Anda di halaman 1dari 1

TS2

Sunday, 08 March 2020 14.07

ALL WRITTEN BY RANA (@itsmeraney on IG, @colatash on


Twitter)
DON’T MONETIZE THIS NOTE. I SHARED THIS FOR FREE.

Learning objective:
- Apa faktor yang mendasari perbedaan tekanan darah
di setiap orang?
○ Blood volume yang berbeda
- Bagaimana tekanan darah diregulasi?
○ Pakai baroreseptor yang terhubung dengan CN
IX dan X
- Bagaimana cara kerja sistem Renin Angiotensin
Aldosterone?
○ Awalnya dari baroreseptor, terus inervasi sistem
saraf simpatik
- Apa yang dimaksud tekanan atrial dan tekanan nadi
dan bagaimana perannya?
- Apa yang dimaksud resisten perifer?
○ Peripheral resistance is the resistance of the
arteries to blood flow. As the arteries constrict,
the resistance increases and as they dilate,
resistance decreases.
- Bagaimana struktur pembuluh darah? (sudah)
- Regulasi tekanan oleh hormon (sudah)
- Regulasi tekanan oleh neural (sudah)
- MAP & PP
- Pengaturan lokal (sudah)
- Jenis kapiler (sudah)
- Jenis arteri (sudah)
- Karakteristik pembuluh darah (sudah)
- Apakah tekanan darah perifer mencerminkan tekanan
darah di jantung?
- Tekanan pada tiap ekstremitas (sudah)
- Karakteristik katup vena
- Pengaruh neuroendokrin
- Faktor lain yang mempengaruhi blood pressure
- Obesitas dan mengapa laki-laki cepat mengalami
hipertensi
- Jenis kapiler
- Grafik tekanan darah
- Microcirculation

Blood vessels characteristics


1. Elastic conducting arteries
a. Contohnya: aorta
b. Mempunyai diamter yang besar
c. Dapat menampung volume darah dari sistol
ventrikel
2. Muscular distributing arteries
a. Contohnya: arteri yang mengantarkan darah
langsung ke organ
b. Sangat tebal di bagian tunika media
3. Arterials
a. Pembuluh darah yang kecil
b. High resistance vessels
4. Different types of capillaries
a. Sangat sangat kecil
b. Berguna untuk pertukaran (exchange vessels)
5. Venules
6. Veins
a. Lower pressure system
b. Tunika media tipis
c. Lumen yang lebih besar
d. 70% dari total darah yang tubuh kita tampung
e. Tidak punya otot untuk kontraksi mengalurkan
darah dari inferior ke posterior, tapi
menggunakan katup-katup
f. Dapat dibantu oleh kontraksi otot-otot skeletal
(muscular milking)
g. Ketika kita bernapas, kita menaikkan volume
dalam cavitas thorax, maka itu akan mendorong
pembuluh darah di bagian inferior sehingga
akan terdorong ke atas (respiratory pump)
h. CNS bisa menginervasi tunika media yang berisi
otot polos untuk konstriksi agar dapat
mendorong darah di dalam vena (sympathetic
tone)

i.

Tunic layers
1. Tunica interna
a. Sel endotel (squamosum simpleks)
b. Sel subendotel (mencegah darah keluar dari
pembuluh darah)
2. Lamina elastik internal
3. Tunika media, terdapat otot polos yang diinervasi
sistem saraf simpatik
4. Lamina elastik eksternal
5. Tunika eksterna/adventitia (jaringan ikat padat
iregular)
6. Vasa vasorum (vessels on vessels)
a. Menutrisi tunika eksterna
b. Penting. Pada penyakit sifilis, vasa vasorum
dirusak sehingga tidak ada suplai darah ke
tunika eksterna dan dapat merusak tunika
media, menyebabkan penebalan dan pelemahan
pembuluh darah, dan beresiko aneurism
7. Perbedaan antara arteri dan vena
a. Tunika media lebih tebal di arteri karena vena
tidak perlu tekanan tinggi dari tunika media
b. Tunika eksterna lebih tebal di vena
c. Lumen lebih tebal di vena

