Anda di halaman 1dari 47

Tim Nasional Pencegahan Korupsi

Strategi Nasional
Pencegahan Korupsi
(Stranas PK)
2021-2022
FOKUS, TERUKUR, DAN BERDAMPAK
Dasar Hukum
Indonesia meratifikasi Konvensi anti Korupsi PBB (UNCAC) => UU No. 7/2006

Perpres 55/2012 tentang Strategi Nasional Pemberantasan dan


Pencegahan Korupsi

Perpres 54/2018 tentang Strategi Nasional Pencegahan Korupsi

Implementasi Perpres 54/2018 Tentang


SKB No: 01 Tahun 2020 ; No:
115/M.PPN/HK/12/2020 ; No: 356-4666 Tahun
Stranas PK telah memasuki periode
2020 ; No: 7 Tahun 2020 ; No: 03/KSP/12/2020 kedua (2021-2022) dalam pelaksanaan
oleh Pimpinan Timnas PK:
1. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Aksi PK, sejak ditetapkan pada tanggal
2. Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) 20 Juli 2018
3. Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB) (Aksi PK ditetapkan setiap 2 tahun sekali)
4. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas)
5. Kantor Staf Presiden (KSP)
❖Timnas PK berkolaborasi dan
Struktur Organisasi bersinergi tidak hanya dengan
Kementerian, Lembaga, dan
Pemerintah Daerah, namun juga
Presiden RI dengan pemangku kepentingan
lainnya dalam melaksanakan
Aksi Pencegahan Korupsi (Aksi
Tim Nasional PK), seperti organisasi
perwakilan masyarakat (CSO),
mitra pembangunan, akademisi,
dan media
• Koordinasi
• Sinkronisasi
Koordinator Tim Nasional • Evaluasi

Eselon I dari 5 K/L (Timnas)


1. Koordinator
Harian
2. Tenaga Ahli • Pendampingan dan koordinasi rutin
Cegah Korupsi dengan K/L/D
3. Tenaga Ahli Sekretariat Nasional
Monev
• Monitoring dan evaluasi capaian
Tenaga Ahli, Tim Teknis dari 5 K/L, Tim Admin output, outcome, dan dampak
4. Tenaga Ahli
Komunikasi • Komunikasi
5. Tenaga Teknis
Pengukuran Hasil Aksi PK 2021-2022:
Fokus, Terukur, dan Berdampak

Key Activities Aksi PK (outcome)

Fokus:
a. Key Activities adalah Output – 1. Perizinan dan Tata Niaga
Indikator(Target) 2. Keuangan Negara
milestone utama
mencapai output a. Hasil diukur berbasis output 3. Penegakan Hukum dan
Reformasi Birkorasi
b. Daftar Key Activities (indikator utama output
langsung akan kita buka menjadi dasar penilaian)
sejak TW 1 b. Nilai setiap KLD yang
c. Key Activities tidak menjalankan output yang
mendapatkan penilaian sama akan bernilai sama
kuantitatif dengan nilai outputnya
(semangat kolaborasi
sinergi akan terlihat)
Pelaporan dan Penilaian
PELAPORAN PENILAIAN
• K/L/D melapor setiap triwulan • Berbasis OUTPUT, nilai berdasarkan
via aplikasi Jaga Stranas PK pemenuhan INDIKATOR yang
ditetapkan
•Setiap semester, laporan Timnas
disampaikan kepada Presiden RI • K/L/D yang berada pada indikator
yang sama, akan mendapat nilai yang
sama (prinsip Kolaborasi-Sinergi)

TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 5 TW 6 TW 7 TW 8
(B03) (B06) (B09) (B12) (B15) (B18) (B21) (B24)
2021 2021 2021 2021 2022 2022 2022 2022
Aksi PK
2021-2022
Penyusunan Aksi PK 2021-2022

DASAR PENYUSUNAN PROSES PENYUSUNAN

Pemetaan capaian Aksi PK 2019-2020 Pembahasan Tenaga Ahli bersama Tim Teknis,
internal KPK, Timnas, CSO (secara parsial),
Fokus, terukur, dan berdampak pada dan Kementerian/Lembaga tertentu
pencegahan korupsi
Hasilnya dapat dirasakan langsung oleh
masyarakat
Aksi PK 2021-2022 dan Instansi Pelaksana*

