Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERAN PERAWAT DALAM PENYAMPAIAN


INFORMASI MENGENAI OBAT

Mata Kuliah : Ilmu Dasar Keperawatan 2


Dosen : Ns. Ardin, M.Kep
DI SUSUN OLEH :
1. NUR AINUN (202001152)
2. ANITA PRATIWI RANTI (202001164)
3. MISMARINA (202001150)
4. TRI NURI DAMAYANTI (202001180)
5. SANDHY ADITYA ARSADANA (202001151)
6. I KETUT WIRNATA (202001157)
7. ARLIA AULIA (202001153)
8. I PUTU ARIF ADI ARTAWAN (202001173)
9. NOPLIN (202001183)

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIDYA NUSANTARA PALU
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Peran Perawat
Dalam Pemberian Informasi Mengenai Obat” yang telah disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah di Ilmu Keperawatan 2.

Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih atas semua bantuan
yang telah diberikan dalam penyusunan makalah ini.

Pada makalah ini penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, segala
kritik dan saran yang bersifat konstruktif, penulis terima dengan senang hati demi kesempurnaan
makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi siapa saja, khususnya para mahasiswa serta seluruh
pembaca.

PENULIS

Palu, 16 oktober 2020


DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat

BAB 2 PEMBAHASAN
A. Peran Perawat
B. Fungsi Perawat
C. Peran Perawat Dalam Pemberian Obat
D. Hak-Hak Dalam Pemberian Obat
E. Peran Perawat Dalam Penyampaian Informasi Mengenai Obat

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulam
B saran

DAFTRAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perawat mempunyai peran dan fungsi yang penting dalam dunia kesehatan karena ia
merupakan perantara dokter yang berhubungan langsung dengan pasien dan membantu atau
melayani berbagai kebutuhan pasien, salah satunya adalah dalam terapi medis dan cara
pemberian obat kepada pasien. Perawat adalah mata rantai terakhir dalam proses pemberian obat
kepada pasien. Dia yang lebih mengetahui tentang keadaan pasien sampai pada keluhan-keluhan
pasien.
Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan mempertahankan dengan
mendorong klien untuk proaktif jika membutuhkan pengobatan. Pengobatan atau medikasi
adalah obat yang diberikan untuk tujuan terapeutik atau menyembuhkan. Obat dapat
diklasifikasikan melalui beberapa cara, antara lain berdasarkan bahan kimia penyusunnya, efek
yang ditimbulkan oleh tubuh manusia.
Karena obat dapat menyembuhkan atau merugikan pasien, maka pemberian obat menjadi
tugas perawat yang paling penting. Tidak semua pasien tahu tentang obat dan cara kerja obat, ini
disebabkan adanya beberapa factor diantaranya gangguan visual, pendengaran, intelektual, atau
motorik yang mungkin membuat pasien sukar untuk minum obat. Oleh karena itu, perawat
bertanggung jawab bahwa obat itu benar diminum atau tidak. Perawat yang paling tahu tentang
kebutuhan dan respon pasien dalam terapi medis dan cara pemberian obat yang tepat.

B. Rumusan Masalah
      Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
         Seperti apa peran perawat dalam pengobatan itu ?
         Seperti apa fungsi perawat dalam pengobatan itu ?
         Seperti apa peran perawat dalam penyampain informasi mengenai obat itu ?

C. Tujuan

         Untuk memenuhi tugas ilmu dasar keperawatan 2.


         Memahami peran perawat dalam pengobatan.
         Memahami fungsi perawat dalam pengobatan.
         Memahami peran perawat dalam penyampaian informasi mengenai obat.

D. Manfaat

      Makalah ini di buat oleh kami agar kami memahami dan dapat mengaplikasikan langsung di
lapangan tentang peran perawat dalam penyampaian informasi mengenai obat.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peran Perawat

             Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap

seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik

dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang

diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu. (Kozier Barbara, 1995:21).

             Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam

praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan

oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung keperawatan secara professional sesuai

dengan kode etik professional. Dimana setiap peran yang dinyatakan sebagai ciri terpisah demi

untuk kejelasan.

Menurut Konsorsium Ilmu Kesehatan Tahun 1989 peran perawat terdiri dari :

a. Sebagai pemberi asuhan keperawatan

            Peran ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar

manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan. Pemberian asuhan

keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks.

 Pada peran ini perawat diharapkan mampu :

1. Memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga , kelompok atau masyarakat

sesuai diagnosis masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai pada

masalah yang kompleks.

2. Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien, perawat harus memperhatikan

klien berdasrkan kebutuhan significan dari klien.


b. Sebagai advokat klien

Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam

menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan khususnya dalam pengambilan

persetujuan atas tindakan keperawatan.

Perawat juga berperan dalam mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien. Tugas perawat

antara lain :

1. Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari

berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk

mengambil persetujuan (inform concern) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya.

2. Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan

dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Perawat adalah

anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, sehingga diharapkan perawat

harus mampu membela hak-hak klien.

            Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk

didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi

dan melindungi hak-hak klien (Disparty, 1998 :140).

c. Sebagai educator.

Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan

kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan sehingga terjadi perubahan perilaku

dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.

d. Sebagai koordinator.
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi

pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberi pelayanan kesehatan dapat terarah

serta sesuai dengan kebutuhan klien.

e. Sebagai kolaborator.

Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari

dokter, fisioterapi, ahli gizi dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang

diperlukan.

f. Sebagai Conselor

Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tekanan

psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk

meningkatkan perkembangan seseorang. Didalamnya diberikan dukungan emosional dan

intelektual. Peran perawat antara lain :

1. Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya.

2. Perubahan pola interaksi merupakan “Dasar” dalam merencanakan metode untuk

meningkatkan kemampuan adaptasinya.

3. Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau keluarga dalam

mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu.

4. Pemecahan masalah di fokuskan pada masalah keperawatan.

g. Sebagai pembaharu.

Perawat mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematisdan terarah

sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.


B. Fungsi Perawat 

1. Fungsi Pokok

Membantu individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat dalam

melaksanakan kegiatan yang menunjang kesehatan, penyembuhan atau menghadapi

kematian dengan tenang sesuai dengan martabat manusia yang pada hakekatnya dapat

mereka laksanakan tanpa bantuan.

2. Fungsi Tambahan

Membantu individu, keluarga dan masyarakat dalam melaksanakan rencana pengobatan

yang ditentukan oleh dokter.

3. Fungsi Kolaboratif

Sebagai anggota tim kesehatan, bekerja sama saling membantu dalam merencanakan dan

melaksanakan program kesehatan secara keseluruhan yang meliputi pencegahan

penyakit, peningkatkan kesehatan, penyembuhan dan rehabilitasi.

Didalam menjalankan fungsinya maka seorang perawat kesehtan kerja

melakukan 2  kelompok pekerjaan yang besar yaitu :                                                   

 Penatalaksanaan kasus adalah dalam menerapkan proses keperawatan dan prinsip-

prinsip kesehatan masyarakat pada pekerja dan tempat kerja. Dengan kata lain

penatalaksanaan kasus adalah penerapan standar pelayanan klinis keperawatan pada

tenaga kerja.

 Penatalaksanaan program adalah penerapan fungsi-fungsi administrasi pada program-

program kesehatan dan keselamatan kerja.


Menurut kozier (1991) mengemukakan fungsi perawat :

1. Fungsi Mandiri (Independen)

Merupakan fungsi mandiri & tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam

melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam

melakukan tindakan untuk memenuhi KDM.

2. Fungsi Ketergantungan (Dependen)

Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi

dari perawat lain sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Biasanya dilakukan

oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat

pelaksana.

3. Fungsi Kolaboratif (Interdependen)

Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan diantara

tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan

membutuhkan kerjasama tim dalam pemebrian pelayanan. Keadaan ini tidak dapat diatasi

dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya.

