Anda di halaman 1dari 14

AGAMA YAHUDI

"ANTARA BANGSA DAN AGAMA"

Dosen Pengampu : Afif Ansori. MA

Disusun Oleh :

Ahmad Harun Asrori 1931020088

Alvin Shamel 1931020005

JURUSAN STUDI AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillah segala puji kepada Allah SWT, yang telah memberikan begitu
banyak kenikmatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalahnya, untuk memenuhi mata kuliah Agama Yahudi "ANTARA BANGSA
DAN AGAMA"

Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak membutuhkan bimbingan


dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan banyak berterima kasih kepada
bapak dosen pengampu mata kuliah Agama Yahudii yang telah membimbing dan
memberi arahan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa maasih banyak kekurangan dalam pembuatan


makalah ini, unttuk itu kami mohon kritik dan saran yang bersifat membangun dari
makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
diipergunakan bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bandar Lampung, 22 Oktober 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................I

KATA PENGANTAR.............................................................................................II

DAFTAR ISI.........................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 4


B. Rumusan Masalah....................................................................................5
C. Tujuan Pembahasan.................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Bangsa Yahudi............................................................................6

B. Pengertian Agama Yahudi.......................................................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama merupakan suatu sistem keyakinan yang dianut oleh seseorang atau
kelompok masyarakat melalui tindakan-tindakan yang diwujudkan dalam
menginterpretasi dan memberi tanggapan terhadap apa yang dirasakan dan diyakini
sebagai yang gaib dan suci. Agama berisikan ajaran-ajaran mengenai kebenaran
tertinggi dan mutlak tentang eksistensi manusia dan petunjuk-petunjuk untuk hidup
selamat di dunia dan di akhirat. Karena itu pula agama dapat menjadi bagian dan inti
dari sistem-sistem nilai yang ada dalam kebudayaan dari masyarakat yang
bersangkutan, dan menjadi pendorong serta pengontrol bagi tindakan-tindakan para
anggota masyarakat tersebut untuk tetap berjalan sesuai dengan nilai-nilai
kebudayaan dan ajaran-ajaran agamanya. Di dunia ini setidaknya ada 14 agama yang
telah dikenal secara umum, yaitu: agama Hindu, Buddha, Jain, Tao, Konghucu,
Zoroaster, Shinto, Yahudi, Kristen, Islam, Sikh, dan Baha’i.
Ragam agama dan madzhab itu laksana ratusan sungai yang mengalir dari
berbagai penjuru arah, melewati berbagai daratan, lembah, dan pegunungan yang
berbeda-beda, namun muaranya satu yakni samudra. Bila kita dekati setiap sungai
jumlahnya bahkan mencapai ribuan, kita akan menemukan keunikan dan karakter
tersendiri. Masing-masing sungai itu memiliki nama, kedalaman, panjang dan
wilayah sendiri.
Berbincang mengenai Yahudi ialah sebuah istilah yang sedikit rancu sebab bisa
merujuk kepada sebuah agama atau suku bangsa. Jika dilihat berdasarkan agama,
istilah ini merujuk kepada umat agama Yahudi, tidak peduli apakah mereka
keturunan Yahudi atau tidak. Berdasarkan etnisitas, kata ini merujuk kepada
keturunan Ya’qub, anak Ishaq, anak Abraham (Ibrahim) dan Sarah. Etnik Yahudi

4
juga termasuk Yahudi yang tidak memegang kepada agama Yahudi tetapi beridentitas
Yahudi dari segi tradisi.
Agama Yahudi ialah kombinasi antara agama dan suku bangsa. Hal-hal yang
terkait agama Yahudi akan dibahas lebih lanjut dalam makalah ini. Kepercayaan
semata-mata dalam agama Yahudi tidak menjadikan seseorang menjadi Yahudi.
Disamping itu, dengan tidak memegang kepada prinsip-prinsip agama Yahudi tidak
menjadikan seorang Yahudi kehilangan status Yahudinya. Pada akhir abad ke-20, dua
kumpulan Yahudi (terutama di Amerika Serikat) yang liberal dari segi teologi,
Yahudi Reformasi dan Yahudi Rekonstruksi telah membenarkan orang yang tidak
memenuhi kriteria tersebut untuk menyebut diri mereka sebagai Yahudi. Mereka
tidak lagi mewajibkan orang memeluk agama tersebut demi memenuhi adat istiadat
pemelukan tradisional, dan mereka menganggap seseorang sebagai Yahudi jika ibu
mereka bukan Yahudi, asalkan ber-ayah Yahudi.

