Anda di halaman 1dari 13

TUGAS BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN

“BANK DUNIA DAN OTORITAS JASA KEUANGAN”


Dosen : Linda Paranginangin

Oleh :
Rahayu Kusuma Wardani
1831012

ADVENTIST UNIVERSITY OF INDONESIA


2018/2019
  Pengertian OJK(Otoritas Jasa Keuangan)
Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka
panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi) maupun modal
sendiri (saham) yang diterbitkan pemerintah atau perusahaan swasta. Pada dasarnya fungsi
pasar modal sebagai wahana demokratisasi pemilikan saham yang ditunjukkan dengan
semakin banyaknya institusi dan individu yang memiliki saham perusahaan yang telah go
public (Suad Husnan, 1994). Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai suatu
pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang dapat
diperjualbelikan, baik itu dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, yang diterbitkan oleh
pemerintah atau perusahaan swasta. (Tjiptono D dan Hendy M. F – 2001)
Sedangkan Jasa keuangan adalah suatu istilah yang digunakan untuk merujuk jasa
yang disediakan oleh industry keuangan. Jasa keuangan juga digunakan untuk merujuk
pada organisasi yang menangani pengelolaan dana. Bank, bank investasi, perusahaan
asuransi, perusahaan kartu kredit, perusahaan pembiayaan konsumen, dan sekuritas
adalah contoh-contoh perusahaan dalam industri ini yang menyediakan berbagai jasa yang
terkait dengan uang dan investasi. Jasa keuangan adalah industri dengan pendapatan
terbesar di dunia; pada tahun 2004, industri ini mewakili 20% kapitalisasi pasar.
Pengguna Jasa Keuangan adalah para nasabah atau konsumen. Konsumen dalam
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen memiliki
pengertian: “setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat,
baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak
untuk diperdagangkan”, sedangkan dalam sektor Pasar Modal, konsumen adalah pihak-
pihak yang menempatkan dananya dan/atau memanfaatkan pelayanan yang tersedia di
Lembaga Jasa Keuangan atau dengan kata lain disebut dengan pemilik modal atau
pemodal.

A.      Visi Otoritas Jasa keuangan


Visi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah menjadi lembaga pengawas industri jasa
keuangan yang terpercaya, melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat, dan mampu
mewujudkan industri jasa keuangan menjadi pilar perekonomian nasional yang berdaya saing
global serta dapat memajukan kesejahteraan umum.

B.     Misi Otoritas Jasa Keuangan


Misi otoritas Jasa keuangan yaitu:
1.      Mewujudkan terselenggaranya seluruh kegiatan di dalam sektor jasa keuangan secara
teratur, adil, transparan, dan akuntabel.
2.      Mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil.
3.      Melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
C.    Tujuan dibentuknya Otoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di
dalam sektor jasa keuangan:
1.    Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel.
2.    Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil.
3. Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.

D.    Tugas Otoritas Jasa keuangan


Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai tugas melakukan pengaturan dan pengawasan
terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan, sektor Pasar Modal, dan sektor IKNB.

E.     Untuk melaksanakan tugas pengawasan OJK mempunyai wewenang:


a. Menetapkan suatu kebijakan:
1.    Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan.
2.    Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala Eksekutif.
3.    Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan Konsumen, dan tindakan
lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan
sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
4.    Memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan dan/atau pihak tertentu.
5.    Melakukan penunjukan pengelola statuter.
6.    Menetapkan penggunaan pengelola statuter.
7.    Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran terhadap
peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
b.      Memberikan dan/atau mencabut:
1.    Izin usaha. usaha.
2.     Izin orang perseorangan. 6.    Pengesahan.
3.     Efektifnya pernyataan 7.     Persetujuan atau penetapan
pendaftaran. pembubaran.
4.     Surat tanda terdaftar. 8.     penetapan lain.
5.     Persetujuan melakukan kegiatan

F.   Perlindungan Konsumen dan Masyarakat


Untuk perlindungan Konsumen dan masyarakat, OJK berwenang melakukan tindakan
pencegahan kerugian Konsumen dan masyarakat, yang meliputi:
1.    Memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat atas karakteristik sektor jasa
keuangan, layanan, dan produknya.
2.    Meminta Lembaga Jasa Keuangan untuk menghentikan kegiatannya apabila kegiatan
tersebut berpotensi merugikan masyarakat.
3.    Tindakan lain yang dianggap perlu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
di sektor jasa keuangan.