C. Peran perawat dalam pemberian obat

Perawat harus terampil dan tepat saat memberikan obat, tidak sekedar memberikan pil

untuk diminum (oral) atau injeksi obat melalui pembuluh darah (parenteral), namun juga

mengobservasi respon klien terhadap pemberian obat tersebut. Pengetahuan tentang manfaat dan

efek samping obat sangat penting dimiliki oleh perawat. Perawat memiliki peran yang utama

dalam meningkatkan dan mempertahankan kesehatan klien dengan mendorong klien untuk lebih

proaktif jika membutuhkan pengobatan. Perawat berusaha membantu klien dalam membangun
pengertian yang benar dan jelas tentang pengobatan, mengkonsultasikan setiap obat yang

dipesankan dan turut serta bertanggungjawab dalam pengambilan keputusa tentang pengobatan

bersama dengan tenaga kesehatan lain. Perawat dalam memberikan obat juga harus

memperhatikan resep obat yang diberikan harus tepat, hitungan yang tepat pada dosis yang

diberikan sesuai resep dan selalu menggunakan prinsip 12 benar, yaitu:

1. Benar Klien

• Selalu dipastikan dengan memeriksa identitas pasien dengan memeriksa gelang identifikasi dan

meminta menyebutkan namanya sendiri.

• Klien berhak untuk mengetahui alasan obat

• Klien berhak untuk menolak penggunaan sebuah obat

• Membedakan klien dengan dua nama yang sama

2. Benar Obat

• Klien dapat menerima obat yang telah diresepkan

• Perawat bertanggung jawab untuk mengikuti perintah yang tepat

• Perawat harus menghindari kesalahan, yaitu dengan membaca label obat minimal tiga kali:

a) Pada saat melihat botol atau kemasan obat,

b) Sebelum menuang/menghisap obat

c) Setelah menuang/ mengisap obat

• Memeriksa apakah perintah pengobatan lengkap dan sah

• Mengetahui alasan mengapa klien menerima obat tersebut

• Memberikan obat-obatan tanda: nama obat, tanggal kadaluarsa

3. Benar Dosis Obat

• Dosis yang diberikan klien sesuai dengan kondisi klien.


• Dosis yang diberikan dalam batas yang direkomendasikan untuk obat yang bersangkutan.

• Perawat harus teliti dalam menghitung secara akurat jumlah dosis yang akan diberikan, dengan

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: tersedianya obat dan dosis obat yang diresepkan/

diminta, pertimbangan berat badan klien (mg/KgBB/hari), jika ragu-ragu dosisi obat harus

dihitung kembali dan diperiksa oleh perawat lain.

• Melihat batas yang direkomendasikan bagi dosis obat tertentu.

4. Benar Waktu Pemberian

• Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

• Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari. Misalnya seperti dua kali sehari,

tiga kali sehat, empat kali sehari dan 6 kali sehari sehingga kadar obat dalam plasma tubuh dapat

dipertimbangkan.

• Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat (t ½ ). Obat yang mempunyai waktu

paruh panjang diberikan sekali sehari, dan untuk obat yang memiliki waktu paruh pendek

diberikan beberapa kali sehari pada selang waktu tertentu.

• Pemberian obat juga memperhatikan diberikan sebelum atau sesudah makan atau bersama

makanan

• Memberikan obat obat-obat seperti kalium dan aspirin yang dapat mengiritasi mukosa lambung

bersama-sama dengan makanan.

• Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien telah dijadwalkan untuk

memeriksa diagnostik, seperti tes darah puasa yang merupakan kontraindikasi pemeriksaan obat.

5. Benar Cara Pemberian (rute)

• Memperhatikan proses absorbsi obat dalam tubuh harus tepat dan memadai.

• Memperhatikan kemampuan klien dalam menelan sebelum memberikan obat-obat peroral


• Menggunakan teknik aseptik sewaktu memberikan obat melalui rute parenteral

• Memberikan obat pada tempat yang sesuai dan tetap bersama dengan klien sampai obat oral

telah ditelan.