B. Rumusan Masalah

I. Bagaimana Sejarah Bangsa Yahudi?

II. Apa Pengertian Agama Yahudi?

C. Tujuan Pembahasan

I. Untuk Memahami Sejarah Bangsa Yabudi

II. Untuk Memahami Makna Agama Yahudi

BAB II

5
PEMBAHASAN
A. . Sejarah Bangsa Yahudi
Pada tahun 1900 SM, Ibrahim atau Abraham bersama pengikutnya melarikan diri
dari Mesopotamia yang menghindari tekanan dari penguasa zalim, yaitu Raja
Namrud. Lalu, orang-orang ini disebut Ibrani, yang berarti orang yang menyeberang.
Pemilihan nama ini muncul karena saat Ibrahim hijrah dari Mesopotamia ke Kan’an,
ia harus melewati Sungai Eufrat. Sejak itu, kelompok ini dan keturunannya menjadi
suatu bangsa yang dinamai bangsa Ibrani.
Yahudi ( Judaism, Yudaisme ), tidak dapat dijelaskan semata-mata dalam
konteks sebuah keyakinan keagamaan, tetapi juga terkait dengan satu bangsa yaitu
bangsa Israel. Yahudi dalam konteks ras juga menimbulkan beberapa masalah, karena
Yahudi tampil dalam bentuk ras yang berbeda. Ada Yahudi Eropa, Yahudi Afrika dan
juga Yahudi-Yahudi lainnya. Mereka menggunakan bahasa dan budaya dimana
mereka tinggal. Namun diyakini, pemeluk agama Yahudi yang terbanyak adalah dari
keturunan Israel ( Ya’kub ). Namun, umat Yahudi sendiri menyatakan bahwa agama
Yahudi adalah agama untuk satu bangsa, satu suku saja. Agama Yahudi tidak untuk
disebarkan ke bangsa atau suku lain. Mereka menyatakan bahwa Musa atau Bangsa
Israel diperintah Tuhan untuk menyeru agama Yahudi hanya untuk Bani Israel.
Jikalau ada suku atau orang yang bukan keturunan Bani Israel masuk agama Yahudi,
maka ia akan cepat-cepat dihisabkan ke salah satu keturunan dari cabang-cabang Bani
Israel.
Kata Yahudi diambil menurut salah satu marga dari dua belas leluhur Suku
Israel yang paling banyak keturunannya, yakni Yehuda. Pada akhirnya keseluruh
bangsa Israel, tanpa memandang warga negara atau tanah airnya, disebut juga sebagai
orang-orang Yahudi, dan begitupula dengan keseluruh penganut ajarannya disebut
dengan nama yang sama pula. Istilah Yahudi diambil dari keturunan Yakub, Yakub
memiliki empat istri yaitu Lea, Rahel, Zilpa, dan Bilha.
Dari Lea, Yakub memiliki anak Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar, dan
Zebulon. Dari Rahel, Yakub mempunyai anak Yusuf, dan Benyamin. dari Zilpa,

6
Yakub mempunyai anak Gad, dan Asyer sedangkan dari Bilha, Yakub mempunyai
anak Naftali, dan Dan. Nah, dari salah satu anak Yakub dari istri Lea itulah yang
bernama Yehuda, inilah yang dinisbatkan dalam penamaan Yahudi.
Orang-orang Yahudi secara geografis merupakan tetangga dekat orang-orang
Arab dan dari sisi ras merupakan saudara terdekat mereka. Gambaran bahwa orang
Ibrani berasal dari gurun banyak diungkap dalam perjanjian lama. Bahasa ibrani dan
arab, seperti yang telah kita ketahui bersama berasal dari rumpun bahasa yang sama,
rumpun Semit.
Bangsa Yahudi, menurut sebagian sejarawan, hakekatnya adalah bangsa
campuran berbagai unsur ( mixed race ) yang dipersatukan oleh satu nasib dan
watak¹. Mereka hidup mengembara seperti orang Badui. Untuk mendapatkan wilayah
untuk tinggal, bangsa ini melakukan peperangan dengan penduduk pribumi. Salah
satunya berperang dengan penduduk Kananiah ( Palestine ). Dasar pemikiran dan
tingkah laku Yahudi adalah Talmud, yaitu pedoman rahasia yang tidak diketahui
dengan pasti, kecuali oleh mereka sendiri. Dengan demikian, posisi agama Yahudi
sebagai agama samawi, seakan berubah menjadi organisasi rahasia. Sejarah agama
Yahudi diklaim sejak adanya Nabi Musa ( 4000 tahun yang lalu ).