G.    Kode Etik
a.    Kode Etik OJK adalah norma dan azas mengenai kepatutan dan kepantasan yang wajib
dipatuhi dan dilaksanakan oleh seluruh Anggota Dewan Komisioner, Pejabat, dan Pegawai
OJK dalam pelaksanaan tugas.
b.    Komite Etik adalah organ pendukung Dewan Komisioner yang bertugas mengawasi
kepatuhan Dewan Komisioner, Pejabat, dan Pegawai OJK terhadap Kode Etik.
c.    Nilai Dasar Kode Etik OJK ini dicerminkan dalam perilaku yang sesuai dengan Nilai
Strategis Organisasi OJK yakni Integritas, Profesionalisme, Transparansi, Akuntabilitas,
Sinergi, dan Kesetaraan.

H.    Wewenang OJK Untuk melaksanakan tugas pengaturan di sektor Perbankan

a.       Pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan bank yang meliputi:


1.    Perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar, rencana kerja,
kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya manusia, merger, konsolidasi dan akuisisi bank,
serta pencabutan izin usaha bank.
2.    Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana, produk hibridasi, dan
aktivitas di bidang jasa;
b.      Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang meliputi:
1.    Likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan modal minimum, batas
maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap simpanan, dan pencadangan bank.
2.    Laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja bank.
3.    Sistem informasi debitur.
4.    Pengujian kredit (credit testing)
5.    Standar akuntansi bank.
c.        Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank, meliputi:
1.    Manajemen risiko.
2.    Tata kelola bank.
3.    Prinsip mengenal nasabah dan anti pencucian uang.
4.    Pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan.
5.     Pemeriksaan bank.

d.      Untuk melaksanakan tugas pengaturan, OJK mempunyai wewenang:


1.    Menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini.
2.    Menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
3.    Menetapkan peraturan dan keputusan OJK
4.    Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan.
5.    Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK.
6.    Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap Lembaga Jasa
Keuangan dan pihak tertentu.
7.    Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter pada Lembaga Jasa
Keuangan.
8.    Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola, memelihara, dan
menatausahakan kekayaan dan kewajiban.
9.    Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

I.       Struktur Organisasi OJK terdiri atas


Struktur Pokok ojk yaitu:
1.      Dewan Komisioner OJK
2.      Pelaksana Kegiatan Operasional
Struktur Dewan Komisioner Terdiri atas:
1.      Ketua merangkap anggota;
2.      Wakil Ketua sebagai Ketua Komite Etik merangkap anggota;
3.      Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap anggota;
4.      Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkap anggota;
5.      Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan
Lembaga Jasa Keuangan Lainnya merangkap anggota;
6.      Ketua Dewan Audit merangkap anggota;
7.      Anggota yang membidangi Edukasi dan Perlindungan Konsumen;
8.      Anggota Ex-officio dari Bank Indonesia yang merupakan anggota Dewan Gubernur Bank
Indonesia; dan
9.      Anggota Ex-officio dari Kementerian Keuangan yang merupakan pejabat setingkat Eselon I
Kementerian Keuangan.
Pelaksana Kegiatan Operasional Terdiri Atas:
1.      Ketua Dewan Komisioner memimpin bidang Manajemen Strategis I;
2.      Wakil Ketua Dewan Komisioner memimpin bidang Manajemen Strategis II;
3.      Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan memimpin bidang Pengawasan Sektor Perbankan;
4.      Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal memimpin bidang Pengawasan Sektor Pasar
Modal;
5.      Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan
Lembaga Jasa Keuangan Lainnya memimpin bidang Pengawasan Sektor IKNB;
6.      Ketua Dewan Audit memimpin bidang Audit Internal dan Manajemen Risiko; dan
7.      Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen memimpin
bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen.
Pengertian Bank Dunia
Bank dunia adalah Lembaga Keuangan Internasional yang memiliki perwakilan hampir di setiap
negara khususnya negara-negara berkembang. Berbicara mengenai Bank Dunia berarti akan
menggambarkan sebuah lembaga keuangan internasional yang memberikan pinjaman ke negara-
negara berkembang untuk program permodalan. Bank Dunia didirikan dengan tujuan untuk
memecahkan masalah-masalah internasional terutama yang berkaitan dengan masalah moneter
dan keuangan laainnya.          Kegiatan utamanya pada waktu itu lebih difokuskan untuk
membantu proses rekontruksi bagi Negara-negara yang menderita karena Perang Dunia II.
Bantuan bank dunia selanjutnya dialihkan kepada pemberian bantuan pinjaman dalam rangka
membantu negara-negara berkembang menjadi anggota bank dunia. Pinjaman yang dibiayai oleh
Bank Dunia hanya ditujukan untuk proyek-proyek yang produktif.
Dana untuk itu berasal dari modal Bank Dunia sendiri, yang terdiri dari konstribusi pemerintah
negara-negara asing dan melalui mobilisasi modal swasta. Modal saham Bank Dunia disusun
sedemikian rupa sehingga setiap resiko dalam melaksanakan kegiatannya dibebankan kepada
negara-negara asingnya dengan berdasarkan kekuatan ekonomi mereka masing-masing. Bank
dunia juga merupakan organisasi antarpemerintahan (intergovermental) yang mendasarkan pada
pasar-pasar modal di dunia untuk sumber keuangannya.
World Bank Group terdiri dari lima organisasi, yaitu:
1.        IBRD (International Bank for Reconstruction and Development)
2.        IDA (International Development Association)
3.        IFC (International Finance Corporation)
4.        MIGA (Multilateral Investment Guarantee Agency)
5.        ICSID (International Center for the Settlement of Investment Disputes)

