologi
ditemukan di sebuah kamar hotel di ditemukan ruptur miokard disertai
Jakarta Pusat pada tanggal 8 November sebukan eritrosit dan sebukan sel
2016 sekitar pukul 14.30 WIB. polimorfonuklear, diseksi aorta, diseksi
Menurut keterangan dari pihak arteri koroner dan perbendungan pada
keluarga, korban tidak memiliki riwayat jaringan otak, paru dan hati.

138 | I S B N 978-602-50127-0-9 Pekanbaru, 15-16 Juli 2017


Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Insil Pendri Hariyani, Kematian Mendadak....

PEMBAHASAN kasus kronis).6 Diseksi aorta merupakan


Jenazah yang diperiksa pada kasus penyebab tidak umum untuk kematian
ini adalah seorang laki-laki berusia sekitar mendadak, tetapi merupakan penyebab
63 tahun dengan riwayat hipertensi tidak kedua tersering dari hemoperikardium
diketahui. Angka kejadian tertinggi dari dan tamponade jantung.1
diseksi aorta pada dekade keenam dan Ketika darah cukup terakumulasi,
ketujuh kehidupan, dengan rerata laki- tekanan di kandung jantung meningkat
laki pada usia 62 tahun di antara ribuan dan mulai mencegah pengisian pasif
subjek di Register Internasional Diseksi atrium saat fase diastol.1Kardiak output
Aorta Akut (International Registry of menurun, begitu juga dengan tekanan
Acute Aortic Dissection / IRAD).2,4 Secara darah sistemik dan tekanan vena
keseluruhan laki-laki dua kali lipat lebih meningkat.1 Jika hal ini terus
rentan dari pada perempuan (68% vs. berlangsung, kematian akan terjadi,
32%) dan juga rentan pada usia muda, walaupun jangka waktunya bervariasi
dengan laki-laki memiliki rerata usia 60 dan hampir tidak mungkin untuk
tahun dan perempuan 67 tahun.2,4 menghitung secara retrospektif pada
Sekitar tiga perempat dari pasien temuan patologi.1
memiliki riwayat hipertensi.4
Pada pemeriksaan dalam kandung
jantung dalam keadaan utuh dan
ditemukan adanya darah dan bekuan
darah di dalam kandung jantung.
Keadaan ini menunjukkan adanya
tamponade jantung dan
hemoperikardium yang pada kasus ini
Gambar 1. Darah dan bekuan darah di
terjadi karena adanya robekan pada
dalam kandung jantung
dinding aorta serta kantong aneurisma
pada aorta yang mengalami diseksi.
Tiga sistem utama digunakan untuk
Menurut literatur, normalnya kandung
mengklasifikasikan diseksi aorta, yaitu (1)
jantung berisi cairan sekitar 15-50 ml dan
DeBakey I, II, and III, (2) Stanford tipe A
akan mulai meregang jika berisi
dan B, dan (3) diseksi aorta “proksimal”
setidaknya 200 ml cairan.1 Telah
dan “distal”.2 Ketiga sistem ini
dinyatakan bahwa sekitar 400-500 ml
menggunakan lokasi anatomi dari
darah di dalam kandung jantung sudah
robekan intima pada dinding aorta dan
cukup untuk mengakibatkan kematian.1
panjang lumen palsu untuk membuat
Pada kasus ini, ditemukan darah di dalam
klasifikasi diseksi aorta.2 Klasifikasi
kandung jantung sebanyak sekitar 400 ml
DeBakey tipe I didefinisikan sebagai
dan bekuan darah sekitar 450 gram.
diseksi dengan robekan intima pada aorta
Penyebab utama kematian pada
asenden dan lumen palsu diseksi
diseksi aorta adalah ruptur kantong
berlanjut ke seluruh aorta.2,9 Pada
aneurisma (80 – 86 %), biasanya di dalam
DeBakey tipe II, hanya aorta asenden
kandung jantung (70 % pada kasus akut,
yang terlibat dan pada DeBakey tipe III,
20 % pada kasus subakut dan 25 % pada

139 | I S B N 978-602-50127-0-9 Pekanbaru, 15-16 Juli 2017


Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Insil Pendri Hariyani, Kematian Mendadak.....