B. Pengertian Agama Yahudi


Agama merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia. Agama merupakan
fenomena universal karena ditemukan di setiap masyarakat. Eksistensinya sudah ada
sejak zaman prasejarah. Para filsuf pada waktu itu sudah mempertanyakan mengenai
faktor-faktor penyebab utama (causa prima) alam semesta. Berbagai disiplin ilmu
yang berkembang di zaman modern ini semakin banyak mencurahkan perhatian pada
masalah-masalah yang berkaitan dengan agama. Dikalangan ahli ilmu-ilmu sosial dan
humaniora tercatat nama-nama besar seperti Robert N. Bellah, Robert Wuthnow,
Branislaw, dll.
Agama Yahudi, sebagai agama samawi, merupakan salah satu agama yang
terbesar di dunia. Agama ini berpusat di daerah Israel (Palestina). Dalam bahasa

7
Inggris, orang Yahudi disebut Jews dan pemeluknya disebut Judaism. Agama ini
adalah salah satu agama samawi yang diklaim sebagai agama tertua di dunia dan
berasal dari Ibrahim. Banyak penjelasan mengenai agama Yahudi, salah satunya
yang menyatakan bahwa agama Yahudi itu merupakan suatu keyakinan yang
dihubungkan dengan ide ketuhanan serta perwujudan suatu bangsa yang telah dipilih
Tuhan. Ada juga yang menjelaskan bahwa agama Yahudi itu adalah agama yang
dihasilkan oleh proses perkembangan sejarah Bani Israel yang sudah melalui masa
sekian lama, ditumbuhkan dari ide Taurat, Talmud dan watak pembawaan bangsa
Israel itu sendiri. Agama ini berkitab sucikan Taurat.
Dalam paham agama Yahudi, mereka memiliki semacam keyakinan akan
“Goya". Goya, atau dalam bahasa Ibraninya disebut “ Gentiles “, merupakan
keyakinan bahwa mereka diciptakan sebagai bangsa ( umat ) pilihan Tuhan, dan
bangsa lain diciptakan Tuhan untuk melayani Yahudi semata. Dalam Protokol-
protokol Pendeta Zionis, istilah ini disebut Yahudi dan Yoyeem ( umami ).
Agama Yahudi, dalam kehidupan keagamaannya, mempunyai beberapa
keyakinan seperti tentang akan datangnya Sang Messiah, konsep ketuhanan maupun
ritual- ritual ibadahnya.
Esensi agama Yahudi terletak pada apa yang disebut sebagai The Ten
Commandments atau Decalogue, yang berarti "Sepuluh Perintah Tuhan sepuluh
perintah tersebut mengandung aspek akidah, ibadah, syari’ah, hukum dan etika.
Sepuluh Perintah tersebut antara lain :
1. Aku adalah Tuhanmu, yang telah membawa kamu keluar dari Mesir, keluar
dari rumah perhambaan. Jangan ada Tuhan bagimu selain Aku.
2. Jangan diperbuat olehmu akan patung ukiran atau akan barang peta daripada
yang dalam langit di atas, atau daripada barang yang di atas bumi di bawah,
atau daripada barang yang di dalam air di bawah bumi. Jangan kamu
menyembah sujud atau berbuat bakti kepadanya – Nya, karena Akulah
Tuhanmu.