Sejarah Bank Dunia


Pada awal perang dunia II ahli-ahli keuangan dan gabungan beberapa negara, menganggap
bahwa setelah Perang Dunia II akan membawa pengaruh akan adanya kebutuhan atas peraturan
peraturan mengenai kerja sama internasional untuk memecahkan masalah dalam hal moneter dan
permasalahan-permasalahan keuangan lainnya.
    Bank Dunia didirkan pada 27 Desember 1945 setelah ratifikasi internasional mengenai
perjanjian yang dicapai pada konferensi yang berlangsung pada 1 Juli–22 Juli 1944 di kota
Bretton Woods. Konferensi itu diikuti oleh delegasi dari 44 negara, namun yang paling berperan
dalam negosiasi pembentukan Bank Dunia adalah AS dan Inggris, USA pada konferensi itu
dicanangkan Anggaran Dasar yaitu dengan terbentuknya dua Lembaga keuangan Internasional:
1.        IMF (International Montary Fund)
2.        IBRD (International Bank For Reconstruction and Development) kemudian lebih dikenal
Word Bank.
Fasilitas kredit yang diberikan oleh Bank Dunia pertama kali dilaksanakan tahun 1947 dan
berjumlah U$ 500 juta untuk Program Rekonstruksi diempat Negara Eropa. Semula sumber
sumber yang dimiliki oleh Bank dunia ditunjukan untuk membantu proses terkonstruksi bagi
negara-negara yang menderita karena perang. Dengan kemajuan Marshall Plan dari Amerika
Serikat pada tahun 1948 Bank Dunia mengalihkan usaha-usahanya terutama ditunjukan untuk
kegiatan pembangunan. Sejak tahun 1960-an, pemberian pinjaman difokuskan kepada negara-
negara non-Eropa untuk membiayai proyek-proyek yang bisa menghasilkan uang, supaya negara
yang bersangkutan bisa membayar kembali hutangnya. Pada Era 1968-1980, pinjaman Bank
Dunia banyak dikucurkan kepada negara-negara Dunia Ketiga, dengan tujuan ideal untuk
mengentaskan kemiskinan di negara-negara tersebut.