robekan intima berlokasi di aorta


desenden, tanpa keterlibatan arkus aorta
dan aorta asenden.2,9 terdapat
subklasifikasi pada klasifikasi DeBakey
tipe III, yaitu tipe IIIa, dimana diseksi
terlokalisasi hanya pada aorta torakalis
dan tipe IIIb, dimana diseksi mencapai
aorta abdominalis.2,9
Pada klasifikasi Stanford,
keterlibatan dari aorta asenden
digunakan untuk mengkategorisasikan
Gambar 2. Klasifikasi Diseksi Aorta11
terlepas dari lokasi anatomi dari robekan
intima.2 Yang termasuk diseksi Stanford
Dinding aorta dibentuk oleh tiga
tipe A adalah diseksi yang melibatkan
lapisan: tunika intima pada bagian dalam,
aorta asenden (DeBakey I dan II) dan
tunika media pada bagian tengah dan
diseksi Stanford tipe B hanya melibatkan
tunika adventisia di bagian luar.9 Tunika
aorta desenden (DeBakey III).2,9 Jarang
intima dibentuk dari barisan endotel,
terjadi, diseksi yang dimulai pada aorta
yang sangat aktif secara metabolik yang
desenden juga dapat meluas secara
disokong oleh jaringan ikat longgar
proksimal ke arah arkus aorta dan aorta
dibawahnya.9 Jaringan ikat inilah yang
asenden.9 Hal ini adalah sebuah kasus
memungkinkan tunika intima bergerak ke
spesial dari diseksi tipe B dan disebut
arah tunika media pada saat aorta
diseksi retro-A.9
mengembang atau berkontraksi di fase
Istilah diseksi aorta “proksimal”
sistol dan diastol. Tunika media terdiri
diberikan pada diseksi bagian proksimal
atas jaringan lapisan lamelar serat
dari pangkal arteri subklavia kiri, tanpa
elastin.9 Diantara lapisan serat elastin
memperhatikan keterlibatan segmen
adalah sel otot polos konsentris dan serat
distal pada titik anatomi ini.2 Diseksi
kolagen, proteoglikan dan glikoprotein.9
aorta “distal” diberikan pada diseksi
Serat elastin terdiri dari elastin, bahan
bagian distal dari pangkal arteri subklavia
yang sangat elastis yang dapat teregang
kiri dan tidak melibatkan bagian
hingga 2-3 kali dari panjang asalnya.9
proksimal aorta dari titik tersebut.2
Elastin adalah bahan yang memberikan
Klasifikasi terkini membagi diseksi aorta
aorta kemampuan untuk distensi.9 Serat
ke dalam lima tipe. Berbagai jenis
kolagen, sebaliknya, sangat kaku dan
klasifikasi ini dilukiskan dalam Gambar 2.
hingga 5000 kali lebih kaku dari pada
Diseksi aorta yang ditemukan
elastin.9 Kolagen memberi aorta struktur
pada kasus ini termasuk dalam kategori
yang kokoh dan kuat terhadap stres
DeBakey I dan Stanford tipe A, karena
hemodinamik akibat aliran darah.9
diseksi yang ditemukan melibatkan aorta
Lingkaran dari otot polos juga memberi
asenden, desenden dan abdominalis.
kontribusi untuk kekakuan pembuluh
aorta.9 Di bawah pengaruh sistem
otonom, sel otot polos di tunika media

140 | I S B N 978-602-50127-0-9 Pekanbaru, 15-16 Juli 2017


Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Insil Pendri Hariyani, Kematian Mendadak....