8
3. Jangan kamu menyebut Tuhan dengan sia – sia, karena Tuhan suci dari segala
orang yang menyebut nama – Nya dengan sia – sia.
4. Ingatlah pada hari Sabbath , hari dimana kamu tidak boleh bekerja.
Bekerjalah dihari – hari selain hari Sabbath.
5. Berilah hormat kepada bapa dan ibumu.
6. Jangan kamu membunuh.
7. Jangan kamu berbuat zina.
8. Jangan kamu mencuri.
9. Jangan kamu mengatakan keaksian dusta akan sesama manusia
10. Jangan kamu ingin akan rumah sesamamu manusia, jangan kamu ingin akan
bini sesamamu manusia, atau akan hamba sahayamu, pada hewan dan akan
barang apa – apa yang sesamamu manusia punya.

Tradisi keagamaan Yahudi berasal dari proses sejarah yang panjang, melalui lisan
para nabi dan rabi mereka, dengan konsep-konsep Ketuhanan dan moral yang terus
menerus diwariskan dan dimatangkan.Tema sentral agama Yahudi adalah hubungan
manusia dengan Tuhannya melalui perjanjian yang ditetapkannya. Tuhan adalah
Maha Kuasa, Pencipta segalanya, yang mendengarkan dan menyelamatkan hamba-
NNya. Tuhan mempunyai banyak nama dalam agama Yahudi. Seperti The Strong
One ( Maha Kuat ), El Shaddai ( Maha Kuasa ), El Olom ( Maha Kekal ), El Khai
( Maha Hidup ), El Elyon ( Maha Tinggi ), Elohim ( Tuhan ), Adon ( Penguasa ),
Adonay Tzivaot ( Penguasa Segala Pasukan ), Melekh ( Maha Mengatur ).
Ajaran ke- Esanan Tuhan menurut Yahudi adalah hasil perkembangan dari
kepercayaan yang henotis menuju kepercayaan yang mengakui ke-Esanan Tuhan.
Ketika Yahudi masih menganut kepercayaan animisme, roh-roh nenek moyang
mereka sembah, yang kemudian dalam tingkatan politeisme menjadi dewa. Kata
“Hebrew“, yang berarti Tuhan, merupakan kata yang berasal dari kata “eloh/ elohim“.
Tiap kabilah dari Yahudi, dahulu, mepunyai 'eloh" sendiri-sendiri. Dan akhirnya,
penganut Yahudi mengakui “ elohim “ dari bukit Sina, yakni “ YeHoVah “.

9
YeHoVah kemudian menjadi Tuhan nasional Yahudi, dan “ eloh- eloh “ yang lain
tidak diakui lagi.
Istilah “ YeHoVaH “, tidak diketahui pasti dari mana sumbernya. Huruf hidup
Ibrani baru ada sekitar tahun 500 M. Sebelum itu, huruf Ibrani tidak ada huruf saksi
( vokal ). Sifat YeHoVaH menurut Taurat ada dua macam yakni antromorfisme dan
antropopatisme. Yang pertama, menyifati Tuhan sebagai manusia, seperti Tuhan
mempunyai bibir, berkata – kata, mempunyai tangan dan sebagainya. Yang kedua,
menyifati Tuhan dengan berbagai perasaan manusia, seperti Tuhan membenci,
berdiam diri, marah, mengasihi dan sebagainya.
Kepercayaan kaum Yahudi (Israel) kepada YeHoVaH melalui beberapa fase.
Fase pertama, mereka tidak menghiraukan seruan Nabi Musa untuk menyembah
YeHoVaH sebagai satu-satunya Tuhan. Akan tetapi, mereka justru menyembah anak
lembu dan ular yang dianggap suci. Fase ini terjadi ketika Bani Israel dipimpin oleh
Nabi Daud. Fase berikutnya, pada masa Haikal Sulaiman. Pada masa ini, mereka
( Yahudi Israel ) menganggap bahwa YeHoVaH tidak banyak bedanya dengan batu-
batu berhala atau patung – patung, sebab disitulah tempat bertumpunya semua roh
dan disitu pula tempat mempersembahkan korban penyembelihan dan juga tempat
terpancangnya kepala anak lembu.
Fase setelah masa Haikal Sulaiman, umat Yahudi pada masa ini tetap saja seperti
masa-masa sebelumnya. Ketika Yesaya menyeru kepada mereka untuk meng-Esakan
Tuhan, sedikit sekali diantara mereka yang mendengarkannya. Yang terjadi justru
mereka menuduh Yesaya sebagai pengkhianat ( bersekutu dengan Raja Cyrus, Raja
Persi). Sepanjang masa sejarahnya, umat Yahudi Israel tidak pernah menyembah
Tuhan Yang Maha Esa seperti yang diajarkan oleh para nabinya.
Ada anggapan bahwa agama Yahudi terdiri dari dua asa pokok, yaitu keEsaan
Tuhan dan terpilihnya Bangsa Israel. Hal ini tercantum dalam Kitab Imamat Lew 20 :
24-26 : "Aku inilah Tuhan Allahmu, yang telah mengasingkan kamu dari pada segala
bangsa yang lain. Maka, hendaklah kamu menjadi suci bagi-Ku, karena Aku ini
Tuhan Yang Maha Suci adanya, maka Aku telah mengasingkan kamu dari pada