Types of capillaries
1. Sinusoidal capillary
a. Terdapat gap antarsel (intercellular clefts)
b. Eritrosit dan plasma dapat keluar melalui celah
tersebut
c. Sangat permeable, paling permeable
d. Terdapat di sumsum tulang (eritrosit), spleen,
liver
2. Continuous capillary
a. Intercellular clefts lebih sempit, paling sempit
b. Terdapat tight junction di antara sel endotel di
blood brain barrier
c. Terdapat pericytes, mengontrol pertumbuhan sel
endotel, juga bisa melakukan vasokonstriksi
d. Dalam kapiler ini, sel endotelnya dapat
melakukan transitosis (pinositosis) dengan
menangkap molekul luar menggunakan vesikula
kemudian ditransportkan ke luar kapiler
e. Terdapat di otot, kulit, sawar darah otak, paru-
paru
3. Fenestrated capillary
a. Medium intercellular clefts
b. Terdapat tubulus di sel endotel dinamakan
fenestration pores yang dapat dilalui oleh
molekul besar
c. Sel endotelnya dapat melakukan pinositosis
d. Terdapat di kelenjar (eksokrin dan endokrin)
dan ginjal

Fundamental of blood pressure


- Blood pressure = cardiac output x total peripheral
resistance
- Cardiac output (ml/minute) = heart rate
(beats/minute) x stroke volume (ml/beats)
- Heart rate dapat dipengaruhi oleh sistem saraf
simpatis dan parasimpatis, hormon (epinefrin, tiroid),
ion,
- Stroke volume
○ Preload. Semakin banyak darah yang masuk,
semakin meningkatkan EDV. EDV meningkat,
preload meningkat, stroke volume meningkat
○ Contractility. Dipengaruhi oleh sistem saraf
simpatis. Epinefrin dan norepinefrin. Ketika
contractility meningkat, stroke volume
meningkat
○ After load adalah resisten yang diberikan untuk
mengeluarkan darah dari ventrikel ke arteri.
Hipertensi, ath.. Plaque, dan resistensi perifer
dapat meningkatkan after load. Jika after load
meningkat, maka stroke volume menurun
- Velocity (cm/minute) = flow (cm3/minute) : cross
sectional area (cm2)
- The bigger cross sectional area, the lesser velocity

- Kenapa capillary memiliki kecepatan yang rendah?


Karena agar difusi berlangsung dengan baik
- Total peripheral resistance (yang dapat menghambat
blood flow): 8.n.l/phi.r^4
○ N: viscosity
§ Apa yang menyebabkan perubahan
viscosity?
§ Polycythemia (banyak RBC sehingga
terjadi gesekan lebih banyak di lapisan
pembuluh darah. Gesekan itu
menimbulkan resisten)
§ Dehydration (Volume darah berkurang,
darah menjadi sangat terkonsentrasi atau
hemoconcetration)
§ Anemia (low RBC, gesekan berkurang,
resisten berkurang)
○ L: length
○ R: radius (paling penting)
§ Jika naik > vasodilatasi, diameter
bertambah. Jika kerja saraf simpatik
berkurang, diameter makin bertambah
§ Jika berkurang > vasokonstriksi, diameter
berkurang. Dipengaruhi oleh saraf
simpatik
- Kecepatan blood flow paling cepat berada di tengah,
berada paling lambat di perifer (laminar flow)
○ Ketika kita menaikkan tekanan pada pembuluh
darah, maka aliran darah akan meningkat secara
linear. Aliran darah tetap seperti laminar flow
○ Namun apabila ada plak yang menempel pada
dinding pembuluh darah. Darah yang mengalir
di perifer akan mengalami turbulensi ketika
bertabrakan dengan oklusi di dinding pembuluh
darah. Turbulensi ini akan menghasilkan panas
dan mengganggu aliran darah. Ketika terjadi
turbulensi, tekanan semakin meningkat, namun
aliran darah terhambat
○ Perfusion pressure = mean arterial pressure -
central veins pressure (it is so small that
sometimes we don’t consider it)
§ Ketika ventrikel kiri mendorong darah ke
aorta, ventrikel akan menghasilkan
systolic blood pressure sebesar 120 mmHg
§ Darah yang mengalir ke aorta akan
membuat aorta meregang. Karena aorta
elastis, maka ketika aorta kembali ke
ukuran normal, pada saat itu tekanannya
dinamakan diastolic blood pressure,
normalnya 80 mmHg
§ Pulse pressure = SBP - DBP
§ Mean arterial pressure = DBP + 1/3 of
pulse pressure
§ Suara yang kita dengan saat tensi
dinamakn korotkoff sounds
○ Karena R = P (perfusion pressure/F. Maka
pada pembuluh darah yang terdapat plak,
resistensinya makin tinggi
○ Plak yang tinggi dan resistensi yang tinggi akan
menghasilkan bruits dan murmur