• rute yang lebih sering dari absorpsi adalah :

1. oral ( melalui mulut ): cairan , suspensi ,pil , kaplet , atau kapsul .

2. sublingual ( di bawah lidah untuk absorpsi vena )

3. bukal (diantara gusi dan pipi)

4. topikal ( dipakai pada kulit )

5. inhalasi ( semprot aerosol )

6. instilasi ( pada mata, hidung, telinga, rektum atau vagina )

7. parenteral : intradermal , subkutan , intramuskular , dan intravena.

6. Benar Dokumentasikan.

            Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur yang berlaku di rumah sakit. Dan selalu

mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang telah diberikan serta respon klien terhadap

pengobatan.

7. Benar pendidikan kesehatan perihal medikasi klien

Perawat mempunyai tanggungjawab dalam melakukan pendidikan kesehatan pada pasien,

keluarga dan masyarakat luas terutama yang berkaitan dengan obat seperti manfaat obat secara

umum, penggunaan obat yang baik dan benar, alasan terapi obat dan kesehatan yang

menyeluruh, hasil yang diharapkan setelah pembeian obat, efek samping dan reaksi yang

merugikan dari obat, interaksi obat dengan obat dan obat dengan makanan, perubahan-perubahan

yang diperlukan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari selama sakit, dsb.


8. Hak klien untuk menolak

            Klien berhak untuk menolak dalam pemberian obat. Perawat harus memberikan Inform

consent dalam pemberian obat.

9. Benar pengkajianiksa TTV (Tanda-tanda vital) sebelum pemberian obat.

Perawat selalu memer

10. Benar evaluasi

Perawata selalu melihat/ memantau efek kerja dari obat setelah pemberiannya.

11. Benar reaksi terhadap makanan

            Obat memiliki efektivitas jika diberikan pada waktu yang tepat. Jika obat itu harus

diminum sebelum makan (ante cimum atau a.c) untuk memperoleh kadar yang diperlukan harus

diberi satu jam sebelum makan misalnya tetrasiklin,dan sebaiknya ada obat yang harus diminum

setelah makan misalnya indometasin.

12. Benar reaksi dengan obat lain

Pada penggunaan obat seperti chloramphenicol diberikan dengan omeprazol penggunaan

pada penyakit kronis

D. Hak – Hak  Klien dalam Pemberian Obat

1. Hak Klien Mengetahui Alasan Pemberian Obat

Hak ini adalah prinsip dari memberikan persetujuan setelah mendapatkan informasi ( Informed

concent ) , yang berdasarkan pengetahuan individu yang diperlukan untuk membuat suatu

keputusan .

2.      Hak Klien untuk Menolak Pengobatan


Klien dapat menolak untuk pemberian suatu pengobatan . Adalah tanggung jawab perawat untuk

menentukan , jika memungkinkan , alasan penolakan dan mengambil langkah – langkah yang

perlu untuk mengusahakan agar klien mau menerima pengobatan . Jika suatu pengobatan

ditolak , penolakan ini harus segera didokumentasikan. Perawat yang bertanggung jawab,

perawat primer, atau dokter harus diberitahu jika  pembatalan pemberian obat ini dapat

membahayakan klien, seperti dalam pemberian insulin. Tindak lanjut  juga diperlukan jika terjadi

perubahan pada hasil pemeriksaan laboratorium , misalnya pada pemberian insulin atau warfarin

(  Taylor, Lillis and LeMone, 1993 ; Kee and Hayes, 1996 ).

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, jelaslah bahwa pemberian obat pada klien merupakan fungsi

dasar keperawatan yang membutuhkan ketrampilan teknik dan pertimbangan terhadap

perkembangan klien. Perawat yang memberikan obat-obatan pada klien diharapkan mempunyai

pengetahuan dasar mengenai obat dan prinsip-prinsip dalam pemberian obat.