Tujuan Bank Dunia


Pada awalnya tujuan bank dunia adalah untuk membantu proses rekonstruksi Negara-negara
yang menderita kerugian akibat perang. Seiring dengan berjalannya waktu Negara-negara yang
mengalami peperangan semakin berkurang drastis jumlahnya akibatnya kebutuhan akan
rekontruksi pasca perang pun semakin sedikit pula jumlahnya. Oleh sebab itu, Bank Dunia
kemudian menggeser fokusnya ke arah pembangunan infrastruktur, pengentasan kemiskinan,
pendidikan, kesehatan, dan pelayanan publik, terutama di negara-negara dunia ketiga yang tidak
lain tertinggal dari negara maju. Namun tujuan rekonstruksi pasca perang juga tidak dihilangkan.
Bank Dunia didirikan untuk memecahkan masalah internasional terutama yang berkaitan dengan
masalah moneter dan keuangan lainnya. Bank Dunia secara umum bertujuan untuk mengurangi
tingkat kemiskinan di dalam suatu Negara. Apabila kita lihat dengan lebih spesifik Bank Dunia
memiliki tujuan lain yang diantaranya adalah untuk membantu rekonstruksi dan pembangunan di
daerah anggota dengan cara memfasilitasi investasi modal untuk tujuan produktif, termasuk
pemulihan kembali ekonomi yang hancur atau rusak karena perang, perubahan kembali fasilitas-
fasilitas produktif yang dibutuhkan untuk usaha damai dan dorongan pembagnunan untuk fasiltas
produktif dan sumber-sumber di negara-negara miskin.
Tujuan berikutnya adalah untuk mendorong investasi swasta luar negeri lewat jaminan atau
partisipasi dalam pemberian pinjaman dan investasi lainnya oleh investor swasta; dan ketika
modal swasta tidak tersedia dalam syarat-syarat yang wajar, sebagai tambahan investasi swasta
dengan menyediakan, berdasarkan persyaratan yang cocok, membiayai untuk tujuan-tujuan
produktif di luar dari modal mereka sendiri, pengumpulan dan oleh sumber-sumber sendiri
maupun sumber lainnya. Bank dunia juga mendorong keseimbangan perkembangan jangka
panjang perdagangan internasional dan untuk mempertahankan keseimbangan saldo pembayaran
dengan mendorong investasi internasional untuk kemajuan sumber-sumber produktif para
anggota, dengan cara membantu menaikkan produktivitas, standar kehidupan dan keadaan buruh
di daerah mereka.
Melalui bank dunia di susun pula pinjaman-pinjaman yang dibuat atau dijamin olehnya dalam
hubungannya dengan pinjaman internasional melalui sumber lainnya sehingga dapat lebih
berguna dana proyek-proyek yang mendesak, besar ataupun kecil, dapat diatasi segera. Selain itu
bank dunia juga menjalankan kegiatannya dengan dasar untuk mempengaruhi investasi
internasional dalam persyaratan bisinis di dalam daerah anggota.
Selain itu ada beberpa tujuan Bank Dunia Sebagai Berikut :
1.        Untuk membantu rekonstruksi dan pembangunan di daerah anggota dengan cara
memfasilitasi investasi modal untuk tujuan produktif, termasuk pemulihan kembali ekonomi
yang hancur atau rusak karena perang, perubahan kembali fasilitas-fasilitas produktif yang
dibutuhkan untuk usaha damai dan dorongan pembanunan untuk fasiltas produktif dan sumber-
sumber di negara-negara miskin.
2.        Untuk mendorong investasi swasta luarnegeri lewat jaminan atau partisipasi dalam
pemberian pinjaman dan investasi lainnya oleh investor swasta; dan ketika modal swasta tidak
tersedia dalam syarat-syarat yang wajar, sebagai tambahan investasi swasta dengan
menyediakan, berdasarkan persyaratan yang cocok, membiayai untuk tujuan-tujuan produktif di
luar dari modal mereka sendiri, pengumpulan dan oleh sumber-sumber sendiri maupun sumber
lainnya.
3.        Untuk mendorong keseimbangan perkembangan jangka panjang perdagangan
internasional dan untuk mempertahankan keseimbangan saldo pembayaran dengan mendorong
investasi internasional untuk kemajuan sumber-sumber produktif para anggota, dengan cara
membantu menaikkan produktivitas, standar kehidupan dan keadaan buruh di daerah mereka.
4.        Untuk meyusun pinjaman-pinjaman yang dibuat atau dijamin olehnya dalam
hubungannya dengan pinjaman internasional melalui sumber lainnya sehingga dapat lebih
berguna dna proyek-proyek yang mendesak, besar ataupun kecil, dapat diatasi segera.
5.        Untuk menjalankan kegiatannya dengan dasar untuk mempengaruhi investasi
internasional dalam persyaratan bisinis di dalam daerah anggota dan, dalam tahun tahun setelah
perang, untuk membantu membuat masa transisi dari suasana perang ke keadaan ekonomi yang
damai.