Microcirculation

- Komponen:
○ Arteriole terminal
○ Metaarteriole
○ True capillary
○ Thorough fare channel
○ Vascular shunk: dari metaarteriole hingga thoro
fare channel
○ Post capillary venule
○ Di kapiler-kapiler terdapat otot polos berbentuk
cincin yang mengontrol aliran darah, diinervasi
oleh sistem saraf simpatis, dinamakan pre-
capillary sphincter

Hypotension
- Systolic blood pressure <100 mmHg
- Bagaimana tubuh kita mendeteksi hypotensi?
Menggunakan baroreseptor yang ditemukan di sinus
aorta yang diinervasi CN X dan sinus carotid (arteri
carotis communis sinistra) yang diinervasi oleh CN IX
- Bagaimana baroreseptor menerima rangsangan?
Ketika pembuluh darah meregang, maka ion channel
di saraf tersebut terbuka hingga terjadi potensial aksi.
Namun karena hipotensi tidak menyebabkan
pembuluh darah meregang, maka tidak akan terjadi
potensial aksi
- Namun nukleus traktus solitarius mengubah informasi
tersebut dan memahami bahwa tubuh sedang
mengalami hipotensi. Di dekat nukleus terdapat
cardiac aceletori center yang terhubung dengan sistem
saraf simpatik, vasomotor center, cardiac inhibitory
center (lokasi nukleus dari nervus vagus)
- Karena dalam keadaan hipotensi, maka nukleus
traktus solitarius akan mengirim sinyal ke cardiac
acceleratory center dan menginhibisi cardiac
inhibitory center. Selain itu, vasomotor center juga
harus distimulasi untuk menaikkan total peripheral
resistance dengan cara vasokonstriksi
- CA center akan mengirim sinyal ke sistem saraf
simpatik. Kemudian sistem saraf simpatik akan
mengirim impuls ke trunkus ganglion, lalu ke SA
node dan AV node
- Prosesnya:
○ Norepinefrin dilepaskan kemudian berikatan
dengan B1 adrenergic receptor. Reseptor
tersebut mengaktivasi G-protein. Lalu adenilat
siklase diaktifkan dan mengubah ATP menjadi
CAMP. CAMP > protein kinase A
○ Protein kinase membuka ion channel calcium
○ Terjadi potensial aksi yang banyak sehingga
terjadi kenaikkan heart rate
- Heart rate naik, cardiac output naik, blood pressure
naik
- Selain menginervasi SA node dan AV node,
myocardium juga diinervasi. Prosesnya:
○ Sama aja
○ Namun semakin banyak kalsium, maka cross
bridge cycle terjadi semakin banyak, maka
kontraksi makin besar
○ Jika terjadi kontraksi, maka akan meningkatkan
stroke volume
- Selain itu, sistem saraf simpatik juga menginervasi
tunika media dari pembuluh darah dan melepaskan
norepinefrin ke reseptor alpha 1 adrenergic.
Kemudian otot polos yang diinervasi akan
berkontraksi dan terjadi vasokonstriksi.
○ Vasokonstriksi > diameter kecil > resisten
makin besar > blood pressure makin tinggi
- Sistem saraf simpatik akan menuju medula adrenalin
yang terdapat sel kromafin. Sel kromafin
mengeluarkan epinefrin (80%) dan norepinerin (20%)
- Apabila kita mengalami hipotensi, maka sel
juxtaglomerular di ginjal mengerti dan mengeluarkan
senyawa bernama renin
○ Epinefrin yang dihasilkan medula adrenalin juga
dapat berikatan dengan reseptor beta 1
adrenergic dan meningkatkan produksi renin
○ Renin dilepaskan di pembuluh darah kemudian
bertemu dengan protein yang dihasilkan liver
bernama angiotensinogen (masih inaktif). Renin
akan mengubah angiotensinogen menjadi
angiotensin-1
○ Angotensin-1 bergerak seluruh pembuluh darah
hingga dipompa di jantung juga hingga sampai
masuk ke paru-paru
○ Di paru-paru terdapat enzim angiotensin
converting enzyme. ACE akan mengubah
angiotensin-1 menjadi hormon kuat bernama
angiotensin-2
○ Angiotensin-2 mengaktivasi zona glomerulasi
cells dan menyuruhnya untuk mengeluarkan
senyawa hormon bernama aldesteron
○ Angiotensin-2 akan pergi ke kelenjar pituitari
dan hypothalamus kemudian menstimulus
nukleus supraoptica di hypothalamus.
Kemudian akan menstimulus kelenjar pituari
untuk memproduksi ADH. Angiotensin-2 juga
mentrik hypothalamus supaya kita merasa haus
○ Ketika kita minum, maka makin banyak fluid di
tubuh kita, kemudian volume darah makin
meningkat, volume darah meningkatkan EDV,
EDV meningkatkan stroke volume, kemudian
cardiac output, kemudian blood pressure
○ ADH kemudian mampir ke ginjal menuju
tubulus kolektivus supaya air dapat direabsorbsi
lagi kemudian masuk ke pembuluh darah
○ Ketika air masuk ke pembuluh darah, maka
blood volume meningkat > EDV > stroke
volume > cardiac output > blood pressure
○ Aldesteron adalah steroid hormone yang
mengarah ke ginjal untuk membantu
penyerapan kembali ion dari ginjal kemudian
terjadi potensial aksi yang menyebabkan
terserapnya kembali air ke dalam tubuh