Tidak sekedar memberikan pil untuk diminum atau injeksi obat melalui pembuluh darah,

namun juga mengobservasi respon klien terhadap pemberian obat tersebut. Pengetahuan tentang

manfaat dan efek samping obat sangat penting untuk dimiliki perawat. Perawat memiliki peran

yang utama dalam meningkatkan dan mempertahankan dengan mendorong klien untuk proaktif

jika membutuhkan pengobatan.

Dengan demikian : perawat membantu klien membangun pengertian yang benar dan jelas

tentang pengobatan, mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan, dan turut bertanggung

jawab dalam pengambilan keputusan tentang pengobatan bersama tenaga kesehatan lainnya.

Obat adalah substansi yang berhubungan fungsi fisiologis tubuh dan berpotensi

mempengaruhi status kesehatan. Pengobatan / medikasi adalah obat yang diberikan untuk tujuan

terapeutik / menyembuhkan. Obat dapat diklasifikasikan melalui beberapa cara, antara lain
berdasarkan : bahan kimia penyusunnya, efek yang ditimbulkan baik didalam laboratorium

maupun tubuh manusia.

E.  Peran Perawat Dalam Penyampaian Informasi Mengenai Obat.

Perawat mempunyai tanggung jawab dalam melakukan pendidikan kesehatan pada

pasien, keluarga, dan masyarakat luas. Hal ini termasuk pendidikan yang berkaitan dengan obat.

Perawat dapat memberikan penyuluhan tentang manfaat obat secara umum, sedangkan informasi

yang lebih terperinci bukan merupakan tanggung jawab perawat tetapi tanggung jawab dokter.

Dengan memiliki pengetahuan yang memadai tentang daya kerja dan efek terapeutik obat,

perawat harus mampu melakukan observasi untuk mengevaluasi efek obat dan harus melakukan

upaya untuk meningkatkan keefektifitasan obat. Pemberian obat tidak boleh dipandang sebagai

pengganti perawatan, karena upaya kesehatan tidak dapat terlaksana dengan pemberian obat saja.

Pemberian obat harus dikaitkan dengan tindakan perawatan. Ada berbagai pendekatan yang

dapat dipakai dalam mengevaluasi keefektifitasan obat yang diberikan kepada pasien. Namun,

laporan langsung yang disampaikan oleh pasien dapat digunakan pada berbagai keadaan.

Sehingga, perawat penting untuk bertanya langsung kepada pasien tentang keefektifitasan obat

yang diberikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam

praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan

oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung keperawatan secara professional sesuai

dengan kode etik professional.

Perawat harus terampil dalam penyampaian informasi mengenai obat dan tepat saat

memberikan obat, tidak sekedar memberikan pil untuk diminum (oral) atau injeksi obat melalui

pembuluh darah (parenteral), namun juga mengobservasi respon klien terhadap pemberian obat

tersebut. Pengetahuan tentang manfaat dan efek samping obat sangat penting dimiliki oleh

perawat. Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan mempertahankan

kesehatan klien dengan mendorong klien untuk lebih proaktif jika membutuhkan pengobatan.

B. Saran

Sebagai mahasiswa keperawatan sudah seharusnya kita memahami dan mengaplikasikan

langsung pada saat proses keperawatan mengenai peran perawat penyampaian informasi dalam

pengobatan agar terciptanya keperawatan profesional.


DAFTAR PUSTAKA

Ramdan P Yusup.2012.Pengetahuan Dasar Obat Untuk Perawan.Bandung:LCN Press

Entrepreneur.

http://www.fkep.unpad.ac.id/2008/11/peran-perawat-dalam-pemberian-obat/

(Diakses Pada Tanggal 3 Juni 2014).

http://suharbara.wordpress.com/2012/05/01/peranan-perawat-dalam-pemberian-obat/

(Diakses Pada Tanggal 3 Juni 2014).

Anda mungkin juga menyukai