Anda di halaman 1dari 8

KINERJA KOPERASI INDONESIA

Disusun Oleh :
Kelompok 1

1. Ni Kadek Risna (15/1902622010272)


2. Luh Heni Andriani (27/1902622010284)
3. Ni Luh Pande Diah Purnami (28/1902622010285)

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PEMBAHASAN
1. PEMBANGUNAN KOPERASI DAN PERUNDANG-UNDANGAN
DPR mengadakan sidang paripurna untuk membahas pergantian UU Koperasi No.25
tahun 1992 menjadi UU No.17 tahun 2012. Dalam rapat tersebut Mentri koperasi dan
UKM yang saat itu Syarifuddin hasan mendorong percepatan realisasi atau revisi
Undang – Undang No.25 tahun 1992 dengan dasar pengembangan dan pemberdayaan
koperasi nasional dalam kebiakan pemerintah selayaknya mencerminkan nilai dan
prinsip perkoperasian sebagai wadah usaha bersama untuk memenuhi aspirasi dan
kebutuhan para anggotanya.
Ada enam substansi penting yang harus disosialisasikan kepada masyarakat dan gerakan
koperasi yang dirumuskan bersama antara Kementerian Koperasi dan UKM,
Kementerian Hukum Dan Ham serta Dewan Perwakilan Rakyat.
Pertama, nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang tertuang di dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, menjadi dasar penyelarasan bagi rumusan
nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi, sesuai dengan hasil kongres International
Cooperative Alliance (ICA).
Kedua, untuk mempertegas legalitas koperasi sebagai badan hukum, maka pendirian
koperasi ha-rus melalui akta otentik. Pemberian status dan pengesahan perubahan
anggaran dasar merupakan wewenang dan tanggungjawab Menteri.
Ketiga, dalam hal permodalan dan selisih hasil usaha, telah disepakati rumusan modal
awal Koperasi, serta penyisihan dan pembagian cadangan modal. Modal Koperasi terdiri
dari setoran pokok dan sertifikat modal koperasi sebagai modal awal.
Keempat, ketentuan mengenai Koperasi Simpan Pinjam (KSP) mencakup pengelolaan
maupun penjaminannya. KSP ke depan hanya dapat menghimpun simpanan dan
menyalurkan pinjaman kepada anggota.
Kelima, pengawasan dan pemeriksaan terhadap koperasi akan lebih diintensifkan.
Dalam kaitan ini pemerintah juga diamanatkan untuk membentuk Lembaga Pengawas
Koperasi Simpan Pinjam (LP-KSP) yang bertanggung jawab kepada Menteri melalui
peraturan pemerintah.
Keenam, dalam rangka pemberdayaan koperasi, gerakan koperasi didorong membentuk
suatu lembaga yang mandiri dengan menghimpun iuran dari anggota serta membentuk
dana pembangunan, sehingga pada suatu saat nanti. Dewan Koperasi Indonesia
(DEKOPIN) akan dapat sejajar dengan organisasi Koperasi di negara-negara lain, yang
mandiri dapat membantu Koperasi dan anggotanya.
 Pada tahun 1949, pemerinah Indonesia mengganti UU No. 91 tahun 1927 dengan
UU No. 179 tahun 1949 yang pada dasarnya adalah penerjemahan UU No. 21
tahun 1927
 Pada tahun 1958, pemerintah mengeluarkan UU No. 79 tahun 1958 dan mencabut
UU No. 179 tahun 1949. UU No. 79 ini adalah UU yang dibuat berdasarkan
UUDS pasal 38 (kemudian menjadi UUD 1945 pasal 33)
 Setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 pemerintah mengeluarkan PP No. 60 tahun
1959 untuk menyesuaikan fungsi UU No. 79 tahun 1958 dengan haluan
pemerintah dalam rangka melaksanakan demokrasi ekonomi terpimpin
 Pada tahun 1965, pemerintah mengganti PP No. 60 1959 dengan UU No. 14
tahun 1965. UU baru ini sangat dipengaruhi oleh konsep komunisme. Hal ini
tampak dari konsepsi dan aktivitas koperasi yang harus mencerminkan gotong
royong berporos NASAKOM. UU No. 14 tahun 1965 hanya bertahan dua bulan
karena setelah itu terjadi peristiwa G-30S/PKI dan lahirnya Orde Baru
 Setelah dua tahun koperasi dikembangkan tanpa Undang-Undang karena
pengganti Undang-Undang yang lama belum ada, makan pada tahun 1967
pemerintah mengeluarkan UU No. 12 tahun 1967 tentang pokok-pokok
perkoperasian. Pada tahun 1992 pemerintah mencabut UU No. 12 tahun 1967
karena dianggap sudah tidak relevan lagi. Kemudia pemerintah mengeluarkan
UU No. 25 tahun 1992 tentang pekoperasian yang berlaku hingga sekarang.
UU nomor 25 tahun 1992 berisi:
 Bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan
usaha berperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan
makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam tata
perekonomian nasional yang disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi
 Bahwa koperasi perlu lebih membangun dirinya dan dibangun menjadi kuat dan
mandiri berdasarkan prinsip koperasi sehingga mampu berperan sebagai
sokoguru perekonomian nasional
 Bahwa pembangunan koperasi merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah
dan seluruh rakyat
 Bahwa untuk mewujudkan hal-hal tersebut dan untuk menyelaraskan dengan
perkembangan keadaan , perlu mengatur kembali ketentuan tentang
perkoperasian dalam suatu Undang-Undang sebagai pengganti Undang-Undang
nomor 12 tahun 1967 tentang pokok-pokok perkoperasian