Fokus 1 Fokus 2 Fokus 3


3 Aksi PK – 4 Aksi PK – 5 Aksi PK –
8 Output 11 Output 10 Output

*1. Aksi PK = outcome yang akan dicapai selama periode 2021-2022


2. Aksi PK tidak dilaksanakan homogen oleh KLD pelaksana, tergantung tupoksi masing-masing
Penegakan
Perizinan Keuangan Aksi PK 4: Integrasi Hukum dan
dan Tata Negara perencanaan dan Reformasi Aksi PK 8: Penguatan
Niaga Aksi PK 1: Percepatan penganggaran berbasis Birokrasi Tata Laksana di Kawasan
implementasi kebijakan elektronik Pelabuhan
satu peta (One Map) *Ada Pemda sebagai Pelaksana
Aksi PK: 5 Pemprov
*Ada Pemda sebagai Pelaksana Aksi
PK: 5 Pemprov dan 42 Pemkab/Kota)
Aksi PK 9: Penguatan peran Aparat
Aksi PK 5:
Pengawasan Intern Pemerintah
Implementasi e-
(APIP) dalam pengawasan program
Aksi PK 2:Perbaikan tata payment dan e-
pemerintah
kelola impor/ekspor melalui katalog*Ada Pemda
sebagai Pelaksana Aksi PK:
sistem database yang akurat 34 Pemprov
dan mutakhir serta Aksi PK 10:Tersedianya
mekanisme pengawasan Aksi PK 6: Peningkatan Arsitektur SPBE di
melekat di sektor pangan penerimaan negara K/L/Pemda yang mengacu
strategis dan kesehatan melalui pembenahan pada Arsitektur SPBE
Penerimaan Negara Nasional
Bukan Pajak (PNBP) dan
Cukai
Aksi PK 3: Pemanfaatan Aksi PK 11: Penguatan
data Beneficial Aksi PK 7:Pemanfaatan Data sistem penanganan
Ownership (BO) Kependudukan untuk Efektivitas perkara tindak pidana
dan Efisiensi Kebijakan Sektoral
Berbasis NIK
Aksi PK 12: Penguatan
integritas Aparat
Penegak Hukum (APH)
Sinergi dan Kolaborasi: CSO

Penyusunan Aksi
Pendampingan
PK
Fokus dan Aksi PK
mana yang akan
Monev dipilih CSO?

(pengukuran) CSO akan dapat link


akses aplikasi
pelaporan Jaga
Stranas PK

Koordinasi Triwulan
Output
INSTANSI PELAKSANA AKSI PK
Fokus 1: Perizinan dan Tata Niaga (1)
Aksi PK Output Instansi Pelaksana
1. Percepatan implementasi 1. Ditetapkannya kawasan hutan KLHK
kebijakan satu peta (One Map) 100% (di 5 Pemprov Prov. Riau,
Kalteng, Kaltim, Sulbar, Papua )
2. Tersedianya peta digital RDTR • ATR BPN
terintegrasi OSS di 5 provinsi • BKPM
kebijakan satu peta: Pemprov Riau, • 42 Kab/Kota di Pemprov Riau,
Pemprov Kalimantan Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan
Pemprov Kalimantan Tengah, Tengah, Sulawesi Barat, dan
Pemprov Sulawesi Barat, dan Papua
Pemprov Papua
Fokus 1: Perizinan dan Tata Niaga (2)
Aksi PK Output Instansi Pelaksana
1. Percepatan implementasi Terselesaikannya kompilasi dan • 25 Pemkab/Kota di Pemprov
kebijakan satu peta (One Map) integrasi IGT di 4 provinsi piloting: Riau, Papua, Kaltim, Sulbar
Pemprov Riau, Pemprov Kalimantan • 14 Pemkab/Kota di Pemprov
Timur, Pemprov Sulawesi Barat, dan Kalteng
Pemprov Papua • Pemprov Riau, Papua, Kaltim,
Sulbar, Kalteng
• BIG, Kementan, ESDM, KLHK,
ATR BPN, Kemendagri, Kementan
Terintegrasinya (RZWP3K) – RTRW
di 5 provinsi kebijakan satu peta: • 5 Pemprov: Riau, Kaltim,
Pemprov Riau, Pemprov Kalimantan Kalteng, Sulbar, Papua
Timur, Pemprov Kalimantan Tengah, • ATR/BPN
Pemprov Sulawesi Barat, dan • KLHK
Pemprov Papua • KKP
Fokus 1: Perizinan dan Tata Niaga (3)
Aksi PK Output Instansi Pelaksana
2. Perbaikan tata kelola Tersedia dan • Kemendag
impor/ekspor melalui sistem termanfaatkannya data • Kementan
database yang akurat dan ketersediaan nasional, data • Kemenkeu
mutakhir serta mekanisme konsumsi nasional, dan data • Kemenkoek
pengawasan melekat di realisasi import dalam • BPS
sektor pangan strategis dan Indonesia National Single • KSP
kesehatan Window (INSW) pada sektor • Kemenperin
pangan strategis (bawang • KKP
putih, gula, jagung, beras, • Kemenkes
daging, garam) dan • BPOM
kesehatan (alat kesehatan,
vaksin) sebagai basis
pengambilan kebijakan
(INSW)
Fokus 1: Perizinan dan Tata Niaga (4)

Aksi PK Output Instansi Pelaksana


3. Pemanfaatan Data Tersedianya basis data Kumham, ESDM, Kementan,
Beneficial Ownership (BO) penerima manfaat yang KUKM, ATR BPN, KLHK, OJK,
terintegrasi Kemenkeu, Kemendag,
PPATK
Terbukanya akses publik Kumham

Termanfaatkannya data BO Kumham, PPATK, KPK,


bagi APH, perizinan, dan PBJ BKPM, ESDM, Kementan,
ATR BPN, KLHK, LKPP
Fokus 2: Keuangan Negara (1)
Aksi PK Output Instansi Pelaksana
1. Integrasi Perencanaan Berfungsinya koneksi antara Bappenas, Kemenkeu, PANRB, LKPP,
Penganggaran berbasis sistem perencanaan BPKP, Kemendagri, Kominfo, BPPT
Elektronik penganggaran di tingkat pusat

