Learning objective:
- Apa faktor yang mendasari perbedaan tekanan darah
di setiap orang?
○ Blood volume yang berbeda
- Bagaimana tekanan darah diregulasi?
○ Pakai baroreseptor yang terhubung dengan CN
IX dan X
- Bagaimana cara kerja sistem Renin Angiotensin
Aldosterone?
○ Awalnya dari baroreseptor, terus inervasi sistem
saraf simpatik
- Apa yang dimaksud tekanan atrial dan tekanan nadi
dan bagaimana perannya?
- Apa yang dimaksud resisten perifer?
○ Peripheral resistance is the resistance of the
arteries to blood flow. As the arteries constrict,
the resistance increases and as they dilate,
resistance decreases.
- Bagaimana struktur pembuluh darah? (sudah)
- Regulasi tekanan oleh hormon (sudah)
- Regulasi tekanan oleh neural (sudah)
- MAP & PP
- Pengaturan lokal (sudah)
- Jenis kapiler (sudah)
- Jenis arteri (sudah)
- Karakteristik pembuluh darah (sudah)
- Apakah tekanan darah perifer mencerminkan tekanan
darah di jantung?
- Tekanan pada tiap ekstremitas (sudah)
- Karakteristik katup vena
- Pengaruh neuroendokrin
- Faktor lain yang mempengaruhi blood pressure
- Obesitas dan mengapa laki-laki cepat mengalami
hipertensi
- Jenis kapiler
- Grafik tekanan darah
- Microcirculation
i.
Tunic layers
1. Tunica interna
a. Sel endotel (squamosum simpleks)
b. Sel subendotel (mencegah darah keluar dari
pembuluh darah)
2. Lamina elastik internal
3. Tunika media, terdapat otot polos yang diinervasi
sistem saraf simpatik
4. Lamina elastik eksternal
5. Tunika eksterna/adventitia (jaringan ikat padat
iregular)
6. Vasa vasorum (vessels on vessels)
a. Menutrisi tunika eksterna
b. Penting. Pada penyakit sifilis, vasa vasorum
dirusak sehingga tidak ada suplai darah ke
tunika eksterna dan dapat merusak tunika
media, menyebabkan penebalan dan pelemahan
pembuluh darah, dan beresiko aneurism
7. Perbedaan antara arteri dan vena
a. Tunika media lebih tebal di arteri karena vena
tidak perlu tekanan tinggi dari tunika media
b. Tunika eksterna lebih tebal di vena
c. Lumen lebih tebal di vena
Types of capillaries
1. Sinusoidal capillary
a. Terdapat gap antarsel (intercellular clefts)
b. Eritrosit dan plasma dapat keluar melalui celah
tersebut
c. Sangat permeable, paling permeable
d. Terdapat di sumsum tulang (eritrosit), spleen,
liver
2. Continuous capillary
a. Intercellular clefts lebih sempit, paling sempit
b. Terdapat tight junction di antara sel endotel di
blood brain barrier
c. Terdapat pericytes, mengontrol pertumbuhan sel
endotel, juga bisa melakukan vasokonstriksi
d. Dalam kapiler ini, sel endotelnya dapat
melakukan transitosis (pinositosis) dengan
menangkap molekul luar menggunakan vesikula
kemudian ditransportkan ke luar kapiler
e. Terdapat di otot, kulit, sawar darah otak, paru-
paru
3. Fenestrated capillary
a. Medium intercellular clefts
b. Terdapat tubulus di sel endotel dinamakan
fenestration pores yang dapat dilalui oleh
molekul besar
c. Sel endotelnya dapat melakukan pinositosis
d. Terdapat di kelenjar (eksokrin dan endokrin)
dan ginjal
Microcirculation
- Komponen:
○ Arteriole terminal
○ Metaarteriole
○ True capillary
○ Thorough fare channel
○ Vascular shunk: dari metaarteriole hingga thoro
fare channel
○ Post capillary venule
○ Di kapiler-kapiler terdapat otot polos berbentuk
cincin yang mengontrol aliran darah, diinervasi
oleh sistem saraf simpatis, dinamakan pre-
capillary sphincter
Hypotension
- Systolic blood pressure <100 mmHg
- Bagaimana tubuh kita mendeteksi hypotensi?