Hypertension
- Di atas 140/90
- Hipertensi menyebabkan streching dari pembuluh
darah yang menyebabkan potensial aksi pada
baroreseptor
- Baroreseptor mendeteksi tekanan darah terlalu tinggi
dan mengirim sinyal ke nukleus traktus solitarii
melalui CN IX dan CN X
- Nukleus traktus solitarii mengirim sinyal ke tiga
pusat: cardiac accelerator, vasomotor (nukleus C1:
specifically for constriction of vessels, A1:
vasodilation), cardiac inhibitory
- Nukleus A1 pada vasomotor distimulus dan juga
cardiac inhibitory nucleus
- Karena trunkus simpatikus kerjanya mulai berkurang,
reseptor otot polos di pembuluh darah (alpha 1
adrenergic) tidak mendapat epinefrin, kemudian akan
mengalami relaksasi
- Diameter pembuluh darah membesar ketika relaksasi
- Karena diameter pembuluh darah membesar, maka
resistensi berkurang
- Restistensi berkurang > tekanan darah berkurang
- Medulla adrenalin mengurangi jumlah sekret
norepinerin dan epjnefrim
- Nervus vagus akan menginervasi SA node dan AV
node
○ Right vegus innervates SA node
○ Left vagus innervates asva node
- Tidak ada inervasi parasimpatis untuk myocardium
- Conduction system in SA node
○ Di membran SA node, Ach berikatan dengan
muscarinic tipe 2 reseptor
○ G-protein inhibitor teraktivasi
○ Aktivitas adenilat siklase terhambat oleh G-
inhibitor
○ Kurang ATP menjadi CAMP
○ Protein kinase berkurang
○ Calcim influx berkurang
○ Selain itu, ada channel K+ terbuka
menyebabkan eflux dari K+
○ Proses ini menyebabkan hiperpolarisasi
sehingga jantung membutuhkan waktu lama
untuk mengirimkan impuls
○ Akibatnya heart rate rendah > cardiac output
rendah > tekanan darah rendah
- Kemudian prosesnya mirip dengan RAAS