Berfungsinya koneksi antara Kemendagri, Kemenkeu, Bappenas,


sistem perencanaan PANRB, BPKP, LKPP, Pemerintah Provinsi
penganggaran di tingkat Jawa Barat, Pemerintah Provinsi Jawa
daerah Tengah, Pemerintah Provinsi DI
Yogyakarta, Pemerintah Provinsi Jawa
Timur, Pemerintah Provinsi Bali

Berfungsinya koneksi antara Kemenkeu, Kemendagri, Bappenas,


sistem perencanaan PANRB, BPKP, LKPP, BSSN, Kominfo, BPPT,
penganggaran berbasis Pemerintah Provinsi Jawa Barat,
elektronik di tingkat pusat Pemerintah Provinsi Jawa Tengah,
dengan daerah Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta,
Pemerintah Provinsi Jawa Timur,
Pemerintah Provinsi Bali
Fokus 2: Keuangan Negara (2)
Aksi PK Output Instansi Pelaksana
2. Implementasi E-payment dan E-katalog Tersedianya dan digunakannya sistem Kemenkes, Kementan, Kemenhub,
pembayaran secara elektronik untuk KemenPUPR, Kemendikbud, Kemenperin,
pengadaan barang/jasa melalui elektronik KLHK, Kemenhan,Kemenparekraf
katalog s.d Rp200 juta dan toko daring/ Kepolisian Negara, BNPB, Kominfo, BSSN –
Bela Pengadaan Kemenkeu, LKPP, Kemenkomarves,
KUKM,Kemendagri, KUKM Pemprov DKI
Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Bali, Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Kalimantan Timur,
Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, DIY

Bertambahnya pembelanjaan pada 5 34 Pemprov, LKPP


komoditas sesuai kriteria yang telah
ditayangkan di katalog lokal 34 provinsi
(base line data komoditas yang sudah ada:
alat tulis kantor, makan-minum, seragam,
jasa kebersihan dan jasa keamanan)
Fokus 2: Keuangan Negara (3)
Aksi PK Output Instansi Pelaksana
2. Implementasi E-payment dan E-katalog Bertambahnya pembelanjaan secara on Kemendikbud, PUPR, BNPB, Kemenhub,
line (Purchase Order) atas 4 komoditas Kementan, Kemenkes, Kemensos, KLHK,
sesuai kriteria yang telah ditayangkan Kemenpar, Polri, Kemenhan,
pada katalog elektronik sektoral 12 Kemenperin- LKPP
Kementerian/Lembaga

Digunakannya Bela Pengadaan dan/atau Kemenkes, Kementan, Kemenhub, PUPR,


Pengadaan Langsung Secara Elektronik Kemendikbud, Kemenperin, KLHK,
(PLSE) lainnya oleh K/L/Pemda untuk Kemenhan, Kemensos, Kemenpar, Polri,
belanja langsung sampai dengan Rp200 BNPB, LKPP, Provinsi DKI Jakarta, Provinsi
juta Banten, Provinsi Jawa Barat, Provinsi
Jawa Tengah, Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta, Provinsi Jawa Timur, Provinsi
Bali, Provinsi Sumatera Utara, Provinsi
Sumatera Barat, Provinsi Kalimantan
Timur, Provinsi Kalimantan Selatan,
Provinsi Sulawesi Selatan
Fokus 2: Keuangan Negara (4)
Aksi PK Output Instansi Pelaksana
3. Peningkatan Penerimaan Optimalisasi penerimaan Kemenkeu - KKP, KLHK,
Negara Melalui dari PNBP pada K/L tertentu Kemen BUMN, ATR BPN,
Pembenahan Penerimaan dan PNBP Migas Kemenhub, Kepolisian,
Negara Bukan Pajak (PNBP) Kominfo, Kemendikbud,
PUPR, Kumham, ESDM, SKK
Migas

Optimalisasi Penerimaan Kemenkoek, Kemenkeu,


dari Cukai Kemendag, Kemenperin
Fokus 2: Keuangan Negara (5)

Aksi PK Output Instansi Pelaksana


4. Pemanfaatan Data Kependudukan Termanfaatkannya data kependudukan Kemensos, Kemendagri, KUKM, ESDM,
untuk Efektivitas dan Efisiensi Kebijakan untuk pendataan dan penyaluran program PLN, ATR BPN, BPJS Kesehatan, Kementan,
Sektoral Berbasis NIK penanganan covid 19 dan Percepatan BKN, Polri
Pemulihan Ekonomi Nasional

Termanfaatkannya data kependudukan Kemenkeu, Kemendagri, Polri, ATR BPN,


untuk perluasan basis pajak dan Kumham, OJK
optimalisasi penerimaan pajak
Fokus 3: Penegakan Hukum dan Reformasi Birokrasi (1)

Aksi PK Output Instansi Pelaksana


1. Penguatan Tata Laksana di Efektifitas dan Efisiensi Kementerian Perhubungan,
Kawasan Pelabuhan pelayanan pengangkutan , Kementerian Keuangan,
ekspor, impor dan domestik Kementerian Kelautan dan
melalui integrasi sistem Perikanan, Kementerian BUMN,
pelayanan di pelabuhan dengan Kementerian Pertanian,
transparansi dan standarsasi Kementerian Kesehatan,
prosedur layanan (Pelabuhan KemenKumHAM, Kementerian
Tanjung Priok (Jakarta); Perdagangan, Kemenkomarvest
Pelabuhan Tanjung Mas
(Semarang); Pelabuhan Tanjung
Perak (Surabaya); Pelabuhan
Soekarno Hatta (Makassar),
Pelabuhan Batu Ampar (Batam,
Pelabuhan Merak (Banten),
Pelabuhan Semayang (Balik
Papan)
Fokus 3: Penegakan Hukum dan Reformasi Birokrasi (2)