berkontraksi dan relaksasi, memberi diseksi aorta selama 16 tahun (1993-


aorta tonus vaskularnya.9 Lapisan paling 2008) ditemukan aterosklerosis muncul
luar, tunika adventisia, terbentuk dari sebagai faktor risiko utama
serat kolagen yang kuat dan jaringan berkembangnya diseksi aorta yang fatal,
ikat.9 Vasa vasorum (pembuluh dari diidentifikasi pada 73% kasus.7
pembuluh) adalah pembuluh darah kecil Perubahan aterosklerosis mungkin
yang ada pada tunika adventisia dan berkontribusi melalui plak ulkus yang
bagian luar tunika media.9 Pembuluh- menimbulkan kerusakan pada tunika
pembuluh darah ini menyediakan nutrisi intima untuk kemudian menjadi diseksi
untuk tunika media dan adventisia aorta.7
karena dinding aorta sangat tebal untuk
menyediakan nutrisi dari darah di dalam
lumen aorta melalui difusi.9 Walaupun
kelihatannya terlalu sederhana, diseksi
aorta akut terjadi ketika dinding aorta,
telah melemah akibat proses penyakit,
menjadi lebih rusak akibat stres elevasi
dari hipertensi sistemik.9 Diseksi aorta
akut klasik dimulai dengan robekan pada
lapisan tunika intima.9 Darah kemudian Gambar 3. Proses Robeknya Dinding
mendorong robekan untuk membuka dan Aorta pada Diseksi Aorta11
membelah sepanjang lapisan tunika
media pada dinding aorta yang sakit,
membentuk lumen palsu.9 Diseksi dapat
meluas secara distal, proksimal atau
keduanya sepanjang aorta.9 Pada
sebagian besar kasus (90%), seiring
diseksi meluas, juga terdapat sebuah
robekan sekunder pada lapisan
intimomedial, memungkinkan darah
kembali mengalir ke lumen aorta yang
benar.9 Saat robekan primer biasanya
berlokasi di aorta torakalis, robekan
sekunder berlokasi di aorta desenden
bagian bawah atau aorta abdominalis.9
Pada kasus ini ditemukan robekan pada Gambar 4. (a) Robekan pada Aorta
aorta asenden dan hanya terdapat satu Asenden, (b) Diseksi pada Robekan di
robekan. Aorta Asenden dan (c) Diseksi (panah
Pada saat otopsi juga ditemukan hijau) dan Aterosklerosis pada Aorta
ateroskerosis pada aorta torakalis dan Abdominalis
abdominalis. Berdasarkan studi yang
dilakukan oleh Bailey K dkk pada tahun
2012 terhadap otopsi pada 369 kasus

141 | I S B N 978-602-50127-0-9 Pekanbaru, 15-16 Juli 2017


Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Insil Pendri Hariyani, Kematian
Mendadak.....

Pada pemeriksaan histopatologi Disertai Sebukan Eritrosit dan Sebukan


ditemukan ruptur miokard disertai Sel Polimorfonuklear (perbesaran 40x)
sebukan eritrosit dan sebukan sel
polimorfonuklear pada jaringan otot
jantung, gambaran diseksi aorta dan
diseksi arteri koronaria disertai sebukan
eritrosit serta gambaran perbendungan
pada jaringan otak, paru dan hati.
Pada diseksi aorta akut tipe A,
biasanya disertai dengan stroke, infark
miokard akut, tamponade jantung atau
insufisiensi katub aorta.9 Infark
miokard akut terjadi pada 1-2 % pasien
dengan diseksi aorta tipe A, karena
tekanan ekstrinsik dari pangkal arteri
Gambar 6. Gambaran histopatologi
koronaria oleh pelebaran lumen palsu
pada (a) Diseksi pada aorta
atau sumbatan dengan flap tunika
(perbesaran 4x), (b) Sebukan eritrosit
intima.12 Arteri koronaria kanan lebih
pada diseksi aorta (perbesaran 100x),
sering terlibat daripada arteri koronaria
(c) Diseksi pada arteri koronaria
kiri, bermanifestasi sebagai infark
(perbesaran 4x), (d) Sebukan eritrosit
miokard akut inferior.12
pada diseksi arteri koronaria
Lumen palsu diseksi sering
(perbesaran 40x)
pecah dan mengakibatkan darah keluar
SIMPULAN
ke kandung jantung melalui tunika
Kematian pada jenazah laki-laki
media dan adventisia yang tersisa.1 Hal
berkebangsaan Jepang, berusia sekitar
ini mengakibatkan hemoperikardium
63 tahun ini termasuk ke dalam mati
masif dan tamponade jantung yang
wajar (natural death). Dari
berhubungan dengan ruptur infark
pemeriksaan luar tidak ditemukan
miokard.1Kematian dapat disebabkan
tanda-tanda kekerasan dan ditemukan
oleh komplikasi ruptur, regurgitasi
tanda-tanda perbendungan. Pada
aorta, atau infark miokard akut jika
pemeriksaan dalam ditemukan diseksi
tidak dilakukan pembedahan.10
aorta yang termasuk ke dalam
klasifikasi Stanford tipe A dan DeBakey
I. Selain itu ditemukan pula robekan
pada aorta asenden, yang
menyebabkan perdarahan di dalam
kandung jantung sehingga
Gambar 5. Gambaran Histopatologi mengakibatkan tamponade jantung
Otot Jantung Ditemukan Ruptur yang mengganggu pergerakan jantung
Miokard dan mengakibatkan kematian. Dari
gambaran histopatologi ditemukan

