Pasien II
Pasien mengatakan sakit yang dialami akan sembuh. Pasien
berusaha menjalani pengobatan dengan sebaik mungkin dan
melakukan hal yang dianjurkan tenaga kesehatan agar cepat
sembuh.
2) Pola Nutrisi dan Metabolik
Pasien I
Sebelum sakit : frekuensi makan 3x sehari, nafsu makan
baik, makan habis satu porsi, jenis makanan nasi, sayur, lauk. Saat
sakit : frekuensi makan 3x sehari, pasien hanya menghabiskan ½
porsi makanan, jenis makanan nasi, sayur, lauk.
Minum :
Sebelum sakit : pasien minum 6-7 gelas per hari, jenis
minuman air putih dan teh. Selama sakit pasien minum 4-5 gelas
per hari, jenis minuman air putih dan teh.
Pasien II
Sebelum sakit : frekuensi makan 3x sehari, nafsu makan
baik, makan habis satu porsi, jenis makanan nasi, sayur, lauk. Saat
Sakit : frekuensi makan 3x sehari, makan habis satu porsi, jenis
makanan bubur, lauk dan sayuran.
Minum: pasien minum 6-7 gelas per hari, jenis minuman air
putih. Selama sakit pasien minum 5-7 gelas per hari, jenis
minuman air putih dan teh.
3) Pola Eliminasi
Pasien I
Eliminasi BAK dan BAB sebelum pasien sakit yaitu BAB
1-2 x sehari dengan padat, warna kuning, bau khas feses. Pasien
mengatakan BAK 5-6 x sehari, berwana kuning jernih, bau khas
urin. Saat sakit BAB 1 x sehari dengan padat, warna kuning, bau
khas feses. BAK ± 6-7 x sehari, benvana kuning jernih, bau khas
urin
Pasien II
Eliminasi BAK dan BAB sebelum pasien sakit yaitu BAB
1-2x sehari dengan konsistensi padat, warna kuning, bau khas
feses. Pasien mengatakan BAK 6-7 x sehari, berwana kuning
jernih, bau khas urin. Saat sakit BAB 1 x sehari dengan padat,
warna kuning, bau khas feses. BAK 6-7 x sehari, berwana kuning
jernih, bau khas urin
4) Pola Aktifitas dan Latihan
Pasien I
Sebelum sakit pasien merupakan Buruh, setiap hari pasien
melakukan aktivitas secara mandiri, makan. mandi, berangkat kerja
dan lain-lain. Saat sakit pasien mengatakan aktivitas pasien masih
dibantu orang lain seperti makan dan mandi. Pasien tampak
bedrest.
Pasien II
Sebelum sakit pasien merupakan pelajar, setiap hari pasien
melakukan aktivitas secara mandiri, makan. mandi, berangkat
sekolah dll. Saat sakit pasien mengatakan aktivitas pasien masih
dibantu orang lain seperti makan dan mandi Pasien tampak bedrest.
5) Pola Istirahat dan Tidur
Pasien I
Sebelum sakit, pasien mengatakan tidur kurang lebih 7-8
jam sehari. Kualitas tidur nyenyak.
Pasien mengatakan tidak memiliki kebiasaan khusus menjelang
akan tidur. Saat sakit pasien mengatakan tidur kurang lebih 6-7 jam
sehari.
Pasien II
Sebelum sakit, pasien mengatakan tidur kurang lebih 7-8
jam sehari. Kualitas tidur nyenyak. Pasien mengatakan tidak
memiliki kebiasaan khusus menjelang akan tidur. Saat sakit pasien
mengatakan tidur kurang lebih 6-7 jam sehari.
3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan disusun pada tanggal 11 Maret 2019 (pasien I) dan 14
Maret 2019 (pasien II) dengan diagnosa Hipertermi berhubungan dengan
proses penyakit. Tujuan yang ingin dicapai penulis yaitu suhu dalam
rentang normal setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan pusing berkurang dan suhu dalam rentang normal dengan
kriteria hasil : tanda-tanda vital dalam rentang normal, tidak ada pusing
dan perubahan pada warna kulit.
Tujuan dan kriteria hasil yang telah disusun penulis sesuai dengan
Nanda NIC NOC dengan intervensi keperawatan yang dilakukan pada Nn.
S dan Sdr. S adalah monitor suhu minimal tiap 2 jam, monitor tanda-tanda
vital, kompres pasien dibagian dahi, lipat paha atau axila, tingkatkan
intake cairan dan nutrisi. dan anjurkan untuk istirahat total.
Monitor suhu dan monitor tanda-tanda vital berguna dalam
pengawasan suhu tubuh dan kemajuan penyembuhan. Kompres hangat
memberikan rasa hangat untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman,
mengurangi atau membebaskan rasa sakit di kepala, mengurangi atau
mencegah spasme otot dan memberikan rasa hangat pada daerah tertentu.
Meningkatkan intake cairan dan nutrisi sangat penting untuk
membantu kesembuhan pasien, meningkatkan istirahat dan mengurangi
aktivitas. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberikan theraphy obat.
4. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan tindakan keperawatan dimulai dari tanggal 11 Maret
2019 sampai 13 Maret 2019 (pasien I) 14 Maret 2019 sampai 16 Maret
2019 (pasien II). Tindakan keperawatan penulis laksanakan untuk
mengatasi hipertermi pada Nn. S dan Sdr. S adalah melakukan monitor
suhu minimal tiap 2 jam, monitor tanda-tanda vital, kompres pasien
dibagian dahi, lipat paha atau axila, tingkatkan intake cairan dan nutrisi,
dan anjurkan untuk istirahat total.
Pelaksanaan tindakan keperawatan yang penulis lakukan sudah
sejalan dengan perencanaan yang telah dibuat. Penulis melaksanakan
tindakan keperawatan monitor suhu minimal tiap 2 jam, monitor tanda-
tanda vital, kompres pasien dibagian dahi, lipat paha atau axila, tingkatkan
intake cairan dan nutrisi, dan anjurkan untuk istirahat total. Kemudian
penulis menganjurkan pasien melakukan relaksasi nafas dalam setelah
penulis mengajarkan cara melakukannya. Hal ini dikarenakan untuk
mengurangi rasa sakit di kepala, pasien telah memahami dan hafal cara
melakukan relaksasi nafas dalam. Penulis tidak perlu mengajarkan
relaksasi nafas dalam kembali.
Pelaksanaan tindakan keperawatan mengajarkan teknik relaksasi
nafas dalam direspon oleh pasien dengan pasien dapat menerima tindakan
keperawatan yang telah diajarkan dan menerapkannya.
Tindakan keperawatan yang dilaksanakan penulis untuk mengatasi
hipertermi adalah dengan kompres hangat, menganjurkan untuk istirahat
total dan tingkatkan intake nutrisi.
Penulis juga melaksanakan tindakan keperawatan untuk mengatasi
hipertermi yaitu berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian theraphy
obat. Obat yang diberikan adalah obat analgetik dan antipiretik untuk
menurunkan panas seperti paracetamol dengan dosis 3x1 500 mg.
Pemberian obat dilakukan sesuai dengan jam pemberian. Dalam
pemberian obat ini selama 24 jam pertama pasien sudah menunjukan
penurunan suhu. Respon pasien dalam 24 jam kedua yaitu pasien
mengatakan pusing sudah berkurang dan lebih nyaman dari kemarin. Pada
24 jam ketiga suhu pasien berkurang dan sesuai dengan kriteria basil yang
ditetapkan. Ditunjukan dengan respon pasien, pasien mengatakan pusing
sudah berkurang, suhu 36,9°C (pasien 1) dan 36,7°C (pasien 2) lebih
nyaman dari kemarin dan bisa jalan dengan leluasa karena pusing
berkurang. Penurunan suhu pada pasien sesuai dengan rencana
keperawatan dan terjadi peningkatan kenyamanan. Hal ini dikarenakan
motivasi pasien yang besar untuk sembuh. Pasien juga melaksanakan
manajemen nyeri dengan baik salah satunya yaitu melakukan relaksasi
nafas dalam ketika pusing/sakit kepala muncul.
Data tersebut mendukung tercapainya tujuan sesuai dengan rencana
keperawatan. Tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah Hipertermi
berhubungan dengan proses penyakit telah penulis lakukan dari tanggal 11
Maret 2019 sampai 13 Maret 2019 (pasien I) 14 Maret 2019 sampai 16
Maret 2019 (pasien II) sesuai dengan perencanaan yang telah penulis buat
pada tanggal 11 Maret 2019 (pasien I) dan 14 Maret 2019 (pasien II).
Motivasi yang besar pada din pasien untuk sembuh serta kooperatifnya
pasien dan keluarga yang berespon baik terhadap pelaksanaan
keperawatan sehingga tindakan keperawatan dapat dilakukan tanpa adanya
hambatan dan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
5. Evaluasi Keperawatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam dan
tanggal 11 Maret 2019 sampai 13 Maret 2019 (pasien I) dan 14 Maret
2019 sampai 17 Maret 2019 (pasien II), maka pada tanggal 13 Maret 2019
(pasien I) dan 16 Maret 2019 (pasien II) dilakukan evaluasi dari tindakan
keperawatan Hipertermi pada pasien dengan Thypus Abdominalis adalah
suhu dalam rentang normal, melaporkan bahwa pusing berkurang,
menyatakan tidak lemas lagi.
Evaluasi akhir mengenai asuhan keperawatan Hipertermi
berhubungan dengan proses penyakit pada Nn. S dan Sdr. S dilakukan
pada tanggal 13 Maret (pasien I) dan 16 Maret 2019 (pasien II) didapatkan
data subyektif pasien mengatakan pusing berkurang, suhu dalam rentang
normal dan lebih nyaman dari kemarin. Data obyektif pasien 1 suhu
36,9°C, pasien 2 suhu 36,7°C. Analisis masalah, masalah hipertermi
teratasi (pasien melaporkan bahwa pusing berkurang). Planing untuk
pasien yaitu pertahankan intervensi, anjurkan pasien meningkatkan
istirahat total dan meningkatkan intake cairan dan nutrisi, anjurkan pasien
minum obat secara rutin sesuai dosis yang diberikan. Masalah suhu dan
pusing teratasi, hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh
NANDA NIC NOC.