Aksi PK Output Instansi Pelaksana


2. Penguatan Peran Aparat Terpenuhinya kebutuhan APIP PANRB, Kemendagri, BPKP
Pengawasan Intern Pemerintah secara proporsional di
(APIP) dalam pengawasan Kementerian/Lembaga/Pemerin
Program Pembangunan tah Daerah

Penguatan independensi APIP PANRB, Kemendagri, BPKP


melalui evaluasi jabatan untuk
peningkatan kelas jabatan
fungsional APIP
Fokus 3: Penegakan Hukum dan Reformasi Birokrasi (3)

Aksi PK Output Instansi Pelaksana


3. Tersedianya Arsitektur SPBE Tersedianya Arsitektur SPBE di KemenpanRB , Kominfo,
di K/L/Pemda yang mengacu K/L/Pemda yang mengacu pada Kementerian PPN/Bappenas,
pada Arsitektur SPBE Nasional Arsitektur SPBE Nasional BSSN, Kemendagri, Kemenkeu

Tersedianya Peta Rencana SPBE KemenpanRB, Kominfo,


di K/L/Pemda yang mengacu Kementerian PPN/Bappenas,
pada Peta Rencana SPBE Kemendagri, Kemenkeu, BSSN,
Nasional BPPT
Fokus 3: Penegakan Hukum dan Reformasi Birokrasi (4)

Aksi PK Output Instansi Pelaksana


4. Penguatan Sistem Meningkatnya kualitas Polri, MA, Kejagung, Kumham,
Penanganan Perkara Tindak pertukaran data penanganan KPK, Kemenkopolhukam
Pidana perkara yang dipertukarkan
melalui Sistem Penanganan
Perkara Tindak Pidana Secara
Terpadu Berbasis Teknologi
Informasi (SPPT TI)

Meningkatnya pemanfaatan Polri, MA, Kejagung, Kumham,


data penanganan perkara hasil KPK, Kemenkopolhukam
pertukaran data melalui SPPT TI

Menguatnya proses bisnis dan Kominfo, Kejagung, BSSN,


infrastruktur teknologi terkait Kemenkopolhukam
SPPT-TI
Fokus 3: Penegakan Hukum dan Reformasi Birokrasi (5)

Aksi PK Output Instansi Pelaksana


5. Penguatan Integritas Perbaikan sistem Polri, Kejagung, Kemenkeu,
Aparat Penegak Hukum penghargaan bagi APH PANRB
(Kejaksaan dan Kepolisian)
Perbaikan Standar Biaya Polri, Kejagung, Kemenkeu
Khusus (SBK) penanganan
perkara tipikor
Indikator
TARGET – INSTANSI PELAKSANA AKSI PK
Percepatan implementasi kebijakan satu
peta (One Map) (1)
• Penambahan luas PKH di 5 Provinsi: Prov. Riau, Kalteng, Kaltim,
Sulbar, Papua (100% dari 18.056.925 ha)
Ditetapkannya kawasan hutan 100%
• KLHK

• RTRW di 6 Kab/Kota: Bengkalis, Kuantan Singingi, Rokan Hilir, Indragiri Hilir,


Indragiri Hulu, Mahakam Hulu
• RDTR di 42 Kab/Kota: Kampar, Rokan Hilir, Bengkalis, Pelalawan, Indragiri
Tersedianya peta digital RDTR terintegrasi OSS Hulu, Indragiri Hilir, Rokan Hulu, Siak, Kuantan Singingi, Kota Pekanbaru,
di 5 provinsi kebijakan satu peta: Pemprov Riau, Mahakam Hulu, Paser, Kutai Timur, Kutai Barat, Kutai Kertanegara, Berau,
Pemprov Kalimantan Timur, Pemprov Kalimantan Penajam Paser Utara, Bovendigoel, Jayapura, Keerom, Mappi, Merauke,
Mimika, Nabire, Sarmi, Mamuju Tengah, Pasangkayu, Mamuju, Kotawaringin
Tengah, Pemprov Sulawesi Barat, dan Pemprov Timur, Kotawaringin Barat, Kapuas, Barito Selatan, Barito Utara, Sukamara,
Papua Lamandau, Gunung Mas, Seruyan, Katingan, Pulang Pisau, Barito Timur,
Murung Raya, Palangka Raya – ATR BPN, BKPM
• Peta Digital terintegrasi OSS di 42 Kab/Kota – ATR BPN, BKPM
Percepatan implementasi kebijakan satu peta
(One Map) (2)
Terselesaikannya • Integrasi ILOK di 23 Pemerintah Kab/Kota Mahakam Hulu, Kutai
Barat, Kutai Kertanegara, Berau, Penajam Paser Utara, Mamuju
kompilasi dan Tengah, Pasangkayu , Kampar, Rokan Hilir, Bengkalis, Pelalawan,
Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Rokan Hulu, Siak, Kuantan Singingi,
Kota Pekanbaru, Bovendigoel, Jayapura, Mappi, Mimika, Nabire,
integrasi IGT di 4 Sarmi – Pemprov Riau, Papua, Kaltim, Sulbar, BIG, Kementan
• Integrasi IUP di 25 Pemerintah Kab/Kota : Mahakam Hulu, Kutai
provinsi piloting: Barat, Kutai Kertanegara, Berau, Penajam Paser Utara, Mamuju
Tengah, Pasangkayu, Kutai Timur, Kampar, Rokan Hilir, Bengkalis,
Pelalawan, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Rokan Hulu, Siak, Kuantan
Pemprov Riau, Singingi, Kota Pekanbaru Bovendigoel, Jayapura, Mappi, Mimika,
Nabire, Sarmi, Merauke – Pemprov Riau, Papua, Kaltim, Sulbar,