Fungsi Bank Dunia


Bank dunia berfungsi untuk mengurangi serta menghilangkan kemiskinan di negara-negara
terkait. Aktivitas Bank Dunia saat ini difokuskan dalam bidang seperti pendidikan, pertanian dan
industri. Bank Dunia memberi pinjaman dengan tarif preferensial kepada negara-negara anggota
yang sedang dalam kesusahan. Sebagai balasannya, pihak Bank juga meminta bahwa langkah-
langkah ekonomi perlu ditempuh agar misalnya, tindak korupsi dapat dibatasi atau dengan
dikembangkannya demokrasi.
Tugas prinsip dari Bank Dunia saat ini adalah memberikan pinjaman untuk proyek-proyek
produktif demi pertumbuhan ekonomi di negara-negara sedang berkembang yang menjadi
anggotanya. Sebanyak kira-kira US $ 2,4 milyar telah diberikan oleh Bank Dunia untuk proyek-
proyek pembangunan di Eropa, Australia dan New Zeland selama 23 tahun terakhir ini (dari data
tahun 1970, sebanyak US $ 1,9 milyar untuk 28 Negara Afrika, US $ 4,3 milyar untuk 16 negara
Asia dan US $ 3,8 milyar untuk 22 negara-negara bagian Amerika Serikat bagian barat).
Pinjaman ini digunakan untuk industri pembangkit tenaga listrik,pembangunan jalan, rel kereta
api, pelabuhan-pelabuhan, pembangunan saluran pipa gas alam, telekomunikasi, pertanian,
industri, pengadaan pendidikan dan dalam hal-hal tertentu ditunjukan untuk program
pembangunan yang lebih umum termasuk impor.
Bank Dunia memiliki dua keanggotaan yaitu :
1.        IFC (International Finance Corporation) yang memulai kegiatannya pada tahun 1956
2.        IDA (International Development Association) yang memulai kegiatannya pada tahun
1960.
Kedua lembaga ini dan Bank Dunia membentuk kelompok Bank Dunia (World Bank Group).
    Keanggotaan dari Bank Dunia merupakan persyaratan keanggotaan IFC (yang kegiatannya
ditujukan untuk sektor swasta di negara-negara berkembang) dan keanggotaan IDA (yang
kegiatannya ditunjukan untuk sektor yang sama dengan kebijakan dan sesuai dengn Bank Dunia.
Namun bantuan yang diberikan hanya ditujukan untuk negara-negara miskin, dengan syarat-
syarat yang lebih mudah dari pada pinjaman-pinjaman yang bisa diberikan oleh Bank Dunia.
Bank Dunia juga mensponsori International                        Center The Satlenses Invesment
Development (ICSID).

 Peran Bank Dunia

Peran Bank Dunia Secara Global


Bank dunia memiliki dampak yang sangat besar di dunia internasional melalui peran-peran yang
telah di tunjukkannya di pentas dunia. Dari awal dibentuknya Bank Dunia telah memiliki
peranan yang sangat besar dalam membantu negara-negara korban perang, terutama di wilayah
Eropa, untuk segera merekonstruksi infrastruktur dan perekonomiannya yang hancur pasca
perang dunia kedua. Dengan berakhirnya perang dunia kedua Bank Dunia memulai
mentransformasikan peran baru sebagai lembaga pemberi pinjaman uang berbunga rendah untuk
negara-negara berkembang yang membutuhkan untuk membangun kesejahteraan dan
mengentaskan kemiskinan di Negara tersebut, sebagaimana yang telah dijelaskan pada tujuan
dan fungsi bank dunia.
Bergeraknya roda perekonomian merupakan sesuatu yang sangat penting bagi suatu negara.
Dengan roda perekonomian yang terus bergerak positif, negara-negara dunia ketiga memiliki
sedikit harapan untuk menyusul atau setidaknya menyamai perekonomian di negara-negara
maju. Hal ini tentunya menjadi keinginan seluruh negara berkembang, sehingga tidak
mengherankan jika kemudian Bank Dunia menjadi suatu alternative kuat demi terciptanya
harapan tersebut.
Bank Dunia mendanai proyek-proyek di berbagai negara untuk mengembangkan beberapa hal,
seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, pelayanan publik, pengentasan
kemiskinan, hingga lingkungan hidup. Bank Dunia seringkali memberikan bantuan dalam bentuk
dua hal sekaligus, dana pinjaman dan juga rekomendasi kebijakan, terutama terkait kebijakan
keuangan atau yang berhubungan dengan proyek yang didanai.
Pemilihan bank dunia sebagai alternative pengembangan perekonomian khususnya Negara
berkembang memang pada kenyataannya terkadang juga malah menjadi suatu pisau bermata dua
yang dapat memajukan perekonomian melalui bantuannya atau malah membuat masalah-
masalah baru dari bantuan yang diberikannya tersebut. Namun juga tidak dapat di pungkiri, Jika
dilihat secara global, bantuan-bantuan dana kepada masing-masing negara peminjam telah
menjadi penyangga, sehingga perekonomian dunia menjadi lebih stabil dan terkendali. Hal ini
tentunya juga sesuai dengan tujuan keberadaan dari Bank Dunia.