10
segala bangsa yang lain itu, supaya kamu menjadi umatku. Dan dalam Kitab Ulangan
7:6–8:
“Sesungguhnya engkau wahai Israel, adalah bangsa yang suci bagi YeHoVaH,
Tuhanmu. Engkau telah menjadi pilihan utama YeHoVeH, Tuhanmu, agar engkau
menjadi bangsa yang utama dari pada bangsa lain di muka bumi ini. Tuhan
berdampingan dengan kamu dan telah memilih kamu “.
Dengan dasar ini, mereka membandingkan dirinya (Israel) dengan bangsa lain
seperti manusia dan binatang. Bangsa Israel, mereka anggap sebagai manusia dan
bangsa lain sebagai binatang atau yang melayani Bangsa Israel. Namun pada
kenyataannya, Bangsa Israel yang mengklaim bahwa dirinya adalah bangsa pilihan,
justru melakukan hal-hal yang tidak menunjukkan kepatuhan kepada Tuhannya.
Mereka memberontak, membelakangi Tuhan, dari kafir menjadi iman dan kembali ke
kafir lagi, di satu saat menyembah Tuhan, namun di saat lain mereka menyembah
berhala.
Agama Yahudi, juga mempercayai akan datangnya seorang Sang Messiah di
akhir zaman. Mereka menggambarkan Sang Messiah adalah utusan dari langit dan
pemimpin yang akan mencurahkan segala petunjuk dan pengajaran, sehingga umat
manusia mencapai kemuliaan dan khususnya, Bani Israel, akan dipertuankan di muka
bumi. Mereka meyakini bahwa Al Masih (Messiah) bukanlah manusia biasa,
melainkan seorang yang sakti yang diciptakan Tuhan jauh sebelum sejarah manusia
dimulai. Dia nantinya akan diberi kekuatan oleh Tuhan dan akan muncul dalam
bentuk manusia yang memiliki tabiat campuran antara tabiat manusia dan tabiat
Tuhan. Mereka dijuga menganggap bahwa Al-Masih yang ditunggu itu adalah
seorang raja, penakluk yang berjaya, berasal dari keturunan Daud dan bernama “Anak
Allah”. Ia akan datang untuk mengembalikan Israel kepada kebesaran,
mempersatukan mereka yang terpecah belah dan terserak-serak untuk menjalankan
hukum-hukum Taurat sebaik-baiknya.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Agama Yahudi, merupakan agama Samawi yang berkembang di Bumi Palestina.


Yahudi, identik dengan Bani Israel, dikarenakan pemeluk agama ini rata- rata dari
keturunan Bani Israel. Agama ini mengklaim bahwa ajaran mereka berasal dari
Ibrahim. Mereka meyakini akan adanya satu Tuhan, yakni yang mereka sebut
YeHoVaH. Namun, dalam prakteknya, umat Yahudi banyak yang menyimpang dari
apa yang telah diajarkan oleh para nabinya. Di satu saat mereka taat pada Tuhannya,
namun di saat yang lain mereka juga menyembah berhala ( patung sapi ).

12
DAFTAR PUSTAKA

Romdlon, Agama agama Dunia, Yogyakarta : IAIN SUKA Press : 1988

William G. Carr, Yahudi Menggenggam Dunia , Jakarta : Pustaka : Al Kautsar,


1982.

Abdullah, MA, Dr. Zulkarnaini, Yahudi dalam Al Qur’an ( Teks, konteks dan
diskursus pluralisme agama ), Yogyakarta : eL SAQ : 2007.

13
14

Anda mungkin juga menyukai