Disusun Oleh :
Kelompok 1
PEMBAHASAN
1. PEMBANGUNAN KOPERASI DAN PERUNDANG-UNDANGAN
DPR mengadakan sidang paripurna untuk membahas pergantian UU Koperasi No.25
tahun 1992 menjadi UU No.17 tahun 2012. Dalam rapat tersebut Mentri koperasi dan
UKM yang saat itu Syarifuddin hasan mendorong percepatan realisasi atau revisi
Undang – Undang No.25 tahun 1992 dengan dasar pengembangan dan pemberdayaan
koperasi nasional dalam kebiakan pemerintah selayaknya mencerminkan nilai dan
prinsip perkoperasian sebagai wadah usaha bersama untuk memenuhi aspirasi dan
kebutuhan para anggotanya.
Ada enam substansi penting yang harus disosialisasikan kepada masyarakat dan gerakan
koperasi yang dirumuskan bersama antara Kementerian Koperasi dan UKM,
Kementerian Hukum Dan Ham serta Dewan Perwakilan Rakyat.
Pertama, nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang tertuang di dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, menjadi dasar penyelarasan bagi rumusan
nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi, sesuai dengan hasil kongres International
Cooperative Alliance (ICA).
Kedua, untuk mempertegas legalitas koperasi sebagai badan hukum, maka pendirian
koperasi ha-rus melalui akta otentik. Pemberian status dan pengesahan perubahan
anggaran dasar merupakan wewenang dan tanggungjawab Menteri.
Ketiga, dalam hal permodalan dan selisih hasil usaha, telah disepakati rumusan modal
awal Koperasi, serta penyisihan dan pembagian cadangan modal. Modal Koperasi terdiri
dari setoran pokok dan sertifikat modal koperasi sebagai modal awal.
Keempat, ketentuan mengenai Koperasi Simpan Pinjam (KSP) mencakup pengelolaan
maupun penjaminannya. KSP ke depan hanya dapat menghimpun simpanan dan
menyalurkan pinjaman kepada anggota.
Kelima, pengawasan dan pemeriksaan terhadap koperasi akan lebih diintensifkan.
Dalam kaitan ini pemerintah juga diamanatkan untuk membentuk Lembaga Pengawas
Koperasi Simpan Pinjam (LP-KSP) yang bertanggung jawab kepada Menteri melalui
peraturan pemerintah.
Keenam, dalam rangka pemberdayaan koperasi, gerakan koperasi didorong membentuk
suatu lembaga yang mandiri dengan menghimpun iuran dari anggota serta membentuk
dana pembangunan, sehingga pada suatu saat nanti. Dewan Koperasi Indonesia
(DEKOPIN) akan dapat sejajar dengan organisasi Koperasi di negara-negara lain, yang
mandiri dapat membantu Koperasi dan anggotanya.
Pada tahun 1949, pemerinah Indonesia mengganti UU No. 91 tahun 1927 dengan
UU No. 179 tahun 1949 yang pada dasarnya adalah penerjemahan UU No. 21
tahun 1927
Pada tahun 1958, pemerintah mengeluarkan UU No. 79 tahun 1958 dan mencabut
UU No. 179 tahun 1949. UU No. 79 ini adalah UU yang dibuat berdasarkan
UUDS pasal 38 (kemudian menjadi UUD 1945 pasal 33)
Setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 pemerintah mengeluarkan PP No. 60 tahun
1959 untuk menyesuaikan fungsi UU No. 79 tahun 1958 dengan haluan
pemerintah dalam rangka melaksanakan demokrasi ekonomi terpimpin
Pada tahun 1965, pemerintah mengganti PP No. 60 1959 dengan UU No. 14
tahun 1965. UU baru ini sangat dipengaruhi oleh konsep komunisme. Hal ini
tampak dari konsepsi dan aktivitas koperasi yang harus mencerminkan gotong
royong berporos NASAKOM. UU No. 14 tahun 1965 hanya bertahan dua bulan
karena setelah itu terjadi peristiwa G-30S/PKI dan lahirnya Orde Baru
Setelah dua tahun koperasi dikembangkan tanpa Undang-Undang karena
pengganti Undang-Undang yang lama belum ada, makan pada tahun 1967
pemerintah mengeluarkan UU No. 12 tahun 1967 tentang pokok-pokok
perkoperasian. Pada tahun 1992 pemerintah mencabut UU No. 12 tahun 1967
karena dianggap sudah tidak relevan lagi. Kemudia pemerintah mengeluarkan
UU No. 25 tahun 1992 tentang pekoperasian yang berlaku hingga sekarang.
UU nomor 25 tahun 1992 berisi:
Bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan
usaha berperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan
makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam tata
perekonomian nasional yang disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi
Bahwa koperasi perlu lebih membangun dirinya dan dibangun menjadi kuat dan
mandiri berdasarkan prinsip koperasi sehingga mampu berperan sebagai
sokoguru perekonomian nasional
Bahwa pembangunan koperasi merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah
dan seluruh rakyat
Bahwa untuk mewujudkan hal-hal tersebut dan untuk menyelaraskan dengan
perkembangan keadaan , perlu mengatur kembali ketentuan tentang
perkoperasian dalam suatu Undang-Undang sebagai pengganti Undang-Undang
nomor 12 tahun 1967 tentang pokok-pokok perkoperasian
Kendala Eksternal
- Terbatasnya sarana dan prasarana penunjang dengan persebaran yang kurang
merata.
- Iklim usaha yang belum sepenuhnya memberikan dukungan terhadap
pengembangan koperasi.
- Belum lengkapnya kelembagaan pemberdayaan koperasi.
- Belum tegaknya pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang mengatur
persaingan sehat dan adil.
- Belum mantapnya pembinaan usaha nasional baik antarsektor dan antargolongan
ekonomi maupun antardaerah. Dalam menghadapi kendala baik internal maupun
eksternal, membutuhkan kerja keras dari pemerintah (instansi terkait, dinas
koperasi/departemen teknis, dan sebagainya) terlebih dari internal koperasi
sendiri harus berusaha dengan keras mengatasi kendala tersebut.