MID TEST
PAKIONIKIA KONGENITAL
senior (KKS) di bagian ilmu kedokteran kulit dan kelamin di RSUD Dr.RM.
Djoelham Binjai
Disusun Oleh:
Maslihadi Alhafid
102119069
Pembimbing :
0
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Alloh SWT dengan
sebagai persyarat untuk mengikuti KKS Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin.
Mohon maaf jika dalam penulisan Refarat ini masih terdapat kesalahan.
Kritikan dan saran sangat saya harapkan sebagai penyempurnaan laporan kasus
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ 1
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 3
2.2 Etiologi................................................................................................. 6
2
2.13 Profesionalisme ................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 14
3
BAB I
PENDAHULUAN
palmoplantar dan leukokeratosis oral, serta defek ektodermal lain sesuai dengan
sub tipe yang terjadi. Defek keratin pada bantalan kuku ditemukan sebagai
penyebab sindrom pakionikia kongenital tipe-1 (PK-1) dan tipe-2 (PK-2). Pada
fokal, keratosis folikular, bushy eyebrows (alis tebal) dan unruly hair (rambut
kusut).1,5,6 Sindrom PK-1 disebabkan mutasi keratin K6a atau K16 dan mutasi
pada keratin K6b atau K17 menyebabkan PK-2.7,8 Sindrom ini dilaporkan
pertama kali oleh Muller (1904) dan Wilson (1905), dan dibahas lebih mendalam
250 kasus 2 dan sampai tahun 2005 telah dilaporkan 457 kasus di berbagai
4
BAB II
2.1 Definisi
palmoplantar dan leukokeratosis oral, serta defek ektodermal lain sesuai dengan
sub tipe yang terjadi. Defek keratin pada bantalan kuku ditemukan sebagai
2.2 Etiologi
Secara fenotip PK dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu PK-1 (sindrom
Jadassohn-Lewandowski) disebabkan karena mutasi gen K6a atau K16 dan PK-2
5
(sindrom Murray-Jackson-Lawler) disebabkan karena mutasi gen K6b atau K17.
Kedua tipe tersebut dibedakan dengan terjadinya leukokeratosis yang lebih berat
abnormalitas rambut berupa alopesia dan pili torti, serta gigi pada awal lahir pada
PK-2.
antara trauma dengan patogenesis PK. Keratin K6, K16 dan K17 tidak terus
tersebut meningkat dengan cepat bila sel keratinosit mengalami trauma. Meskipun
berhubungan dengan sinyal reseptor epidermal growth factor. Lesi pada dahi dan
glutes bertambah banyak diduga disebabkan garukan akibat gatal. (Connor IB,
2.3 Epidemiologi
idiopatik serta insidennya sangat jarang terjadi. Kelainan ini sering ditemukan
sejak bayi, namun pernah dilaporkan timbul setelah dewasa muda yang disebut
Sindrom ini dilaporkan pertama kali oleh Muller (1904) dan Wilson (1905), dan
dibahas lebih mendalam oleh Jadassohn dan Lewandowsky (1906). Sejak tahun
1904-1997 ditemukan 250 kasus dan sampai tahun 2005 telah dilaporkan 457
6
Jumlah pasien di seluruh dunia yang menderita pachyonychia congenita
congenita yang dikonfirmasi secara genetik pada Januari 2020. (Kaspar RL. 2020)
1. Genetika
2. Trauma
3. Idiopatik
2.5.1 Anamnesis
kuku jari tangan dan jari kaki menebal sejak lahir, seluruh kuku tangan
7
2.5.2 Pemeriksaan Fisik/Dermatologi
folikular). Pada dahi dan hidung terdapat papul miliar multipel sewarna
dengan analisis mutasi gen keratin. Pada kasus ini peme-riksaan genetik
8
2.6 Patogenesis
hubungan antara trauma dengan patogenesis PK. Keratin K6, K16 dan
2.7 Patofisiologi
Penebalan lempeng kuku Tebal kuku jari tangan normal : 0,5 mm,
kuku jari kaki 2x lebih tebal. Penebalan kuku terjadi karena adanya
hiperkeratosis dari dasar kuku atau karena perubahan matriks kuku ( El-
1. Onikomikosis
dari bahasa Yunani yaitu onyx artinya kuku dan mykes artinya jamur.
9
Jamurnya mengenai bagian kuku yaitu lempeng kuku, dasar kuku (nail bed)
pertama kali hadir untuk alasan kecantikan fisik tanpa keluhan. Ketika
Gambar 2 Onikomikosis
dan papul liken planus dapat mengenai lempeng kulit. (Djuanda, 2018).
kuku pada satu tangan, dapat juga mengenai kedua tangan, biasanya
10
pada jempol memiliki klinis yang paling buruk. Jari tangan biasanya lebih
seperti nail plate, nail bed (bantalan kuku) dan matriks kuku.
2.9 Penatalaksanaan
yang timbul; yaitu (1) akumulasi keratin berlebihan pada unit kuku, kulit
atau membran mukosa; (2) bula; (3) nyeri yang disebabkan karena bula
trauma harus merupakan bagian dar edukasi yang diberikan pada pasien
meskipun hal ini kurang membantu pada kista dan kuku hipertrofi.
11
dalam mengurangi nyeri dan rasa tidak nyaman pada daerah plantar
adalah salap aluminum klorida dan asam salisilat, sediaan pasta urea 40%,
keturunan.
4. Menjaga kesehatan kuku agar tetap lembab sehingga tidak mudah rusak
oleh benturan.
6. Kurangi penggunaan cat kuku yang terlalu sering tanpa merawat kuku
2.11 Komplikasi
osteolisis, peni- pisan dan penyempitan epifisis secara prematur dan pe-
12
ningkatan kurvatura pada tulang panjang dengan osteo- penia. (Takayama
M, 2020).
2.12 Prognosis
2. Kontrol ulang, bila terjadi komplikasi pada dokter spesialis kulit dan
kelamin.
13
BAB III
KESIMPULAN
seluruh kuku tangan dan kaki tebal berwarna coklat kekuningan.. Pada
fokal, siku, lutut, dan glutes terdapat papul folikular dan verukosa sewarna
Pada kasus ini peme-riksaan genetik belum dapat dilakukan, sehingga belum
dapat diketahui secara pasti daerah mutasi gen keratin yang terjadi. Pada
palmoplantar hiperkeratosis.
14
4. Edukasi: Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit ini merupakan penyakit
tangan saat beraktivitas untuk melindungi kuku dari benturan atau senyawa-
senyawa keras yang dapat merusak kuku. Menjaga kesehatan kuku agar tetap
osteolisis, peni- pisan dan penyempitan epifisis secara prematur dan pe-
ulang, bila terjadi komplikasi pada dokter spesialis kulit dan kelamin.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Carroll MA, Kim HJ, Skidmore RA. What syndrome is this? Pediatric
2. Connor IB, Rahil AK, Smith FJD, Mc Lean WHI, Milstone LM. Delayed
3. Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-5. Jakarta : Balai
16
7. Milstone LM, Fleckman P, Leachman SA, Leigh IM, Paller AS. Treatment
20.
2018 ; 1: 30-43.
11. Siregar, R. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi #. Jakarta: EGC
2016
12. Suci Widhiati, Novita Hadjanti, Retno Danarti, Pakionikia Kongenital Ilmu
17