2. TANTANGAN, KENDALA, DAN PELUANG DALAM PEMBANGUNAN


EKONOMI
Dengan adanya globalisasi dan perkembangan kemajuan teknologi dan informasi
membawa dampak bagi persaingan dunia usaha. Agar usaha koperasi dapat bertahan
maka koperasi harus dapat menganalisis tantangan, kendala, dan peluang yang ada untuk
merumuskan langkah-langkah yang harus ditempuh.
Tantangan Koperasi sebenarnya memiliki ruang gerak dan kesempatan usaha yang luas
terutama dalam hal yang menyangkut kepentingan kehidupan ekonomi rakyat. Namun
pada kenyataannya, koperasi masih menghadapi beberapa hambatan struktural dan
sistem untuk dapat berfungsi dan berperan dalam memperkukuh perekonomian nasional.
Dengan demikian yang menjadi tantangan bagi koperasi adalah mewujudkan koperasi,
baik sebagai badan usaha maupun sebagai gerakan ekonomi rakyat agar mampu berperan
secara nyata dalam kegiatan ekonomi rakyat.
Kendala Koperasi Untuk menjawab tantangan di atas, koperasi harus menyadari adanya
kendala yang dihadapi koperasi. Kendala-kendala tersebut dapat dilihat dari sisi internal
dan eksternal koperasi.
Kendala Internal
- Rendahnya kualitas sumber daya manusia yang tercermin dari kurang
berkembangnya kewirausahaan; lemahnya daya inovasi dan kreativitas;
rendahnya disiplin; tidak adanya etos kerja, dan profesionalisme.
- Terbatasnya akses terhadap bahan baku, permodalan, teknologi, informasi, pasar
produk, lokasi usaha, jaringan kerja, dan kemitraan.
- Rendahnya partisipasi anggota koperasi dalam kegiatan usaha koperasi.

Kendala Eksternal
- Terbatasnya sarana dan prasarana penunjang dengan persebaran yang kurang
merata.
- Iklim usaha yang belum sepenuhnya memberikan dukungan terhadap
pengembangan koperasi.
- Belum lengkapnya kelembagaan pemberdayaan koperasi.
- Belum tegaknya pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang mengatur
persaingan sehat dan adil.
- Belum mantapnya pembinaan usaha nasional baik antarsektor dan antargolongan
ekonomi maupun antardaerah. Dalam menghadapi kendala baik internal maupun
eksternal, membutuhkan kerja keras dari pemerintah (instansi terkait, dinas
koperasi/departemen teknis, dan sebagainya) terlebih dari internal koperasi
sendiri harus berusaha dengan keras mengatasi kendala tersebut.