Pemprov Kalimantan BIG, Kementan


• 4 PITTI tersedia – Kemenkoek
• 28 rekomendasi tersedia – Kemenkoek
Timur, Pemprov • Jumlah Tindak lanjut di 328 Lokus di 14 Pemkab/Kota :
Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat, Kapuas, Barito Selatan,
Sulawesi Barat, dan Barito Utara, Sukamara, Lamandau, Gunung Mas, Seruyan,
Katingan, Pulang Pisau, Barito Timur, Murung Raya, Palangka Raya
– Pemprov Kalteng, ESDM, KLHK, ATR BPN, Kemendagri, Kementan
Pemprov Papua
Percepatan implementasi kebijakan satu peta
(One Map) (3)

Terintegrasinya (RZWP3K) –
RTRW di 5 provinsi kebijakan satu
peta: Pemprov Riau, Pemprov
Kalimantan Timur, Pemprov • Dokumen integrasi RTRW-RZ ; Cakupan luas
wilayah integrasi di 5 Provinsi: Riau, Kaltim,
Kalimantan Tengah, Pemprov Kalteng, Sulbar, Papua - ATR/BPN, KLHK, KKP
Sulawesi Barat, dan Pemprov
Papua
Perbaikan tata kelola impor/ekspor melalui sistem database yang akurat dan
mutakhir serta mekanisme pengawasan melekat di sektor pangan strategis dan
kesehatan (INSW) (1)

• Validitas data Ketersediaan (produksi + stok) nasional, kebutuhan


nasional dan data realisasi import untuk komoditas (Data
realisasi import sinkron (tidak melampaui) dengan data
Tersedia dan termanfaatkannya data kebutuhan impor nasional (konsumsi nasional dikurangi data
ketersediaan nasional) – terkonfirmasi Kemenkoek:
ketersediaan nasional, data konsumsi • Bawang Putih (Kemendag, Kementan, Kemenkeu, Kemenkoek,
nasional, dan data realisasi import dalam BPS, KSP)
Indonesia National Single Window • Gula (Kemendag, Kementan, Kemenkeu, Kemenkoek, BPS, KSP)
(INSW) pada sektor pangan strategis • Jagung (Kemendag, Kementan, Kemenkeu, Kemenkoek, BPS, KSP)
(bawang putih, gula, jagung, beras, • Beras (Kemendag, Kementan, Kemenkeu, Kemenkoek, BPS, KSP)
daging, garam) dan kesehatan (alat • Daging (Kemendag, Kementan, Kemenkeu, Kemenkoek, BPS, KSP)
kesehatan, vaksin) sebagai basis • Garam (Kemendag, Kementan, Kemenperin, KKP Kemenkeu,
Kemenkoek, BPS, KSP)
pengambilan kebijakan • Alkes (Kemenkes Kemenkeu, Kemenkoek, KSP)
• Vaksin (Kemenkes Kemenkeu, Kemenkoek, KSP)
Pemanfaatan Data Beneficial Ownership
(BO)
• Penambahan korporasi yang sudah mendeklarasikan BO (100%
Tersedianya basis data penerima dari 1.634.000 korporasi mendeklarasikan BO)
manfaat yang terintegrasi • Kumham, ESDM, Kementan, KUKM, ATR BPN, KLHK, OJK,
Kemenkeu, Kemendag, PPATK

• Penambahan akses layer publik (fitur)(100%)


Terbukanya akses publik • Peningkatan jumlah akses/klik layer publik (30% peningkatan per
triwulan)
• Kumham

• Penambahan akses layer APH (fitur)


• Peningkatan jumlah akses/klik layer APH (10% peningkatan per
triwulan)
Termanfaatkannya data BO bagi APH,
• Jumlah pengajuan izin sektor ekstraktif dan perkebunan (ESDM, ATR
perizinan, dan PBJ BPN, KLHK, Kementan) yang data BO nya diverifikasi oleh pemberi izin
• Integrasi data BO dengan SIKAP
• Kumham, PPATK, KPK, BKPM, ESDM, Kementan, ATR BPN, KLHK, LKPP
Integrasi Perencanaan Penganggaran
berbasis Elektronik (1)
• Keselarasan data dan informasi pada seluruh tahapan mulai
dari perencanaan penganggaran atau penetapan anggaran-
Berfungsinya koneksi antara sistim penatausahaan dan pelaporan di K/L ((1) review keselarasan
perencanaan penganggaran di tingkat Renja-RKP KL (TW2) ; (2) Review Renja -RKA ; (3) Review RKA-
pusat Dipa ; (4) Dipa KL –RUP)
• Bappenas, Kemenkeu, PANRB, LKPP, BPKP, Kemendagri,
Kominfo, BPPT

