Anda di halaman 1dari 2

KASUS SGD BPH (BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA)

Seorang pasien laki-laki Tn X, usia 74 tahun, dirawat di ruang bedah RS X. pasien


tersebut masuk RS pada tanggal 13 Mei 2019 dengan diagnose medis BPH. Sumber informasi
didapatkan dari Ny. W sebagai anak pasien dengan usia 40 tahun. Dari hasil pengkajian yang
dilakukan pada tanggal 14 Mei 2019 didapatkan klien datang ke poli penyakit dalam RS dengan
kesadaran CM pada tanggal 9 Mei 2019, dengan keluhan tidak bisa buang air kecil sejak 2 hari
yang lalu, sakit pada saat ingin berkemih. Dari hasi pengkajian di IGD didapatkan skala nyeri 6,
buang air besar tidak teratur, feses keras dan keluar darah kental saat buang air besar. Hasil
pemeriksaan fisik di IGD TD 200/100 mmHg, nadi 89x/mnt, RR 20x/mnt, suhu 36,8 oC, dengan
penatalaksanaan di lakukan pemasangan kateter dan diberikan obat per oral untuk dibawa
pulang, obat paracetamol 3x500 mg, cefotaxim 2x1 tab, amlodipin 1x5 mg lalu klien
dipulangkan untuk berobat rawat jalan.

Empat hari kemudian klien datang pada tanggal 13 Mei 2019 langsung masuk melalui
IGD dikarenakan mengeluh tidak bisa buang air kecil dan merasa nyeri saat berkemih, kemudian
tindakan yang dilakukan di IGD yaitu pemasangan kateter ukuran 24F di IGD.

Pada saat pengkajian di ruangan klien mengeluh nyeri saat berkemih, rasa nyeri hilang
setelah berkemih, wajah klien meringis dan skala nyeri 6, waktu nyeri yang dirasakan yaitu pada
saat ingin berkemih. Klien mengatakan merasa cemas karena akan dilakukan tindakan operasi.
Wajah terlihat tegang, muka tampak pucat dan klien mengatakan merasakan khawatir untuk
berkemih karena akan merasakan nyeri pada saat akan buang air kecil. Klien mengatakan bahwa
klien dan keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit terdahulu. Klien mengatakan bahwa klien
mendapatkan dukungan penuh dari keluarganya dan klien berkomunikasi baik dengan istri dan
anaknya. Klien yakin bahwa klien saat ini sedang diuji dan klien percaya bahwa klien akan
segera sembuh kembali. Klien mengatakan bahwa belum mengetahui tentang pengobatan dan
cara perawatan tentang penyakitnya, klien tampak bingung.

Dari hasil pengkajian nutria didapatkan bahwa klien makan sehari 3x, dan menghabiskan
1 porsi makanan yang diberikan. Untuk asupan minuman klien minum air putih 6-8 gelas
perhari, pada saat sakit klien terpasang infs (triofusin 1500 ml 20 tpm). Hasil pengkajian pola
eliminasi didapatkan klien mengatakan nyeri kerika saat ingin buang air kecil, frekuensi buang
air kecil 6-8 kali dalam sehari, warna urin kuning jernih, bau khas urin, jumlah urin 1800 ml.
pengkajian bowel didapatkan klien mengalami kesulitan jika akan buang air besar, terasa sakit
ketika buang air besar dan harus mengejan saat BAB.

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik didapatkan GCS E4V5M6, TD 110/80 mmHg, nadi
90x.mnt, RR 24x/mnt, suhu 36.5oC, TB 150 CM, BB 38 kg. hasil pengkajian system pernafasan
tidak ada sumbatan jalan nafas, tidak ada secret, irama nafas teratur, suara nafas vesikuler dan
kilen tidak menggunakan alat bantu nafas. System kardiovaskuler irama teratur, denyut nadi
teraba kuat, crt <2dtk. Pemeriksaan abdomen bising usus 4 x/mnt, perut teraba keras. Klien
terpasang kateter urin ukuran 24 F. hasil pemeriksaan lab glukosa sewaktu 150 mg/dl, ureum 21
mg/dl, kreatinin 0,8. Penatalaksanaan medis ceftriaxone 2x1gr/12 jam IV, ranitidine
2x1ampul/12 jam IV.

Anda mungkin juga menyukai