Peluang Koperasi Koperasi dalam kegiatan usahanya di masa mendatang diharapkan


mampu memanfaatkan peluang usaha baru. Berikut ini peluang usaha yang diharapkan.
• Adanya UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian memberikan peluang bagi
koperasi agar dapat tumbuh dan berkembang agar menjadi lebih kuat dan
mandiri.
• Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi menciptakan peluang bagi
berkembangnya usaha koperasi di masa depan.
• Terbukanya perekonomian dunia memberikan peluang bagi koperasi, yaitu makin
terbukanya pasar internasional bagi hasil produksi koperasi dan makin
terbukanya perekonomian kesempatan kerja sama internasional antara gerakan
koperasi di berbagai bidang.
• Adanya perubahan struktur perekonomian nasional dari sektor pertanian ke sektor
industri dan jasa menciptakan peluang usaha terutama bidang agrobisnis,
agroindustri, kerajinan industri, dan sebagainya.
3. ARAHAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KOPERASI
Garis-garis besar haluan negara 1993 menetapkan bahwa sasaran koperasi dalam
pembangunan jangka panjang kedua adlah terwujudnya koperasi sebagai badan usaha
dan sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang sehat, tangguh,kuat, dan mandiri
serta sebagai saka guru perekonomian nasional yang merupakan wadah untuk
menggalang kemampuan ekonomi rakyat di semua kegiatan pereko nomian nasional
shingga mampu berperan utama dalam meningkatkan kondisi ekonomi dan kesejahteraan
rakyat.
Sasaran pembangunan di bidang ekonomi dalam rencana pembangunan lima tahun
keenam diantaranya adalah tertata dan mantapnya kelembagaan dan sistem koperasi agar
koperasi makin efisien serta berperan utqma dalam perekonomian rakyat dan berakar
dalam masyarakat.
Sasaran pembangunan koperasi dalam rencana pembangunan lima tahun keenam
secara umum adalah koperasi yang makin maju, makin mandiri, dan makin berakar
dalam masyarakat, serta menjadi badan usaha yang sehat dan mampu berperan disemua
bidang usaha, terutama dalam kehidupan ekonomi rakyat sesuai dengan sasaran tersebut
diatas, ditetapkan sasaran operasional pembangunan koperasi dalam rencana
pembangunan lima tahun keenam, yaitu : Makin meningkatnya kualitas sumber daya
manusia koperasi yang berdampak pada maki meningkatnya kemampuan oraganisasi
dan manajemen koperasi; makin meningkatnya pemanfaatan, pengembangan, dan
penguasaan teknologi tepat guna; makin kukuhnya struktur permodalan koperasi; makin
kukuhnya jaringan usaha koperasi secara horizontal dan vertikal; makin berfungsinya
dan berperannya lembaga gerakan koperasi.
Dengan demikian, diharapkan daya saing koperasi dan kesejahteraan anggota koperasi
makin meningkat pula.
Selain sasaran operasional yang bersifat umum tersebut., ditetapkan sasaran
pengembangan koperasi dipedesaan dan perkotaan. Sasaran pengembanga koperasi
dipedesaan adalah:
1. Makin berkembangnya koperasi di pedesaan/Koperasi Unit Desa yang mampu
memeberikan kesempatan dan menumbuhkan prakarsa masyarakat pedesaan
untuk meningkatkan usaha yang sesuai denga kebutuhan mereka serta sekaligus
mampu memberikan pelayanan yang bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan
mereka;
2. Makin menyebarnya koperasi unit desa mandiri di seluruh pelosok tanah air;
3. Makin meningkatnya kualitas koperasi unit desa mandiri yang ada sehingga
kemandiriannya zemakin mantap;\
4. Makin meningkatnya kemampuan usaha dan peran koperasi di pedesaan
/koperasi unit desa untuk mendorong berkembangnya agribisnis, agroindustri,
industri pedesaan, jasa keuangan dan jasa lainnya termasuk penyediaan
kebutuhan pokok;
5. Makin berkembangnya koperasi sekunder yang secara khusus menangani
komoditas tertentu terutama yang mempunyai nilai komersial tinggi untuk pasar
dalam dan luar negeri sesuai dengan potensi masyarakat setempat;
6. Makin meningkatnya kualitas pelayanan usaha koperasi di pedesaan/KUD kepada
para anggotanya dan masyarakat didaerah tertinggal, terisolasi, terpencil,
diperbatasan dan pemukiman transmigrasi;
7. Serta makin luas dan kukuhnya jaringan kerja sama antar koperasi dan kemitraan
usaha dengan badan usaha lainnya.

Secara kuantitatif yang menjadi sasaran pembangunan di pedesaan adalah:


terwujudnya 2.700 KUD mandiri baru dalam rangka terwujudnya minimal satu buah
KUD mandiri setiap kecamatan.
Yang menjadi sasaran pembangunan koperasi di perkotaqn adalah: makin
berkembangnya koperasi yang betbasis konsumen yang mampu melayani kebutuhan
pokok anggota dan masyarakat didaerah permukiman rakyat. Secara kuantitatif sasaran
pembangunan koperasi adalah: tumbuhnya 8.000 koperasi karyawan baru pada
perusahaan yang belum memiliki koperasi karyawan.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Gioakram13.blogspot.com. 2013. Strategi Kebijaksanaan Dan Taktik Usaha Koperasi.


http://gioakram13.blogspot.com/2013/05/strategi-kebijaksanaan-dan-taktik-usaha.html.
Halra.com. 2014. Pengembangan Koperasi Halra Blog. https://halra.com/pengembangan-
koperasi.html
Media.neliti.com. 2014. https://media.neliti.com/media/publications/73630-ID-prospek-dan-
tantangan-pengembangan-koper.pdf
Budiono, Y., 2018. III. TANTANGAN, KENDALA, DAN PELUANG PEMBANGUNAN
https://docplayer.info/67380679-Iii-tantangan-kendala-dan-peluang-pembangunan.html

Anda mungkin juga menyukai