• Keselarasan data dan informasi pada seluruh tahapan mulai dari


perencanaan penganggaran atau penetapan anggaran-
Berfungsinya koneksi antara sistem penatausahaan dan pelaporan di Pemda ((1) review keselarasan
Renja-RKP KL (TW2) ; (2) Review Renja -RKA ; (3) Review RKA-Dipa ; (4)
perencanaan penganggaran di tingkat Dipa KL –RUP)
daerah • Kemendagri, Kemenkeu, Bappenas, PANRB, BPKP, LKPP, Pemerintah
Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah
Provinsi DI Yogyakarta, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah
Provinsi Bali
Integrasi Perencanaan Penganggaran
berbasis Elektronik (2)
• Keselarasan data dan informasi yang
disampaikan dan digunakan oleh K/L dan
Pemda dalam seluruh tahapan perencanaan
penganggaran ((1) review keselarasan Renja-
RKP KL (TW2) ; (2) Review Renja -RKA ; (3)
Berfungsinya koneksi antara sistem Review RKA-Dipa ; (4) Dipa KL –RUP)
perencanaan penganggaran berbasis
elektronik di tingkat pusat dengan • Kemenkeu, Kemendagri, Bappenas, PANRB,
daerah BPKP, LKPP, BSSN, Kominfo, BPPT, Pemerintah
Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah, Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta,
Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah
Provinsi Bali
Peningkatan Penerimaan Negara Melalui
Pembenahan Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) dan Cukai (1)
Optimalisasi • Tercapainya Realisasi PNBP Sesuai Target yang
Telah Ditetapkan Dalam APBN (Kemenkeu - KKP,
penerimaan KLHK, Kemen BUMN, ATR BPN, Kemenhub,
Kepolisian, Kominfo, Kemendikbud, PUPR,
Kumham)
dari PNBP pada • Tercapainya Realisasi PNBP Migas Sesuai Target
yang Telah Ditetapkan Dalam APBN (Kemenkeu-
K/L tertentu ESDM)
• Meningkatnya Akuntabilitas pencatatan PNBP
dan PNBP Migas dengan menurunkan diskrepansi dalam
perhitungan penerimaan PNBP Migas (QA)

Migas (ESDM, SKK Migas, Kemenkeu)


Peningkatan Penerimaan Negara Melalui
Pembenahan Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) dan Cukai(2)

• Realisasi penerimaan cukai


sesuai perhitungan potensi
Optimalisasi penerimaan cukai (HT, MMEA,
EA) (Kemenkoek , Kemenkeu)
Penerimaan • Penurunan peredaran produk
dari Cukai cukai illegal (HT, MMEA, EA)
(Kemenkeu, Kemenperin,
Kemendag)
Peningkatan Penerimaan Negara Melalui
Pembenahan Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) dan Cukai(2)