Menggunakan baroreseptor yang ditemukan di sinus
aorta yang diinervasi CN X dan sinus carotid (arteri
carotis communis sinistra) yang diinervasi oleh CN IX
- Bagaimana baroreseptor menerima rangsangan?
Ketika pembuluh darah meregang, maka ion channel
di saraf tersebut terbuka hingga terjadi potensial aksi.
Namun karena hipotensi tidak menyebabkan
pembuluh darah meregang, maka tidak akan terjadi
potensial aksi
- Namun nukleus traktus solitarius mengubah informasi
tersebut dan memahami bahwa tubuh sedang
mengalami hipotensi. Di dekat nukleus terdapat
cardiac aceletori center yang terhubung dengan sistem
saraf simpatik, vasomotor center, cardiac inhibitory
center (lokasi nukleus dari nervus vagus)
- Karena dalam keadaan hipotensi, maka nukleus
traktus solitarius akan mengirim sinyal ke cardiac
acceleratory center dan menginhibisi cardiac
inhibitory center. Selain itu, vasomotor center juga
harus distimulasi untuk menaikkan total peripheral
resistance dengan cara vasokonstriksi
- CA center akan mengirim sinyal ke sistem saraf
simpatik. Kemudian sistem saraf simpatik akan
mengirim impuls ke trunkus ganglion, lalu ke SA
node dan AV node
- Prosesnya:
○ Norepinefrin dilepaskan kemudian berikatan
dengan B1 adrenergic receptor. Reseptor
tersebut mengaktivasi G-protein. Lalu adenilat
siklase diaktifkan dan mengubah ATP menjadi
CAMP. CAMP > protein kinase A
○ Protein kinase membuka ion channel calcium
○ Terjadi potensial aksi yang banyak sehingga
terjadi kenaikkan heart rate
- Heart rate naik, cardiac output naik, blood pressure
naik
- Selain menginervasi SA node dan AV node,
myocardium juga diinervasi. Prosesnya:
○ Sama aja
○ Namun semakin banyak kalsium, maka cross
bridge cycle terjadi semakin banyak, maka
kontraksi makin besar
○ Jika terjadi kontraksi, maka akan meningkatkan
stroke volume
- Selain itu, sistem saraf simpatik juga menginervasi
tunika media dari pembuluh darah dan melepaskan
norepinefrin ke reseptor alpha 1 adrenergic.
Kemudian otot polos yang diinervasi akan
berkontraksi dan terjadi vasokonstriksi.
○ Vasokonstriksi > diameter kecil > resisten
makin besar > blood pressure makin tinggi
- Sistem saraf simpatik akan menuju medula adrenalin
yang terdapat sel kromafin. Sel kromafin
mengeluarkan epinefrin (80%) dan norepinerin (20%)
- Apabila kita mengalami hipotensi, maka sel
juxtaglomerular di ginjal mengerti dan mengeluarkan
senyawa bernama renin
○ Epinefrin yang dihasilkan medula adrenalin juga
dapat berikatan dengan reseptor beta 1
adrenergic dan meningkatkan produksi renin
○ Renin dilepaskan di pembuluh darah kemudian
bertemu dengan protein yang dihasilkan liver
bernama angiotensinogen (masih inaktif). Renin
akan mengubah angiotensinogen menjadi
angiotensin-1
○ Angotensin-1 bergerak seluruh pembuluh darah
hingga dipompa di jantung juga hingga sampai
masuk ke paru-paru
○ Di paru-paru terdapat enzim angiotensin
converting enzyme. ACE akan mengubah
angiotensin-1 menjadi hormon kuat bernama
angiotensin-2
○ Angiotensin-2 mengaktivasi zona glomerulasi
cells dan menyuruhnya untuk mengeluarkan
senyawa hormon bernama aldesteron
○ Angiotensin-2 akan pergi ke kelenjar pituitari
dan hypothalamus kemudian menstimulus
nukleus supraoptica di hypothalamus.