142 | I S B N 978-602-50127-0-9 Pekanbaru, 15-16 Juli 2017


Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2017

adanya infark miokard pada otot menghambat pergerakan jantung dan


jantung, diseksi aorta dan diseksi arteri akhirnya akan mengganggu aliran
koronaria yang disertai sebukan darah ke otot jantung ataupun karena
eritrosit serta gambaran perbendungan diseksi arteri koronaria yang juga akan
pada jaringan otak, paru dan hati. Pada mengganggu aliran darah ke otot
kasus ini infark miokard dapat terjadi jantung.
karena tamponade jantung yang

DAFTAR PUSTAKA
1. Saukko P. Knight B. Knights Forensic 2009 [Diunduh 13 April 2017].
Pathology. Fourth Edition. 2016. Tersedia dari:
London: CRC Press. Page: 221, 515- http://www.google.co.id
516, 537-538 6. Salo D. Fiesseler F. Baldino K. Patel
2. Ayala Iván Alejandro De León. Chen H. Patients With Acute Thoracic
Ying-Fu. Acute Aortic Dissection: An Aortic Dissection: A One-Year Case
Update [Online Journal]. 2012 Series of Patients Presenting to An
[Diunduh pada 27 April 2017]. ED [Online Journal]. 2014 [Diunduh
Tersedia dari: pada 27 April 2017]. Tersedia dari:
http://www.clinicalkey.com http://www.clinicalkey.com
3. Tai Henry Chih-Hung. Chen Wei- 7. Bailey K. Duflou J. Puranik R. Fatal
Lung. Acute Aortic Dissection Cases of Aortic Dissection: an
Mimicking as Ureteral Calculus Autopsy Study [Online Journal].
[Online Journal]. 2016 [Diunduh 2012 [Diunduh pada: 27 April 2017].
pada 27 April 2017]. Tersedia dari: Tersedia dari:
http://www.clinicalkey.com http://www.clinicalkey.com
4. Isselbacher Eric M. Epidemiology of 8. Steuer J. Björck M. Mayer D.
Thoracic Aortic Aneurysms, Aortic Wanhainen A. Pfammatter T. Lachat
Dissection, Intramural Hematoma M. Distiction Between Acute and
and Penetrating Atherosclerotic Chronic Type B Aortic Dissection: Is
Ulcers [Online Journal]. 2007 There a Sub-acute Phase? [Online
[Diunduh pada: 18 April 2017]. Journal]. 2013 [Diunduh pada: 27
Tersedia dari: April 2017]. Tersedia dari:
http://www.google.co.id http://www.clinicalkey.com
5. Demengiu S. Ceausu M. Hostiuc S. 9. Tran TP. Khoynezhad A. Current
Curca G C. Demengiu D. Turculet C. Management of Type B Aortic
Spontaneous Aortic Dissection Due Dissection [Online Journal]. 2009
To Cystic Medial Degeneration. [Diunduh pada: 27 April 2017].
Report of A Sudden Death Case and Tersedia dari:
Literature Review [Online Journal]. http://www.google.co.id

143 | I S B N 978-602-50127-0-9 Pekanbaru, 15-16 Juli 2017


Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Insil Pendri Hariyani, Kematian
Mendadak.....

10. Mabun JMH. Diseksi Aorta: 12. Tang L. Hu XQ. Zhou SH. Acute
Kegawatdaruratan Kardiovaskular Stanford Type A Aortic Dissection
[Online Journal]. 2016 [Diunduh Mimicking Acute Myocardial
pada: 27 April 2017]. Tersedia dari: Infarction: A Hidden Catastrophe
http://www.google.co.id Which Should Prompt Greater
11. Wahyudi D. Dakota I. Kaligis RWM. Vigilance [Online Journal]. 2014
Sunu I. Laporan Kasus Endovaskular [Diunduh pada: 21 Juni 2017].
Stent Graft pada Diseksi Aorta Tipe Tersedia dari:
B [Online Journal]. 2007 [Diunduh http://www.google.co.id
pada: 13 April 2017]. Tersedia
dari:http://www.google.co.id

144 | I S B N 978-602-50127-0-9 Pekanbaru, 15-16 Juli 2017

Anda mungkin juga menyukai