• Realisasi penerimaan cukai


sesuai perhitungan potensi
Optimalisasi penerimaan cukai (HT, MMEA,
EA) (Kemenkoek , Kemenkeu)
Penerimaan • Penurunan peredaran produk
dari Cukai cukai illegal (HT, MMEA, EA)
(Kemenkeu, Kemenperin,
Kemendag)
Implementasi E-payment dan E-katalog
(1)
Tersedianya dan • Regulasi tentang sistem pembayaran secara elektronik untuk
digunakannya sistem pengadaan barang dan jasa melalui elektronik katalog s.d. Rp200 juta
dan toko daring/Bela Pengadaan (100% di 12 KL dan 13 Pemprov)-
LKPP, Kemenkeu, Kemendagri, Kominfo, BSSN
pembayaran secara • Jumlah pembayaran secara elektronik untuk pengadaan barang dan
jasa melalui katalog elektronik s.d Rp200 jt dan toko daring/ bela
elektronik untuk pengadaan (100% di 12 KL dan 13 Pemprov):
• -13 K/L pelaksana : Kemenkes, Kementan, Kemenhub, KemenPUPR,
pengadaan barang/jasa Kemendikbud, Kemenperin, KLHK, Kemenhan,Kemenparekraf
Kepolisian Negara, BNPB, Kominfo, BSSN – Kemenkeu, LKPP,
melalui elektronik Kemenkomarves, KUKM
• - 12 Provinsi pelaksana : DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Bali, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kalimantan Timur,
katalog s.d Rp200 juta Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, DIY-LKPP, Kemenkeu,
Kemendagri, KUKM
dan toko daring/ Bela
Pengadaan
Implementasi E-payment dan E-katalog
(2)
Bertambahnya • Jumlah Pemerintah Provinsi yang menjadi pengelola katalog lokal
pembelanjaan pada 5 (100% di Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Lampung, Maluku,
Kalimantan Barat, Kepulauan Riau,Papua, Papua Barat, Jambi dan
komoditas sesuai kriteria Banten) – LKPP
• Jumlah komoditas yang ditayangkan pada katalog lokal 34 provinsi:
yang telah ditayangkan di • a). Ditayangkannya minimal 5 komoditas pada katalog lokal ( 23
Provinsi: Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur,
katalog lokal 34 provinsi Kalimantan Tengah, Sumatera Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan
Selatan, Lampung, Sumatera Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara,
Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Maluku, Kepuluan Riau, Sulawesi
(base line data komoditas Tenggara, Bengkulu, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua Barat, Papua,
Jambi, Banten) - LKPP
yang sudah ada: alat tulis • b). Penambahan minimal 3 dari 5 komoditas wajib bagi Provinsi yang
sudah menayangkan komoditas (11 Provinsi: DKI Jakarta, Kep Bangka
kantor, makan-minum, Belitung, Jawa Tengah, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Bali, Jawa Timur,
Aceh, Gorontalo, NTB, Riau) – LKPP
seragam, jasa kebersihan • Jumlah pembelanjaan secara online (purchase order) pada katalog
lokal masing-masing provinsi (100 % di 34 Pemprov) - LKPP
dan jasa keamanan)
Implementasi E-payment dan E-katalog
(3)
Bertambahnya • Jumlah Kementerian/Lembaga yang menjadi pengelola
katalog sektoral (100% di 5 KL: KLHK, Kemenhan, POLRI,
pembelanjaan secara Kementerian Sosial, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif) – LKPP
on line (Purchase
Order) atas 4 komoditas • Jumlah pembelanjaan secara online (purchase order) pada
katalog sektoral masing-masing Kementerian/Lembaga
sesuai kriteria yang (100% di 12 KL: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
telah ditayangkan pada Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Kementerian
Perhubungan, Kementerian Pertanian, Kementerian
katalog elektronik Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
sektoral 12 Kreatiif, POLRI, Kementerian Pertahanan, Kementerian
Perindustrian - LKPP
Kementerian/Lembaga
Implementasi E-payment dan E-katalog
(4)
Digunakannya Bela • Jumlah penggunaan Bela Pengadaan dan/atau Pengadaan
Pengadaan dan/atau Langsung Secara Elektronik (PLSE) oleh K/L/Pemda (100% di:
• 12 KL (Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian,
Pengadaan Langsung Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPR, Kementerian
Dikbud, Kementerian Perindustrian, Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pertahanan, Kementerian
Secara Elektronik Sosial, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kepolisian
Negara, Badan Nasional Penangggulangan Bencana (BNPB) - LKPP
(PLSE) lainnya oleh • 12 Pemprov: (Provinsi DKI Jakarta*, Provinsi Banten, Provinsi
Jawa Barat*, Provinsi Jawa Tengah*, Provinsi Daerah Istimewa
K/L/Pemda untuk Yogyakarta, Provinsi Jawa Timur*, Provinsi Bali*, Provinsi
Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Kalimantan
belanja langsung Timur, Provinsi Kalimantan Selatan, Provinsi Sulawesi Selatan* ) -
LKPP
sampai dengan Rp200
juta
Pemanfaatan Data Kependudukan untuk
Efektivitas dan Efisiensi Kebijakan Sektoral
Berbasis NIK (1)

Termanfaatkannya • 1). Jumlah penerima Bansos (PKH, BPNT, BST) – 2). Jumlah
penerima bantuan produktif usaha mikro – 3). Jumlah
data kependudukan penerima subsidi listrik PADAN NIK
• Kemensos, Kemendagri, KUKM, ESDM, PLN

untuk pendataan dan • 1). Jumlah penerima PKH, BPNT – 2). Jumlah penerima

penyaluran program subsidi listrik – 3). Jumlah PBI JKN PADAN DTKS ; 4). Jumlah
penebus subsidi pupuk gunakan kartu tani – 5). Jumlah data
PNS – 6). Jumlah data kepemilikan properti – 7). Jumlah data
penanganan covid 19 kepemilikan kendaraan sebagai PENAPIS PENERIMA BANSOS
• Kemensos, Kemendagri, ESDM, PLN, ATR BPN, BPJS Kesehatan,
dan Percepatan Kementan, BKN, Polri

Pemulihan Ekonomi • 1). Interoperabilitas data penerima bansos - 2). Data


penerima vaksin – 3). Data penerima subsidi listrik - 4). Data
Nasional penerima PBI JKN – 5). Data penerima BPUM – 6). Data
penerima subsidi pupuk dengan DATA KEPENDUDUKAN
• Kemensos, Kemendagri, Kemenkes, ESDM, PLN, BPJS
Kesehatan, KUKM, Kementan
Pemanfaatan Data Kependudukan untuk
Efektivitas dan Efisiensi Kebijakan Sektoral
Berbasis NIK (2)