Kemudian akan menstimulus kelenjar pituari
untuk memproduksi ADH. Angiotensin-2 juga
mentrik hypothalamus supaya kita merasa haus
○ Ketika kita minum, maka makin banyak fluid di
tubuh kita, kemudian volume darah makin
meningkat, volume darah meningkatkan EDV,
EDV meningkatkan stroke volume, kemudian
cardiac output, kemudian blood pressure
○ ADH kemudian mampir ke ginjal menuju
tubulus kolektivus supaya air dapat direabsorbsi
lagi kemudian masuk ke pembuluh darah
○ Ketika air masuk ke pembuluh darah, maka
blood volume meningkat > EDV > stroke
volume > cardiac output > blood pressure
○ Aldesteron adalah steroid hormone yang
mengarah ke ginjal untuk membantu
penyerapan kembali ion dari ginjal kemudian
terjadi potensial aksi yang menyebabkan
terserapnya kembali air ke dalam tubuh
Hypertension
- Di atas 140/90
- Hipertensi menyebabkan streching dari pembuluh
darah yang menyebabkan potensial aksi pada
baroreseptor
- Baroreseptor mendeteksi tekanan darah terlalu tinggi
dan mengirim sinyal ke nukleus traktus solitarii
melalui CN IX dan CN X
- Nukleus traktus solitarii mengirim sinyal ke tiga
pusat: cardiac accelerator, vasomotor (nukleus C1:
specifically for constriction of vessels, A1:
vasodilation), cardiac inhibitory
- Nukleus A1 pada vasomotor distimulus dan juga
cardiac inhibitory nucleus
- Karena trunkus simpatikus kerjanya mulai berkurang,
reseptor otot polos di pembuluh darah (alpha 1
adrenergic) tidak mendapat epinefrin, kemudian akan
mengalami relaksasi
- Diameter pembuluh darah membesar ketika relaksasi
- Karena diameter pembuluh darah membesar, maka
resistensi berkurang
- Restistensi berkurang > tekanan darah berkurang
- Medulla adrenalin mengurangi jumlah sekret
norepinerin dan epjnefrim
- Nervus vagus akan menginervasi SA node dan AV
node
○ Right vegus innervates SA node
○ Left vagus innervates asva node
- Tidak ada inervasi parasimpatis untuk myocardium
- Conduction system in SA node
○ Di membran SA node, Ach berikatan dengan
muscarinic tipe 2 reseptor
○ G-protein inhibitor teraktivasi
○ Aktivitas adenilat siklase terhambat oleh G-
inhibitor
○ Kurang ATP menjadi CAMP
○ Protein kinase berkurang
○ Calcim influx berkurang
○ Selain itu, ada channel K+ terbuka
menyebabkan eflux dari K+
○ Proses ini menyebabkan hiperpolarisasi
sehingga jantung membutuhkan waktu lama
untuk mengirimkan impuls
○ Akibatnya heart rate rendah > cardiac output
rendah > tekanan darah rendah
- Kemudian prosesnya mirip dengan RAAS
1. Neural regulatjon
a. Chemoreceptors reflex (peningkatan CO2,
penurunan O2
2. Hormonal regulation
a. RAA
b. Epinefrin dan norepinefrin
c. ADH
d. ANP
3. Autoregulation
a. Perubahan fisik: penghangatan menyebabkan
vasodilatasi, pendinginnan menyebabkan
vasokonstriksi. Otot polos di tunika media
melakukan respon myogenic (di mana
berkontraksi sangat kuat ketika distreching dan
relaksasi jika tidak distrech)
b. Sel-sel darah, platelet, makrofag dapat
mengsekresikan senyawa yang dapat mengubah
diameter pembuluh darah,
i. Vasodilator: K+, H+, asam laktat,
adenosin, NO
ii. Vasokonstriktor: thromboxane A2,
serotonin