Regulation of blood pressure

1. Neural regulatjon
a. Chemoreceptors reflex (peningkatan CO2,
penurunan O2
2. Hormonal regulation
a. RAA
b. Epinefrin dan norepinefrin
c. ADH
d. ANP
3. Autoregulation
a. Perubahan fisik: penghangatan menyebabkan
vasodilatasi, pendinginnan menyebabkan
vasokonstriksi. Otot polos di tunika media
melakukan respon myogenic (di mana
berkontraksi sangat kuat ketika distreching dan
relaksasi jika tidak distrech)
b. Sel-sel darah, platelet, makrofag dapat
mengsekresikan senyawa yang dapat mengubah
diameter pembuluh darah,
i. Vasodilator: K+, H+, asam laktat,
adenosin, NO
ii. Vasokonstriktor: thromboxane A2,
serotonin

Pengaruh neuroendokrin terhadap tekanan darah?


Sistem vasopressin. Vasopressin atau ADH dihasilkan di
hypothalamus. Sekresi ADH distimulais oleh tekanan
osmotik plasma yang meningkat, rasa sakit, emosi, mual,
dan muntah. Neuroendokrin akan mempengaruhi tekanan
darah melalui rangsangan simpatis dan parasimpatis yang
menyebabkan pelebaran atau pengecilan pembuluh darah.

Faktor lain yang mempengaruhi tekanan darah?


1. Suplementasi kalium/potassium yang berbeda tiap
individu. Tekanan darah sebanding dengan ratio
kalium/potassium yang terdapat dalam darah dan
berbanding terbalik dengan yang dikeluarkan melalui
urin.
2. Aktivitas fisik seperti olahraga rutin juga dapat
mempengaruhi tekanan darah dalam jangka waktu
yang lama. Mantan atlet mempunyai proteksi
terhadap hipertensi.
3. Stres juga dapat mempengaruhi tekanan darah. Saat
stres, hormon copeptin (terkait dengan vasopressin)
ini akan meningkat sehingga tekanan darah akan
meningkat secara variatif antara wanita dan pria.
Hormon ini juga salah satu penyebab tekanan darah
meningkat pada malam hari bagi pria.

Perbedaan hipertensi antara wanita dan pria?


Di bawah usia 50 tahun, laki-laki mudah rentan terkena
hipertensi. Sedangkan di atas 50 tahun, wanita lebih mudah
terkena hipertensi karena monopause. Level komplikasinya
pun berbeda antara pria dan wanita. Laki-laki memiliki
blood pressure load lebih tinggi pada organ-organ ketika
terkena hipertensi dibanding wanita.

Mengapa obesitas dapat berpengaruh pada tekanan


darah?
Misalnya orang obesitas karena terdapat abnormalitas di
metabolisme glukosa dan lipid sehingga distribusi lemaknya
terganggu. Obesitas dapat menyebabkan kenaikkan LDL
kolestrol dan menurunkan HDL kolestrol. Peristiwa itu
menyebabkan atherosclerosis (pengerasan pada arteri)
sehingga dapat menyebabkan serangan jantung. Left
ventricular hypertrophy juga terdapat pada pasien obesitas
karena membutuhkan pompaan darah lebih besar dibanding
orang normal lainnya. Secara perhitungan, setiap pound
dari lemak membutuhkan 1 mili dari penbuluh darah untuk
menyuplai nutrisi dan oksigen.

Anda mungkin juga menyukai