Termanfaatkannya • Jumlah wajib pajak hasil analisa integrasi


data pelayanan publik berbasis NIK (100%
data jumlah wajib pajak berdasarkan hasil
analisa K/L terkait di daerah Jabar,Jatim,
kependudukan Jateng dan DKI Jakarta, DIY, Sumatera
Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan
untuk perluasan Timur) - Interoperabilitas data
kependudukan dengan data wajib pajak
basis pajak dan • Jumlah penerimaan pajak hasil analisa
optimalisasi intensifikasi dan ekstensifikasi pajak
• Kemenkeu, Kemendagri, Polri, ATR BPN,
penerimaan pajak Kumham, OJK
Penguatan Tata Laksana di Kawasan
Pelabuhan
Efektifitas dan Efisiensi • Ditetapkan pemetaan proses bisnis untuk semua layanan di
pelabuhan (100% pemetaan probis di 8 Pelabuhan: Pelabuhan
pelayanan Belawan (Medan); Pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta); Pelabuhan
Tanjung Mas (Semarang); Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya);
pengangkutan , ekspor, Pelabuhan Soekarno Hatta (Makassar), Pelabuhan Batu Ampar
(Batam, Pelabuhan Merak (Banten), Pelabuhan Semayang (Balik
impor dan domestik Papan) - Kementerian Perhubungan, Kementerian Keuangan,
Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian BUMN,
melalui integrasi sistem Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan, KemenKumHAM,
Kementerian Perdagangan
• Penurunan waktu dan biaya logistik di 5 pelabuhan utama:
pelayanan di pelabuhan Pelabuhan Belawan (Medan); Pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta);
Pelabuhan Tanjung Mas (Semarang); Pelabuhan Tanjung Perak
dengan transparansi (Surabaya); Pelabuhan Soekarno Hatta (Makassar)- Kemenkeu,
Kemenkomarvest, Kemenhub, Kementerian Kelautan dan Perikanan,
dan standarsasi Kementerian BUMN, Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan,
KemenKumHAM, Kementerian Perdagangan
prosedur layanan
Penguatan Peran Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah (APIP) dalam pengawasan
Program Pembangunan
• Daftar kebutuhan nasional JF PPUPD berdasarkan pedoman yang disusun
Terpenuhinya kebutuhan APIP secara • Jumlah SDM PPUPD yang terpenuhi sesuai usulan (100% kebutuhan SDM
PPUPD terpenuhi minimal 50% dari usulan kebutuhan (per tahun))
proporsional di • Daftar kebutuhan nasional JFA berdasarkan pedoman yang disusun
Kementerian/Lembaga/Pemerintah • Jumlah SDM Auditor yang terpenuhi sesuai usulan (100% Kebutuhan SDM
Daerah Auditor terpenuhi minimal 50 % dari usulan kebutuhan (per tahun))
• Kemendagri, PANRB, BPKP

• Pengusulan penetapan kelas jabatan fungsional PPUPD oleh instansi


Penguatan independensi APIP pembina ke Kemenpan RB
• Penetapan kelas jabatan fungsional PPUPD
melalui evaluasi jabatan untuk • Pengusulan penetapan kelas jabatan fungsional auditor oleh instansi
peningkatan kelas jabatan fungsional pembina ke Kemenpan RB
APIP • Kemendagri, PANRB, BPKP
Percepatan Implementasi SPBE
Tersedianya Arsitektur • Ditetapkannya Perpres tentang Arsitektur SPBE
• Jumlah K/L/D yang memiliki Arsitektur SPBE yang mengacu pada
SPBE di K/L/Pemda yang Arsitektur SPBE Nasional: 10 K/L (B21) ; 50 Pemda (B21)
• KemenpanRB , Kominfo, Kementerian PPN/Bappenas, BSSN,
mengacu pada Arsitektur Kemendagri, Kemenkeu
SPBE Nasional

Tersedianya Peta Rencana • Ditetapkannya PermenPANRB tentang Peta Rencana SPBE


Nasional
SPBE di K/L/Pemda yang • Jumlah K/L/D yang memiliki Peta Rencana SPBE yang mengacu
pada Peta Rencana SPBE Nasional: 10 K/L (B21) ; 50 Pemda (B21)
mengacu pada Peta • KemenpanRB, Kominfo, Kementerian PPN/Bappenas, Kemendagri,
Rencana SPBE Nasional Kemenkeu, BSSN, BPPT
Penguatan Sistem Penanganan Perkara
Tindak Pidana
Meningkatnya kualitas pertukaran data • Satker Polri, MA, Kejagung, Kumham di 212 Wilayah Implementasi serta
penanganan perkara yang dipertukarkan melalui Satker KPK telah mengirimkan data penanganan perkara yang sesuai
Sistem Penanganan Perkara Tindak Pidana dengan Pedoman Pertukaran Data yang berlaku
Secara Terpadu Berbasis Teknologi Informasi • Polri, MA, Kejagung, Kumham, KPK, Kemenkopolhukam
(SPPT TI)

• Satker Polri, MA, Kejagung, Kumham di 212 Wilayah Implementasi serta


Meningkatnya pemanfaatan data penanganan Satker KPK telah menerima dan memanfaatkan data hasil pertukaran
perkara hasil pertukaran data melalui SPPT TI data dalam tahapan penyelesaian perkara
• Polri, MA, Kejagung, Kumham, KPK, Kemenkopolhukam

• Sistem pertukaran dan pemanfaatan data bisa berfungsi dan beroperasi


Menguatnya proses bisnis dan infrastruktur dengan baik – Kominfo, Kejagung, BSSN, Kemenkopolhukam
teknologi terkait SPPT-TI • Tersedianya sistem database BNN untuk SPPT-TI – BNN,
Kemenkopolhukam
Penguatan Integritas Aparat Penegak
Hukum
Perbaikan sistem • Standar remunerasi bagi APH yang menangani
perkara tipikor
penghargaan bagi APH • Perbaikan pola karir APH yang prestatif dalam
(Kejaksaan dan menangani perkara tipikor
• Polri, Kejagung, Kemenkeu, PANRB
Kepolisian)

Perbaikan Standar Biaya • Standar biaya penanganan perkara tipikor lintas APH
• Polri, Kejagung, Kemenkeu
Khusus (SBK)
penanganan perkara
tipikor

Anda mungkin juga menyukai