Peran Bank Dunia (World Bank) Bagi Perkembangan Perekonomian Indonesia


Bank Dunia telah banyak memberikan peranannya bagi situasi dan kondisi perekonomian
Indonesia. Bank Dunia mulai berperan sebagai lembaga pemberi pinjaman bagi Indonesia pada
saat awal masa pemerintahan Presiden Soeharto, yaitu sekitar tahun 1968. Peranan bank dunia
ini terlihat dari kinerjanya dalam menjalankan tugas di Indonesia. Beberapa hal syang menjadi
tugas bank dunia untuk Indonesia pada saat itu antara lain yaitu memimpin Forum CGI. Aggota
CGI (Consultative Group meeting on Indonesia) adalah 33 negara dan lembaga-lembaga donor
yang dikoordinasikan oleh Bank Dunia. CGI  membantu pembangunan di Indonesia dengan cara
memberikan pinjaman uang serta bantuan teknik untuk menciptakan aturan-aturan pasar dan
aktivitas ekonomi liberal. Dalam hal ini, Bank Dunia bertugas menciptakan pasar yang kuat bagi
kepentingan negara-negara dan lembaga donor.
Tugas berikutnya Bank Dunia adalah menyediakan hutang dalam jumlah besar, bekerjasama
dengan Jepang dan ADB (Asian Development Bank). Sebelum memberikan pinjaman, Bank
Dunia menjajaki Indonesia dengan memberikan bantuan teknis untuk identifikasi kebijakan
makroekonomi, kebijakan sektoral yang diperlukan, dan kebutuhan pendanaan yang kritis
Di masa-masa awal pemberian pinjaman. pinjaman yang diberikan oleh Bank Dunia pada saat itu
menggunakan skema IDA atau pinjaman tanpa bunga, dengan jangka waktu pembayaran 35
tahun dengan masa tenggang 10 tahun. Pada masa-masa awal tersebut, dana pinjaman dari Bank
Dunia digunakan untuk pembangunan di bidang pertanian, perhubungan, perindustrian, tenaga
listrik, dan pembangunan sosial. Pada tahun-tahun berikutnya, Indonesia berhasil menunjukkan
performa ekonomi yang memuaskan, dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen
per tahun, jauh lebih besar dari rata-rata pertumbuhan ekonomi negara peminjam yang lain. Oleh
karena itu, sejak akhir dekade 70-an Indonesia sudah mulai memperoleh pinjaman Bank Dunia
yang konvensional atau dengan menggunakan skema IBRD. Berbeda dari periode sebelumnya,
pada dekade 80-an, pinjaman uang Bank Dunia terlihat lebih terarah pada masalah deregulasi
sektor keuangan, selain masih tetap digunakan bagi pengembangan sektor- sektor sebagaimana
yang telah disebutkan sebelumnya.
Dana hutang yang diberikan kepada Indonesia, antara lain dalam bentuk hutang proyek dan
hutang dana segar. Hutang proyek adalah hutang dalam bentuk fasilitas berbelanja barang dan
jasa secara kredit. Namun, sayangnya, hutang ini justru menjadi alat bagi Bank Dunia untuk
memasarkan barang dan jasa dari negara-negara pemegang saham utama, seperti Amerika,
Inggris, Jepang dan lainnya kepada Indonesia. Untuk hutang dana segar bisa dicairkan bila
Indonesia menerima Program Penyesuaian Struktural (SAP). SAP mensyaratkan pemerintah
untuk melakukan perubahan kebijakan yang bentuknya, antara lain: swastanisasi (Privatisasi)
BUMN dan lembaga - lembaga pendidikan, deregulasi dan pembukaan peluang bagi investor
asing untuk memasuki semua sector, pengurangan subsidi kebutuhan- kebutuhan pokok, seperti:
beras, listrik, pupuk dan rokok serta menaikkan tarif telepon dan pos, menaikkan harga bahan
bakar (BBM). Tugas Bank Dunia yang lain adalah mendorong pemerintah Indonesia untuk
melakukan privatisasi dan kebijakan yang memihak pada perusahaan-perusahaan besar.
Selain itu, Bank Dunia memiliki Peran Negatif peran di Indonesia. Setiap tindakan biasanya akan
memiliki kosekuensi yang memiliki dua sisi yang berlainan seperti baik-buruk, untung-rugi,
positif-negatif dan hasil-hasil lainnya. Begitu juga kosekuensi dari kerjasama yang dilakukan
Indonesia dengan Bank Dunia. Peranan yang diberikan bank dunia bagi Indonesia dapat
berdampak baik atau malah berdampak buruk dikemudian harinya. Dampak negative dari peran
bank dunia terlihat dari Besarnya jumlah hutang (yang terus bertambah) membuat pemerintah
juga harus terus mengalokasikan dana APBN untuk membayar hutng dan bunganya.
Besarnya beban utang tidak saja menguras sumber-sumber pendapatan negara, tetapi juga
mengorbankan kepentingan rakyat berupa pemotongan subsidi dan belanja daerah. oleh Karena
itu, meski Bank Dunia memiliki semboyan “working for a world free of  poverty”, namun meski
telah lebih dari 60 tahun beroperasi di Indonesia, angka kemiskinan masih tetap tinggi. Kerugian
yang diderita Indonesia karena menerima pinjaman dari Bank Dunia dapat terjadi di berbagai
bidang, seperti di bidang ekonomi dan politik. Kerugian yang di sebabakan world bank dalam
bidang ekonomi yang terjadi di Indonesia salah satunya adalah kehilangan hasil dari pengilangan
minyak dan penambangan mineral (karena diberikan untuk membayar hutang dan karena proses
pengilangan dan penambangan itu dilakukan oleh perusahaan-perusahaan transnational partner
Bank Dunia). Kemudian jebakan hutang yang semakin membesar, karena mayoritas hutang
diberikan dengan konsesi pembebasan pajak bagi perusahaan- perusahaan AS dan negara donor
lainnya. Hutang yang diberikan akhirnya kembali dinikmati negara donor karena Indonesia harus
membayar biaya konsultasi kepada para pakar asing, yang sebenarnya bisa dilakukan oleh para
ahli Indonesia sendiri. Hutang juga dipakai untuk membiayai penelitian-penelitian yang tidak
bermanfaat bagi Indonesia melalui kerjasama-kerjasama dengan lembaga penelitian dan
universitas-universitas. Bahkan, sebagian hutang dipakai untuk membangun infrastuktur demi
kepentingan perusahaan-perusahaan asing, seperti membangun fasilitas pengeboran di ladang
minyak Caltex atau Exxon Mobil. Pembangunan infrastruktur itu dilakukan bukan di bawah
kontrol pemerintah Indonesia, tetapi langsung dilakukan oleh Caltex dan Exxon.
Sedangkan untuk kerugian dalam bidang politik terjadi karena keterikatan pada hutang membuat
pemerintah menjadi sangat bergantung kepada Bank Dunia dan mempengaruhi keputusan-
keputusan politik yang dibuat pemerintah. Pemerintah harus berkali-kali membuat reformasi
hukum yang sesuai dengan kepentingan Bank Dunia.
Bank Dunia sebagai salah satu organ PBB mendapatkan mandat untuk membantu meningkatkan
kesejahteraan bangsa-bangsa. Namun Bank Dunia malah memfokuskan operasinya pada
penguatan pasar dan keuangan melalui ekspansi ekonomi perusahaan multinasional, dan
membiarkan Indonesia selalu berada dalam jeratan hutang tak berkesudahan.
            Dari Penjelasan di atas dapat kita lihat bahwa bank dunia memegang peranan besar bagi
perkembangan perekonomian Indonesia baik dalam pembangunan maupun pasang surut
perekonomian nasional. Mulai dari pembangunan masa 1970-an hingga di era reformasi yang
menciptakan kebijakan-kebijakan baru, semuanya tidak terlepas dari peran Bank Dunia.

Anda mungkin juga menyukai